You are on page 1of 11

BERANDA

GALLERY
INDEKS TULISAN
OTOBIOGRAFI
TULISAN
KULIAH
NOW BROWSING BY TAG

Acuan Alwin Kasim ampicillin Anthropometry antropometri Artikel Ilmiah Asri Arumsari bibir celah celah
bibir celah bibir dan langit-langit cleft cleft lip and palate. clindamycin comparative comparative
study Evaluasiinfections Infeksi Infeksi odontogen INFLAMASI Kabupaten Bandung Kepala Kuliah langit-
langit lip nilai normalnormal value odontogen odontogenic palate patofiologi PATOFIOLOGI INFEKSI PATOFIOLOGI
INFEKSI : RESPON INFLAMASIPenderita Pengukuran Ras Mongoloid RESPON study Sub Ras Deuteromelayu Sunardi
Mangundjaja treatment treatment odontogenic infections Ukuran Wajah

P o s t e d b y : s u n a r d i | o n Ap r i l 7 , 2 0 1 3
PERAN DOKTER GIGI PADA PENANGANAN
PASIEN CELAH BIBIR DAN LANGIT-
LANGIT

Kuliah umum PDGI Balikpapan Agustus 2009

PENDAHULUAN
Celah bibir & langit-langit merupakan kelainan bawaan ( dari lahir) paling sering terjadi di
bandingkan dengan cacat bawaan lainnya.
Pencegahan dan penatalaksanaan pasien celah bibir dan langit2 melibatkan berbagai macam disiplin
ilmu.
Disiplin ilmu yang dimaksud adalah, Kelompok medis : Bedah mulut dan maksilofasial, Bedah
plastik, Bedah Umum, Anestesi, THT, Dokter Spesialis anak, Spesialis Rehabilitasi Medis,
Pedodontis, Prostetis, Ortodontis, dan Dokter gigi.
Kelompok non medis: Logopedis, psikolog dan pekerja sosial
Dokter gigi mempunyai peran yg sangat penting , baik utk pencegahan, penyuluhan dan memotivasi
pasien untuk dapat berobat dan tetap percaya diri dlm pergaulannya
Pembentukan wajah dan mulut pada awal masa janin melibatkan fusi/penyatuan jaringan yang sangat
kompleks, sehingga gangguan yang terjadi pada masa fusi ini dapat menimbulkan celah orofasial
seperti celah bibir, langit-langit maupun celah wajah
EMBRIOLOGI

Pertumbuhan wajah bagian tengah dimulai dengan adanya gambaran nasal placodes pada
masing-masing sisi inferior suatu tonjolan frontonasalis.
Proliferasi ektomesenkim pada kedua sisi placode menghasilkan bentukan prosesus nasalis
medialis dan lateralis.
Setelah prosesus nasalis medialis menyatu dengan prosesus maksilaris dari lengkung brakial
pertama minggu ke 6 7 masa perkembangan (Neville, 1995) Bibir atas terbentuk
Sedangkan prosesus nasalis lateralis membentuk alae hidung.
Palatum primer yang dibentuk juga oleh prosesus nasalis medialis premaksila suatu tulang
yang berbentuk segitiga yang mengandung 4 incisivus.
Palatum sekunder terdiri dari palatum keras dan palatum lunak terbentuk dari kedua prosesus
maksilaris dari lengkung brakial pertama.
Pertumbuhan palatal yang dimulai dari anterior hingga posterior selesai secara keseluruhan
hingga usia mencapai minggu ke 12

GAMBAR MACAM-MACAM CELAH BIBIR DAN LANGIT-LANGIT


INSIDENSI
Di Asia termasuk Indonesia: terjadi seorang (1) diantara 600 kelahiran
Di Eropa : terjadi 1 : 1000 kelahiran
Di Afrika : terjadi 1 : 2000 kelahiran

ETIOLOGI


Migrasi mesenkimal atau neural crest yang abnormal pada facial frominance kekurangan
perkembangan.
Jumlah kromosom yang abnormal Trisomy 21 dan Trisomy 13 Downs Syndrome
Kehamilan pada Ibu dengan usia lanjut
Konsumsi obat-obatan tanpa instruksi dokter/ petugas kesehatan
Paparan logam berat Zn, pestisida
Mengalami trauma pada waktu hamil
Mengalami paparan radiasi
Faktor lingkungan berpengaruh timbulnya CBL.

Pada anak dari ibu yang merokok Insidensi CBL dua kali CO, hipoksia jaringan.
Bahan yang terdapat pada asap rokok menghambat metabolisme respirasi dan rantai transpor
elektron.
Alkohol selain menyebabkan sindroma alkohol fetus, insidensi CBL (Reinisch & Bresnick,
1998).


Obat-obatan dan vitamin insidensi pembentukan celah.



Dilantin insidensi pembentukan celah sampai sepuluh kali.
Penambahan / suplementasi vitamin B6 dan asam folat insidensi CBL (Sando & Jurkiewicz,
1990 ; Reinisch & Bresnick, 1998).



BERBAGAI MASALAH YANG MENYERTAI CBL
Orang Tua merasa malu, cemas, stres terhadap keadaan anaknya, dan khawatir mengenai anak
berikutnya.
Masalah pada anak, dalam perkembangannya menyadari diri bahwa dia mempunyai kelainan di
wajahnya dan suara yang sukar di mengerti orang.
Anak menjadi kurang percaya diri dan membatasi pergaulan.
Masalah pemberian makan, bayi dengan celah bibir & langit pada umumnya, menunjukkan akan sulit
mengkonsumsi makanan yang diawali dengan kesulitan menyusui pada ibunya (sering terjadi
tumpah atau masuk hidung)
Masalah bernafas, karena terjadi celah dalam langit-langit yang menyebabkan mengalirnya air liur/
susu kedalam rongga hidung, sehingga bayi mudah tersedak dan gelagapan ketika bernafas.
Saluran nafas mudah terinfeksi karena hubungan terbuka antara hidung dan mulut dan karena aspirasi
makanan, tersedak ketika bernafas (muntah atau masuk di hidung).
Dalam masa perkembangan bayi selanjutnya mungkin akan mengalami gangguan organ bicara
atau kerusakan struktur organ bicara sehingga tidak / kurang berfungsi.
Anak kurang percaya diri terutama bagi yang sudah mulai sekolah kalau tidak dilakukan bedah
rekonstruksi celah bibir dan langit-langit.
PERAN DOKTER GIGI
MEMBERIKAN PENYULUHAN
Dapat Merujuk Masalah-masalah Yang Timbul Pada Pasien Cbl Pada Ahlinya Sesuai Dengan Kasus
Yang Telah Disebutkan Diatas.
Dapat Merujuk Pada Dokter Prostodontia Untuk Pembuatan Alat Bantu Makan (Feeding Aid)
Pembuatan Alat Bantu Makan Pada Daerah Yang Tidak Mempunyai Ahli Prostodontia Dan Tetap
Harus Dilakukan Di Rumah Sakit Dan Didampingi Oleh Ahli Anastesi.
Dapat Memasang Alat Penekan Premaksila.
Dapat Melakukan Persiapan Pre Dan Post Operasi Diantaranya :
- Dental Health Education
- Pembuatan Obturator Pada Palatochisis
- Kontrol Post Operasi
- Mengangkat Obturator Pada Palatochisis
- Mengangkat Jahitan
PENYULUHAN BAGI ORANG TUA PENDERITA
Periksakan bayi / anak sejak lahir secara teratur oleh seorang dokter/ dokter anak / Dokter T.H.T/ Dr.
Gizi, dokter Gigi
Dimaksudkan untuk mempersiapkan keadaan kesehatan penderita yang prima sebelum pembedahan.
Agar diketahui pula kelainan organ lain yang menyertai celah bibir & langit-langit
Bagi anak-anak balita, persiapkan pula kebersihan mulutnya dengan menyikat gigi secara teratur.
Pengaturan (takaran) pemberian makanan sejak bayi sampai balita
Sebelum pembedahan merupakan waktu yang baik untuk memberikan keterangan menyakinkan
orang tua mengenai prosedur pra bedah, pembedahannya serta penyulit yang kadang-kadang
menyertainya serta perawatan pasca bedah.
Orang tua sebagai pendamping bayi/ anak yang dioperasi perlu mendengarkan instruksi-instruksi dari
dokter & petugas kesehatan dengan baik serta menjalankan dengan seksama. Pergunakan waktu
sebelum operasi dengan pemberian makan yang bergizi karena operasi harus dilaksanakan dalam
keadaan sehat yang optimum (batuk-pilek pun tidak bisa dioperasi) dan penyembuhan luka operasi
tercapai dalam waktu singkat.

PERTIMBANGAN PRAOPERASI LABIO
RULE OF TEN :
1. UMUR 10 MINGGU
2. BERAT BADAN 10 PON
3. NILAI HEMOGLOBIN 10 gr/dL
4. JUMLAH LEKOSIT TIDAK LEBIH DARI 10.000

WAKTU PEMBEDAHAN
Celah Bibir : min 3 bln
Celah Langit-langit : min 18 bln
Langit-langit Lunak : 10 bln
Langit-langit Keras : 5 thn
Bone Graft : min 10 thn
Bedah Ortognatik : min 18 thn



PRE SURGICAL APPROACH
Feeding aid
Hotz plate
Traksi Elastik
Alat ortodontik ekspansi
Lip Adesi
Reseksi vomeropremaksila
FEEDING AID



1. Pencetakan dibuat paling lambat 3 hari setelah kelahiran
2. Sendok cetak disesuaikan dengan rahang bayi
3. Kelengkapan alat dan bahan sebelum pencetakan termasuk, oksigen.
4. Pencetakan rahang harus dalam pengawasan Ahli Anastesi
5. Harus dilakukan di Rumah Sakit
6. Kontrol setiap 2 minggu sampai waktu Pembedahan.






MACAM- MACAM PEMBEDAHAN
Bedah rekontruksi macam- macam celah bibir
Bedah rekontruksi macam- macam celah langit- langit
Bedah koreksi celah bibir dan langit- langit
Bedah koreksi cuping hidung
Bedah velopharynggeal insuffisiensi
Bedah ortognatik melakukan koreksi oklusi melalui pembedahan
Penutupan oronasal fistula dan vestibulanasal fistula secara pembedahan


PASCA PEMBEDAHAN CELAH BIBIR
Bagi pembedahan dengan menggunakan bius lokal maka pasien dapat langsung dibawa pulang
dengan persyaratan: penderita tidak banyak menangis, tidak ada pendarahan, diusahakan tidak
terkontaminasi
Dilakukan pembersihan luka operasi setiap hari di rumah sakit atau puskesmas
Pemberian obat dilakukan sesuai anjuran dokter atau petugas kesehatan
Angkat jahitan pada hari kelima atau ketujuah oleh petugas kesehatan
Bagi pembedahan dengan bius umum mengikuti perintah petugas kesehatan di rumah sakit.
SASARAN PERAWATAN PADA CBL
Memperbaiki penampilan wajah dengan kelainan celah bibir dan langit-langit
Mengembalikan fungsi normal untuk menutup mulut, menghisap, menelan dan mengunyah,
bicara sempurna
Mengurangi & mencegah infeksi hidung, tenggorokan telinga, paru- paru
Meningkatkan percaya diri
Batas vermilion yang baik dan Cupids bow tampak normal
Nostril simetris
Palatum tertutup dengan baik tidak terdapat fistula
Palatum cukup panjang sehingga fonasi atau bunyi bicara lebih baik
Lengkung rahang atas dan bawah seimbang
Susunan geligi baik


Posted in Kuliah | No Comments
Tags: Kuliah
Previous Entries
Next Entries
Search

RECENT POSTS
Abses di Rongga Mulut dan Rahang
Pemilihan Dasar-dasar Rekonstruksi Primer Bibir Sumbing
Peran Dokter Gigi Pada Penanganan Pasien Celah Bibir Dan Langit-Langit
Ukuran Antropometri Wajah Dan Kepala Sebagai Acuan Nilai Normal Untuk Evaluasi Penderita
Celah Bibir Dan Langit-Langit
A comparative study between clindamycin and ampicillin in the treatment of odontogenic infections
KATEGORI

2014: Prof. Sunardi Mangundjaja, drg., SpBM. (K)., DSS. | Simplify Theme by: D5 Creation |
Powered by: WordPress

You might also like