You are on page 1of 10

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

S 26 TAHUN P
0
A
0

DENGAN SUSPECT INFERTIL PRIMER


Tanggal : 18 April 2014
Waktu Pengkajian : 11.30 WIB
Tempat Pengkajian : BPS

I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. E
Umur : 26 Tahun Umur : 30 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Kunjungan ke : 1

B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya dan ingin
berkonsultasi karena tak kunjung hamil, ibu mengatakan bahwa dirinya
sudah menikah 1,5 tahun dan sangat menginginkan hadirnya seorang
anak namun sampai sekarang tak kunjung hamil, padahal tidak memakai
KB apapun.

C. Riwayat Obstetri
1. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali haid usia 13 tahun, lamanya 8 hari
dengan siklus 28 hari, ganti pembalut + 2-3x sehari, sifat darah
encer, merah dan berbau khas, kadang merasa nyeri saat haid, tidak
ada keputihan.


D. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah mempunyai penyakit yang
berhubungan dengan alat kandungan seperti kista, mioma dsb.

E. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah mempunyai penyakit berat
seperti jantung dsb, penyakit menular seperti hepatitis dsb, penyakit
keturunan seperti hipertensi dsb, begitupun dengan keluarga tidak
memiliki penyakit berat, menular dan keturunan. Suami tidak pernah
memiliki penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksinya,tidak ada
gangguan ereksi,ejakulasi dll

F. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan keluarga dan tetangga baik. Ibu
tinggal dirumah sendiri bersama suami. Ibu mengatakan bahwa dirinya
dan suaminya sangat ingin memiliki anak dan ibu juga mengatakan
khawatir dengan keadaannya karena takut terjadi masalah pada organ
reproduksinya. Ibu mengatakan pengambilan keputusan dilakukan oleh
suami

G. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini pernikahannya yang pertama baik bagi ibu maupun
suami, usia ibu saat menikah 25 tahun dan suami 29 tahun, lamanya
menikah 1,5 tahun.

H. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun selama ini karena
tidak menunda untuk memiliki anak.

I. Gaya Hidup yang mempengaruhi Kesehatan
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan seperti minum-minuman keras,
jamu-jamuan, kopi dan merokok , namun suami memiliki kebiasaan
merokok.


J. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Makan : 3 x/hari dengan menu bervariasi, tidak ada
pantangan
Minum : 7-8 gelas/hari jenisnya air putih kadang teh
BAK : 5x/hari warna kuning jernih, tidak ada
keluhan
BAB : 1x/hari dengan konsistensi lunak, tidak ada
keluhan
Istirahat dan tidur : siang + 1 jam/hari, malam + 8 jam/hari
Mandi : 2 x/hari
Keramas : 2-3x dalam 1 minggu
Ganti baju : 2 x/hari setiap habis mandi
Aktifitas : melakukan pekerjaan rumah tangga
sendirian
Pola hubungan seksual : 2x dalam seminggu, dengan posisi yang
berbeda-beda. Ibu merasa tidak ada
keluhan, baik nyeri maupun kepuasan saat
melakukan hubungan seksual

II. DATA OBJEKTIF
A. Keadaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Emosional : Stabil
B. Antropometri
BB : 57 kg
TB : 157 cm
LILA : 25 cm






C. Tanda-tanda Vital
T : 120/70 mmHg R : 21 x/menit
N : 84 x/menit S : 36,5
0
C

D. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : rambut bersih, berwarna hitam, agak rontok, tidak ada
benjolan dan tidak ada nyeri tekan
2. Wajah : tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada oedema, tidak pucat
3. Mata : simetri, sclera tidak ikterik, konjungtiva merah muda,
penglihatan baik, tidak ada sekret
4. Mulut : tidak ada stomatitis, bibir basah, gigi sedikit karies, tidak
ada gigi berlubang
5. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limpedan
tidak ada pelebaran vena jugularis
6. Payudara : simetris, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, putting
susu menonjol, tidak ada pengeluaran cairan abnormal
7. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada massa, tidak ada
nyeri tekan
8. Genital : tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada kelainan,
tidak ada keputihan
9. Anus : tidak ada hemoroid

E. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

III. ANALISA DATA
Ny. S 26 Tahun P0A0 Dengan Suspect Infertil Primer

IV. PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan suami
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa hasil pemeriksaan
dalam batas normal


3. Untuk pemeriksaan infertilitas ibu diberi konseling terlebih dahulu bahwa
infertilitas itu tidak sepenuhnya karena faktor dari istri. Bisa juga karena
faktor dari suami. Jika hendak dilakukan pemeriksaan, istri dan suami
sebaiknya semua diperiksa.
4. Menginformasikan kepada ibu dan suami tentang teknik-teknik
berhubungan yang sesuai dengan keadaan ibu, supaya ibu dapat memilih
teknik berhubungan yang sesuai sehingga cepat terjadi kehamilan yaitu
saat berhubungan bokong istri harus diganjal bantal agar sperma yang
masuk bisa sampai ke mulut rahim. Atau dengan posisi Doggy Style (dari
arah belakang) sehingga sperma tidak akan keluar lagi. Setelah itu jangan
langsung tidur/berdiri, namun tetap berada dalam posisi sujud sekitar 20-
30 menit.
5. Memberitahukan pada ibu dan suaminya cara menghitung masa subur ibu
6. Menyarankan ibu untuk melakukan koitus pada saat ibu sedang subur.
7. Menyarankan untuk istirahat yang cukup, kurangi stress dan tidak boleh
terlalu capek.
8. Memberikan informasi kepada ibu dan suami tentang kebutuhan nutrisi
untuk menambah kesuburan karena nutrisi juga berpengaruh terhadap
kesuburan seperti makanan yang mengandung banyak protein contoh
daging dan yang mengandung vitamin E contoh kecambah
9. Menginformasikan kepada ibu dan suami untuk pola hidup sehat
10. Menganjurkan suami untuk mengurangi konsumsi rokok dan tidak
merokok di dalam rumah.
11. Menganjurkan ibu dan suami untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
dasar, pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin meliputi darah lengkap,
urin lengkap, fungsi hepar dan ginjal serta gula darah.
12. Menganjurkan ibu dan suami untuk melakukan pemeriksaan penunjang,
pemeriksaan penunjang disini adalah pemeriksaan roentgen ataupun USG.
13. Menganjurkan ibu dan suami untuk selalu berdoa dan berusaha
14. Memberikan dukungan moril dengan menjawab dan mendengarkan setiap
keluhan ibu dengan sabar


15. Memberi keyakinan pada ibu bahwa setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya
16. Memotivasi ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 bulan kedepan untuk
melihat perkembangan dari konseling yang telah dilakukan




CATATAN PERKEMBANGAN IBU

Tanggal Pengkajian : 19 April 2014
Waktu Pengkajian : 12.30 WIB
Tempat Pengkajian : BPS

I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn E
Umur : 26 Tahun Umur : 30 Tahun
Alamat : Jl.Panglayungan
Kunjungan ke : 2
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa tidak ada tanda-tanda kehamilan, saat ini ibu
sedang haid, ibu sudah melakukan anjuran-anjuran yang disarankan oleh
bidan dan sudah melakukan pemeriksaan laboratorium dan penunjang,
sehingga ibu kembali berkonsultasi, dan suami mengatakan sudah mulai
mengurangi merokok.
C. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Makan : 2-3 x/hari dengan menu bervariasi, dan
banyak
mengkonsumsi kecambah, tidak ada
pantangan
Minum : 8 gelas/hari jenisnya air putih kadang teh
BAK : 5-6x/hari warna kuning jernih, tidak ada
keluahan
BAB : 1x/hari dengan konsistensi lunak, tidak ada
keluhan
Istirahat dan tidur : siang + 1 jam/hari, malam + 7 jam/hari
Mandi : 2 x/hari
Keramas : 3x dalam 1 minggu


Ganti baju : 2-3 x/hari setiap habis mandi
Aktifitas : melakukan pekerjaan rumah tangga
sendirian
Pola hubungan seksual : 3-4x dalam seminggu, dengan posisi man
on top dan doggy style,tidak ada keluhan

II. DATA OBJEKTIF
A. Keadaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Emosional : Stabil

III. ANALISA DATA
Ny. S 26 Tahun P
0
A
0
Dengan Suspect Infertil Primer

IV. PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan suami
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu
3. Mengingatkan kembali kepada ibu dan suami untuk istirahat yang cukup,
kurangi stress dan tidak boleh terlalu capek.
4. Memotivasi ibu dan suami untuk pergi dokter spesialis atau ke RS untuk
dilakukan pemeriksaan lengkap secara keseluruhan
5. Menjelaskan kepada ibu dan suami tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan oleh ibu dan suami di Rumah Sakit:
Penilaian Ovulasi
Pemeriksaan ovulasi dapat diketahui dengan berbagai pemeriksaan
diantaranya : a) Penatalaksanaan suhu basal; Kenaikan suhu basal
setelah selesai ovulasi dipengaruhi oleh hormon progesteron. b)
Pemeriksaan vaginal smear; Pengaruh progesteron menimbulkan
sitologi pada sel-sel superfisial. c) Pemeriksaan lendir serviks; Hormon
progesteron menyebabkan perubahan lendir serviks menjadi kental. d)


Pemeriksaan endometrium. e) Pemeriksaan endometrium; Hormon
estrogen, ICSH dan pregnandiol.
Pemeriksaan sperma
Pemeriksaan sperma dinilai atas jumlah spermatozoa, bentuk dan
pergerakannya. Sperma yang ditampung/ diperiksa adalah sperma
yang keluar dari pasangan suami istri yang tidak melakukan coitus
selama 3 hari. Pemeriksaan sperma dilakukan 1 jam setelah sperma
keluar.
Ejakulat normal : volume 2-5 cc, jumlah spermatozoa 100-120 juta
per cc, pergerakan 60 % masih bergerak selama 4 jam setelah
dikeluarkan, bentuk abnormal 25 %.
Spermatozoa pria fertil : 60 juta per cc atau lebih, subfertil : 20-60
juta per cc, steril : 20 juta per cc atau kurang.
Uji Pasca Sanggama
Tes ini dapat memberi informasi tentang interaksi antara sperma
dengan getah serviks. Untuk pelaksanaan uji pasca sanggama telah
dijelaskan sebelumnya. Bila hasil UPS negative, maka perlu
melakukan evaluasi kembali terhadap sperma. Hasil UPS yang normal
dapat menyimpulkan sebab infertibilitas dari suami.
Analisis Hormonal
Dilakukan bila dari hasil anamnese diketemukan riwayat, atau sedang
mengalami gangguan haid, atau dari pemeriksaan dengan suhu basal
badan (SBB) ditemukan anovulasi. Hiperprolaktinemia menyebabkan
gangguan sekresi GnRH dengan akibatnya terjadi anovulasi. Kadar
normal prolaktin adalah 5-25 ng/ml. Pemeriksaan dilakukan pada
antara jam 7 sampai 10 pagi. Bila ditemukan kadar prolaktin >50
ng/ml disertai gangguan haid perlu dipikirkan ada tumor di hipofisis.
Pemeriksaan gonadotropin dapat memberikan informasi tentang
penyebab tidak terjadinya haid.




Pemeriksaan Endometrium
Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan
mikrokuretase. Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka :
endometrium tidak bereaksi terhadap progesteron, produksi
progesterone kurang.
Diagnosis Tuba Fallopi
Untuk mengetahui keadaan tuba dilakukan : a) Pertubasi (insuflasi =
rubin test); pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan CO
2
ke
dalam cavum uteri. b) Hysterosalpingografi; pemeriksaan ini dapat
mengetahui bentuk cavum uteri, bentuk liang tuba bila terdapat
sumbatan. c) Koldoskopi; cara ini dapat digunakan untuk melihat
keadaan tuba dan ovarium. e) Laparoskopi; cara ini dapat melihat
keadaan genetalia interna dan sekitarnya.
6. Melakukan KIE ibu dan suami tentang infertilitas agar pasangan tidak
saling menyalahkan dan berusaha bersama
7. Menganjurkan ibu dan suami untuk selalu berdoa dan berusaha
8. Memberikan dukungan moril dengan menjawab dan mendengarkan setiap
keluhan ibu dengan sabar
9. Mempersiapkan surat rujukan

You might also like