You are on page 1of 36

Disusun oleh

Siti Julaikha
092011101014

Pembimbing :
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. Gebyar Tri Baskara, Sp.A
dr. Ramzi Syamlan, Sp.A
dr. Saraswati Dewi Sp. A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2014
Anemia masalah medik yang sering
dijumpai di seluruh dunia terutama negara
berkembang
Gejala yang ringan sehingga jarang
diperhatikan oleh dokter
Anemia bukan suatu penyakit yang berdiri
sendiri tetapi merupakan gejala dari berbagai
macam penyakit dasar

Sindroma klinis yang ditandai dengan
penurunan kadar hemoglobin, hematokrit,
atau hitung eritrosit (red cell count)

Anemia (WHO):
Neonatus Hb <15 g/dl
Umur 6 bulan-6 tahun Hb 11 g/dl
Umur > tahun Hb<12 g/dl

Normal 11 g/dl, Ringan 8-11 g/dl; Berat : <8 g/dl

Gangguan pembentukan eritrosit oelh
sumsum tulang
Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)
Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh
sebelum waktunya (hemolisis)
Gejala umum : lemah,lesu, cepat lelah tintius,
mata berkuang-kunang, dispepsia, sesak nafas.
Tampak pucat pada konjungtiva, mulut, telapak
tangan
Gejala khas
Def Besi : disfagia, atrofi papil lidah,
stomatitis angular, koilonychia
megalobalastik : glositis, gangguan
neurologik pada def vitamin B12
Hemolitik : ikterus, splenomegali dan
hepatomegali
Aplastik : perdarahan dan tanda infeksi
Gg.Pembentukan
Kekurangan
bahan esensial
gg. Penggunaan
besi
Kerusakan pada
sumsum tulang
Anemia akibat
kekurangan
eritopoetin
Anemia akibat
perdarahan
Pasca perdarahan
akut
Pasca perdarahan
kronik
Anemia hemolitik
Hemolitik
intrakorpuskular
Hemolitik
ekstrakorpuskular
Anemia hipokromik mikrositer, bila
MCV<80fl dan MCH <27pg:
Anemia normokromik normositer, bila
MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg:
Anemia makrositer bila MVC > 95 fl.

MCV = mean cell volume (HCt/jumlah eritrositx106)
MCH = mean cell hemoglobin (Hb/jumlah eritrositx106)
MCHC = mean cell hemoglobin concentration (Hb/Hct)

Eritrosit normal (normokromik normositer) Hipokromik normositer
Hiperkromik makrositer Anemia hemolitik
Defisiensi besi dikenal sebagai defisiensi nutrisi
paling umum di seluruh dunia
Penyebab utama adalah konsumsi zat besi yang
tidak cukup dan absorbsi zat besi yang rendah
dan pola makan yang sebagian besar terdiri dari
nasi dan menu yang kurang beraneka ragam
Penelitian IDAI pada 1.000 anak sekolah di 11
provinsi menunjukkan prevalensi anemia
sebanyak 20 - 25% dan jumlah anak yang
mengalami defisiensi besi jauh lebih banyak lagi

Besi : pembelahan sel
sintesis Hb
sintesis DNA
sintesis heme di mitokondria & plasma sel
Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian :
Fungsional bentuk hemoglobin, mioglobin
Reserve (simpanan) feritin dan hemosiderin
2 cara penyerapan besi dalam usus :
Penyerapan dalam bentuk non heme
Penyerapan dalam bentuk heme

Tahap tahap sebagai berikut :
Besi yang terdapat di dlm makanan mengalami proses pencernaan
Di lambung Fe
3+
di ikat oleh gastroferin dan direduksi menjadi Fe
2+

Di usus Fe
2+
dioksidasi menjadi Fe
3+
, selanjutnya berikatan dgn
apoferitin yang kemudian ditransformasi menjadi feritin,
membebaskan Fe
2+
ke dalam plasma darah.
Di plasma, Fe
2+
dioksidasi menjadi Fe
3+
dan berikatan dengan
transferin. Transferin mengangkut Fe
2+
ke sumsum tulang utk
bergabung membentuk hemoglobin.
Transferin mengangkut Fe
2+
ke tempat penyimpanan besi di dlm
tubuh (hati, sumsum tulang, limpa, RES), kemudian dioksidasi
menjadi Fe
3+
. Fe
3+
ini bergabung dengan apoferitin membentuk feritin
yang kemudian disimpan, besi yang terdapat pada plasma seimbang
dengan bentuk yang disimpan.

Definisi :Anemia yang timbul akibat
kosongnya cadangan besi tubuh (depleted
iron store) sehingga penyediaan besi untuk
eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya
pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang


Kebutuhan yang
meningkat
Pertumbuhan
Menstruasi
Kurangnya besi yang
diserap
intake
malabsorbsi

Perdarahan (infestasi
cacing)
Tranfusi feto-maternal
Hemoglobinuria
Iatrogenic blood loss
Idiopathic pulmonary
hemosiderosis
Latihan yang
berlebihan


Tahap I : Pra-laten (iron depletion)
Bekurangnya cadangan besi
Tahap II Laten (iron deficient erythropoietin)
Suplai besi sudah tidak cukup menunjang eritropoesis
Tahap III :iron deficiency anemia
Besi yang menuju eritroid sutul tdk cukup shg menyebabkan
penurunan Hb.

Organ sasaran Gejala klinis
1.Otak Pusing, kunang-kunang,
Ngantuk, lesu
Konsentrasi belajar menurun
2. Jantung Takikardi, Suara vasa spontan. Bising
anorganis
3. Otot Besar dan kekuatan berkurang.
Prestasi kerja menurun
4. Gastrointestinal Mual, Obstipasi, Kembung
5. Kulit dan mukosa Pucat, vili lidah tipis, halus.
Glositis, stomatitis
6. Kuku Koilonikia, kuku sendok
glositis
Atrofi papil lidah
koilonychia
Keilosis
Laboratorium
Kadar HB kurang dari normal sesuai usia.
Jumlah leukosit biasanya normal, ADB yang lama
menimbulkan granulositopeni, infestasi cacing
eosinofilia
Pemeriksaan apus darah tepi hipokrom mikrositer
Fe serum menurun, TIBC meningkat, ST < 16%
Pemeriksaan apus sumsum tulang hiperplasia
sistem eritroppoitik dan berkurangnya hemosiderin.
Tidak ada besi dari eritroblas cadangan (makrofag)
dan yang sedang berkembang



Microcytic-hypochromic
Normocytic normochromic
1
2
2
3
Prinsip penatalaksanaan ADB adalah mengetahui faktor penyebab
dan mengatasi serta memberikan terapi pengantian dengan
preparat besi
Pemberian preparat besi selama satu bulan, bila respon baik (Hb
dan retikulosit meningkat), terapi diteruskan dua bulan lagi. Bila
respon tidak baik, evaluasi diagnosis
Medikamentosa
1) Besi per oral : Obat pilihan pertama karena efektif, murah, dan
aman
Preparat yang tersedia, yaitu : ferrous sulphat (sulfas ferosus),
ferrous fumarat, ferrous glukonate
Dosis 4 6 mg/kgBB/hr dibagi 3 dosis diantara waktu makan
(6 8 minggu)

2. Besi parenteral
Harganya lebih mahal.
Dosis : BB (kg) x Kadar Hb yang diinginkan (gr/dl) x 2,5
Preparat mengandung 50 mg Fe/cc, diberikan 50 mg = 1 cc
3. Tranfusi
Jarang diperlukan
Koreksi terlalu cepat mengakibatkan hipervolemia dan dilatasi jantung
Bila Hb <4 g/dL gunakan PRC 2-3 mL/kgBB disertai pemberian furosemid
4. Penanggulangan anemia perlu disertai dengan
pemberian obat cacing
Pirantel pamoat dengan dosis tunggal 10 mg/kg BB untuk 3 hari
atau Mebendazole 200 mg, 2 kali sehari untuk 3 hari.


Definisi
anemia yang disebabkan abnormalitas hematopoesis
dengan karakteristik dismaturasi nukleus dan
sitoplasma sel mieloid dan eritoid akibat gangguan
sintesis DNA
Etiologi
Asupan yang kurang dan gangguan absorpsi
Manifestasi klinis
Lemah, lelah, gagal tumbuh atau iritabel juga ditemukan
gejala pucat, glositis, diare. Kadang-kadang timbul gejala
neurologist

anemia makrositik (MCV>100 lt), anisositosis dan
poikilositosis, retikulositopenia, dan sel darah
merah dengan morfologi megaloblastik.
Kadar asam folat serum menurun.
Kadar LDH meningkat menggambarkan adanya
eritropisis yang tidak efektif.
Terdapat peningkatan ekskresi asam
metilmalonik dalam urin dan ini merupakan
indeks defisiensi vitamin B
12
yang sensitif.


Terapi awal dimulai dengan pemberian asam
folat dosis 0,5-1 mg/hari diberikan peroral atau
parenteral
Untuk mencegah anemia pada bayi prematur
dengan berat badan lahir <1500 gram
direkomendasikan untuk mendapatkan asdam
folat profilaksis 1 mg/hari.
Untuk mencegah terjadinya Neural Defect Tube
pada bayi direkomendasikan pemberian asam
folat ekstra sebanyak 400 ug/hari bagi
perempuan hamil
anemia yang ditandai dengan pansitopenia
(penurunan jumlah sel-sel darah yaitu
eritrosit, leukosit, dan trombosit) dan
hiposelularitas dari sumsum tulang
Idiopatik 75%
Didapat :
- Radiasi,
- Bahan kimia,
- Obat-obatan (kloramfenikol, obat
kemoterapi, fenilbutaszon, antikonvulsan,
senyawa sulfur)
- Infeksi : virus hepatitis, Eipsten Barr,
parvovirus, HIV, CMV
Kongenital (sindroma fanconi)

Gejala timbul akibat dari Pansitopenia
Anemia pucat, lemah, lesu
Lekopenia infeksi bakteri, virus
Trombositopenia perdarahan
Hepatosplenomegali ( - )
Limfadenopati ( - )
Lab : -Pansitopenia
-Retikulosit menurun
Bone Marrow : Aplasia / Hipoplasia





Gambaran sumsum tulang hiposelular
Hindari infeksi eksogen maupun endogen
Simptomatik
Anemia : transfusi sel darah merah padat (PRC)
Perdarahan profus atau trombosit < 10.000/mm
3
:
transfusi trombosit (tiap unit/5 kgBB akan
meningkatkan jumlah trombosit 50.000/mm
3
)
Kortikosteroid
Prednison 2 mg/kgBB/24 jam, untuk mengurangi
fragilitas pembuluh kapiler.
Steroid anabolic
Transplantasi sumsum tulang

Anemia hemolitik anemia yang disebakan
adanya peningkatan destruksi eritrosit yang
melebihi kemampuan kompensasi eritropoiesis
sumsum tulang.
Klasifikasi
Gangguan membran eritrosit
Sferositosis
Defisiensi enzim G6PD
Gangguan Hb
Thalasemia
Hemoglobinopati

Definisi
Kelainan genetik akibat berkurangnya sintesis rantai
alfa/beta pada hemoglobin
Manifestasi klinis
Pembesaran hati dan limpa
Pelebaran tulang akibat hiperplasia sutul
Laboratorium
elektroforesis Hb tidak adanya atau hampir tidak
adanya Hb A dan hampir semuanya Hb F, peningkatan
HbA2
anemia mikrositik hipokromik

Semua anak dengan kadar Hct<12% atau Hb<4 g/dl
Anak dengan anemia tidak berat (Hct 13-18%, Hb 4-6
g/dl) dengan beberapa tampilan sebagai berikut:
- Dehidrasi yang terlihat secara klinis
- Syok
- Gangguan kesadaran
- Gagal jantung
- Pernafasan yang dalam dan berat
- Parasitemia malaria yang sangat tinggi (>10% sel merah
parasit)
Jika komponen sel darah merah tersedia,
pemberian 10ml/kgBB selama 3-4 jam lebih dari
pemberian utuh. Jika tidak tersedia beri darah utuh
segar (WB) 20 ml/kgBB dalam 3-4 jam


Gagal jantung
Perburukan penyakit paru
Perburukan penyakit kardiovaskuler
Defek neural tube
Infeksi berat
Perdarahan hebat

You might also like