You are on page 1of 36

Laporan Bulanan Ke-1

PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 1



LAPORAN BULANAN KE-1
KEGIATAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL KAWASAN
EKONOMI KHUSUS KABUPATEN LAMONGAN
RESUME KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN TENAGA AHLI
Perioda : Juni Juli 2012
Kegiatan : 1. Apresiasi dan Pembahasan KAK
2. Pembentukan Tim Ahli
3. Rancangan / Design Pekerjaan

Hasil Perioda ke-1 : 1. Persepsi dan Apresiasi KAK
2. Identifikasi Kebutuhan Tenaga Ahli yang kompeten

Tim Ahli : Ahmad Trias MT (Team Leader)
: Dr. Wasifah H Anim,SE, M.Si
: Ir.Dedy Setyo Oetomo ,MBA.T
: Pringgo Dwiyantoro,SE,MM,M.Si
: Ir. Asep Zainal Muttaqin
: Gendut Winarto, ST
: R. Anne Dewi Nurliana, ST
: Candra Daniswara,Amd (Asisten T. Ahli)
: Rangga Maulana Yusuf, Amd (Asiten (T.Ahli)


Uraian Kegiatan Perioda ke-1 :

Pada tahap awal ini adalah melakukan apresiasi dan persepsi terhadap Kerangka
Acuan Kerja Pekerjaan ini. Identifikasi ruang lingkup pekerjaan serta pembagian
substansi pekerjaan untuk penyusunan kebutuhan tenaga ahli . Penetapan kriteria
tenaga ahli dan proses seleksi tenaga ahli yang akan dibentuk. . Maka berdasarkan
tersebut dapat diuraikan kegiatan utama pada Perioda ke-1 ini adalah :
1) Rapat Koordinasi fihak penyedia jasa dengan pengguna jasa mengenai
kesiapan penerimaan pekerjaan ini, dan rencana target pencapaian
pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
2) Apresiasi Kerangka Acuan Kerja serta pemahaman penyedia jasa atas
indikator pencapaian pekerjaan serta analisis kebutuhan pekerjaan.
3) Penyusunan kebutuhan pekerjaan meliputi : kebutuhan tenaga ahli pelaksana
pekerjaan, rencana kerja penyedia jasa dan penyiapan dokumen administrasi.

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 2

4) Penyaringan dan penyeleksian calon tenaga ahli yang akan melaksanakan
pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan didalam KAK..

LAMPIRAN :Dokumen Pelaksanaan Pekerjaan
1. Kerangka Acuan Kerja
2. Dokumen Administrasi
3. Rencana Anggaran Biaya
.


















Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 3

DETAIL KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN TENAGA AHLI

Tim Ahli : Ahmad Trias MT
Posisi : Team Leader

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Tenaga Ahli yang
Terlibat dalam penyusunan laporan
2. Melakukan Koordinasi dengan Tenaga ahli terkait
Pembuatan outline laporan
3. Melakukan Koordinasi dengan Tenaga ahli terkait
job description masing-masing tenaga ahli

Bentuk Kegiatan : Rapat

Lokasi kegiatan : Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1 : 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan
2. Job desription masing-masing tenaga ahli
3. Outline Laporan
4. Time Schedule penyelesaian pekerjaan











Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 4



Tim Ahli : Dr. Wasifah H Anim,SE, M.Si
Posisi : Ahli Ekonomi Wilayah

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli
yang terlibat dalam penyusunan laporan
2. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli
terkait Pembuatan outline laporan
3. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli
terkait job description masing-masing tenaga ahli
4. Mendeskripsikan Job description untuk pekerjaan
Ahli Ekonomi Wilayah.
5. Menyusun outline laporan terutama untuk kajian
Ekonomi Wilayah.



Bentuk Kegiatan : Rapat dan Kerja Mandiri

Lokasi kegiatan : Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1 : 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan
2. Job desription tenaga ahli Ahli Ekonomi Wilayah
3. Outline Laporan








Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 5



Tim Ahli : Ir.Dedy Setyo Oetomo ,MBA.T
Posisi : Ahli Teknik Industri

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli
yang terlibat dalam penyusunan laporan
2. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli
terkait Pembuatan outline laporan
3. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli
terkait job description masing-masing tenaga ahli
4. Mendeskripsikan Job description untuk pekerjaan
Ahli Teknik Industri.
5. Menyusun outline laporan terutama untuk kajian
Industri.



Bentuk Kegiatan : Rapat dan Kerja Mandiri

Lokasi kegiatan : Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1 : 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan
2. Job desription tenaga ahli Ahli Teknik Industri
3. Outline Laporan







Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 6



Tim Ahli : Pringgo Dwiyantoro,SE,MM,M.Si
Posisi : Ahli Investasi Keuangan

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli
yang terlibat dalam penyusunan laporan
2. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli
terkait Pembuatan outline laporan
3. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli
terkait job description masing-masing tenaga ahli
4. Mendeskripsikan Job description untuk pekerjaan
Ahli Investasi Keuangan.
5. Menyusun outline laporan terutama untuk kajian
Investasi keuangan kawasan Industri.



Bentuk Kegiatan : Rapat dan Kerja Mandiri

Lokasi kegiatan : Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1 : 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan
2. Job desription tenaga ahli Ahli Teknik Industri
3. Outline Laporan







Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 7


Tim Ahli : Ir. Asep Zainal Muttaqin
Posisi : Ahli Teknik Sipil

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli
yang terlibat dalam penyusunan laporan
2. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli
terkait Pembuatan outline laporan
3. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli
terkait job description masing-masing tenaga ahli
4. Mendeskripsikan Job description untuk pekerjaan
Ahli Teknik Sipil.
5. Menyusun outline laporan terutama untuk kajian
Teknik Sipil dan Infrastruktur kawasan Industri.



Bentuk Kegiatan : Rapat dan Kerja Mandiri

Lokasi kegiatan : Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1 : 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan
2. Job desription tenaga ahli Ahli Teknik Industri
3. Outline Laporan








Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 8


Tim Ahli : R. Anne Dewi Nurliana, ST
Posisi : Ahli Lingkungan

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli
yang terlibat dalam penyusunan laporan
2. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli
terkait Pembuatan outline laporan
3. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli
terkait job description masing-masing tenaga ahli
4. Mendeskripsikan Job description untuk pekerjaan
Ahli Lingkungan.
5. Menyusun outline laporan terutama untuk kajian
Lingkungan kawasan Industri.



Bentuk Kegiatan : Rapat dan Kerja Mandiri

Lokasi kegiatan : Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1 : 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan
2. Job desription tenaga ahli Ahli Teknik Industri
3. Outline Laporan








Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 9


Tim Ahli : Gendut Winarto, ST
Posisi : Ahli Teknik Arsitektur

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli
yang terlibat dalam penyusunan laporan
2. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli
terkait Pembuatan outline laporan
3. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli
terkait job description masing-masing tenaga ahli
4. Mendeskripsikan Job description untuk pekerjaan
Ahli Arsitektur.
5. Menyusun outline laporan terutama untuk kajian
Site plan,layout dan kajian arsitektur kawasan Industri.



Bentuk Kegiatan : Rapat dan Kerja Mandiri

Lokasi kegiatan : Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1 : 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan
2. Job desription tenaga ahli Ahli Teknik Industri
3. Outline Laporan








Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 10

HASIL KEGIATAN BULAN KE-1
A. Daftar Tenaga Ahli dan Assisten tenaga ahli yang terlibat
dalam proses pengerjaan FS Finansial dan Ekonomi
Pengembangan KEK Lamongan

Pelaksana Pekerjaan
1. Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah Kota, 1 orang. Merupakan team leader,
bertugas mengkoordinir tim. Pendidikan minimal S2 dan berpengalaman di
bidangnya minimal 3 tahun. Mempunyai tugas untuk melakukan analisis
terkait tata guna lahan dan kebijakan tata ruang kawasan.
2. Tenaga Ahli Ekonomi Wilayah, 1 orang, dengan pendidikan minimal S1 dan
berpengalaman minimal 5 tahun atau S2 dan berpengalaman minimal 3 tahun.
Mempunyai tugas untuk melakukan analisis terkait daya saing KEK dan
pengaruh keberadaan KEK Lamongan. terhadap perekonomian wilayah.
3. Tenaga Ahli Teknik Industri, 1 orang, dengan pendidikan minimal S1 dan
berpengalaman di bidangnya minimal 5 tahun atau S2 dan berpengalaman di
bidangnya minimal 3 tahun. Mempunyai tugas untuk melakukan analisis
terkait potensi sektor industri termasuk analisis rantai nilai dan SWOT KEK
Lamongan.
4. Tenaga Ahli Investasi Keuangan, 1 orang, dengan pendidikan minimal S1 dan
berpengalaman di bidangnya minimal 5 tahun atau S2 dan berpengalaman
di bi dangnya minimal 3 tahun. Mempunyai t ugas untuk mel akukan
pengumpulan data dan analisis ekonomi dan finansial KEK Lamongan
termasuk analisis sensitivitas.
5. Tenaga Ahli Lingkungan, 1 orang, dengan pendidikan minimal S1 dan
berpengalaman di bidangnya minimal 5 tahun atau S2 dan berpengalaman
dibidangnya minimal 3 tahun. Menganalisis kelayakan KEK Lamongan dari
aspek lingkungan serta menyusun rekomendasi antisipasi dampak
lingkungan.
6. Tenaga Ahli Teknik Sipil, 1 orang, dengan pendidikan minimal S1 dan
berpengalaman di bidangnya minimal 5 tahun atau S2 dan berpengalaman
dibidangnya minimal 3 tahun. Mempunyai tugas untuk melakukan analisis
terhadapaspek rencana pengaembangan infrastruktur KEK.
7. Tenaga Ahli Arsitektur, mempunyai tugas menganalisa kondisi vegetasi,
iklim, profil fisik kawasan, besaran perbandingan lahan, ruang terbuka
hijau, kantor pengelola kawasan, penerangan jalan, unit pemadam
kebakaran dan sarana penunjang lainnya serta merencanakan zoning
kawasan dan menyusun site plan




Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 11


1. Tim Ahli : Ahmad Trias MT
Posisi : Team Leader
(CV Terlampir)

2. Tim Ahli : Dr. Wasifah H Anim,SE, M.Si
Posisi : Ahli Ekonomi Wilayah
(CV Terlampir)

3. Tim Ahli : Ir.Dedy Setyo Oetomo ,MBA.T
Posisi : Ahli Teknik Industri
(CV Terlampir)

4. Tim Ahli : Pringgo Dwiyantoro,SE,MM,M.Si
Posisi : Ahli Investasi Keuangan
(CV Terlampir)

5. Tim Ahli : Ir. Asep Zainal Muttaqin
Posisi : Ahli Teknik Sipil
(CV Terlampir)

6. Tim Ahli : R. Anne Dewi Nurliana, ST
Posisi : Ahli Lingkungan
(CV Terlampir)

7. Tim Ahli : Gendut Winarto, ST
Posisi : Ahli Teknik Arsitektur
(CV Terlampir)

8. Candra Daniswara,Amd (Asisten T. Ahli)
9. Rangga Maulana Yusuf, Amd (Asiten (T.Ahli)






Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 12

B. Jadwal Penyelesaian Pekerjaan




Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 13

C. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
















Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 14

D. Job Description dari Masing-masing Tenaga Ahli

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 15

E. Ruang Lingkup Pekerjaan
a. Melakukan desk study peraturan perundangan, konsep Kawasan Ekonomi
Khusus dan penerapannya baik di dalam maupun luar negeri.
b. Melakukan survey, pengukuran lokasi dan analisis terkait dengan struktur
ruang seperti tata guna lahan, vegetasi, iklim, sifat fisik dan kimia tanah,
profil fisik kawasan, sistem drainase dan kondisi utilitas
c. Menyusun konsep pengembangan infrastruktur: sarana/prasarana,
jaringan jalan, lingkungan, listrik, air bersih, telekomunikasi, dan infrastruktur
lain
d. Merencanakan zoning, besaran dan perbandingan lahan yang meliputi lahan
komersial dan lahan untuk sarana dan prasarana serta ruang terbuka hijau,
Kantor Pengelola Kawasan Industri, Penerangan Jalan, Unit Pemadam
Kebakaran dan sarana penunjang lainnya.
e. Menyusun Site Plan dengan skala 1 : 1000
f. Menyusun analisis rantai nilai, dampak ekonomi, SWOT dan daya saing
g. Analisis Kelayakan Lingkungan meliputi analisis dampak lingkungan serta
rekomendasi antisipasi dampak lingkungan.
h. Analisa Kelayakan Finansial dan Ekonomi KEK Lamongan

F. Penjelasan Urutan Penyelesaian Pekerjaan
Pengantar: Tahapan dan Rencana Kerja
Rencana Kerja menjelaskan tentang pelaksanaan metodologi yang menggambarkan
tentang metode-metode penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial
dituangkan dalam praktek kerja atau pelaksanaan untuk mewujudkannya. Dengan
demikian, penjelasan tentang rencana kerja ini akan mengikuti proses dan tahapan
penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial, Dengan kata lain, metodologi
penyusunan dituangkan kembali dalam tahapan kerja yang menggambarkan langkah-
langkah penyusunan naskah akademik secara sistematis. Dengan cara ini maka rencana
kerja yang dijalankan secara bertahap nantinya juga mencerminkan milestone dari
kegiatan penyusunan naskah akademik.

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 16

Rencana kerja yang diterjemahkan sebagai kegiatan bertahap akan meliputi 5 (lima)
tahap kegiatan utama, sesuai metodologi teknis, yaitu

a) Persiapan dan identifikasi kondisi awal pembangunan kawasan.
b) Penentuan arah pengembangan kawasan.
c) Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan.
d) Perumusan rencana teknis ruang kawasan.
e) Penetapan rencana teknik ruang kawasan.
Tahapan rencana kerja dimaksud dijelaskan sebagai tahapan pekerjaan sebagaimana
dibawah.
Tahap 1: TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan adalah suatu kegiatan untuk menyiapkan pelaksanaan
(pekerjaan) penyusunan naskah akademik. Tahap persiapan ini akan
mencakup kegiatan: (i) mobilisasi konsultan dan staff pendukung, (ii)
pemenuhan fasilitas kerja dan logistic, (iii) koordinasi dan konsultasi dengan
klien (iv) melakukan reviu atau studi awal terkait pembangunan kawasan dan
identifikasi awal kawasan, (v) perbaikan metodologi sesuai dengan hasil studi
awal, serta perumusan kembali rencana kerja secara lebih terinci, (vi)
penyusunan Laporan Pendahuluan, termasuk presentasi kesiapan kerja
penyusunan naskah akademis
Pekerjaan atau kegiatan tahap persiapan akan dilakukan dalam jangka waktu
2 (dua) minggu di bulan pertama penugasan. Kegiatan pada tahap awal
(persiapan) ini lebih bersifat manajerial sementara kegiatan yang sifatnya
teknis adalah dalam mempersiapkan rencana kerja teknis (pelaksanaan
bantuan teknis).
Tahap 2: TAHAP PERENCANAAN
Tahap perencanaan dimaksudkan adalah perencanaan untuk pelaksanaan
penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial. Pada tahap
perencanaan maka dimulai dengan kajian dan analisis kebijakan tentang
pengembangan industry khususnya di Lamongan, dan kebutuhan Kawasan

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 17

ekonomi Khusus. Dengan demikian pada tahap ini akan dirumuskan arah
pengembangan industry dan pengembangan Kawasan ekonomi Khusus; dan
sekaligus merumuskan kebutuhan untuk pembangunan Kawasan ekonomi
Khusus.
Tahap perencanaan ini akan menghasilkan konsep rencana awal tentang
industry dan Kawasan ekonomi Khusus di Lamongan.
Tahap 3: TAHAP STUDI LAPANGAN
Tahapan studi lapangan sebenarnya merupakan bagian dari kajian untuk
mengumpulkan data terkait dengan kawasan. Data lapangan yang
dikumpulkan adalah sesuai dengan konsep awal yang telah disusun; termasuk
juga data tentang kebutuhan dalam pembangunan Kawasan ekonomi Khusus.
Tahap 4: TAHAP ANALISIS DAN PERUMUSAN RENCANA TEKNIS
Tahap analisis ini merupakan analisis terhadap semua hasil telaah dan
pengumpulan data untuk dituangkan dalam konsep Rencana Teknis Kawasan.
Pada tahap analisis dan penyusunan rumusan rencana teknis ini berbagai
aspek atau dimensi analisis dilakukan sesuai komponen pembangunan
Kawasan ekonomi Khusus. Beberapa komponen analisis sesuai rencana
Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial diantaranya:
Analisis kelembagaan dan organisasi
Analisis sarana dan prasarana
Analisis LOkasi dan lingkungan, termasuk site plan
Analisis kebutuhan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial
Perumusan Rencana Teknis
Output utama dari Analisis dan perumusan Rencana Teknis adalah:
Rumusan solusi dan penanganan terhadap masalah yang sudah
diidentifikasi
Konsep Rencana tapak bangunan
Rencana Struktur & Pola Tata Ruang Kawasan
Rencana tapak kawasan
Rumusan dan rencana bangunan (tipe dan jumlahnya)

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 18

Rumusan mekanisme keterpaduan kawasan dengan kawasan sekitarnya
Rencana Ruang Kawasan Industri (termasuk rencana teknik)
Rumusan kendala dan peluang pengembangan

Tahap 5: TAHAP PENETAPAN RENCAN TEKNIS
Tahapan penetapan merupakan tahap akhir dari teknis penyusunan Study
Kelayakan Ekonomi dan Finansial yang mana dokumen akan dikonsultasikan
untuk kemudian mendapatkan pengesahan sebagai dokumen yang secara
resmi diberlakukan. Terkait dengan konteks pekerjaan yang dilakukan, maka
pengesahan akan dibatasi pada tim teknis yang dinilai merupakan wakil dari
penerima manfaat Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial Kawasan Industri.
Tahapan penetapan sebenarnya merupakan penetapan dari Rumusan dan
Rencana yang telah disusun. Sebagai bagian dari penetapan adalah
penyempurnaan semua rumusan dan rencana yang telah dibuat pada tahap
sebelumnya. Penetapan rumusan dan rencana dilakukan melalui workshop
konsultasi yang menghadirkan semua stakeholder terkait dengan
pengembangan Kawasan Industri Lamongan
Output utama pada tahap penetapan Rencana Study Kelayakan Ekonomi dan
Finansial adalah Dokumen Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial, yang juga
meliputi:
Rencana pengembangan organisasi dan kelembagaan
Rencana pembiayaan dan sumber pendanaan
Rencana mekanisme monitoring, pengawasan dan pengendalian
Penjelasan tentang indikasi kebijakan dan program pembangunan
Identifikasi stakeholder yang terlibat, termasuk tugas & tanggung jawab
masing-masing stakeholder dalam Kawasan Industri.
Rencana Pelaksanaan Pembangunan Fisik, dan anggaran biaya
pembangunan
Tahap penetapan adalah penyelesaian pekerjaan secara teknis. Tahap ini
kemudian akan diikuti penyelesaian pekerjaan secara manajerial, yaitu Tahap
Kompilasi dan Pelaporan

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 19

Tahap 8: KOMPILASI DAN PELAPORAN
Tahap kompilasi dan pelaporan merupakan tahap akhir kerja manejerial
penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial. Secara teknis Study
Kelayakan Ekonomi dan Finansial sudah selesai pada tahap penetapan
Rencana Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial. Secara manajerial akhir
kerja penugasan akan diwujudkan dengan memproduksi laporan akhir, yaitu
Laporan kegiatan dilengkapi dengan dokumen teknis Study Kelayakan
Ekonomi dan Finansial. Dengan demikian, tahap ini merupakan tahap akhir
manajerial untuk melakukan kompilasi laporan-laporan.
Tahap 9: Milestone dan Deliverable
Milestone kegiatan menunjukkan proses yang didalamnya kegiatan
penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial dilaksanakan dan hasil
atau outputnya diproduksi pada setiap tahapan kegiatan. Hasil pada setiap
tahapan ini memberikan akumulasi hasil/output yang mengarah pada hasil
akhir atau tujuan akhir dari bantuan teknis. Dengan demikian milestone dapat
mencerminkan satuan waktu yang mewakili suatu kegiatan antara yang
penting dalam keseluruhan peride kegiatan bantuan teknis. Satuan atau
tahapan waktu pada milestone merupakan serangkaian kegiatan dan
menunjukkan penyelesaian komponen kegiatan tertentu atau suatu laporan
yang diperlukan. Dengan demikian milestone dan hasil antara yang ada dapat
menjadi suatu tanda pada Rencana Kerja yang menunjukkan bahwa bahwa
suatu kegiatan atau pekerjaan telah diselesaikan, baik sebagaian atau
seluruhnya.







Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 20

G. Bentuk Laporan Pekerjaan
Salah satu kewajiban konsultan melaksanakan pekerjaan ini adalah membuat laporan
dari hasil seluruh kegiatan sebelum pelaksanaan, selama dan setelah masa pelaksanaan
kegiatan, baik hasil surveylapangan maupun hasil pengolahan data.
Semua laporan ditulis dalam bahasa Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh pemberi
tugas, dengan ukuran kertas format A4 dan diserahkan kepada pemberi tugas, setelah
dilaksanakan asistensi / presentasi dan disetujui tim teknis.
a. Laporan Riset Desain, berisi:
Merupakan peta jalan bagi tenaga ahli dalam perencanaan pelaksanaan
kegiatan. Riset desain paling tidak terdiri atas atas identifikasi, perumusan
dan pemetaan permasalahan, kerangka teori dan model penelitian. Riset
desain akan dibahas antara tenaga ahli dan pengguna jasa. Riset Desain final
diserahkan paling lambat 4 (empat) minggu sejak penetapan Tenaga Ahli
Rencana Kerja penyedia jasa menyeluruh
Usulan metodologi pemetaan yang akan diterapkan.
Rincian struktur organisasi dan staf penyedia jasa.
Rincian program kerja dan penjadwalan pengumpulan data yang akan
dilakukan.
Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya.
Jadwal kegiatan penyedian jasa.
b. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan berisi data primer dan sekunder awal yang telah
diperoleh baik dari survey maupun rapat koordinasi. Dalam laporan
pendahuluan juga dipaparkan indikasi hasil studi berdasarkan pengolahan
data. Laporan pendahuluan ini akan dipaparkan kepada pihak pengguna jasa.
Laporan Pendahuluan diserahkan paling lambat 12 (dua belas) minggu sejak
penetapan Tenaga Ahli
c. Laporan Laporan Akhir
Merupakan uraian dan status kondisi terakhir dari pekerjaan yang sudah dilakukan
selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan apa yang sudah

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 21

digariskan dalam Kerangka Acuan Kerja sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan, dan
diserahkan 22 (dua puluh dua) minggu sejak SPMK diterbitkan
d. Soft copy / Compact Disk (CD)
Compact Disk (CD)yang berisi file-file laporan Pendahuluan, Laporan Bulanan,
Laporan Antara, Konsep laporan Akhir, laporan Akhir,serta Ringkasan Eksekutif
Summary sebanyak 5 (lima) keping, diserahkan bersaman dengan laporan akhir



















Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 22

H. Hasil Penyamaan Persepsi perihal Kawasan Ekonomi Khusus
1. PENGERTIAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
Definisi KEK sendiri yang diatur dalam UU KEK Pasal 1 ayat 1, yaitu Kawasan
Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas
tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas
tertentu.Selain definisi tersebut, maka hal terpenting yang menjadi nilai jual bagi
kalangan investor adalah kemudahan atau fasilitas yang diberikan oleh negara
terhadap konsepsi KEK tersebut. Fasilitas atau kemudahan merupakan faktor yang
akan menarik kalangan investor. Melalui kemudahan ini diharapkan para investor
hanya cukup datang ke badan pengelola untuk mengurus segala izin yang
berhubungan dengan kegiatan investasi tersebut. Disisi lain fasilitas atau insentif
yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan kepada para investor, jadi ada
semacam keistimewaan atau perlakuan khusus dibidang tertentu yang berbeda di
luar dearah KEK tersebut, seperti adanya tax holiday untuk jangka waktu tertentu,
penangguhan atau pembebasan bea masuk termasuk di bidang perpajakan.

2. TUJUAN DAN FUNGSI PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
Sedangkan maksud/tujuan dari pengembangan KEK, antara lain :
a) Memberi peluang bagi peningkatan investasi melalui penyiapan kawasan yang
memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, ekspor impor
serta kegiatan ekonomi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
b) Meningkatkan pendapatan devisa bagi negara melalui perdagangan
internasional.
c) Meningkatkan kesempatan kerja, kepariwisataan dan investasi.
Selain itu fungsi dari diadakannya KEK, antara lain :
a) Menjadi pusat kegiatan ekonomi dan terkait dengan wilayah pengembangan
lainnya.
b) Harus mampu memberikan manfaat bagi kawasan lain.
c) KEK bukan merupakan kawasan tertutup sehingga memberikan efek ganda
terhadap perekonomian lokal.
d) Harus dapat mendorong pertumbuhan industri pendukung di sekitar kawasan.
Akhirnya untuk membuat konsep KEK di Indonesia berjalan mulus dan sesuai
dengan standar dunia, pemerintah telah membentuk Tim Nasional Pengembangan

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 23

Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia (Timnas KEKI) berdasarkan Surat
Keputusan Menko Perekonomian No.Kep-21/M.EKON/03/2006 tertanggal 24 Maret
2006. Timnas KEKI dalam laporan pendahuluan telah menetapkan 12 kriteria untuk
menjadikan kawasan sebagai kawasan ekonomi khusus, yaitu :
a) KEKI harus diusulkan sendiri oleh pemda dan memperoleh komitmen kuat dari
pemda bersangkutan. Komitmen itu berupa kesedian pemda untuk
menyerahkan pengelolaan kawasan yang diusulkan kepada manajemen
khusus.
b) Kepastian kebijaksanaan, meliputi dukungan aspek legal dalam pengembangan
kegiatan ekonomi, baik kebijakan fiskal ataupun non fiskal.
c) Merupakan pusat kegiatan wilayah yang memenuhi RTRW. Selain itu telah
ditetapkan sebagai kawasan perindustrian atau oleh UU telah ditetapkan
sebagai wilayah dengan perlakuan khusus.
d) Tidak harus satu kesatuan wilayah, namun merupakan kawasan yang relatif
telah berkembang dan memiliki keterkaitan dengan wilayah pengembangan
lain.
e) Sudah tersedia fasilitas infrastruktur pendukung.
f) Tersedia lahan untuk industri minimal 10 hektar ditambah lahan untuk
perluasannya.
g) Tersedia tenaga kerja yang terlatih di sekitar lokasi.
h) Lokasi harus memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
i) Lokasi tidak terlalu jauh dengan pelabuhan dan bandara internasional. Selain
itu secara geopolitis wilayah KEK bersaing dengan negara lain atau bisa
menjadi komplementer dari sentra produksi di negara lain.
j) Secara ekonomi strategis, dekat dengan lokasi pasar hasil produksi, tidak jauh
dari sumber bahan baku atau pusat distribusi internasional.
k) Tidak mengganggu daerah konservasi alam, dan
l) Memiliki batas yang jelas baik batas alam maupun batas buatan, serta kawasan
yang mudah dikontrol keamanannya, sehingga mencegah upaya
penyelundupan








Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 24

Tabel : Keunggulan dan Tantangan Pengembangan KEK




Keunggulan Tantangan
Pemanfaatan sektor basis yang memiliki keunggulan
comparative dan competitive advantage
Peningkatan akses pada pusat-pusat
pelayanan untuk menciptakan income
multiplication
Pengembangan sektor unggulan yang menciptakan
multiplier effect terhadap pembangunan regional
(khususnya kemiskinan dan penyerapan tenaga
kerja)
Menurunkan biaya-biaya konsumsi barang
dan jasa
Peningkatan produksi sektor-sektor unggulan
diversifikasi hulu-hilir sektor/komoditas unggulan
Biaya Pelaksanaan Pembebasan Tanah
yang tinggi

Biaya Konstruksi yang tinggi dan sifatnya
yang berjangka panjang

3. ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan suatu konsep pengembangan
wilayah yang berbasiskan pengerahan kemampuan kekuatan ekonomi lokal atau
daerah setempat yang sudah ditetapkan sebelumnya sebagai satu wilayah KEK
dengan dasar hukum Keppres No. 89 tahun 1996 tentang Kawasan Ekonomi
Khusus sebagaimana telah diubah dengan Keppres No. 9 tahun 1998, dan
kemudian diubah lagi dengan Keppres No. 150 tahun 2000.
Dengan demikian, KEK dapat dikatakan sebagai tempat pengembangan kegiatan
strategis untuk kepentingan nasional yang mengemban fungsi:
Kawasan yang dapat meningkatkan daya guna kegiatan ekonomi nasional
melalui aglomerasi kegiatan sejenis atau saling menunjang;
Kawasan yang akan menyediakan lapangan kerja, fasilitas umum, fasilitas
sosial, serta sarana dan prasarana bagi masyarakat;

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 25

Mendorong kegiatan ekonomi yang ada, optimasi pemanfaatan sumberdaya,
peningkatan nilai tambah, penguatan kegiatan jasa dan perdagangan;
Pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat, memperkuat keterkaitan
kegiatan ekonomi kawasan, dan melibatkan investor swasta dengan kemitraan
usaha;
Pengembangan diversifikasi usaha, penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi
kawasan, peningkatan efisiensi pemanfaatan sumberdaya, peningkatan
kemitraan dan diversifikasi usaha, dan pengembangan lebih lanjut pusat-pusat
pelayanan serta jaringan infrastruktur;
Menggali dan menumbuhkembangkan potensi yang ada di wilayah KEK, baik
sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia dengan dipacu oleh investasi
berupa PMDN dan PMA yang bergerak pada pengolahan lahan dan industri
yang berorientasi ekspor.
Arah kebijakan pengembangan KEK dapat diinisiasi dari hal berikut :
Pengembangan KEK di Indonesia tidak berorientasi kepada konsep
pengembangan KEK di Negara Cina (yang lebih berorientasi pada komando
pemerintah), tapi lebih mengarah kepada model yang dilaksanakan di India
dan Filipina (yaitu lebih berorientasi pada market).
KEK bukan merupakan obat untuk menyelesaikan semua permasalahan
pengembangan wilayah.
Pengembangan KEK diutamakan untuk dikembangkan pada kawasan-kawasan
strategis (secara regional) yang relativesudah berkembang.
Kebijakan pengembangan KEK akan diintegerasikan dengan kebijakan
pembangunan pemerintah yang telah ada.
Pengembangan KEK merupakan inisiatif yang diupayakan private-led,
bukan government-led.
Pendekatan pembangunan campuran baik dari sisi supply (investasi besar,
teknologi tinggi) maupun pengembangan system demand (peningkatan
kapasitas lokal dan daya beli penduduk dengan pemberian akses seluas-
luasnya untuk berperan dalam KEK) dengan pengaturan jadual pengembangan
yang tepat.
Komitmen yang kuat disertai kebijakan yang konsisten dari Pemerintah dalam
jangka panjang dimana terjadinya kontinuitas kebijakan pengembangan KEK
secara substansial meskipun terjadi perubahan sisi aparatur kepemerintahan.


Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 26

4. PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
PERATURAN TERKAIT FASILITAS FISKAL .
Walaupun secara legal, aturan yang mengatur secara spesifik besaran dan
jenis pemberian fasilitas fiskal belum ada, namun pada dokumen Peraturan
Pemerintah No.10 Tahun 2012 tentang Perlakuan Kepabeanan,Perpajakan,
Dan Cukai Serta Tata Laksana Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Ke Dan
Dari Serta Berada Di Kawasan Yang Telah Di Tetapkan Sebagai Kawasan
Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas di sebutkan fasilitas dan
kemudahan yang dimiliki oleh Kawasan perdagangan bebas hanya berupa
fasilitas keringanan fiskal, tetapi juga mencakup fasilitas non-fiskal melalui
penyederhanaan birokrasi, kemudahan melakukan usaha, serta pelayanan yang
efisien kepada pelaku usaha. Pengaturan fasilitas fiskal mencakup bidang-
bidang Perpajakan, . kepabeanan, cukai, pajak daerah dan retribusi dan berupa
:
a) Pengurangan PPh, Pengurangan PBB bagi Tenant/investor yang berada di
kawasan ekonomi khusus
b) Penangguhan Bea Masuk
c) Pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku
atau bahan penolong produksi
d) Tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk barang
kena pajak
e) Tidak dipungut PPh impor
f) Penyerahan barang kena pajak dari tempat lain di dalam daerah pabean ke
KEK dapat diberikan fasilitas tidak dipungut PPN dan PPnBM
g) Setiap wajib pajak yang melakukan usaha di KEK diberikan insentif berupa
pembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah

Untuk fasilitas non-fiskal diberikan kemudahan di bidang pertanahan,
keimigrasian, perizinan, dan tidak memberlakukan ketentuan yang mengatur
bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal,
kecuali yang dicadangkan untuk UMKM dan koperasi.
Terhadap fasilitas tertentu dan fasilitas non fiskal diatas perlu disinkronisasi
dan harmonisasikan dengan peraturan perundang-undangan lainnya, sebab
jangan sampai pengalaman UU No. 25 Tahun 2007 khususnya tentang
pertanahan dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. Bagi pemerintah sendiri

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 27

keinginan untuk mengembangkan suatu kawasan ekonomi khusus ada
hubungannya dengan kegiatan investasi pada umumnya, hal ini dapat dilihat
dari tujuan pengembangan KEK, yaitu :
a) Peningkatan investasi
b) Penyerapan tenaga kerja
c) Penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan ekspor
d) Meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspor
e) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal, pelayanan dan kapital bagi
peningkatan ekspor
f) Mendorong terjadinya peningkatan kualitas SDM melalui transfer teknologi.

PERATURAN TERKAIT FASILITAS NON FISKAL PADA SEKTOR PERTANAHAN,
PERIZINAN, KEIMIGRASIAN, DAN INVESTASI.
Menurut Pasal 36 Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan
Ekonomi Khusus, dikatakan bahwa di KEK diberikan kemudahan untuk
memperoleh hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sedangkan Pasal 37 menyebutkan bahwa Badan Usaha yang telah memperoleh
tanah di lokasi yang sudah ditetapkan sebagai KEK berdasarkan Peraturan
Pemerintah diberikan hak atas tanah.
Serta dalam Pasal 38 ayat (1) disebutkan bahwa KEK diberikan kemudahan
dan keringanan di bidang perizinan usaha, kegiatan usaha, perindustrian,
perdagangan, kepelabuhan, dan keimigrasian bagi orang asing pelaku bisnis,
serta diberikan fasilitas keamanan. Dan pada pasal (2) dikatakan Kemudahan
dan keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERATURAN TERKAIT BENTUK INSENTIF DAERAH DALAM INVESTASI BIDANG
INDUSTRI MANUFAKTUR
Kebijakan Pemerintah terkait dengan fasilitas atau kemudahan bagi para
investor menunjukkan bahwa Pemerintah secara aktif memberikan dukungan
terhadap para pengusaha untuk memperoleh layanan dari Pemerintah,
khususnya Pemerintah Daerah dalam mempermudah aktivitas usahanya. Dasar
kebijakan yang menaunginya adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 45 Tahun 2008 Tentang Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan
Penanaman Modal.

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 28

Dasar pertimbangan lain dari adanya kebijakan ini juga adalah bahwa untuk
menjamin tidak adanya pertentangan dengan prinsip pemberian insentif dan
pemberian kemudahan penanaman modal dan ketentuan peraturan
perundang-undangan, maka Pemerintah menilai perlu untuk mengeluarkan
pedoman pemberian insentif dan pemberian kemudahan-kemudahan
penanaman modal di daerah. Selain itu, secara formal, PP ini juga telah
mengacu kepada kebijakan inti lainnya yaitu Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang kemudian telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 1997 tersebut.
Kebijakan dasar lainnya sebagai acuan dalam kebijakan atau PP mengenai
pemberian insentif ini adalah Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004. Selain itu, PP Nomor 45 Tahun 2008 ini juga
mengacu secara formal kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
Tentang Penanaman Modal.
Dalam pemberian insentif, tidaklah jauh berbeda dengan pembayaran pajak,
dapat saja pemerintah daerah memberikan pengurangan, keringanan atau
bahkan pembebasan terhadap beberapa pungutan yang ada seperti retribusi
daerah, dana stimulasi atau justru pemberian bantuan modal. Selain itu, dalam
konteks kemudahan, pemerintah daerah dapat saja memberikan kemudahan
lainnya dalam investasi seperti :
Penyediaan data atau informasi peluang investasi
Penyediaan sarana dan prasarana
Penyediaan lokasi data lahan
Pemberian bantuan teknis
Percepatan pemberian perizinan.

5. KRITERIA PEMILIHAN LOKASI KEK
Berdasarkan ketentuan Pasal 4 Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2009 dan Pasal
7 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011, lokasi KEK yang dapat diusulkan
untuk ditetapkan sebagai KEK harus memenuhi persyaratan :
A. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu
kawasan lindung.

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 29

Rencana Tata Ruang Wilayah meliputi kawasan budidaya yang peruntukannya
berdasarkan peraturan daerah rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
dapat digunakan untuk kegiatan KEK yang diusulkan.
B. Adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah
kabupaten/kota yang bersangkutan.
Dukungan pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota paling
sedikit meliputi:
a) Komitmen rencana pemberian insentif berupa pembebasan atau
keringanan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pajak daerah dan retribusi
daerah serta kemudahan; dan
b) Pendelegasian kewenangan di bidang perizinan, fasilitas, dan kemudahan
dengan mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang penanaman modal.
Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat
dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah
potensi sumber daya unggulan.
Posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional merupakan lokasi yang
memiliki akses ke pelabuhan atau bandar udara atau tempat lain yang melayani
kegiatan perdagangan internasional, infrastruktur transportasi yang
menghubungkan lokasi KEK dengan pelabuhan atau bandar udara atau tempat lain
yang melayani kegiatan perdagangan internasional.
Posisi yang dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia merupakan
lokasi yang memiliki akses ke:
a) Alur Laut Kepulauan Indonesia;
b) jaringan pelayaran yang menghubungkan antarpelabuhan internasional hub di
Indonesia dan pelabuhan internasional di Indonesia; dan
c) jaringan pelayaran yang menghubungkan antara pelabuhan internasional hub
dan pelabuhan internasional dengan pelabuhan internasional di negara lain.
Posisi yang terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan merupakan lokasi
yang berdekatan dengan sumber bahan baku industri pengolahan yang
dikembangkan
Mempunyai batas yang jelas .Batas yang jelas meliputi batas alam antara lain dapat
berupa sungai atau laut atau batas buatan antara lain dapat berupa pagar atau
tembok atau batas lain yang terlihat secara fisik.

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 30

Pada batas KEK harus ditetapkan pintu keluar atau masuk barang untuk keperluan
pengawasan barang yang masih terkandung kewajiban kepabeanan dengan
berkoordinasi dengan kantor pabean setempat

6. KEBIJAKAN KEK DI INDONESIA
a. Kebijakan Berkaitan Penanaman Modal
Berkaitan dengan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kebijakan
mengenai Penanaman Modal yang diwujudkan ke dalam produk hukum
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman
Modal. Undang-Undang tersebut mencantumkan hal ini, pada Bab XIV Pasal 31
tentang KEK, yaitu :
Untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang
bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk
menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan dan
dikembangkan KEK.
Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan penanaman modal
tersendiri di kawasan ekonomi khusus
Ketentuan mengenai kawasan ekonomi khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan undang-undang
b. Pertimbangan Dasar Pengembangan KEK
Seperti telah dijabarkan dalam Undang-Undang tersebut, pengembangan
kawasan ekonomi khusus dapat dilakukan dengan berbagai pertimbangan
dasar yaitu :
Perlunya dilaksanakan pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan
dengan berlandaskan demokrasi ekonomi untuk mencapai tujuan
bernegara
Perlunya peningkatan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi
menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal,
baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dimana hal ini dilakukan
untuk mempercepat pembangunan ekonomi nasional dan mewujudkan
kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia
Perlunya penciptaan iklim penanaman modal yang kondusif, promotif,
memberikan kepastian hukum, keadilan, dan efisiensi dengan tetap
memperhatikan kepentingan nasional, sehingga Indonesia dinilai mampu
menghadapi perubahan perekonomian global dan turut serta dalam
berbagai kerjasama internasional

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 31

Apabila dicermati dengan seksama dalam setiap ayat di dalam kebijakan
mengenai Kawasan Ekonomi Khusus tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa
terdapat beberapa isu strategis yang menjadi titik tolak dalam upaya
pengembangan kawasan ekonomi khusus. Isu tersebut adalah :
a) Adanya prasyarat bagi wilayah yang akan dikembangkan sehingga harus
memenuhi kriteria wilayah strategis yang layak dikembangkan menjadi
kawasan ekonomi khusus. Kriteria ini dapat saja mencakup kriteria secara
teknis dan non teknis yang secara umum sama namun dalam
implementasinya sangat bergantung kepada kondisi wilayah yang akan
dikembangkan.
b) Syarat kestrategisan dapat pula dimaknai sebagai sebuah kepemilikan
daya saing dari suatu wilayah yang akan dikembangkan menjadi kawasan
ekonomi khusus. Hal ini untuk menunjang kriteria dasar yang menyatakan
layak tidaknya suatu tempat untuk dijadikan KEK. Terlebih ketika
dihadapkan kepada keunggulan yang ditawarkan.
c) Adanya sinyal terhadap diberlakukannya perlakuan khusus di kawasan
yang bersangkutan untuk memberikan makna yang lebih strategis dalam
upaya peningkatan penanaman modal
d) Pengaturan secara detail membutuhkan kebijakan tersendiri yang
mengatur berbagai aspek dalam konteks pengembangan kawasan ekonomi
khusus, seperti telah dinyatakan dalam ayat 3 mengenai undang-undang
yang mengatur hal tersebut.











Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 32

I. Outline Laporan FS Finansial dan Ekonomi KEK Lamongan

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Dasar Hukum
1.4 Ruang Lingkup Pekerjaan
1.4.1 Ruang Lingkup Kegiatan
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah Studi
1.5 Kerangka Metodologis Dan Strategi Pencapaian
1.6 Keluaran Dan Manfaat
1.6.1 Keluaran
1.6.2 Manfaat
1.7 Sistematika Laporan Akhir
BAB II KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEK LAMONGAN
2.1 Kebijakan Pengembangan KEK
2.2 Kriteria Pemilihan Lokasi KEK
2.3 Kebijakan KEK di Indonesia
2.4 Review MP3EI terkait Pengembangan KEK Lamongan
2.5 Pendekatan Perencanaan Kawasan Industri
2.5.1 Dasar-Dasar Perancangan Tata Letak Dalam Kawasan Industri
2.5.2 Ruang Lingkup Perencanaan Fasilitas Kawasan Industri
2.5.3 Tujuan Perencanaan Dan Pengaturan Tata Letak Pabrik
dalam Kawasan Industri
2.5.4 Prinsip Dasar Dalam Perencanaan Tata Letak Pabrik dalam
Kawasan Industri
2.5.5 Langkah-langkah Perencanaan Tata Letak Pabrik dalam

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 33

Kawasan Industri
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMONGAN
3.1 Kondisi Umum
3.2 Letak Geografis dan Batasan Administrasi
3.3 Kondisi Fisik Alami Wilayah
3.1.1 Topografi Wilayah
3.1.2 Kondisi Geologi Regional
3.1.3 Kondisi Jenis Tanah
3.1.4 Penggunaan Lahan
3.1.5 Kondisi Hidrologi dan Hidrogeologi
3.1.6 Kondisi Klimatologi
3.4 Kondisi Sosial Kependudukan
3.4.1 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk
3.4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk
3.4.3 Ketenagakerjaan
3.5 Kondisi Perekonomian
3.5.1 Besaran Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
3.5.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi
3.5.3 Struktur Perekonomian
3.5.4 Pendapatan Regional Per Kapita
3.5.5 Perkembangan Ekonomi Sektoral : Sektor Industri
3.6 Kondisi Prasarana dan Sarana Wilayah
3.6.1 Prasarana Transportasi
3.6.2 Sarana Pendidikan
3.6.3 Sarana Kesehatan
3.7 Potensi Sumberdaya Wilayah
3.7.1 Sektor Pertanian
3.7.2 Sektor Perikanan
3.7.3 Sektor Kehutanan
3.7.4 Sektor Perkebunan
3.7.5 Kondisi Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal
3.8 Kebijakan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan
3.8.1 Rencana Struktur Ruang 2011-2031
3.8.2 Rencana Pola Ruang 2011-2031

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 34

3.8.3 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten 2011-2031
BAB IV ANALISA DAN KONSEP PENGEMBANGAN KEK LAMONGAN
4.1 Lokasi Pengembangan KEK Lamongan
4.2 Kesesuaian dan Daya Dukung Lahan KEK Lamongan
4.3 Analisis Potensi dan Kegiatan Industri
4.3.1 Analisis Ketersedian Potensi (Bahan Baku) Industri
4.3.2 Analisis Potensi Kegiatan Industri Lokal
4.3.3 Analisis Potensi Investasi
4.4 Analisis Tapak Kawasan
4.4.1 Analisis Eksternal Tapak
4.4.2 Analisis Internal Tapak
4.5 Analisis Pola Penggunaan Lahan KEK Lamongan
4.5.1 Analisis Kelembagaan Kawasan Ekonomi Khusus Lamongan
4.5.2 Analisis Branding Kawasan Ekonomi Khusus Lamongan
4.6 Konsep Pengembangan KEK Lamongan
4.6.1 Hubungan Fungsional
4.6.2 Kebutuhan Ruang Pengembangan
4.6.3 Zonasi KEK Lamongan
4.6.4 Konsep Struktur Ruang dan Sirkulasi
BAB V MASTERPLAN KEK LAMONGAN
5.1 Visi dan Misi KEK Lamongan
5.2 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pengembangan KEK Lamongan
5.2.1 Tujuan Pengembangan KEK Lamongan
5.2.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan KEK Lamongan
5.3 Rencana Pemanfaatan KEK Lamongan
5.3.1 Rencana Struktur Ruang
5.3.2 Rencana Zonasi/Kaveling
5.3.3 Rencana Perpetakan (Site Plan)
5.3.4 Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan
5.4 Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan dan Sirkulasi

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 35

5.4.1 Jaringan Jalan
5.4.2 Sirkulasi Kendaraan
5.4.3 Rambu Lalu Lintas/Jalan
5.4.4 Sirkulasi Pejalan Kaki
5.4.5 Rencana Perparkiran
5.5 Rencana Pengembangan Jaringan Utilitas
5.5.1 Rencana Pengembangan Jaringan Air Bersih
5.5.2 Rencana Pengembangan Jaringan Limbah
5.5.3 Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Listrik
5.5.4 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi
5.5.5 Rencana Pengembangan Jaringan Drainase dan Air Kotor
5.5.6 Rencana Pengembangan Persampahan
5.6 Rencana Pengelolaan Kawasan
BAB VI ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL KEK LAMONGAN
6.1 Dukungan Kondisi Makro Ekonomi
6.1.1 Kependudukan
6.1.2 Produk Domestik Bruto Nasional dan Produk Domestik
Regional Bruto Provinsi Jawa Timur
6.1.3 Pertumbuhan Investasi dan Industri Nasional dan Propinsi
Jawa Timur
6.1.4 Pertumbuhan Ekspor Impor Nasional dan Jawa Timur
6.1.5 Kondisi Ekonomi, Industri dan Investasi di Kab.Lamongan
6.2 Dampak Ekonomi
6.3 Kelayakan Ekonomi
6.3.1 Dampak Pengembangan Kawasan Industri terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Wilayah
6.3.2 Dampak Investasi Terhadap Penciptaan Lapangan Kerja
6.3.3 Dampak Investasi terhadap peningkatan pendapatan
masyarakat
6.3.4 Dampak Investasi terhadap Pendapatan Asli Daerah
6.3.5 Dampak Ekonomi Terhadap Lingkungan
6.4 Kelayakan Finansial
6.4.1 Asumsi yang digunakan
6.4.2 Skenario Investasi Dan Pemasaran

Laporan Bulanan Ke-1
PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 36

6.4.3 Proyeksi Biaya Operasional
6.4.4 Proyeksi Pendapatan
6.4.5 Proyeksi Cash Flow
6.4.6 Kelayakan Finansial
6.4.7 Kriteria Analisis Finansial
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
7.1 Kesimpulan
7.2 Kendala dan Hambatan
7.3 Indikasi Program Percepatan
7.3.1 Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan
7.3.2 Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur
7.3.3 Pemerintah Pusat
7.3.4 Pengembang Kawasan PT.Jakamitra

You might also like