You are on page 1of 5

a.

JUDUL : PREPARAT RENTANG MESENTERIUM TIKUS PUTIH



b. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Membuat preparat rentang mesenterium tikus putih
2. Mengamati preparat rentang mesenterium tikus putih di bawah mikroskop
3. Menganalisis hasil pembuatan preparat rentang mesenterium tikus putih

c. DASAR TEORI
Preparat rentang merupakan preparat yang proses pembuatanya dengan metode
rentang. Metode rentang atau spread adalah suatu metode sediaan dengan cara
merentangkan obyek yang akan diamati di atas gelas benda sehingga diperoleh lapisan
tipis yang dapat teramati di bawah mikroskop (Rudyatmi, 2014). Pada umumnya
jaringan-jaringan yang dapat dibuat preparat rentang adalah jaringan-jaringan yang tipis,
misalnya pleura, mesenterium, peritonium, plaracnoidea dan pericardium.
Mesenterium merupakan jaringan halus yang berfungsi sebagai penggantung
organ-organ pencernaan, membentuk pembatas halus sehingga organ pencernaan tidak
saling berlekatan satu sama lain, selain itu berfungsi menjaga kedudukan dan
mempertahankan hubungan organ abdomen. ( Subowo, 2002).
Jaringan-jaringan yang tipis tersebut dapat langsung diamati di bawah
mikroskop tanpa pewarnaan dan juga tanpa fiksasi lebih dulu. Tetapi pembuatan sediaan
rentang dengan cara tersebut tentu saja tidak tahan lama, karena jaringan tidak difiksasi
lebih dulu. Untuk membuat sediaan rentang yang dapat tahan lama dan dapat diamati
sewaktu-waktu, maka sediaan tersebut harus difiksasi terlebih dahulu sebelum diwarnai.
Zat warna yang digunakan dalam metode rentang ini antara lain hematoxilin dan eosin.
Pewarnaan hematoxilin dangan pelarut aquades sangat baik untuk mewarnai inti yang
akan terlihat biru. Pewarna eosin dengan pelarut alkohol 70% sangat baik untuk
mewarnai sitoplasma dengan warna merah,. Metode rentang dapat digunakan untuk
tujuan sitologi dan histologi serta juga dapat digunakan untuk tujuan sitokimiawi seperti
penelitian phosphatase dan hyaluroidase.

d. LANGKAH KERJA
Langkah kerja pembuatan preparat rentang mesenterium tikus diawali dengan
membedah tikus diatas kotak pembedahan dengan seperangkat alat bedah (pisau, gunting,
pinset, jarum, spatula). Kemudian memotong bagian ususnya beserta mesenteriumnya
dengan gunting tanpa dicuci terlebih dahulu. Merentangkannya pada gelas benda dengan
jarak 1 cm dari ujung sisi pendek gelas benda. Kemudian membiarkannya sampai kering.
Setelah kering, ususnya dibuang dan menyisakan mesenterium yang masih menempel di
gelas benda. Proses selanjutnya adalah fiksasi jaringan dengan memasukkan gelas benda
tersebut pada staining jar yang berisi metil alcohol selama 5 menit. Kemudian
mencucinya dengan alcohol 50 % pada staining jar selama 2 menit. Dilanjutkan
mencucinya dengan akuades pada staining jar selama 2 menit. Mewarnai jaringan dengan
zat warna hematoxilin selama 10 menit ( hematoxilin dalam keadaan encer sehingga
membutuhkan waktu yang lama). Selanjutnya mencucinya dengan air dalam staining jar
sampai terjadi warna biru cerah. Kemudian melakukan proses dehidrasi dengan
memasukkan gelas benda tersebut secara berurutan pada staining jar berisi alcohol 30 %,
50 % dan 70 % masing-masing 2 menit. Selanjutnya, mewarnai jaringan dengan zat
warna eosin selama 2 menit. Mencuci dengan alcohol 70 % selama 2 menit dilanjutkan
melakukan dehidrasi dengan cara memasukkan gelas benda pada staining jar berisi
alcohol 80 %, 90 % dan absolut secara berurutan masing-masing 2 menit. Proses
selanjutnya adalah dealkoholisasi dengan cara memasukkan gelas benda pada staining jar
yang berisi campuran alcohol xylol dengan perbandingan 3:1, 1:1, 1:3 secara berurutan
masing-masing 2 menit. Langkah selanjutnya yaitu mengambil gelas benda secepatnya
dari staining jar kemudian ditetesi dengan kanada balsam, kemudian menutupnya dengan
kaca penutup secara cepat dan hati-hati dengan bantuan jarum pentul. Melekatkan label
sesuai identitas preparat yang bersangkutan pada ujung kanan gelas benda dengan posisi
memanjang. Langkah terakhir mengamati preparat, memfotonya, menganalisis hasilnya
kemudian mengoleskan kutek pada bagian tepi kaca penutup.

e. HASIL PENGAMATAN
No Perbesaran Gambar Keterangan
1 40 x 10

a = pembuluh darah
b = sel lemak

Tidak ada gelembung udara
Bagian-bagian yang diamati
terlihat jelas dan kontras
Masih ada kotoran karena
lensa yang kotor
a b
2 40 x 10

b = sel lemak
c = jaringan ikat (benang-
benang kolagen)
Tidak ada gelembung udara
Bagian-bagian yang diamati
terlihat jelas dan kontras
Masih ada kotoran karena
lensa yang kotor

f. PEMBAHASAN
Pembuatan preparat rentang mesenterium ini menggunakan mesenterium tikus
putih ( Rattus norvegicus). Hasil pembuatan preparat mesenterium tikus putih ini cukup
baik. Tidak terdapat gelembung udara, bagian-bagian yang diamati terlihat jelas dan
kontras. Namun, tidak semua bagian yang dikehendaki ada di preparat yang dibuat.
Preparat mesenterium ini termasuk dalam preparat rentang artinya proses
pembuatannya dengan metode rentang yaitu dengan merentangkan obyek yang diamati di
atas gelas benda. Proses pembuatan preparat rentang mesenterium ini diawali dengan
proses fiksasi dengan fiksatif sederhana ( mengandung 1 macam zat) yaitu metil alcohol
.Fungsi dari proses fiksatif ini adalah untuk mematikan elemen-elemen jaringan
mesenterium dengan tetap mempertahankan bentuk dan strukturnya. Fungsi lainnya yaitu
untuk mengubah indeks bias bagian-bagian jaringan mesenterium sehingga bagian-bagian
tersebut mudah terlihat di bawah mikroskop. Selain itu fiksasi juga mengubah jaringan
menjadi lebih mudah menyerap zat warna.
Pada pembuatan preparat, menggunakan pewarnaan rangkap 2 karena
menggunakan 2 macam zat warna yaitu hematoxylin dan eosin. Eosin merupakan zat
warna asam sehingga cenderung mewarnai sitoplasma sel, sedangkan hematoxylin adalah
zat warna basa sehigga cenderung mewarnai inti. Hal ini berkaitan dengan adanya ikatan
ion antara komponen selular dengan senyawa aktif dari pewarna. Inti sel yang cenderung
bersifat asam (bermuatan negative) akan cenderung terwarnai oleh zat warna basa yang
bermuatan positif.
Hematoxylin dalam pembuatan preparat ini cenderung sebagai zat warna ajektif
yaitu zat warna yang dapat mewarnai jaringan dengan baik bila diberikan pertolongan
suatu mordan. Mordan yaitu suatu substansi yang dapat mengikat zat warna pada jaringan
yang diwarnai. Oleh karena itu, pada pembuatan praktikum ini, menggunakan eosin
b c
sebagai mordan. Eosin termasuk dalam golongan xantene yaitu suatu zat warna yang
mempunyai molekul yang terdiri dari cincin quinoid yang dihubungkan dengan cincin
non quinoid oleh atom C dan O sehingga memberikan warna yang kontras dengan zat
warna yag diberikan sebelumnya. Hal inilah yang menyebabkan preparat terwarnai
dengan warna merah ungu dan tampak kontras sehingga bagian-bagiannya dapat terlihat
jelas.
Pada proses pembuatan preparat rentang mesenterium ini juga dilakukan proses
dehidrasi yaitu proses menghilangkan kandungan air dengan alkohol yang dilakukan
secara bertahap (bertingkat) dimulai dari konsentrasi alcohol 30 % karena preparatnya
termasuk kategori tipis. Dari alcohol konsentrasi 30 % ke 50 %, 70 %, 80 %, 90 %
sampai alcohol absolut.
Penutup preparat ini menggunakan kanada balsam yang pelarutnya adalah xylol
maka setelah proses dehidrasi(alkoholisasi) dilakukan proses dealkoholisasi dengan
pemberian alkohl : xylol 3: 1, 1:1, 1: 3. Pemberian alcohol absolute sebanyak 2 kali ini,
bertujuan untuk menghilangkan komponen air secara tuntas dan pemberian xylol 2 kali
ini, bertujuan untuk menghilangkan komponen alcohol secara tuntas menjadi komponen
xylol saja sehingga aman ketika ditutup menggunakan kanada balsam yang pelarutnya
adalah xylol.
Preparat yang dibuat merupakan preparat permanen dengan medium penutupnya
adalah kanada balsam. Oleh karena itu, agar kanada balsam tidak menguap sehingga
preparat bisa awet menjadi preparat permanen maka pada gelas penutup diberi kutek.
Maka, tujuan dari pemberian kutek adalah agar pelarut xylol dalam kanada balsam tidak
menguap.

g. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
1. Preparat jaringan tipis seperti mesenterium dapat dibuat menggunakan metode
rentang (spread) dan pewarnaan ganda hematoxylin-eosin
2. Pewarnaan ganda hematoxylin dan eosin memberi warna yang kontras. Zat warna
hematoxylin akan mewarnai butir-butir (ganula) pada inti sedangkan zat warna eosin
mewarnai sitoplasma.
3. Pada preparat jaringan mesenterium bagian yang teramati yaitu sel lemak, pembuluh
darah dan jaringan ikat (benang-benang kolagen)
b. Saran
1. Praktikan harus teliti saat melakukan tahapan pembuatan preparat, dan dipastikan
sesuai dengan petunjuk praktikum agar hasilnya dapat maksimal dan bagus.
2. Mesenterium hendaknya diambil dari hewan yang tidak berukuran kecil (contoh
hamster) tapi bisa menggunakan hewan dengan ukuran tubuh sedang atau besar.
3. Hati-hati saat melakukan dehidrasi dan dealkoholisasi. Jangan sampai tidak sesuai
dari konsentrasi terendah sampai konsentrasi larutan tertinggi.
h. Daftar Pustaka
Rudyatmi,Eli. 2014. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA
UNNES
Subowo. 2002. Histologi Umum. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

You might also like