You are on page 1of 33

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi pengendalian (control)
menyebabkan perubahan sistem control yang digunakan di
industri. Saat ini Distributed Control System (DCS) merupakan
salah teknologi control system yang banyak digunakan di dalam
proses industri. Sedangkan Proportional Integral Derivative (PID)
merupakan
Kontrol PID merupakan control yang terdiri dari proportional,
integral dan derivative. Jika nikai P, I dan D dirubah maka sistem
akan menunjukkan respon yang berbeda tergantung besarnya
koefisien dari ketiga variabel tersebut. Untuk memperoleh sistem
yang optimal maka perlu menemukan nilai P, I, dan D yang tepat.
Salah satunya dengan metode trial and error. Oleh karena itu
penting dilakukan percobaan mengenai DCS pada PID Controller.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan laporan ini sebagai berikut.
1. Bagaimana fungsi dari hardware DCS Centum CS
3000 Yokogawa.
2. Bagaimana sistem konfigurasi DCS Centum CS
3000
3. Bagaimana dasar pemrograman Centum CS 3000

1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam penulisan laporan ini
antara lain :
1. Program DCS yang digunakan ialah DCS Centum CS
3000 Yokogawa.
2. Pemrograman alogaritma kontrol yang digunakan ialah
function blok.

1.4 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini ialah sebagai berikut :
2

2

1. Mengetahuifungsi dari hardware DCS Centum CS 3000
Yokogawa.
2. Mengetahuisistem konfigurasi DCS Centum CS 3000
3. Mengetahuidasar pemrograman Centum CS 3000

1.5 Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan ini antara lain :
1. Mengetahui cara penggunaan DCS.
2. Mengembangkan penggunaan dari DCS untuk berbagai
bidang.

1.6 Sistematika Laporan
Laporan percobaan ini disusun secara sistematis yang dibagi
dalam beberapa bab dengan rincian sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan
Berisikan penjelasan latar belakang masalah, rumusan
permasalahan, batasan masalah, tujuan, dan manfaat percobaan,
serta sistematika laporan.

BAB II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini membahas secara singkat teori-teori yang terkait
dalam penulisan laporan resmi percobaan.

BAB III Metodologi Percobaan
Bab ini akan memaparkan langkah-langkah yang dilakukan
untuk mencapai tujuan dan simpulan akhir dari percobaan.

BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Memuat hasil simulasi dan akan dianalisis berdasarkan dasar
teori yang ada sehingga mampu menjawab permasalahan yang
telah ditentukan di awal.

BAB V Penutup
3



Bab ini berisi tentang kesimpulan pokok dari seluruh
rangakain penelitian yang telah dilakukan dan saran yang dapat
digunakan pada pengembangan penelitian selanjutnya.




















Halaman ini sengaka dikosongkan.




BAB II
DASAR TEORI

2.1 Distributed Control Sistem (DCS)
Distributed control system (DCS) merupakan salah satu
teknologi dalam bidang sistem pengendalian yang banyak
digunakan dalam proses industry. DCS dapat mengendalikan
berbagai variabel proses dan unit operasi dengan berbagai fungsi
pengendalian, monitoring, dan optimasi. Keandalan sistem juga
dapat ditingkatkan dengan adanya DCS. DCS membagikan
tanggung jawab pengendalian terhadap suatu sistem pada
beberapa local control unit (LCU). Setiap LCU diprogram untuk
mengoendalikan satu atau beberapa lup. Jadi, tanggung jawab
pengendalian pada DCS didistribusikan ke unit-unit yang lebih
kecil. Dengan demikian, jika terjadi kegagalan pada salah satu
loop, maka hanya satu atau beberapa lup saja yang terganggu,
keseluruhan sistem tetap aman.[1]


Gambar 2.1 Arsitektur DCS pada umumnya.[2]

2.2 Proportional Integral Derivative (PID)
Didalam suatu sistem kontrol kita mengenal adanya
beberapa macam aksi kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol
proporsional, aksi kontrol integral dan aksi kontrol derivative.
Masing-masing aksi kontrol ini mempunyai
6

6

keunggulankeunggulan tertentu, dimana aksi kontrol
proporsional mempunyai keunggulan rise time yang cepat,
aksi kontrol integral mempunyai keunggulan untuk
memperkecil error ,dan aksi kontrol derivative mempunyai
keunggulan untuk memperkecil error atau meredam
overshot/undershot. Untuk itu agar kita dapat menghasilkan
output dengan risetime yang cepat dan error yang kecil kita
dapat menggabungkan ketiga aksi kontrol ini menjadi aksi
kontrol PID.[3]

2.3 CENTUM CS3000
CENTUM CS3000 adalah salah satu produk Control System
unggulan PT.Yokogawa Indonesia. Sebagai solusi baru yang
ditawarkan PT.Yokogawa Indonesia bagi masalah teknologi suatu
perusahaan, Centum CS3000 dilengkapi kemampsuan untuk
mengintegrasikan kebutuhan perusahaan di level manejemen
sampai kepada level teknis di lapangan, seperti kondisi
performa field instrument, serta fasilitas open interface.[4]




7

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
Peralatan yang akan digunakan dalam percobaan sebagai
berikut.
1. Personal Komputer
2. Software Centum CS 3000

3.2 Prosedur Percobaan
1. System View diaktifkan dengan cara klik Start All
Program YOKOGAWA CENTUMSystem View
atau pilih Active System View pada menu Window Call.

Gambar 3.1 System view

2. Pilih file create new project. Window outline
dimunculkan. Data dimasukkan pada kolom User,
Organization, dan Project information. Klik OK.

3. Window Create New Project dimunculkan. Data dimasukkan
sebagai berikut:


8


Gambar 3.2. Project baru

Klik OK

4. Window Create New FCS dimunculkan dan disetting seperti
berikut:
Station type: AFS40D Duplexed Field Control Unit (for FIO,
with Cabinet)
Database Type : General - Purpose
Domain Number : 1
Station Number : 1
Component / Number : Leave it blank
Station Comment : Leave it blank
Alias of Station : Leave it blank
Station Status Display : Leave it blank
Upper Equipment Name : Leave it blank
Kemudian klik OK

5. Window Create New HIS dimunculkan.
Station Type : PC with Operation and monitoring functions
Station Address / Domain Number : 1
9



Station Address / Station Number : 64
Other items : Leave it blank


Gambar 3.3 Station type

6. Tombol OK diklik. Konfirmasi bahwa ENGPJT t ada pada
System View. ENGPJT dibuka untuk memastikan bahwa
folder FCS0101 and HIS0164 telah dibuat.

3.2.1 ROCESS I/O DEFINITION-KFCS
Station Type : AFS40D Duplexed Field Control Unit
(untuk FIO, dengan kabinet)
Tujuan : untuk menentukan analog I/O unit pada
slot1, unit




3.2.1.1 Analog I/O Definition

1. System View diktifkan dan dipilih ENGPJT FCS0101
IOM folder. Klik kanan pada folder IOM Create New
Node. Muncul window Create New FIO Node.
Definisikan sebagai berikut.


Gambar 3.4 New FIO node
Klik tombol OK

1. Klik kanan pada folder NODE1 Create new IOM.
Muncul window Create New IOM. Definisikan sebagai
berikut:
IOM Type / Category: Analog Input/Output
IOM Type / Type: AAB841-S (8-Channel Voltage Input 8-
Channel Current Output)
Installation Position / Slot : 1
11





Gambar 3.5 Pembuatan IOM

Klik tombol OK dan pastikan bahwa file AABB41-S telah
dibuat pada folder NODE1

2. Aktifkan IOM Builder dengan cara double klik pada file
1AAB841-S. Kemudian muncul window IOM Builder seperti
di bawah: Exit dari IOM Builder atau pada toolbar, pilih file
save kemudian exit from IOM Builder.

3.2.2 Pembuatan Function Block
1. Aktifkan Sistem View kemudian pilih folder
ENGPJTFCS0101FUNCTION BLOCK.folder.
FUNCTION BLOCK mempunyai 200 kontrol
drawing dari DR0001 sampai DR0200. Buat sebuah
loop cascade pada DR0001.
2. Double klik pada DR0001 untuk mengaktifkan
Control Drawing Builder. Maka Control Drawing
Builder akan nampak pada window.
12

12


Gambar 3.6 Function Block

3.2.3 Drawing dan Editing pada kontrol drawing window
1. Pengaturan ukuran panel (Panel Size Setting)
Properties dipilih pada menu File pada Control
Drawing Builder. Tab Attribute dipilih, cek apakah
ukurannya 1024 x 686 kemudian klik pada tombol
OK.
13





Gambar 3.7 Penentuan size Function Block
2. Pengaturan Grid Untuk penggambaran yang mudah,
tampilkan grid pada drawing panel. Draw dari toolbar
dipilih kemudian akan nampak dialog Grid Option

Gambar 3.8 Grid Option
Klik OK. Muncul tampilan seperti berikut:
14

14


Gambar 3.9 Function Blok
15

15

3. Pembuatan fungsi blok
Membuat simbol blok pada blok fungsi di drawing panel.
Kontroler Laju Aliran/Level PID : LIC001
Buat kontroler diatas dengan tata cara sebagai berikut:
a) Dari toolbar pilih Insert function Block atau menge-
klik
b) Select Function Block akan kelihatan kemudian pilih
Regulatory Control Block Controller PID. Klik pada
tombol OK.


Gambar 3.10 Select funtion blok

c) Klik di titik manapun pada sheet drawing panel
menggunakan tombol kiri pada mouse, kemudian simbol blok
dari PID akan terlihat. Masukkan tag name LIC001 kemudian
tekan tombol <Enter>

16

16


Gambar 3.11 PID funtion block


d) Klik pada tombol Mode Double klik di simbol blok
pada blok fungsi LIC001. Function Block akan terlihat jelas
pada sheet. Masukkan nilai berikut pada tabFunction Block:
Tag Comment :Level Controller
Scale / High limit value :001.0
Engineering unit Symbol :liter
Klik pada tombol OK
17

17



Gambar 3.12 Penentuan range kontroler

4. Pembuatan I/O Block Link:
a) Dari toolbar pilih Insert tombol Function Block atau
untuk mememunculkan Select Function Block dialog, pilih
Link Block kemudian PIO.Klik tombolOK.

18

18


Gambar 3.13 PIO function blok

b) Klik kiri pada drawing panel seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah. Masukkan modul elemen nama masukkan
%%LT001 kemudian tekan <enter> Element name for output
connection untuk LIC001 : %% CV 001

Gambar 3.14 PIO dan PID function blok
19

19


5. Pembuatan wiring (Pengkabelan)
a) Dari toolbar pilih Insert tombol wiring atau
b) Berikan Kabel dari %%LT001 sampai IN terminal LIC001.
Dengan cara klik kiri posisi 1 dan double klik pada posisi 2.
c) Kemudian beri kabel terminal OUT pada LIC001 sampai
terminal OUT pada %%CV001.


Gambar 3.15 Wiring function blok

d) Setelah meng-update (File update ), keluar dari Function
Block Detail Builder dengan memilih File toolbar. Exit
Function Block Detail Builder dari
e) Simpan materi tersebut, dari toolbar pilih File Save

3.2.4 Control Window Creation
Cara kerja :
20

20

1. Dari sistem view pilih folder ENGPJT HIS0164
WINDOW. Folder WINDOW mempunyai file default
window. Buat cascade loop pada CG0001.
2. Double klik pada CG0001 untuk membuka Graphic Builder.
Panel Graphic Builder akan terlihat seperti dibawah ini:


Gambar 3.16 Funtion blok

3. Delapan instrument akan terbuat secara default, gunakan 1
instrument sebelah kiri. Klik kiri pada diagram instrumen
yang paling kiri untuk memilih, kemudian klik kanan untuk
memilih Properties dari menu.
21

21


Gambar 3.17 Faceolate

1. Instrument Diagram akan nampak pada window. Masukkan
LIC001 pada kolom tag name. klik Apply dan tombol OK.


Gambar 3.18 Tagname pada instrument program
22

22


3.2.5 Trend Window Creation (Pembuatan trend window)
Cara Kerja :
1. Dari sistem view pilih folder ENGPJT HIS0164
CONFIGURATION.
2. Pada folder CONFIGURATION klik kiri pada trend block
1 TR0001 untuk melakukan pemilihan kemudian klik kanan
dan pilih Properties.
3. Properties pada window akan nampak. Spsifikkan Trend
Format, Sampling Period, dan Trend Block Comment pada
blok TR0001 seperti berikut:
Trend Format :Continuous and Rotary Type
Sampling Period :1 Second
Trend Block Comment :1 sec trend-CAS Control



Gambar 3.19 Pembuatan trend window
Klik tombol OK

4. Trend Acquisition Pen Assignment Builder diaktifkan
dengan melakukan double klik pada TR0001 trend block
23

23

dari folder CONFIGURATION. Panel Builder akan terlihat
seperti gambar dibawah ini:


Gambar 3.20 Trend Acquation

Spesifikkan trend acquisition pens dari Group01 seperti berikut:
Acquisition Data
1. LIC001.SV
2. LIC001.PV
3. LIC001.MV

24

24


Gambar 3.21 trend group

5. Ketika pengaturan telah selesai, simpan data tersebut, dari
toolbar pilih File Save Jika terjadi error, keluarlah dari
Trend Acquisition Pen Assignment Builder.

3.2.6 Confirmation of Operation With Test Function
3.2.6.1Start-up of Test Function
Cara Kerja :
1. Dari sistem View pilih folder ENGPJT FCS0101. Pilih
Test Function dari FCS yang terletak pada pada toolbar.
2. Dialog akan nampak pada window. Klik tombol OK
Proses Test Function Dimulai. Proses operasi meliputi :
men-switch monitoring dan operasi fungsi dengan cara
virtual Test
start up simulator FCS dan
pembuatan data pengkabelan secara otomatis dan
downloading.
Tunggu sampai Download wiring selesai (window sekarang
dikelilingi dengan warna merah.)

25

25


Gambar 3.22 Pembuatan test function

Untuk mengesahkan bahwa fungsi wiring bekerja dengan terlibih
dahulu direfresh data wiringnya.
Cara Kerja:
1. Pilih Wiring Operation dari Tools pada toolbar window
Test Function

Gambar 3.23 Wiring Operation Function
26

26


2. Wiring Operation-DR0021 akan terlihat pada window,
konfirmasi bahwa data pada kolom Lag. Selain itu
konfirmasi bahwa data pada masing-masing kolom Status
berada pada kondisi ON. Jika ON terdisplay, ini
menunjukkan bahwa operasi wiring sedang berfungsi.

3.2.6.3 Confirmation of Operation by Operation and
Monitoring Function
Mengoperasikan cascade loop yang telah dibuat dengan
memanggil kontrol window.
Cara Kerja :
1. Panggil kontrol window CG0001 dari tombol masukan
NAME CG0001 atau dari navigator window.

Gambar 3.24 Pemanggilan windows
2. Untuk melihat respon system, maka dapat diapanggil
plate LIC001.TUN.


27

27


Keluar dari Test Function
1. Cara Kerja :
2. 1. Pilih dari toolbar File
3. Exit Test Function dari Test Function Window.
4. 2. Akan ditunjukkan dialog box kemudian Klik tombol
OK. Proses exit akan dimulai.


28

28



29

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data
Data hasil percobaan dapat dilihat pada gambar 4.1. Pada
gamar tampak bahwa sistem menunjukkan respon yang cepat
ketika nilai P, I, dan D pada nilai 300, 5, dan 0 dengan set point
100.
Gambar 4.1 Hasil simulasi

4.2 Pembahasan
Nilai P, I, dan D pada nilai 300, 5, dan 0 dengan set point
100. Hal ini karena sistem memiliki respon yang cepat, dan tidak
terjadi overshooting maupun osilasi. Respon sistem menjadi lebih
cepat ketika nilai P dinaikkan. Sementara ketika nilai I dinaikkan
menjadi 10 respon sistem lebih lambat. Sedangkan perubahan
nilai D tidak terlalu berpengaruh.
Kendala yang dialami selama percobaan yaitu dalam mencari
nilai P, I, dan D yang tepat. Hal ini karena keterbatasan dalam
metode trial and error sehingga pratikan hanya bisa tahu nilai P, I
dan D yang optimal berdasarkan respon dari simulasi. Sehingga
diperlukan variasi yang lebih banya dalam menentukan nilai P, I
dan D. Selain itu perubahan nilai P dan I secara significan
mempengaruhi respon sistem. Sehingga hsarus hati-hati dalam
mencari nilai yang tepat. Agar respon sistem cepat dan tidak
terjadi overshooting maupun osilasi


30

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran


31

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ismail, Moch. Design of Level Control System In
Oil/Water Separator Based On Distributed Control
System Software Centum CS3000. URL
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13795-
2406100609-Chapter1.pdf diakses pada tanggal 10 Maret
2014.
[2] Anonim. URL http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/365/
jbptunikompp-gdl-anggajuand-18247-4-babii.pdf diakses
pada tanggal 10 Maret 2014.


32

LAMPIRAN

Pengatur yang digunakan pada proses boiler adalah
pengatur PID dimana P menyatakan Propotional, I Integral dan D
Derivative. Metode yang digunakan pada DCS adalah
pendistribusian pada unit-unit control, pada setiap unit control
diberikan tugas untuk mengendalikan berbagai jenis loop.

Gambar 1. Control DCS pada plant Boiler di Pertamina

Secara garis besar DCS CS 3000 terdiri dari HIS/EWS
(Human Interface Unit/Engineering Work Station), FCS dan
jaringan komunikasi. Pada jurnal ini plant yang dikendalikan
difokuskan pada boiler saja. Kondisi awal steam drum memiliki
fluida dengan ketinggian level 30% dan bukaan valve dikontrol
oleh LC 4LIC102. Pada mode MAN nilai set point diset untuk
mengikuti nilai dari input (PV), hal ini dikenal dengan SV
tracking to PV. Kemudian dikenal juga pemakaian dua elemen
kontrol, digunakan pada saat pemakaian beban steam bervariasi.
Dimana disini juga akan diambil data oleh DCS dari variable
pressure. Pemakaian tiga elemen kontrol dipilih pada saat


33

kebutuhan steam yang tidak konstan sehingga kebutuhan steam
dari boiler akan dapat dicover dari boiler yang lain.

You might also like