Professional Documents
Culture Documents
Dari akar kata “pimpin” kita mengenal kata “pemimpin” dan “kepemimpinan”.
Dalam Ensiklopedi Umum, halaman 549 kata “kepemimpinan” ditafsirkan
sebagai hubungan yang erat antara seorang dan sekelompok manusia
karena adanya kepentingan bersama; hubungan Itu ditandai oleh tingkah
laku yang tertuju dan terbimbing dari manusla yang seorang itu. Manusia
atau orang ini biasanya disebut yang memimpin atau pemimpin, sedangkan
kelompok manusia yang mengikutinya disebut yang dipimpin.
Pertama, bahwa pemimpin itu “must share the values, attitudes and
interests of the group. This psychological similarity is necessary for
the identification of the followers with the leaders”.
Syarat kedua, adalah bahwa kualitas pemimpin itu lebih tinggi dari para
pengikutnya, akan tetapi tetap bersifat komunikatif dengan yang
dipimpinnya.
1
and goal achievement”. *
2
Pertama, meliputi pengertian headship dan
kedua, leadership ditafsirkan berbeda dengan headship.
Bass misalnya mendefinisikan leadership dalam arti luas, dalam arti meliputi
banyak cara yang dilakukan oleh leaders dan heads serta berbagai sumber
yang digunakan untuk mengungkapkan kekuasaannya. Akan dapat
puladidef.inisikan secara lebih sempit, seperti misalnya yang dilakukan oleh
C.A Gibb (1969), yang membedakan antara leadership dengan headship
sebagai berikut:
1. Headship diselenggarakan melalui suatu sistem yang diorganisasikan
dan tidak berdasarkan pengakuan spontan para anggotanya.
2. Tujuan kelompok dipilih oleh kepala (head person) sesuai dengan minat
dan tidak ditentukan oleh kelompok itu sendiri secara internal.
3. Dalam headship/ hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali
tindakan bersama dalam mencapai tujuan.
4. Dalam headship, ada jurang sosial yang lebar antara anggota-anggota
kelompok dan kepala (the head), yang mengusahakan agar ada jarak
sosial ini, sebagai suatu alat bantu untuk memaksa kelompoknya.
5. Kewibawaan seorang pemimpin (leader) secara spontan diakui oleh para
anggota kelompok yang bersangkutan dan terutama oleh para
pengikutnya.
Kita tak dapat menafsirkan begitu saja bahwa, misalnya seseorang yang
mengikuti semua tatacara seremonial dalam anggota. Akan tetapi menurut
definisi yang lebih luas, bagi Bass (1960) pimpinan/seorang kepala (head)
adalah merupakan konsekuensi dari kedudukan (status) mereka, jadi
merupakan suatu kekuasaan dari jabatan yang dipegangnya. Tanpa
kedudukan semacam itu, para pemimpin (leader) masih dapat mencapai
tujuan, apabila kekuasaannya itu betul-betul sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut oleh kelompok yang dipimpinnya.
3
Pengertian kekepalaan mempunyai konotasi adanya kedudukan dalam
hirarkhi organisasi, yang di dalamnya terkandung tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang telah ditentukan secara formal. Kekepalaan berkaitan
dengan wewenang sah berdasarkan ketentuan formal, untuk membawahi
dan memberi perintah-perintah kepada kelompok orang-orang “bawahan”
tertentu dan dalam bidang masalah tertentu pula. Seorang kepala unit belum
tentu dapat menjadi leader.
Oleh karena itu, pimpinan yang mengepalai suatu organisasi atau salah satu
unitnya harus menyadari bahwa kedudukan formal saja belum tentu
merubah perilaku anak buahnya sesuai dengan yang diharapkan agar
memudahkan dan melancarkan pencapaian tujuan organisasinya, atau
mampu menciptakan kerjasama yang baik antara bawahannya.
Ini berarti kita perlu mengetahui secara singkat tentang apa organisasi itu.
Organisasi adalah kelompok kerjasama antara orang-orang, yang diadakan
untuk mencapai tujuan bersaiqa. Di samping tujuan syarat terbentuknya
organisasi juga adanya hubungan, kemauan dan kesesuaian para anggota
untuk bekerja sama.
Studi mengenai organisasi manusia ini juga merupakan studi khusus yang
mendalam dan roeluas, seperti tergambar dalam buku Handbook of
Organizations, dengan editor James G. March yang diuraikan setebal 1247
4
halaman. Dalam bab 1, Darwin Cartwright, khusus mengupas tentang
“influence leadership control”. la berbicara tentang orang yang
berpengaruh, tentang teknik mempengaruhi dan tentang orang-orang yang
dipengaruhi.
Studi tentang orang yang berpengaruh ini atau the agent exerting influence
Darwin Cartwright menyimpulkan bahwa: “Most theoriets agree/ however,
that a major base of influence is the possession, or control, of valued
resources, provided these can be used to facilitate or kinder the goal
attainment of an other agent”.
Untuk lebih jelasnya akan dibahas ketiga hal tersebut secara singkat.
Pertama, tentang orang yang berpengaruh dalam organisasi. Banyak teori
yang mengemukakan bahwa dasar sumber daya yang dipunyai seorang
pemimpin itu dapat terdiri atas: “all the resources opportunities, acts, objects,
etc. That he can exploit in order to effect the behavior of another”. Tetapi hal
ini perlu jelas, bahwa tidak semua sumber daya itu dengan sendirinya akan
d.ijadikan sebagai alat kekuasaan. Schulze (1958) menyimpulkan bahwa ”
One should not assume the necessity of any neat, constant, and direct
relationship between power as a potential for determinative action, and
power as determinative action, itself”.
5
Gilman (1962) menampilkan empat metode, yaitu
(a) paksaan (coercion),
(b) manipulasi manipulation),
(c) otoritas (authority) dan
(d) persuasi (persuasion).
Harsanyi 1962)
lebih tertarik pada pengaruh di bidang ekonomi, melihat empat cara pula
(a) dengan insentif (incentives),
(b) dengan hadiah dan ‘hukuman (rewards and punistmends),
(c) dengan memanipulasi informasi (supply information or misinformation)
dan
(d) dengan menggunakan kekuasaan (authority).
Ketiga, mengenai kelompok yang dipimpin. Kahn dan Katz (1960) dan Likert
(1961) telah menyusun rangkuman dari sejumlah penelitian yang
menyangkut mengenai “the effects of closenees of supervision”. Studi ini
menunjukkan bahwa penyelia (supervisor), ternyata berbeda dalam hal
misalnya seberapa sering mereka mengecek bawahannya/ atau seberapa
sering member.! instruksi, atau seberapa luas kebebasan yang diijinkan
sepanjang menyangkut jumlah kerja dan pilihan metoda. Mak.in umum corak
supervisinya akan makin kurang dekat kelompok yang dipimpin.
6
Sudah jelas, artinya secara khusus akan berbeda, karena tujuan negara
Republik Indonesia tidak sama dengan negara lain, akan tetapi secara
akademik, ada bagian-bagian yang bersifat universal. Sebagai contoh dapat
dikatakan, bahwa pada umumnya dalam derajat tertentu tujuan suatu
negara adalah memberikan pelayanan kepada warga negaranya, keluarga
dan mfesyarakat dari negara yang bersangkutan.
Di samping itu leadership perlu dibedakan lagi sebagai kualitas pribadi dan
leadership sebagai fungsi organisasi. Bavelos menjelaskan perbedaan ini
sebagai berikut:
“The first refers to a special co.noination of personal ciiaracteristics;
the second refers to the distcibution throughout an organisation of
decision, making powers”.
Banyak ahli ilmu-ilmu sosial yang telah meneliti dan menyusun berbagai
teori mengenai perilaku organisasi, misalnya seperti Bernard (1933), Blan &
Scott (1962), Etzioni (1961) dan lain sebagainya.