You are on page 1of 23

Program BIAS (Bulan

Imunisasi Anak Sekolah)


sebagai Upaya
Penanggulanan Penyakit
Difteri, Campak dan Tetanus
pada Anak

OLEH KELOMPOK
Adinda Zuricha P 021211131029
Aulia Agile F 021211131030
Netty Suls K 021211131031
Moh. Dwira W 021211131032
Sergio Santoso 021211131033
Anggreta Galuh A 021211131034
Sheila Filia 021211131035
Sejarah Imunisasi
Imunisasi tidak bisa dilepaskan dari peran besar
Edward Jenner (1749-1823).
Jenner melalui eksperimennya berhasil
membuktikan bahwa seseorang yang terpapar
cowpox (penyakit kulit yang ditularkan oleh sapi)
memiliki imunitas terhadap smallpox.
Tahapan sejarah imunisasi :
Era pra-Jenner,
Era Jenner, dan
Era pasca-Jenner
Indonesia telah menerapkan program EPI
(Expanded Program of Immunization) sejak tahun
1977 yang dikenal dengan Program
Pengembangan Imunisasi.
EPI merupakan program yang dicanangkan WHO
(World Health Organization) sejak tahun 1974.
Saat ini vaksin yang masuk ke dalam program
imunisasi rutin adalah BCG, DPT, Hepatitis B,
Campak, dan Polio.
Apa Itu Imunisasi ?
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal,
resisten.
Imunisasi merupakan usaha memberikan
kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh yang
dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan
dan melalui mulut.
Imunisasi adalah proses menginduksi
imunitas secara buatan baik dengan vaksinasi
(imunisasi aktif) maupun dengan pemberian
antibodi (imunisasi pasif).

Untuk apa imunisasi ?
Secara
umum
tujuan
imunisasi
antara
lain
Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang
penyakit menular.
Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit
menular.
Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka
kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada
balita.
Manfaat Imunisasi
imunisasi dapat
menghemat biaya
kesehatan
mencegah epidemi
pada generasi yang
akan datang.
menurunkan angka
kejadian penyakigt,
kecacatan, maupun
kematian akibat
penyakit-penyakit
infeksi
Data SUSENAS 2010 (SURVEI SOSIAL
EKONOMI NASIONAL) -- > tingkat kematian
bayi dan balita yang telah sempat menurun
ternyata cenderung meningkat kembali.
Keberhasilan program imunisasi telah
menurunkan mortalitas akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (difteri,
pertusis, campak) dari 12,6 % menjadi 1,4 %
penduduk pada tahun 2010.

Program Imunisasi Pemerintah
Imunisasi
BCG
Imunisasi
Hepatitis
B
Imunisasi
Polio
Imunisasi
DPT
Imunisasi
Campak
IMUNISASI BCG
BCG adalah vaksin untuk mencegah penyakit
TBC.
BCG dianjurkan diberikan pada umur 2-3
bulan atau dilakukan uji tuberkulin dulu (bila
usia anak lebih dari 3 bulan) untuk
mengetahui apakah anak telah terinfeksi TBC
atau belum (lihat jadwal imunisasi)
Imunisasi Hepatitis B
Jumlah Pemberian sebanyak 3 kali, dengan interval
1 bulan antara suntikan pertama dan kedua,
kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan
ketiga.
Usia Pemberian sekurang-kurangnya 12 jam setelah
lahir. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia 3-6
bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap
VHB, selain imunisasi tersebut dilakukan tambahan
dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu
sebelum usia 24 jam
Imunisasi Polio
Imunisasi polio ada 2 macam, yang pertama
oral polio vaccine atau yang sering dilihat
dimana mana yaitu vaksin tetes mulut.
Sedangkan yang kedua inactivated polio
vaccine, yaitu vaksin yang disuntikkan.
Imunisasi DPT
Terdapat beberapa kontraindikasi yang
berkaitan dengan suntikan pertama DPT.
Gejala-gejala keabnormalan otak pada
periode bayi baru lahir atau gejala-gejala
serius keabnormalan pada saraf merupakan
kontraindikasi dari komponen pertussis.
Imunisasi DPT kedua tidak boleh diberikan
kepada anak yang mengalami gejala-gejala
parah pada dosis pertama DPT.
Imunisasi Campak
Pemberian vaksin campak sebanyak 2 kali. 1
kali di usia 9 bulan dan 1 kali di usia 6 tahun.
Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai
jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah
menurun di usia 9 bulan, penyakit campak
umumnya menyerang anak usia balita. Jika
sampai 12 bulan belum mendapatkan
imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan
harus diimunisasi MMR.
Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS)
BIAS adalah bulan dimana seluruh kegiatan
imunisasi dilaksanakan di seluruh Indonesia
yang perencanaannya dilakukan pada tanggal
14 Nopember 1997 oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri,
Menteri Agama dan Menteri Kesehatan.
Tujuan pelaksanaan BIAS adalah
mempertahankan Eleminasi Tetanus
Neonaturum, pengendalian penyakit Difteri
dan penyakit Campak dalam jangka panjang
melalui imunisasi DT, TT dan Campak pada
anak sekolah.
Dalam
setahun BIAS
dilaksanakan
2 kali
Bulan September
untuk pemberian
imunisasi
Campak pada
anak kelas I
Bulan Nopember
untuk pemberian
imunisasi DT
pada anak kelas
I, TT pada anak
kelas II dan III
Sasaran kegiatan BIAS
Anak (SD) dan (MI)
negeri dan swasta,
Institusi pendidikan
setara SD lainnya
(Pondok Pesantren,
seminari, SDLB) laki-
laki dan perempuan.

You might also like