You are on page 1of 84

DISKUSI

TOPIK 1
Oleh :
1. Mgs Farhan
2. Raisa Radina
3. Ratih Mary
4. Titi Anjasmoro
5. Vivi Rizki Hensmit

PEMBIMBING : dr. Ismoyo, SpKJ
KLASIFIKASI
GANGGUAN JIWA
BERDASAR
KLASIFIKASI PPDGJ-III
GANGGUAN MENTAL
ORGANIK
Gangguan organik dan simtomatik
o F0 Gangguan mental organik termasuk
gangguan mental simtomatik
F00-F03 Demensia
F04-F07, F09 Sindrom amnesik dan gangguan
mental organik

GANGGUAN MENTAL
ORGANIK
Gangguan akibat alkohol dan obat/zat
o F1 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaaan alkohol
dan dan zat psikoaktif lain
F10 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
alkohol
F11 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
opioida/ kanabinoida/ kokain
F13, F15, F16 Gangguan mental dan perilaku akibat
pengguaan sedatif atau hipnotika/stimulansia
lain/halusinogen
F17, F18, F19 Gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan tembakau/pelarut yang mudah menguap

GANGGUAN MENTAL
PSIKOTIK
Skizofrenia dan gangguan terkait
o F2 Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham
F20, F21, F23 Skizofrenia, gangguan skizotipal, psikotik akut
dan sementara
F22, F24 Gangguan waham menetap, gangguan waham
terinduksi
F25 Gangguan skizoafektif
F28, F29 Gangguan psikoaktif non-organik lainnya, atau YTT


GANGGUAN MENTAL
PSIKOTIK
Gangguan afektif
o F3 Gangguan suasana perasaan (Mood[afektif])
F30, F31 Episode manik, gangguan afektif bipolar
F32, F39 Episode depresi, gangguan depresi berulang,
gangguan suasana perasaan (mood/afektif)
menetap/lainnya/ YTT

Gangguan neurotik dan
gangguan kepribadian
Gangguan neurotik
o F4 gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait
stress
F40, F41 Gangguan anxietas, fobik atau lainnya
F42 Gangguan obsesif-kompulsif
F43, F45, F48 Reaksi terhadap stres berat dan gangguan penyesuaian,
gangguan somatoform, gangguan neurotik lainnya
F44 Gangguan Disosiatif
Gangguan neurotik dan
gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian dan perilaku dewasa
o F5 Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan
faktor fisik
F50-F55, F59 Gangguan makan, gangguan tidur, disfungsi seksual
atau gangguan perilaku lainnya
- F6 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
F60-F69 Gangguan kepribadian, gangguan kebiasaan dan
impuls, gangguan identitas atau preferensi seksual



Gangguan masa kanak,
remaja, dan perkembangan
Retardasi Mental
o F7 Retardasi mental
F70-F79 Retardasi mental
Gangguan masa kanak, remaja, dan perkembangan
o F8 Gangguan perkembangan psikologis
F80- F89 Gangguan perkembangan Psikologis
-F9 Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya
pada masa kanak dan remaja
-F90-F98 Gangguan hiperkinetik, gangguan tingkah laku,
gangguan emosional atau fungsi sosial khas, gangguan tic
atau gangguan perilaku dan emosional lainnya


DIAGNOSIS
MULTIAKSIAL
Evaluasi multiaksial
O Berguna untuk memahami pasien secara
menyeluruh baik dari segi:
1. Ada tidaknya gangguan jiwa
2. Kepribadian
3. Kondisi medik/fisikal
4. Problem psikososial-lingkungan
5. Fungsinya sebagai makhluk psikososial secara
menyeluruh
O Dengan evaluasi ini terapi dpt dilakukan secara
lebih komprehensif
Aksis I
1. Gangguan Klinis
2. Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
Aksis II
1. Gangguan Kepribadian (F60 dan F61) atau Ciri
Kepribadian (tidak menggunakan kode diagnostik)
2. Retardasi mental (F7)
Aksis III
Kondisi medis umum
Aksis IV
problem psikososial dan lingkungan
Aksis V
O Penilaian fungsi secara global (menyeluruh) dalam
fungsi psikologis, sosial dan okupasional
O Untuk memastikan suatu diagnosis gg.jiwa perlu
beberapa syarat:
1. Kumpulkan gejala-gejala menjadi suatu kumpulan
gejala (sindrom) yg bermakna
2. Pikirkan secara urutan hierarkis mulai dari F0
sampai F5 dlm upaya membedakan pelbagai DD.
3. Telusuri jangka waktu/berapa gejala itu sudah
ada serta lama perjalanan penyakit termasuk ada
tidaknya serta sifat dari awitan gejala
Urutan hierarkis
O Dilakukan suatu penyusunan urutan blok-blok
diagnosis yang berdasarkan suatu hierarki.
O Pada umumnya gangguan-gangguan jiwa yang
secara hierarkis terletak dalam urutan di atas
mempunyai lebih banyak unsur (gejala) dari gg.jiwa
yg terletak dalam blok di bawahnya.
O Makin ke atas hierarki biasanya makin berat tingkat
keparahan atau kedaruratannya
Blok Deskripsi
F0 Gg. Mental Organik termasuk gg.mental simptomatik
F1 Gg. Mental dan perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif
F2 Skizofrenia, gg.skizotipal dan gg.waham (gg. Psikotik
non-organik)
F3 Gg. Suasana perasaan (mood/afektif)
F4 Gg.neurotik, Gg.somatoform dan Gg. Yang berkaitan
dgn stres
F5 Sindrom perilau yang berhubungan dgn gg.fisiologis
dan faktor fisik
F6 Gg. Kepribadian dan Perilaku masa dewasa
F7 Retardasi mental
F8 Gg. Perkembangan psikologis
F9 Gg.Perilaku dan emosional dgn awitan biasanya pd
masa anak dan remaja
Blok-blok gangguan jiwa secara rinci
Yang dimuat disini hanya ciri khas dari kelompok gangguan
jiwa atau gangguan jiwa yang spesifik,bujan kriteria diagnosis
F00-F09 : gangguan mental organik termasuk gangguan
mental simptomatik (PPDGJ-III hal 49-83)
o Gambaran klinis beraneka ragam, namun persamaannya
adalah:
Disfungsi primer pada otak akibat pelbagai penyakit,cedera, atau
rudapaksa pada otak yang menyebabkan gangguan fisiologis pada
otak
Disfungsi sekunder pada otak oleh penyakit pada tubuh(diluar otak)
yang kemudian secara sistemik menimbulkan gangguan fisiologis
pada otak
Gejala yang ditimbulkan dapat berupa
o Gangguan sensorium (kesadarnan) seperti gangguan kesadaran
dan perhatian misalnya pada F05: delirium bukan akibat alkohol
atau zat psikoaktif lainnya
o Gangguan fungsi kognitif seperti daya ingat, daya fikir, daya
belajar, misalnya pada demensia (F00-F03); sindroma amnestik
organik bkan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya
o Gangguan persepsi(mis : F06 halusinasi organik), gangguan isi
pikir atau gangguan suasana perasaan dan emosi
o Perubahan kepribadian atau perilaku
Catatan
Delirium (F05) secara hierarkis berada pada urutan paling atas
karena hanya delirium yg mempunyai kelebihan satu gejala
Apabila ditemukan adanya gangguan fisik/ medis bersamaan
dengan gejala mental belum tentu adanya suatu gangguan
mental organik
Apabila gejala mental yang ditemukan terbukti merupakan akibat
psikologis/ penyakit fisik bukan gangguan mental organik
Adanya riwayat terdapatnyagangguan / penyakit fisik belum tentu
memastikn bahwa gejala mental yang ditemukan sekarang
merupakan gangguan mental organik
Blok F0
- gg.jiwa (mentalnya) disebabkan oleh:
1. Penyakit yg secara primer mempengaruhi otak
secara fisiologis sehingga terjadi disfungsi otak
2. Penyakit atau kondisi fisik diluar otak yang secara
sekunder atau secara sistemik mempengaruhi
fungsi otak secara fisiologis sehingga trjadi
disfungsi otak
- Utk memastikan dx perlu bukti dari riw.penyakit,
pem.fisik, pem.lab yg menyokong
Blok F1 : gg.mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif

Gangguan disebabkan oleh akibat langsung dari
penggunaan zat psikoaktif yg secara fisiologis
mempengaruhi otak dan menimbulkan gg.mental
dan perilaku.
Blok F2
Gangguan dasarnya adalah gejala psikotik: halusinasi,
waham, perilaku katatonik, perilaku kacau yg umumnya
disertai oleh tilikan yg buruk
Gejala psikotik ini mendominasi gambaran klinisnya
Satu-satunya gg.mental yg tidak mempunyai gejala
psikotik gg. Skizotipal (telah terbukti secara genetik
bahwa gg.ini termasuk dalam famili skizofrenia)

Blok F3
Gg. Suasana Perasaan (Mood/Afektif)
Gejala dasar: gg.suasana perasaan/mood
(depresi/manik) yg pada umumnya bersifat episodik
Perlu diingat bahwa lama/durasi waktu gejala psikotik
selalu lebih pendek dari lama waktu episode gg.mood yg
mendasarinya.
Blok F4
Gg. Neurotik, Gg. Somatoform dan
gangguan yg berkaitan stres
Gejala utama Kelompok gg.cemas dan fobik:
- Kecemasan yg dapat bersifat kronis atau episodik
atau
- Kecemasan timbul bila dihadapkan pd situasi/objek
fobik atau bila melawan pikiran obsesif.
O Kelompok gg.yang berkaitan dengan stres 2 jenis
stressor:
1. Stresor sehari-hari tetapi orang itu sukar/tidak
dapat beradaptasi gg.penyesuaian
2. Stresor yg bertaraf malapetaka dan tidak lazim
dalam kehidupan sehari-hari gg.stres pasca
trauma
O Gejala utama Kelompok Gg. Disosiatif (konversi):
- Kehilangan sebagian atau seluruh integrasi normal
antara: ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan
sensasi langsung dan kendali thd tubuh
O Gejala utama Kelompok Gg. Somatoform:
- keluhan/preokupasi dgn rasa sakit atau menderita
penyakit tertentu walaupun tidak ada dasar dasar
gg.medis/fisik yg mendasarinya.
- Keluhan sifatnya berulang walaupun terbukti oleh
dokter tdak ada dasar medis
Blok F5
Sindrom perilaku yg berhubungan dgn faktor
fisiologis dan faktor fisik
Jenisnya: gg.makan, gg.tidur non-organik, disfungsi
seksual non-organik, gg.jiwa dan perilaku yg
berhubungan dgn masa nifas yg tidak
diklasifikasikan di tempat lain, faktor psikologis dan
perilaku yg berhubungan dgn gg.atau penyakit yg
diklasifikasikan di tempat lain (YDK)
Dahulu dikenal dgn nama gg.psikosomatik

Blok F6
Gg. Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa
O Khusus untuk F60: gg.kepribadian dan F61:
gg.kepribadian campuran dan lainnya tercatat dalam
aksis II
O Ciri khas: blok ini mencakup berbagai keadaan dan pola
perilaku yg secara klinis bermakna yg cenderung
menetap dan merupakan ekspresi dari gaya hidup yg
khas dari seseorang serta cara berhubungan dgn diri
sendiri dan org lain.
O Jenis: gg.kepribadian khas, gg.identitas jenis kelamin,
gg.preferensi seksual
O Orientasi seksual e.g homoseksual tidak dikategorikan
sbg gg.jiwa (PPDGJ III hal 6 dan 228) dicantumkan sbg
bagian identitas diri seseorang, bersifat netral dan harus
diterima sebagaimana adanya
Axis II
F60 : Gangguan kepribadian khas
o Usia 17 ke atas
o Sifat dan perilaku tak serasi, berlangsung lama, jangka panjang
o Bersifat maladaptif
o Menjurus pada penderitaan pribadi
o Sering berhubungan dengan problem hubungan sosial & prestasi pekerjaan
o Dibagi lagi menjadi berbagai jenis seperti gangguan kepribadian paanoid,
skizoid, dissosial, tak stabil, histrionik, anankastik, cemas, narsistik


O F61 : gangguan kepribadian campuran lain
O F62 : gangguan kpribadian lama
O F63 : gangguan kebiasaan & impuls
O F64 : gangguan identitas jenis kelamin
O F65 : gangguan preferensi seksual
O F66 : gangguan yg berhubungan dg
perkembangan & orientasi seksual
O F68 : gangguan kepribadian & perilaku masa
dewasa lainnya
Blok F7
F7 : Retardasi mental
o Awitan usia < 18 tahun
o Jika IQ dibawah 70 dan awitan baru timbul setelah usia 18
tahun demensia
o Perkembangan mental terhenti, ditandai timbulnya
hendaya (disfungsi) ketrampilan
o Mempengaruhi semua tingkat intelegensia
o Tes psikometrik : IQ < 70 (bervariasi dr ringan sampai
sangat berat)
Blok F8
Gangguan Perkembangan Psikologis
O Jenis:
- Gg. Perkembangan khas (F80-F83)
O Disfungsi pada 1 aspek perkembangan saja
O IQ normal
O Dibagi lagi menjadi gangguan berbicara & berbahasa, belajar, motorik,
campuran, pervasif, emosional

- Gg. Perkembangan pervasif (F84)
Abnormalitas kualitatif dalam interaksi timbal balik
dgn org lain sehingga akibatnya pd kasus yg berat
terjadi retardasi mental, awitan dalam masa bayi
atau di bawah usia 5 tahun
Blok F9
Gg. Perilaku dan Emosional dgn awitan bisanya
pd masa kanak dan remaja
O Jenis:
- F90: Gg. Hiperkinetik
- F91: Gg. Tingkah laku
- F92: Gg. Campuran tingkah laku dan emosi
- F93: Gg. Emosional dgn awitan khas pada masa kanak
jenis: gg.ansietas perpisahan masa anak, dll
- F94: Gg. Fungsi sosial dgn awitan khas masa kanak dan
remaja jenis: mutisme elektif
- F95: Gg. Tik jenis: gg.tik sementara, dll
- F96: Gg. Perilaku dan emosional dgn awitan biasanya pd
masa kanak dan remaja jenis: enuresis non-organik,
gagap, dll..
F90 : gangguan hiperkinetik
o Awitan < 5 thn
o Kurang perhatian
o Aktivitas berlebih
o Perhatian cepat teralih, tidak bisa menyelesaikan tugas
O F91 : gangguan tingkah laku
O Pola tingkah laku dissosial, agresif, menentang
O Pelanggaran berat norma sosial
O Sering berkelahi, melecehkan, merusak, membakar
O F92 : gangguan campurang tingkah laku & emosi
O F93 : Gangguan emosional dg awitan khas masa
anak
O F93.0 : Gangguan anxietas perpisahan masa anak
O Takut ditinggal & dipisahkan dr orang tua
O Tidak mau sekolah
F95 : gangguan tik
o Jenis : gangguan tik sementara; gangguan tik motorik atau vokal
kronik; gangguan campuran tik vokal dan multipel (sindroma de
la tourette)
F98 : gangguan perilaku dan emosional dengan awitan
biasanya pada masa kanak dan remaja
o Jenis : enuresis nonorganik; enkopresis nonorganik; gangguan
makan masa bayi dan kana; pika masa bayi dan kanak \;
gangguan gerakan steretipi; gagap
Hubungan antara taraf berat stresor
dengan gangguan jiwa
Tidak secara linier (dalam hubungan sebab akibat) akan
menimbulkan suatu gangguan jiwa tertentu
Diagnosis gangguan jiwa tidak bergantung dari ada/tidak
ada atau jenis stresor tetapi dari gangguan klinis yang ada
Timbulnya gangguan jiwa bergantung dari 2 faktor
o Taraf berat stresor secara objektif
o Kemampuan adaptasi,daya tahan, motivasi,kepribadian, dan
persepsi subjektif seseorang
Manfaat grafik untuk
terapi
Therapy is the art of the possible
o Pertama assessment
o Selanjutnya mengurangi taraf berat stresor
Memperkuat daya adaptasi
Merubah persepsi subjektif terhadap stresor
Membantu dirinya mengontrol/mengandalikan gejala/ atau problem
kehidupannya
Kombinasi pelbagai upaya diatas
Menggunakan pelbagai aspek Humaniora
WAWANCARA DAN
PEMERIKSAAN
PSIKIATRI
Pemeriksaan lengkap psikiatrik lebih
diarahkan kepada manifestasi dari fungsi
mental, emosional dan prilaku, yang
tujuannya untuk menyusun laporan
keadaan psikologik dan psikopatologik
pasien (status psikiatri).
1. pemeriksaan tak langsung, berupa
auto/allo anamnesa yang berisi tentang
keluhan gangguan sekarang,
perkembangan keluhan, dan riwayat
situasi hidup pasien.

2. Pemeriksaan langsung, yang terdiri dari :
1. status internus dan neurologis
2. khusus psikis yg terdiri atas, penampilan
umum, afek dan emosi, pikiran, dan
prilaku.
Pemeriksaan tambahan
Uji psikologis, EEG, CT scan, dll


Data yang dihasilkan dari pemeriksaan disebut hasil
dari wawancara psikiatrik, dan alat pemeriksaan
berupa pribadi dari dokter.

Perilaku pasien selama pemeriksaan, sebagian
besar merupakan respon dari interaksinya pada si
dokter, sehingga perlu adanya pemeliharaan
hubungan selama pemeriksaan

Wawancara selalu mengandung tanggung jawab
diagnostik dan terapis.
Riwayat Psikiatris
Merupakan catatan tentang riwayat penyakit,
gangguan jiwa, riwayat hidup pasien yang
diperlukan untuk mengenal pasien
Prosedur pemeriksaan
Hal yang perlu diperhatikan :
Memiliki pengertian terhadapa data-data yang
diperlukan
Pemeriksaan dilakukan berkesinambungan dan
terarah
Keikhlasan dan minat menolong

Garis besar riwayat
psikiatrik
Data pribadi :
Berisi identitas pasien, berupa nama, alamat, umur,
jenis kelamin, status, pendidikan, pekerjaan, suku,
agama, dan data lain yang berhubungan
Keluhan Utama
Pasien dibiarkan untuk menceritakan segalanya,
sehingga mampu menggambarkan keluhan yang
dialami pasien. namun perlu diwaspadai adanya
keluhan yang bersifat kabur.
Riwayat gangguan sekarang
Data yang didapat harus memiliki kronologis dan
dapat menggambarkan sifat dan situasi pada awal
munculnya penyakit, sehingga dapat ditemukan
perkembangan dari penyakit, faktor pemicu, dan
alasan berobat pasien. serta eksplorasi
kemungkinan gejala psikofisiologis, gejala fisik
Riwayat Gangguan
sebelumnya
Merupakan keterangan mengenai segala kejadian
yang pernah dialami pasien dari lingkungan luar
maupun dalam diri pasien, serta reaksi-reaksinya
terhadapnya.
Meliputi : Riwayat kelahiran/tumbuh kembang,
Kesehatan, Pendidikan, Pekerjaan, Minat, Prilaku,
Penyakit sebelumnya, Seksual dan perkawinan.
Riwayat Gangguan
Psikiatri
Episode terdahulu, derajat disfungsi, riwayat terapi,
lama gangguan
Riwayat gangguan medis
Penyakit medis, riwayat bedah, trauma kepala,
penyakit neurologis, tumor, kejang, gangguan
kesadaran, HIV, PMS, gangguan psikosomatis.
Penggunaan zat
psikoaktif
Alkohol
narkoba
Riwayat hidup
Riwayat prenatal dan perinatal : masa kehamilan,
proses kelahiran, cedera lahir, kesehatan ibu, emosi
ibu, penggunaan obat.
Masa kanak awal (< 3th) : pola interaksi, gangguan
perkembangan, kegiatan anak sehari-hari, gizi.
Masa kanak tengah (3-7 th): aktivitas pendidikan,
interaksi sosial, aktivitas harian.
Riwayat hidup
Masa kanak akhir dan remaja : aktivitas harian, interaksi
sosial, pendidikan, masa pubertas.
Masa dewasa: Pekerjaan, Perkawinan
Agama
Hukum
Psikoseksual
Keluarga
Mimpi dan fantasi
Pemeriksaan status
mental
Deskripsi umum
- Penampilan: postur, sikap, cara berpakaian
- Perilaku dan aktivitas psikomotor: kualitas dan
kuantitas psikomotor
- Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif? Atensi? Dll.

Mood dan afek
Mood merupakan suasana perasaan yang bersifat
pervasif dan tahan lama yang dinilai dari suasana
persaan atas pernyataan pasien, ekspresi wajah,
prilaku, dan perubahan suasana hati. Sedangkan
afek, merupakan gambaran situasi emosi sesaat
yang dinilai dari ekspresi, intonasi dan motorik
pasien.
Keserasian afek

Pembicaraan
Pola bicara, kuantitas bicara, kualitas bicara, irama
bicara.
persepsi
Halusinasi dan ilusi, baik secara audio, visual,
olfactorik, dan taktil
pikiran
- Proses pikir
Flight of idea, block of idea, pikiran kosong.
- Isi pikir
waham, delusi, obsesi, kompulsi, fobia, keinginan,
ide.

Sensorium dan kognisi
Menilai fungsi otak organik, intelegensi, kapasitas
berfikir abstrak, daya nilai dan tilikan, dengan
penggunaan Mini Mental State Examination.
Tanda dan Gejala Klinis
Psikiatri
Lingkup Bahasan
1. Kesadaran dan Kognisi
2. Perasaan/Emosi
3. Perilaku motorik/Konasi
4. Pikiran
5. Persepsi/Penginderaan
6. Kemampuan Bahasa
7. Tilikan dan Nilai Sosial
Kesadaran
Definisi
Suatu kondisi kesigapan mental individu dalam
menanggapi rangsang dari luar maupun dari
dalam diri
Gangguan kesadaran merupakan tanda adanya kerusakan organik
pada otak. Ada beberapa tingkatan kesadaran, yaitu:

1. Kompos Mentis, yaitu suatu derajat optimal dari kesigapan mental
2. Apatia, yaitu suatu derajat penurunan kesadaran yakni individu
berespon lambat terhadap stimulus dari luar
3. Somnolensi, yaitu suatu keadaan kesadaran menurun yang
cendrung tidur
4. Sopor, derajat penurunan kesadaran berat. Dalam keadaan ini,
pasien hanya merespon minimal terhadap rangsang kuat, atau
bahkan tidak sama sekali


5. Koma, derajat kesadaran paling berat. Tidak memberi
respon apapun walaupun dengan perangsangan yang kuat

5. Kesadaran Berkabut, perubahan kualitas kesadaran yakni
individu tidak dapat berpikir jernih

5. Delirium,terjadi gangguan fungsi kognitif yang luas. Perilaku
berfluktuasi, yaitu bisa seketika gaduh gelisah dan apatis.
Sering pula disertai gangguan persepsi berupa halusinasi
atau ilusi

5. Kesadaran Seperti Mimpi, terjadi pada serangan epilepsi
vasomotor. Ia tidak menyadari yang dilakukannya dan tidak
bereaksi terhadap perangsangan (tidak sama dengan sleep
walking)

5. Twilight State, perubahan kualitas kesadaran yang disertai
halusinasi, biasa pada gangguan otak organik. Separuh
sadar, respon terhadap lingkungan terbatas, perilaku
impulsif, emosi labil dan tak terduga.
Kognisi
Adalah kemampuan untuk mengenal atau
mengetahui benda, keadaan, situasi yang
dikaitkan dengan pengalaman pembelajaran dan
kapasitas seseorang. Termasuk memori, konsentrasi,
orientasi, kemempuan bahasa, berhitung,
visuospasial, fungsi eksekutif, abstraksi dan
intelegensi.
Perhatian/Konsentrasi
Terdapat beberapa gangguan konsentrasi:
1. Distraktibilitas, ketidakmampuan individu untuk
memusatkan dan mempertahankan perhatian.
Sering ditemui pada keadaan cemas akut dan
maniakal
2. Inatensi Selektif, ketidakmampuan memusatkan
perhatian pada objek atau situasi tertentu,
biasanya situasi yang membangkitkan kecemasan
3. Kewaspadaan Berlebih (Hyper-vigilance),
pemusatan perhatian yang terlalu berlebih pada
stimulus eksternal dan internal sehingga pasien
tampak sangat tegang

Orientasi
Adalah kemampuan individu untuk mengenali
objek atau situasi sebagaimana adanya. Terdiri dari
orientasi personal, orientasi ruang/spasial, dan
orientasi waktu. Gangguan pada orientasi dikaitkan
dengan kerusakan organik pada otak
Memori/Daya Ingat
Jenis gangguan memori :
1. Amnesia
1. Amnesia anterograd, apabila hilangnya memori terhadap pengalaman
setelah titik waktu kejadian.
2. Amnesia retrograd, hilangnya memori sebelum titik waktu kejadian
2. Paramnesia (Ingatan Palsu)
a. Konfabulasi: Ingatan palsu untuk mengisi kekosongan
memori
b. dj vu: ingatan palsu terhadap pengalaman baru
c. Jamais Vu: kebalikan dj vu, yaitu pasien merasa asing
terhadap situasi yang pernah dialaminya
d. Hiperamnesia: ingatan yang mendalam dan berlebihan
terhadap suatu pengalaman
e. Screen memory: menutupi pengalaman traumatis dengan
sesuatu yang dapat ditolerir
f. Letologika: ketidakmampuan menemukan kata yang tepat
untuk mendeskripsikan pengalamannya
Berdasarkan waktu kehilangan daya ingatnya:
1. Memori segera, adalah kemampuan mengingat
peristiwa yang baru saja terjadi
2. Memori baru, ingatan terhadap pengalaman
dalam beberapa hari terakhir
3. Memori jangka menengah, ingatan terhadap
peristiwa beberapa bulan lalu
4. Memori jangka panjang, ingatan terhadap
peristiwa yang sudah lama terjadi (tahun)
Emosi
Adalah suasana perasaan yang dihayati secara sadar,
bersifat kompleks, melibatkan pikiran, persepsi dan perilaku
individu. Secara deskriptif fenomatologis dibedakan
antara mood dan afek.
1. Mood eutimia, suasana perasaan dalam rentang normal
2. Mood hipotimia, suasana yang diwarnai kesedihan dan
kemurungan
3. Mood disforia, suasana perasaan yang tidak
menyenangkan
4. Mood hipertimia, suasana yang memperlihatkan kegairahan
yang berleihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan
5. Mood euforia, perasaan gembira dan sejahtera secara
berlebihan
6. Mood ekstasia, perasaan dengan kegairahan yang meluap-
luap
7. Aleksitimia, ketidakmampuan individu untuk menghayati
perasaannya
8. Anhedonia, suasana kehilangan minat dan kesenangan
terhadap aktivitas kehidupan
9. Mood kosong, kehidupan emosi yang sangat dangkal,
dijumpai pada pasien skizofrenia kronis
10. Mood labil, suasana perasaan yang berubah dari waktu
kewaktu
11. Mood iritabel, suasana perasaan yang sensitif, mudah
tersinggung, mudah marah dan sering kali bereaksi
berlebihan terhadap situasi yang tidak disenanginya




Afek
Adalah respon emosional saat sekarang, yang
dapat dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan,
sikap, dan gerak gerik tubuhnya
1. Afek luas, adalah afek pada rentang normal
2. Afek menyempit, menggambarkan nuansa ekspresi emosi yang
terbatas
3. Afek menumpul, penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi
(tatapan kosong, irama suara monoton, dll)
4. Afek mendatar,suatu gangguan afektif berat yang lebih parah dari
afek menumpul
5. Afek serasi, menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi
yang terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan suasana
hati yang dihayatinya
6. Afek tidak serasi, kondisi kebalikan antara ekspresi emosi dan
suasana yang dihayatinya
7. Afek labil, menggambarkan perubahan irama perasaan yang
cepat dan tiba-tiba
Perilaku motorik
Adalah ragam perbuatan manusia yang dilandasi
motif dan tujuan tertentu serta melibatkan seluruh
aktifitas mental individu
1. Stupor katatonia, penurunan aktifitas motorik secara ekstrim,
gerakan lambat hingga tidak bergerak. dijumpai pada
skizofrenia katatonik
2. Furor katatonia, terjadi agitasi motorik yang ekstrim,
kegaduhan motorik tak bertujuan, tanpa motif yang jelas
dan tidak dipengaruhi stimulus eksternal
3. Katelepsia, keadaan mempertahankan posisi tertentu dalam
waktu lama
4. Flexibilitas cerea, sikap tubuh yang sangat luwes
5. Akinesia, menggambarkan suatu kondisi aktivitas motorik
yang sangat terbatas
6. Bradikinesia, perlambatan gerakan motorik yang biasa
terjadi pada pasien parkinson
Proses Pikir
1. Pola pikir primer; terminologi yang umum untuk pikiran
derealistic, tidak logis, magis; secara normal ditemukan
pada mimpi, tidak normal pada psikosis
2. Gangguan bentuk pikir/arus pikir
1. Asosiasi longgar
2. Inkoherensia
3. Flight of Ideas
3. Sirkumstantial
4. Tangensial
Isi Pikir
1. Kemiskinan isi pikir
2. Waham/delusi
1. Waham bizzare, keyakinan yang keliru, mustahil dan aneh
2. Waham sistematik, keyakinan yang tergabung dengan suatu tema
3. Waham nihilistik
4. Waham somatik, keyakinan yang keliru yang melibatkan fungsi tubuh

5. Waham paranoid, termasuk didalamnya waham kebesaran, waham
kejaran, waham rujukan, dan waham dikendalikan
6. Waham cemburu, waham tentang pasangan yang tidak setia
7. Erotomania, keyakinan yang keliru biasanya pada wanita, merasa yakin
bahwa seseorang sangat mencintainya
3. Obsesi, ide kuat yang menetap,sering kali tidak rasional
4. Kompulsi, kebutuhan dan tindakan patologis untuk
melaksanakan suatu impuls

5. Fobia, ketakutan patologis yang irrasional yang persisten,
irrasional, berlebihan. Beberapa diantaranya adalah:
a. Fobia spesifik
b. Fobia sosial
c. Akrofobia
d. Agorafobia
e. Klaustrofobia
f. Ailurofobia
g. Zoofobia
h. Xenofobia
i. Fobia jarum
Persepsi
Sebuah proses mental yang merupakan
pengiriman stimulus fisik menjadi informasi psikologis
sehingga stimulus sensorik dapat menerima secara
sadar
1. Depersonalisasi, merasakan diri sendiri sebagai
tidak nyata atau khayal
2. Derealisasi, merasa lingkungannya asing dan tidak
nyata
3. Ilusi, persepsi yang keliru atau menyimpang dari
stimulus eksternal yang nyata
4. Halusinasi, terdiri dari halusinasi hipnagogik,
hipnapompik, audiotorik, visual, penciuman,
pengecapan, taktil, somatik, liliput
Reality Testing of Ability
(RTA)
Kemampuan seseorang untuk menilai realitas.
Kemampuan ini akan menentukan persepsi,
respons emosi dan perilaku dalam berelasi dengan
realitas kehidupan
Daya Nilai
1. Daya nilai sosial, Kemampuan seseorang untuk
menilai situasi secara benar, dan bertindak dalam
sesuai dengan situasi tersebut
2. Uji daya nilai, kemampuan untuk menilai situasi
secara benar dan bertindak yang sesuai dalam
situasi imajiner yang diberikan
Tilikan
Jenis-jenis tilikan:
1. Derajat 1 : penyangkalan total terhadap penyakitnya
2. Derajat 2 : ambivalensi terhadap penyakitnya
3. Derajat 3 : menyalahkan faktor lain sebagai penyebab
penyakitnya
4. Derajat 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun
tidak memahami penyakitnya
5. Derajat 5 : menyadari penyakitnya dan faktor yang
berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan
dalam perilaku praktisnya
6. Derajat 6 : menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya,
disertai motivasi untuk mencapai perbaikan

You might also like