You are on page 1of 100

0

0

DAFTAR ISI

PANDUAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI
AKUNTANSI
Landasan Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 1
Program Pendidikan Profesi Akuntansi 7
Tata Cara Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 12
Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi 13
Silabus Mata Ajar Pendidikan Profesi Akuntansi:
Etika Bisnis & Profesi 15
Perpajakan 19
Praktik Audit 27
Lingkungan Bisnis & Hukum Komersial 35
Pasar Modal & Manajemen Keuangan 40
Pelaporan & Akuntansi Keuangan 46
Akuntansi Manajemen & Biaya 53
Persyaratan Peserta Pendidikan Profesi Akuntansi 57
Persyaratan Pengajuan Rekomendasi Penyelenggaraan Pendidikan
Profesi Akuntansi 57
Ujian Akhir dan Sertifikat 60

PANDUAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Standar Penilaian Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Pendidikan
Profesi Akuntansi 62
Parameter Skor Penilaian Perpanjangan Izin Penyelenggaraan
Pendidikan Profesi Akuntansi 64

PANDUAN PENYUSUNAN BORANG PENDIDIKAN PROFESI
AKUNTANSI
Penyusunan Borang Pengajuan Rekomendasi dan Perpanjangan Izin
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 71
Penyusunan Borang Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Pendidikan
Profesi Akuntansi
Borang Aplikasi Pendidikan Profesi Akuntansi
Borang Perpanjangan Pendidikan Profesi Akuntansi
72
74
86

1

LANDASAN HUKUM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI
AKUNTANSI
1. UU Nomor 34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar akuntan.
Pasal 1
Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan gaji resmi
mengenai berbagai jabatan pada Jawatan Akuntan Negeri dan Jawatan
Akuntan Pajak, hak memakai gelar Akuntan (accountant) dengan
penjelasan atau tambahan maupun tidak, hanya diberikan kepada
mereka yang mempunyai ijazah akuntan sesuai dengan ketentuan dan
berdasarkan undang-undang ini.
Pasal 2
Dengan ijazah tersebut dalam pasal 1 dimaksud:
a. ijazah yang diberikan oleh sesuatu universitas negeri atau badan
perguruan tinggi lain yang dibentuk menurut undang-undang atau
diakui pemerintah, sebagai tanda bahwa pendidikan untuk akuntan
pada badan perguruan tinggi tersebut telah selesai dengan hasil
baik;
b. ijazah yang diterima sesudah lulus dalam sesuatu ujian lain yang
menurut pendapat Panitia Ahli termaksud dalam pasal 3 guna
menjalankan pekerjaan akuntan dapat disamakan dengan ijazah
tersebut pada huruf a pasal ini.
Pasal 3
(1) Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan mengangkat
Panitia Ahli yang bertugas mempertimbangkan apakah sesuatu
ijazah bagi menjalankan pekerjaan akuntan dapat disamakan
dengan ijazah tersebut pada pasal 2 huruf a.
(2) Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan bersama Menteri
Keuangan mengatur susunan dan cara kerja panitia itu.

2
(3) Menteri Keuangan berhak memberi tugas lain kepada panitia
tersebut dalam ayat 1 untuk menjamin kesempurnaan urusan
akuntansi c.q. untuk mengatur lebih lanjut urusan akuntansi.
(4) Tiap-tiap akuntan berijazah mendaftarkan nama untuk dimuat
dalam suatu register negara yang diadakan oleh Kementerian
Keuangan.
2. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi.
Pasal 1
Pendidikan profesi akuntansi adalah pendidikan tambahan pada
pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program
studi akuntansi.
Pasal 2
(1) Pendidikan profesi akuntansi diselenggarakan di perguruan tinggi
sesuai dengan persyaratan, tata cara dan kurikulum yang diatur oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
(2) Penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi di perguruan tinggi
dilakukan setelah mendapatkan izin dari Direktur Jenderal Perguruan
Tinggi.
(3) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diberikan oleh Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi atas dasar rekomendasi dari Panitia Ahli
Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan.
3. Perjanjian kerja sama antara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan
Ketua Umum Ikatan Akuntan Indonesia Nomor 565/D/T2002 dan
2460/MOU/III/02 tentang pengelolaan sistem dan penyelenggaraan
pendidikan profesi akuntansi.
Pasal 1
1. Maksud perjanjian kerja sama ini adalah untuk menjabarkan
pengelolaan sistem dan penyelenggaraan pendidikan profesi
akuntansi.

3
2. Tujuan perjanjian kerja sama ini adalah untuk mengatur
wewenang dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam
upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan profesi
akuntansi.
Pasal 2
Lingkup perjanjian kerja sama meliputi:
1. Penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi.
2. Pembukaan dan penutupan pendidikan profesi akuntansi.
3. Penetapan kurikulum pendidikan profesi akuntansi.
4. Evaluasi dan ujian.
5. Sertifikasi.
Pasal 3
Departemen Pendidikan Nasional mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas:
1. Pembinaan akademik penyelenggaraan pendidikan profesi.
2. Pembukaan dan penutupan pendidikan profesi akuntansi atas
rekomendasi Panitia Ahli Pertimbangan Ijazah Akuntan atas usul
Ikatan Akuntan Indonesia.
3. Penyusunan dan penetapan serta pemutakhiran secara periodik
kurikulum pendidikan profesi akuntansi bersama-sama Ikatan
Akuntan Indonesia.
Pasal 4
Ikatan Akuntan Indonesia mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas:
1. Pengajuan usul pembukaan dan penutupan pendidikan profesi
akuntansi.
2. Pelaksanaan evaluasi dan usul penyelenggaraan pendidikan
profesi akuntansi.

4
3. Penyusunan dan usul penetapan kurikulum pendidikan profesi
akuntansi.
4. Pemutakhiran kurikulum program pendidikan profesi akuntansi
secara periodik selambat-lambatnya 5 tahun dengan memperhatikan
masukan dari pihak yang berkepentingan.
5. Pelaksanaan evaluasi kelayakan administratif dan akademik
penyelenggara pendidikan profesi akuntansi secara periodik
selambat-lambatnya 5 tahun dengan memperhatikan masukan dari
pihak-pihak yang berkepentingan.
6. Penetapan format sertifikat.
7. Penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan pendidikan profesi
akuntansi yang meliputi persyaratan, tata cara dan kurikulum
pendidikan profesi akuntansi.
Pasal 5
Kewenangan dan tanggung jawab Ikatan Akuntan Indonesia
dilaksanakan Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia yang
dijalankan oleh Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan Profesi
Akuntansi.
4. International Education Standards yang ditetapkan oleh International
Federation of Accountants (IFAC).
Statement Membership Obligation 2 mengatur tentang kewajiban
anggota IFAC terkait dengan Standar Pendidikan Internasional bagi
profesi akuntan. Dalam hal tanggung jawab pengembangan pendidikan
dan pelatihan berada pada pihak ketiga, anggota IFAC berkewajiban
mendorong pihak tersebut untuk memasukkan/menyelaraskannya
dengan elemen yang tercantum dalam pernyataan yang dikeluarkan
oleh IFAC.
Pernyataan dan standar pendidikan internasional yang dikeluarkan
IFAC diterbitkan untuk membangun benchmark global pendidikan dan
pengembangan akuntan profesional. Standar ini didesain untuk menjadi

5
panduan utama bagi anggota IFAC yang secara umum bertanggung
jawab atas dibangunnya atau diimplementasikannya standar dan
persyaratan pendidikan yang berlaku di negaranya. Standar ini
memberikan kerangka dasar yang sangat penting bagi semua pihak
yang berkepentingan atas tersedianya kinerja yang berkualitas tinggi
dari seorang akuntan profesional.
Kompetensi dan integritas, merupakan dua komponen utama bagi
profesi akuntan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
profesionalnya. Pendidikan akuntansi memberikan pondasi bagi
seorang akuntan profesional untuk mengembangkan kompetensi dan
memperkuat integritasnya.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh komite pendidikan IFAC meliputi:
International Education Standards (IESs); Discussion Papers and
Studies; International Education Guidelines (IEGs); dan International
Education Papers (IEPs).
IESs ditujukan untuk memajukan profesi akuntansi dengan menetapkan
tolok ukur (benchmark) sebagai persyaratan minimal untuk memperoleh
kualifikasi sebagai akuntan profesional yang mencakup pendidikan,
pengalaman praktik dan pengembangan profesional secara
berkelanjutan.
Perlu dipahami bahwa IESs membangun elemen utama (misalnya
materi, metode dan teknik) dimana program pendidikan dan
pengembangan diharapkan memiliki potensi untuk diakui, diterima dan
diaplikasikan secara internasional. IEGs mengintepretasikan,
mengilustrasikan dan memperluas materi yang terkait dengan IESs dan
memberi masukan dan panduan bagaimana mencapai persyaratan
yang diatur dalam IESs. IEPs mengembangkan diskusi atau debat
mengenai isu-isu, temuan-temuan terkini, atau menjelaskan situasi
yang berhubungan dengan isu pendidikan dan pengembangan yang
mempengaruhi profesi akuntansi.


6
Tujuh IESs yang dikeluarkan oleh IFAC adalah:
IES 1, Entry Requirement to a Program of Professional Accounting
Education, menguraikan persyaratan untuk masuk pendidikan
profesional akuntansi dan pengalaman praktik.
IES 2, Content of Professional Accounting Education Programs,
merumuskan materi pengetahuan dalam program pendidikan
profesional akuntansi yang dibutuhkan oleh para kandidat supaya
mempunyai kualifikasi sebagai akuntan profesional. Standar ini
merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan ke dalam 3 area utama,
yaitu: akuntansi, keuangan dan pengetahuan terkait; pengetahuan
bisnis dan organisasional, serta pengetahuan teknologi informasi.
IES 3, Professional Skills Contents, merumuskan gabungan keahlian
yang diperlukan oleh setiap kandidat untuk memenuhi kualifikasi
sebagai akuntan profesional. Keahlian tersebut meliputi: intelektual,
teknis dan fungsional, personal, interpersonal dan komunikasi, serta
organisasional dan manajemen bisnis.
IES 4, Professional Values, Ethics and Attitudes, merumuskan nilai
profesional, etika dan sikap akuntan profesional yang seharusnya
diperoleh selama program pendidikan supaya memenuhi kualifikasi
sebagai akuntan profesional.
IES 5, Practical Experience Requirements, merumuskan pengalaman
praktik yang dimintakan oleh organisasi profesi anggota IFAC kepada
anggotanya supaya memperoleh kualifikasi sebagai akuntan
profesional.
IES 6, Assessment of Professional Capabilities and Competence,
merumuskan persyaratan sebagai penilaian akhir atas kapabilitas dan
kompentensi profesional para kandidat sebelum dinyatakan sesuai
dengan kualifikasi sebagai akuntan profesional.
IES 7, Continuing Professional Development, merumuskan materi
pengetahuan dan berbagai program pendidikan profesional yang

7
dibutuhkan setelah mendapatkan kualifikasi sebagai akuntan
profesional.
Implementasi IES 1 diwujudkan dengan diharuskannya seseorang
untuk menempuh pendidikan profesional akuntansi (PPA) di perguruan
tinggi yang direkomendasikan oleh IAI untuk menyelenggarakan PPA.
Pemberian rekomendasi kepada perguruan tinggi ini pun harus melalui
proses tertentu sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah
ditetapkan.

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) tidak terlepas dari adanya
ketentuan mengenai penggunaan gelar akuntan sebagaimana diatur pada
UU No. 34 Tahun 1954 sebagai landasan hukumnya. Menurut ketentuan
tersebut gelar akuntan dapat diperoleh seseorang yang:
1. Memiliki ijazah dari Universitas Negeri atau Badan Perguruan Tinggi Lain
yang dibentuk menurut Undang-undang atau diakui pemerintah; atau
2. Lulus dalam suatu ujian yang ijazahnya dapat disamakan dengan ijazah
butir 1 di atas.
Sebelum berlakunya PPA, gelar akuntan secara langsung hanya diberikan
kepada lulusan perguruan tinggi negeri tertentu atau melalui jalur Ujian
Nasional Akuntansi (UNA) Dasar dan Profesi untuk perguruan tinggi swasta.
Sedangkan lulusan perguruan tinggi negeri yang tidak secara otomatis dapat
memberikan gelar akuntan, diharuskan untuk mengikuti UNA Profesi.
Artinya, saat itu ada 3 (tiga) model untuk menghasilkan akuntan yaitu:
No. Keterangan Gelar Akuntan
1. Perguruan tinggi negeri tertentu Otomatis langsung memperoleh
gelar akuntan
2. Perguruan tinggi swasta Mengikuti UNA Dasar dan Profesi
3. Perguruan tinggi negeri baru Mengikuti UNA Profesi

8
Pelaksanaan ketentuan tersebut ternyata menimbulkan diskriminasi antara
perguruan tinggi yang ijazahnya memenuhi butir 1 dan perguruan tinggi yang
ijazahnya dianggap belum memenuhi. Pada kenyataannya banyak
perguruan tinggi yang menghasilkan sarjana akuntansi yang kualitas
keilmuannya sangat baik, tetapi tidak dapat langsung mendapat gelar
akuntan.
Perkembangan selanjutnya, lahir UU No.: 2/1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Undang-undang ini kemudian dirinci dalam PP No.: 30/1990
mengenai Pendidikan Tinggi dan Kepmendikbud No.: 36/U/1993 tentang
Gelar Akademik dan Sebutan Profesi. Dengan adanya peraturan-peraturan
ini pendidikan akuntansi berubah secara mendasar. Pertama, UU No.2/1989
mengelompokkan pendidikan akuntan dalam kelompok pendidikan profesi
dan memperoleh sebutan di belakang nama lulusannya. Sedangkan UU
No.34/1954 memberikan gelar akuntan. Kedua, untuk dapat mengikuti
pendidikan profesi yang baru, calon peserta didik harus lulus terlebih dahulu
dari pendidikan akademik dengan gelar Sarjana Ekonomi. Hal ini serupa
dengan pendidikan profesi untuk dokter, dokter gigi, dokter hewan, psikolog,
apoteker, notaris, pengacara, dan arsitek.
DIKTI dan IAI selanjutnya mulai merumuskan format pendidikan profesi
akuntansi. DIKTI menyerahkan kewenangan kepada profesi untuk
melaksanakan pendidikan profesi. Untuk itu, perlu dibuat sebuah standar
yang sama bagi seluruh perguruan tinggi dalam menghasilkan akuntan yang
berkualitas. Dengan adanya standar tersebut maka diharapkan akuntan yang
dihasilkan oleh perguruan tinggi, baik Perguruan Tinggi Negeri maupun
Swasta dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa akuntan.
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi bukanlah merupakan
substitusi Program Studi Jurusan Akuntansi. Keduanya merupakan
komplementer, saling melengkapi satu dengan yang lain.
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) merupakan pendidikan tambahan pada
jalur pendidikan sekolah setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada
program studi akuntansi. Pembukaan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) ini
dilakukan setelah mempertimbangkan beberapa hal. Pertama,

9
perkembangan kegiatan akuntansi menuntut ketersediaan tenaga ahli yang
berkualitas di bidang akuntansi. Kedua, perkembangan pendidikan akuntansi
tingkat nasional bagi program sarjana (S1) telah sampai pada tahap yang
memungkinkan bagi dibukanya PPA.
Tujuan PPA dinyatakan dalam SK tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi
keprofesian akuntansi. Lulusan PPA berhak menyandang sebutan profesi
Akuntan. Selain itu, ia juga akan berhak untuk mendapatkan nomor register
akuntan dari Departemen Keuangan.
Sebelum tahun 2002, kurikulum pendidikan strata satu akuntansi minimal
terdiri atas 160 sks. Dengan munculnya Keputusan Mendiknas No. 56 tahun
2000 tentang jumlah sks di strata satu minimum 144 sks, maka selisih sks
tersebut disepakati oleh para pakar akuntansi di Indonesia untuk
diselenggarakan oleh profesi akuntansi, dalam hal ini adalah Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).
IAI sebagai organisasi profesi akuntan di Indonesia menindaklanjuti inisiatif
pemerintah yang menyerahkan pengaturan pendidikan profesi kepada
organisasi profesi. Sejak tahun 2002, IAI telah membentuk Tim Evaluasi dan
Rekomendasi yang bertugas menyusun rancangan Pendidikan Profesi
Akuntansi.
Namun IAI bukan merupakan lembaga yang menjalankan pendidikan,
sehingga IAI menitipkan pendidikan profesi kepada perguruan tinggi yang
dipandang kapabel untuk menjalankan tugas tersebut. IAI melalui KERPPA
menyeleksi perguruan tinggi yang berminat untuk menyelenggarakan PPA
dengan menetapkan kriteria bagi calon penyelenggara.
KERPPA yang merupakan komite yang dibentuk oleh IAI berfungsi untuk
memberi evaluasi dan rekomendasi tentang penyelenggaraan PPA kepada
Panitia Ahli Persamaan Ijasah Akuntan (PAPIA). Atas dasar dari
rekomendasi KERPPA, maka PAPIA meminta DIKTI untuk memberi izin
penyelenggaraan PPA sesuai dengan kondisi perguruan tinggi pada saat
divisitasi oleh KERPPA.

10
Perguruan tinggi yang hendak menyelenggarakan PPA harus mendapatkan
izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Untuk itu perguruan tinggi
harus mengajukan usulan penyelenggaraan ke Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Berdasarkan usulan tersebut Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi akan meminta rekomendasi IAI mengenai kelayakan
perguruan tinggi untuk menyelenggarakan PPA. Selanjutnya IAI akan
melaksanakan proses evaluasi berdasarkan kriteria tertentu secara
transparan.
Dengan demikian, PPA sebenarnya bukan merupakan tambahan yang
diciptakan untuk mempersulit seseorang untuk menjadi akuntan. Justru, PPA
diarahkan agar calon akuntan yang sebelumnya hanya menerima pendidikan
formal strata satu lebih dihadapkan pada dunia profesi/praktik. Diharapkan
akuntan lulusan dari PPA akan mempunyai konsep yang kuat dari
pendidikan strata satu dan mempunyai keterampilan profesional yang
memadai dari PPA.
Metode dan proses PPA dirancang untuk mengembangkan kemampuan
agar dapat belajar secara berkelanjutan. Pada PPA penekanan diberikan
pada aplikasi atas konsep teori yang diperoleh pada jenjang strata satu.
Pendidikan ini dapat diselenggarakan di universitas, institut, dan sekolah
tinggi setelah mendapat rekomendasi dari KERPPA IAI. Pembukaan
Pendidikan Profesi Akuntansi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi.









11
Kualifikasi untuk menjadi Akuntan dapat digambarkan pada gambar berikut:
Indonesian Accountancy Qualifications



Organizations Process and Requirements Qualifications and Rights





Universities
Ministry of
Education IAI







Ministry of Accountant Title (may be called
Finance an Accountant)




IAI CPA Holder (no rights)





PA Certificate Holder
(may work as a PA)

Ministry of
Finance


PA License Holder
(may offer PA services)
University Degree
Degree with Accounting Major
Professional Education Program
Comprises 21-40 units delivered by
accredited colleges
Eligible for MOF Registration
IAI PA Certificate (CPA)
Be eligible for MOF registration
Be IAI Member
Pass USAP Exam
MOF PA Certificate
Be registered with MOF
Be IAI Member
Indonesian domiciled
Hold IAI BAP
Have relevant practical
experience
MOF PA Practice License
Hold MOF PA Practice
Employ at least three auditors
MOF Registration
Register on State Register of
Accountants (Register Negara)

12
TATA CARA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) harus memenuhi tata
cara yang meliputi:
(1) Pengajuan usulan penyelenggaraan
(2) Pemberian rekomendasi dari IAI
(3) Pemberian izin penyelenggaraan
Perguruan tinggi yang hendak menyelenggarakan PPA harus mendapatkan
izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Untuk itu perguruan tinggi
harus mengajukan usulan penyelenggaraan ke Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Berdasarkan usulan tersebut, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi akan meminta rekomendasi IAI mengenai kelayakan
perguran tinggi untuk menyelenggarakan PPA. Untuk kebutuhan evaluasi,
IAI meminta perguruan tinggi melengkapi Borang Aplikasi dan
kelengkapannya. IAI akan menerjunkan tim ke lapangan untuk menguji data
yang disampaikan di dalam Borang Aplikasi tersebut. Berdasarkan hasil
evaluasi atas Borang Aplikasi dan data di lapangan, IAI akan memberikan
atau tidak memberikan rekomendasi dan menyampaikannya kepada
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi selambat-lambatnya dalam waktu 3
(tiga) bulan sejak saat permintaan rekomendasi diterima IAI.
Surat rekomendasi dari IAI ditujukan kepada Panitia Ahli Pertimbangan
Ijazah Akuntan (PAPIA) untuk selanjutnya diproses oleh PAPIA kepada
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Berdasarkan rekomendasi ini,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dapat memberikan izin
penyelenggaraan PPA.
IAI melakukan evaluasi secara periodik atas perguruan tinggi yang
meneyelenggarakan PPA agar terdapat perbaikan yang berkesinambungan.
Bentuk evaluasi periodik yang dilakukan IAI adalah:
(1) Kunjungan mendadak atas proses penyelenggaraan PPA;
(2) Rekomendasi harus diperbaharui secara berkala; dan
(3) Kriteria penilaian akan selalu disesuaikan dengan perubahan
lingkungan.

13
IAI merasa perlu mengadakan evaluasi periodik dengan maksud agar
terdapat perbaikan penyelenggaraan PPA yang berkesinambungan. Selain
itu, kriteria penilaian yang menjadi tolok ukur juga senantiasa disesuaikan
dengan kebutuhan dan perubahan lingkungan. Dari adanya kunjungan
mendadak atas proses, penyelenggara PPA diharapkan senantiasa menjaga
standar kualitas penyelenggaraan yang memenuhi kriteria penilaian.
Pembaharuan rekomendasi diharapkan akan menghasilkan peningkatan
kualitas penyelenggaraan PPA.

KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Kurikulum dan silabus PPA sebagian besar berisikan materi yang tidak atau
belum diberikan pada jenjang strata satu atau berupa aplikasi suatu konsep
atau teori. Penyusunan kurikulum dan silabus PPA juga memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan pengguna jasa akuntan. Kurikulum dan silabus PPA
diharapkan tidak statis, namun dapat terus berkembang sesuai dengan
perubahan lingkungan.
Penyelenggaraan PPA meliputi paling sedikit 21 sks dan paling banyak 40
sks yang ditempuh selama 2 sampai dengan 6 semester. Penyelenggara
PPA dapat menambah mata kuliah di luar kurikulum inti PPA sehingga
mencapai paling banyak 40 sks. Penambahan tersebut dapat dilakukan
selama tidak melampaui batas waktu penyelenggaraan PPA, yaitu paling
lama 6 (enam) semester. Kurikulum PPA paling sedikit terdiri dari:
Tabel 1. Kurikulum PPA
No. Mata Kuliah SKS
1 Etika Bisnis dan Profesi 3
2 Perpajakan 3
3 Praktik Audit 3
4 Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersial 3
5 Pasar Modal dan Manajemen Keuangan 3
6 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan 3
7 Akuntansi Manajemen dan Biaya 3
Jumlah 21

14

















SILABUS MATA AJAR
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

























15
SILABUS MATA AJAR
ETIKA BISNIS dan PROFESI
3 SKS


Deskripsi dan Tujuan

Keberadaan mata ajar ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan
etika, kesadaran etis dan perilaku etis akuntan. Peningkatan ini diharapkan
akan berimplikasi pada meningkatnya kemampuan akuntan dalam
pengambilan keputusan etis. Suatu pengambilan keputusan etis tidak hanya
melibatkan rasionalitas saja, tetapi juga emosi dan intuisi. Untuk
meningkatkan pengetahuan etika, materi meliputi berbagai spektrum
pemikiran dalam etika, deskripsi etika bisnis dan profesi, isu-isu etis dalam
profesi, serta implementasi dan perkembangannya dalam realitas praktik
profesi akuntansi dan bisnis. Sementara untuk meningkatkan kesadaran dan
perilaku etis, dianjurkan materi diperkaya dengan mendeskripsikan secara
refleksif yaitu sebagai pengungkapan suatu fenomena kehidupan yang
melibatkan nilai-nilai diri, pengalaman hidup dan norma suatu fenomena
kehidupan di alam semesta. Dengan ini diharapkan peserta didik
menemukan hikmah suatu proses kehidupan yang berlangsung dalam suatu
sistem yang luas sehingga berkembang suatu pribadi yang toleran,
bertenggang rasa, mencintai sesamanya, pribadi yang tawadhu, hatinya
tercerahkan, tidak gampang tergoda untuk melakukan tindakan-tindakan
yang menyimpang, berintuisi kuat dan terdorong untuk melakukan tindakan
yang bermakna.
Dengan demikian maka secara spesifik, setelah mengikuti mata ajar ini
diharapkan peserta didik dapat: (1) memiliki pengetahuan yang memadai
tentang etika bisnis dan profesi, (2) memiliki kesadaran etis dalam suatu
pengambilan keputusan ekonomi, (3) melakukan tindakan yang bermakna
dan inspiratif bagi perkembangan profesi dan masyarakat.

Metode Pembelajaran

Pembelajaran etika harus berlangsung secara integratif dan refleksif. Proses
pembelajaran dilakukan baik dalam bentuk transfer pengetahuan maupun
pendalaman nilai-nilai, sehingga menambah pengetahuan tentang etika serta
memperkuat kecerdasan emosi dan spiritual peserta didik. Dalam praktiknya
ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, dan sangat tergantung
kreativitas dosen.
Untuk ini maka metode perkuliahannya meliputi:
1. Ceramah: Dosen menyampaikan ide-ide pokok dari suatu topik
perkuliahan.
2. Diskusi: Peserta didik bersumberkan literatur yang disiapkan dan atau
pengalaman yang didapatkan berdiskusi dengan peer-nya. Proses diskusi
diawali atau diakhiri dengan presentasi hasil ringkasan materi dan atau
hasil kajian dari kasus empiris dalam praktik akuntansi dan bisnis.

16
3. Eksplorasi kasus: Peserta didik harus mengekplorasi suatu kasus dalam
praktik akuntansi dan bisnis yang menimbulkan dilema etika. Diharapkan
eksplorasi dilakukan secara riil di lapangan, yang untuk itu peserta didik
harus melakukan diskusi intensif dengan praktisi akuntansi (atau jika
mungkin menggali pengalaman sendiri jika sedang atau pernah menjadi
praktisi akuntansi dan bisnis).
4. Diskusi kasus yang sintesis-refleksif: Peserta didik mendiskusikan kasus
empiris dari suatu kejadian etika yang dieksplorasinya dengan
mendasarkan pada rujukan teoritis-konsepsional, kode etik, aturan hukum
dan pertimbangan hati nurani serta juga sepenuhnya memperhatikan
konteks kejadian tersebut sehingga dapat memberikan solusi yang
cerdas dan bermakna.

Referensi Wajib

Leonard J. Brooks (2004). Business & Professional Ethics for
Accountants. South-Western College Publishing.
Ronald F. Duska, & B.S. Duska (2005). Accounting Ethics. Blackwell
Publishing.
IAI, Kode Etik Akuntan Indonesia (1998). Prosiding Kongres VIII IAI
beserta aturan etika pada masing-masing kompartemen.
IFAC Ethics Committee (2005). IFAC Code of Ethics for Professional
Accountants. International Federation of Accountants.
Kode Etik Asosiasi-asosiasi Akuntan (IAPI, IAMI dll.).

Referensi Pendukung

K. Bertens (2000). Pengantar Etika Bisnis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Theodorus M. Tuanakotta (2007). Setengah Abad Profesi Akuntansi.
Penerbit Salemba Empat.
Unti Ludigdo (2007). Paradoks Etika Akuntan. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur profesi akuntansi (mis. PMK
17/2008) dan Peraturan-peraturan Pemerintah lainnya (mis. Bapepam)
yang relevan.
Sarbanes Oxley Act.

Artikel yang dianjurkan (dapat diganti/ditambah dengan yang lebih
relevan)

Goslings, J.H.W. (1997). Ethical Behaviour and Securities Trading.
Business Ethics: A European Review, Vol. 6 No. 3; 65-71.
Jose, A. dan M.S. Thibodeaux (1999). Institutionalization of Ethics: The
Perspective of Managers. Journal of Business Ethics 22: 133-143.
Kaptein, M. dan J.V. Dalen (2000). The Empirical Assesment of
Corporate Ethics: A Case Study. Journal of Business Ethics 24: 95-114.

17
Poulfet, F. (1997). The Ethics of Tax Planning. Business Ethics: A
European Review, Vol. 6 No. 4; 213-219.
Stainer dkk. (1997). Ethics for Management Consulting. Business
Ethics: A European Review, Vol. 6 No. 2; 65-71.
White, L.P. dan L.W. Lam (2000). A Proposed Infrastructural Model
for the Establishment of Organizational Ethical Systems. Journal of
Business Ethics 28; 35-42.

Evaluasi Hasil Pembelajaran

Pada dasarnya penilaian dalam suatu perkuliahan tergantung model
pembelajaran yang dilakukan oleh masing-masing dosen dan yang sudah
disetujui oleh masing-masing penyelenggara program. Komponen penilaian
dapat meliputi pemenuhan penugasan rutin, partisipasi dalam diskusi dan
ujian (UTS/UAS). Untuk lulus, kehadiran harus > 75 % dari total pertemuan.

Presentasi kasus 20%
Partisipasi dalam diskusi 20%
Penugasan harian 10%
Ujian Tengah Semester 25%
Ujian Akhir Semester 25%

Topik-topik Bahasan

Total pertemuan untuk 1 (satu) semester perkuliahan adalah 16 kali
pertemuan (termasuk ujian). Setiap sesi berbobot 3 (tiga) sks dengan lama
perkuliahan 150 menit.
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
1. Pengantar Perkuliahan:
Kontrak Belajar
Akuntansi sebagai Profesi dan
Kebutuhan atas Etika
Silabus dan Duska & Duska, Ch. 4
2. Teori Etika dan Prinsip Etis dalam
Bisnis:
Pengertian Etika
Relativitas Moral
Teori Etika Modern (Kognitivisme)
Teori Etika Relijius
(Nonkognitivisme)
Prinsip-prinsip Etika dalam Bisnis
Duska & Duska, Ch. 2 & 3;
Bertens, Bab 2;
Ludigdo, Bab 2
3. Lingkungan Etika dan Akuntansi:
Ekspektasi masyarakat terhadap
bisnis dan akuntansi
Belajar dari masa lalu profesi
akuntansi: Kasus Enron-AA dan
Worldcom
Brooks, Ch. 1 & 2;
Duska & Duska, p. xiii-li.;
Tuanakotta pada beberapa bab yang
relevan

18
4. Tata Kelola Etis & Akuntabilitas:
Good governance
Pengembangan program etika
Brooks, Ch. 3 & 4 dan artikel dari Murphy
yang menyertainya
5. Pendekatan dalam Pengambilan
Keputusan Etis:
Analisis biaya-manfaat
Analisis etis untuk pemecahan
masalah
Brooks, Ch. 5 dan artikel dari Brooks dan
Tucker yang menyertai bab ini.
6. Etika Profesi Akuntansi:
IFAC Code of Ethics
Kode Etik IAI
Kode Etik IAPI
Kode Etik IAMI
Kode Etik IAI KASP
Kode Etik Profesi dalam asosiasi
akuntansi lainnya
Sarbox
PMK No. 17/2008 dan peraturan
pemerintahan Indonesia lainnya
yang relevan.
Berbagai kode etik profesi yang
dikeluarkan oleh asosiasi-asosiasi profesi
akuntansi
7. Mengelola Resiko Etika dan
Manajemen Krisis
Brooks, Ch. 6 dan artikel dari Mitroff, et
al. yang menyertai bab ini.
Ujian Tengah Semester
8. Etika dalam Praktik Auditing dan Etika
dalam Praktik Konsultan Manajemen
9. Etika dalam Praktik Akuntansi
Manajemen dan Akuntansi Keuangan
10. Etika dalam Praktik Investasi dan Pasar
Modal
11. Etika dalam Praktik Akuntansi Sektor
Publik
12. Etika dalam Praktik Perpajakan
13. Etika dalam Praktik Bisnis
Tugas peserta didik dari hasil studi
lapangan atau sumber dokumentasi
lainnya yang relevan.

14. Materi Lokal Materi dan metode perkuliahan
diserahkan kepada masing-masing dosen
dan penyelenggara program.
Ujian Akhir Semester












19
SILABUS MATA AJAR
PERPAJAKAN
3 SKS


Deskripsi dan Tujuan

Mata ajar ini bertujuan untuk membahas berbagai peraturan perpajakan yang
berlaku serta pengaruhnya bagi perusahaan dan penyajian kewajaran
penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Pembahasan tidak hanya
menekankan pada penguasaan peraturan perpajakan namun juga
menekankan bagaimana aplikasi peraturan tersebut dalam perusahaan.
Peserta diharapkan dapat melakukan analisis terhadap transaksi perusahaan
yang terkait dengan perpajakan dan menyajikannya dalam laporan
keuangan. Peraturan perpajakan secara langsung akan mempengaruhi
kondisi perusahaan, sehingga akan mempengaruhi keputusan bisnis yang
diambil perusahaan. Pemahaman tersebut dapat membantu dalam
melakukan audit atas transaksi dan akun yang terkait dengan perpajakan.
Dalam beberapa pertemuan akan dibahas mengenai aspek etika perpajakan.
Tujuan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan kognitif adalah agar
peserta didik:
1. Memahami aplikasi pajak, baik dari sisi pelaporan pajak dan penyajian
pajak dalam laporan keuangan.
2. Memahami pengaruh pajak dalam penyajian laporan keuangan.
3. Memahami dampak peraturan pajak terhadap keputusan bisnis.
4. Memahami pentingnya etika dalam perpajakan.

Metode Pembelajaran

Fokus pengajaran adalah pada kemampuan dan kemauan peserta didik
untuk belajar secara mandiri dalam memahami konsep-konsep yang ada
dalam silabus dan buku referensi yang diberikan dan pengetahuan lainnya.
Pengajaran dilakukan dengan pendekatan cases based learning yaitu
dengan menjelaskan konsep melalui kasus. Peserta dimotivasi untuk aktif
dalam mencari dan menggali Peraturan Perpajakan yang terkait agar
terbiasa dalam mendapatkan sumber hukum yang terbaru dalam
menyelesaikan kasus pajak.
Pengajaran dimulai dengan penyampaian materi pokok seperti yang
tercantum dalam sub pokok bahasan. Waktu yang diperlukan untuk
penyampaian materi antara 30 60 menit. Sedangkan untuk waktu sisanya
digunakan untuk melakukan pembahasan kasus dan kuis. Staf pengajar
dapat mencari kasus yang relevan dengan topik yang dibahas. Peserta didik
membuat makalah yang berisikan bahasan atas kasus tersebut kemudian
mempresentasikan hasil pembahasannya di depan kelas. Kelompok lain
harus membahas kasus tersebut dan mengumpulkannya. Dengan demikian
seluruh peserta dapat berpartisipasi dalam diskusi.


20
Agar peserta termotivasi untuk membaca materi yang diberikan di setiap
pertemuan, akan diselenggarakan kuis di beberapa pertemuan. Terutama untuk
materi yang telah diajarkan di S1. Waktu kuis antara 10 15 menit.

Referensi Wajib

Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan. Undang-Undang RI Nomor 28 tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. (UU KUP)
Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak
Penghasilan Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak
Penghasilan. (UU PPh)
Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Undang-
Undang RI Nomor 18 tahun 2000. (UU PPN & PPnBM)
Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak
Bumi dan Bangunan. Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 1985. (UU PBB)
Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Bea
Materai. Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 1985. (UU Bea Materai)
Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Undang-Undang RI Nomor 20
tahun 2000. (UU BPHTB)
Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) atas Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa. Undang-Undang RI Nomor 19 tahun 2000. (UU
Penagihan dengan Surat Paksa)
Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Badan
Penyelesaian Sengketa Pajak. Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 1997.
(UU Sengketa Pajak)
Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Dokumen
Perusahaan. Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1997. (UU Dokumen)
Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak dan
Retribusi Daerah. (UU Pajak & Retribusi Daerah)
Buku Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh
Pasal 21 dan 26 (Kep. Dir. Jen. Pajak No. KEP-545/PJ/2000, PER-
15/PJ.2006). (Peraturan Pelaksana PPh 21)
Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia. (SAK)
Peraturan pelaksana perpajakan dalam bentuk Undang-Undang yang terkait,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri
Keuangan, Surat Edaran DJP, dll.
CD Tax Guide.
Gunadi, Pajak Internasional. Lembaga Penerbit UI. (G1)
John Hutagaol, Pemahaman Praktis: Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda. (JH)
Waluyo, Perpajakan Indonesia Buku 1 dan 2, Penerbit Salemba Empat,
2007. (W)
Zain, Muhammad, Manajemen Perpajakan, Salemba Empat. (Z)


21
Referensi Pendukung

Harnanto, Akuntansi Perpajakan.
John Hutagaol, Darussalam, Danny Septriadi, Kapita Selekta
Perpajakan, Salemba Empat, 2006. (JDD)
Mardiasmo, Perpajakan. (M)
OECD, Model Tax Convention on Income and on Capital, 2005. (OECD)
Rachmanto Surahmat, Bunga Rampai Perpajakan, Penerbit Salemba
Empat, 2007.
Siti Resmi, Perpajakan buku 1 dan 2, Salemba Empat. (SR)
Sukardji, Untung, Pajak Pertambahan Nilai.
Jurnal Perpajakan Indonesia.
Majalah Berita Pajak.

Evaluasi Hasil Pembelajaran

Evaluasi hasil pembelajaran lebih menekankan pada aspek proses tidak
hanya hasil akhir sehingga proses pemantauan setiap pertemuan, interaksi
peserta didik selama di kelas dan pembuatan tugas kelompok merupakan
aspek yang penting dalam evaluasi selain penilaian hasil akhir melalui
evaluasi. Berikut ini dalah beberapa alat evaluasi yang dapat digunakan
yaitu :

Diskusi dan Partisipasi Kelas 10%
Penyajian dan Penyelesaian Kasus 20%
Kuis 20%
Ujian Tengah Semester 25%
Ujian Akhir Semester 25%

Topik-topik Bahasan

Materi berikut ini diajarkan dalam 14 kali pertemuan dengan durasi tiap kali
pertemuan selama 150 menit.EMUAN TOPIK BAHASABAHAN BACAAN
SESI TOPIK BAHASAN
REFERENSI
1. Sistem Perpajakan di Indonesia dan
Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (I)
1. Kebijakan
Definisi Pajak
Fungsi Pajak
Azas perpajakan
2. Administrasi
Stelsel pajak
Sistem pemungutan
Jenis-jenis pajak
W










22
3. Hukum formal dan material
4. Teori Pajak

Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
1. Sistem Self Assesment:
Pendaftaran
Pelaporan
Pembayaran
2. Pembetulan SPT
3. Pembayaran Pajak
4. Pelaporan
5. Pencatatan dan pembukuan
6. Pembetulan SPT

UU KUP

2. Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (II)
1. Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
2. Ketetapan Pajak
3. Penagihan Pajak dan Penagihan
Pajak dengan Surat Pajak
4. Sanksi-sanksi Pajak
5. Restitusi
6. Tata Cara Keberatan
7. Tata Cara Banding
8. Pengadilan Pajak
9. Peninjauan Kembali Pajak
UU KUP
UU Penagihan dengan Surat
Paksa
Kasus: Sengketa pajak:
Keberatan dan banding

Kuis
3. Pajak Penghasilan
1. Subyek dan obyek pajak dan
pengecualiannya
2. Bentuk Usaha Tetap
Pengertian BUT
Obyek Pajak Bentuk Usaha Tetap
Penghitungan Pajak Terhutang
BUT
3. Biaya yang boleh dikurangkan dan
pengecualiannya
4. Kompensasi kerugian
5. Penyusutan, amortisasi dan
revaluasi aktiva
6. Penentuan harga perolehan
7. Pajak final
UU Pajak Penghasilan
Peraturan Pelaksana UU PPh
Kasus: Identifikasi Obyek dan
Subyek Pajak


Kuis

23
8. Norma penghitungan
9. Hubungan istimewa
4. Pajak Penghasilan untuk Transaksi
Khusus
1. PPh pasal 4 ayat 2
2. Kredit pajak luar negeri (PPh 24)
3. Ketentuan khusus PPh atas
transaksi / industri tertentu misal:
Penghasilan modal ventura
Transaksi pasar modal
Penghasilan yang dibebankan
pada keuangan negara/daerah
Konstruksi
Pajak penghasilan atas dana
pensiun
Restrukturisasi utang
Holding Company, Merger dan
Akuisisi
Pelayaran, penerbangan,
pengeboran dan
Dana pensiun
Derivatif
UU Pajak Penghasilan
Peraturan Pelaksana UU PPh
Kasus: Penerapan pajak atas
penghasilan, transaksi atau
industri khusus


Kuis
5. Rekonsiliasi Fiskal
1. Rekonsiliasi Laba Komersial dengan
Laba Fiskal
2. Beda Permanen dan Temporer
3. Perhitungan Pajak Terhutang
4. Kredit Pajak
Pajak akhir tahun
(PPh 28 dan PPh 29)
UU Pajak Penghasilan
Peraturan Pelaksana UU PPh
Kasus: Rekonsiliasi Fiskal dan
perhitungan pajak akhir
tahun

Kuis
6. Penyelesaian Pajak Akhir Tahun,
Angsuran Pajak dan Pajak dalam
Laporan Keuangan
1. Cicilan pajak (PPh 25)
2. Pencatatan akuntansi:
angsuran pajak
kredit pajak
pajak akhir tahun
beban pajak
pajak tangguhan
3. Etika dalam pelaporan pajak
UU Pajak Penghasilan
Peraturan Pelaksana UU PPh
PSAK 46
Kasus: Perhitungan pajak dan
pengisian SPT tahunan PPh
badan dan penyajian pajak
dalam laporan tahunan

24
7. Pajak dipotong/dipungut pihak lain
(withholding tax) 21, 22, 23, 26
1. Pemotong pajak
2. Penerima penghasilan yang dipotong
3. Obyek pajak
4. Pengurangan yang diperbolehkan
5. Penghasilan tidak kena pajak
6. Penghitungan PPh 21, 22, 23 dan 26
7. Penghasilan yang dikenakan PPh
Final
8. Pencatatan akuntansi atas pajak
dipotong/dipungut
UU Pajak Penghasilan
Peraturan pelaksana PPh
Kasus Perhitungan PPh 21 dan
26

Kuis
Ujian Tengah Semester
8. Konsep Dasar PPN dan PPnBM
1. Karakteristik dan Mekanisme
Pengadaan PPN dan PPnBM
2. Obyek Pajak dan yang Dikecualikan
3. Pengusaha Kena Pajak
4. Penyerahan dan Bukan Penyerahan
5. Barang dan Jasa Kena Pajak
6. Daerah Pabean dan Kawasan Berikat
7. Saat dan tempat terutang
8. Faktur Pajak, Nota Retur
9. Dasar Pengenaan Pajak
10. Hubungan istimewa dan kaitannya
dengan DPP
11. Penghitungan dan pelaporan
12. Kredit Pajak Masukan
13. Pencatatan transaksi PPN dan
PPnBM
UU PPN dan PPnBM
Peraturan Pelaksana UU PPN
dan PPnBM
Kasus: Perhitungan PPN dan
penentuan utang PPN akhir
masa


Kuis
9. Ketentuan Khusus PPN dan PPnBM
1. Fasilitas khusus di bidang
PPN/PPnBM: tidak dipungut,
dibebaskan
2. PPN dan PPnBM atas penyerahan
kepada pemungut pajak
3. Ketentuan atas Transaksi/ Industri
Khusus :
Apartemen, real estate dan
konstruksi
Emas
Transaksi syariah
UU PPN dan PPnBM
Peraturan Pelaksana UU PPN
dan PPnBM
Kasus: Perhitungan dan
pelaporan PPN pada industri
khusus

Kuis

25
Pedagang Eceran (Retail)
Leasing
Kegiatan membangun sendiri
10. Pajak Daerah dan Pajak lainnya
(Materai, PBB dan BPHTB)
1. Pajak dan Retribus daerah
2. Peranan Pajak Daerah dalam
Pembangungan Daerah
Beberapa contoh pajak daerah
Mekanisme pembayaran dan
pelaporan pajak daerah
3. Subyek, obyek dan perhitungan
PBB, BPHTB dan Bea / Materai
UU PBB
UU Bea Material
UU BPHTB
UU Dokumen Negara
UU Pajak dan Retribusi Daerah
Kasus: Pajak Daerah


Kuis
11. Konsep Dasar Pajak Internasional
1. Konsep dasar Perpajakan
Internasional
2. Pemajakan transaksi lintas negara
3. Konsep juridical versus economic
double taxation
4. Sumber hukum perpajakan
internasional
5. Prinsip non diskriminasi
6. Konsep Anti-tax avoidance
7. Pengertian dan Tujuan
Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
OECD
JH
Z

Kasus : Manfaat Perjanjian
Penghindaran Pajak
Berganda
12. Penghindaran pajak berganda
1. Tax Treaty :
Pemajakan atas Passive Income
Pemajakan atas Dependent dan
Independent Personal Services
2. Konsep BUT (Permanent
Establishment)
3. Transfer Pricing
4. Treaty Shopping
Aplikasi pajak internasional dalam
Perusahaan multinasional
OECD
JH
Z

Kasus : Transfer Pricing
13. Strategi Perencanaan dan Manajemen
Pajak Perusahaan
1. Konsep dasar strategi dan
perencanaan pajak
2. Penghindaran pajak dan
penyelundupan pajak
Z

Kasus : Perencanaan dan
Manajemen Pajak

26
3. Teknik dasar manajemen pajak dan
perencanaan pajak misal optimalisasi
biaya yang dapat dikurangkan,
efisiensi administrasi
4. Berapa contoh keputusan
manajemen :
Pemberian dalam bentuk natura
Biaya setelah pajak
Pendanaan investasi
5. Pengaruh pencatatan dan sistem
akuntansi dalam manajemen dan
perencanaan pajak
6. Etika dalam manajemen pajak
14. Muatan Lokal
Ujian Akhir Semester

































27
SILABUS MATA AJAR
PRAKTIK AUDIT
3 SKS


Deskripsi dan Tujuan

Mata ajar ini diberikan untuk membekali peserta didik dengan pendalaman
pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkan standar auditing, standar
atestasi, standar jasa akuntansi dan review, standar pengendalian mutu dan
kode etik profesi. Setelah mengikuti mata ajar ini, peserta didik diharapkan
mampu membuat perencanaan audit, melaksanakan audit di lapangan dan
membuat laporan audit, serta melakukan jasa-jasa atestasi dan assurance
lainnya, berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan
Institut Akuntan Publik Indonesia. Dengan demikian mereka diharapkan siap
menerapkan pengetahuan dan keahliannya sebagai auditor dan mampu
mengembangkan keahlian untuk memecahkan masalah-masalah yang
berhubungan dengan proses audit, termasuk kemampuan mengambil
keputusan serta keahlian dalam menyiapkan dan menyampaikan komunikasi
profesional dan bekerja dengan orang lain.

Metode Pembelajaran

Pengajaran diberikan dengan penekanan pada pembahasan kasus audit
terpadu dan studi kasus audit lainnya sesuai dengan pokok bahasan.
Pembahasan kasus dilakukan dalam bentuk presentasi dan diskusi. Di setiap
sesi, peserta didik diminta mendalami isu yang akan dibahas. Kasus yang
disajikan mencerminkan isu utama yang akan dibahas dalam sesi yang
bersangkutan. Hasil pembahasan kasus oleh peserta didik disajikan secara
tertulis untuk dipresentasikan dan didiskusikan di kelas. Peserta didik
diharapkan untuk berpastisipasi secara aktif dalam diskusi.

Referensi

Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI), khususnya:
o Standar Auditing dan Intepretasinya.
o Standar Jasa Akuntansi dan Review.
o Standar Pengendalian Mutu.
o Kode Etik Profesi.
International Standards on Auditing.
IFAC Code of Professional Ethics.
Standar Audit Pemerintah yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 17/2008 tentang Akuntan
Publik.
Peraturan Pasar Modal (Bapepam LK dan Bursa Efek Indonesia)
berkaitan dengan Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik dan Audit.

28
Satu atau lebih buku teks Auditing dari daftar di bawah ini atau buku
teks lain yang sesuai:
o Auditing and Assurance Services, An Integrated Approach, by
Arens, Elder, and Beasley, Prentice Hall Pearson Education, 12
th

Edition, 2008 atau edisi terbaru.
o Auditing & Assurance Services: A Systematic Approach, by
Messier, Glover, and Prawitt, McGraw-Hill, 4
th
Edition 2006 atau edisi
terbaru.
o Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis Approach,
by Konrath, Larry F., 5
th
Edition, South Western, 2001 atau edisi
terbaru.
o Assurance & Auditing, Concepts for Changing Environment, by
Schelluch, Topple, Jubb, Rittenberg and Schwieger, Thomson
(sekarang: Cengage).
Satu atau lebih kasus auditing terpadu dari beberapa di bawah ini:
o Lakeside Company, The Case Studies in Auditing, by Trussel and
Hoyle, Prentice Hall Pearson Education, 10
th
Edition, 2005 atau edisi
terbaru.
o Guide to Using International Standards on Auditing in the Audits
of Small- and Mediumsized Entities, International Federation of
Accountants, December 2007.
Dan bahan lainnya yang sesuai dengan pokok-pokok bahasan.

Evaluasi Hasil Pembelajaran

Evaluasi hasil pembelajaran bersifat komprehensif dan mencakup komponen
berikut:
Diskusi dan Partisipasi Kelas 20 %
Tugas Individu atau Kelompok 10 %
Penyajian dan Pemecahan Kasus 20 %
Ujian Tengah Semester 25 %
Ujian Akhir Semester 25 %

Topik-topik Bahasan

Mata ajar ini membahas semua hal penting yang perlu dikuasai oleh seorang
auditor. Pokok bahasan mencakup mulai dari perencanaan penugasan,
pelaksanaan sampai pelaporannya. Pembahasan dilakukan dalam 14 kali
pertemuan 150 menit selama satu semester. Dalam setiap pertemuan atau
lebih, akan didiskusikan bagian dari kasus audit terpadu dan atau kasus
audit lain yang berdiri sendiri.
Pertemuan di kelas dilakukan berdasarkan jadwal berikut:
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
1. Pengantar
1. Overview tentang Fungsi
Atestasi, Assurance dan Audit
SA 110 Tanggung Jawab dan Fungsi
Auditor Independen
SA 150 Standar Auditing

29
2. Proses Audit
3. Standar Profesional Akuntan
Publik
4. International Standards on
Auditing
Konsep Dasar
1. Asersi Laporan Keuangan
2. Resiko Audit
3. Materialitas
4. Kesalahan dan Fraud
5. Tindakan Melawan Hukum
SA 161 Hubungan antara Standar
Auditing dengan Standar
Pengendalian Mutu
SA 201 Sifat Standar Umum
SA 210 Pelatihan dan Keahlian Auditor
Independen
SA 220 Independensi
SA 230 Penggunaan Kemahiran
Profesional dengan Cermat dan
Seksama
International Standards on Auditing
2. Tanggung Jawab Akuntan Publik
1. Atestasi
2. Audit
3. Kompilasi dan Review
4. Laporan Keuangan
Prospektif
5. Pengendalian Mutu
6. Peraturan Menteri
Keuangan, UU Pasar Modal
dan Peraturan Bapepam,
Peraturan Bank Indonesia
SA 110 Tanggung Jawab dan Fungsi
Auditor Independen
SA 150 Standar Auditing
SA 161 Hubungan antara Standar
Auditing dengan Standar
Pengendalian Mutu
SAT 100 Standar Atestasi
SAT 500 Atestasi Kepatuhan
Standar Audit Pemerintah
IFAC Code of Professional Ethics
UU Pasar Modal
Peraturan Bapepam
PMK No. 17 Tahun 2008, tentang Akuntan
Publik
3. Perencanaan Audit
1. Komunikasi dengan Auditor
Pendahulu (Sebelum
Penunjukan)
2. Pembuatan Surat Perikatan
(Engagement Letter)
3. Persiapan Pelaksanaan
Audit
4. Penetapan Strategi
Menyeluruh
5. Pembuatan Rencana Audit
6. Pembuatan Program Audit
7. Penentuan Waktu
Pelaksanaan Prosedur Audit
SA 310 Penunjukan Auditor Independen
SA 311 Perencanaan dan Supervisi
SA 312 Resiko Audit dan Materialitas
dalam Pelaksanaan Audit
SA 313 Pengujian Substantif Sebelum
Tanggal Neraca
SA 314 Penentuan Resiko dan
Pengendalian Intern
Pertimbangan dan Karakteristik
Sistem Informasi Komputer

30
4. Pemahaman Mengenai Entitas
dan Lingkungannya
1. Komunikasi dengan Auditor
Pendahulu (Setelah
Penunjukan)
2. Pelaksanaan Prosedur Analitik
3. Pertimbangan akan
Pengendalian Internal
4. Kebutuhan akan Supervisi
Penetapan Resiko Salah Saji
Material dan Desain Prosedur
Audit
SA 315 Komunikasi antara Auditor
Pendahulu dan Auditor
Pengganti
SA 316 Pertimbangan atas Kecurangan
dalam Audit Laporan Keuangan
SA 317 Unsur Tindakan Melawan Hukum
oleh Klien
SA 318 Pemahaman atas Bisnis Klien
SA 320 Surat Perikatan Audit
SA 329 Prosedur Analitik
5. Hakekat Pengendalian Internal
1. Definisi Pengendalian Internal
2. Komponen Utama
Pengendalian Internal
3. Limitasi Pengendalian Internal
Pertimbangan Auditor atas
Pengendalian Internal
1. Pemahaman Mengenai Kilien
dan Pengendalian Internalnya
2. Penetapan Resiko Salah Saji
Material dan Desain Prosedur
Audit
3. Pelaksanaan Prosedur Audit
Pengujian Pengendalian
SA 314 .Penentuan Resiko dan
Pengendalian Intern
Pertimbangan dan Karakteristik
Sistem Informasi Komputer
SA 322 Pertimbangan Auditor atas
Fungsi Audit Intern dalam Audit
laporan Keuangan
SA 325 Komunikasi Masalah yang
Berhubungan dengan
Pengendalian Intern yang
Ditemukan dalam Suatu Audit
SA 318 Pemahaman atas Bisnis Klien

6
dan
7
Proses Bisnis
1. Penjualan, Piutang dan
Penerimaan Kas
2. Pembelian, Utang, dan
Pembayaran Kas
3. Sediaan dan Produksi
4. Personel dan Penggajian
5. Pendanaan
6. Investasi
Pertimbangan Lainnya
1. Komunikasi dengan Komite
Audit
2. Pelaporan Pengendalian
Internal
3. Dampak Keberadaan Fungsi
Audit Internal
Laporan atas Pemrosesan
Transaksi oleh Organisasi Jasa
SA 314 Penentuan Resiko dan
Pengendalian Intern
Pertimbangan dan Karakteristik
Sistem Informasi Komputer
SA 322 Pertimbangan Auditor atas
Fungsi Audit Intern dalam Audit
Laporan Keuangan
SA 324 Pelaporan atas Pengolahan
Transaksi oleh Organisasi Jasa
SA 325 Komunikasi Masalah yang
Berhubungan dengan
Pengendalian Intern yang
Ditemukan dalam Suatu Audit
SA 318 Pemahaman atas Bisnis Klien
SA 380 Komunikasi dengan Komite Audit

31
Ujian Tengah Semester
8. Bukti Audit
1. Kesesuaian dan Kecukupan
Bukti
2. Jenis Bukti Audit
Prosedur dan Dokumentasi
Audit
1. Jenis Prosedur Substantif
2. Program Audit Substantif
3. Dokumentasi Audit (Kertas
Kerja Audit)
SA 326 Bukti Audit
SA 329 Prosedur Analitik

9
dan
10
Penerapan Prosedur Audit
1. Kas
2. Piutang
3. Sediaan
4. Investasi Surat Berharga
5. Aset Tetap
6. Biaya Dibayar di Muka
7. Kewajiban Lancar
8. Kewajiban Jangka Panjang
9. Ekuitas Pemilik
10. Pendapatan
11. Beban
12. Surat Representasi
Manajemen
13. Penggunaan Pekerjaan
Spesialis
14. Permintaan Keterangan dari
Penasehat Hukum Klien
15. Nilai Wajar
16. Transaksi Hubungan Istimewa
17. Pertimbangan atas
Kemampuan
Mempertahankan
Kelangsungan Hidup (Going
Concern)
18. Kejadian Setelah Tanggal
Neraca
19. Pertimbangan Prosedur yang
Dihilangkan Setelah Tanggal
Neraca
Penyelesaian Audit
1. Prosedur yang Dilakukan
Menjelang Akhir Audit
2. Evaluasi Temuan Audit
SA 330 Proses Konfirmasi
SA 331 Sediaan
SA 332 Auditing Investasi
SA 333 Representasi Manajemen
SA 334 Pihak yang Memiliki Hubungan
Istimewa
SA 336 Penggunaan Pekerjaan Spesialis
SA 337 Permintaan Keterangan dari
Penasehat Hukum
SA 341 Pertimbangan Auditor atas
Kemampuan Entitas dalam
Mempertahankan Kelangsungan
Hidupnya
SA 342 Audit atas Estimasi Akuntansi
SA 390 Pertimbangan Prosedur yang
Dihilangkan Setelah Tanggal
Laporan Auditor
SA 558 Informasi Tambahan yang
Diharuskan
SA 560 Peristiwa Kemudian
SA 561 Penemuan Kembali Fakta yang
Ada pada Tanggal Laporan
Auditor
SA 722 Informasi Keuangan Interim


32
11. Prosedur Kompilasi dan Review
1. Prosedur Kompilasi
2. Prosedur Review
3. Review Laporan Keuangan
Interim Perusahaan Publik
Atestasi Kepatuhan
1. Berdasarkan Standar Auditing
2. Berdasarkan Standar Atestasi
3. Berdasarkan Standar Audit
Pemerintahan
SAR 100 Kompilasi dan Review atas
Laporan Keuangan
SAR 200 Pelaporan atas Laporan
Keuangan Komparatif
SAR 300 Laporan Kompilasi atas
Laporan Keuangan yang
Dimasukkan dalam Formulir
Tertentu
SAR 400 Komunikasi antara Akuntan
Pendahulu dengan Akuntan
Pengganti
SAT 500 Atestasi Kepatuhan
SA 801 Audit Kepatuhan yang
Diterapkan atas Entitas
Pemerintahan dan Penerima
Lain Bantuan Keuangan
Pemerintah
Standar Audit Pemerintah
12. Laporan Audit Bentuk Baku
1. Pengaitan Nama Auditor
dengan Laporan Keuangan
2. Bentuk Baku Laporan Auditor
atas Laporan Keuangan
3. Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam Laporan
Auditor Bentuk Baku
Laporan Audit Tidak Baku

SA 341 Pertimbangan Auditor atas
Kemampuan Entitas dalam
Mempertahankan
Kelangsungan Hidupnya
SA 410 Kepatuhan terhadap Prinsip
Akuntansi yang Berterima
Umum di Indonesia
SA 411 Makna Frase Menyajikan
Secara Wajar Sesuai dengan
Prinsip Akuntansi yang
Berterima Umum di indonesia
SA 420 Konsistensi Penerapan Prinsip
Akuntansi yang Berterima
Umum di Indonesia
SA 431 Pengungkapan Memadai dalam
Laporan Keuangan
SA 435 Pelaporan Auditor atas
Informasi Segmen
SA 504 Pengaitan Nama Auditor
dengan Laporan Keuangan
SA 508 Laporan Auditor atas Laporan
Keuangan Auditan
SA 530 Pemberian Tanggal atas

33
Laporan Auditor Independen
SA 534 Pelaporan atas Laporan
Keuangan yang Disusun untuk
Digunakan di Negara Lain
Sa 543 Bagian Audit Dilakukan oleh
Auditor Indepen Lain
SA 550 Informasi Lain dalam
Dokumen yang Berisi Laporan
Keuangan Auditan
SA 551 Pelaporan tentang Informasi
yang Melampiri Laporan
Keuangan Pokok dalam
Dokumen yang Diserahkan
oleh Auditor
SA 552 Pelaporan atas Laporan
Keuangan Ringkasan dan
Data Keuangan Pilihan
SA 558 Informasi Tambahan yang
Diharuskan
SA 560 Peristiwa Kemudian
SA 561 Penemuan Kembali Fakta
yang Ada pada Tanggal
Laporan Auditor
13. Laporan Selain Audit
1. Bentuk Lain Pengaitan
Akuntan dengan Laporan
Keuangan Historis
2. Laporan Khusus Berdasarkan
Standar Auditing
3. Laporan Khusus Berdasarkan
Standar Atestasi
Pelaporan Kepatuhan
1. Perikatan Atestasi Kepatuhan
2. Pelaporan Kepatuhan Entitas
Pemerintah
SA 623 Laporan Khusus
SA 625 Laporan tentang Penerapan
Prinsip Akuntansi
SA 634 Surat untuk Penjamin Emisi dan
Pihak Tertentu Lain yang
Meminta
SA 722 Informasi Keuangan Interim
SA 801 Audit Kepatuhan yang
Diterapkan atas Entitas
Pemerintahan dan Penerima
Lain Bantuan Keuangan
Pemerintah
SAT 100 Standar Atestasi
SAT 200 Proyeksi dan Prakiraan
Keuangan
SAT 300 Pelaporan Informasi Keuangan
Proforma


34
SAT 400 Pelaporan Pengendalian Intern
Suatu Entitas atas Pelaporan
Keuangan
SAT 600 Perikatan Prosedur yang
Disepakati
SAT 700 Analisis dan Pembahasan oleh
Manajemen
Peraturan Bapepam
14. Sampling Audit
1. Sampling dan Bukan
Sampling dalam Audit
2. Statistical dan Nonstatistical
Sampling
3. Sampling dan Resiko Audit
4. Jenis Pengujian Audit yang
Mungkin Memerlukan
Sampling
5. Jenis Statistical Sampling
Sampling dalam Pengujian
Pengendalian
1. Resiko Sampling
2. Statistical Sampling
3. Nonstatistical Sampling
Sampling dalam Pengujian
Substantif
1. Resiko Sampling
2. Probability-Proportional-to-
Size (PPS) Sampling
3. Variable Sampling
4. Perbandingan PPS Sampling
dan Variable Sampling
SA 350 Sampling Audit
SA 312 Resiko Audit dan Materialitas
dalam Pelaksanaan Audit
Ujian Akhir Semester













35
SILABUS MATA AJAR
LINGKUNGAN BISNIS dan HUKUM KOMERSIAL
3 SKS


Deskripsi dan Tujuan

Mata ajar ini memberikan pemahaman kepada para peserta didik dalam
mengenali, mengidentifikasi, mengamati dan menganalisis lingkungan bisnis
yang selalu dinamis. Untuk menunjang itu maka setiap peserta didik juga
dibekali dengan pemahaman pokok-pokok hukum komersial yang juga
mempunyai dampak pada lingkungan bisnis.

Dalam setiap tatap muka setiap peserta didik dibekali dengan konsep dan
aplikasinya dalam melakukan analisis lingkungan bisinis yang diharapkan
pada akhir dari mata ajar ini mereka dapat memahami lingkungan bisnis
tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip hukum bisnis untuk
menunjang analisis yang dilakukan.

Metode Pembelajaran

Kuliah tatap muka, studi kasus, seminar, self study dan presentasi bisnis. Dalam
setiap tata muka, partisipasi kelas yang akan mendominasi.

Kehadiran

Peserta didik diharapkan selalu menghadiri kuliah dan diwajibkan hadir kuliah
minimal 10-11 dari 14 kali pertemuan. Mereka yang hadir kurang dari 10 tidak
diperkenankan untuk mengikuti ujian akhir.

Referensi Wajib

Baron, D.P. (2003). Business and its Environment, 4
th
Ed. New Jersey Simon
& SBabuster Co. atau edisi terbaru.
Lawrence, A.T dan Weber, J. (2008). Business and Society: Stakeholders,
Ethics and Public Policy, 12
th
ed. USA: McGraw Hill.
Majalah dan Koran Bisnis (Indonesia dan English version).
ProQuest Data Base Journal. User Name dan Password akan diberikan
oleh setiap penyelenggara PPA.
KUH Dagang.
KUH Perdata.
KUH Perdata, UU No. 4/1996 tentang Hak Tanggungan, UU No.
42/1999 tentang Fidusia.
KUH Perdata, KUH Dagang, UU No. 2 Tahun 1992 tentang
Perasuransian.
KUH Perdata, UU No. 8/1999 tentang Perlindungan konsumen.

36
KUH Perdata, UU No. 30/1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa, UU No. 2/1986 jo UU No. 4/2004, tentang
Peradilan Umum.
KUH Pidana, UU No. 5/1999 tentang Antimonopoli dan Persaingan Tidak
Sehat.
Pokok-pokok Hukum Perjanjian, karangan Prof. Soebekti, SH.
UU.No. 1/ 1998 jo UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No.
37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang.
Buku-buku referensi yang ada kaitannya dengan UU tersebut di atas.

Evaluasi Hasil Pembelajaran

Evaluasi meliputi beberapa komponen sebagai berikut:
Diskusi dan Partisipasi 20%
Penulisan Makalah 10%
Presentasi dan Analisis Studi Kasus 20%
Ujian Tengah Semester 25%
Ujian Akhir Semester 25%

Topik topik Bahasan

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
HUKUM KOMERSIAL
1. Hukum perikatan
Dasar Hukum
Asas perjanjian
Sah suatu perjanjian
MOU
KUH Perdata
Pokok-pokok Hukum Perjanjian,
karangan Prof. Soebekti, SH
2. Perjanjian kredit dan jaminannya
Dasar hukum
Macam macam jaminan
KUH Perdata, UU No. 4/1996
tentang Hak Tanggungan, UU No.
42/1999 tentang Fidusia
3. Hukum Asuransi
Pengertian
Jenis-jenis asuransi
Prinsip asuransi
KUH Perdata, KUH Dagang, UU
No. 2 Tahun 1992 tentang
Perasuransian
4. Antimonopoli dan Persaingan Tidak
Sehat
Pengertian
Kegiatan-kegiatan dan perjanjian-
perjanjian yang dilarang
KUH Pidana, UU No. 5/1999
tentang Antimonopoli dan
Persaingan Tidak Sehat

5. Perlindungan konsumen
Pengertian
Hak dan kewajiban konsumen dan
pelaku usaha
KUH Perdata, UU No. 8/1999
tentang Perlindungan Konsumen

37
6. Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang
Pengertian
Syarat pengajuan kepailitan
Akibat hukum pailit
Pihak-pihak yang terkait dalam
pengurusan penundaan kewajiban
pembayaran utang
UU.No. 1/1998 jo UU No. 40/2007
tentang Perseroan Terbatas, UU
No. 37/2004 tentang Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang

7. Penyelesaian sengketa dalam hukum
bisnis serta pembuktian
Pengertian
Macam-macam cara penyelesaian
sengketa
Pembuktian secara perdata
KUH Perdata, UU No. 30/1999
tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa, UU No.
2/1986 jo UU No. 4/2004, tentang
Peradilan Umum

Ujian Tengah Semester
LINGKUNGAN BISNIS
8. Organisasi bisnis dan lingkungan bisnis
Organisasi bisnis dan lingkngan
Teori lingkungan bisnis
Dinamika lingkungan bisnis
Memberikan nilai bagi organisasi
bisnis sesuai dinamika lingkungan

Isu dalam mengelola kebijakan publik
Isu dalam masyarakat terkait dengan
organisasi bisnis
Bidang-bidang pekerjaan dalam
organisasi bisnis
Mengelola isu dalam masyarakat
international
L & W
Bab. 1 & 2

Setiap peserta didik harus
membuat ringkasan untuk pokok
bahasan berikutnya dan
dipresentasikan
9. Tanggung jawab sosial organisasi bisnis
(CSR)
Konsep dan histori dari CSR
Isu dalam pelaksanaan CSR
Proses dari aktivitas CSR

Dampak lingkungan dan pembangungan
berkelanjutan dalam bisnis global
Isu ekologi dan lingkungan global
Isu dari masyarakat global terhadap
dampak lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan

Mengelola isu lingkungan
Peranan pemerintah dan regulasi
Biaya dan manfaat dalam mengelola
L & W
Bab. 3, 11 & 13

Setiap peserta didik harus
membuat ringkasan untuk pokok
bahasan berikutnya dan
dipresentasikan

38
lingkungan
Manajemen berbasis lingkungan
sebagai keunggulan kompetitif
10. Tantangan dalam globalisasi
Proses globalisasi
Menjadi masyarakat global
Manfaat dan kerugian dari organisasi
bisnis yang meng-global
Melakukan bisnis dalam lingkungan
global
Peraturan dalam organisasi bisnis
dalam lingkungan global
Kerjasama dalam organisasi bisnis

Hubungan antara organisasi bisnis
pemerintah
Aplikasi dan peranan pemerintah
Peraturan pemerintah dalam
organisasi bisnis lokal dan global
L & W
Bab. 4, 7 & 8

Setiap peserta didik harus
membuat ringkasan untuk pokok
bahasan berikutnya dan
dipresentasikan
11. Lingkungan politik dalam organisasi
bisnis
Peran serta pelaku organisasi bisnis
dalam lingkungan politik
Perang politik bisnis dalam
hubungannya dengan pemerintah
Taktik dan tingkatan dalam
lingkungan politik untuk organisasi
bisnis

Antitrust, merger dan kebijakan
organisasi bisnis
Peranan pemerintah dalam membuat
peraturan dalam organisasi bisnis
L & W
Bab. 9 & 10

Setiap peserta didik harus
membuat ringkasan untuk pokok
bahasan berikutnya dan
dipresentasikan
12. Teknologi dalam ekonomi global dan
pengelolaan dalam tantangan teknologi
Hubungan teknologi dengan
organisasi bisnis
Mengelola sistem informasi dalam
organisasi bisnis
Melindungi kekayaan intelektual
dalam organisasi bisnis

Hak para stakeholder dan mengelola
keanekaragaman tenaga kerja dalam
organisasi bisnis
Peranan pemerintah
Isu dalam memberikan kompensasi
untuk para eksekutif
L & W
Bab. 13, 14 & 15

Setiap peserta didik harus
membuat ringkasan untuk pokok
bahasan berikutnya dan
dipresentasikan


39
Peranan pemerintah dalam
melindungi kepentingan organisasi
bisnis
Aplikasi mengelola keanekaragaman
karyawan
13. SEMINAR LINGKUNGAN BISNIS DAN
HUKUM KOMERSIAL
SERI I


Setiap peserta didik
mempresentasikan makalah yang
berkaitan dengan isu yang
berhubungan dengan lingkungan
bisnis.

Kerja kelompok
14. SEMINAR LINGKUNGAN BISNIS DAN
HUKUM KOMERSIAL
SERI II

Setiap peserta didik
mempresentasikan makalah yang
berkaitan dengan isu yang
berhubungan dengan lingkungan
bisnis.

Kerja kelompok
Ujian Akhir Semester




























40
SILABUS MATA AJAR
PASAR MODAL dan MANAJEMEN KEUANGAN
3 SKS


Deskripsi dan Tujuan

Pemahaman atas pengetahuan pasar modal dan praktik keuangan
perusahaan sangat diperlukan akuntan dalam menjalankan perannya.
Kerangka konsep/pemikiran dari manajemen keuangan dan pasar modal
akan memperluas pandangan akuntan, berimplikasi terhadap profesi akuntan
maupun keluaran yang dihasilkan akuntan, dan pada akhirnya mendukung
akuntan dalam menghasilkan informasi yang berguna, baik untuk keperluan
internal maupun eksternal.
Setelah mengikuti mata ajar ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Memahami pasar modal dan peran akuntan di dalamnya, yang meliputi
perkembangan pasar modal di Indonesia, peraturan di pasar modal, serta
praktik akuntansi untuk mengakomodasikan peraturan di pasar modal
termasuk yang berkaitan dengan corporate governance dan menghindari
kecurangan di pasar modal.
2. Menentukan tingkat resiko, biaya modal, serta menilai suatu investasi.
3. Memahami teknik analisis sekuritas yang mencakup analisis fundamental
dan teknikal.
4. Menganalisis bagaimana mengelola investasi di perusahaan.
5. Menganalisis bagaimana kebijakan pendanaan di perusahaan.
6. Memahami dan mengevaluasi berbagai alternatif pendanaan jangka
panjang, yaitu obligasi, saham biasa, dan saham preferen.
7. Memahami instrumen keuangan seperti opsi, warrant, right, futures,
forward, SWAP, dan efek beragun aset.
8. Memahami dan menganalisis manajemen portofolio guna pengambilan
keputusan.

Metode Pembelajaran

Mata ajar diberikan melalui kuliah, diskusi dan presentasi di kelas, analisis
kasus, dan makalah/artikel populer yang relevan dengan kondisi di Indonesia
saat ini. Presentasi di kelas dilakukan secara berkelompok.

Tugas Kelompok Event Analysis

1. Berdasarkan telaah pustaka, masing-masing kelompok diwajibkan
mencari 1 (satu) kasus di Indonesia yang terjadi dalam jangka waktu 6
(enam) bulan terakhir yang relevan dengan topik pembahasan dalam
perkuliahan, membuat suatu laporan tertulis yang menganalisis kasus
tersebut luar dalam dengan menggunakan teknik analisis yang dipelajari
selama perkuliahan.
2. Dikumpulkan pada saat Ujian Akhir Semester.


41
Tugas Individual
1. Setiap peserta didik diwajibkan menulis makalah yang membahas
peranan profesi akuntan di pasar modal di Indonesia (dikumpulkan pada
saat Ujian Akhir Semester).
2. Pengerjaan soal-soal
Pengerjaan soal dapat diberikan dalam bentuk pekerjaan rumah,
pengerjaan di kelas, dan kuis.

Kehadiran
Peserta didik diharapkan selalu menghadiri kuliah dan diwajibkan hadir
kuliah minimal 10 dari 14 kali pertemuan. Mereka yang hadir kurang dari 10
tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian akhir.

Referensi Wajib
Jones, C. P. 2007. Investments: Analysis and Management, 10
th

edition. John Wiley & Sons. (J)
Ross, Westerfield, Jaffe, and Jordan. 2008. Modern Financial
Management, 8
th
edition. McGraw-Hill. (RWJJ)

Referensi Pendukung
Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus. 2005. Investments, 6
th

edition. McGraw-Hill.
DeMello, Jim. 2006. Cases in Finance, 2
nd
edition. McGraw-Hill.
Frensidy, Budi. 2008. Financial Mathematics. Salemba Empat.
Jogiyanto, HM. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi 3.
BPFE.
Reilly, Frank K. and Keith C. Brown. 2006. Investment Analysis and
Portfolio Management, 8
th
edition. South-Western.
Ross, Westerfield, and Jaffe. 2005. Corporate Finance, 7
th
edition.
McGraw-Hill.
PP No. 12 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
No. 45 Tahun 1995.
PP No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar
Modal.
PP No. 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.
UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
www.bapepam.go.id
www.idx.co.id

Evaluasi Hasil Pembelajaran
Diskusi dan Partisipasi 10%
Penyelesaian dan Presentasi Kasus 20%
Makalah Individual/Kelompok 20%
Ujian Tengah Semester 25%
Ujian Akhir Semester 25%

42
Topik-topik Bahasan
Terdapat 14 kali pertemuan dengan durasi pertemuan masing-masing 150
menit.
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
1 Tujuan & Fungsi Keuangan
Fungsi Pasar Keuangan
Pasar Modal & Pasar Uang
Pasar Primer dan Pasar Sekunder
Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Modal Kerja
Sistem Keuangan Bank-Based vs Market-Based
Aset Finansial dan Aset Riil
Present Value, Future Value, Anuitas, dan
Perpetuitas
RWJJ Ch. 1, 4

J Ch. 1, 2
2 Penganggaran Modal
Prinsip Penilaian Aset Secara Umum (Aliran Kas,
Waktu, dan Resiko)
Masalah dalam Menghitung Aliran Kas
(Incremental Cash Flow, Sunk Cost, Opportunity
Cost, Side Effects)
Net Present Value
Internal Rate of Return
Payback Period
Profitability Index
Mutually Exclusive Projects
Projects with Unequal Lives (Equivalent Annual
Value atau Equivalent Annual Cost)
Real Options (Option to Expand, Option to
Abandon, dan Timing Option)

Kasus 1: Penganggaran Modal
RWJJ Ch. 7, 8
3 Penilaian Obligasi
Zero-Coupon Bond
Coupon Bond: Fixed Rate and Floating Rate
Callable Bond
Bond Rating
ORI, SUN, Obligasi Korporasi

Berbagai Alternatif Penilaian Saham
Cash Flow Approach
Price Multiples (PER, PEG, dan P/BV)
Residual Income (Abnormal Earnings Model)
RWJJ Ch. 5

J Ch. 10, 17

+ Bacaan
tambahan
4 Analisis Fundamental
Analisis Ekonomi dan Analisis Industri
Analisis Rasio Keuangan

Kasus 2: Analisis Fundamental Perusahaan Tbk di
Indonesia
RWJJ Ch. 5

J Ch. 13-16



43
Analisis Teknikal
Follow the Smart Money View
Contrarian View
Support dan Resistance Level
5 Teori Pasar Modal & Pembentukan Portofolio (portfolio
selection)
Expected Return
Standar Deviasi dan Varians
Kovarians dan Korelasi
Efficient Frontiers
Diversifikasi
Portofolio Optimal
RWJJ Ch. 9
J Ch. 6, 7
6 CAPM dan APT
Capital Market Line
Fisher Separation Theorem
Security Market Line
Beta Saham dan Beta Portofolio
Resiko Sistematis dan Nonsistematis
Faktor Tunggal dan Banyak Faktor
RWJJ Ch. 10, 11
J Ch. 8, 9
7 Manajemen Portofolio
Investor Individu vs Investor Institusional
Sikap Investor terhadap Resiko
Formulasi Kebijakan Investasi (Tujuan, Kendala,
dan Preferensi)
Implementasi Strategi Investasi (Alokasi Aset dan
Optimisasi Portofolio)
Monitoring dan Penyesuaian Portofolio

Evaluasi Portofolio
Return Nominal vs Return Riil
Return Aritmetik dan Return Geometrik
Return Tertimbang Berdasarkan Uang
Risk-Adjusted Return
Rasio Treynor
Rasio Sharpe
Alpha Jensen
Beta2
Rasio Appraisal

Kasus 3: Evaluasi Kinerja Reksadana di Indonesia
J Ch. 21, 22
Ujian Tengah Semester
8 Struktur Modal
Pengaruh Utang terhadap Return dan Resiko
Static Trade-Off (No Corporate Taxes, with
Corporate Taxes, with Personal Taxes, Financial
Distress)
o Agency Benefits of Debt
o Agency Cost of Equity
o Agency Cost of Debt
RWJJ Ch. 15, 16

44
Teori Pecking Order
Teori Signaling
Model Market Timing
9 Penerbitan Sekuritas Ekuitas (Saham, Rights,
Warrants)
Initial Public Offering (IPO)
Secondary Public Offering (SPO)
Rights
Warrants
Kewajiban Jangka Panjang
Positive Covenants
Sinking Fund
Call Provision
Bond Refunding

Kasus 4: Kasus Bond Rating atau Kasus Analisis dan
Tahapan Proses Go Public Perusahaan Terbuka di
Indonesia
RWJJ Ch.19, 20,
21

Kep-135/BL/2005
PP No. 17 Tahun
2004

PP No. 35 Tahun
2005
10 Opsi
Definisi dan Macam-macam Sekuritas Derivatif
Istilah-istilah dan Mekanisme Perdagangan Opsi
Opsi Call, Put, dan Diagram Payoff-nya
Hedging, Covered Call, Protective Put, dan
Portfolio Insurance
Saham dan Obligasi Dilihat sebagai Opsi
Paritas Put-Call
Valuasi Opsi
Kontrak Opsi Saham di BEI
RWJJ Ch. 22
11 Derivatif dan Hedging
Kontrak Forward, Futures, dan SWAP untuk
Manajemen Resiko Tingkat Bunga, Resiko Mata
Uang, dan Resiko Pasar
Kontrak Futures LQ-45 di BEI
Kontrak Futures untuk Komoditas di BBJ
RWJJ Ch. 25

+ Bacaan
tambahan
12 Struktur dan Pelaku Pasar Modal di Indonesia
Struktur Pasar Modal (Dasar-Dasar Hukum Pasar
Modal)
Otoritas Pasar Modal (BAPEPAM-LK)
Fasilitator
o Bursa Efek
o Lembaga Kliring dan Penyelesaian KPEI
o Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
KSEI
Pelaku Pasar Modal (Emiten dan Perusahaan
Publik, Pemodal, Perusahaan Efek, Penasehat
Investasi)
Lembaga Penunjang Pasar Modal (Biro
Administrasi Efek, Kustodian, Wali Amanat,
Pemeringkat Efek)
UU No. 8

PP No. 12 Tahun
2004 / No. 45 dan
46 Tahun 1995

Keputusan Ketua
Bapepam :
1. Kep-41/BL/2008
2. Kep-
16/PM/2004
3. Kep-
29/PM/2004
4. Kep-
36/PM/2003

45
Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI)
Profesi Penunjang Pasar Modal (Notaris,
Konsultan Hukum, Penilai, Akuntan, Wali Amanat)
Asosiasi-Asosiasi Pasar Modal
Good Corporate Governance
Kewajiban Pelaporan
5. Kep-
40/PM/2003
6. Kep-
20/PM/2002
7. Kep-
06/PM/2000
13 Peranan Profesi Akuntan di Pasar Modal (Tugas
Individual)

Produk dan Mekanisme Pasar Modal di Indonesia
Aturan dan Mekanisme Perdagangan Efek
Pasar Reguler, Negotiated, dan Tunai
Margin Financing
Short Sale
Scriptless Trading
Floor, Remote, dan On-Line Trading
Kapitalisasi Pasar Saham dan Obligasi
Metode Penghitungan Indeks dan Macam-Macam
Indeks di BEI
Free-Float Shares
Aturan Suspensi, Auto-Reject, dan Delisting
Macam-macam Reksadana
Exchange-Traded Fund (ETF)
Bacaan Tambahan

Kepmenkeu Nomor
455/KMK.01/1997

Kepmenkeu Nomor
646/KMK.01/1995
14 Muatan Lokal*
Ujian Akhir Semester

* Topik pembahasan dan materi untuk muatan lokal diserahkan ke masing-
masing penyelenggara. Sebagai alternatif, para penyelenggara dapat
memilih topik berikut: pengenalan keuangan internasional, personal finance
(perencanaan keuangan), behavioral finance, market microstructure,
financial intermediation or disintermediation, strategi para manajer investasi
(reksadana saham), manajemen resiko, valuasi aset, matematika keuangan
atau lainnya. Pemilihan sebaiknya didasarkan pada kebutuhan dan
kompetensi pengajar.















46
SILABUS MATA AJAR
PELAPORAN dan AKUNTANSI KEUANGAN
3 SKS



Deskripsi dan Tujuan

Mata ajar ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap prinsip akuntansi yang diterima umum di Indonesia, terutama
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Intepretasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK) dan standar acuan lain yang diterbitkan badan
otoritas yang berwenang serta peraturan perundangan yang relevan
sehubungan dengan penyusunan laporan keuangan dalam rangka akuntansi
keuangan. Selain itu juga akan diberikan pemahaman International Financial
Reporting Standards (IFRS)/International Accounting Standards (IAS) dan
standar akuntansi keuangan yang berlaku di negara lain yang relevan dalam
era globalisasi.
Peserta didik diharapkan mampu menyusun dan mengaudit laporan
keuangan yang dapat diandalkan berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dalam rangka pelaporan kepada pihak eksternal.

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran terutama ditekankan pada pembahasan kasus sesuai
topik bahasan yang telah ditetapkan untuk setiap pertemuan. Pembahasan
lebih ditujukan pada bagaimana mengaplikasikan berbagai standar akuntansi
keuangan, khususnya PSAK, dalam praktik serta membahas berbagai isu
yang timbul dalam aplikasinya.
Mata ajar ini memerlukan partisipasi aktif peserta didik. Pertemuan dimulai
dengan dosen memfasilitasi diskusi kelas membahas topik pada pertemuan
tersebut. Selanjutnya untuk hampir setiap pertemuan sedikitnya ada satu
kelompok yang akan menyajikan kasus untuk kemudian didiskusikan
bersama di kelas. Jumlah anggota per kelompok berkisar 2-4 orang.
Kelompok yang menyajikan kasus diwajibkan menulis makalah yang
menganalisis suatu studi kasus aplikasi standar akuntansi yang berlaku atau
isu yang timbul dalam penyusunan laporan keuangan di Indonesia. Pengajar
memberikan pengarahan kasus yang akan dibahas. Sebaiknya kasus nyata,
bila sulit diperoleh dapat dirancang kasus simulasi. Pada studi kasus aplikasi
PSAK, kelompok mengevaluasi aplikasi PSAK tertentu pada laporan
keuangan suatu perusahaan, mengidentifikasi isu yang mungkin timbul
dalam aplikasi, serta memberi rekomendasi perbaikan yang mungkin
diperlukan. Kelompok penyaji dapat menambah rujukan dari berbagai
sumber terkait topik bahasan.
Peserta didik di luar kelompok penyaji diwajibkan mempelajari PSAK dan
sumber rujukan lain sehubungan topik tersebut sehingga siap berdiskusi di
kelas.


47
Kehadiran

Peserta didik diharapkan selalu menghadiri kuliah dan diwajibkan hadir
kuliah minimal 10-11 dari 14 kali pertemuan. Mereka yang hadir kurang dari
10 tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian akhir.

Referensi

Bahan bacaan diperoleh dari berbagai publikasi, mulai dari standar akuntansi
dari organisasi profesi, peraturan perundangan yang berlaku, makalah dari
berbagai seminar, buku teks, hingga jurnal profesi akuntan publik, dan
digolongkan atas dua kelompok sebagai berikut:

A. Standar Akuntansi dan Peraturan Perundangan Terkait
ACCA, The official text for the professional qualification, Financial
Reporting, Study Text 2005/2006 atau edisi terakhir.
Alfredson, K., K. Leo, R. Picker, P. Pacter, J. Radford, dan V. Wise.
Applying International Financial Reporting Standards. John Wiley &
Sons Australia, Ltd., 2007.
Epstein, B.J., dan Eva K. Jermakowicz IAS 2007: Interpretation and
Application of IAS, John Wiley, 2007. (EJ).
IAI, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (revisi terakhir).
IAI, Intepretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).
International Accounting Standards Board (IASB), International Acounting
Standards (IAS)/International Financial Reporting Standards (IFRS)
(revisi terakhir).
P3LKE, Bapepam.
Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Peraturan Perundangan terkait lainnya.

B. Pilihan referensi sesuai topik
Dipilih chapter/bab/bagian yang relevan dengan topik bahasan dari buku,
jurnal, bahan seminar dan publikasi lain sesuai perkembangan mutakhir:
Untuk 2008/2009
Baker, Advanced Accounting, 6
th
ed., Mc Graw Hill, 2005.
Charles W. Mulford and Eugene E. Comiskey, The Financial Numbers
Game : Detecting Creative Accounting Practices, John Wiley & Sons Inc.
Choi, Frederick D.S., Carol A. Frost, and Gary K. Meek, International
Accounting, Prentice Hall, New Jersey, 1999 atau edisi terbaru. (CFM)
D.R. Carmichael, Paul H Rosenfeld, Accountants' Handbook, Volume
one: Financial Accounting and General Topics, 10
th
ed., John Wiley and
Sons, Inc.
Financial Accounting Standard Board, Statement of Financial Accounting
Standards.
Financial Accounting Standard Board, Statement of Financial Accounting
Concepts.

48
IAI, Prosiding Konvensi Nasional Akuntansi ke-3 Profesi Akuntan
Indonesia menuju Milenium Baru, 1996 atau prosiding terbaru.
Kieso,D.E., J.J. Weygandt, and T.D. Waterfield, Intermediate Accounting,
International Ed., John Wiley & Sons, 11
th
Ed.
Larsen, John, Modern Advanced Accounting, Ed. 9th, Mc Graw Hill, 2004.
Radenbaugh, L.H., and S.J. Gray, International Accounting and
Multinational Enterprises, 6
th
Ed., John Wiley & Sons, Inc., 2006. (RG)
Scott, W.R. Financial Accounting Theory. Edisi Keempat. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc., 2006.
Theodorus M. Tuanakotta: Setengah Abad Profesi Akuntansi, Salemba
Empat, 2007.
Buletin Teknis Nomor 2: Akuntansi untuk Pembiayaan Bersama atas
Fasilitas Kredit (joint financing on credit facility), Media Akuntansi Edisi
57, Oktober 2006.
Berbagai jurnal dan artikel profesi akuntan publik.

Evaluasi Hasil Pembelajaran

Partisipasi 20%
Penulisan dan Penyajian Makalah Kelompok 20%
Ujian Tengah Semester 25%
Ujian Akhir Semester 25%
Kuis 10%

Topik-topik Bahasan

Terdapat 14 kali pertemuan dengan durasi pertemuan masing-masing 150
menit.

SESI
TOPIK BAHASAN REFERENSI
1. Overview Mata Ajar,
Standar Akuntansi Keuangan,
Pengembangan Standar Akuntansi
Struktur dan Proses,
Kualitas Standar Akuntansi

Convergence of International Financial
Reporting Standards and Practices
SMH Wallman, 1995, The Future of
Accounting and Disclosure in An
Evolving World: The Need for
Dramatic Change, Accounting
Horizon, Sept, 81-91
Six Commentaries on
Characteristics of High Quality
Accounting Standards,
Accounting Horizons, June 1998
SAK
Epstein Ch. 1
Scott, Ch. 1, 5, 7
Kieso Ch. 1
Choi Ch. 8

49
SESI
TOPIK BAHASAN REFERENSI
2. Kerangka Konseptual dan Pelaporan
Keuangan,
Manajemen Laba,
Konsekuensi Ekonomis Laporan
Keuangan


IAI, Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan
Keuangan
IASB, Framework for the
Preparation and Presentation of
Financial Statements
SFAC
PSAK 1, 2, 3 & 6
Epstein Ch. 2, 3, 4
ACCA Ch.1, 2, 3
Scott, Ch. 8, 11
Kieso Ch. 2
SMH Wallman, 1996, The Future of
Accounting and Financial
Reporting Part II: The Colorized
Approach, Accounting Horizon,
June, 138-148

Kasus 1: Manajemen Laba
Indofarma
3. Aset/Aktiva
Pembahasan terfokus pada
pengaplikasian PSAK sehubungan
berbagai jenis aset (termasuk leased
asset) terutama tapi tak terbatas pada:
- Pengertian
- Penggolongan
- Pengakuan
- Pengukuran/penilaian (termasuk
impairment)
- Penyajian
- Pengungkapan
sambil dikaitkan dalam kasus yang
dibahas.
PSAK 1, 13, 14,16, 19, 30,43, 47,
48, 58 & IAS/IFRS terkait
Epstein Ch. 5, 6, 8, 9
Kieso Ch. 8, 9, 10, 11, 12 /
SFAS, SFAC No. 6

Kasus 2: Penurunan nilai aktiva

4. Kewajiban dan Ekuitas
Pembahasan terfokus pada
pengaplikasian PSAK dan Peraturan
Perundangan yang berlaku sehubungan
dengan kewajiban dan ekuitas, terutama
tapi tak terbatas pada :
- Pengertian
PSAK 1, 21, 25, 41, 51, 53, 57 &
IAS/IFRS terkait
Undang Undang No. 40 2007
tentang Perseroan Terbatas
Epstein Ch. 12, 13, 17
Kieso Ch. 13, 14, 15

50
SESI
TOPIK BAHASAN REFERENSI
- Penggolongan
- Pengakuan
- Pengukuran
- Penyajian
- Pengungkapan
Pembahasan kewajiban khususnya perlu
diperhatikan jangka waktu pelunasan,
kewajiban valas (kaitannya dengan topik
pertemuan ke 8 dan 9), kewajiban
diestimasi dan kewajiban kontingensi
Pembahasan ekuitas perlu dikaitkan
dengan bentuk hukum entitas usaha
Pembahasan akan terfokus pada badan
hukum Perseroan Terbatas: pemisahan
secara jelas sumber ekuitas (penyetoran
pesero, hasil usaha, selisih penilaian
kembali aset, donasi) serta berbagai
ragam dan masalah sehubungan dengan
jenis, hak, transaksi saham.
Penulisan dan pembahasan kasus
haruslah mampu mengangkat isu penting
yang tersurat maupun tersirat dalam
standar akuntansi yang berlaku.
5. Imbalan Kerja
- Imbalan kerja meliputi pasca kerja
- Akuntansi Dana Pensiun
PSAK 18, 24
Epstein 16

Kasus 3: Imbalan Kerja dan
kaitannya dengan UU No. 13
2003
6. Pendapatan dan Beban:
Pengakuan pendapatan, pajak
penghasilan, perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan

PSAK 16, 20, 23, 25, 26, 46, 56 &
IFRS terkait
Epstein Ch. 7, 15, 21
ACCA Ch. 12
SFAC No. 2
Kieso Ch. 18, 19, 22

Kasus 4: Akuntansi Joint-Financing
Perusahaan Multi-Finance

51
SESI
TOPIK BAHASAN REFERENSI
7. Penggabungan Usaha,
Laporan Keuangan Konsolidasi,
Investasi Perusahaan Asosiasi,
Special Purpose Entities (SPE)

PSAK 4, 15, 22, 38, 39, 40 & ISAK 7
IAS/IFRS terkait
Epstein Ch. 10, 11
Larsen Ch. 7
Tuanakotta Bagian II dan III

Kasus 5: Enron
Ujian Tengah Semester
8. Financial Instrument,
Transaksi dalam Mata Uang Asing

PSAK 10, 11, 52, dan ISAK 4
IAS/IFRS terkait
SFAS 52
Epstein Ch. 13, 22
9. Derivatif dan Lindung Nilai

PSAK 50, 55 dan ISAK 6
IAS 32, 39 dan IAS/IFRS terkait
Epstein Ch. 22

Kasus 6: Derivatif Indosat
10. Transaksi dengan Pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa,
Off Balance Sheet

PSAK 7, 38, 39, 40 & ISAK 7
IAS/IFRS terkait
Epstein Ch. 23
ACCA 11
Peraturan Bapepam IX.E.1 dan
Peraturan Lain terkait
Kasus 9: Selisih Retrukturisasi
Entitas Sepengendali Telkom
& Indosat

52
SESI
TOPIK BAHASAN REFERENSI
11. Pengungkapan:
Laporan Keuangan Interim, Pelaporan
Emiten BEproses IPO, laporan yang
harus disiapkan untuk IPO, right issues.
Peraturan Bapepam untuk IPO adalah
seri peraturan Bapepam IX.A.1-14 dan
IX.C.1-11, untuk right issues, IX.D.1-5.

SE BAPEPAM VIII.G7 dan
Peraturan Lain terkait, seperti:
X.K.2, X.K.6, IX.E.2.
P3LKE utk Manufaktur
PSAK 51, 56
ISAK 1, 2
IAS / IFRS terkait
Epstein Ch. 19, 20

Kasus 10: Pengungkapan informasi
material Perusahaan Gas
Negara
12. Pembahasan kasus suatu perusahaan
yang menyangkut kepentingan publik:
Perbankan, Asuransi, dan atau Dana
Pensiun (dapat ditentukan oleh pengajar)
PSAK, Akuntansi Syariah dan
bahan referensi terkait lainnya
sesuai topik dan kasus yang
dipilih
13.




Isu Kontemporer:
Dampak globalisasi atas laporan
keuangan, pengaruh regulasi atas profesi
akuntansi, peran dan tanggung jawab
manajemen, akuntan publik dan regulator
atas keandalan sistem pelaporan
keuangan di pasar modal dan pasar
uang, dan lain-lain.
Literatur dan bahan referensi yang
terkait sesuai topik pembahasan.
14. Local Content
(bebas ditentukan oleh masing-masing
penyelenggara sepanjang topik masih
dalam bidang Pelaporan dan Akuntansi
Keuangan (Financial Accounting and
Reporting)
Literatur dan bahan referensi yang
terkait sesuai topik pembahasan.
Ujian Akhir Semester








53
SILABUS MATA AJAR
AKUNTANSI MANAJEMEN dan BIAYA
3 SKS


Deskripsi dan Tujuan
Akuntansi manajemen telah berkembang dengan cukup pesat selama lima
belas tahun terakhir. Perkembangan ini adalah merupakan respons profesi
terhadap berbagai kritik yang ditujukan ke akuntansi manajemen. Para
pemikir akuntansi manajemen telah mengembangkan berbagai teknik dan
konsep yang diharapkan akan bisa menempatkan kembali akuntansi
manajemen dalam proses pengelolaan bisnis modern. Matakuliah ini
merupakan kelanjutan dari mata ajar yang sama pada program S1, di mana
penekanan pada kuliah ini adalah mengenai penerapan konsep-konsep
tersebut dalam dunia praktik. Selain itu, dalam mata ajar ini juga akan
dibahas perkembangan mutakhir dalam bidang akuntansi manajemen yang
tejadi sampai saat ini, seperti activity-based costing, quality costing, dan
target costing.
Mata ajar ini merupakan mata ajar tingkat lanjutan. Pemahaman mengenai
basic management accounting harus sudah dimiliki oleh peserta didik untuk
bisa mengikuti mata ajar ini dengan baik. Diharapkan setelah selesai
mengikuti kuliah ini peserta didik akan mempunyai perspektif yang lebih luas
mengenai akuntansi manajemen. Perspektif yang luas ini diharapkan akan
meningkatkan kemampuan akuntan dalam menganalisis dan menyajikan
informasi akuntansi yang diperlukan oleh manajemen untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas-tugas manajerialnya, seperti perencanaan,
pengendalian, koordinasi, dan pengambilan keputusan.

Metode Pembelajaran
Kuliah akan diselenggarakan dengan model diskusi dengan menggunakan
kasus-kasus yang diberikan. Untuk memperlancar proses diskusi para
peserta pendidikan profesi diwajibkan untuk membaca materi yang ada dan
membahas kasus-kasus yang diberikan. Partisipasi aktif peserta didik dalam
diskusi sangat dibutuhkan dan akan menentukan nilai akhir.

Referensi Wajib
Ronald Hilton, Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic
Business Environment, 7
th
Edition: McGraw-Hill (2008). (RH)

Referensi Pendukung
Don Hansen and Maryanne Mowen, Cost Management; Accounting and
Control, 5
th
edition, Thomson-Southwestern, 2006 atau edisi terbaru.
(HM)
John K. Shank, Cases in Cost Management; A Strategic Emphasis, 3
rd

edition, Thompson-Southwestern, 2006.

54
Evaluasi Hasil Pembelajaran
Ujian Tengah Semester 25%,
Ujian Akhir Semester 25%,
Partisipasi dan Kuis 20%
Analisis Kasus dan Presentasi 20%.
Penulisan dan Penyajian Makalah 10%

Topik- topik Bahasan
No. Pokok Bahasan Referensi
1 Perkembangan Konsep Akuntansi
Manajemen
Perbedaan Akuntansi Keuangan,
Akuntansi Biaya, Manajemen Biaya dan
Akuntansi Manajemen
Sejarah Perkembangan Akuntansi
Manajemen

Konsep dan Perilaku Biaya
Different cost for different purposes
Perilaku biaya
Konsep relevant range
Teknik pemisahan biaya tetap dan
variabel
Kasus
RH Ch. 7








RH Ch. 1, 2
2 Penentuan Biaya per Unit
Sistem biaya pesanan
Sistem biaya proses
Pembebanan Overhead Pabrik
Kasus
RH Ch. 3, 4
3 Penentuan Biaya per Unit
Alokasi Biaya Departemen Penunjang
Alokasi Joint Costs
Kasus
RH Ch. 18
HM Ch. 7
4 Activity-Based Costing
Distorsi biaya
Pengertian ABC
Pembebanan dua tahap dalam ABC
ABC di perusahaan jasa
Kasus
RH Ch. 5

5 Activity-Based Management
Konsep Dasar ABM
Dimensi ABC: costs allocation and
performance
Operating ABM
Strategic ABM
Kasus
RH Ch. 6
HM Ch. 12

55
6 JIT (Lean Accounting), Cost of Quality, dan
Target Costing
Pengelolaan biaya dalam tahap
perencanaan
Pengelolaan biaya dengan
mempergunakan biaya kualitas
Pengelolaan biaya dalam JIT
Kasus
RH Ch. 15
HM Ch. 11
7 Penyusunan Anggaran dan Pengendalian
Penganggaran
Biaya Standar
Analisis penyimpangan
Kasus
RH Ch. 9, 10, 11
Ujian Tengah Semester
8 Pertanggungjawaban dan Evaluasi Kinerja
Pusat pertanggungjawaban
Transfer pricing
ROI, RI, EVA
Kasus
RH Ch. 12, 13
9 Pengukuran dan Implementasi Strategi
BSC
Kasus
RH Ch. 10
HM Ch. 13

10 Analisis CVP
Pembedaan biaya variabel dan tetap
Laporan keuangan dengan format direct
costing
Analisis BEP
CVP under uncertainty
Kasus
RH Ch. 8


11 Pengambilan Keputusan Jangka Pendek
Konsep Biaya Relevan
Penentuan Harga
Make or Buy
Sell or Process further
Keep or Drop
Product Mix
Kasus
RH Ch. 14

12 Theory of Constraint
Konsep TOC
Asumsi TOC
Lima langkah dalam TOC
Penggunaan TOC dalam Pengambilan
Keputusan
Kasus
HM Ch. 21
13 Analisis Biaya Lingkungan
Analisis biaya pengelolaan lingkungan
RH Ch. 12
HM Ch. 16


56
Pelaporan biaya pengelolaan
lingkungan
Pembahasan Kasus
Kasus
14 Topik Bebas
Ujian Akhir Semester

Kurikulum dan silabus PPA telah dimutakhirkan pada tahun 2006 dan
selanjutnya pada tahun 2008 sesuai dengan surat keputusan KERPPA
Nomor: KEP-42/SK/KERPPA/IAI/IX/2008 tanggal 4 September 2008.



































57
PERSYARATAN PESERTA PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Pendidikan Profesi Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada akhir
pendidikan sekolah setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program
studi akuntansi. Dengan mempertimbangkan tujuan penyelenggaraannya
maka penyelenggaraan PPA akan dapat tercapai apabila diikuti oleh peserta
yang telah menyelesaikan program sarjana Ilmu Ekonomi pada program
studi akuntansi dari perguruan tinggi yang terakreditasi.

PERSYARATAN PENGAJUAN REKOMENDASI PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Sesuai dengan keputusan Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan
Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (KERPPA IAI), No: KEP-
54/SK/KERPPA/IAI/I/2009 tentang Pedoman Pengajuan dan Perpanjangan
Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi Tahun 2009, berikut
adalah ketentuan yang harus dipenuhi perguruan tinggi yang akan
mengajukan rekomendasi penyelenggaraan PPA:
1. Program studi jurusan akuntansi mendapat Akreditasi A dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.
2. Program studi jurusan akuntansi telah berdiri selama lebih dari 8
(delapan) tahun.
3. Jumlah mahasiswa akuntansi yang terdaftar minimal sebanyak 600
(enam ratus) orang.
4. Jumlah dosen tetap yang dimiliki minimal sebanyak 15 (lima belas)
orang.
5. Semua dosen yang memiliki register akuntan telah menjadi anggota
IAI.
6. Memiliki fasilitas internet untuk dosen dan mahasiswa.





58
Kriteria penilaian untuk mendapat rekomendasi adalah sebagai berikut:
NO KRITERIA NILAI
1. Lamanya program studi jurusan akuntansi
telah berdiri adalah lebih dari 2 kali masa
studi rata-rata
>15 tahun = 75
8 -15 tahun = 50
2. Rasio Dosen Tetap Akuntansi vs
mahasiswa, dengan ketentuan:
a. Nilai dosen tetap yang S1 = 1
Nilai dosen tetap yang S2 = 1
Nilai dosen tetap yang S3 = 1
Nilai dosen tetap yang Guru besar = 1
b. Akuntan ber-register yang menjadi
Dosen Tetap Akuntansi sebanyak 20%
dari seluruh Dosen Tetap Akuntansi
atau minimal 7 orang
1 : 25 = 250
1 : 26<mhs30 = 225
1 : 31<mhs35 = 200
1 : 36<mhs40 = 175
1 : 41<mhs45 = 150
1 : 46<mhs50 = 125
1 : >50 = 0
3. Judul buku yang relevan dengan
Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi
*judul lain hrs terbitan setelah thn 2000
kecuali UU dan peraturan yg masih
berlaku
- Buku yang ada pada silabus atau
ekuivalen) = 50
- sda + 20 judul lain = 70
- sda + 20 judul lain = 80
- sda + 20 judul lain = 90
- sda + 20 judul lain = 100
4. Judul jurnal atau majalah akuntansi
yang dilanggan
Dari 7 Jurnal DN tersebut harus ada 2
diantaranya JRAI & Akuntan Indonesia,
minimal berlangganan 3 tahun ke depan
dari saat pengajuan

- 7 jurnal DN + 3 LN = 60
- sda + 3 DN/LN = 70
- sda + 3 DN/LN = 80
- sda + 3 DN/LN = 90
- sda + 3 DN/LN = 100
- 7 jurnal DN + database jurnal LN
seperti Proquest, EPSCO, JSTOR,
Science Direct = 100

59
5. Rasio komputer yang bisa digunakan
mahasiswa:

1 : 10 = 125
1 : 11<mhs20 = 100
1 : 21<mhs30 = 80
1 : 31<mhs40 = 60
1 : >40 = 0
6. Aktivitas dosen sebagai praktisi
*Keterangan keaktifan sebagai praktisi
min. paling lambat 3 bulan sebelum
Borang diajukan
tidak ada = 0
5 9 orang = 25
>10 orang = 50
7. Keanggotaan dosen dalam asosiasi
profesi sebagai pengurus IAI
tidak ada = 0
1 2 orang = 20
3 4 orang = 35
>4 orang = 50
8. Keanggotaan dosen dalam asosiasi
profesi sebagai anggota IAI
15 orang = 0
16 30 orang = 25
>30 orang = 50
9. Penyelenggaraan Program Pasca Sarjana
Akuntansi/Keuangan yang memiliki
akreditasi dari BAN PT
Tidak ada = 0
S2 Akuntansi/Keuangan = 25
S3 Akuntansi/Keuangan = 25
S2 + S3 = 50
10. Jaringan internet harus memiliki minimal
10 akses
10 = 0
11 - 25 = 25
>25 = 50
Jaringan Hot Spot (Wifi) = 75
11. Jaringan e-library
(perpustakaan elektronik)
= 25
12. Akreditasi internasional = 25
13. Kerja sama internasional = 25

60
IAI akan memberikan rekomendasi bagi penyelenggara PPA yang
memperoleh total nilai minimal sebesar 700.
Peninjauan kembali atas rekomendasi penyelenggaraan PPA dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai PPA Jangka waktu peninjauan
700 799 3 tahun
800 899 4 tahun
> 900 5 tahun

UJIAN AKHIR DAN SERTIFIKAT
Pada akhir setiap mata ajar PPA diselenggarakan ujian akhir yang bentuknya
diserahkan kepada masing-masing penyelenggara PPA. Tanda kelulusan
PPA adalah sertifikat yang diterbitkan oleh penyelenggara PPA. Dengan
sertifikat PPA tersebut maka seseorang dapat mendaftarkan diri ke
Departemen Keuangan dan mendapatkan nomor register sesuai dengan
ketentuan pada SK Menteri Keuangan Nomor 331/KMK.017/1999 tanggal 18
Juni 1999.





61
PANDUAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
PROFESI AKUNTANSI

Perpanjangan izin penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)
merupakan proses evaluasi ulang atas kelayakan penyelenggaraan PPA.
Perguruan tinggi mendapat izin sesuai dengan skor evaluasi yang
diperolehnya. Perguruan tinggi pemegang izin PPA diharapkan dapat
meningkatkan skor evaluasi pada proses evaluasi ulang tersebut.
Ketentuan tambahan untuk perpanjangan izin adalah jumlah skor yang
diperoleh diharapkan untuk meningkat dibanding saat pertama izin diberikan.
Dalam rentang waktu tersebut, KERPPA berhak memprogramkan
pelaksanaan evaluasi secara mendadak yang tidak terjadwal untuk
memantau pelaksanaan PPA. Evaluasi ini bertujuan untuk memantau
apakah penyelenggara konsisten mentaati ketentuan KERPPA dan menjaga
kualitas penyelenggaraan sesuai evaluasi kelayakan yang dilakukan saat
pertama kali izin pembukaan atau perpanjangan diberikan.
Perpanjangan izin penyelenggaraan PPA dilalui setelah adanya evaluasi
yang dilakukan oleh KERPPA yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
evaluasi administratif (desk evaluation) untuk kelengkapan dokumen
pendukung yang dikirimkan oleh perguruan tinggi pemohon akreditasi PPA
serta tahap evaluasi fisik (visitasi) untuk evaluasi atas dokumen pendukung
yang dikirimkan oleh perguruan tinggi pemohon akreditasi PPA dibandingkan
dengan fakta fisik yang ada di perguruan tinggi tersebut. Tahap visitasi ini
akan dilakukan apabila dokumen pendukung yang dikirimkan oleh perguruan
tinggi penyelenggara PPA telah dinyatakan lengkap.
Sesuai dengan keputusan Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan
Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (KERPPA IAI), No: KEP-
54/SK/KERPPA/IAI/I/2009 tentang Pedoman Pengajuan dan Perpanjangan
Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi Tahun 2009, berikut
adalah ketentuan yang harus dipenuhi perguruan tinggi yang akan
mengajukan perpanjangan izin penyelenggaraan PPA:

62
1. Program studi jurusan akuntansi mendapat Akreditasi A dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.
2. Program studi jurusan akuntansi telah berdiri selama lebih dari 8
(delapan) tahun.
3. Jumlah mahasiswa akuntansi yang terdaftar minimal sebanyak 600
(enam ratus) orang.
4. Jumlah dosen tetap yang dimiliki minimal sebanyak 15 (lima belas)
orang.
5. Semua dosen yang memiliki register akuntan telah menjadi anggota
IAI.
6. Memiliki fasilitas internet untuk dosen dan mahasiswa.

STANDAR PENILAIAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Standar penilaian merupakan tolok ukur yang harus dipenuhi oleh
penyelenggara PPA. Standar penilaian terdiri atas beberapa indikator kunci
yang dapat digunakan sebagai dasar (1) penyajian data dan informasi
mengenai kinerja dan keadaan penyelenggara PPA (2) evaluasi dan
penilaian mutu kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan penyelenggara
PPA, (3) penetapan kelayakan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan
PPA dan (4) perumusan rekomendasi perbaikan dan pembinaan mutu
penyelenggara PPA.
Standar penilaian mencakup komitmen inti penyelenggara PPA terhadap
efektivitas program pendidikan (educational effectiveness).
Keseluruhan standar penilaian adalah sebagai berikut:
Standar 1: Kemahasiswaan
Standar ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi dan
penilaian mengenai kebijakan, prosedur, dan profil mahasiswa PPA yang
akan diterima. Berisikan gambaran yang jelas mengenai kebijakan
penyelenggara PPA yang terkait dengan penerimaan mahasiswa PPA yang
menguraikan kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa, karakteristik
mahasiswa, serta peningkatan jumlah mahasiswa sebagai bukti kualitas
yang baik dan going concern program PPA.

63
Standar 2: Tenaga Pengajar
Standar ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi dan
penilaian mengenai kualifikasi, kualitas, keaktifan dan keanggotaan di
profesi, dan banyaknya tenaga pengajar yang terlibat dalam
penyelenggaraan PPA. Standar ini juga mengukur keterlibatan praktisi untuk
memperkaya materi PPA serta keikutsertaan tenaga pengajar dalam
kegiatan profesional berkelanjutan seperti training, seminar, workshop,
simposium atau konferensi. Berisikan gambaran yang jelas mengenai tenaga
pengajar yang menguraikan kecukupan dosen, dosen yang berpraktik,
anggota asosiasi profesi, aktivitas PPL, serta dosen tamu dari
profesi/praktisi.
Standar 3: Kurikulum
KERPPA telah menetapkan kurikulum minimal yang harus dilaksanakan oleh
penyelenggara PPA. Kurikulum dan silabus ini berlaku secara nasional dan
tidak ada yang boleh dikurangi dalam pelaksanaannya. Untuk itu,
penyelenggara PPA harus memberikan arahan yang lengkap dan
komprehensif tentang pelaksanaan kurikulum bagi semua mata ajar dalam
bentuk pedoman yang harus dipahami oleh seluruh sivitas akademika.
Arahan tersebut dilengkapi dengan perangkat monitoring dan evaluasi
pelaksanaannya.
Selain ketaatan terhadap kurikulum dan silabus sesuai ketetapan KERPPA,
standar ini juga menilai dilaksanakannya tambahan mata ajar pilihan untuk
memperkaya mahasiswa atas skill dan knowledge khusus.
Standar 4: Sarana & Prasarana
Standar ini berkenaan dengan kemampuan penyelenggara PPA dalam
menyediakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. Sarana
dan prasarana yang dinilai adalah laboratorium dan komputer serta
perpustakaan yang meliputi fasilitas dan bahan pustaka berupa buku wajib
dan tambahan, buku pendukung yang relevan, jurnal dalam dan luar negeri
serta layanan e-library.


64
Standar 5: Sistem Pembelajaran
Standar ini berkenaan dengan tolok ukur untuk terwujudnya proses dan
metode pembelajaran yang efisien dan efektif, serta sistem evaluasi yang
valid sesuai dengan ketentuan KERPPA. Aspek yang dinilai meliputi:
kesesuaian metode pengajaran dan evaluasi hasil pembelajaran dengan
panduan KERPPA.
Standar 6: Lulusan
Standar ini berkenaan dengan karakteristik, profil, dan pemetaan lulusan
sebagai produk. Standar ini mencakup mutu kompetensi lulusan serta
pelacakan dan komunikasi di antara lulusan dengan penyelenggara PPA.
Aspek yang dinilai adalah:
1. IPK Lulusan
2. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi seperti CPA Indonesia,
Ujian Sertifikasi Akuntansi Syariah, Certified Professional Management
Accountants, serta CFA.

PARAMETER DAN SKOR PENILAIAN PERPANJANGAN IZIN
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Perpanjangan izin penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi dinilai
berdasarkan 6 (enam) standar yang menjadi parameter penilaian dengan
menggunakan panduan penilaian skor sebagai berikut:
Resume Skor Masing-masing Kriteria Standar:
Kriteria Standar Skor maks
I. KEMAHASISWAAN 105
II. TENAGA PENGAJAR 315
III. KURIKULUM 130
IV. PRASARANA & SARANA 310
V. SISTEM PEMBELAJARAN 100
VI. LULUSAN 40

65
Penjabaran Detail Skor Masing-masing Kriteria Standar:
Kriteria Standar
Skor
maks
I. 1. Kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa 50
I. 2. Karakteristik mahasiswa 15
I. 3. Peningkatan jumlah mahasiswa 40
II. 1. Kecukupan dosen 150
II. 2. Dosen yang berpraktik 25
II. 3. Anggota asosiasi profesi 50
II. 4. Aktivitas PPL 50
II. 5. Dosen tamu dari profesi/praktisi 40
III. 1. Ketaatan kurikulum dan silabus sesuai ketetapan
KERPPA
100
III. 2. Tambahan mata ajar pilihan 30
IV. 1. Rasio jumlah komputer yang dapat digunakan mahasiswa 80
IV. 2. Akses internet 30
IV. 3. 1. Buku wajib dan tambahan 70
IV. 3. 2. Buku pendukung yang relevan 30
IV. 3. 3. Jurnal dalam dan luar negeri 70
IV. 3. 4. Layanan e-library 30
V. 1. Kesesuaian metode pengajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran dengan panduan KERPPA
100
VI. 1 Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi: USAP,
CPMA
20
VI. 2. IPK Lulusan 20





66
Detail panduan perhitungan nilai:
Kriteria Standar
Skor
maks
Nilai
I. KEMAHASISWAAN 105
I. 1. Kebijakan rekrutmen dan seleksi
mahasiswa
1. Mahasiswa yang diterima berasal
dari program S1 jurusan akuntansi
yang terakreditasi
2. Mekanisme seleksi yang
dilaksanakan berupa ujian tertulis.
3. Ada program matrikulasi.
4. Ujian TPA & TOEFL
50 1. Semua kriteria terpenuhi:
50
2. Kriteria 1, 2, & 3
terpenuhi: 35
3. Jika 1, 2, atau 3 tidak
terpenuhi: 0
I. 2. Karakteristik Mahasiswa
IPK calon mahasiswa
15 1. Rata-rata IPK calon
mahasiswa yang diterima
> 2,75: nilai 15
2. Rata-rata IPK calon
mahasiswa yang diterima
< 2,75: nilai 10
I. 3. Peningkatan jumlah mahasiswa 40 1. Mahasiswa yang diterima
mengalami peningkatan
>25% : nilai 40
2. Mahasiswa yang diterima
mengalami peningkatan
<25% : nilai 20
3. Mahasiswa yang diterima
menurun: nilai 0
II. TENAGA PENGAJAR 315
II. 1. Kecukupan dosen
a. Rasio dosen tetap akuntansi
dibandingkan mahasiswa, dengan
ketentuan:
Nilai dosen tetap yang S1 = 1
Nilai dosen tetap yang S2 = 1
Nilai dosen tetap yang S3 = 1
Nilai dosen tetap yang Guru Besar
= 1
150 1. Rasio 1 : 25, nilai 150
2. Rasio 1 : 26 < mhs 30,
nilai 125
3. Rasio 1 : 31 < mhs 35,
nilai 100
4. Rasio 1 : 36 < mhs 40,
nilai 75
5. Rasio 1 : 41 < mhs 45,
nilai 50

67
b. Akuntan ber-register yang menjadi
Dosen Tetap Akuntansi sebanyak
20% dari seluruh Dosen Tetap
Akuntansi atau minimal 7 orang
6. Rasio 1 : 46 < mhs 50,
nilai 25
7. Rasio 1 : > 50 tidak
diperpanjang
II. 2. Dosen yang berpraktik 25 1. Jumlah dosen tetap yang
merupakan praktisi > 10
orang, nilai 25
2. Jumlah dosen tetap yang
merupakan praktisi 5 - 9
orang, nilai 15
II. 3. Anggota asosiasi profesi 50 1. Jumlah dosen tetap yang
merupakan anggota
asosiasi profesi > 30
orang, nilai 50
2. Jumlah dosen yang
merupakan anggota
asosiasi profesi 15-30
orang, nilai 25
II. 4. Aktivitas PPL yang diikuti dosen
baik sebagai pembicara maupun
peserta
50 1. Jumlah kegiatan PPL yang
diikuti minimal 10 orang
dosen dalam 3 tahun,
40 kegiatan, nilai 50
2. Jumlah kegiatan PPL yang
diikuti minimal 10 orang
dosen dalam 3 tahun: 30 -
39 kegiatan, nilai 25
3. Jumlah kegiatan PPL yang
diikuti minimal 10 orang
dosen dalam 3 tahun: <
30 kegiatan, nilai 15
II. 5. Dosen tamu dari profesi/praktisi 40 1. Jumlah kegiatan dosen
tamu yang merupakan
praktisi dalam 3 tahun
terakhir 30 kegiatan,
nilai 40
2. Jumlah kegiatan dosen
tamu yang merupakan
praktisi dalam 3 tahun
terakhir < 30 kegiatan,
nilai 0


68
III. KURIKULUM 130
III. 1. Ketaatan kurikulum dan silabus
sesuai ketetapan KERPPA
100 1. Seluruh mata ajar
mentaati kurikulum dan
silabus yang ditetapkan
KERPPA, nilai 100
2. Ada mata ajar yang tidak
sesuai dengan kurikulum
dan silabus yang
ditetapkan KERPPA, nilai
50
III. 2. Tambahan mata ajar pilihan

30 1. Tambahan mata ajar
pilihan yang diikuti
mahasiswa berjumlah > 9
sks, nilai 30
2. Tambahan mata ajar
pilihan yang diikuti
mahasiswa berjumlah < 9
sks, nilai 20
3. Tidak ada tambahan mata
ajar pilihan, nilai 0
IV. SARANA & PRASARANA 310
IV. 1. Rasio jumlah komputer yang dapat
digunakan mahasiswa
80 1. 1 : 10, nilai 80
2. 1 : 11 < mhs 20, nilai 60
3. 1 : 21 < mhs 30, nilai 40
4. 1 : 31 < mhs 40, nilai 20
IV. 2. Akses Internet 30 1. Adanya fasilitas internet
untuk mahasiswa 10
stasiun, nilai 30
2. Adanya fasilitas internet
untuk mahasiswa < 10
stasiun, nilai 10
3. Tidak ada fasilitas
internet, nilai 0
IV. 3. Perpustakaan 200
IV. 3. 1. Buku wajib 70 1. Buku wajib (atau
ekuivalen) lengkap sesuai
silabus, nilai: 70
2. Buku wajib (atau

69
ekuivalen) tidak lengkap
sesuai silabus, nilai: 35
IV. 3. 2. Buku pendukung yang relevan 30 1. Buku pendukung yang
relevan > 100 judul lain,
nilai: 30
2. Buku pendukung yang
relevan < 100 judul lain,
nilai: 10
IV. 3. 3. Jurnal dalam dan luar negeri
Di antaranya JRAI & Akuntan
Indonesia, minimal berlangganan 3
tahun ke depan dari saat pengajuan

70 1. Jurnal DN > 12 jurnal, LN
> 5, nilai: 70
2. 7 < Jurnal DN < 12 dan
jurnal LN 3-5 jurnal, nilai:
50
3. Jurnal DN < 7, jurnal LN
< 3, nilai: 0
4. 7 jurnal DN + database
jurnal LN seperti
Proquest, EPSCO,
JSTOR, Science Direct
70
IV. 3. 4. Layanan e-library (perpustakaan
elektronik)
30 1. Ada layanan e-library,
nilai 30
2. Tidak ada layanan e-
library, nilai 0
V. SISTEM PEMBELAJARAN 100
V. 1. Kesesuaian metode pembelajaran &
evaluasi hasil pembelajaran dengan
panduan KERPPA

100 1. Metode pembelajaran &
evaluasi hasil
pembelajaran sesuai
dengan panduan
KERPPA, nilai 100
2. Metode pembelajaran &
evaluasi hasil
pembelajaran tidak sesuai
dengan panduan
KERPPA, nilai 50
VI. LULUSAN 40

70
VI. 1. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian
profesi seperti: USAP, CPMA, USAS,
CFA
20 1. Jumlah lulusan yang
mengikuti ujian profesi
dalam tiga tahun > 50 %
dari seluruh lulusan, nilai
20
2. Jumlah lulusan yang
mengikuti ujian profesi
dalam tiga tahun 25 - 50%
dari seluruh lulusan, nilai
15
3. Jumlah lulusan yang
mengikuti ujian profesi
dalam tiga tahun < 25 %
dari seluruh lulusan, nilai
10
4. Tidak ada lulusan yang
mengikuti ujian profesi:
dalam tiga tahun, nilai 0
IV. 2. IPK Lulusan

20 1. Rata-rata IPK lulusan > 3:
nilai 20
2. Rata-rata IPK lulusan < 3:
nilai 10

Peninjauan kembali atas rekomendasi penyelenggaraan PPA dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai PPA Jangka waktu peninjauan
700 799 3 tahun
800 899 4 tahun
> 900 5 tahun







71
PENYUSUNAN BORANG APLIKASI PENGAJUAN REKOMENDASI
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Borang Aplikasi Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) adalah alat untuk
memperoleh informasi mengenai kesiapan perguruan tinggi untuk
menyelenggarakan PPA. Izin untuk menyelenggarakan PPA akan ditetapkan
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan mempertimbangkan
rekomendasi yang diberikan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Pertanyaan dalam Borang Aplikasi Pendidikan Profesi Akuntansi dapat
dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu prasyarat, kriteria utama dan faktor
pendukung. Prasyarat adalah kondisi yang harus dipenuhi suatu perguruan
tinggi sebelum dapat menyelenggarakan PPA. Kriteria Utama adalah syarat
utama yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi untuk dapat
menyelenggarakan Pendidikan Profesi Akuntansi. Sedangkan Faktor
Pendukung adalah nilai tambah yang dapat diperoleh perguruan tinggi
apabila memenuhi kondisi tertentu.
Beberapa pertanyaan dapat dijawab dengan menuliskan informasi yang
diperlukan ke dalam Borang Aplikasi dan beberapa memerlukan lembaran
tersendiri. Pada pertanyaan tertentu diperlukan dokumen pendukung untuk
melengkapi informasi yang diperlukan. Setiap lampiran dan dokumen
pendukung agar mencantumkan tanggal, nama, dan paraf penyusunnya.
Keputusan pemberian rekomendasi sangat tergantung dari kelengkapan,
kecermatan dan kewajaran informasi yang disajikan pada Borang Aplikasi.
Agar Borang Aplikasi dapat memuat informasi yang lengkap, cermat dan
wajar, maka dianjurkan agar Borang Aplikasi diisi oleh pejabat yang benar-
benar menguasai informasi yang diminta. Pejabat yang dimaksud adalah
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas atau Ketua Sekolah Tinggi dan Ketua
atau Sekretaris Jurusan atau Program Studi Akuntansi.
Borang Aplikasi yang telah diisi dengan lengkap agar dicetak dan
disampaikan tepisah dengan lampiran dan dokumen pendukung lainnya.
Borang Aplikasi dan kelengkapan lainnya agar dikirimkan kepada:


72


Komite Evaluasi dan Rekomendasi
Pendidikan Profesi Akuntansi
Ikatan Akuntan Indonesia
Grha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng
Jakarta Pusat 10310
Telp. 62 21 31904232 Fax. 62 21 7245078
Home page: http//www.iaiglobal.or.id
E-mail: iai-info@akuntan-iai.or.id

PENYUSUNAN BORANG PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Penyusunan Borang oleh penyelenggara PPA dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dan informasi
2. Analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan
3. Mendeskripsikan respons terhadap parameter dalam 6 standar kriteria
yang ditetapkan
4. Menyiapkan dokumen pendukung sebagai lampiran borang, dilengkapi
dengan tabel yang tersedia dalam contoh, dan menyiapkan bukti
pendukung lainnya yang akan disajikan pada saat visitasi
5. Borang dan lampirannya dikemas dengan baik dan rapi, kemudian
disampaikan kepada DIKTI & KERPPA IAI
Borang perpanjangan izin PPA disusun merujuk kepada program dan kerja
hasil evaluasi diri penyelenggara PPA dan berbagai pedoman yang
digunakan dalam menyelenggarakan PPA, disertai analisis mengenai semua
standar akreditasi. Borang disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Tim Penyusun Borang.
Borang disusun oleh suatu tim kerja yang terdiri atas personil yang
memahami keseluruhan proses dan manajemen pelaksanaan PPA. Tim
kerja dibentuk oleh pimpinan fakultas, yang terdiri atas unsur dekan,

73
Pimpinan Jurusan dan Program PPA, para dosen serta staf
administrasi.
2. Berbagai Aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan Borang.
a. Tim penyusun Borang perlu mengkaji dan memahami setiap standar
dan kriteria akreditasi sebelum mulai menyusun Borang.
b. Setiap kriteria dijelaskan dalam bentuk deskripsi dan analisis yang
cermat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
c. Data bukti pendukung dilampirkan dalam bentuk tabel dan rekapitulasi.
Bukti pendukung lain yang tidak dapat dilampirkan bersama Borang
disiapkan untuk disajikan pada saat visitasi.
d. Print out Borang dan lampiran pendukungnya serta soft copy yang
berisi dokumen terkait disampaikan kepada KERPPA IAI.
3. Isi Borang
Borang berisi penjelasan dan analisis tentang keenam standar beserta
parameternya, yaitu:
a. Jati diri penyelenggara PPA.
b. Deskripsi dan analisis mengenai standar dan butir-butir kriteria.
c. Lampiran.










74








BORANG APLIKASI
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI






LAMBANG PERGURUAN TINGGI



FAKULTAS EKONOMI
(NAMA PERGURUAN TINGGI)


ALAMAT PERGURUAN TINGGI
TAHUN ....






IKATAN AKUNTAN INDONESIA

75


1. PEJABAT YANG MENGISI BORANG INI

1. Nama Dekan / Ketua
2. Nama Ketua / Sekretaris Jurusan / Program

Pejabat yang mengisi borang ini adalah Dekan Fakultas Ekonomi atau
Ketua STIE dan Ketua atau Sekretaris Jurusan atau Program Studi
Akuntansi.

2. JATI DIRI LEMBAGA YANG AKAN MENYELENGGARAKAN PPA
1. Nama Lembaga
2. Alamat
3. Telepon
4. Faximili
5. Email
6. Website

Identitas lembaga yang akan menyelenggarakan PPA berupa nama,
alamat, dan lain sebagainya. Apabila lembaga tersebut memiliki lebih dari
satu kampus (alamat), maka alamat diisi dengan alamat yang paling
mudah untuk dihubungi.




BAGIAN INI SANGAT PENTING. Sebagai bagian dari evaluasi aplikasi, Saudara
diminta untuk mengisi borang ini dengan informasi yang benar. Informasi yang tidak
benar dapat berakibat tidak diberikan rekomendasi atau dicabutnya rekomendasi
yang telah diberikan.
BORANG APLIKASI PPA
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

76
PRASYARAT

3. Pembukaan Program Studi Jurusan Akuntansi (S1)
(Lampiran 1)

Nomor Surat Keputusan :

Tanggal :


Pembukaan Program Studi Jurusan Akuntansi (S1) telah berdiri selama
lebih dari 8 (delapan) tahun, diisi dengan nomor dan tanggal SK
Pembukaan Program Studi tersebut. Lampirkan fotokopi SK Pembukaan
Program Studi Jurusan Akuntansi (S1) sebagai Lampiran 1.

4. Akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN)
(Lampiran 2)

Nomor Surat Keputusan :

Tanggal :

Nilai (score) :

Huruf :


Program studi jurusan Akuntansi mendapat Akreditasi A dari BAN, diisi
dengan Nomor, Tanggal, Nilai dan Huruf SK Akreditasi BAN. Lampirkan
fotokopi SK Akreditasi tersebut (Lampiran 2).

















77
KRITERIA UTAMA

5. Jumlah Mahasiswa jurusan Akuntansi
(Lampiran 3)

D3 : Ekstensi S1 :

Ekstensi D3

: S2 :

S1 : S3 :

Rencana Mahasiswa PPA :

Jumlah mahasiswa akuntansi yang terdaftar minimal sebanyak 600
(enam ratus) orang. Diisi dengan seluruh jumlah mahasiswa jurusan
Akuntansi yang mendaftar pada semester berjalan atau terakhir (pada
saat pengisian Borang ini). Rencana mahasiswa yang akan diterima pada
PPA juga turut dihitung. Lampirkan seluruh daftar nama dari mahasiswa
jurusan akuntansi yang masih aktif. Lampirkan rekapitulasinya sesuai
dengan format berikut (Lampiran 3):
Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Angkatan
D3
Ekstensi
D3
S1
Ekstensi
S1
S2 S3 PPA* Jumlah
2003
2002
2001
2000
-
-
Total

* Estimasi mahasiswa PPA

6. Jumlah Dosen Tetap Akuntansi
(Lampiran 4 & 5)

S1 : S3 :

S2 : Profesor :
Jumlah dosen tetap yang dimiliki minimal sebanyak 15 (lima belas) orang.
Diisi dengan jumlah dosen tetap akuntansi pada saat pengisian Borang

78
ini. Dosen yang dicantumkan atau diakui adalah dosen yang telah lulus
program pendidikan yang berakreditasi atau disetarakan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, sebagai berikut:
S1 Akuntansi atau Akuntan
S2 Akuntansi dan MM (yang terkait dengan Akuntansi)
S3 Akuntansi dan yang terkait dengan Akuntansi
Guru Besar Akuntansi

Konsentrasi bidang yang terkait dengan akuntansi adalah:
Auditing
Akuntansi Manajemen
Perpajakan
Sistem Informasi Akuntansi
Pasar Modal
Keuangan
Apabila ijazah S2 MM tidak mencantumkan secara jelas konsentrasi
bidangnya terkait dengan akuntansi, maka harus dilengkapi dengan
fotokopi transkrip nilai.

Lampirkan rekapitulasi dosen untuk masing-masing dosen S1, S2, S3
dan guru besar dengan contoh format di bawah ini:

Daftar Dosen Tetap Akuntansi
No. Nama Jurusan / Konsentrasi Asal Perguruan
Tinggi





Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan dokumen sebagai berikut:
(Lampiran 5)

1. Fotokopi SK pengangkatan sebagai dosen tetap
Bagi perguruan tinggi swasta, dosen tetap harus dilampiri dengan SK
pengangkatan sebagi dosen tetap dari Mendiknas

79
2. Salinan ijazah yang telah disahkan
3. Fotokopi register negara

Jumlah dosen tetap yang memiliki register akuntan telah menjadi anggota
IAI minimal berjumlah 7 (tujuh) orang.

7. Rencana Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi
(Lampiran 6)
Diisi dengan rencana kurikulum PPA. Lampirkan rencana kurikulum PPA
sesuai dengan format berikut (Lampiran 6):
No. Mata Kuliah Bobot sks Pengampu
Kuliah Praktikum Jumlah Mata Kuliah





8. Silabus untuk Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi
(Lampiran 7)

Diisi dengan rencana silabus kurikulum PPA. Format rencana silabus
kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi tidak ditentukan (Lampiran 7).

9. Jumlah judul buku yang relevan dengan kurikulum Pendidikan
Profesi Akuntansi
(Lampiran 8 & 9)

Jumlah judul buku yang relevan dengan silabus :

Jumlah judul buku pendukung lainnya :

Diisi dengan jumlah judul buku yang relevan dengan kurikulum untuk
masing-masing mata ajar. Buku wajib (atau ekuivalen) dan buku
pendukung merupakan edisi terbaru. Lampirkan daftar buku untuk
masing-masing mata ajar sesuai format berikut; masing-masing untuk
buku yang relevan (buku wajib dan tambahan) (lampiran 8) dan buku
pendukung lainnya (lampiran 9).

80
No. Judul Buku Pengarang Penerbit Edisi Tahun
Eksem
plar




10. Jumlah Jurnal / Majalah Akuntansi
(Lampiran 10)

Dalam Negeri :

Luar Negeri :

Diisi dengan jumlah judul jurnal akuntansi atau yang relevan yang dimiliki,
(Lampiran 10). Masa berlangganan jurnal akuntansi atau yang relevan
minimal 3 (tiga) tahun ke depan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI)
dan majalah Akuntan Indonesia wajib berlangganan. Apabila PPA
memiliki database jurnal luar negeri seperti Proquest, Ebsco, J-Stor,
Science Direct, dan lain-lain agar dilampirkan SPK berlangganannya.
Lampirkan daftarnya dengan format berikut ini.
No.
Judul Jurnal atau
Majalah Akuntansi
Penerbit No. ISSN Frekuensi
Berlang
ganan
sejak
Berlang
ganan
hingga





11. Jumlah komputer yang dimiliki Fakultas Ekonomi/STIE dan
disediakan untuk mahasiswa
(Lampiran 11)
Diisi dengan jumlah komputer yang dimiliki oleh Fakultas Ekonomi atau
STIE yang disediakan untuk mahasiswa. Lampirkan daftarnya dengan
menggunakan format berikut (Lampiran 11):
Jenis Prosesor Jumlah Lokasi Lembaga
Pengelola




Jumlah

81
FAKTOR PENDUKUNG

12. Nama Dosen Tetap yang Beraktivitas sebagai Akuntan Publik,
Akuntan Manajemen.
(Lampiran 12)

Diisi dengan nama-nama Dosen Tetap Akuntansi yang berpraktik sebagai
Akuntan Publik, Akuntan Manajemen. Buatkan daftarnya sesuai dengan
format berikut (Lampiran 12):
NO. NAMA KANTOR JABATAN







13. Nama Dosen Tetap yang Aktif dalam Keanggotaan Asosiasi Profesi
sebagai Pengurus IAI (Pusat, Cabang Kompartemen, atau
Kompartemen Daerah)
(Lampiran 13)

Diisi dengan nama-nama Dosen Tetap Akuntansi yang aktif dalam
kepengurusan IAI (Pusat, Kompartemen, Cabang, atau Kompartemen
Daerah). Buatkan daftarnya sesuai dengan format berikut (Lampiran 13):
NO. NAMA KANTOR JABATAN
AKTIVITAS
DI IAI






14. Nama Dosen Tetap yang Aktif dalam Keanggotaan Asosiasi Profesi
sebagai Anggota IAI (Pusat, Cabang Kompartemen, atau
Kompartemen Daerah)
(Lampiran 14)

Diisi dengan nama-nama Dosen Tetap Akuntansi yang aktif dalam
keanggotaan IAI (Pusat, Kompartemen, Cabang, atau Kompartemen
Daerah). Buatkan daftarnya sesuai dengan format berikut (Lampiran 14):

82
NO. NAMA KANTOR JABATAN
AKTIVITAS
DI IAI






15. Apakah Lembaga Saudara menyelenggarakan Program Pendidikan
Pascasarjana Akuntansi yang telah diakreditasi BAN (atau telah
mendapatkan izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi)?
(Lampiran 15)

Nama Program :

Tahun Berdiri :

Nama Program :

Tahun Berdiri :

Nama Program :

Tahun Berdiri :

Diisi dengan Nama Program Pendidikan Pascasarjana Akuntansi yang
diselenggarakan dan tahun pembukaan program tersebut. Program
Pendidikan Pascasarjana Akuntansi tersebut harus mendapatkan
akreditasi BAN atau memperoleh izin penyelenggaraan dari Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Lampirkan SK Pembukaan Program
Pascasarjana tersebut (Lampiran 15)

16. Jaringan internet yang dimiliki Fakultas Ekonomi/STIE
(Lampiran 16)

Diisi dengan jumlah jaringan internet minimal 10 akses yang dimiliki oleh
Fakultas Ekonomi atau STIE. Lampirkan daftarnya dengan menggunakan
format berikut (Lampiran 16):


83

Jenis Prosesor Jumlah Lokasi
Lembaga
Pengelola




Jumlah



17. Apakah lembaga Saudara terakreditasi secara internasional?
(Lampiran 17)

YA TIDAK

Coret salah satu yang tidak perlu


Akreditasi Internasional dari :

Nomor Surat Keputusan :

Tanggal :

Nilai (score) :

Huruf :

Memperoleh AkreditasI Internasional dari, diisi dengan Nomor, Tanggal,
Nilai dan Huruf SK Akreditasi. Lampirkan fotokopi SK Akreditasi tersebut
(Lampiran 17).

18. Apakah lembaga Saudara menjalin kerja sama internasional dengan
pihak lain?
(Lampiran 18)

YA TIDAK

Coret salah satu yang tidak perlu


Lampirkan fotokopi MOU atau surat perjanjian kerja sama internasional
dengan pihak lain tersebut (Lampiran 18).


84
Pernyataan

Dengan ini kami menyatakan bahwa informasi yang kami berikan
pada Borang ini beserta lampirannya adalah benar dan akurat, dan
kami setuju untuk memberitahukan kepada IAI setiap perubahan
informasi di atas atau informasi lain yang mungkin mempengaruhi
pemberian rekomendasi oleh IAI.


Tanda tangan Ketua/Sekretaris Jurusan/Program


Tanda tangan Dekan/Ketua :


Tanggal :




Kelengkapan Dokumen dan Borang Aplikasi

Borang Aplikasi Saudara tidak akan diproses apabila tidak lengkap

Borang Aplikasi yang telah diisi dengan lengkap
Lampiran 1: Fotokopi SK Pembukaan Program Studi Jurusan
Akuntansi
Lampiran 2: Fotokopi SK Akreditasi dari BAN
Lampiran 3: Rekapitulasi Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Lampiran 4: Rekapitulasi Dosen Tetap Akuntansi
Lampiran 5: Fotokopi SK Pengangkatan sebagai Dosen Tetap &
Salinan Ijazah Dosen Tetap yang Telah Disahkan
Lampiran 6: Rencana Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi
Lampiran 7: Silabus Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi
Lampiran 8: Daftar Buku yang Relevan dengan Kurikulum
Lampiran 9: Daftar Bukubuku Lainnya
Lampiran 10: Daftar Jurnal Akuntansi
Lampiran 11: Daftar Komputer
Lampiran 12: Fotokopi SK bebas UNA atau Daftar Mahasiswa yang
Telah Lulus UNA Profesi
Lampiran 13: Daftar Dosen Tetap yang Beraktivitas sebagai
Praktisi.
Lampiran 14: Daftar Dosen Tetap sebagai Pengurus IAI.
Lampiran 15: Daftar Dosen Tetap sebagai Anggota IAI.
Lampiran 16: Fotokopi SK Pembukaan Program Pascasarjana
Lampiran 17: Fotokopi SK Terakreditasi Internasional
Lampiran 18: Fotokopi MOU Kerja Sama Internasional


85




Kirimkan Borang Aplikasi yang telah diisi lengkap beserta dokumen
lainnya ke:

Komite Evaluasi dan Rekomendasi
Pendidikan Profesi Akuntansi
Ikatan Akuntan Indonesia
Graha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng
Jakarta Pusat 10310
Telp. 62 21 31904232 Fax. 62 21 7245078
Home page: http//www.iaiglobal.or.id
E-mail: iai-info@akuntan-iai.or.id

86








BORANG PERPANJANGAN
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI






LAMBANG PERGURUAN TINGGI



FAKULTAS EKONOMI
(NAMA PERGURUAN TINGGI)


ALAMAT PERGURUAN TINGGI
TAHUN ....








IKATAN AKUNTAN INDONESIA

87

1. PEJABAT YANG MENGISI BORANG INI

1. Nama Dekan/Ketua
2. Nama Ketua/Sekretaris Jurusan/Program


2. JATI DIRI PENYELENGGARA PPA

1. Nama Program
2. Alamat
3. Telepon
4. Faximili
5. Email
6. Website
7. Izin Penyelenggaraan
Diisi dengan nomor SK dan tanggal dikeluarkannya SK Dirjen Dikti.
8. Nilai/Masa Evaluasi
Diisi dengan nilai yang diperoleh pada saat evaluasi dan masa
evaluasi yang diberikan KERPPA.
9. Kelembagaan
Diisi dengan informasi struktur kelembagaan, misalnya berada di
bawah jurusan atau di bawah dekan.
10. Susunan Personel Pengelola
Diisi dengan nama ketua, sekretaris, dan bidang yang dimiliki bila ada.




BORANG PERPANJANGAN PPA
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

88
3. DAFTAR TIM PENYUSUN BORANG

4. KATA PENGANTAR

5. RANGKUMAN EKSEKUTIF

6. DESKRIPSI STANDAR PENILAIAN
Standar 1: KEMAHASISWAAN
Berikan gambaran yang jelas mengenai kemahasiswaan yang menguraikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa, meliputi:
Pedoman rekrutmen yang berisikan persyaratan dan prosedur yang
harus dipenuhi oleh calon mahasiwa untuk dapat diterima pada PPA.
Mahasiswa yang diterima sesuai dengan ketentuan KERPPA harus
sarjana S1 jurusan akuntansi yang berasal dari program studi yang
terakreditasi.
Mekanisme seleksi yang dilaksanakan, yaitu adanya ujian tertulis.
Adanya program matrikulasi sebagai proses refreshment &
upgrading accounting knowledge calon peserta PPA.
Adanya ujian TPA & TOEFL.
2. Karakteristik Mahasiswa
IPK calon mahasiswa yang diterima.
Informasi dilengkapi dengan tabel jumlah pendaftar, diterima dan daftar
ulang, score test serta IPK rata-rata sebagai berikut:




89
Angkatan
Jumlah
Pendaftar
Jumlah
Diterima
(jumlah dan
persentase)
Jumlah Daftar
Ulang
(jumlah dan
persentase)
Score Test
Rata-rata
IPK
Rata-rata
Mahasiswa
diterima





Data tambahan untuk kebutuhan KERPPA (tidak masuk dalam kriteria
penilaian)
a. Perguruan Tinggi Asal Calon Mahasiswa
Perguruan Tinggi
Asal
Kota
Jumlah Mahasiswa Setiap
Angkatan
Total


b. Status Bekerja atau Tidak Bekerja Mahasiswa
Status Jumlah Mahasiswa Setiap Angkatan Total
Bekerja
Tidak bekerja

3. Peningkatan jumlah mahasiswa
Peningkatan jumlah mahasiswa dalam 3 tahun terakhir sebagai
indikator going concern program PPA.
Lengkapi data jumlah seluruh mahasiswa PPA pada semester berjalan
atau terakhir (pada saat pengisian Borang ini). Lampirkan rekapitulasinya
sesuai dengan format berikut:
Angkatan Jumlah Mahasiswa
Prosentase
kenaikan/penurunan





Note: Ditambahkan grafik jumlah mahasiswa per angkatan


90
Tambahkan data jumlah dan IPK mahasiswa PPA yang aktif sampai
dengan data terakhir.
Angkatan Mahasiswa Aktif IPK < 3.00 IPK > 3.00
Jumlah % Jumlah % Jumlah %



Note: Ditambahkan grafik IPK

Standar 2: TENAGA PENGAJAR
Berikan gambaran yang jelas mengenai tenaga pengajar yang menguraikan
hal-hal berikut:
1. Jumlah pengajar tetap
Dosen tetap adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai
tenaga tetap pada perguruan tinggi tempat diselenggarakannya program
PPA.
2. Kecukupan dosen
Kecukupan dosen adalah rasio dosen tetap akuntansi dibandingkan
dengan mahasiswa akuntansi. Mahasiswa akuntansi meliputi
keseluruhan mahasiswa yang aktif pada program D3, S1, S2 di bidang
akuntansi, serta mahasiswa program PPA.
3. Kualifikasi pendidikan dan jabatan akademik
Diisi dengan jumlah dosen tetap akuntansi pada saat pengisian Borang
akreditasi ini. Dosen yang dicantumkan atau diakui adalah dosen yang
telah lulus program pendidikan yang berakreditasi atau disetarakan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, sebagai berikut:
S1 Akuntansi atau Akuntan
S2 Akuntansi dan MM (yang terkait dengan Akuntansi)
S3 Akuntansi dan yang terkait dengan Akuntansi
Guru Besar Akuntansi


91
Konsentrasi bidang yang terkait dengan akuntansi adalah:
Auditing
Akuntansi Manajemen
Perpajakan
Sistem Informasi Akuntansi
Pasar Modal
Akuntansi Keuangan
Lampirkan rekapitulasi dosen S1, S2, S3, dan Guru Besar dengan format
di bawah ini.
No. Nama Jenjang Pendidikan Jurusan/
Konsentrasi
Asal Perguruan
Tinggi




Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan dokumen sebagai berikut:
a. Fotokopi SK pengangkatan sebagai dosen tetap
Bagi perguruan tinggi swasta, dosen tetap harus dilampiri dengan SK
pengangkatan sebagai dosen tetap dari Mendiknas.
b. Salinan ijazah yang telah disahkan
4. Jumlah akuntan beregister
Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang telah didaftarkan di
Departemen Keuangan untuk memperoleh nomor register akuntan.
Buatkan daftarnya sesuai format berikut:
No. Nama Nomor Register Akuntan





Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan fotokopi register akuntan.


92
5. Pengajar yang berpraktik
Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang merangkap aktif
sebagai partner/auditor di kantor akuntan publik, aktif sebagai akuntan
manajemen di suatu institusi yang berpraktik.
Buatkan daftarnya sesuai format berikut:
No. Nama Kantor Jabatan






Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan surat keterangan
praktik/SK/surat tugasnya.
6. Anggota asosiasi profesi
Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang didaftarkan dan
aktif menjadi anggota di Ikatan Akuntan Indonesia pada kompartemen
akuntan pendidik, maupun aktif di asosiasi profesi yang terkait dengan
bidang akuntansi lainnya.
Buatkan daftarnya sesuai format berikut:
No. Nama Asosiasi Jabatan






Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan SK pengangkatan sebagai
pengurus, surat keterangan keanggotaan asosiasi atau fotokopi kartu
anggota.
7. Aktivitas PPL yang diikuti baik sebagai pembicara maupun peserta
Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang mengikuti kegiatan
profesional berkelanjutan sebagai peserta atau pembicara dalam

93
kegiatan seperti training, seminar, workshop, simposium atau konferensi
di bidang akuntansi dan terkait.
Buatkan daftarnya sesuai format berikut:
No. Nama Judul
Kegiatan
Tanggal
penyelenggaraan
Penyelenggara Status





Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan fotokopi sertifikat
kehadiran kegiatan PPL.
8. Dosen tamu dari profesi/praktisi
Diisi dengan nama-nama dosen tamu yang diundang untuk
melaksanakan kegiatan akademik selama penyelenggaraan program
PPA.
Buatkan daftarnya sesuai format berikut:
No. Nama Judul Kegiatan Tanggal
penyelenggaraan
Mata Kuliah




Standar 3: KURIKULUM
Berisikan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan dan perangkat
monitoring serta evaluasi pelaksanaan kurikulum yang ditetapkan oleh
penyelenggara PPA yang menguraikan hal-hal berikut:
1. Ketaatan kurikulum dan silabus sesuai ketetapan KERPPA; serta
2. Tambahan mata ajar pilihan untuk memperkaya mahasiswa atas skill
dan knowledge khusus.
Penyelenggara PPA harus melampirkan arahan yang lengkap dan
komprehensif tentang pelaksanaan kurikulum bagi semua mata ajar dalam
bentuk pedoman yang harus dipahami oleh seluruh sivitas akademika.

94
Standar 4: SARANA & PRASARANA
Berisi gambaran yang jelas mengenai kemampuan penyelenggara PPA
dalam menyediakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada.
Sarana dan prasarana yang dinilai adalah:
1. Laboratorium dan Komputer
Kecukupan Komputer
Akses Internet
Lampirkan rekapitulasi jumlah komputer yang dimiliki oleh Fakultas
Ekonomi atau STIE yang disediakan untuk mahasiswa dengan
menggunakan format berikut:
Jenis Prosesor Jumlah Lokasi
Lembaga
Pengelola
Akses Internet




Jumlah
2. Perpustakaan
Buku wajib (atau ekuivalen)
Buku pendukung yang relevan
Jurnal dalam dan luar negeri
Layanan e-library
Buku wajib (atau ekuivalen) dan buku pendukung merupakan edisi
terbaru. Lampirkan masing-masing daftar buku wajib (atau ekuivalen)
serta buku pendukung yang relevan dengan silabus sesuai format berikut
ini:
No. Judul Buku Pengarang Penerbit Edisi Tahun Eksemplar







95
Masa berlangganan jurnal akuntansi atau yang relevan minimal 3 (tiga)
tahun ke depan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI) dan majalah
Akuntan Indonesia wajib berlangganan. Apabila PPA memiliki database
jurnal luar negeri seperti Proquest, Ebsco, J-Stor, Science Direct, dan
lain-lain agar dilampirkan SPK berlangganannya.
Lampirkan daftar jurnal akuntansi atau yang relevan dengan format
berikut ini.
No
Judul Jurnal
Dalam Negeri
Penerbit No. ISSN Frekuensi
Berlangganan
sejak
Berlangganan
hingga






No
Judul Jurnal
Luar Negeri
Penerbit No. ISSN Frekuensi
Berlangganan
sejak
Berlangganan
hingga






Standar 5: SISTEM PEMBELAJARAN
Berikan gambaran yang jelas mengenai tolok ukur terwujudnya proses dan
metode pembelajaran yang efisien dan efektif, serta sistem evaluasi yang
valid sesuai dengan ketentuan KERPPA meliputi: kesesuaian metode
pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran dengan panduan KERPPA,
persyaratan kelulusan dan penyelesaian studi, proses belajar-mengajar,
serta bahan ajar sesuai persyaratan untuk penyelenggaraan program PPA.
Penyelenggara PPA menjelaskan pedoman pengembangan dan
pelaksanaan rancangan pembelajaran, metode pembelajaran, mutu bahan
ajar, evaluasi program pembelajaran, kesesuaian kegiatan dengan rencana,
pemutakhiran bahan ajar, kelengkapan sarana pembelajaran, kemutakhiran
sarana pembelajaran, efektivitas pembelajaran, keterlibatan aktif mahasiswa,
dan ketaatan realisasi topik pengajaran sesuai dengan ketentuan KERPPA.

96
Standar 6: LULUSAN
Berisikan data mengenai lulusan, yang meliputi:
1. IPK Lulusan
2. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi: USAP, CPMA, USAS, CFA
Ujian profesi yang diikuti oleh lulusan PPA adalah ujian sertifikasi akuntan
yang diselenggarakan oleh IAI.
Diisi dengan rata rata tingkat kegagalan studi mahasiswa PPA, lama studi
para lulusan dan IPK lulusan tiap angkatan.
a. Tingkat Gagal Studi per Angkatan

Angkatan

Awal
Perkuliahan
Mahasiswa
Terdaftar
Lulus Gagal
Studi
% Gagal
Studi




b. Lama Studi Para Lulusan per Angkatan

Lulus dalam Semester Gagal Studi
Angkatan
Jumlah
Lulusan II % III % IV % Jumlah %



c. IPK Lulusan

IPK < 3.00 IPK > 3.00 Angkatan
Jumlah % Jumlah %
Total
Lulusan
IPK
Rata-rata



Note: Ditambahkan Grafik IPK Lulusan

Lampirkan daftar nama lulusan yang telah mengikuti ujian profesi dengan
format berikut ini.
No. Nama Mahasiswa Jenis Ujian Penyelenggara Tahun ujian





97
Pernyataan

Dengan ini kami menyatakan bahwa informasi yang kami berikan
pada Borang ini beserta lampirannya adalah benar dan akurat, dan
kami setuju untuk memberitahukan kepada IAI setiap perubahan
informasi di atas atau informasi lain yang mungkin mempengaruhi
pemberian rekomendasi oleh IAI.


Tanda tangan Ketua/Sekretaris Jurusan/Program


Tanda tangan Dekan/Ketua :


Tanggal :





















98

You might also like