You are on page 1of 1

III.

10 Perhitungan Yield
Yield merupakan suatu parameter yang dipertimbangkan dalam pengecoran logam. Yield dapat
didefinisikan sebagai efisiensi dari produk cor. Yield dari produk cor yang kami hasilkan dapat dihitung
dengan perhitungan sebagai berikut:







Nilai yield yang kami hasilkan pada praktikum pengecoran ini cukuplah tinggi yaitu 85,24%.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengecoran dan desain gating system klompok kami cukup efisien,
sehingga tidak banyak material yang terbuang sebagai gating system.

IV. Cacat cacat yang terjadi
Gambar cacat-cacat yang terjadi padaproduk cor ini dapat dilihat pada lampiran gambar (G, H, dan I).
Berdasarkan pengamatan produk cor yang dihasilkan, terdapat beberapa cacat yang terbentuk pada benda cor
kelompok kami, yaitu:
a. Shrinkage
Benda cor kami mengalami shrinkage pada dua tempat, yaitu pada bagian tengah dan kepala piala.
Shrinkage tersebut terjadi karena bagian tersebut cukup tebal dan tidak diberi riser, sehingga bagian tersebut
mengalami pembekuan terakhir. Riser diberikan agar penyusutan pada terjadi pada riser tersebut. Dengan tidak
adanya riser pada bagian benda cor yang tebal, maka shrinkage akan terjadi pada benda cor sendiri. Jadi cacat
shrinkage yang terjadi pada benda cor kami adalah akibat dari desain gating system yang kurang tepat.
b. Sirip (fin)
Cacat sirip terjadi karena ikatan antara kup dan drag kurang kuat sehingga terjadi rongga antara pola dan
ketidakrataan permukaan kup dan drag. Rongga antara kup dan drag tersebut kemudian terisi oleh logam cair ketika
proses penuangan, sehingga mengakibatkan melebarnya benda cor pada sisi permukaan antara kup dan drag.
c. Inklusi pasir
cacat inklusi pasir terjadi karena pasir terbawa dalam coran. Cacat ini dapat terjadi terjadi pada permukaan
atau di dalam coran. Cacat ini terjadi karena keadaan permukaan cetakan yang kurang baik akibat pembersihan
cetakan yang kurang baik, sehingga masih ada butir-butir pasir bebas yang masih tertinggal dalam cetakan. Ketika
logam cair dituangkan dan mengalami solidifikasi maka butir-butir pasir tersebut ikut mengalami pengecoran, yang
berakibat pada tidak ratanya permukaan hasil coran ini.
d. Porositas gas
Cacat ini terjadi karena adanya gas yang terperangkap dalam logam cair atau cetakan pada waktu
penuangan yang ditandai dengan adanya pori-pori (porous) pada permukaan produk coran.

V. Kesimpulan
1. Desain dan dimensi benda serta gating system perlu diperhitungkan dengan baik, karena sangat
berpengaruh terhadapa produk cor yang dihasilkan. Desain yang tepat akan menghasilkan produk cor
yang baik dan bebas cacat Sistem saluran terdiri dari sprue, sprue base, runner, ingate, dan riser.
2. Cetakan pasir yang baik akan menghasilkan produk cor yang baik. Cetakan pasir dibuat dengan
meletakkan pola dalam kup & drag kemudian ditimbun dengan facing dan backing sand, lalu dipadatkan
dengan cara di ramming. Komposisi pasir dan aditif yang tepat akan memperkuat sifat dari cetakan pasir.
3. Inti dibuat untuk produk yang memiliki rongga.
4. Sebelum digunakan, dapur peleburan harus dibersihkan dan kowi harus di-coating agar peleburan
aluminium dapat terhindar dari pengotor.
5. Tahap-tahap peleburan logam ialah dengan memasukkan aluminium batangan ke dalam kowi yang ada
dalam dapur krusibel.
6. Penuangan logam cair harus dilakukan secara efisien, baik temperatur, waktu dan kecepatan. Temperatur
yang digunakan adalah sekitar 750
0
C dengan waktu 15 detik.
7. Cacat yang terjadi produk coran ini adalah berupa sirip, porositas gas, shrinkage, dan inklusi pasir.
8. Logam hasil coran dengan paduan Si dan Mg memiliki sifat mekanik dan ketahanan korosi yang baik.

You might also like