You are on page 1of 16

BAB IV

PENGERASAN PERMUKAAN


4.1. Definisi dan tujuan
Pengerasan permukaan disebut juga case hardening merupakan suatu proses laku panas untuk
memperoleh kekerasan pada permukaan. Ada beberapa proses yang meliputi berbagai fariasi teknik
diantaranya :
Layer Additions :
Hardfacing : 1.Fusion hardfacing (welded overlay)
2.Thermal spray (nonfusion bonded overlay)
Coatings : 1. Electrochemical plating
2. Chemical vapor deposition (electroless plating)
3. Thin films (physical vapor deposition, sputtering, ion plating)
4. Ion mixing
Diffusion methods: 1. Carburizing
2. Nitriding
3. Carbonitriding
4. Nitrocarburizing
5. Boriding
6. Titanium-carbon diffusion
Selective hardening methods: 1. Flame hardening
2.Induction hardening
3. Laser hardening
4. Electron beam hardening
5. Ion implantation
Selective carburizing and nitriding : Use of arc lamps
Semua dari berbagai teknik diatas digunakan untuk memperbaiki dalam penggunaan terutama adanya
tahan aus pada bagian luar dan tanpa mempengaruhi sifat mekanik dibagian dalam (lunak/ulet
(ductility) dan kuat). Kombinasi antara permukaan keras dan tahan kerusakan terhadap adanya
impak/hentakan seperti contoh cam atau roda gigi (pada mobil) saat beroperasi yang harus
mempunyai permukaan yang keras dan tahan aus serta tangguh. Dalam proses permukaan keras pada
baja mempunyai keuntungan yang lebih, karena harga baja karbon rendah cukup murah dibandingkan
baja yang sudah mempunyai kandungan karbon yng tinggi.

4.2.Metode diffusi
Metode kekerasan dengan diffusi meliputi beberapa variasi pengerasan benda kerja (seperti
karbon, nitrogen atau borob). Metode proses untuk terbuka (udara terbuka) meliputi penanganan benda
kerja yang dikeraskan untuk permukaan seperti gas,liquid atau ion. Proses disini bervariasi produk
umumnya berbeda dalam tipe kedalaman dan kekerasan seperti pada tabel 1. Faktor yang mempengaruhi
kecocokannya pada metode diffusi partikel meliputi tipe baja seperti gambar 4.1. Dalam proses nitriding secara
umum yang dihasilkan berbeda tipe kedalaman dan kekerasan seperti pada tabel 1 dan gambar 4.2 dan 4.3







Tabel 1Typical characteristics of diffusion treatments










Gambar 4.1 Types of steels used for various diffusion processes




4.3.Carburizing
Karburizing merupakan proses dengan penambahan karbon pada permukaan baja pada temperatur (850
0

sampai 950
0
C) di daerah austenit, dengan sifat larutan karbon yang tinggi, strukturmikronya stabil. Pengerasan
permukaan sangat baik jika lapisan permukaan karbonnya tinggi setelah diquenching membentuk martensit,
oleh karena itu martensit dengan karbon tinggi tahan akan aus dan fatik baik untuk pelapisan pada baja karbon
rendah. Berfariasi diffusi seperti pada tabel 1, karburazing gas digunakan yang sangat luas diantaranya dengan
gas nitriding dan karbonitriding. Mengenai kekerasan baja karburizing terutama fungsi dari kandungan karbon.
Jika kandungan karbon pada baja melebihi diatas 0,5%C, penambahan tidak efektif pada kekerasan tetapi
kehilangan sifat liat/tidak mampulas. Karbon melebihi 0,5%C tidak terurai, sedang menghendaki temperatur
tinggi cukup untuk memastikan adanya larutan padat karbon austenit.
Kedalaman pelapisan baja adalah fungsi dari waktu carburizing dan tersedianya (potensial karbon) pada
permukaan. Jika waktu carburizing cukup lama digunakan untuk kedalaman lapisan, potensial karbon tinggi
produknya adalah permukaan dengan kandungan karbon tinggi yang menghasilkan kelebihan tertahannya
austenit atau carbida bebas. Disini dua mikrostruktur elemen keduanya mempunyai efek kerugian pada
distribusi tegangan sisa didalam bagian yang keras. Konsekwensinya potensial karbon tinggi mungkin cocok
untuk karburizing waktu pendek, tetapi tidak untuk carburizing waktu lama. Pemilihan potensial karbon juga
bergantung pada respon carburizing partikel baja.
Baja biasanya mempunyai kandungan karbon diatas 0,2 %C. Pada lapisan karburizing dengan
kandungan karbon antara 0,8% - 1%C, namun dibatasi kandungan karbon pada permukaan 0,9%C,
karena kandungan karbon tinggi dapat menghasilkan tertahannya austenit dan martensit (brittle) rapuh
(pembentukan karbida proeutektoid pada batas butiran). Sebagian terbesar baja yang dikarburizing
adalah kill steel (deoxidizing oleh penambahan aluminium) yang menjaga ukuran butiran menjadi
halus pada temperatur diatas 1040
0
C. Baja dibuat untuk penggunaannya butirannya cukup kasar dapat
di karburizing jika dua kali diquenching untuk menyediakan butiran halus. Dua kali quenching terdiri
arah quenching dan requenching dari temperatur rendah. Karburezing baja butiran kasar lebih
diperhatikan karena temperatur rendah dan waktu siklus pendek.

4.3.1.Metode karburizing
Prinsip dasar karburizing pada solid karburizing adalah benda kerja dimasukan kedalam kotak
yang ditimbuni dengan carburizing compound, kotak ditutup rapat dan dipanaskan didalam dapur
dengan temperatur 900
0
C

- 950
0
C selama beberapa jam dan kemudian didinginkan. Proses selanjutnya
benda kerja dibersihkan dan dipanaskan kembali untuk memperolek kekerasan.
Maksut metode digunakan adalah untuk memasukan karbon pada baja dengan cara perubahan secara
kontinyu dan pelan. Carburizing compound berupa serbuk terdiri dari arang kayu/coke 70% -80%
Gambar 4.2 Spectrum of hardness obtainable with
selected diffusion processes of steel
Gambar 4.3 Categorization of diffusion
processes by typical case depth
barium atau 20% - 25% natrium karbonat dan 2,5% - 3,5% kalsium karbonat. Selama pemanasan
udara yang terperangkap dalam kotak akan bereaksi dengan arang menjadi CO dengan reaksi
2C + O
2
2CO
2CO CO
3
+ C
at
C
at
karbon aktif
Karbonat pada carburizing compound berfungsi sebagai energizer atau aktivator yang mempercepat
proses proses carburizing dengan menghasilkan CO
2
, dari reaksi
BaCO
3
BaO + CO
2

yang bereaksi dengan karbon membentuk CO
2

Proses pemanasan temperatur tinggi, baja mampu melarutkan dan menyerap karbon lebih cepat sampai
batas jenuh (baja dengan 1,2%C temperatur kritis A
cm
). Kedalaman/ketebalan lapis bergantung pada
temperatur dan lamanya holding time, lihat gambar 4.4 dan 4.5





Didalam karburizing gas, sekitar bagian yang dikarburizing oleh gas CO
2
atau hydrocarbon dengan
proses baja dimasukan kedalam dapur pemanas (furnice) pada temperatur 900
0
950
0
C . Pada saat
proses pemanasan akan terjadi dekomposisi menghasilkan C
at
yang berdiffusi dipermukaan baja dan
bereaksi:
2CO C
at
+ CO
2

CH
4
C
at
+ H
2

CO + H
2
C
at
+ H
2
O
Dari reaksinya carburizing akan diperoleh lapisan hypereutektoid yang tidak diinginkan, maka perlu
dihilangkan cara diffusion period, yaitu dengan penghentian aliran gas carburizing masih dalam
kondisi pemanasan. Dengan demikian akan terjadi diffusi lebih dalam pada lapisan atas. Dengan waktu
pemanasan cukup, selanjutnya proses quenching (kondisi benda kerja bersih).
Pada liquid carburising, proses pemanasan benda kerja dilakukan di dalam salt bath yang terdiri dari
campuran sodium cyanide (NaCNO) atau potassium cyanida (KCN), berfungsi sebagai carburising
agent aktif dan sodium cyanide (NaCNO) berfungsi sebagai energiser. Reaksi kimianya:
2NaCN + O
2
2 NaCNO
4NaCNO 2NaCN + 2Na
2
+ 2 Na
2
CO
3
+ CO + 2 N
at6

2CO CO
2
+ C
at
Gambar 4.4 hubungan antara waktu dan
temperatur terhadap kedalaman
Gambar 4.5 hubungan antara kandungan CO
2

didalam besi dengan volume CO
2
terhadap
temperatur
Dengan reaksi kimia terlihat bahwa atom atom nitrogen berdiffusi masuk ke dalam baja dan
membentuk nitrida bersifat keras. Banyaknya karbon dan nitrogen berdiffusi bergantung pada
temperatur dan kandungan NaCN dalam salt bath.






4.3. Nitriding (gas)
Nitriding adalah perlakuan panas pengerasan permukaan yang memasukan nitrogen pada
permukaan baja pada temperatur 500
0
C 550
0
C dalam kondisi ferritik. Dalam hal ini nitriding adalah
semacam carburizing tetapi berbeda komposisinya dengan ditambah nitrogen kedalam ferrit bahkan
pada austenit. Karena nitriding tidak mencapai pemanasan pada fase austenit dan diquenching
membentuk martensit, nitrogin dapat memperkecil adanya distorsi dan kontrol dimensi baik sekali.
Nitrogen sebagian larut dalam besi. Ini dapat membentuk larutan padat dengan ferrit pada kandungan
netrogen diatas 6%. Diatas 6%N suatu senyawa yang disebut gamma prime () dengan komposisi
Fe
4
N. Kandungan nitrogen lebih besar 8%N, hasil reaksi equilibrium senyawa Fe
3
N. Nitrid
mempunyai tingkatan-tingkatan dan yang paling tinggi adalah , disini dihubungkan pada lapisan
Gambar 4.6 efek tempering pada kekerasan karburizing untuk baja,
temperatur 925
0
C waktu 4,5 jam, media oli dan ditemper
putih (etsa white in metallographi preperation). Lapisan permukaan pada nitriding tidak diinginkan
karena sangat keras dan rapuh. Pada umumnya dihilangkan, khusus proses nitriding digunakan untuk
mengurangi lapisan yang membuat rapuh. Daerah yang dikeraskan dengan bentuk senyawa Fe
3
N dan
dibawah lapisan ini adalah larutan padat yang kuat dari netrogen dalam larutan padat seperti pada
gambar 4.7




4.3.1.Baja dinitriding
Pada umumnya baja karbon medium yang mengandung elemen nitride-forming seperti, aluminium,
chromium, vanadium dan molybdenum. Kekerasan sangat signifikan yang dicapai dengan setingkatnya pada
baja paduan (nitralloy type) yang mengandung diatas 1%Al (ganbar 4.7a). Jika baja dinitred bentuk aluminium
partikel AIN yang regangan kisi-kisi (lattice) ferrit dan menimbulkan dislokasi yang kuat. Titanium dan
chromium juga digunakan untuk menaikan kekerasan lihat gambar 4.8a walaupun berkurang kedalaman






dan bertambahnya paduan (gb 4.8b). Mikrostruktur jugan berpengaruh nitridability karena ferrit
membantu diffusi pada nitrogen dan karena rendah kandungan carbida yang keduanya membantunya
diffusi kekerasan. Pada umumnya paduan baja paduan keadaan diperlakukan panas (diquenching dan
tempering) digunakan untuk nitriding. Baja yang dinitriding mempunyai sifat tahan aus yang baik,
juga sifat terhadap kelelahan menjadi lebih baik dan juga tahan korosi
Gambar 4.7 Nitride untuk beberapa baja
Gambar 4.8 pengaruh elemen paduan a) pengerasan setelah di nitriding (paduan 0,35%C,
0,3%Si, 0,7%Mn) dan b)kedalaman nitriding diukur pada 400HV (nitriding pada 8 jam, 520
0
C)
4.4. Karbonitriding
Karbonitriding bentuk modifikasi dari karburizing gas, dari pada bentuk nitriding. Modifikasi
terdiri dari ammonia dimasukan kedalam gas karburizing atmospher (dalam furnace) untuk
penambahan nitrogen ke pengkarbonan sebagai produk yang dilakukan. Mulainya timbul bentuk
nitrogen pada permukaan oleh penguraian ammonia kedalam atmospher furnace, nitrogen diffusi
kedalam baja secara bersamaan dengan karbon. Pengaruh pada baja, karbonitriding adalah semacam
cyaniding liquid. Karena masalahnya dalam penempatan pada penggunaan cyanide sangat boros.
Karbunitriding sering lebih disukai daripada liquid cyaniding. Bentuk daripada sifat carbonitriding
berbeda dari karburizing dan nitriding dipengkarbonan umumnya tidak mengandung nitrogen dan
penitritan mengandung nitrogen sedang karbonitriding mengandung keduanya.
Karbunitriding digunakan terutama untuk impak, tahan lama, umumnya ketebalan 0,075 0,75 mm.
Pengarbonitrid mempunyai hardenability baik daripada karburizing (nitrogen menambah hardenability
baja, juga austenit yang stabil dan tingkat nitrogen tinggi dapat menghasilkan dalam penahanan
austenit, terutama baja paduan. Sebagai akibat dengan karbonitriding dan quenching, kekerasan dapat
diperoleh dengan biaya lebih rendah didalam hal tingkat kedalaman yang ditunjukan pada penggunaan
salahsatu karbon atau baja paduan rendah. Full hardness dengan berkurangnya distorsi dapat dicapai
dengan quenching oli dalam beberapa saat lihat gambar 4.9







Komposisi karbonitriding bergantung pada type baja dan variabel proses pada temperatur dan waktu
dan komposisi atmosspher. Bentuk dari type baja mengenai kedalaman yang dicapai selama proses
karbonitriding akan rendah pada baja yang mengandung tinggi sejumlah nitrid yang kuat seperti
aluminium atau titanium. Maka dari itu dengan carbonitriding dan quenching, suatu kekerasan dapat
dihasilkan dengan beaya murah pada baja karbon rendah. Full hardness dengan berkurangnya distorsi
Gambar 4.9 Carbon, nitrogen, and hardness gradients for carburized 1018 and 8620 steels. For
processing details, Carbon, nitrogen, and hardness gradients for carburized 1018 and 8620
steels. For processing details,
dapat dicapai pendinginan quenching oli atau beberapa saat, quenching gas, menggunakan pencegahan
atmosphere sebagai perantara quenching









4.3. Nitriding
Liquid nitriding (nitriding didalam cairan garam) menggunakan seperti gas nitriding dengan
temperatur 510
0
- 580
0
C . Perantara hardening adalah suatu caira, nitrogen, cairan garam mengandung
cyanide atau cyanate dan tidak sama dengan liquid carburizing dan cyaniding. Liquid nitriding adalah
suatu subcritical (dibawah temperatur kritis pada transformasi) proses hardening, disini kemungkinan
merupakan proses akhir, karena dimensinya tetap. Juga liquid nitriding dilakukan dengan penambahan
nitrogen dan pengurangan karbon pada ferro dengan cara melalui perlakuan diffusi temperatur tinggi.
Proses liquid nitriding mempunyai hal khusus dalam modifikasi dan diaplikasikan cukup luas pada
karbon yaitu :baja karbon rendah, baja perkakas, stainless steel dan besi cor.
Prosesnya adalah dengan cara memanaskan baja didalam dapur dengan atmospher yang mengandung
atom nitrogen aktif yang berdiffusi kedalam baja dan bereaksi dengan unsur dalam baja membentuk
nitrida. Nitrida mempunyai sifat keras dan stabil. Nitrogen aktif diperoleh dari gas ammonia yang
dipanaskan antara 510
0
-580
0
C dan akan berdissosiasi menjadi nitrogenaktif dan gas hydrogen. Reaksi
kimianya:
2 NH
3
2 N
at
+ H
2

Semua baja dapat dinitriding, tetapi paling baik adalah baja mengandung unsur paduan yang
membentuk nitrida (nitride forming element) seperti Aluminium, chrom atau molybden. Proses
nitriding berlangsung cukup lama dan mampu menghasilkan kekerasan sampai 70 Rc serta tidak
berpengaruh adanya perubahan pemanasan. Sifat mekanik yang diperoleh tahan aus dan ketangguhan
serta tahan korosi.
Bentuk liquid nitriding menjadi bentuk umum sejumlah perbedaan proses fused-salt, semua dilakukan
dibawah temperatur kritis. Penggunaan temperatur disini perlakuan didasari pada diffusi kimia dan
terutama mempengaruhi struktur metal melalui penyerapan dan reaksi nitrogen daripada sejumlah
kecil karbon yang berassimilasi. Walaupun proses berbeda disajikan oleh sejumlah komersil, besik
subklasifikasi liquid nitriding seperti pada tabel 2





Results of liquid pressure nitriding on type 410 stainless steel (composition, 0.12C-0.45Mn-0.41Ni-
11.90Cr; core hardness, 24 HRC)


Results of liquid pressure nitriding on AISI type D2 tool steel (composition, 1.55C-0.35Mn-11.50Cr-
0.80Mo-0.90V; core hardness, 52 HRC) Results of liquid pressure nitriding on AISI type D2 tool steel
(composition, 1.55C-0.35Mn-11.50Cr-
0.80Mo-0.90V; core hardness, 52 HRC)







Results of liquid pressure nitriding on SAE 4140 low-alloy steel (composition, 0.38C-0.89Mn-1.03Cr-
0.18Mo; core hardness, 35 HRC) Results of liquid pressure nitriding on SAE 4140 low-alloy steel
(composition, 0.38C-0.89Mn-1.03Cr-
0.18Mo; core hardness, 35 HRC)


Nitrogen gradients in 1015 steel as a function of time of nitriding at 565 C (1050 F), using the
aerated
bath process







4.5. Cyaniding
Suatu kekerasan yang dangkal pada lapisan permukaan pada baja dapat diperoleh dengan cepat
pada baja karbon rendah dengan cyaniding. Proses disini mencakup masuknya karbon dan nitrogen
kedalam lapisan permukaan pada baja. Baja yang di cyanided umumnya adalah dipanaskan didalam
cairan garam cyanide-carbonatechloride(kandungan 30 95% sodium cyanide) dan diquenching
didalam: air garam, air atau oli. Temperatur yang digunakan antara 1550
0
1600
0
F. Kedalaman
merupakan fungsi dari waktu, temperatur, komposisi cairan cyanide. Waktu pencelupan cukup pendek
dibandingkan dengan karburizing, biasanyabervariasi antara 15 menit sampai 2 jam. Maksimum
kedalaman tidak melebihi 0,02 inchi dan rata-rata kedalaman lebih rendah. Baja dapat dicyanide juga
dengan pemanasan pada temperatur yang tepat dan dicelup didalam campuran serbuk cyanide atau
serbuk serbuk disiramkan pada baja yang diikuti dengan quenching. Dengan demikian hasilnya sangat
tipis. Garam syanide adalah sangat beracun jika kontak dengan tubuh manusia atau terluka. Cyaniding
bath dapat menjadi lengkap dengan adanya sebuah penutup berventilasi untuk gas yang mengembang
selama pemanasan dan penukaran udara diruang kerja akan lebih baik. Cairan cyanide tak pernah
kontak dengan sodium atau potasium nitrat, umumya digunakan untuk merendam pada tempering
sebagai campuran bahan peledak. Selanjutnya diperlukan persiapan suatu cairan garam dan benda
kerja yang kering sebelum penempatan didalam cairan. Suatu pengerasan dangkal dapat diperoleh
dengan cepat pada baja karbon rendah dengan cyaniding.

4.6. Flame hardening
Flame hardening adalah proses laku panas untuk pelapisan permukaan baja dengan cara
pemanasan cepat hingga mencapai temperatur kritis. Sesudah struktur butiran lapisan menjadi austenit
kemudian diquenching, transformasinya adalah austenit menjadi martensit. Disini kontras dengan
pendinginan lambat dalam transformasinya, sebagaimana temperatur melalui tingkatan pada pearlit,
bainit dan martensit dengan struktur akhir kombinasi ketiganya. Hasilnya relatif lunak dan ulet. Untuk
mencapai keras, baja harus didinginkan cepat, karena melewati dua transformasi fase dan arah
transformasi dari austenit ke martensit. Flame hardening dilakukan dengan arah pergeseran api
temperatur tinggi atau produk gas pembakaran kecepatan tinggi. Bagian yang bertemperatur tinggi
kemudian didinginkan dengan suatu laju tertentu yang menghasilkan tingkat kekerasan tertentu dan
sifat-sifat tertentu. Api temperatur tinggi dicapai dengan pembakaran dari campuran bahan bakar gas
dengan oksigen atau udara. Kedalaman kekerasan yang diperoleh antara 0,8 6,4 mm atau lebih
tergantung pada bahan bakar yang digunakan, desain nozzel api, lama pemanasan, material yang
dikeraskan dan media quenching serta metode quenching. Gambar 4.12 memperlihatkan contoh bentuk
pengapian, gambar 4.13 hubungan kedalaman terhadap waktu pemanasan menggunakan beberapa bahan
bakar dan gambar 4.14 perhitungan waktu - temperatur kedalaman.
Beberapa metode flame hardening :
Spot, or stationary
Progressive
Spinning
Combination progressive-spinning





Gambar 4.12 Combination progressive-
spinning flame hardening
T
Gambar 4.13 Comparison of heating times for MAPP
(methylacetylene propadiene) ,acetylene,and propane.
Flame velocity, 170 m/s






4.7. Induksi hardening
Induksi hardening adalah suatu metode pemanasan yang dapat melakukan pengerasan permukaan
yang seragam dengan melalui proses pengerasan dan tempering pada benda kerja. Pemanasan yang
sangat baik dengan menempatkan benda kerja didalam pembangkit medan magnit oleh arus frequensi
tinggi melalui suatu indikator, biasanya suatu water-cooled copper coil. Kedalaman dari hasil
pemanasan oleh induksi yang dihubungkan ke frequensi oleh arus pilihan. Kedalaman lapisan
bergantung pada tebalnya permukaan yang mengalami pemanasan sampai ketemperatur austenit
sebelum diquenching. Adanya panas terutama bergantung intensitas pemanasan oleh arus induksi (arus
Eddy) dan juga waktu pemanasan. Baja yang diinduksi hardening memperlihatkan adanya distorsi
rendah dibandingkan dengan quenching dari dapur. Baja yang telah mengalami quenching dan
tempering dapat dikeraskan dengan kulit yang sangat tipis dan kekerasan cukup tinggi



Gambar 4.15 Calculated time-temperature-depth relationships for
spot (stationary), spinning, and progressive flame
hardening. Depth of hardness given in millimeters

You might also like