Professional Documents
Culture Documents
MINAPOLITAN
&
Sambutan
Budi Yuwono P.
Program ini
diharapkan
dapat menjadi
campur
tangan positif
pemerintah
dalam
memanfaatkan,
mengelola,
sekaligus
melestarikan
potensi dan
kekayaan alam
perdesaan
Indonesia demi
terwujudnya
kesejahteraan
dan
kemakmuran
bangsa.
Kata Pengantar
Direktur
Pengembangan Permukiman
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Salam sejahtera,
Sejak efektif dilaksanakan pada tahun 2002, pengembangan Kawasan
Agropolitan dan Minapolitan telah berhasil memfasilitasi tak kurang
dari 382 kawasan, baik kawasan baru maupun lanjutan. Pengembangan
dilaksanakan melalui penyediaan infrastruktur desa yang memadai dan
mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan
wilayah. Pengadaan infrastruktur juga ditujukan bagi peningkatan
produktivitas, pengolahan, serta pemasaran hasil pertanian/perikanan.
Pengembangan kawasan Agropolitan/Minapolitan dirasakan begitu
penting, mengingat pengembangannya yang memanfaatkan dan
mengusung konsep sesuai dengan keunikan, keunggulan, dan keandalan
lokal. Dengan demikian, pemerataan pembangunan dapat ditingkatkan
serta menjamin kelangsungan perkembangan kawasan sehingga memiliki
keunggulan yang berdaya saing.
Pengadaan
infrastruktur
ditujukan bagi
peningkatan
produktivitas.
pengolahan.
serta pemasaran
hasil pertanian/
perikanan.
Amwazi Idrus
DAFTAR ISI
Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya
Kata Pengantar Direktur Pengembangan Permukiman
Daftar Isi
1 Pendahuluan
3
-
5
7
8
9
4 Penutup
17
47
75
PENDAHULUAN
Nangroe Aceh
Kalimantan Timur
7 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
BANDA ACEH
7 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
Sumatera Utara
14 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
Kalimantan Tengah
10 Kawasan Agropolitan
Riau
10 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
MEDAN
Kalimantan Barat
13 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
Kep. Riau
4 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
Jambi
TANJUNGPINANG
PEKANBARU
7 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
PONTIANAK
Bangka Belitung
Sumatera Barat
SAMARINDA
7 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
PADANG
13 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
Kalimantan Selatan
JAMBI
PANGKALPINANG
6 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
PALANGKARAYA
PALEMBANG
Sumatera Selatan
Bengkulu
8 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
19 Kawasan Agropolitan
3 Kawasan Minapolitan
BANDARLAMPUNG
10 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
JAKARTA
SERANG
10 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
Kawasan
Agropolitan dan Minapolitan
TA 2002-2011
Jawa Tengah
SEMARANG
SURABAYA
YOGYAKARTA
DI Yogyakarta
10 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
Konsep Kawasan :
Agropolitan dan Minapolitan
8 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
14 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
BANDUNG
Banten
Bali
Jawa Barat
Lampung
10
BANJARMASIN
12 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
BENGKULU
MATARAM
Jawa Timur
DENPASAR
22 Kawasan Agropolitan
3 Kawasan Minapolitan
Terbentang sepanjang
3.977 mil di antara
Samudera Indonesia
dan Samudera Pasifik
dengan ribuan pulau
yang tersebar dari
Sabang sampai Merauke,
menjadikan Indonesia
sebuah negara dengan
potensi dan kekayaan
alam yang berlimpah.
Gorontalo
7 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
Sulawesi Utara
15 Kawasan Agropolitan
4 Kawasan Minapolitan
Maluku Utara
7 Kawasan Agropolitan
Papua Barat
MANADO
4 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
TERNATE
GORONTALO
Sulawesi Tengah
9 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
PALU
MANOKWARI
MAMUJU
JAYAPURA
Sulawesi Barat
4 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
KENDARI
AMBON
Maluku
8 Kawasan Agropolitan
MAKASSAR
Sulawesi Tenggara
7 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
Sulawesi Selatan
14 Kawasan Agropolitan
3 Kawasan Minapolitan
Papua
Nusa Tenggara Timur
KUPANG
5 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
7 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
11
12
1.2)
13
Tahun
Baru
8 27 18 37 58 47 81 56 11 38
Lanjutan
8 35 52 49 84 77 48 45 32
Selesai
Total
400
332
350
81
250
14
148
150
90
100
56
11
45
38
32
312
48
195
200
50
382
286
276
300
342
35
8
27
8
53
18
35
37
52
47
77
228
58
84
118
49
41
64
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Baru
Lanjutan
Selesai
Kawasan agropolitan
Desa Wasiat, Ngombol,
Purworejo
15
16
MENATA INFRASTRUKTUR
AGROPOLITAN
BAGI MASA DEPAN
17
Menata Infrastruktur
Agropolitan
Bagi Masa Depan
Konsep Kawasan :
Agropolitan
Kawasan Agropolitan TA 2002-2011 :
32 Provinsi,
324 kawasan
Potensi Unggulan :
Beras organik, kelapa, sayur, mayur,
buah-buahan, hewan ternak.
18
Dukungan Infrastruktur :
Peningkatan jalan poros desa, jalan usaha tani,
irigasi, kios, STA, packing house
Pembangunan di kawasan
perkotaan yang demikian
pesat telah menjadikan
kawasan ini memiliki laju
pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. Begitu pula, dengan
setiap aspek kehidupan
sosial di dalamnya yang
juga berkembang dengan
sangat baik.
19
20
Kawasan Agropolitan
Ngombol, Purworejo
21
Kawasan Agropolitan
Serang, Banten
22
ke
terikatan desa dan kota. Hal ini dapat ter
wujud melalui pengembangan sistem dan
usa agribisnis yang berdaya saing, berbasis
ha
kerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi
di Kawasan Agropolitan. Sementara itu, pe
ngem angan kawasan ini juga ditujukan un
b
tuk mengembangkan kawasan pertanian yang
berpotensi menjadi Kawasan Agropolitan me
lalui strategi pengembangan sebagai berikut :
Meningkatkan diversifikasi ekonomi perde
saan melalui peningkatan nilai tambah dan
daya saing produk pertanian, baik berupa
hasil produksi maupun olahan.
Meningkatkan akses petani terhadap sum
beraya produktif dan permodalan de
d
ngan memfasilitasi ketersediaan layanan
yang dibutuhkan petani dan masyarakat.
Layanan dapat berupa penyediaan sa
raa produksi, sarana pascapanen, dan
n
permodalan yang tersedia di kawasan
dalam jumlah, jenis, waktu, kualitas, dan
lokasi yang tepat.
Meningkatkan prasarana dan sarana yang
23
Petani di kawasan
agropolitan Ngombol
Purworejo mengangkut
hasil taninya melalui
jalan poros desa yang
telah beraspal
24
a.
Usulan dari Kabupaten oleh Pemerintah
Provinsi. Pemerintah Kabupaten meng ju
a
kan usulan mengenai Kawasan Agropolitan.
Sebelumnya, Pemerintah Kabu aten telah
p
melakukan identifikasi potensi dan masalah
terlebih dahulu. Identifikasi dimaksudkan
un mengetahui kondisi dan potensi
tuk
lokal, yaitu komoditas ungulan. Lokasi
g
Kawasan Agropolitan yang berada di dalam
kawasan kabupaten/kota dietapkan oleh
t
Bupati/Walikota.
b.
Pemerintah Pusat menilai kesiapan lokasi
Monitoring
dan Evaluasi
Pengembangan
Kawasan
rm
Pe
ktu
tru
ras
Keterangan :
SK Menteri Pertanian
155/TU.210/A/VI/2003
Ma
y sy
Pe ang arak
md di at
a S fasi Ta
ete litas ni
mp i
at
Inf
od
ala
n
(Master Plan/
RPIJM/DED)
at/P
Kab rovin
/Ko si/
ta
Agropolitan
Mandiri
Perencanaan
Pus
Sosialisasi
(Pokja Agropolitan)
an
Identifikasi
Usulan Lokasi
dari Bupati /
Gubernur
SK lokasi
oleh Menteri
Pertanian
Pemda
Kab/Kota
aga
Pusat/Provinsi/
Kab/Kota
emb
Kel
Program
Agropolitan
Pe
ge
mb
.S
DM
25
Kawasan agropolitan
Bali
26
27
Prasarana jalan di
kawasan Agropolitan
Pacet. Cianjur
28
29
30
31
Tahun
Baru
8 27 18 36 57 47 78 35 6 20
Lanjutan
8 35 52 48 82 75 46 24 12
Selesai
Total
350
306
300
271
250
32
78
146
150
89
100
324
20
12
46
193
200
50
35
312
6
24
35
8
8
27
8
53
18
35
36
52
47
282
75
292
225
57
82
118
48
41
64
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Baru
Lanjutan
Selesai
33
34
35
STA BAGELEN :
Metamorfosa
Pasar Tradisional
menjadi Agribisnis
berwawasan
Global Kosmopolitan
Status :
Kawasan Agropolitan Bagelen.
Kabupaten Purworejo
Keputusan Bupati Purworejo
No. 188.4/13/2007
Luas :
1.500m2
Terdiri dari 2 shelter. 6 kios
dan 1 gedung kantor pengelola
36
Fungsi:
Sarana Penunjang bagi pemasaran hasil
pertanian di Kawasan Agropolitan Bagelen
yang mencakup Kecamatan Bagelen.
Kaligesing. Purwodadi dan Ngombol
37
38
39
Kesibukan pedagang
masuk keluar STA Bagelen
sepanjang pagi
40
41
Melirik Potensi
Gula Kelapa
di Bagelen
42
43
Jalan poros
Desa Sokoagung,
Bagelen,
Purworejo
44
45
Setiyadi. S.Sos
Camat Bagelen
Purworejo
Judi Indradjaja
PPK P2S Agropolitan
Ditjen Cipta Karya
Kem. Pekerjaan
Umum
46
Marsini
Petani/Pedagang/
Pengepul Kelapa
DI BALIK CAKRAWALA
BIRU INDONESIA
47
Di Balik
Cakrawala Biru
Indonesia
Konsep kawasan :
Minapolitan
Kawasan Minapolitan
TA 2005-2011 :
29 provinsi
48 kawasan
Jenis Pengembangan :
Budidaya ikan air tawar
Ikan hasil tangkap
48
Dukungan Infrastruktur :
Peningkatan jalan poros desa, jalan usaha tani,
pembangunan talud, packing house, cold
storage, peningkatan tambatan perahu
2003).
Kawasan Minapolitan
Mina Asri, Desa
Tanjungsari,
Kabupaten Boyolali
49
Kawasan Minapolitan
Kojadoi. Kabupaten
Sikka. NTT
50
51
52
pemasaran.
c. Mengintegrasikan sentra produksi peng lah
o
an, dan/atau pemasaran menjadi kawasan
ekonomi unggulan daerah menjadi Kawasan
Minapolitan.
d.
Pendampingan usaha dan bantuan teknis
di sentra produksi, pengolahan, dan/atau
pemasaran unggulan berupa penyuluhan,
pelatihan, dan bantuan teknis.
e.
Pengembangan sistem ekonomi kelautan
dan perikanan berbasis wilayah.
Pengembangan Kawasan Minapolitan yang
se
penuhnya memanfaatkan potensi lokal
ini sa
ngat mendukung perlindungan dan
pengem
bangan
terhadap
budaya-sosial
lokal. Dengan demikian, pengembangannya
telah sesuai de
ngan Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) yang mendukung
pengembangan kawasan an alan. Oleh karena
d
itu, pengembangan Kawasan Minapolitan
tidak bisa terlepas dari pengembangan sistem
pusat kegiatan di tingkat nasional, provinsi, dan
kabupaten. Kawasan ini pun memiliki batasan
yang hanya ditentukan oleh skala ekonomi
(economic of scale).
Pembatasan aktivitas
tertentu di kawasan
minapolitan Mina Asri,
Desa Tanjungsari,
Kabupaten Boyolali
53
54
(Master Plan/
RPIJM/DED)
DM
.S
mb
Pus
Pe
ge
at/P
Kab rovin
/Ko si/
ta
Monitoring
dan Evaluasi
Pengembangan
Kawasan
Minapolitan
Mandiri
ktu
tru
ras
Keterangan :
Ma
y sy
Pe ang arak
md di at
a S fasi Ta
ete litas ni
mp i
at
Inf
od
ala
n
Perencanaan
Pe
rm
Sosialisasi
(Pokja Agropolitan)
an
Identifikasi
Usulan Lokasi
dari Bupati /
Gubernur
SK lokasi
oleh Menteri
Kelautan dan
Perikanan
MoU
Pemda
Kab/Kota
aga
Pusat/Provinsi/
Kab/Kota
emb
Kel
Program
Minapolitan
55
56
diminati pasar.
Pengolahan Hasil Perikanan
Adanya upaya untuk mendapatkan nilai
tam ah dari hasil perikanan. Jika semula
b
hasil pertanian hanya diperoleh dalam
bentuk produk primer, kini, mampu meng
hasilkan produk olahan. Dalam upaya ini,
packing house dan tempat penjemuran
me upakan infrastruktur yang mendukung
r
proses pengolahan.
Pemasaran Hasil Perikanan
Infrastruktur yang tersedia sangat menun
jang upaya pemasaran hasil perikanan,
yang dapat memperpendek mata rantai
tata niaga perdagangan, mulai dari sentra
produksi sampai ke sentra pemasaran
akhir. Misalnya saja, tambatan perahu dan
Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Disamping dukungan infrastruktur, keberha
silan pelaksanaan pengembangan Kawasan
Minapolitan juga didukung oleh kelem agaan
b
yang kuat di Kabupaten/Kota. Kelembagaan
Minapolitan ini dibentuk oleh Bupati/Walikota
yang ber
tujuan mengintegrasikan kegiatankegiatan sek
toral di daerah. Ruang lingkup
kegiatan dari kelembagaan Minapolitan men
cakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
dan pelaporan.
Kelembagaan Minapolitan juga dibentuk di
ting at Provinsi yang memiliki fungsi koordina i
k
s
sebagai fasilitasi hubungan antara Kabupaten/
Kota dan antara daerah dengan Pusat. Keem
l
bagaan yang dibentuk oleh Gubernur ini beru
pa Kelompok Kerja (Pokja). Sementara, untuk
mengintegrasikan seluruh kegiatan antarunit
kerja teknis dengan instansi sektoral terkait,
dibentuklah Tim Koordinasi Minapolitan yang
tugas pokok dan fungsinya bersifat koordinatif.
Kerupuk olahan
ikan Patin
2005 2006 2007
2008 2009
2010 2011
Baru
1 1 3
20
5
18
Lanjutan
1 2 2 2
21
20
Selesai
3
4
10
Total
1 2 2 5
25
30
48
48
50
45
40
18
35
30
30
25
25
15
20
10
1
2
1
1
2
2
21
2
3
5
3
2
10
Lanjutan
Selesai
20
20
57
58
59
Sumber penghasilan
sekaligus investasi yang
menggiurkan
Status :
Kawasan Minapolitan Muaro Jambi
Luas :
2.500m2
Terdiri dari 12 kolam ikan budidaya
Potensi Unggulan :
Budidaya ikan patin
60
Hasil Olahan :
Kerupuk kulit dan abon ikan patin
Jalan di kawasan
Minapolitan Desa
Pudak. Kumpeh Ulu.
Muaro Jambi
61
62
Perlahan
tapi pasti,
pengembangan budidaya
ikan patin ini
terus meningkat.
Sehingga banyak
dari petani
budidaya ikan kerambah
beralih ke kolam seperti yang dilakukan Syaiful
(45 tahun). Sebetulnya untuk pengembangan
budidaya ikan kolam atau keramba sama
saja. Hanya saya menilai untuk ikan kolam
lebih rendah risikonya, ujar pria asli warga
Kumpeh Ulu ini sambil tersenyum. Hal tersebut
63
64
Adalah
Rusmiyati
(50
tahun)
yang
kini
dipercaya
mengkoordinir
ibu-ibu
rumah tangga di Desa
Pudak
dalam Kelompok
Wanita Tani (KWT) Tunas Baru.
Saat ini pesanan produk yang
paling banyak adalah kerupuk
kulit ikan patin. Menurut para
pembeli, kerupuk ini rasanya
Kegiatan
Volume
Biaya (Rp)
Tahun
2.548 m
1.225.500.000
2011
1.249 m
570.645.000
2011
1.650 m
895.860.000
2011
65
Paruhuman Lubis
66
Timan
Petani
budidaya ikan
67
Kota Bahari
Nan Kaya
Status :
Kawasan Minapolitan
Kemen e ian Kelautan dan Perikanan
t r
melalui SK No. KEP.32/MEN/2010
Luas Wilayah Laut Maluku Utara:
106.977,32 Km2
68
Potensi Unggulan:
Pelagis Besar (ikan tuna dan cakalang)
Pelagis Kecil (ikan layang dan tembang)
Demersal (ikan kakap merah, ekor
kuning,kerapu)
Jalan di kawasan
Minapolitan PPN Ternate
yang tak lagi digenangi
air
69
Selain memiliki
panorama alam yang
indah, Kota Ternate juga
memiliki kekayaan laut
yang luar biasa
70
71
Jalan di kawasan
Minapolitan PPN
Ternate sudah
tidak tergenang
dan becek lagi
seperti sebelumnya
(foto kanan)
setelah dilakukan
peningkatan
jalan dan revitalisasi
drainase
72
73
H. Ruslan Bian
Kepala Dinas
Perikanan dan Kelautan
Kota Ternate
Rustardi
Kepala Pelabuhan
Perikanan Nusantara
Ternate
Ayi
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
74
Dukungan
infrastruktur
yang baik dari Kementerian
Pekerjaan Umum sangat membantu nelayan untuk bergerak lebih
cepat memasarkan ikan hasil
tangkapnya. Kami berharap pembangunan infrastruktur di wilayah
kami dapat diteruskan.
PENUTUP
75
76
Pengembangan Kawasan
Agropolitan dan
Minapolitan merupakan
upaya pemerataan
pembangunan sampai
wilayah perdesaan.
Pembangunan perdesaan
ini sangatlah penting
karena besarnya potensi
perdesaan yang belum
dikembangkan secara
maksimal.
77
Peningkatan jalan
poros desa Kawasan
Agropolitan Kobalima,
Kab. Belu, NTT
78
Pencapaian Dukungan
Infrastruktur
Pengembangan Kawasan
Agropolitan dan Minapolitan
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
79
80
81
82
4. PROVINSI RIAU
TAHUN ANGGARAN : 2003 2012
KABUPATEN/KOTA : 7 Kabupaten
Kab. Indragiri Hilir, Kab. Rokan Hulu, Kab. Kampar, Kab. Indragiri Hulu,
Kab. Kuantan Senggigi, Kab. Pelalawan, Kab. Dumai
KAWASAN : 13 Kawasan
Kws. Tempuling, Kws. Rambah Samo, Kws. Tapung Hilir, Kws. XII Koto Kampar,
Kws. Rengat Barat, Kws. Benai, Kws. Kebun Durian Gunung Sahilan, Kws. Sei Bagan,
Kws. Sungai Sembilan, Kws. Sei Upih Teluk Beringin
KEGIATAN FISIK
: Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
Jembatan Poros Desa
Los Pasar Desa
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
Prasarana Pasar Desa
Pembangunan Pasar Desa
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
Pembangunan Pelataran Bongkar Muat Sawit
Pembangunan Jembatan Desa
Pembangunan Talud
Pembangunan Halte Pelataran Sawit dan Box Culvert
Pembuatan Talud Penimbunan Holding Ground
Pembangunan Holding Ground
Pembangunan infrastruktur Perdesaan Kawasan Sentra Produksi
Pembuatan Gorong-gorong
Pembangunan Infrastruktur Permukiman
TOTAL ANGGARAN : Rp 32.020.100.000
83
84
6. PROVINSI JAMBI
TAHUN ANGGARAN : 2003 2012
KABUPATEN/KOTA : 6 Kabupaten
Kab. Tanjung Jabung Timur, Kab. Muaro Jambi, Kab. Kerinci, Kab. Sorolangun,
Kab. Merangin, Kab. Batanghari
KAWASAN : 6 Kawasan
Kws. Rantau Rasau, Kws. Kumpeh Hulu, Kws. Kayu Aro, Kws. Singkut,
Kws. Batang Mesumai, Kws. Pemayung
KEGIATAN FISIK
: Peningkatan Jalan Akses Sub-Terminal Agribisnis (Lapen)
Peningkatan Pasar Desa
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
Pembuatan Gudang
Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
Pembangunan Holding Ground
Pembangunan Pelataran Ternak
Peningkatan Jalan Produksi
Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen)
Peningkatan Los Pasar
Peningkatan Jalan Usaha Tani Kelas C
Peningkatan Jalan Desa Tambang Limbung dan Desa Pasar Sei
TOTAL ANGGARAN : Rp. 19.532.694.000
85
86
87
9. PROVINSI BENGKULU
TAHUN ANGGARAN : 2002 2012
KABUPATEN/KOTA : 7 Kabupaten
Kab. Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Kepahiang, Kab. Bengkulu Selatan,
Kab. Lebong, Kabupaten Seluma, Kab. Kaur
KAWASAN : 8 Kawasan
Kws. Selupu Rejang, Kws. Padang Jaya, Kws. Ujan Mas, Kws. Seginim,
Kws. Lebong Tengah, Kws. Seluma Selatan, Kws. Maje dan Kaur Selatan,
Kws. Maje dan Nasal
KEGIATAN FISIK
: Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
Pembuatan Pasar Desa
Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
Pembuatan Prasarana Pasar Sayur
Pembangunan Saluran Drainase Pasar
Pembuatan Gudang
Pembuatan Talud
Pembangunan Gudang Penyimpanan Jagung
Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen)
Pembuatan Talud Jalan Usaha Tani
Pembuatan Talud Jalan Poros Desa
Pembangunan Jembatan Desa
Pembangunan Prasarana Holding Ground
Pembangunan TPI
Peningkatan Jalan Poros Desa (SKPA)
Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA)
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
Peningkatan jalan
poros desa Kawasan
Agropolitan Kobalima,
Kab. Belu, NTT
113
114
2009 2010
1 Kabupaten
Kab. Pesisir Selatan
1 Kawasan
Kawasan Mandeh
Pembangunan Jalan dan Saluran
Pengembangan Prasarana dan Sarana Agropolitan
4. PROVINSI RIAU
TAHUN ANGGARAN : 2009 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Kampar, Kab. Kuantan Senggigi
KAWASAN : 2 Kawasan
Kawasan XIII Koto Kampar, Kawasan Teso Benai
KEGIATAN FISIK
: Pembangunan Jalan Usaha Tani
Pembangunan Jalan Poros Desa
Pembangunan Jalan Lingkungan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Minapolitan
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
115
6. PROVINSI JAMBI
TAHUN ANGGARAN : 2009 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Batang Hari, Kab. Muaro Jambi
KAWASAN : 2 Kawasan
Kawasan Pemayung, Kawasan Kumpeh Ulu
KEGIATAN FISIK
: Peningkatan Jalan Usaha Tani
Peningkatan Jalan Poros Desa
Peningkatan Jalan Nelayan
Pembangunan Jalan Setapak Box Culvert
Peningkatan Jalan Usaha Tani (Jalan Setapak Beton)
116
7. PROVINSI BENGKULU
TAHUN ANGGARAN :
KABUPATEN/KOTA :
KAWASAN :
KEGIATAN FISIK
:
2010 2011
1 Kabupaten
Kab. Kaur
1 Kawasan
Kawasan Nasal
Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA)
Peningkatan Jalan Poros Desa (SKPA)
Pembangunan Jalan Poros Desa
117
118
2019 2011
1 Kabupaten
Kab. Serang
2 Kawasan
Kawasan Pontang, Kawasan Pabuaran
Peningkatan Jalan Poros Desa
Pembangunan Jalan Lingkungan
Pembangunan Talud
119
120
2010 2011
3 Kabupaten
Kab. Malang, Kab. Blitar, Kab. Pacitan
3 Kawasan
Kawasan Wajak, Kawasan Nglegok, Kawasan PPI Tamperang
Peningkatan Jalan Usaha Tani
Peningkatan Jalan Poros Desa
121
122
2006 2011
3 Kabupaten
Kab. MInahasa Utara, Kab. Minahasa Selatan, Kab. Sangihe
3 Kawasan
Kws. Klabat, Kws. Managabata, Kws. Tatapaan, Kws. Tabukan Selatan
Pembangunan Talud
Pengamanan Permukiman
Pembangunan Pasar Agro
Pembangunan PSD Minapolitan
Pembangunan Pasar Bibit dan Ikan Air Tawar
Pembangunan Packing House Ikan Air Tawar
Pembangunan Talud Jalan Produksi Nelayan
Peningkatan Jalan Produksi Perikanan Nelayan
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani (Perkerasan Telford)
123
124
2009 2011
2 Kabupaten
Kab. Kolaka, Kab. Konawe Selatan
3 Kawasan
Kawasan Wolo, Kawasan Tinanggea
Peningkatan Jalan Usaha Tani
Pembangunan Talud
Pembangunan Talud dan Box Culvert (SKPA)
Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA)
Pembangunan Dermaga Kayu
Pembangunan Los Pasar Ikan
Penyediaan Prasarana dan Sarana Agropolitan
125
126
2009 2011
2 Kabupaten
Kab. Sikka, Kab. Belu
2 Kawasan
Kawasan Pesisir Sikka, Kawasan Koba Lima
Pembangunan Tambatan Perahu
Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis
Pembangunan Jalan Usaha Tani (SKPA)
Pembangunan Jalan Poros Desa
127
128
Peningkatan jalan
poros desa Kawasan
Minapolitan Cilacap,
Jawa Tengah
129
Daftar Pustaka:
Daftar Istilah :
130
APBD
APBN
DPRD
DTW
FAO
KKP
KWT
MoU
Perda
Pokja
PPN
RDTR
RPH
RPIJM
RPJMD
RTRW
RTRWN
SDM
STA
SUPAS
SRI
TPH
TPI
Tupoksi
UNEP
WPP
ZEE
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
: