You are on page 1of 31

RESUSITASI JANTUNG PARU

Resusitasi jantung paru tidak dilakukan pada semua penderita yang


mengalami gagal jantung atau pada orang yang sudah mengalami kerusakan
pernafasan atau sirkulasi yang tidak ada lagi kemungkinan untuk hidup,
melainkan yang mungkin untuk hidup lama tanpa meninggalkan kelainan di
otak5.
Keberhasilan resusitasi dimungkinkan oleh adanya waktu tertentu diantara
mati klinis dan mati biologis. Mati klinis terjadi bila dua fungsi penting yaitu
pernafasan dan sirkulasi mengalami kegagalan total. Jika keadaan ini tidak
ditolong akan terjadi mati biologis yang irreversibel. Resusitasi jantung paru yang
dilakukan setelah penderita mengalami henti nafas dan jantung selama 3 menit,
presentasi kembali normal 75 %tanpa gejala sisa. Setelah 4 menit presentasi
menjadi 50 % dan setelah lima menit menjadi 25 %. Maka jelaslah waktu yang
sedikit itu harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
Disamping mati klinis dan biologis dikenal dengan istilah mati social yaitu
keadaan dimana pernafasan dan sirkulasi terjadi spontan atau secara buatan,
namun telah mengalami aktifitas kortikal yang abnormal. Penderita dalam
keadaan sopor atau koma tanpa kemungkinan untuk sembuh dan dinyatakan
dalam keadaan vegetatif.
Agar resusitasi dapat berjalan maksimal tentu saja memerlukan penolong
yang cekatan dan terampil. Waktu satu menit sangat berguna dalam memberikan
pertolongan pertama padapenderita.

II.1.Definisi
Resusitasi jantung paru merupakan usaha yang dilakukan untuk mengembalikan
fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas (respiratory arrest) dan atau
henti jantung (cardiac arrest) pada orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh
suatu sebab yang memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua
fungsi tersebut bekerja kembali5.

II.2.AnatomidanFisiologi
Pemakaian oksigen dan pengeluaran karbon dioksida sangat diperlukan untuk
menjalankan fungsi normal selular didalam tubuh. Pemakaian tersebut melalui
suatu proses pernafasan sehingga secara harfiah pernafasan dapat diartikan
pergerakan oksigen dari atmosfer menuju sel ke udara bebas. Proses pernafasan
terdiri dari beberapa langkah dimana sistem pernafasan, sistem saraf pusat dan
sistem kardiovaskuler memegang peranan yang sangat penting.

II.2.1. Anatomi dan Fisiologi Saluran Pernafasan
Saluran pernafasan udara mulai dari hidung hingga mencapai paru adalah :
hidung, faring, laring, trakhea, bronkhus dan bronkhiolus1.
Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhiolus dilapisi oleh membran
mukosa yang bersilia. Ketika udara masuk ke dalam rongga hidung udara tersebut
disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Kemudian udara mengalir ke faring
menuju laring.
Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otak dan
mengandung pita suara. Diantara pita suara terdapat ruang berbentuk seperti
sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci. Permukaan posterior agak pipih
dan letaknya tepat didepan esofagus.
Bronkhus utama kanan dan kiri tidak simetris, yang kanan lebih pendek, lebih
lebar dan merupakan kelanjutan trakhea. Cabang utama bronkhus kanan dan kiri
bercabang lagi menjadi bronkhus lobaris dan bronkhus segmentalis. Percabangan
ini berjalan terus menjadi bronkhus yang ukurannya semakin kecil yang berakhir
menjadi bronkhiolus terminalis.
Oksigen pada proses pernafasan dipindahkan dari udara luar ke dalam jaringan
dan stadium pertama ventilasi, yaitu masuknya campuran gas ke dalam dan keluar
paru. Transportasi masuknya campuran gas yang keluar masuk paru terdiri dari
beberapa aspek1,yaitu:


1.Difusi gas antara alveolus dan kapiler paru, dan antara darah sistemik dan sel
jaringan.
2.Distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan penyesuaiannya dengan distribusi
udara dalamalveolus.
3.Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah.
Stadium yang ketiga adalah respirasi sel, yaitu saat dimana metabolit dioksida
untuk mendapatkan energi dan karbondioksida terbentuk sebagai sampah
metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru.

II.2.2.Anatomi&Fisiologi Kardiovaskuler
Jantung merupakan salah satu organ yang terletak dalam mediastinum di rongga
dada, yaitu diantara kedua paru. Perikardium sendiri terbagi menjadi dua, yaitu
perikardium parietalis dan pericardium visceralis. Perikardium parietalis melekat
pada tulang dada sebelah depan dan kolumna vertebralis bagian belakang,
sedangkan ke bawah pada diafragma. Perikardium visceralis langsung melekat
pada permukaan jantung. Jantung sendiri terbagi dari 3 lapisan yaitu epikardium
(lapisan terluar), miokardium (lapisan dalam) dan endokardium (lapisan
terdalam)1.
Ruangan jantung terbagi menjadi 2 bagian jantung bagian atas atrium dan
ventrikel terletak sebelah bawah, yang secara anatomi mereka terpisah oleh suatu
annulus fibrosus. Keempat katup jantung terletak dalam cincin ini. Secara
fungsinal jantung terbagi menjadi dua yaitu alat pompa kanan dan alat pompa kiri
yang memompa darah sistemik. Pembagian fungsi ini mempermudah
konseptualisasi dari urutan aliran darah secara anatomi.
Fisiologi siklus jantung ventrikel kiri memompa darah ke aorta melalui katup
semilunaris aorta, dari aorta darah akan dialirkan menuju arteri kemudian ke
jaringan melalui cabang kecil arteri (arteriola), dari arteriola kemudian menuju ke
venula. Kemudian akan melalui vena darah akan dialirkan ke atrium kanan, dari
atrium kanan darah menuju ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis, dari
ventrikel kanan kemudian darah dipompa menuju arteri pulmonalis melewati
katup semilunaris pulmonalis. Dari arteri pulmonalis ke pulmo. Dari pulmo darah
keluar melalui vena pulmonalis ke atrium kiri, dari atrium kiri kemudian menuju
ventrikel kiri melalui katup bicuspidalis atau mitralis. Demikian seterusnya darah
akan mengalir melalui siklus tersebut1.

II.3.Etiologi
Resusitasi jantung paru bertujuan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan
atau sirkulasi, dan penanganan akibat henti nafas (respiratory arrest) dan atau
henti jantung (cardiac arrest), yang mana fungsi tersebut gagal total oleh sebab
yang memungkinkan untuk hidup normal5.
Adapun sebab henti nafas adalah :

1.Sumbatan jalan nafas
Bisa disebabkan karena adanya benda asing, aspirasi, lidah yang jatuh ke
belakang, pipa trakhea terlipat, kanula trakhea tersumbat, kelainan akut glotis dan
sekitarnya (sembab glotis, perdarahan).

2.Depresi pernafasan
Sentral : obat, intoksikasi, Pa O2 rendah, Pa CO2 tinggi, setelah henti jantung,
tumor otak dan tenggelam.
Perifer : obat pelumpuh otot, penyakit miastenia gravis, poliomyelitis.
Sebab- sebab henti jantung4,5 :
Penyakit kardiovaskuler
Penyakit jantung sistemik, infark miokardial akut, embolus paru, fibrosis pada
sistem konduksi (penyakit lenegre, sindrom adams stokes, noda sinus
atrioventrikulaer sakit).
Kekurangan oksigen akut
Henti nafas, benda asing di jalan nafas, sumbatan jalan nafas oleh sekresi, asfiksia
dan hipoksia.
Kelebihan dosis obat dan gangguan asam basa
Digitalis, quinidin, antidepresan trisiklik, propoksifen, adrenalin dan isoprenalin.
Kecelakaan
Syok listrik dan tenggelam.
Refleks vagal
Peregangan sfingter anii, penekanan atau penarikan bola mata.
Anestesi dan pembedahan.
Terapi dan tindakan diagnostik medis
Syok (hipovolemik, neurogenik, toksik dan anafilaktik)
Kebanyakan henti jantung yang terjadi di masyarakat merupakan akibat penyakit
jantung iskemik, 40 % mati mendadak. Dari penyakit jantung iskemik terjadi
dalam waktu satu jam setelah dimulainya gejala dan proporsinya lebih tinggi,
sekitar 60 % diantara umur pertengahan dan yang lebih muda. Lebih dari 90 %
kematian yang terjadi di luar rumah sakit disebabkan oleh fibrilasi ventrikuler,
suatu kondisi yang potensial reversibel1.

PEMBAHASAN TENTANG PENGAJARAN RJP


Henti jantung dan henti nafas bukanlah kejadian yang sering terjadi walaupun di
Rumah Sakit. Pada banyak kasus sebenarnya kematian mendadak sebagai akibat
sroke infark, kelebihan dosis obat dan trauma hebat, dapat dicegah bila tindakan
resusitasi dilakukan secara tepat. Setiap tenaga kesehatan harus menguasai teknik
resusitasi jantung paru. Pada tahun 1974, The American Association menerbitkan
penuntun pertama teknik bantuan hidup ini kemudian direvisi pada tahun 1980,
tahun 1986 di negara lain mengikutinya1,4.
Pengajaran resusitasi jantung paru otak dibagi dalam 3 fase, yaitu : Bantuan Hidup
Dasar (BDH), Bantuan Hidup Lanjut (BHL), Bantuan Hidup Jangka Lama. Dan
dalam 9 langkah dengan menggunakan huruf abjad dari A sampai I2,5.
Fase I : untuk oksigenasi darurat, terdiri dari (A) Airway Control : penguasaan
jalan nafas. (B) Breathing Support : ventilasi bantuan dan oksigen paru darurat.
(C) Circulation Support : pengenalan tidak adanya denyut nadi dan pengadaan
sirkulasi buatan dengan kompresi jantung, penghentian perdarahan dan posisi
untuk syok.
Fase II : untuk memulai sirkulasi spontan terdiri dari (D) Drugs and Fluid
Intravenous Infusion : pemberian obat dan cairan tanpa menunggu hasil EKG. (E)
Electrocardioscopy (Cardiography) dan (F) Fibrillation Treatment : biasanya
dengan syok listrik (defibrilasi).
Fase III : untuk pengelolaan intensif pasca resusitasi, terdiri dari (G) Gauging :
menetukan dan memberi terapi penyebab kematian dan menilai sejauh mana
pasien dapat diselamatkan. (H) Human Mentation : SSP diharapkan pulih dengan
tindakan resusitasi otak yang baru dan (I) Intensive Care : resusitasi jangka
panjang.
Dalam makalah ini hanya dibicarakan resusitasi jantung paru yang memang harus
betul- betul dikuasai oleh setiap tenaga kesehatan terutama mereka yang bekerja
di bidang anesthesia, unit darurat, kamar operasi dan kamar bersalin3.
III.1. Fase I (Bantuan Hidup Dasar)
Bila terjadi nafas primer, jantung terus dapat memompa darah selama beberapa
menit dan sisa O2 yang berada dalam paru darah akan terus beredar ke otak dan
organ vital lain. Penanganan dini pada korban dengan henti nafas atau sumbatan
jalan nafas dapat mencegah henti jantung. Bila terjadi henti jantung primer, O2
tidak beredar dan O2

Jantung berfungsi untuk memompa darah dan kerjanya sangat berhubungan erat
dengan sistem pernafasan, pada umumnya semakin cepat kerja jantung semakin
cepat pula frekuensi pernafasan dan sebaliknya.

Jantung dapat berhenti bekerja karena banyak sebab,diantaranya:

Penyakit jantung

Gangguan pernafasan

Syok

Komplikasi penyakit lain: Stroke

Penurunan kesadaran

Beberapa istilah yang berhubungan dengan keadaan sistem pernafasan dan sistem
sirkulasi yang terganggu:

MATI

Dalam istilah kedokteran dikenal dengan dua istilah untuk mati: mati klinis dan
mati biologis

Mati Klinis

Tidak ditemukan adanya pernafasan dan denyut nadi.Mati klinis dapat
reversible.Pasien /korban mempunyai kesempatan waktu selama 4-6 menit untuk
dilakukan resusitasi,sehingga memberikan kesempatan kedua sistem tersebut
berfungsi kembali.

Mati Biologis

Terjadi kematian sel, dimana kematian sel dimulai terutama sel otak dan bersifat
irreversible, biasa terjadi dalam waktu 8 10 menit dari henti jantung.

Apabila Bantuan Hidup Dasar dilakukan cukup cepat, kematian mungkin dapat
dihindari seperti tampak pada tabel di bawah ini:

Keterlambatan Kemungkinan berhasil

1 menit 98 dari 100

2 menit 50 dari 100

10 menit 1 dari 100

Tanda-tanda pasti bahwa pasien/korban sudah mengalami kematian :

Lebam mayat

Muncul sekitar 20 30 menit setelah kematian, darah akan berkumpul pada
bagian tubuh yang paling rendah akibat daya tarik bumi. Terlihat sebagai warna
ungu pada kulit.

Kaku mayat

Kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah kematian. Terjadi 1- 23 jam kematian

Tanda lainnya : cedera mematikan

Cedera yang bentuknya begitu parah sehingga hampir dapat dipastikan
pasien/korban tersebut tidak mungkin bertahan hidup.

Pasien/korban mengalami henti nafas dan henti jantung mempunyai harapan hidup
lebih baik jika semua langkah dalam rantai penyelamatan (Chain of Survival)
dilakukan. Rantai ini diperkenalkan oleh AHA (American Heart Association) :

1. Kecepatan dalam permintaan bantuan

2. Kecepatan dalam melakukan RJP

3. Kecepatan dalam melakukan Defibrilasi

4. Kecepatan dalam pertolongan Hidup Lanjut di RS (Advance Cardiac Life
Support)

INDIKASI

Henti Nafas

Henti nafas adalah berhentinya pernafasan pada pasien/korban yang ditandai
dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernafasan dari pasien/korban.
Merupakan kasus yang harus dilakukan Bantuan Hidup dasar. Henti nafas sendiri
dapat disebabkan atau terjadi karena:



















Pada saat awal terjadinya henti nafas oksigen(O) masih beredar dalam darah
untuk beberapa menit dan jantung masih berdenyut sehingga darah masih
disirkulasikan keseluruh tubuh termasuk organ vital lainya terutama otak. Bila
pada keadaan ini diberikan bantuan nafas akan sangat bermanfaat dan dapat
mencegah terjadinya henti jantung.

Henti Jantung

Pada keadaan henti jantung sirkulasi berhenti.Keadaan ini dengan cepat
menyebabkan otak dan organ vital lainnya kekurangan oksigen( O) dan biasanya
ditandai dengan tanda awal nafas yang tersengal-sengal atau air hanger.

Tujuan dari bantuan hidup dasar sendiri, yaitu:

Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas)

Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan ventilasi
(fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami henti jantung atau
henti nafas melalui Cardio Pulmonary Resuciation (CPR) atau Resusitasi Jantung
Paru (RJP).

Dalam melakukan RJP dibagi menjadi dua tahap:

a. Survei Primer ( Primary Survey)

Dapat/boleh dilakukan oleh setiap orang ( orang awam) yang sudah dilatih BHD

b. Survei Sekunder (Secondary survey)

Dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis terlatih dan merupakan lanjutan dari
survei primer (advance)

SURVEI PRIMER

Survei ini difokuskan pada bantuan nafas dan sirkulasi serta defibrilasi. Untuk
dapat mengingat dengan mudah tindakan pada survei primer ini dirumuskan
dengan huruf abjad : A, B, C, dan D.

A airway (jalan nafas)

B breathing (bantuan nafas)

C circulation (bantuan sirkulasi)

D defibrillation (terapi listrik)

Memperbaiki posisi pasien/korban

Tindakan BHD yang efektif bila pasien/korban dalam posisi telentang, berada
pada permukaaan yang rata/keras dan kering.Bila ditemukan pasien/korban miring
atau telungkup pasien/korban harus ditelentangkan dulu dengan membalikkan
sebagai satu kesatuan yang utuh untuk mencegah cedera/komplikasi.

Mengatur posisi penolong

Posisi penolong berlutut sejajar dengan bahu pasien/korban agar pada saat
memberikan batuan nafas dan bantuan sirkulasi penolong tidak perlu banyak
pergerakan.

Cek kesadaran dan Aktifkan Sistem Emergensi

Langkah-langkah Dasar
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D (
Airway -
Breathing Circulation Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin
yang harus
sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat

Algortima Dasar PPGD
1.Ada pasien tidak sadar
2.Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong
3.Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong
4.Cek kesadaran pasien
a.Lakukan dengan metode AVPU
b.A > Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V
c. V > Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di
telinga
korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh
pasien ), jika tidak merespon lanjut ke P
d.P > Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah
menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat juga
dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata
(supra orbital)
e.U > Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak
bereaksi
maka pasien berada dalam keadaan unresponsive
5.Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon
ambulans
(118) dengan memberitahukan :
a.Jumlah korban
b.Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
c. Perkiraan usia dan jenis kelamin ( ex: lelaki muda atau ibu tua)
d.Tempat terjadi kegawatan ( alamat yang lengkap)
6.Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada ( buka kancing baju bagian
atas agar
dada terlihat
7.Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala
sejajar
dengan bahu pasien
8.Cek apakah ada tanda-tanda berikut :
a.Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra clavicula)
b.Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (misal : terjatuh dari sepeda
motor)
c. Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian leher
9.Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera pada
tulang
belakang bagian leher (cervical), cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena
disini
tedapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital manusia (bernapas, denyut jantung)
a.Jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka lakukanlah Head Tilt and Chin Lift.

Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat tulang
dagu (bagian dagu yang keras) ke atas. Ini disertai dengan melakukan Head tilt
yaitu menahan kepala dan mempertahankan posisi seperti figure

berikut. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan napas korban.

b.Jika ada tanda-tanda tersebut, maka beralihlah ke bagian atas pasien, jepit
kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak bergerak-gerak lagi
(imobilisasi) dan lakukanlah Jaw Thrust

Gerakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang
belakang bagian leher pasien.
10. Sambil melakukan a atau b di atas, lakukan lah pemeriksaan kondisi Airway
(jalan napas) dan Breathing (Pernapasan) pasien.
11. Metode pengecekan menggunakan metode Look, Listen, and Feel

Look : Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas), apakah gerakan
tersebut simetris ?
Listen : Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara nafas
tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian)

Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas :
a.Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan
napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah
pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut
(menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk
chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang
bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan
korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut

b. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan
yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di
atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang
sudah dibalut dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan-cairan).

c.Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan
(edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt
and chin lift atau jaw thrust saja
Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan napas, maka
dapat dilakukan :

a.Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak
tangan daerah diantara tulang scapula di punggung
b.Heimlich Maneuver, dengan cara memposisikan diri seperti gambar, lalu
menarik tangan ke arah belakang atas.
c.Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara
memposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam atas.

Feel : Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban ?
12. Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah berapa frekuensi
pernapasan pasien itu dalam 1 menit (Pernapasan normal adalah 12 -20 kali
permenit)
13. Jika frekuensi nafas normal, pantau terus kondisi pasien dengan tetap
melakukan Look Listen and Feel
14. Jika frekuensi nafas < 12-20 kali permenit, berikan nafas bantuan (detail
tentang nafas bantuan dibawah)
15. Jika pasien mengalami henti nafas berikan nafas buatan (detail tentang nafas
buatan dibawah

16. Setelah diberikan nafas buatan maka lakukanlah pengecekan nadi carotis yang
terletak di leher (ceklah dengan 2 jari, letakkan jari di tonjolan di tengah
tenggorokan, lalu gerakkan lah jari ke samping, sampai terhambat oleh otot leher
(sternocleidomastoideus), rasakanlah denyut nadi carotis selama 10 detik.

17. Jika tidak ada denyut nadi maka lakukanlah Pijat Jantung(figure D dan E ,
figure F pada bayi), [detil tentang pijat jantung dijelaskan di bawah] diikuti
dengan nafas buatan(figure A,B dan C)[detil tentang nafas buatan dijelaskan di
bawah],ulang sampai 6 kali siklus pijat jantung-napas buatan, yang diakhiri
dengan pijat jantung

18. Cek lagi nadi karotis (dengan metode seperti diatas) selama 10 detik, jika
teraba lakukan Look Listen and Feel (kembali ke poin 11) lagi. jika tidak teraba
ulangi poin nomer 17.
19. Pijat jantung dan nafas buatan dihentikan jika
a.Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat lagi
b.Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kematian (kaku mayat)
c.Bantuan sudah datang
d.Teraba denyut nadi karotis
20. Setelah berhasil mengamankan kondisi diatas periksalah tanda-tanda shock
pada pasien :
a.Denyut nadi >100 kali per menit

b.Telapak tangan basah dingin dan pucat
c.Capilarry Refill Time > 2 detik ( CRT dapat diperiksa dengan cara menekan
ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa
lama waktu yg dibutuhkan agar warna ujung kuku merah lagi)
21. Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan
mengangkat kaki pasien setinggi 45derajat dengan harapan sirkulasi darah akan
lebih banyak ke jantung
22. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock
menghilang
23. Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan perdarahan dengan cara
menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat
mengakibatkan jaringan yg dibebat mati)
24. Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan Look
Listen and Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.
Nafas Bantuan
Nafas Bantuan adalah nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan
frekuensi nafas pasien yang di bawah normal. Misal frekuensi napas : 6 kali per
menit, maka harus diberi nafas bantuan di sela setiap nafas spontan dia sehingga
total nafas permenitnya menjadi normal (12 kali).
Prosedurnya :
1. Posisikan diri di samping pasien
2. Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan lah kain
sebagai pembatas antara mulut anda dan pasien untuk mencegah penularan
penyakit2
3. Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi digunakan untuk head
tilt untuk menutup hidung pasien (agar udara yg diberikan tidak terbuang lewat
hidung).
4. Mata memperhatikan dada pasien
5. Tutupilah seluruh mulut korban dengan mulut penolong
6.Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah dada
pasien mengembang)
7.Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan pasien
menghembuskan nafas keluar (ekspirasi)
8.Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali
normal
Nafas Buatan
Cara melakukan nafas buatan sama dengan nafas bantuan, bedanya nafas buatan
diberikan pada pasien yang mengalami henti napas. Diberikan 2 kali efektif (dada
mengembang )
Pijat Jantung
Pijat jantung adalah usaha untuk memaksa jantung memompakan darah ke
seluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak
teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan (seperti dijelaskan
pada algortima di atas)
Prosedur pijat jantung :
1. Posisikan diri di samping pasien
2. Posisikan tangan seperti gambar di center of the chest ( tepat ditengah-tengah
dada)
3. Posisikan tangan tegak lurus korban seperti gambar

4.Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi panggul
(hip joint)
5.Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cm (seperti gambar kiri bawah)
6. Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal
(seperti gambar kanan atas)
7. Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan
menghitung dapat dihitung dengan cara menghitung sebagai berikut :
Satu Dua Tiga EmpatSATU
Satu Dua Tiga Empat DUA
Satu Dua Tiga Empat TIGA
Satu Dua Tiga Empat EMPAT
Satu Dua Tiga Empat LIMA
Satu Dua Tiga Empat ENAM
8. Prinsip pijat jantung adalah :
a. Push deep
b. Push hard
c. Push fast
d. Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi)
e. Minimum interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak boleh
diinterupsi)
Perlindungan Diri Penolong
Dalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat, penolong tetap harus
senantiasa memastikan keselamatan dirinya sendiri, baik dari bahaya yang
disebabkan karena lingkungan, maupun karena bahaya yang disebabkan karena
pemberian pertolongan.
Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong :
1.Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan
penolong dan pasien
2.Minimasi kontak langsung dengan pasien, itulah mengapa dalam memberikan
napas bantuan sedapat mungkin digunakan sapu tangan atau kain lainnya untuk
melindungi penolong dari penyakit yang mungkin dapat ditularkan oleh korban
3.Selalu perhatikan kesehatan diri penolong, sebab pemberian pertolongan
pertama adalah tindakan yang sangat memakan energi. Jika dilakukan dengan
kondisi tidak fit, justru akan membahayakan penolong sendiri.

CARA MEMBUAT BLOG DI wordpress

1. Buka http://www.wordpress.com

2. Klik Sign Up

3. Isi form

a. Username: -> isi nama blog sesuai dengan keinginan (paling sedikit empat
huruf/angka)

b. Password: Isi password/kata sandi (sedikitnya enam huruf/angka)

c. Confirm: Ulangi password yang sama dengan di atas.

d. Email Address: Isi email Anda (apabila belum punya email, buat dulu di
gmail.com atau yahoomail.com)

e. Legal flotsam: beri tanda tik di kotak yang tersedia sebagai tanda setuju
dengan perjanjian.

f. Beri tanda tik pada menu Gimme a blog (biasanya sudah otomatis ada tanda
tik di sini).

g. Klik Next

h. Blog Title -> Isi judul yang sesuai.

i. Language -> Pilih Bahasa Indonesia.

j. Privacy -> Kasih tanda tik (biasanya sudah ada otomatis).

4. Klik Sign Up

5. Akan muncul pesan sebagai berikut:

Your account is now active!

You are now logged in as (username Anda).

An email with your username, password, Akismet API key and important links
has been sent to your email address.

Write a post, change your template or visit the homepage.

5. Itu berarti Anda sudah berhasil membuat blog. Silahkan login ke blog Anda.
Berikut alamat penting untuk Anda:

a. Untuk login, buka: http://namabloganda.wordpress.com/login.php

b. Isi username (=nama blog) dan password.

c. Klik Write atau Tulis untuk mulai membuat posting.

d. Klik Publish atau Tampilkan

6. Selesai (kalau mau udahan, jangan lupa klik Log Out).

Catatan:

* Di wordpress.com, satu account hanya untuk satu blog. Ini berbeda dengan
blogger.com/blogspot di mana satu account bisa untuk membuat beberapa blog.

* Kelebihan wordpress.com dibanding blogger.com adalah (1) comment friendly:
pengunjung mudah berkomentar karena kotak komentar langsung terbuka di
bawah posting. Bagi Anda yang suka dikomentarin, wordpress cocok untuk Anda;
(2) Posting terbaru akan muncul beberapa saat di Dashboard (Menu Utama)
seluruh pemakai wordpress.com, apabila posting Anda cukup menarik Anda juga
berkesempatan masuk BOTD (best of the day) yakni 10 posting terbaik hari itu
dan akan muncul selama sehari di Menu Utama (Dashboard) seluruh pemakai
wordpress.com. Untuk BOTD ini diklasifikasi berdasar bahasa. Pastikan Anda
memilih Bahasa Indonesia pada saat mendaftar (lihat poin 3.i.)

* Kekurangan wordpress.com dibanding blogger.com/blogspot adalah javascript
tidak berfungsi (disabled) artinya Anda tidak bisa memasang iklan apapun
AdSense, Adbrite, dlldi wordpress.com. Tidak masalah buat blogger yang
memang betul-betul ingin ngeblog saja, tanpa ada niat untuk iseng-iseng pasang
iklan. Bagi yang ingin pasang iklan, dapat juga di blog gratis yang pakai software
wordpress juga seperti blogsome.com atau blogs.ie. Sayangnya, kedua penyedia
blog gratis ini masih memakai software wordpress lama (tak ada fasilitas widget,
dan lain-lain).

CARA PASANG FOTO

Cara pasang foto di wordpress versi 2.5+ agak berbeda dengan sebelumnya.
WordPress versi terbaru ini juga dipakai di wordpress.com sehingga banyak
blogger baru yang kebingungan karena tutorial cara pasang foto yang tulis
sebelumnya di sini jadi tidak cocok.

Ketidakcocokan ini juga terjadi pada sejumlah tutorial di blog ini karena
wordpress 2.5+ mengalami perombakan total dari versi-versi sebelumnya
sehingga tutorial soal menu dan widget yang pernah ditulis di sini agak kurang
sinkron. Berikut tutorial pasang foto di posting wordpress:

1. Klik Tulis atau Write

2. Di kotak posting ada menu Tambahkan Media klik kotak paling kiri

3. Klik Pilih berkas untuk diunggah dan pilih gambar dari komputer Anda

4. Tunggu beberapa saat sampai keluar gambarnya, kemudian klik sisipkan ke
dalam tulisan (letaknya no. 2 paling bawah).

5. Selesai.

Penting:

I. Gambar akan muncul di antara judul dan artikel. Supaya gambar menyatu
dengan artikel seperti yang ada di posting ini lakukan langkah berikut:

1. Klik menu HTML yang terdapat di bawah judul sebelah kanan.

2. Di akhir link image (sebelum tanda /> )tambahkan kode berikut

border=0 style=float: left; margin: 0px 10px 10px 0px

3. Klik menu Visual setelah tampilan ok, klik Tampilkan atau Publish

4. Selesai.

II. Untuk upload video klik Tambahkan Video , untuk upload Mp3 atau file
musik lain klik Tambahkan Audio. Letaknya ada di sebelah kanan menu
Tambahkan Media. Arahkan mouse Anda ke kotak sebelah kanan menu
Tambahkan media, maka akan muncul thumbnail (keterangan) menu terkait.

LAPORAN DAN SKRIPSI

Laporan

Ada tiga jenis laporan yang dianggap penting yakni : laporan buku, laporan
penelitian, dan laporan teknik.

Laporan Buku

Laporan buku adalah karya ilmiah yang mendemonstrasikan pemahaman penulis
terhadap isi buku disertai pandangan penulis terhadap isi sumber tersebut . fungsi
laporan untuk mendemonstrasikan kemampuan penulis dalam menganalisis,
menarik inferensi, dan menilai sumber yang dibacanya.

Laporan buku memiliki kriteria sebagai berikut :

buku yang dibaca harus actual.

sumber lama yang mendasari kajian-kajian terbaru.

Sumber harus berkualitas.

Sistematika penulisan laporan

Pendahuluan

Isi

Komentar

Simpulan

Laporan Penelitian

laporan penelitia memuat penjelasan tentang proses temuan yang menggunakan
metodologi tertentu. Dalam proses ini, biasanya dilakukan percobaan dan hasilnya
disebut temuan ilmiah.

Laporan penelitian ditulis dalam suatu format. Dan disajikan dengan format bebas
dan format tetap.format bebas tidak dibatasi jumlah bab dan masing-masing
babnya. Format tetap harus mengikuti peraturan tertentu mengenai jumlah bab dan
isi tiap-tiap bab.

Ada dua jenis laporan penelitian, yaitu:

Laporan Penelitian Kuantitatif

Laporan ini disajikan secara lugas, objektif, dan apa adanya. Isi pokoknya adalah
hal yang diteliti, cara penelitian dilakukan, hasil-hasil, dan simpulan penelitian
.laporan penelitian kuantitatif terdiri atas bagian utama yaitu bagian awal, bagian
inti, dan bagian akhir.

Bagian awal meliputi : halaman sampul, halaman judul, abstrak, kata pengantar,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftra lainnya. Bagian
inti meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Hipotesis Penelitian (jika ada)

Kegunaan Penelitian

Asumsi

Definisi operasional

BAB II LANDASAN TEORI

Teori-teori yang terkait dengan masalah penelitian dapat dipecah menjadi
beberapa subbab.

BAB III METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Populasi dan Sampel

Instrumen Penelitian

Pengumpulan Data

Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

Deskripsi Data

Pengujian Hipotesis

BAB V PEMBAHASAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Laporan Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala atau fenomena
secara menyeruluh dan kontekstual.cara menyampaikan laporan ini harus
digambarkan secara utuh dan kontekstual tentang topic yang diteliti.laporan ini
dibagi tiga bagian utama, yaitu : bagian awal yang berisi abstrak, kata pengantar,
daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran ; bagian initi berisi paparan
keseluruhan aktifitas penelitian ; dan bagian akhir berisi daftar rujukan dan
lampiran-lampiran.

FORMAT TETAP

BAB I PENDAHULUAN

Konteks Penelitian atau Latar Belakang

Fokus penelitian yang berisi rumusan masalah dan tujuan penelitian

Landasan Teori

Kegunaan Penelitian

BAB II PENELITIAN

Pensekatan dan jenis Penelitian

Lokasi penelitian

Sumber Data

Prosedur Pengumpulan Data

Analisis Data

Pengecekan Pengumpilan Data

Tahap-Tahap Penelitian

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

FORMAT SEMI BEBAS

BAB I PENDAHULUAN

Konteks Penelitian atau Latar Belakang

Fokus penelitian yang berisi rumusan masalah dan tujuan penelitian

Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

Pendekatan dan jenis Penelitian

Lokasi penelitian

Sumber Data

Prosedur Pengumpulan Data

Analisis Data

Pengecekan Keabsahan Temuan

Tahap-Tahap Penelitian

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN

BAB VI PENUTUP

FORMAT BEBAS

BAB I PENDAHULUAN

Konteks Penelitian atau Latar Belakang

Fokus penelitian yang berisi rumusan masalah dan tujuan penelitian

Metodologi Penelitian

Manfaat Penelitian

BAB IIPAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB III PENUTUP

SKRIPSI

Skripsi adalah laporan hasil kegiatan penelitian yang disusun dalam sebuah karya
ilmiah untuk dipertanggungjawabkan diakhir program pendidikan mereka. Skripsi
dibuat untuk menyelesaikan program pendidikan strata satu (SI). Tugas
penyusunan skripsi merupakan salah satu syarat bagi mereka yang akan
menyelesaikan gelar akademik.

Menulis skripsi merupakan kegiatan ilmiah yang diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan ilmiah dengan menggunakan berbagai unsure
informasi dan unsure metodologi dalam bidang ilmu yang melingkupinya.

Bagian-Bagian Skripsi

Skripsi dibagi menjadi tiga bagian , yaitu : bagian muka (suplemen awal), bagian
utama (naskah utama (naskah skripsi), dan bagian akhir (suplemen akhir).

Bagian awal mencakup: Halaman Sampul, Lembar Logo, Halaman Judul, Lembar
Persetujuan, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar,
Daftar Lampiran, dan daftar-daftar lain yang diperlukan.

Bagian inti mencakup :

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Kerangka Berpikir

Langkah-Langkah Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

Bagian akhir mencakup : Dftar Pustaka, Lampiran-Lampiran, dan Riwayat Hidup.

Latar Belakang Masalah

Dalam latar belakang dipaparkan secara ringkas tentang teori, hasil penelitian,
simpulan seminar ilmiah, maupun pengamatan pribadi yang terkait dengan
masalah yang diteliti.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variable-variabel yany akan
diteliti, jenis atau sifat hubungan varianel-variabel yang akan diteliti. Masalah
penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat Tanya.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Kerangka Berpikir

Langkah-Langkah Penelitian

You might also like