You are on page 1of 48

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

APOTEK KIMIA FARMA 28 MEDAN












Fitri Rahayu, S. Farm
063202055



























PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
APOTEK KIMIA FARMA 28 BELAWAN - MEDAN









Disusun Oleh:
Fitri Rahayu, S. Farm
NIM: 063202055








Apotek Kimia Farma No. 28
Pembimbing,




Sartika M. Sinaga, S. Si, Apt









FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,




Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt
NIP: 131 283 716
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008



KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmatNya, penulis mampu menyelesaikan Praktik Kerja Profesi di apotek
Kimia Farma No. 28 Belawan dan menyusun laporan ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Hendra Farma J ohar MSi, Apt, sebagai Bisnis Manager apotek Kimia
Farma Medan dan Ibu Sartika M. Sinaga, S.Si, Apt, selaku pembimbing dan
Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma No. 28 Belawan, staf serta karyawan
PT Kimia Farma Apotek Medan yang telah berkenan memberikan fasilitas
selama melaksanakan Latihan Kerja Profesi di apotek Kimia Farma No. 28
Belawan.
2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra Apt sebagai Dekan Fakultas Farmasi
USU dan Bapak Drs Wiryanto, MS, Apt, sebagai koordinator Program
Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU.
3. Seluruh Teman seperjuangan yang melakukan Latihan Kerja Profesi di apotek
Kimia Farma No. 28 Medan atas bantuan dan kerja sama yang diberikan.
Semoga Tuhan menbalas Budi baik Bapak, Ibu dan teman seperjuangan.
Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua



Medan, 5 juli 2007

Penulis

Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. .ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ .iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................... v
BAB
I KIMIA FARMA ........................................................................................ 1
1.1 Sejarah Kimia farma............................................................................ 1
1.2 Bisnis Kimia Farma............................................................................. 1
1.2.1 Holding........................................................................................ 1
1.2.2 Anak Perusahaan......................................................................... 4
1.3 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Managemen Medan........................ 7
1.3.1 Bisnis manager............................................................................ 7
1.3.2 Store Manager Apotik Kimia Farma........................................... 7
II MANAJ EMEN PENGADAAN................................................................. 9
2.1 Arti Pengadaan.................................................................................. 9
2.2 Syarat-syarat Di Dalam Fungsi pengadaan....................................... 9
2.3 Sistem Pengadaan Barang................................................................. 10
2.4 Penetapan Kebijaksanaan Pembeli.................................................... 10
2.5 Sistem Pembelian.............................................................................. 15
III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI .................................................. 18
3.1 Pelayanan Resep................................................................................ 18
3.2 Pelayanan Swamedikasi .................................................................... 33
IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 39
V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 42
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 42
5.2 Saran.................................................................................................... 42
Daftar Pustaka..................................................................................................... 43
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


DAFTAR TABEL


Halaman
Tabel 1.2.2 Apotek Kimia Farma........................................................................ .6
Tabel 2.3 Pareto Analysis................................................................................... .13
Tabel 3.1.1. Spesialite ObatResep I .................................................................... .19
Tabel 3.1.1. Spesialite ObatResep I .................................................................... .19
Tabel 3.1.2. Spesialite Obat Resep II .................................................................. .22
Tabel 3.1.3. Spesialite Obat Resep III................................................................. .26
Tabel 3.1.4. Spesialite Obat Resep IV ................................................................ .28
Tabel 3.1.5. Spesialite Obat Resep V.................................................................. .31
Tabel 3.2.1 Spesialite Obat Swamedikasi I......................................................... .33
Tabel 3.2.2 Spesialite Obat Swamedikasi I......................................................... .33
Tabel 3.2.2 Spesialite Obat Swamedikasi III ...................................................... .34
Tabel 3.2.4 Spesialite Obat Swamedikasi IV...................................................... .35
Tabel 3.2.5 Spesialite Obat Swamedikasi V....................................................... .36
Tabel 3.2.6 Spesialite Obat Swamedikasi VI ...................................................... .36
Tabel 3.2.7 Spesialite Obat Swamedikasi VII .................................................... .37
Tabel 3.2.8 Spesialite Obat Swamedikasi VIII ................................................... .37
Tabel 3.2.9 Spesialite Obat Swamedikasi IX...................................................... .38
Tabel 3.2.10 Spesialite Obat Swamedikasi X..................................................... .39










Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


BAB I
KIMIA FARMA


1.1 Sejarah Kimia Farma
Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal
bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien
Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan.
Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda,
pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF
Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk
hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT. Kimia Farma
(Persero). Sejak tanggal 4 juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek J akarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan
nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi
sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan
peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

1.2 Bisnis Kimia Farma
1.2.1 Holding
PT Kimia Farma Tbk
Dibentuk : 16 Agustus 1971
J alur Usaha : Pelayanan Kesehatan
Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitment
penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu
kebutuhan sekaligus kewajiban diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003
tentang BUMN. PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan
Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitment penuh
untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan
sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003
tentang BUMN.
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan
yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu : industri, marketing, ritel,
laboratorium klinik dan klinik kesehatan.
Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama :
a. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja
lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang
bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan
secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai
hasil tersebut.
b. Integritas
Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan
nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas
sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung
ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi
kesehatan masyarakat.
c. Kerja Sama
Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja
sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap
individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk
mencapai sukses.
d. Pabrik (Industri Farmasi)
Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang
dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional,
yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas
produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang
punggung dari segmen industri.
Plant J akarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop
kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini
merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari
pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-
9001.
Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunanya,
rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit
produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga
memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga
Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) dan ISO-9002.
Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati
(bedak). Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan
sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.
Plant Watudakon di J awa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang
mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan
garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet
besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak Yodiol yang merupakan obat
pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas
produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan
cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB), ISO-9002 dan ISO-14001.
Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk
memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh
pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB), ISO-4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep,
sirop dan cairan obat luar/dalam.
Laboratorium Klinik
Sejak tahun 2004 Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari
perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan
paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat,
dari mengobati pengakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan
mengelola kesehatan. Oleh sebab itu Kimia Farma melakukan pengembangan
usaha baru yang meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan.
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan untuk
memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan
Mikrobiologi Industri.
Layanan yang diberikan, yaitu : pemeriksaan atas permintaan sendiri
(APS), pemeriksaan atas permintaan dokter (APD), medical check Up,
pemeriksaan mikrobiologi industri, pemeriksan rujukan.
Klinik
Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi
Healthcare Company, maka Kimia Farma merintis Infrastruktur bisnisnya
memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang
terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung.
Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services
menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan pemeriksan
kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan pendukung
lainnya.
J asa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi,
pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk
perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan
dan pengelolaan medical record untuk karyawan.
Layanan tersebut diatas juga akan diupgrade sesuai dengan kebutuhan konsumen
melalui layanan care service. Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh
perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan.

1.2.2 Anak Perusahaan
A. PT. Kimia Farma Trading and Distribution
Dibentuk : 4 J anuari 2003
J alur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan
PT. Kimia Farma Trading & Distribution, sebagai anak perusahaan dari
PT. Kimia Farma (persero) Tbk. Kimia Farma Traiding & Distribution (KFTD)
sebelumnya merupakan divisi yang bergerak dibidang yang sama, yaitu
perdagangan dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


tahun, tetapi sama dengan umur PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri. Hampir
sepanjang sejarahnya sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam
bidang perdagangan, terlihat dari data tahun ketahun, komposisi penjualan kepada
institusi baik melalui tender atau langsung, lebih dominan dari pada penjualan
reguler, yang mencerminkan kepada bisnis distribusi.
Disamping itu dimasa yang lalu, divisi/SBU PBF ini terfokus lebih banyak
menyalurkan atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu produk
Kimia Farma sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak
perusahaan, serta melihat kondisi kedepan, perusahaan telah bertekad untuk
merubah visi, tidak lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi
akan menyalurkan produk-produk prinsipal lain. Oleh karena nya perusahaan
telah merubah visinya akan menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi
prinsipal. Visi ini mengandung arti kedepan perusahaan akan lebih fokus kepada
penjualan reguler, tanpa meninggalkan penjualan kepada institusi/tender dan
menjadi perusahaan distribusi multi prinsipal.
J alur Usaha :
J asa pelayanan distribusi produk Prinsipak Kimia Farma dan prinsipal Non
Kimia Farma serta Non Prinsipal terdiri dari :
Consumer Health Product :
- OTC Chemical
- OTC Herbal
- Kosmetik
- Body Care
- Food Supplement
Ethical
Generik
Lisensi
Narkotika
Kontrasepsi
Bahan Baku
Alat Kesehatan
J asa Perdagangan atau Trading
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


PT. Kimia Farma Trading & Distribution, memiliki 41 cabang yang
mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang diproduksi
sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Dalam operasionalnya
didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien
serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk
mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.

B. PT Kimia Farma Apotek
Dibentuk : 4 J anuari 2003
J alur Usaha : Farmasi
PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 320 Apotek yang tersebar
diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan
penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.
Apotek kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep
dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan
pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia
Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat
melayani informasi obat dengan baik.
Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan
dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang
memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh
Kimia Farma untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam
upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan
konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.Apotek kimia farma yang ada di Indonesia :
No. Provinsi No. Provinsi
1. Bali 16. Kepulauan Bangka Belitung
2. Banten 17. Lampung
3. Bengkulu 18. Maluku
4. DIY 19. Maluku Utara
5. DKI 20. Nanggroe Aceh Darusalam
6. Gorontalo 21. NTB
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


7. Irian J aya 22. NTT
8. J ambi 23. Riau
9. J awa Barat 24. Sulawesi Selatan
10. J awa Tengah 25. Sulawesi Tengah
11. J awa Timur 26. Sulawesi Tenggara
12. Kalimantan Barat 27. Sulawesi Utara
13. Kalimantan Selatan 28. Sumatera Barat
14. Kalimantan Tengah 29. Sumatera Selatan
15. Kalimantan Timur 30. Sumatera Utara
Tabel 1.2.2 Apotek kimia farma yang ada di Indonesia

1.3 PT Kimia farma Apotek Bisnis Manager Medan
1.3.1 Bisnis Manager
A. Visi dan Misi
Visi : Menjadikan apotek berdaya saing di pasar global
Misi : Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat
kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk meenuhi kebutuhan
masyarakat.
Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk
meningkatkan nilai apotek saham tanpa meninggalkan prinsip Good Corporate
Governance.
Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen
serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan nasional.
1.3.2 Store Manager Apotik Kimia Farma
Apotik Kimia Farma Medan memiliki 20 store yang tersebar diseluruh
sumatera yaitu :
Kimia Farma 2 R.S. Inalum
Kimia Farma 14 R.S. Pirngadi
Kimia Farma 27 Palang merah ( pusat)
Kimia Farma 27 M3 Palang merah
Kimia Farma 28 Belawan
Kimia Farma 29 P. Siantar 1
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Kimia Farma 30 Tebing Tinggi
Kimia Farma 39 Sei Kambing
Kimia Farma 41 Kaban J ahe
Kimia Farma 54 R.S. Rantau Prapat
Kimia Farma 84 Tanjung Balai
Kimia Farma 85 P. Siantar 2
Kimia Farma 90 Kisaran
Kimia Farma 106 Aksara
Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C
Kimia Farma 160 Setia Budi
Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3
Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan
Kimia Farma Basri
Kimia Farma R.S. Pelengkap.


















Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


BAB II
MANAJEMEN PENGADAAN

2.1 Arti Pengadaan
Pengadaan barang dalam sehari-hari disebut juga pembelian dan
merupakan titik awal dari pengendalian persedian. J ika titik awal ini sudah tidak
tepat, maka pengendalian akan sulit dikontrol.
Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan operasional yang telah ditetapkan di dalam fungsi
perencanaan, penentuan kebutuhan (dengan peramalan yang baik), mau pun
penganggaran. Di dalam pengadaan dilakukan proses pelaksanaan rencana
pengadaan dari fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan serta rencana
pembiayaan dari fungsi penganggaran. Pelaksanaan dari fungsi pengadaan dapat
dilakukan dengan pembelian.
Pembelian harus menyesuaikan dengan hasil penjualan, sehingga ada
keseimbangan antara penjualan dan pembelian. Keseimbangan ini tidak hanya
antara pembeliaan dengan penjualan total, tetapi harus diperinci yaitu antara
penjualan dan pembelian dari setiap jenis obat. Obat yang laku keras harus terbeli
dalam jumlah relatif banyak dibanding obat yang laku lambat.

2.2 Syarat-Syarat di dalam Fungsi Pengadaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam fungsi pengadaan, antara lain :
1. Doelmatig, artinya sesuai tujuan/sesuai rencana
2. Rechmating, artinya sesuai hak/sesuai kemampuan.
3. Wetmatig, artinya sistem/cara pengadaannya haruslah sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Untuk Pengadaan Obat, WHO memperkenalkan sistem VEN (Vital,
Essensial, Non Essensial), dengan mengatur pengadaan dari hanya item-item V,
kemudian item-item E, yang apabila diperlukan, tentukan dengan tepat prioritas
di antara item-item tersebut dan akhirnya apabila dana yang tidak dialokasikan
tersisa/tersisa, untuk diatur untuk pengadaan item-item N. VEN untuk tiap
negara akan berbeda penggolongannya.
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008



2.3 Sistem Pengadaan Barang
Sistem pengadaan barang dikatakan baik apabila pembelian memenuhi ketentuan,
yaitu :
a. komposisi produk sesuai dengan kebutuhan
b. mampu melayani jenis produk yang diperlukan pasien
c. jumlah pembelian untuk keperluan rutin sebulan telah menunjukkan
keseimbangan dengan penjualan secara proporsional.
Berapa banyak kebutuhan setiap produk produk dalam satuan waktu
tertentu (misalnya seminggu atau sebulan) dapat dilihat dari kartu barang atau
kartu stok. Barang yang harus dibeli perlu disiapkan daftar harga produk suatu
pabrik farmasi yang diedarkan oleh distributor dalam menawarkan barangnya.
Dalam pembelian harus dipertimbangkan beberapa faktor antara lain :
a. Harga yang kompetitif
b. Pelayanan yang cepat
c. Pemberian kredit yang menguntungkan dengan tingkat harga yang kompetitif.
2.4 Penetapan Kebijaksanaan Pembelian
Semua pertimbangan harus ditujukan kepada tercapainya pengendalian persediaan
(pengadaan) barang yaitu :
a. Keseimbangan persediaan dan permintaan barang
b. Semua permintaan konsumen dapat dipenuhi
c. Tidak terjadi kelebihan persediaan
Kebijaksanaan yang diambil harus sesuai dan cukup ekonomis dilihat dari segi
penggunaan dana yang tersedia, efisien, dan efektif. Faktor yang harus
diperhatikan adalah :
a. Waktu pembelian
Waktu pembelian adalah kapan suatu produk harus dibeli. Hal tersebut
bukan mengenai tanggal, hari dan bulan, tetapi mengenai keadaan persediaan
barang untuk menetapkan waktu pembeliaan.
b. Lokasi
Lokasi apotek di mana banyak terdapat PBF seperti di kota-kota besar
sangat memudahkan untuk melakukan pembelian dibanding dengan lokasi apotek
di daerah terpencil. Perbedaannya terletak pada lamanya waktu yang diperlukan
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


antara pesanan dan diterimanya barang. Bagi apotek yang lokasinya jauh dari PBF
perlu diperhitungkan stok obat yang ada dengan lamanya pesanan sampai barang
itu dapat diterima, agar jangan sampai kehabisan sebelum pesanan barang datang.
Oleh karena itu perlu menetapkan keadaan persediaan barang yang aman.
c. Frekuensi dan volume Pembelian
Makin kecil volume barang yang dibeli waktu pembelian, maka makin
tinggi frekuensinya dalam melakukan pembelian. Sebaliknya bila volume
pembelian barang besar maka frekuensi pembelian jadi rendah.
Bila frekuensi pembelian tinggi akan menyebabkan makin banyak volume
pekerjaan seperti dalam :
a. Menerima barang yang datang
b. Memeriksa barang yang datang
c. Pencatatan perincian barang atau pembelian
d. Mengatur barang di lemari gudang
e. Mencatat dalam kartu barang
f. Peningkatan pekerjaan administrasi
g. Peningkatan frekuensi pembayaran tagihan.
Sebaliknya bila volume pembelian besar akan menurunkan pekerjaan,
tetapi besarnya volume pembelian akan menimbulkan masalah :
a. Diperlukan ruangan penyimpanan barang yang besar
b. Resiko barang yang rusak, kadaluarsa obat menjadi lebih tinggi
c. Pengaruh pada keuangan cukup besar karena banyak tagihan hutang cepat.
Besarnya volume pembelian ditetapkan berdasarkan kebutuhan dalam
satuan waktu dan unit masing-masing obat. Berhasil tidaknya tujuan usaha
tergantung pada kebijaksanaan dalam pembelian.
Cara melakukan pembelian dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Hand to mouth buying, yaitu pembelian dalam jumlah terbatas.
2. Pembelian secara spekulasi
3. Cara intuisi
4. Cara defekta yang sistematis
5. Pembelian berencanaan
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Cara ini erat hubungannya dengan pengendalian persedian barang.
Pengawasan stok obat/barang dagangan adalah penting untuk mengetahui mana
obat/barang yang laku keras dan mana yang laku lambat. Selanjutnya dapat
dilakukan perencanaan pembelian sesuai dengan kebutuhan per item.
Pengendalian dan pengawasan barang dapat dilakukan dengan :
a. Membandingkan jumlah pembelian dengan penjualan tiap bulan.
b. Kartu gudang, untuk mencatat mutasi obat atau beberapa item.
Beberapa cara dalam sistem pengendalian persediaan (pengadaan) sebagai
berikut :
1. Two and bag account system (Two Bin system)
Dengan menggunakan 2 kantong (bin), di mana kantong pertama
merupakan tempat persediaan pada tingkat reorder point dan berfungsi sebagai
persediaan cadangan (reverse inventories). Persediaan selebihnya (sisanya)
ditempatkan pada kantong kedua. Cara penggunaannya adalah mula-mula dipakai
persediaan di kantong kedua sampai habis. Pada saat habis maka pemesanan
kembali harus dilakukan sebelum barang/obat yang dipesan tiba di gudang,
kantong pertama digunakan. Apabila obat yang dipesan tiba di gudang, kantong
pertama diisi kembali sesuai jumlah semula (sebagai cadangan) dan sisanya
dimasukkan dalam kantong kedua, begitu seterusnya. Cara atau sistem ini cukup
sederhana, mudah pengendaliannya mau pun pencatatannya.
2. One storage bin system (One Bin System)
Dengan menggunakan satu kantong persediaan. Di dalam kantong
persediaan (storage bin) ini diadakan pembagian terhadap persediaan menjadi dua
bagian :
Bagian I =untuk memenuhi kebutuhan rutin
Bagian II =untuk memenuhi kebutuhan selama periode pengisian kembali.
3. Fixed Order Period System (Reorder Cycle System =Sistem Waktu Pesanan
Tetap)
Dengan memesan pada waktu-waktu tertentu, misal setiap awal bulan
tanpa mengindahkan tingkat persediaan yang tergantung pada pemakaian selama
interval waktu tersebut. J umlah yang dipesan tidak boleh melebihi suatu batas
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


maksimum yang telah ditentukan. Pada sistem ini, ada dua nilai yang harus
ditentukan yaitu :
interval waktu pemesanan
batas maksimum persediaan pada setiap kali diadakan pemesanan.
Oleh karena jarak atau interval waktu antara pesanan-pesanan tersebut
tetap, maka pengendalian lebih mudah dilakukan tetapi apabila terjadi
ketidaktepatan di dalam penentuan batas maksimum persediaan dapat
mengakibatkan persediaan yang berlebihan atau pun kehabisan persediaan.
4. Fixed Order Quantity System (Sistem J umlah Pesanan Tetap)
Yaitu untuk suatu barang/obat tertentu, jumlah yang dipesan dari pemasok
adalah tetap pada titik kritis.
J umlah ini adalah suatu jumlah yang paling ekonomis ditinjau dari biaya-
biaya yang harus dikeluarkan. Untuk sistem jumlah pesanan tetap, ada dua nilai
yang harus ditentukan untuk setiap jenis barang/obat, yaitu:
berapa jumlah yang harus dipesan
kapan harus dilakukan pemesanan
5. Economic Order Quantity (J umlah Pemesanan yang Ekonomis)
J umlah pesanan hendaknya mengeluarkan biaya-biaya yang
ditimbulkannya dari adanya pesanan tersebut dan penyimpanannya minimal.
Untuk menentukan jumlah pesanan yang ekonomis, harus diusahakan untuk
memperkecil biaya-biaya pemesanan (order cost) dan biaya-biaya penyimpanan
(carrying cost/holding cost)
6. ABC Analysis Method (Metode Analisis ABC)
Metode ini menekankan pada persediaan yang mempunyai nilai
penggunaan yang relatif tinggi/mahal. Dalam persediaan terdiri dari berbagai jenis
obat yang mempunyai nilai penggunaan yang berbeda-beda.
Tabel 2.4 Pareto Analysis
Kelompok J umlah Item J umlah Nilai
20%
30%
50%
75%
20%
5%
A
B
C
100% 100%
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008



7. Kombinasi antara EOQ dengan analisa ABC
Kombinasi ini ditekankan pada jumlah persediaan pengaman (safety stock)
dan periode pesanan/frekuensi pesanan per periode tertentu (N kali pesan),
terutama untuk kelompok A dengan persediaan pengaman yang sedikit dengan
periode pesanan sesering mungkin. Untuk kelompok C sebaliknya
8. Safety Stock (Persediaan Pengaman)
Adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau
menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan (stock out) yang
disebabkan karena adanya permintaan yang lebih besar dari perkiraan semula atau
karena keterlambatan barang yang dipesan sampai di gudang penyimpanan (lead
time yang lebih lama dari perkiraan semula), dengan menentukan/menghitung
besarnya persediaan pengaman yang kemudian diikuti dengan sistem jumlah
pesanan tetap atau EOQ.
Sistem jumlah pesanan tetap dan waktu pesanan tetap didasarkan pada
stastistik yang akhirnya dengan membuat jadwal waktu pengadaan untuk semua
jenis barang/obat yang diperlukan dan jumlah untuk masing-masing item yang
akan dipesan.
Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan pengaman,
yaitu :
a. Penggunaan bahan baku rata-rata.
b. Faktor waktu
c. Biaya-biaya yang digunakan.
9. Komputerisasi
Dari cara-cara pengendalian persediaan tersebut di atas, dapat dipadukan,
digabungkan dan dikembangkan di dalam program komputer, dengan bantuan
program komputer dan System Analyst Computer yang disesuaikan dengan
kebutuhan untuk penggunaannya, antara lain :
- jenis organisasi (apotek, PBF, dsb)
- besar kecilnya organisasi
- beban kerja
- fasilitas
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


2.5 Sistem Pembelian
a. Standar Sistem Prosedur Operasional
Tahap I : Pengiriman daftar kebutuhan
Petugas penjualan membuat daftar kebutuhan barang melalui dokumen
daftar permintaan barang apotek (order list-OL)
Mengirim OL ke fungsi gudang
Tahap II : Penyiapan defecta
Petugas gudang berdasarkan OL menginventarisir saldo persediaan
barang di gudang dan mencatat di defecta barang
Mengirim defecta ke fungsi pembelian
Tahap III : Perencanaan dan pembelian
Petugas pembelian menyiapkan surat pesanan (SP), memilih supplier
yang dapat memberikan harga relatif lebih murah dibanding dengan
supplier lainnya
Melakukan negosiasi mengenai harga, diskon, masa tenggang
pembayaran (tunai atau kredit) dan melaksanakan pembelian
Mengirim SP yang telah disetujui oleh APA ke supplier melalui fax,
telepon atau diambil sendiri oleh salesman supplier
Tahap IV : Pemeriksaan dan penerimaan barang
Petugas gudang memeriksa dan menerima fisik barang dari supplier
sesuai dengan SP, faktur barang
Membuat tanda terima barang di faktur (stempel dan tanda tangan)
berdasarkan fisik barang yang diterima
Tahap V : Pemeriksaan faktur
Petugas pembelian memeriksa jumlah, jenis, harga dan diskon serta
masa pembayaran hasil negosiasi dengan supplier
Mengirim seluruh faktur pembelian barang yang telah diperiksa ke
fungsi TU
Tahap VI : Pembukuan
Petugas TU berdasarkan faktur yang ada tanda terima gudang mencatat
sebagai barang pembelian apotek
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Membukukan pembelian barang di kartu hutang sebagai hutang
dagang apotek
Membuat laporan pembelian dan saldo hutang setiap bulannya
kemudian melaporkannya ke APA
b. Sasaran
1. Memperoleh harga barang yang lebih murah (lebih efesien)
2. Dapat melayani kebutuhan konsumen (masuk resep-keluar obat)
c. Kualifikasi (persyaratan) nya antara lain yaitu memiliki :
Likuiditas yang baik
Petugas yang :
Pandai membaca situasi mengenai gejolak harga barang, kapan
menimbun barang harus dilakukan
Pandai dalam bernegosiasi dengan supplier
Memiliki data pareto kebutuhan barang
Memiliki data pareto pemasok dan sumber pemasok lainnya
Memiliki form record supplier pareto dan kondisi diskonnya
d. Indikator
1. Harga pokok penjualan (HPP)
Bila HPP yang diperoleh <dari HPP tahun lalu (HPP apotek pesaing),
maka pembelian berfungsi dengan baik
Bila HPP yang diperoleh >dari HPP tahun lalu (apotek pesaing), maka
pembelian tidak berfungsi dengan baik
2. J umlah resep yang ditolak
Bila jumlah resep yang ditolak <dari jumlah penolakan tahun lalu,
maka pembelian berfungsi dengan baik
Bila jumlah resep yang ditolak >dari jumlah penolakan tahun lalu,
maka pembelian tidak berfungsi dengan baik

Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada pembelian barang yaitu :
1. Kondisi keuangan
2. J enis sedian farmasi yang dibutuhkan
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


3. Untuk menentukan jumlah yang akan dibeli, ditentukan berdasarkan data
histories jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan.
4. J arak apotek dengan pemasok
5. Kondisi sosial politik
6. Kondisi gudang
7. Tanggal daluarsa


























Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


BAB III
PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI

3.1 PELAYANAN RESEP
Resep 1



























Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008



Resep 1
Dr. Mangatas Silaen
R/ Cyprofloxacin 500 mg X
S 3 ddt I
R/ Asam Mefenamat 500 mg X
S 3 ddt I
R/ Iberet 500 mg X
S 1 dd tab I

Pro : Irene
1. Kasus
Berdasarkan obat-obat yang diberikan dalam resep tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami nyeri akibat infeksi.
2. Spesialite Obat pada Resep
Tabel 3.1 Spesialite Obat Resep 1
No Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1.

2.


3

Cyprofloxacin
(Kimia Farma)
Asam
Mefenamat
(Kimia Farma)
Iberet (Abbot)
Siprofloxacin

Asam mefenamat


Besi(II)sulfat, Vit
C, Vit B
1,
Vit B
6,
nicotinamide, Vit
B
12,
Vit B
2,
Ca.
Pantotenat
Ciproxin



ponstan




Ferolat





K

K


B
Antibiotik

Analgesik dan
Antiinflamsi

Anemia dan
kekurangan Vit B
komplex

3. Rasionalitas Komposisi Obat
Resep rasional karena setiap obat ditujukan untuk nyeri karena infeksi.
4. Pelayanan Informasi
1. Cyprofloxacin(Siproflokxacin500 mg/kapsul)
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Kegunaan : untuk antibakteri. Bentuk obat : tablet. Cara pakai : 3 kali
sehari 1 tablet. Hal-hal yang diinformasikan : Obat harus dimakan sampai
habis, jangan dihentikan walaupun merasa telah sembuh. Obat ini harus
dimakan secara teratur, jangan sampai ada yang terlupakan. Harus diberikan
hati-hati pada penderita gangguan SSP, pada penderita fungsi ginjal dosis
harus disesuaikan.
Keterangan :
Siprofloxacin adalah antibiotik yang efektif terhadap bakteri Gram-
positif dan Gram-negatif.
2. asam Mefenamat(Asam Mefenamat 500mg/tablet)
Kegunaan : analgesik dan anti inflamasi. Bentuk obat : tablet. Cara pakai :
3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang diinformasikan : J angan digunakan pada
penderita bronkospasma, alergi, dan ibu hamil dan menyusui.
Keterangan :
Asam Mefenamat bekerja menghambat aksi siklooxigenase yang berperan
dalam biosintesa prostaglandin, dimana prostaglandin berperan dalam
menghilangkan rasa sakit , inflamasi.















Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Resep 2
































Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Resep 2
Dr. Hj. Dosia S.
R/ Amoxsan 500 mg No. X
S 2 dd tab I
R/ Asam Mefenamat 500 mg No. X
S 2dd tab I
R/ CTM No. X
S 2 dd tab I
R/ Becom C No. V
S 1 dd tab I

Pro: Asim
1. Kasus
Berdasarkan obat-obat yang diberiakan dalam resep tersebut disimpulkan
pasien menderita demam.
2. Spesialite Obat pada Resep
Tabel 3.2 Spesialite Obat Resep 2
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1.


2.



3.

4.
Amoxsan
(Sanbe
Farma)
Asam
Mefenamat
(Sanbe
Farma)
CTM (Kimia
Farma)
Becom C
(Sanbe
Farma)
Amoksisilina


Asam Mefenamat




KlorFeniramina
Maleat
Vit B
1,
Vit B
2,
Vit
B
6,
Vit B
12,
Vit C,
Vit E,
Ca.Pantotenat,
Nicotinamid
Lapimox



Omestan





Alleron



Becefort


K


K



K

B
Antibiotik


Anti inflamasi
dan analgesik


Antihistamin

Masa
pertumbuhan dan
kekurangan
vitamin B
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


3. Rasionalitas Komposisi Obat
Resep rasional karena setiap obat ditujukan untuk mengatasi demam.
4. Pelayanan Informasi
1. Amoxsan (Amoksisilina 500 mg)
Kegunaan : untuk mengobati infeksi saluran pernafasan atas. Bentuk
obat : kapsul. Cara pakai : 3 kali sehari 1 kapsul. Hal-hal yang diinformasikan
: obat harus dimakan secara teratur sampai habis walaupun sudah merasa
sembuh, obat diminum setelah makan, kadang-kadang obat ini akan
menyebabkan diare dan bila diarenya berkepanjangan segeralah ke dokter, bila
sehabis minum obat ini timbul rasa mual dan gatal-gatal segeralah konsultasi
ke dokter, simpan di bawah suhu 25
o
C, hindarkan dari kelembaban dan cahaya
serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Keterangan :
Amoksisilin adalah antibiotik turunan penisilin semi sintetik, mempunyai
spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif, bekerja
secara bakterisid dengan cara menghambat sintesa dinding sel bakteri
sehingga plasma sel bakteri keluar dan kemudian pecah.
2. Aam Mefenamat (Asam Mefenamat 500 mg)
Kegunaan : analgesik dan anti inflamasi. Bentuk obat : tablet. Cara pakai :
2 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang diinformasikan: J angan digunakan pada
penderita bronkospasma, alergi, dan ibu hamil dan menyusui.
Keterangan :
Asam Mefenamat bekerja menghambat aksi siklooxigenase yang berperan
dalam biosintesa prostaglandin, dimana prostaglandin berperan dalam
menghilangkan rasa sakit, inflamasi.
3. CTM (Klorfeniramina maleat 4 mg)
Kegunaan : Antihistamin. Bentuk obat : tablet. Cara pakai : 2 kali
sehari 1 tablet. Hal-hal yang diinformasikan : J angan digunakan pada
wanita hamil dan menyusui karena resiko efek samping pada bayi, jangan
diberikan pada anak-anak pada usia dibawah 2 tahun tanpa petunjuk
dokter, jangan mengendarai kendaraan dan menghidupkan mesin setelah
minum obat ini karena menyebabkan ngantuk.
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Keterangan :
Klorfeniramina maleat merupakan antihistamin H
1
bekerja secara antagonis
kompetitif terhadap efek anti histamin pada reseptor H
1





















Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Resep 3































Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Resep 3
Dr. Fransiskus Anjasrin
R/ Ponstan 500 mg No X
S 3 dd tab 1
Pro : Fauzy Herlina
1. Kasus
Berdasarkan obat-obat yang diberikan dalam resep tersebut disimpulkan
pasien menderita sakit gigi
2. Spesialite Obat pada Resep
Tabel 3.3 Spesialite Obat Resep 3
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1. Ponstan
(Pfizer)
Asam Mefenamat Anastan

K Analgesik dan
anti inflamasi

3. Rasionalitas Komposisi Obat
Resep rasional karena semua obat yang diberikan bertujuan untuk mengatasi
sakit gigi.
4. Pelayanan Informasi
1. Ponstan (Asam Mefenamat 500 mg)
Kegunaan : analgesik adn anti inflamasi.Bentuk obat : larutan. Cara pakai :
3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang diinformasikan : sebaiknya diminum
sesudah makan, hati-hati jika digunakan pada wanita hamil damam menyusui,
hati-hati pada pasien yang menderita hipersensitifitas terhadap golongan obat
NSAID.
Keterangan :
Asam mefenamat merupakan kelompok antiinflamasi, bekerja dengan cara
menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan
menghambat enzim siklooksigenase sehingga mempunyai efek analgesik,
antiinflamasi dan antipiretik.

Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Resep 4





























Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Resep 4
Drg. Irwan Amin
R/ Clindamicin 150 mg No. X
S 3 dd tab I
R/ Asam Mefenamat 500 mg No. X
S 3 dd tab I
Pro: Marniati
1. Kasus
Berdasarkan obat-obat yang diberikan dalam resep tersebut disimpulkan
pasien mengalami sakit gigi.
2. Spesialite Obat pada Resep
Tabel 3.4 Spesialite Obat Resep 4
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1.

2.
Clindamicin
(Kimia Farma)
Asam Mefenamat
(Sanbe Farma)
Klindamisin HCl

Asam mefenamat
Clinoma

,
Albiotin


Omestan


K

K

Antibiotik

Analgesik dan
antiinflamasi

3. Rasionalitas Komposisi Obat
Resep rasional karena setiap obat ditujukan untuk mengatasi sakit gigi.
4. Pelayanan Informasi
1. Clindamicin (Klindamisin HCl 150 mg)
Komposisi: klindamisin HCl 150 mg. Kegunaan: untuk infeksi serius yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitive terhadap klindamisin
terutama bakteri gram (+). Bentuk sediaan: Tablet. Cara pemakaian: 3 kali
sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Selama penggunaan jangka
panjang perlu dilakukan pemeriksaan hematology, fungsi hati dan ginjal, Perlu
dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya super infeksi dengan
bakteri dan jamur, simpan pada temperatur kamar, terlindung dari panas dan
cahaya, jauhkan dari jangkauan anak.
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Keterangan :
Klindamisin merupakan antimikroba yang spektrumnya menyerupai
likomisin namun aktivisnya lebih besar terhadap organisme yang sensitive.
Klindamisin diabsorpsi hampir lengkap pada pemberian per oral, dan
kadar puncak 2-3 mcg/ml dicapai dalam 1 jam setelah pemberian 150 mg.
Adanya makanan dalam lambung tidak mempengaruhi absorpsinya.
Waktu paruhnya 2,7 jam. Klindamisin didistribusikan secara baik ke
berbagai cairan tubuh, jaringan dan tulang kecuali ke cairan serebsorpsi
dan diekskresi melalui urin dan feses.
2. Asam Mefenamat (Asam Mefenamat 500 mg)
Kegunaan : analgesik dan anti inflamasi.Bentuk obat : tablet. Cara pakai :
3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang diinformasikan : sebaiknya diminum
sesudah makan, hati-hati jika digunakan pada wanita hamil dan menyusui,
hati-hati pada pasien yang menderita hipersensitifitas terhadap golongan
obat NSAID.
Keterangan :
Asam mefenamat merupakan kelompok antiinflamasi, bekerja dengan cara
menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan
menghambat enzim siklooksigenase sehingga mempunyai efek analgesik,
antiinflamasi dan antipiretik.












Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Resep 5































Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


Resep 5
Dr. H. Nurhayati Hamid, Sp. A
R/ Lapimox Syrup Fls I
S 3 dd CI
R/ Pasetamol Syrup Fls I
S 3 dd CI
R/ Apialys Syrup Fls I
S 2 dd CI

Pro: Rizky
1. Kasus
Berdasarkan obat-obat yang diberiakn dalam resep tersebut disimpulkan
pasien mengalami demam tifoid.
2. Spesialite Obat pada Resep
Tabel 3.5 Spesialite Obat Resep 5
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1.



2.



3.
Lapimox
syrup (Lapi)


Parasetamol
syrup
(Mutifa)
Apialys
syrup (Lapi)
Amoksisilin
trihidrat setara
dengan
amoksisilin
Asetaminofen


Vit A, Vit B
1,
Vit
B
2,
Vit B
6,
Vit B
12,
Vit C, Vit D,
Glisin, Asam
glutamat
Lactamox





Panadol Extra


Biolysin
K



K


B
Antibiotik



Antipiretik


Defisiensi
Vitamin
3. Rasionalitas Komposisi Obat
Resep rasional karena setiap obat ditujukan untuk mengatasi demam tifoid
4. Pelayanan Informasi
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


1. Lapimox Syrup (Amoksisislin trihidrat 250 mg)
Kegunaan : untuk mengobati infeksi saluran pernafasan atas. Bentuk
obat : suspensi. Cara pakai : 3 kali sehari 1sendok makan. Hal-hal yang
diinformasikan : obat harus dimakan secara teratur sampai habis walaupun
sudah merasa sembuh, obat diminum setelah makan, kadang-kadang obat ini
akan menyebabkan diare dan bila diarenya berkepanjangan segeralah ke
dokter, bila sehabis minum obat ini timbul rasa mual dan gatal-gatal segeralah
konsultasi ke dokter, simpan di bawah suhu 25
o
C, hindarkan dari kelembaban
dan cahaya serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Keterangan :
Amoksisilin adalah antibiotik turunan penisilin semi sintetik, mempunyai
spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif, bekerja secara
bakterisid dengan cara menghambat sintesa dinding sel bakteri sehingga
plasma sel bakteri keluar dan kemudian pecah.
2. Parasetamol syrup (Asetaminopen 120 mg/5ml)
Kegunaan : sebagai antipiretik dan analgetik yaitu untuk menurunkan
demam dan meringankan rasa nyeri. Bentuk sediaan :suspensi. Cara
pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
obat disimpan di tempat yang kering dan terlindung dari cahaya dan
kelembaban, segeralah ke dokter bila timbul warna kekuningan pada mata atau
kulit, jauhkan obat dari jangkauan anak.
Keterangan :
Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan menghambat pembentukan
prostaglandin di hipotalamus yang berdampak vasodilatasi sehingga
memperbanyak pengeluaran panas dengan meningkatkan peredaran darah
perifer dan berkeringat sehingga digunakan sebagai antipiretik dan analgetik.






Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


3.2 PELAYANAN SWAMEDIKASI
KASUS I
I. KELUHAN
Seorang Ibu mengeluhkan anaknya berusia 5 tahun yang ingin
berpergian, tapi khawatir karena anaknya mabuk dalam perjalanan, oleh
apoteker diberi obat ANTIMO ANAK.

II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Antiom anak
(Phapros)
Dimenhidrinat - B Obat mabuk, muntah
dalam perjalanan

III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Mengatasi gejala mabuk, muntah dalam perjalanan; Bentuk
Obat : Suspensi; Cara Pakai : 1 2 sachet setiap 6-8 jam (tidak lebih dari
75 mg/hari) pada anak 2-6 tahun; Hal hal yang perlu diinformasikan :
Obat diminum sesuai dosis yang dianjurkan, Obat diminum jam
sebelum berpergian, Simpan pada suhu kamar di bawah 30
0
C, J angan
diberikan pada bayi


KASUS II
I. KELUHAN
Seorang remaja datang ke apotek dengan keluhan gatal di
tenggorokan dan batuk hal yang diinformasikan maka diberi obat
WOODS.
II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Woods
(Kalbe farma)
Dextromethorphan,
Diphenhydramin
Vicks B Meringankan
gejala batuk
karena alergi

Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Untuk mengatasi gejala batuk karena alergi; Bentuk Obat :
Sirup; Cara Pakai : 3 kali 1 hari 1 sendok makan; Hal hal yang perlu
diinformasikan : Sirup dikocok terlebih dahulu sebelum diminum, Simpan
pada suhu kamar di bawah 30
0
, J auhkan dari jangkauan anak-anak,
Hindari makanan yang berminyak dan es



KASUS III
I. KELUHAN
Seorang pria dewasa datang keapotik dengan keluhan, nyeri ulu
hati, kembung dan mual, disimpulkan pria tersebut menderita maag maka
obat yang diberikan MYLANTA

II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Mylanta
(Pfizer)
Magnesium hidroksida
Aluminium hidroksida
dan simetikon
Progmag
(Kalbe farma)
B Obat maag

III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam
lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus 12 jari dengan gejala seperti
mual nyeri lambung, nyeri ulu hati; Bentuk Obat : Tablet; Cara Pakai : 1
2 Tablet 3 4 kali 1 hari 15 ml; Hal hal yang perlu diinformasikan :
Tablet harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan, Obat harus
digunakan saat perut kosong yaitu 20 menit sebelum makan atau 1 2 jam
setelah makan, Istirahat yang cukup, Makan secara teratur dan tepat waktu,
hindari makanan yang dapat merangsang lambung seperti yang pedas atau
asam terutama sebelum makan.

Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


KASUS IV
I. KELUHAN
Seorang remaja putri datang ke apotik dengan keluhan mata merah,
perih karena iritasi yang disebabkan oleh debu saat mengendarai sepeda
motor, maka diberikan INSTO.

II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
INSTO
(Sterling)
Tetrahidrozolina
HCl 0,05%
Benzalkonium
Klorina 0,01 %
Asam Borat 1,5%
Braito
(Konimex)

B Mengatasi iritasi
ringan pada mata

III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Untuk mengatasi mata lelah, mata merah, mata perih dan mata
gatal karena iritasi, debu, asap angin, banyak membaca, setelah berenang,
menonton TV, lama mengemudi dan sebagainya; Bentuk Obat : Tetes
mata steril; Cara Pakai : 2-3 tetes pada sudut mata, 3-4 kali sehari; Hal
hal yang perlu diinformasikan : Obat tetes mata harus disimpan di tempat
yang dingin dan terhindar dari cahaya, Cuci tangan sebelum meneteskan
obat pada mata, Obat yang telah dibuka dan dipakai jangan disimpan lebih
dari 30 hari karena sudah tidak bebas kuman.




KASUS V
I. KELUHAN
Seorang ibu membawa anaknya keapotik yang berusia 5 tahun
mengalami demam. Obat yang diberikan SANMOL.

Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Sanmol
(Sanbe farma)
Parasetamol Tempra B Anal getik dan
Antipiretik


III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Meringankan rasa sakit, yang disertai demam; Bentuk Obat :
Sirup; Cara Pakai : 3-4 kali sehari 2 sendok teh (10 ml); Hal hal yang
perlu diinformasikan : Kocok dahulu sebelum diminum, Simpan ditempat
kering dan sejuk, J ika selama 3 hari sakit berlanjut hubungi dokter.


KASUS VI
I. KELUHAN
Seorang ibu datang keapotik dengan keluhan, luka bakar (tersiram
air panas) maka diberi obat Bioplacenton.
II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Bioplacenton
(Kalbe
Farma)
Neomycin
Sulphat
Bioplacenton
J elly Base
Lavetren
(Multifa)
K Luka Bakar, tukak
kronik, tukak dekubaital,
ekzem, pioderma,
impeligo dan infeksi kulit
lain.

III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Untuk mengobati luka bakar, tukak kronik, tukak dekubaital,
ekzim dan infeksi kulit yang lain; Bentuk Obat : Salap; Cara Pakai : 4-6
kali sehari oleskan tipis pada kulit; Hal hal yang perlu diinformasikan :
Simpan ditempat kering dan sejuk, J auhkan dari jangkauan anak-anak,
Bersihkan luka sebelum diberi obat, Hindari makanan yang gatal agar luka
cepat sembuh.
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


KASUS VII
I. KELUHAN
Seorang ibu datang ke apotik dan bertanya obat apa yang cocok
untuk bayinya yang berusia 8 bulan mengalami demam, obat yang
diberikan TEMPRA DROF.

II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Tempra drof
(Drsitol)
Paracetamol Termorex drof
(Konimex)
Sanmol drof
(Sanbe)
B Penurun panas, rasa sakit
dan nyeri ringan, sakit
kepala, sakit gigi, demam
setelah imunisasi

III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Menurunkan panas, mengredakan rasa sakit pada gigi, kepala
dan demam setelah imunisasi; Bentuk Obat : Sirup; Cara Pakai : 3-4 kali
sehari 0,8 ml; Hal hal yang perlu diinformasikan : J ika sakit tidak
berkurang segera hubungi dokter, Simpan ditempat kering dan sejuk,
J auhkan dari jangkauan anak-anak, Beri anak minum yang banyak.


KASUS VIII
I. KELUHAN
Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala dan
demam. Dari keluhan dapat disimpulkan pasien menderita demam maka
diberi obat PANADOL.

II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Panadol
(Sterling)
Parasetamol Paracetol (Prafa) B Sakit kepala,
nyeri dan deman

Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Untuk sakit kepala, nyeri dan demam; Bentuk Obat : Tablet;
Cara Pakai : 3-4 kali sehari; Hal hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dosis yang dianjurkan, Istirahat yang cukup, Banyak
mengkonsumsi air putih, Simpan ditempat kering dan sejuk, J auhkan dari
jangkauan anak-anak.



KASUS IX
I. KELUHAN
Seorang Pemuda mengeluhkan gatal pada kulitnya, berwarna
merah maka dapat disimpulkan terdapat jamur pada kulit obat yang
diberikan CANESTEN

II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Canesten
(Bayer)
Clotrimazole Bernesten
(Berliko mulia)
B Dermatofit ragi,
jamur dan fungi
lain.

III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Dermatofit ragi, jamur dan fungi lain; Bentuk Obat : Krim;
Cara Pakai : 3-4 kali sehari oleskan pada tempat yang sakit; Hal hal yang
perlu diinformasikan : Gunakan sesuai dosis, J aga kebersihan terutama
kebersihan tubuh, Simpan ditempat kering, J auhkan dari jangkauan anak-
anak, Obat di oleskan tipis pada tempat yang sakit setelah mandi.





Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


KASUS X
I. KELUHAN
Seorang Ibu membawa anaknya ke apotik yang berusia 6 tahun
mengalami, mata cekung, anus gatal, perut buncit, hidung gatal, dan diare
berkala, juga kurang nafsu makan. Dari keterangan sang Ibu dapat
disimpulkan pasien mengalami cacingan maka obat yang diberikan
combantrin sirup.

II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Combantrin
(Prizer)
Pyrantel
Pamoate
Konvermex
(Konimex)
Pyrantin
(Mecosin)
W Antelminitikum

III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Infeksi askariasis, oxyriasis; Bentuk Obat : Sirup; Cara Pakai :
10 mg / kg BB dosis tunggal; Hal hal yang perlu diinformasikan : Kocok
sebelum digunakan, Pakailah dosis yang dianjurkan, J aga kebersihan
terutama pada makanan dan tubuh.












Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


BAB IV
PEMBAHASAN

PT. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahan dari PT. Kimia Farma
Tbk., merupakan perusahaan milik Negara (BUMN). Sebagai perusahaan retail,
PT. Kimia Farma Apotek selain memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat juga mempunyai tujuan untuk mencari keuntungan/laba. Pelayanan
terbaik yang dilakukan antara lain dengan cara menyediakan obat-obatan dengan
lengkap, bermutu dan terjamin kualitasnya, memiliki pegawai/karyawan/petugas
yang ramah dan terampil, menyediakan ruang tunggu yang nyaman, selalu
menjaga kebersihan dan kerapian apotek dan sebagainya.
Apotek Kimia Farma No. 28 terletak di J alan Sumatera No. 8 Belawan.
Letak Apotek Kimia Farma No. 28 berada di daerah yang strategis karena terletak
diadaerah arus lalu lintas, mudah dijangkau kendaraan, terletak di pinggir jalan,
dekat dengan pusat perbelanjaan dan rumah penduduk, rumah sakit serta praktek
dokter. Apotek Kimia Farma No. 28 juga bekerja sama dengan dokter untuk
praktek di ruangan-ruangan tersendiri di bangunan apotek.
Apotek Kimia Farma No. 28 merupakan apotek pelayanan yang dalam
pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan empat orang karyawan yang
terdiri dari dua orang asisten apoteker dan dua orang petugas juru racik (Non A. A
). Dengan hanya memiliki karyawan empat orang yang terbagi dalam dua shift,
terkadang pelayanan bagi pembeli menjadi kurang maksimal. Ini biasanya terjadi
pada jam-jam sibuk yaitu sore hari pada saat praktek dokter buka.
Karyawan selalu melakukan diskusi singkat setiap hari saat pergantian
shift untuk membicarakan permasalahan yang kadang muncul.
Secara umum komoditi di Apotek Kimia Farma No. 28 dapat berupa obat, bahan
obat, alat kesehatan, obat tradisional dan kosmetik. Pembelian perbekalan farmasi
didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas.
Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah terjadinya
kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak
mengalami hambatan.
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008



Semua pertimbangan untuk pembelian harus ditujukan kepada
tercapainya pengendalian persediaan barang yaitu terpenuhinya permintaan
konsumen dan tidak terjadi kelebihan persediaan.
Apotek Kimia Farma juga menggunakan metode analisis ABC dengan
pareto untuk pengendalian pengadaan. Dimana pemesanan dilakukan dengan
menganalisis jenis barang yang mendapat prioritas dan dengan metode ini dapat
diklasifikasikan seluruh jenis barang berdasarkan tingkat kepentingannya
sehingga dalam melakukan pengadaan kita dapat meminimalkan biaya dalam
persediaan (pengadaan).
Pengaturan penyajian/pemajangan barang (store lay out) sangat penting
dalam memaksimalkan penjualan dan mempertahankan profit dengan selalu
mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana
mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan.
Pengaturan rancangan lay out di Apotek Kimia Farma No. 28 sudah cukup
baik, namun untuk produk-produk OTC (Over The Counter) penataan letaknya
masih kurang baik. Hal ini dikarenakan letak obat-obatnya berada di belakang
kasir sehingga konsumen tidak dapat secara leluasa melihat dan memilih produk
yang diinginkannya.
Pembeli adalah raja sehingga mereka tidak boleh dikecewakan karena
pelayanan yang kurang cepat, kurang ramah, kurang tepat dan sebagainya.
Pelanggan harus puas sehingga mereka akan kembali lagi ke Apotek Kimia Farma
di lain waktu, dan akan merekomendasikan apotek tersebut kepada teman atau
keluarganya. Pelayanan ini memberikan hasil yang baik, pelanggan akan tetap
datang untuk membeli perbekalan farmasi di apotek ini sehingga pendapatan akan
meningkat dan image apotek yang mengutamakan kepuasan pelanggan akan
tercipta. Namun pelayanan khusus ini akan menambah biaya operasional dari
apotek sehingga harus diperhitungkan sebagai biaya tetap. Oleh karena itu, mau
tidak mau omset apotek harus ditingkatkan.
Apotek Kimia Farma No. 28 tidak mempunyai petugas kebersihan.
Sehingga kegiatan menyapu, mengepel lantai, membersihkan jendela serta
membersihkan rak-rak obat harus dilakukan oleh karyawan atau petugas Apotek
Kimia Farma No.28 sendiri di setiap pergantian shift.
Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Apotek Kimia Farma metode analisis ABC dengan pareto untuk
pengendalian pengadaan. Dimana pemesanan dilakukan dengan
menganalisis jenis barang yang mendapat perioritas sehingga dalam
melakukan pengadaan dapat meminimalkan biaya dalam persediaan.
2. Apotek Kimia Farma dapat menyediakan obat-obatan yang bermutu dan
terjamin kualitasnya, sehingga memberikan pelayanan yang terbaik kepada
konsumen/mayarakat.

5.2 Saran
1. Apotek Kimia Farma lebih memperhatikan akan kelengkapan obat yang
ada sehingga tidak membuang waktu untuk menelepon ke apotek lain
untuk mendapatkan obat yang dibutuhkan oleh pasien.
















Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008



DAFTAR PUSTAKA

1. Anief, M 1995, Manajemen Farmasi, Cetakan Pertama, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.

2. Seto, S., dkk, 2004, Manajemen Farmasi Lingkup : Apotek, Farmasi rumah
Sakit, Pedagang Besar Farmasi, Industri Farmasi, Cetakan Pertama.
Airlangga University Press, Surabaya.

3. Umar, M. 2005, Manajemen Apotik Praktis, Cetakan I, CV. Ar-Rahman, Solo.

4. Informasi Spesialite Obat Indonesia, 2006, ISFI, Volume 41, J akarta

5. Tan, H. C., 2002, Obat-obat Penting, Penerbit PT. Gramedia Elek
Komputindo, J akarta.

6. WWW. Kimia Farma co.id, PT. Kimia Farma Apotek. (diakses tanggal 3 Mei
2007).

7. WWW. BUMN Online.com., PT. Kimia Farma (diakses tanggal 3 Mei 2007).














Fitri Rahayu : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007
USU Repository 2008

You might also like