Professional Documents
Culture Documents
Istighfar, kalimat yang sangat pendek, tapi memiliki makna yang sangat
dahsyat, sangat dalam, sangat indah dalam hidup kita.
Sejumlah ayat tentang Istighfar atau pertobatan sangat banyak dikutip al-
Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, misalnya:
“Mereka apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, segera
ingat akan Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya…(QS. 3:135).
“Maha Suci Engkau Wahai Allah, Tuhanku! Dan dengan segala puji bagi-Mu ya
Allah Tuhanku, ampunilah aku! Sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat,
lagi Maha Pengasih.” (HR. al-Hakim).
Terjemahan Istighfar: “Aku mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung”
Istighfar memiliki dua makna yang jelas yang menjuruskan kepada hubungan
kita dengan Allah SWT. Semoga selama ini kita sebut istighfar mencapai
makna-maknanya. .
Yang pertama, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal 'adzim, berarti kita
minta ampun kepada Allah, minta dimaafkan kesalahan kita, minta ditutupi
aib-aib kita. Semakin sering kita beristighfar maka semakin bersih diri kita
dari dosa, dari kesalahan, dari aib-aib. Karena itu Allah sangat menyukai
hamba Allah yang terus beristighfar. Karena tidak satu pun di antara kita yang
bersih dari dosa, maka istighfar adalah kewajiban dan kebutuhan kita, agar
Allah mengampuni dosa kita, memaafkan kesalahan kita dan menutupi aib kita.
Yang kedua, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal 'adzim, berarti kita
minta kepada Allah, mohon kepada Allah, amat sangat, agar Allah
memperbaiki hidup kita, menguatkan aqidah kita, membuat kita nikmat
dalam ibadah khusyuk, menjadikan akhlaq kita mulia.
(Aku mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, bagiku dan bagi kedua
orang tuaku, dan bagi seluruh orang yang menjadi tanggungan kewajibanku,
dan bagi umat muslimin dan muslimat, dan kaum mu’minin dan mu’minat).
Dari nilai Istighfar di atas memberikan perspektif luar biasa bagi integrasi dan
dinamika sosial secara damai. Hubungan-hubungan sosial akan berlaku
dengan penuh kesejatian hati ke hati, karena hubungan yang bersifat
emosional negatif dinetralisir oleh istighfar sosial di atas.
Kemudian dalam Al Qur'an surat Nuh ayat 10, 11, 12, Allah SWT berfirman,
"Beristighfarlah kepada Tuhanmu - sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun - niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai".
(QS. Nuh:10-12)
Beristighfarlah kita kepada Allah, niscaya Allah turunkan musim hujan yang
berat. Allah mudahkan kita mendapatkan rezeki. Allah hadirkan di tengah kita
anak-anak kita, generasi-generasi yang sholeh, generasi robbani. Kemudian
Allah makmurkan negeri kita, Allah sejahterakan kita. Allahu Akbar.
Jadi, istighfar bukan hanya kewajiban, tapi kebutuhan kita. Karena itulah
Rasulullah SAW, beliau tidak bangun dari tempat tidur beliau, kecuali beliau
beristighfar 70 kali, dalam hadits lain 100 kali. Padahal dia ma'sum, dijamin
masuk surga, bebas dari dosa, (tapi) begitu hebat istighfarnya kepada Allah.
Apalagi kita hanya manusia biasa yang banyak dosa tanpa kita sedari atau
tidak.
Astagfirullahal 'adzim, ampunilah dosa kami ya Allah.. tutupi aib kami.... betapa
selama ini kami mudah tergelincir dalam dosa namun tak bersegera memohon
ampun kepada-Mu. Amin!
http://mhmdfsl.blogspot.com/, http://mikyad.wordpress.com/category/hikmah/