You are on page 1of 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar teori
Korosi adalah suatu pokok bahasan yang
menyangkut berbagai disiplin ilmu atau dengan kata lain,
ini menggabungkan unsur-unsur fisika, kimia, metalurgi,
elektronika, dan perekayasaan. Adapun definisi
mendasar korosi yaitu penurunan mutu logam akibat
reaksi elektokimia dengan lingkungannya. Hukum
termodinamika mengungkapkan kepada kita tentang
kuatnya kecenderungan keadaan energi tinggi untuk
berubah ke keadaan energi rendah. Kecenderungan
inilah yang membuat logamlogam bergabung kembali
dengan unsurunsur yang ada di lingkungan, yang
akhirnya membentuk gejala yang disebut korosi
(Trethewey K.R, 1991).
Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan
dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih
(ore. !ijih-bijih ini berupa oksida, sulfida, kabonat atau
senya"a lain yang lebih kompleks, dan karena banyak
yang sudah ada di kerak bumi sejak bumi ini tercipta,
kita boleh beranggapan bah"a kondisi kimia bijihbijih
itu ditentukan oleh kehendak alam. Kehendak alam inilah
yang kemudian menjadi hukum dasar yang terkembang
melalui pengkajian termodinamika, dan menggunakan
therminology dalam temodinamika itu kita mengatakan
bah"a bijih dan senya"a-senya"a lain semacam itu
berada dalam keadaan energi paling rendah. #ntuk
memisahkan logam, misalnya besi, dari salah satu
bijinya, umpama besi oksida, orang perlu mengerahkan
$$- %
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Bab II Tinjauan Pustaka
energi dalam jumlah besar. $ni biasanya dilakukan
melalui pemanasan (dengan agen pereduksi dalam
sebuah tanur hembus (blast funace dengan temperatur
sekitar %&'' . Karena itu logam-logam dalam keadaan
tidak tergabung dengan bahan lain biasanya memiliki
tingkat energi tinggi. $ni dijelaskan dengan menggunakan
profil energi untuk menggambarkan perubahan-
perubahan thermodinamika yang dialami oleh suatu
logam, , ketika bediri sebagai atom logam, dan sesudah
bergabung lagi sebagai hasil korosi (Trethewey K.R,
1991).
Di ba"ah ini merupakan tabel derajat kebutuhan
energi untuk merubah biji logam menjadi logam, disusun
berdasarkan standart kebutuhan energi untuk gas
hidrogen yaitu ( '.
Dari tabel ini dapat dikatakan bah"a emas
mempunyai internal energi yang sangat tinggi
dibandingkan terhadap logam yang lain. )ika
dibandingkan dengan potassium aluminium masih
mempunyai energi dalam yang tinggi. Dengan kata lain
dapat dinyatakan bah"a Aluminium akan susah terkorosi
jika dibandingdengan potassium. !erdasarkan teori
energi maka korosi akan tercapai jika terdapat
perbedaan antara energi dalam dengan energi luar atau
Free Energy.
*erbedaaan energi dalam lingkungannya akan
sangat mempengaruhi perilaku dan kecepatan korosi
terhadap material tersebut.
+elisih energi bebas antara logam dan produk
korosinya, , hanya menggambarkan kecenderungan
logam untuk mengalami korosi bukan laju korosinya
$$ - -
Bab II Tinjauan Pustaka
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS

sendiri. $ni karena antara logam dan hasil korosi terdapat
suatu perintang energi. Atomatom logam harus
mengatasi perintangperintang ini agar dapat mengalami
korosi dan banyak energi yang dipasok agar ini bisa
terjadi. Dalam contoh, perintang energi disebut energi
akti.asi, yang digambarkan dengan simbol ,
//
. #kuran
energi bebas akti.asi inilah yang menentukan laju suatu
reaksi korosi, yang tetapan lajunya akan dinyatakan
dengan K
kor
. 0aju reaksi korosi ., dapat dinyatakan
sebagai 1
Dengan 1
Dimana 1
A 1 tetapan yang tidak didefinisikan
2 1 3etapan gas uni.ersal
3 1 3emperatur mutlak
(Trethewey K.R, 1991)
4nergi bebas meupakan faktor satusatunya yang
menentukan apakah korosi akan berlangsung secara
spontan atau tidak. +emua interaksi antara unsurunsur
dan senya"a-senya"a yang ditentukan oleh perubahan
perubahan energi bebas yang ada. #ntuk reaksi secara
spontan harus ada energi bebas yang terlepaskan.
Dalam perlakuan ini, energi bebas setiap unsur
dinyatakan sebagai , dan perubahan energi netto dalam
reaksi dinyatakan dengan ,. +ejalan dengan
keyakinan kita bah"a perubahanperubahan alami
disertai peralihan dari keadaan energi tinggi ke yang
lebih rendah, untuk energi yang diberikan diberi tanda
$$ - 5
6 ( K
kor
( reaktan
K
kor
( A eksp ( - ,
//
7 23
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Bab II Tinjauan Pustaka
negatif dan energi yang diserap oleh sistem diberi tanda
positif. )adi agar reaksi spontan dapat belangsung, ,
harus negatif (Trethewey K.R, 1991).
*ada temperatur kamar kebanyakan senya"a kimia
logam mempunyai hargaharga , lebih rendah (lebih
negatif dibanding logamlogam murni. Dengan
demikian kebanyakan logam mempunyai kecenderungan
yang hakiki untuk mengalami korosi. *erhatikan reaksi-
reaksi berikut dan perubahan energi bebas per mol 1
8g / H
-
9 / : 9
-
8g9
-
/ H- ,
'
(-;<&
kj7mol
=u / H
-
9 / : 9
-
=u9
-
/ H-

,
'
(-%%<
kj7mol
Au / %: H
-
9 / > 9
-
Au9
-
/ H-9 ,
'
(/&&
kj7mol
Data energi bebas dengan jelas menunjukkan bah"a
tembaga dan magnesium mempunyai hargaharga ,
'
negatif, sedangkan emas positif. )adi, tembaga dan
magnesium diharapkan mengalami korosi secara alami
di udara yang basah atau lembab, sedangkan emas
tidak (Trethewey K.R, 1991).
II.1.1 Sel Korosi Basah Sederhana
+el korosi basah sederhana terdiri dari empat
komponen penting yaitu 1
%. Anoda
Anoda biasanya terkorosi dengan melepaskan
elektronelektron dari atomatom logam netral untuk
membentuk ionion. $ni mungkin tetap tinggal dalam
larutan atau bereaksi membentuk hasil korosi yang
$$ - ?
Bab II Tinjauan Pustaka
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS

tidak larut. Korosi suatu logam 8 biasanya dinyatakan
dalam persamaan 1
8 8
@/
/ @e
-
Dengan banyak elektron yang mengambil dari masing-
masing atom ditentukan oleh .alensi logam yang
besangkutan, umumnya A ( %,-, atau 5 (Trethewey K.R,
1991).
-. Katoda
Katoda biasanya tidak mengalami korosi "alaupun
mungkin menderita kerusakan dalam kondisikondisi
tertentu. 2eaksi dalam katoda tergantung pada pH
larutan yaitu1
pH B C 1 H
/
/ e
-
H ( atom
-H H
-
( gas
pH D C 1 - H
-
9 / 9
-
/ ?e
-
?9H

2eaksi pada katoda merupakan reaksi harus


mengkonsumsi elektronelektron yang dihasilkan oleh
proses anoda dan perubahan energi harus cukup
besar.
5. 4lektrolit
$stilah ini diberikan kepada larutan yang dalam hal
ini harus bersifat menghantarkan listrik. Air sangat
murni biasanya dianggap bukan elektrolit.
Kondukti.itas air deionosasi yang laAim adalah sekitar
% %' m+m
-%
(Trethewey K.R, 1991).
?. Hubungan 0istrik
Antara anoda dan katoda harus terdapat kontak
listrik agar arus dalam sel korosi dapat mengalir. Korosi
dapat terjadi pada anoda jika antara anoda dan katoda
terdapat selisih energi bebas. +elisih energi ini
merupakan per"ujudan potensial listrik yang dapat
diukur dengan menyisipkan sebuah .oltmeter dalam
$$ - ;
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Bab II Tinjauan Pustaka
rangkaian listrik. *otensial ini diartikan sebagai
kecenderungan untuk terjadi korosi. Apabila rangakain
antara elektrodaelektroda dalam keadaan tertutup,
potensial menggerakkan arus yang tidak lain elektron
elektron yang dihasilkan reaksi. Dengan demikian
korosi paling baik bila dipantau menggunakan
gal.anometer yang berfungsi mengukur aliran arus
dalam sel korosi basah. Hubungan antara sel dengan
harga energi bebas dapat ditunjukkan melalui rumus
sebagai berikut1
@ 1 6alensi
E 1 3etapan faraday
4F 1 !eda potensial
(Trethewey K.R, 1991)
Gambar II.1.1 +el Korosi !asah +ederhana
II.1.2 Potensial-Potensial Eletroda Ba!
Dalam korosi basah sederhana bah"a beda
potensial antara anoda dan katoda dapat diukur cukup
$$ - &
G,
o
( - @ H E H 4F
Bab II Tinjauan Pustaka
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS

dengan menyisipkan sebuah .oltmeter ke dalam
rangkaian. !eda potensial yang diukur adalah potensial
elektroda besi dalam keadaan baku sama dengan 4
o
.
*otensial elekroda baku untuk logam-logam lain
dapat diukur dan harga-harga yang diperoleh disusun
dalam sebuah tabel. Dalam penyusunan itu, orang
sepakat mencantumkan harga-harga untuk reaksi
reduksi, dan tabel yang dihasilkan disebut tabel
potensial reduksi baku. $ni berarti bah"a bila harga
yang diperoleh untuk oksidasi besi adalah /',??6,
maka ini dicantumkan sebagai potensial reduksi
-',??6.
Gambar II.1.2 *enentuan *otensial-*otensial
4lektroda !aku
*engukuran potensial semua elektroda baku
dapat dilakukan dengan menggunakan perlatan seperti
di atas. +ebagai contoh, jika kita ingin mengukur
potensial elektroda baku dari besi maka beda potensial
yang terukur antara elektroda hidrogen dan elektroda
besi, apabila kondisi pengukuran tepat seperti yang
$$ - C
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Bab II Tinjauan Pustaka
didefinisikan di atas, maka itulah harga yang kita
inginkan. +eparuh sel ini dipisahkan dari separuh sel
lain yang hendak dijuji dengan sebuah pembatas
berpori yang dirancang untuk meminimumkan
kontaminasi silang elektrolit-elektrolit yang berlangsung
akibat aliran ion-ion. 4lektroda uji merupakan
perpaduan antara logam dan larutan yang mengadung
ion-ion logam bersangkutan, juga dengan konsentrasi
tepat %8 dan temperatur baku -<I K. +eparuh sel
tempat reaksi hidrogen berlangsung disebut 4lektroda
Hidrogen !aku (Stanar !yrogen Electroe, S!E.
(Trethewey K.R, 1991)
Dalam penyusunan rangkaian sel .olta, salah
satu hal yang perlu diperhatikan adalah elektroda yang
digunakan, pemakaian elektroda dapat mengacu pada
deret .olta.
Tabel II.1.1 *otensial-potensial 2eduksi !aku
2eaksi 4lektroda 4
'
(.olt
Au
/
/ e
-
( Au
*t
-/
/ -e
-
( *t
Hg
-/
/ -e
-
( Hg
Ag
/
/ e
-
( Ag
=u
-/
/ -e
-
( =u
-H
/
/ -e
-
( H
-
*b
-/
/ -e
-
( *b
+n
-/
/ -e
-
( +n
Ji
-/
/ -e
-
( Ji
=d
-/
/ -e
-
( =d
Ee
-/
/ -e
-
( Ee
=r
5/
/ 5e
-
( Ee
@n
-/
/ -e
-
( @n
Al
5/
/ 5e
-
( Al
/%.&I
/%.-'
/'.I;
/',I'
/'.5?
'.''
-'.%5
-'.%?
-'.-;
-'.?'
-'.??
-'.C%
-'.C&
-%.&C
$$ - I
Bab II Tinjauan Pustaka
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS

8g
-/
/ -e
-
( 8g
Ja
/
/ e
-
( Ja
=a
-/
/ -e
-
( =a
K
/
/ e
-
( K
--.5?
--.C%
--.IC
--.<-
(Trethewey K.R, 1991)
Deret 4lektrokimia
Deret elektrokimia diperoleh dalam kondisi baku.
Harga-harganya bersifat mutlak untuk tiap unsur dan
bergantung pada elektrolit yang digunakan. Harga-
harga boleh disubtitusikan kedalam persamaan Jenst
untuk mendapat taksiran harga potensial suatu reaksi
korosi dalam kondisi tidak baku (Trethewey K.R, 1991).
Deret ,al.anik
Deret gal.anik hanya berlaku untuk kondisi-kondisi
elektrolit, tekanan, dan temperatur tertentu. 3idak
seperti deret elektrokimia, deret ini dapat dilengkapi
dengan unjuk kerja relatif logam-logam paduanK ini
besar manfaatnya bagi para perancang. )adi, untuk
penerapan praktis orang lebih menyukai deret gal.anik
tetapi untuk pengembangan teori, deret elektrokimia
lebih cepat (Trethewey K.R, 1991).
II.1." Potensial Sel
!aterai modern sesungguhnya tidak berbeda
dengan sel-sel korosi yang sudah disempurnakan
karena di dalamnya arus listrik dihasilkan melalui reaksi
korosi. +el Daniell merupakan jenis baterai paling tua
yang terdiri atas tembaga
dan seng yang direndam dalam larutan-larutan garam
masing-masing.
Kita menyatakan sebuah sel dengan cara sebagai
berikut1
$$ - <
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Bab II Tinjauan Pustaka
@n L@n
-/
=u
-/
L =u
+imbol-simbol ini menggambarkan dua elektroda di
ujung-ujung kiri dan kanan sedangkan di tengah
menyatakan ion-ion tempat elektrodaelektroda
direndam. ,aris ganda menyatakan pemisah antara
kedua unsur ionik yang berbeda. 8isal seng di ujung
kiri seng berfungsi sebagai anoda, dan reaksi kedua
elektroda itu adalah1
@n M @n
-/
/ -e
-
=u
-/
/ -e
-
M =u
+ehingga reaksi keseluruhan
@n / =u
-/
M @n
-/
/ =u
Kita dapat menggunakan reaksi-reaksi ini untuk
menduga potensial teoritis yang dapat diperoleh dari
sel.
Dengan persamaan "ernst1
4 ( 4
o

.............................................(%
8aka untuk untuk tiap sel separuh reaksi kita dapat
menuliskan1
[ ]
+
=
+
+
2
) (
0
) (
log
2
059 . 0
2
2
Zn Zn Zn
Zn Zn
...........................
(-
[ ]
+
=
+
+
2
(
0
) (
1
log
2
059 . 0
)
2
2
Cu
Cu Cu
Cu Cu
NNNNNNN
N(5
)ika misalnya
) (
0
) (
) (
0
) ( ) (
) (
2
2 2 2
, Cu Cu
Zn Zn
sel
Cu Cu Zn Zn
sel
+
+ + +
+ = + =
,
$$ - %'
Bab II Tinjauan Pustaka
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS

maka dengan menjumlahkan persamaan (% dan (-
kita mendapatkan1
[ ]
[ ]
+
+
=
2
2
0
) ( ) (
log
2
059 . 0
Cu
Zn
sel sel
Apabila dihitung dengan cara ini, potensial sel adalah
jumlah potensial oksidasi anoda dan potensial reduksi
katoda. Kalau masalah ini kita sederhanakan melalui
penggunaan konsentrasi ion % 8, suku log akan hilang
sehingga 4
(sel
( 4
o
(sel
. $ngat, bah"a dengan
menggunakan bentuk persamaan Jernst (%, berarti
kita memutuskan untuk mengkaji sistem hanya dalam
kondisi baku. )adi, untuk elektrolit %8,
4
9
(sel
( 4
o
(oksidasi @n
/ 4
o
(reduksi =u
( (/',C& 6 / (/',5? 6
( /%,%' 6
Dalam penulisan orang telah membuat kesepakatan
untuk mengurangkan potensial elektroda di sebelah kiri
dari potensial di sebelah kanan. +emisal, digambarkan
seng di sebelah kiri dan tembaga di sebelah kanan,
jadi kita dapat menuliskan1
4
o
(sel
( 4
o
(tembaga
/ 4

...................................................(?
Kesepakatan ini mempersyaratkan substitusi potensial
reduksi kedalam *ersamaan (?. Dengan
menuliskan kedua separuh reaksi itu sebagai reaksi-
reaksi reduksi1
@n
-/
/ -e
-
M @n 4
o
( - ',C& 6
=u
-/
/ -e
-
M =u 4
o
( / ',5? 6
)adi, sesuai dengan kesepakatan,
4
o
(sel
( (/',5?6- (-',C&6
( /%,%'6
(Trethewey K.R, 1991)
$$ - %%
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Bab II Tinjauan Pustaka
II.1.# A$liasi Sel %olta dalam Kehid!$an Sehari-&ari
A. +el !aterai
%. !aterai !iasa
!aterai yang sering kita gunakan disebut juga sel
kering atau sel 0ecanche. Dikatakan sel kering
karena jumlah air yang dipakai sedikit (dibatasi. +el
ini terdiri atas 1
Anoda 1 0ogam seng (@n yang dipakai sebagai
"adah
Katoda 1 !atang karbon (tidak aktif
4lektrolit 1 =ampuran berupa pasta yang terdiri dari
8n9
-
, JH
?
=l, dan sedikit air
2eaksi 1
Anoda 1 @n
(s
@n
-/
(aO
/ -e
-
Katoda 1 -8n9
-(s
/ -JH
?
/
(aO
/ -e 8n
-
9
5(s
/
-JH
5(g
/ H
-
9
@n
(s
/ -8n9
-(s
/ -JH
?
/
(aO
@n
-/
(aO
/ 8n
-
9
5(s
/
-JH
5(g
/ H
-
9
$$ - %-
Bab II Tinjauan Pustaka
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS

Gambar II.1." !aterai !iasa
-. !aterai Alkalin
*ada baterai alkalin dapat dihasilkan energi dua
kali lebih besar dibanding baterai biasa. +el ini terdiri
atas 1
Anoda 1 0ogam seng (@n yang dipakai sebagai
"adah
Katoda 1 9ksida mangan (8n9
-

4lektrolit 1 Kalium hidroksida (K9H


2eaksi 1
Anoda 1 @n
(s
@n
-/
(aO
/ -e
-
Katoda 1 -8n9
-(s
/ H
-
9 / -e 8n
-
9
5(s
/ -9H
-

@n
(s
/ -8n9
-(s
/ H
-
9 @n
-/
(aO
/ 8n
-
9
5(s
/ -9H
-
$$ - %5
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Bab II Tinjauan Pustaka
Gambar II.1.# !aterai Alkalin
!. +el Aki
+el aki atau accu merupakan contoh sel .olta yang
bersifat re.ersibel, di mana hasil reaksi dapat diubah
kembali menjadi Aat semula. *ada sel aki jika sudah
lemah dapat diisi ulang, sedangkan pada sel baterai
tidak bisa. +el ini terdiri atas1
Anode 1 0empeng logam timbal (*b
Katode 1 0empeng logam oksida timbal (*b9
-

4lektrolit 1 0arutan asam sulfat (H


-
+9
?

2eaksi *engosongan Aki 1


Anoda 1 *b
(s
/ H
-
+9
?(aO
*b+9
?(s
/ H
/
(aO
/ -e
-
Katoda 1 *b9
-(s
/ +9
?
--

(aO
/ 5H
/
(aO
/ -e
-
*b+9
?(aO
/
-H
-
9
*b
(s
/ *b9
-(s
/ -+9
?
--

(aO
/ -H
/
(aO
-*b+9
?(aO
/ -H
-
9
(l
Ketika sel ini menghasilkan arus listrik, anoda
$$ - %?
Bab II Tinjauan Pustaka
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS

*b dan katoda *b9
-
berubah membentuk *b+9
?
. $on
H
/
dari H
-
+9
?
berubah membentuk H
-
9 sehingga
konsentrasi H
-
+9
?
akan berkurang. Kemudian sel aki
dapat diisi7disetrum kembali, sehingga konsentrasi
asam sulfat kembali seperti semula. *roses ini nanti
merupakan contoh dalam sel elektrolisis.
Gambar II.1.' +el Aki
(#i$ayanti, %&11)
II.2 A$liasi Ind!stri
St!di Perbandin(an Kiner)a Anoda Korban Pad!an
Al!mini!m den(an Pad!an Sen( dalam *in(!n(an
Air *a!t
$$ - %;
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Bab II Tinjauan Pustaka
!erbagai metode pencegahan korosi di
lingkungan air laut terus dikembangkan. +alah satunya
adalah pemakaian anoda korban yang bekerja
berdasarkan prinsip proteksi katodik. *ermukaan struktur
logam di air laut diubah menjadi bersifat katodik melalui
pemberian arus yang berasal dari anoda korban
tersebut. )enis anoda korban yang sesuai dipakai di
lingkungan air laut adalah anoda korban paduan seng
dan paduan aluminium. *ada penelitian ini akan
dilakukan penilaian kinerja kedua paduan tersebut yang
meliputi potensial proteksi dan arus gal.anik yang
dihasilkan, kapasitas, efisiensi, laju konsumsi, "aktu
induksi, serta pola korosinya.
langkah-langkah kerja dari penelitian ini yaitu
antara lain, langkah pertama mempersiapkan spesimen
anoda korban dan baja karbon. Anoda korban 1
berbentuk 'late jenis paduan seng tipe @A* +-5 @n dan
paduan aluminium tipe @A* +-5 Al dengan ukuran --P%;
P%' mm. 3abel % menunjukkan komposisi kimia kedua
jenis anoda korban tersebut. 8empersiapkan lingkungan
pengganti air laut 0ingkungan air laut di.ariasi
konsentrasi garamnya dengan salinitas 55Qo, 5;Qo,
dan 5CQo, sesuai A+38 D%%?% <', (Stanar
S'ecification for Substitute )cean #ater(. 0angkah
kedua yaitu pengujian korosi dilakukan dengan metode
uji celup pasangan anoda dan katoda yang dihubungkan
dengan kabel tembaga, mengacu pada standar A+38
,C% I%, *Stanar +uie for ,onucting an
E-aluating +al-anic ,orrosion Tests in ElectrolytesR.
6olume elektrolit yang digunakan sesuai standar
tersebut adalah ?' cm5 elektrolit untuk tiap cm- luas
tercelup. Kehilangan berat spesimen dipakai menjadi
$$ - %&
Bab II Tinjauan Pustaka
LABORATORIUM TEKNIK KOROSI
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS

perhitungan laju korosinya. 0angkah ketiga yaitu data-
data yang diukur dan dicatat selama penelitian adalah
sebagai berikut1 potensial setengah sel anoda dan
katoda, potensial proteksi katoda dan arus, ,al.anik
pengurangan berat anoda dan katoda, "aktu induksi
anoda, dan terakhir adalah pengamatan makro pola
korosi anoda.
Hasil penelitian menunjukkan bah"a anoda
korban paduan aluminium menghasilkan arus gal.anik
dan kapasitas anoda yang lebih besar daripada paduan
seng. Demikian pula efisiensi paduan aluminium lebih
baik dan laju konsumsinya lebih rendah daripada paduan
seng. Dengan foto makro tampak bah"a pola korosi
yang terjadi pada kedua jenis paduan menunjukkan
anoda korban tidak terkorosi secara merata, melainkan
terjadinya korosi pitting pada permukaannya.
$$ - %C

You might also like