You are on page 1of 11

PENGUASAAN

TEKNOLOGI
ENERGI PANASBUMI INDONESIA
Dr. lr. Sutrisno, MSME
PUSAT STUDI PANASBUMT
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Disaqnpaikan pada
Seminar Nasional Teknologi Energi,
Peringatan 49 tahun Pendidikan Tinggi Teknil<,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 16 Februari 1gg5
PENGUASMN TEKNOLOGI
ENERGI PANASBUMI. INDONESIA
Dr. lr. Sutrisno, MSME
PUSAT STUDI PANASBUMI
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
\
lntisari
Usaha
penguasaan teknologi
panasbumi memberikan
peluang
yang luas pada kegiatan rancang bangun dan rekayasa industri,
dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka
penyediaan dan pemanfaatan energi berwawasan lingkungan.
Penerapan teknologi panas bumi di lndonesia hingga saat ini
menernui beberapa hambatan terutama tentang rendahnya
success-ratio dalam mendapatkan sumur-sumur produktif dengan
entalpi tinggi. Pendekatan
pemee:han persoalan
masih terus
berkembang, mengingat sifat energi panasbumi yang spesifik dan
memerlukan
pendekatan multidisiplin.
Seminar Nasional Teknologi Energi, 49 ahun Pendidikan Tinggi Teknih F|-UGM
I. POTENSI ENERGI PANASBUMI
DI INDONESIA
lndonesia dikaruniani
Tuhan Yang Maha Esa keka yaaq sumber daya energi
yang beraneka ragam
yaitu gas
bumi, minyak bumi, panasbumi, batubara dan
iebigainya. Khusus untuk energi panasbumi, deretan gunung api yang
melingkupi lndonesia, memberikan
penyebaran sumber energi panasbumi mulai
dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku. Berdasarkan
hasil inventarisasi,
diperkirakan
potensi sumber energi panasbumi lndonesia
setara 16.000 MWE
(spekulatif sebesar 57.000 MWE dan terbukti 864 MWE)
penyebaran
sumber,energi
panasbumi di lndonesia ditampilkan dalam tabel
berikut :
No. Pulau
Jumlah Lapangan
Panasbumi Prospek
Potensi Eneroi Panasbumi
(MWE)
Spekulatif Terduga Terbukti
1.
2.
3.
4.
Sumatra
Jawa/8ali
Nusa Tenggara
Sulawesi dan
Maluku
72
66
13
66
1 4.500
22.000
4.000
16.000
3.000
8.000
1.000
4.000
718
146
TOTAL
217 57.000 16.000 864
Sumber: Dr. Adjat Sudrajat
Direktur
jendral Geologidan Sumber Daya Mineral
\
Energi
panasburhi merupakan sumber daya energi alternatif
yang
kompetitif karena aman terhadap lingkungan tersedia di lndonesia dalam
jangka
panjang. Untuk memanfaatkan
potensi energi panasbumi lndonesia secara
optimal diperlukan usaha peningkatan penguasaan teknologi
panasbumi.
Eksplorasi dan eksploitasi sumber energi panasbumi di lndonesia saat ini
masih tergantung
pada negara asing
yang
relatif lebih maju dalam penguasaan
teknologi
panasbumi. Beberapa kendala masih harus diatasi untuk mengurangi
hingga meniadakan
ketergantungan
pada negara asing dalam pengembangan
pemanfaatan sumber energi lestari ini.
pusat
Studi Panasbumi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
menyadari sepenuhnya
permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
usaha penguasaan teknologi
panasbumi ini.
Dalam makalah ini disampaikan beberapa kendala utama yang sangat
mendesak untuk dipecahkan, dan beberapa usaha dan langkah
pemecahan,
terqtama
yang merupakan kerangka.program kegiatan Pusat Studi Panasbumi,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, yang akan menginiegrasikan seluruh
potensi yang dimiliki bangsa lndonesia, didukung dengan kerja sama nasional
dan internasional
dengan
perguruan-perguruan tinggi, lembaga-lembaga
penelitian, industri dan instansi pemerintah.
Seminar Nasional Teknologi Energi, 49 tahun Pendidikan Tinggi Teknih F|-UGM
II. DIVERSIFIKASI
SUMBER ENERGI
Berdasarkan
pada pandangan strategis, peluang, kendala dan kondisi
yang ingin dicapai dalam Pembangunan Jangka Panjang ll, khususnya bidang
pembangunan energi, telah disusun kebijakan energi nasional yang tercantum
dalam GBHN tahun 1993. Kebijakan tersebut antara lain memuat tentang
perlunya peningkatan
pemanfaatan sumber energi, seperti energi panasbumi,
energi air, energi biomassa, energi surya, energi angin, dan energi laut.
Pengembangan ini harus bertumpu pada ketentuan, menguntungkan secara
ekonomis, layak secara teknis, dan diterima secara sosial budaya serta tidak
mengakibatkan
kerusakan lingkungan.
Energi
panasbumi mendapatkan prioritas penting dalam dalam
pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang ll, mengingat energi panasbumi
merupakan sumber daya energi alternatif yang kompetitif karena relatif aman
terhadap lingkungan dan tersedia dengan potensi sangat besar di lndonesia
dalam
jangka panjang.
pemanfaatan
energi panasbumi ini menjadi salah satu upaya pemerintah
dalam diversifikasi sumber energi. Direncanakan pada tahun 2010 tel.ah
berproduksi 3600 MW energi listrik dari panasbumi. Kebijaksanaan ini banyak
menarik investor asing, bahkan akhir-akhir ini, daerah-daerah panasbumi
dengan potensi produksi sekitar 20 MW
juga
menarik minat investor.
Untuk mengejar target tersebut diperlukan penguasaan teknologi dan ilmu
pengetahuan pengelolaan energi panasbumi dalam waktu yang relatif sangat
singkat. Beberapa
permasalahan mendesak perlu segera mendapatkan
pemecahan dan penanganan, serta berbagai kendala pedu segera diatasi, baik
yang berkaitan dengan teknologi
panasbumi sendiri maupun peningkatan
kualitas sumber daya manusia.
III. TEKNOLOGI ENERGI PANASBUMI : BEBERAPA PERMASALAHAN
DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
Kegiatan
pemanfaatan energi panasbumi di lndonesia tidak akan terlepas
dari penguasaan, penerapan, dan pengembangan teknologi. Kegiatan-kegiatan
tersebut secara umum menyangkut' tiga unsur pokok, yaitu eksplorasi,
eksploitasi dan sistem konversi pembangkit tenaga.
1. Teknik Eksploras_i
a. Sfafus Teknologi dan Permasalahan
Di lndonesia, di dalam bidang eksplorasi, untuk mempelajari lokasi
gejala
panasbumi, mengidentifikasi lapangan
produksi prospek, estimasi ukuran
reservoir, penentuan jenis
sistem, penentuan letak zona produksi, penentuan
enthalpi fluida keluar dari sumber panasbumi, saat ini digunakan beberapa
teknik eksplorasi,
yaitu teknik geologi dan hidrologi, teknik geokimia, teknik
geofisika dan survai udara.
Seminar Nasional Teknologi Energi, 49 tahun Pendidikan Tinggr Teknilq FT-UGM
Program eksplorasi
,dimulai
dengan berdasar
pada pengetahuan, data
dan
informasi
yang telah diketahui tentang lokasi tersebut. Ahli geologi
melaksanakan
studi rekonaisens, menggunakan teknik
pemetaan dasar,
menghitung dan mengidentifikasi semua aktivitas termal panasbumi
membandingkan
dengan latar belakang
geologi lokal. Gambaran umum
hidrologi terbentuk, demikian pula stratigrafi dan perhitungan kasar kehilangan
panas alami terutama atas dasar air
permukaan.
lnformasi
geokimia yang dikumpulkan tahap ini sangat menentukan. Hasil
geotermometri kimia digunakan untuk estimasi temperatur reseruoir, salinitas
discharge
permukaan,' dan kesuksesan teknik resistivity selanjutnya: Oleh
karena studi
geokimia dan studi geologijauh lebih murah, kedua studi ini harus
ditakukan
pada tahap awal sebelum survei geofisika rinci dilakukan.
Sejumlah informasi tentang karakteristik lapangan seperti suhu subsufface
ditentukan oleh analisis
geokimia ini. Estimasi ini berdasarkan pada
ketergantungan konsentrasi komponen-komponen kimia tertentu pada suhu,
keseimbangan kimia antara mineral, air dan gas terlarut, reaksi kimia dan
distribusi isotop antara fasa air dan fasa mineral.
Metoda
geofisika yang dikenal antara lain metoda termal, resistivity,
elektromagnetik, magnetotellurik, seismik, gravitasi, dan magnetik.
Metoda termal sangat berguna untuk estimasi ukuran dan potensi sistem
panasbumi. Pengukuran ini antara lain mencakup suhu permukaan, gradien
suhu dan fluksi
panas konduktif. Metoda resistivity meliputi resistivity sounding
dan profiling, untuk mengestimasi variasi resistivitas terhadap kedalaman dan
dalam arah lateral.
Metoda elektro magnetik mengunakan medan magnetik bervaria'si terhadap
waktu dan mengukur medan listrik ataupun medan magnit akibat induksi arus
listrik dalam bumi. Untuk menghindari kebutuhan sumber maknit yang
memerlukan fasilitas ukuran besar, acapkali digunakan pula metoda
magnetotellurik dengan menggunakan medan elektromagnetik alami frekuensi
audio, yang bersumber
pada kilat alam
Metoda seismik aktif menggunakan sinyal seismik buatan, sedangkan
seismik pasif menggunakan sumber alami seperti gempabumi, mikroseismik dan
derau seismik. Metoda aktif ini, baik refraksi maupun refleksi sangat terbatas
pemakaiannya. Survei dengan seismik ground noise dilakukan antara
sekelompok stasiun pengamat seismik yang berdekatan untuk mengukur
anomali akibat lapangan panasbumi. Time travel delay merupakan indikasi
keberadaan lapang?n
panas bumi.
Hasil
yang diperoleh dari teknik eksplorasi ini adalah sebuah gambaran peta
stratigrafi dan rekonstruksi
pola suhu dan aliran fluida sebagai produk langkah
modeling konseptuat
yang masih bersifat kualitatif. Model ini merupakan
dasar utama dalam menentukan lokasi drilling fesf. Hal ini merupakan kendala
utama untuk
peningkatan success ratio dalam pencarian sumur produktif entalpi
tinggi. Apalagi untuk mendapatkan
jaminan
aspek lingkungan yang timbul
misalnya
jaminan
untuk tidak mengganggu objek wisata air panas, atau
Seminar Nasional Teknologi Energi, 49 tahun Pendidikan Tinggi Teknilq F|-UGM
kemungkinan
pengeringan danau yang dihuni ikan-ikan
jenis
langka. Hal ini sulit
untuk dilaksanakan.
b. Alternatif
Pemecahan
Permasalahan
Beberapa
jalan pintas
perlu ditempuh untuk
Penyempurnaan
tahap ini
mengingat'besar
biaya
yang diperlukan dalam drilling,
yang diperkirakan diatas
US 5 tb
luta
per sumur. Validasi kasar perlu dilakukan untuk meningkatkan
derajat kLantiiatif modeting
konsepsual, dengan mengingat keterbatasan
informasi
yang tersedia.
Teknik
yang perlu dipertimbangan
adalah pemakaian
modeting
numerik dengan memanfaatkan
peta stratigrafi hipotetik-kualitatif
yangtersedia.
, ., ,,,..-,^,
'
Froblem
dalam rekayasa
reservoir
panasbumi ini adalah
problem inversi,
yaitu mencoba
merekonstruksi
isi bawah permukaan bumi, dengan data
permukaan
yang ada, Eksplorasi
geofisika masih rnenghasilkan informasi
oungun derajat iesolusi'terbatas.
Pemakaian model numerik dapat diharapkan
untui memberikan
beberapa alternatif model stratigrafi dan
pola distribusi,
dengan memanfaatkan
konsep iermodinamika,
mekanika fluida dan perpindahan
panas, yang mencakup
pemakaian neraca keseimbangan
fluksi massa dan
energi'nliOj-Oatuan.
Model numerik dapat ditingkatkan lagi akurasinya dengan
memlandingkan
pada hasil
pengujian drawdown/buildup
dan iniectiordfall off
fesls.
pemakaian geotermometer di lapangan
panasbumi lndonesia memberikan
hasil
yang kurang memuaskan. Beberapa kemungkinan
penyebabnya antara
lain aliioai kontaminasi aliran
permukaan. Oleh karenanya diperlukan formulasi
geotermometer
spesifik untuk masing-masing
lapangan dengan memasukkan
iaktor koreksi
lokal.
pengembangan geotermometer gas perlu ditingkatkan
mengingat kecil kemungkinan kontaminasi akibat aliran bawah
permukaan.
p-rogiam
aselerasi
pemanfaatan energi panas bumi memerlukan investasi
skala blsar. Pemanfaatan
gas untuk dapat menentukan steam fraction dari
resevoir
perlu dipercepat
pengembangannya. Hal ini sangat diperlukan untuk
secara cepat dapat menentukan besar dollar per kiloWatt
pengembangan suatu
lapangan
geothermal, sehingga dapat lebih meyakinkan investor.
2. Teknik EksPloitasi
a. Stafus Teknologi
dan Permasalahan
Teknik
eksploitqsi meliputi unsur-unsur dilling, reservoir physics and
engineering
dan pioduction technology. Teknologi
pengeboran di lndonesia
tetih mencapai
suatu tingkatan
yang
relatif mantap mengingat bekal
pengalaman awal dalam
perminyakan dan telah dikembangkan dalam dua dasa
waiJa.
persoalan
yang masih dihadapi adalah dalam bidang reservoir
phycstbs
dan engineering.
Daltm tahip eksploitasi, reseruoir
physics dan engineering meliputi
pengukuran besaran fisis, modeling
dan studi laboratorium
untuk estimasi
SeminarNasional
Teknologi Encrgi, 49 tahun
Pendidikan Tinggi Teknik, FT-UCM
kondisi
resenyoir bawah
permukaan. Hal ini diperlukan untuk mengetahui
secara lebih akurat besar daya yang bisa dieksploitasi, kurun waktu produktif,
dan sistematika
eksploitasi. Pengukuran yang dilakukan meliputi suhu, tekanan,
sifat fisis fluida dan batuan, serta analisis transien tekanan untuk mengetahui
ukuran reservoir,
dan sifat fisis reservoir.
lndonesia
memerlukan
waktu yang cukup lama untuk dapat menghasilkan
sarjana dan ahti panasbumi dalam
jumlah yang memadai,
yang memahami
Uaif UiOa ng earlh science maupun bidang energy. Hal ini merupakan kendala
mendasar lain mengingat
sarjana earth science
pada umumnya kurang
mendalami bidang energy,
sebaliknya sarjana bidang energy umumnya kurang
memahami
bidang earth scl'ence seperti stratigrafi,
petrofisik dan sebagainya.
b. Atternatif
Pemecahan Permasalahan
Untuk mempercepat
periguasaan teknologi
panasbumi, diperlukan langkah-
langkah
yang dapat
'dijadikan
sebagai
jembatan bagi sarjana geologi dan
geofirika
yang kurang mendalami termodinamika, dinamika fluida dan
perpindahan
panas, dan sarjana energi yang memerlukan
pendalaman keahlian
bidang earth science.
Tambahan
pula, hingga saat ini pemahaman reservoir masih sangat
menggantungkan
diri pada conceptual modeling
yang masih bersifat kualitatif.
pemlkaian
model numerik reservoir
perlu ditingkatkan. Simulator model
reseryoir
yang tersedia saat ini dirancang untuk digunakan oleh sarjana
panasbumi,
yang masih sangat sedikit
jumlahnya
di lndonesia. Selain unjuk
kerja
yang masih lambat, datam pemakaiannya diperlukan tingkat keahlian
tertentu.
\
Simulator
reservoir
yang menjembatani kendala keterbatasan sumber daya
manusia tndonesia ini akan dapat mempercepat
pemanfaatan energi
panasbumi. Simulator reservoir
yang diperlukan adalah simulator yang
berorientasi reservoir
panasbumi lokal sedemikian rupa sehingga dalam
penggunaan dan
pengembangannya, sarjana earth science cukup dengan bekal
pengetahuan bidang energi minimal, demikian pula untuk sarjana bidang energi
tidak memerlukan
pendalaman khusus tentang stratigrafi, petrofisik dan
sebagainya.
Hal
yang perlu dicatat bahwa model-model numerik reservoir panasbumi
masih terus dikembangkan di pusat-pusat studi panasbumi dunia. Hal ini
disebabkan oleh landasan model matematika
yang masih belum teguh dan
konsep
penanganan frakturasi batuan, kandungan gas dan larutan yang masih
memerlukan
pendalaman lebih
jauh.
Permasalahan ini membutuhkan kegiatan
riset dasar
yang -"memerlukan
peran aktif perguruan tinggi
'dan
lembaga
penelitian
''
Ukuran reservoir merupakan
jawaban
kunci
yang diperlukan untuk
menentukan teknik eksploitasi dan skala fasilitas
pembangkit tenaga
yang
diperlukan. lnterference fesf yang diambil dari teknologi perminyakan
memberikan data yang kurang reliable untuk reservoir
panasbumi terutama
jenis
dominasi uap. Hal ini disebabkan oleh lifat kompresibilitas fasa uap dari fluida
Semjnar Nasional Teknologi Energi,49 tahun Pendidikan Tinggi Teknik FT-UGM
panasbumi. Konsep gelombang
kompresi sedang dikembangkan untuk
menangani masalah kompresibilitas ini.
Penanganan
scaling masih merupakan problem yang perlu ditangani. Model
numerik dengan melibatkan reaksi kimia, dapat memberikan estimasi lokasi dan
intensitas
'pengendapan
deposisi silikat dan karbonat. Hal ini akan sangat
membantu misalnya dalam menentukan lokasi re-injeksi fluida panasbumi
kembali kedalam reservoir.
3. Konversi Energi
Problema dan Alternatif Pemecahan
Fasilitas
permukaan seperti turbin u?p, heat exchanger dan condenser
sebagian masih tergantung pada produk negara asing. Hal ini disebabkan oleh
tingkat
perkembangan sektor industri bidang ini masih dalam tahap
pertumbuhan. Alternatif pemecahan permasalahan ini sangat tergantung pada
kebijaksanaan
pemerintah
mengingat proses transfer of technology
merupakan komoditi mahal. Keterlibatan tenaga ahli lndonesia dalam bentuk
seperti magang
pada
kerjasama pemerintah/swasta dengan pihak asing, dan
berpartisipasi aktif dalam perancangan.power plant
maupun pilot plant dapat
digunakan sebagai langkah transfer of technology dalam pemanfaatan
dan
pengembangan teknologi panasbumi..
Problema teknologi mendesak yang kini dihadapi adalah scaling, korosi,
polusi suara, dan pemanfaatan
reservoir enthalpi rendah. Fluida panasburni
umumnya terkontaminasi dengan komponen kimiawi. Scaling, korosi dan erosi
terjadi di berbagai
peralatan
dan perpipaan. Studi pengendalian
kerak pada
umumnya masih sangat terkonsentrasi pada bidang kimiawi, atau perancangan
sistem dengan
pengendalian
asiditas. Bahan pembentuk
scaling tersebut dapat
dibiarkan tersuspensi atau dikumpulkan dalam separator.
Pemahaman
proses scaling berdasarkan pada
dinamika aliran fluida hingga
saat ini masih kurang mendapatkan perhatian.
Hal ini memerlukan riset dasar,
mengingat besar biaya dan waktu
yang
mungkin dapat dihemat dalam
perawatan fasilitas.
Korosi pada fasilitas panasbumi
sebagian besar terjadi akibat kontaminasi
fluida panasbumi, yang umumnya mengandung belerang, khlor atau flour dalam
bentuk senyawa H2s, Hcl atau HF, dengan oksigen udara, dapat diatasi
dengan menghindarkan persentuhan
fluida panasbumi dengan udara.
Penggunaan bahan seperti starn/ess sfee/ sedapat mungkin mempertimbangkan
faktor ekonomis, waJaupun demikian pemakaian
beberapa jenis
bahan seperti
baja titanium, lapis chromium dan pelapisan
epoxy dapat rnemberikan
per.lindungan yang memadai terhadap fluida panasbumi.
Korosi erosi misalnya
pada suhu tinggi dapat ditahan dengan pemakaian
bahan seperti baja paduan
13% chromium sfarn/ess sfee/.
Pemanfaatan energi panasbumi enthalpi rendah umumnya berkaitan
dengan pemakaian fluida kerja kedua dalam fasilitas pembangkit
tenaga. Fluida
kerja ini umumnya digunakan freon yang
saat ini dinilai kurang memenuhi
Scminar Nasional Tcknologi Energi, 49 talrun Pcndidikan Tinggi Teknik, FT-UGNI
persyaratan. aspek lingkungan. Pemakaian fluida N-penthane seperti
di
Lahendong,-
'sularvesi
Utara, merupakan salah satu upaya pemecahan
persoalan lingkungan
ini. Diperlukan studi penelitian dasar untuk mencari
alternatif sistem dan fluida kerja yang dapat lebih meningkatkan unjuk kerja
sistem.
polusi
suara saat ini belum merupakan isu yang mendesak. Mengingat
pLTP
umumnya
dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata, riset
pengembangan silencer akan diperlukan dalam waktu dekat.
4. Pengembangan
Konsep Multidisiplin
pengembangan
teknologi
panasbumi adalah usaha multidisiplin. Sifat
kualitatif stratigrafi
reservoir,
geotermometri, korosi dan scaling merupakan
tantangan besar dalam pemecahan persoalan teknologi energi panasbumi.
Dalam hal ini, konsep
pemikiran multidisiplin dapat berfungsi sebagai
jembatan
baru dalam
pengintegrasian berbagai bidang keilmuan sehinggga saling
memperkuat dan terkait.
Perkembangan
pesat ilmu kimia dapat dijadikan sebagai modal dasar bagi
bidang geologi dalam pengembangan lebih
jauh
konsep geotermometri.
Kemajuan ilmu dinamika aliran. fluida, perpindahan panas dan ilmu bahan
mutakhir dapat langsung diterapkan pada pemodelan sistem panasbumi.
Demikian
pula konsep baru pemrograman dan akuisisi data dapat dijadikan
andalan dalam memperkuat kemarnpuan
pengolahan data dan modeling.
pengiabungan
silang ide dan metoda merupakan ciri keunggulan kerja
multidisiplin. Meskipun demikian, di negara-negara maju, seperti New Zealand
dan Amerika Serikat,
pengembangan konsep kerja multidisiplin ini masih sangat
terbatas. Beberapa hasil pemikiran multidisiplin yang
mungkin membuka
peluang dan pendekatan baru untuk mengatasi tantangan problema teknologi
panas bumi disampaikan dibawah ini.
Pemakaian
gelombang akustik telah digunakan orang untuk pengukuran
distribusi suhu dalam ruang bakar ketel uap, diagnosis kerusakan mesin dan
perpipaan dalam industri. Di lain pihak, dalam reservoir panasbumi, diagnosis
keterkaitan reservoir
panasbumi dominasi uap kurang dapat dideteksi dengan
uji interferensi akibat sifat kompresibilitas fluida. Berdasarkan beberapa kajian
awal, terdapat harapan bahwa gelombang kompresi mungkin dapat menjadi
alternatif pengujian interferensi dan estimasi ukuran reservoir dengan beberapa
persyaratan tertentu.
Selama
pembekuan dan pendinginan magma, panas dan fluida dilepaskan
ke batuan sekitarnya. Jenis dan
jumlah
fluida yang dikeluarkan tergantung pada
stadium pembekuan dan pendinginan batuan. Kemajuan pesat teori pembekuan
dan pendinginan pada ilmu bahan dapat diterapkan dan mungkin dapat
dihirapkan sebagai landasan utama dalam memberikan karakterisasi kondisi
dan kelakuan reservoir
panasbumi dalam fungsi waktu dengan memanfaatkan
fasilitas seperti micro-probe ataupun X-ray difractometer.
Seminar Nasional Teknologi Energi, 49 tahun Pendidikan Tinggi Tcknik, FT'UGM
Kompleksitas
stratigrafi batuan, frakturasi dalam sistem panasbumi sangsl
menyulitkan
peneliti. Di lain pihak, di bidang ilmu kekuatah bahan telah relatif
maju. Teori tentang
perambatan
frakturasi dalam ilmu bahan telah mencapai
taraf lanjut. Tingkat kemajuan ini dapat langsung diterapkan dalam mengkaji
perambatan frakturasi dalam kerak bumi. Hal ini merupakan peluang besar
untuk
penelitian dasar secara mendalam, dalam mendukung dan memperkuat
pengembangan teknologi
panasbumi.
Pengkajian lebih mendalam konsep-konsep dasar di atas sangat
memerlukan kerjasama multidisiplin untuk mendapatkan metoda-metoda yang
dapat diterapkan secara nYata.
5. Peran Pusat Studi Panasbumi, Fakultas Teknik, Universltas Gajah Mada
Di atas telah disampaikan hasil kajian Sfafe of the Arfs kemajuan teknologi
panasbumi internasional,
yang tertuang dalam berbagai alternatif pemecahan
persoalan teknologi,
yang telah dikaji dan dikembangkan lebih lanjut oleh Pusat
Studi Panasbumi,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, untuk menentukan
sistematika
penerapan dan pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
energi
panasbumi di lndonesia.
Pengembangan model numerik lapangan panasbumi spesifik sedang
dikembangkan. Hasil model duadimensional,
yang sesuai untuk membantu
conceptual modeling mengingat keterbatasan data tersedia dan faktor hemat
waktu, mulai dapat diaplikasikan. Model tigadimensional, dua-fasa, dengan
metoda volume-hingga
yang mulai dapat menangani frakturasi, merldekati fasa
penyelesaian. Peningkatan kecepatan operasi merupakan
prioritas utama dalam
pengembangannya, dengan variasi teknik diskritasi, integrasi dan sebagainya,
untuk selanjutnya disusul dengan peningkatan penanganan frakturasi batuan
dan kandungan bahan kimia.
Riset dasar tentang hukum Darcy untuk aliran dua-fasa dalam frakturasi
batuan dilakukan secara eksperimental, sedangkan kajian pemanfaatan
gelombang kompresi dilaksanakan baik secara analitis maupun eksperimental.
Riset pengembangan geotermometer dilakukan baik untuk fasa likuida
maupun
gas, dengan memanfatkan data-data lapangan panasbumi lndonesia.
Penekanan riset diberikan pada geotermometer gas dan likuida ini
dikembangkan menuju
penentuan steam-fraction dari lapangan panasbumi.
Rancang-bangun
peralatan dan fasilitas sebagian telah berjalan, sebagian lain
sedang dicarikan sumber pendanaan baik dari luar negeri maupun dalam
negeri.
Kerangka
pemikiran dalam makalah ini, tentang penerapan
teknologi dan
pengembangan riset
panasbumi yang merupakan kegiatan multidisiplin dan
terintegrasi, adalah kegiatan
jangka panjang Pusat Studi Panasbumi, Fakultas
Teknik, Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan perguruan tinggi
internasional, seperti Geothermal lnstitute, University of Auckland, New Zealand
dan sebagainya, berbagai lembaga-lembaga penelitian, instansi, dan industri-
industri swasta.
Seminar Nasional Teknologi Encrgi, 49 tahun Pendidiknn Tinggi Teknik, FT-UGM
IV. PENUTUP
Beberapa catatan
perlu untuk mendapatkan penegasan
dan penekanan
dalam memecahkan
persoalan mendesak penguasaan teknologi panasbumi
di
lndonesia,
yaitu:
1. Penguasaan teknologi
panasbumi
harus dilakukan dengan pendekatan
multidisiplin, baik dalam tahap eksplorasi, eksploitasi maupun penguasaan
teknologi konversi energi. Peran pemerintah dengan kebijaksanaan yang
mendukung
sangat menentukan laju penguasaan teknologi energi.
2. Usaha Research and Development di bidang energi panasbumi dengan
melibatkan
perguruan tinggi hendaknya lebih ditingkatkan yang
mengarah
pada penguasaan teknologi, teknik produksi dan pengembangan sistem
informasi energi
panasbumi.
3. Teknologi
panasbumi memberikan
peluang yang sangat luas dalam kegiatan
rancang bangun'dan rekayasa,
peningkatan
kualitas sumber daya manusia
dan membantu
pengembangan industri rekayasa pada umumnya
DAFTAR PUSTAK,A,
Bjornsson,S. & Stefansson,V.(1987) Heat and Mass Transfer in Geothermal Reservoiq
Advances in Tnnsport Phenomena in Porous Media, NATO ASI Series no.
128, Martinus Nijhoff Publishers
Bullivant,D.P., O'Sullivan, M.J: & Zyvoloski, G.A. (1991) Enhancements of Mulkom
geothermal simulator. Proc. 13th New Zealand Geothermal Workshop,
Auckland.
Grant, M.A., Donaldson, 1.G., & Bixley, P.F. (1982) Geolhermal Reseruoir Engineerirtg,
Academic Press, New York.
O'sullivan, M.J. (1985) Geothermal Reservoir Simulation, Energy Research, Vol. 9
Pestov, l.(1993) Mathematical Modeling of two phase Geothermal Reservoir, Proc. 1Sth
New Zealand Geothermal Workshop, Auckland
Rybach, L. & Muffler, L.J.P. (1981) Geothermal Sysfems: Principles and Case
Hislon'eq John Wiley & Sons, New York.
Turcotte, D.L. & Schubert, G. (19S2) Geodynamics, Applicatrbns of Continuum Physics
to Geological Problems, John Wiley & Sons, New York
Wahl, E.F. (19771 Geo"thermal Eneryy Utilization, John Wiley & Sons, New York
Ya.ng, 2., Bullivant,D.P., Zyvoloski, G.A. & O'Sullivan, M.J, (1991) Numerical
. ,.
experiment with the simulation of natural states of geothermal
reservoir. Proc.
1 3th New Zealand Geothermal Wotkshop, Auckland
Seminar Nasional Tcknologi Energi, 49 hhun Pendidikan Tinggi Teknik, FI-UCM

You might also like