You are on page 1of 39

Disusun oleh

Adelia Marliani Putri(1102004002)


Pembimbing:
dr. Anton M. J. Sirait Sp. BS
DEFINISI
HIDROCEPHALUS
Hidrocephalus adalah
peningkatan LCS
dalam sistem
ventrikel&ruang
subarachnoid yang
disebabkan oleh
obstruksi,sekresi
berlebihan dan
gangguan sirkulasi.

LIQUOR SEREBROSPINAL
Cairan yang jernih tak berwarna, yang
merupakan hasil ultrafiltrasi dari darah
Likuor serebrospinal di bentuk di pleksus
khoroideus.
Pembentukannya berlangsung secara
kontinyu di ventrikel lateralis, ventrikel
III dan ventrikel IV melalui mekanisme
kombinasi difuse dan filtrasi
Volumenya sekitar 150 cc/jam, setiap
menitnya di produksi sebanyak kurang lebih
0,3 cc. setiap harinya diproduksi 500 cc/24
jam
Likuor serebrospinal mengandung komponen
:
protein (10-40 mg%),
glukosa (45-80%)
sel yang kebanyakan terdiri dari sel mononukleus
SIRKULASI LIQUOR
SEREBROSPINAL
Hidrocephalus
Non komunikan
Komunikans

Non komunikans
Congenital

-Stenosis Aquaductus
-Dandy walker syd
-Arnold Chiari malformasi
-Vein of galen aneurisma
Didapat
-Massa supratentorial
-Hematoma intraventrkl
-Tomor
-Abses/granuloma
-Kista aracnoid
Comunicating:
Infeksi TB
Perdarahan subarachnoid
Calcinomatous meningitis
Meningkatnya viskositas CSF
Papiloma pleksus Choroid
Patofisiologi
Produksi likuor yang berlebihan
Peningkatan resistensi aliran likuor
Terjadi suatu obstruksi pada sirkulasi LCS
Peningkatan tekanan sinus venos
Menyebabkan gangguan absorpsi LCS


Sebab-sebab prenatal :
Stenosis akuoduktus silvius akibat malformasi.
Malforfasi Dandy Walker
Malformasi Arnold Chiari

Sebab-sebab postnatal
Lesi masa
Perdarahan
Meningitis
Gangguan aliran vena
Manifestasi Klinis
Umur 0-2 tahun : makrokrania disertai gejala
peningkatan tekanan intracranial :

Fontanel anterior yang
sangat tegang
Sutura cranium tampak
atau teraba melebar
Venektasi
Cracked pot sign
Sunset phenomenon


Umur >2 tahun :
Nyeri kepala, muntah, gangguan
kesadaran
Gangguan batang otak akibat herniasi
tonsiler (bradikardi, aritmia respirasi)
Spastisitas ekstremitas inferior dan
berlanjut sebagai gangguan berjalan
Gangguan endokrin

DIAGNOSA
Gejala klinis
Pemeriksaan fisik
Lingkar kepala

Pemeriksaan penunjang

USG
CT Scan
MRI

PENATALAKSANAAN
Terapi konservatif (Medikamentosa)
mengurangi sekresi cairan dari pleksus
khoroid (asetazolamid 100
mg/kgBB/hari)
meningkatkan resorpsinya (isorbid)
Terapi operatif (Drainase likuor
internal dan eksternal)
Shunting

PENANGANAN ALTERNATIF (SELAIN SHUNTING
Terapi etiologic
reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran
likuor atau perbaikan suatu malformasi
Penetrasi membrans (Penetrasi dasar ventrikel
III) dengan tujuan:
memulihkan sirkulasi secara pseuso fisiologis aliran
likuor, dan
menciptakan tekanan hidrostatik yang uniform pada
seluruh system susunan saraf pusat sehingga
mencegah terjadinya perbedaan tekanan pada
struktur-struktur garis tengah yang rentan


Perforasi dasar ventrikel III dengan teknik
bedah endoskopik, dimana suatu
neuroendoskop dimasukkan ke dalam
ventrikel lateral, kemudian melalui
foramen Monro masuk ke dalam ventrikel
III sehingga CSS dapat mengalir keluar

Operasi Pemasangan Pintas (Shunting)
Ada 2 macam:


Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat
hanya sementara
Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota
tubuh lain.Misalnya :ventrikulo-atrial, ventrikulo-
bronkhial, ventrikulo-mediastinal,ventrikulo-peritoneal
b. Lumbo Peritoneal Shunt
CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke
rongga peritoneum dengan operasi terbuka atau dengan
jarum Touhy secara perkutan.

TEKNIK SHUNTING
Kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu oksipitalis atau kornu
frontalis, ujungnya ditempatkan setinggi foramen Monroe

Reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS untuk dilakukan analisis

katup proksimal dengan tipe bola atau diafragma (Hakim, Pudenz, Pitz,
Holter) maupun katup distal dengan bentuk celah (Pudenz)

Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke dalam
atrium kanan jantung melalui v. jugularis interna
Ventriculo-Peritneal Shunt
a. Slang ditanam dalam lapisan subkutan
b. Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang peritoneum.

Komplikasi Shunting
Infeksi
Kegagalan mekanisme : oklusi aliran di
dalam shunt, diskoneksi atau putusnya
shunt, migrasi dari tempat semula, tempat
pemasangan yang tidak tepat
Kegagalan fungsional : drainase kurang
lancar, drainase yang berlebihan

DD
Hidrancephaly
Efusi subdural kronik
Pelebaran ventrikel akibat atrofi serebral

Prognosis
Keberhasilan tindakan operatif serta
prognosis hidrosefalus ditentukan ada
atau tidaknya anomali yang menyertai
HIDROCEPHALUS NORMOTENSIF
adalah kasus dilatasi ventrikel namun tekanan likuor
serebrospinalisnya normal
sebagian besar hidrosefalus normotensif tidak diketahui
sebabnya (disebut Hidrosefalus Normotensif Idiopatik).
bukan merupakan suatu masalah bila dijumpai pada kasus-
kasus pasca perdarahan subarachnoid
bila tanpa diketahui factor penyebab pendahulunya, sulit
dibedakan dengan penyakit Alzheimer atau keadaan lain
dimana ada pembesaran ventrikel namun tekanannya
normal


Kriteria diagnostik klinis
Gangguan berjalan
Demensia (melambatnya daya pikir
dan bereaksi)
Inkontinensia urin


Kontroversi : tindakan operasi pintas
(shunting) serta prognosisnya
Data kepustakaan melaporkan 60-74%
kasus hidrosefalus normotensif idiopatik
menunjukkan perbaikan setelah dilakukan
tindakan operasi (50% perbaikan yang
bermakna)

You might also like