You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar, meskipun adanya vaksin
telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus campak ini menyerang 50 juta orang
setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden terbanyak berhubungan
dengan morbiditas dan mor talitas penyakit campak yaitu pada negara berkembang, meskipun
masih mengenai beberapa negara maju seperti Amerika erikat .
1
!rogram pencegahan dan pemberantasan campak di Indonesia pada saat ini berada pada tahap
reduksi dengan pengendalian dan pencegahan "#$ %"ejadian #uar $iasa&. 'asil pemer iksaan
sampel darah dan urin penderita campak pada saat "#$ menunjukkan Ig( positi) sekitar *0+100
persen. Insiden rate semua kelompok umur dari laporan rutin !uskesmas dan ,umah akit
selama tahun 1--.+1--/ cenderung menur un, terutama terjadi penurunan yang tajam pada semua
kelompok umur. 0ahun 1--*+1--- kejadian campak dari hasil penyelidikan "#$ cenderung
meningkat, kemungkinan hal ini terjadi berkaitan dengan dampak krisis pangan dan gi1i, namum
masih perlu dikaji secara mendalam dan komprehensive.
idang 2'A %2or ld 'ealth Assembly& tahun 1--/, menetapkan kesepakatan global untuk
membasmi polio atau 3radikasi !olio %,apo& , 3liminasi 0etanus 4eonatorum %304& dan
,eduksi Campak %,3CA(& pada tahun .000. $eberapa negara seperti Amerika, Australia dan
beberapa negara lainnya telah memasuki tahap eliminasi campak. !ada sidang
C5C6!A'762'7 tahun 1--8 menyimpulkan bah9a campak dimungkinkan untuk dieradikasi,
karena satu+satunya pejamu %host& atau reservoir campak hanya pada manusia dan adanya vaksin
dengan potensi yang cukup tinggi dengan e)ikasi vaksin /5 persen. 5iperkir akan eradikasi akan
dapat dicapai 10+ 15 tahun setelah eliminasi .
.
1.2 Batasan Permasalahan
Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam
penanganannya. Imunisasi yang tepat pada 9aktunya dan penanganan sedini mungkin akan
mengurangi komplikasi penyakit ini.
1.3 Tujuan Penulisan
(engetahui de)inisi, etiologi, epidemiologi, pato)isiologi, gambar an klinis, diagnosis banding,
diagnosis, komplikasi, prognosis, terapi dan pencegahan campak.
BAB II
TINJAUAN PUTA!A
2.1 De"inisi
!enyakit campak adalah suatu penyakit ber jangkit. Campak atau rubeola adalah suatu in)eksi
virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis dan ruam kulit .
3
Campak ialah penyakit in)eksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu: a.
stadium kataral, b. stadium erupsi dan c. stadium konvalesensi .
;
Campak adalah suatu penyakit akut menular, ditandai oleh tiga stadium :
5
1. tadium kataral
5i tandai dengan enantem % bercak koplik& pada mukosa bukal dan )ar ing, demam ringan sampai
sedang, konjungtivitis ringan, kory1a, dan batuk.
.. tadium erupsi

5itandai dengan ruam makuler yang muncul berturut+turut pada leher dan muka, tubuh, lengan
dan kaki dan disertai oleh demam tinggi.
3. tadium konvalesensi
5itandai dengan hilangnya ruam sesuai urutan munculnya ruam, dan terjadi hiperpigmentasi.
2.2 Eti#l#gi
Campak disebabkan oleh virus ,4A dari )amili parami<oviridae, genus (orbillivirus. elama
masa prodormal dan selama 9aktu singkat sesudah r uam tampak, virus ditemukan dalam sekresi
naso)aring, darah dan urin. =irus dapat akti) sekurang+kurangnya 3; jam dalam suhu kamar.
=irus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jar ingan ginjal kera rhesus.
!erubahan sitopatik, tampak dalam 5+10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi
intr anuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.
!enyebaran virus maksimal adalah melalui percikan ludah %droplet& dari mulut selama masa
prodormal %stadium kataral&. !enularan ter hadap pender ita r entan ser ing terjadi sebelum
diagnosis kasus aslinya. 7r ang yang terin)eksi menjadi menular pada har i ke -+10 sesudah
pemajanan, pada beberapa keadaan dapat menular kan hari ke *. 0indakan pencegahan dengan
melakukan isolasi terutama di r umah sakit atau institusi lain, harus dipertahankan dari hari ke *
sesudah pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul .
5
2.3 E$i%emi#l#gi
$erdasarkan hasil penyelidikan lapangan "#$ campak yang dilakukan ubdit urveilans dan
5aerah pada tahun 1--/+1---, kasus+kasus campak terjadi kar ena anak belum mendapat
imunisasi cukup tinggi, mencapai sekitar ;0>100 persen dan mayor itas adalah balita %?*0
persen&.
@r ekuensi "#$ campak pada tahun 1--;+1--- berdasarkan laporan seluruh provinsi se+
Indonesia ke ubdit urveilans, ber)luktuasi dan cenderung meningkat pada per iode 1--/>1---:
dar i 3. kejadian menjadi 58 kejadian. Angka )rekuensi itu sangat dipengaruhi intensitas laporan

dar i provinsi atau kabupaten6kota. 5aerah+daerah dengan sistern pencatatan dan pelaporan yang
cukup intensi) dan mempunyai kepedulian cukup tinggi terhadap pelaporan "#$, mempunyai
kontribusi besar terhadap kecender ungan meningkatnya )rekuensi "#$ campak di Indonesia,
seperti Aa9a $arat, 40$, Aambi, $engkulu dan Bogyakarta.
5ari sejumlah "#$ yang dilaporkan ke ubdit urveilans, diperkirakan "#$ campak
sesungguhnya terjadi jauh lebih banyak. Artinya, masih banyak "#$ campak yang tidak
terlaporkan dari daerah dengan berbagai kendala. 2alaupun )r ekuensi "#$ campak yang
dilaporkan itu mengalami peningkatan, tapi jumlah kasusnya cenderung menurun dengan rata+
rata kasus setiap "#$ selama 1--;>1---, yaitu sekitar 15>55 kasus pada setiap kejadian. $erarti
besarnya jumlah kasus setiap episode "#$ campak selama periode itu, rata+rata tidak lebih dar i
15 kasus.
5ari 1- lokasi "#$ campak yang diselidiki ubdit ur veilans, daerah dan mahasis9a @30!
%CD(& selama 1---, terlihat attack+rate pada "#$ campak dominan pada kelompok umur
balita. Angka pr oporsi penderita pada "#$ campak 1--/>1--- juga menunjukkan proporsi
terbesar pada kelompok umur 1>; tahun dan 5>- tahun bila dibandingkan kelompok umur lebih
tua %10>1; tahun& .
3
2.& Pat #"isi#l#gi
#esi campak terdapat di kulit, membran mukosa naso)ar ing, bronkus, dan saluran cerna dan pada
konjungtiva. 3ksudat serosa dan proli)erasi sel mononuklear dan beberapa sel polimor)onuklear
terjadi disekitar kapiler. Ada hiperplasi lim)onodi, terutama pada apendiks. !ada kulit, reaksi
terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan )olikel rambut. $ercak koplik pada mukosa bukal
pipi berhadapan dengan molar II terdir i dari eksudat serosa dan proli)erasi sel endotel serupa
dengan bercak pada lesi kulit. $ronkopneumonia dapat disebabkan oleh in)eksi bakter i sekunder.
!ada kasus ense)alomielitis yang mematikan, ter jadi demielinisasi pada daerah otak dan medulla
spinalis. !ada !3 %ubacute clerosing !anencephalitis& dapat terjadi degenerasi korteks dan
substansia alba .
5
Dambar.1. 3nantem pada palatum .
8

Dambar... ,uam kulit pada campak
8
2.' (ejala !linis
(asa inkubasi 10+ .0 hari dan kemudian timbul gejala+gejala yang dibagi dalam 3 stadium, yaitu:
1. tadium kataral % prodormal&.
tadium ini berlangsung selama ;+5 hari disertai gambaran klinis seperti demam, malaise, batuk,
)otopobia, konjungtivitis, dan cor y1a. (enjelang akhir dar i stadium kataral dan .; jam sebelum
timbul enantem, terdapat bercak koplik ber9ar na putih kelabu sebesar ujung jar um dan
dikelilingi oleh eritema. #okasinya di mukosa bukal yang berhadapan dengan molar ba9ah.
Dambaran darah tepi leukopeni dan lim)ositosis.
.. tadium erupsi
Cory1a dan batuk bertambah. 0imbul enantem atau titik merah di palatum durum dan palatum
mole. "adang > kadang terlihat bercak koplik. 0erjadi er item bentuk makulopapuler diser tai
naiknya suhu badan. 5iantara macula terdapat kulit yang nor mal. (ula+ mula eritema timbul
dibelakang telinga, bagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang ba9ah.
"adang+kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. ,asa gatal, muka bengkak. ,uam
mencapai anggota ba9ah pada hari ke 3, dan menghilang sesuai urutan terjadinya.
0erdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang.
edikit terdapat splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah.
=ariasi yang biasa terjadi adalah $lack (easless, yaitu morbili yang disertai dengan perdarahan
di kulit, mulut, hidung, dan traktus digestivus.
3. tadium konvalesensi
3r upsi berkur ang menimbulkan bekas yang ber9arna lebih tua atau hiperpigmentasi %gejala
patognomonik& yang lama kelamaan akan hilang sendiri. elain itu ditemukan pula kelainan kulit
bersisik. 'iper pigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbilli. !ada penyakit+

penyakit lain dengan eritema atau eksantema r uam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. uhu
menurun sampai normal kecuali bila ada komplikasi .
;
2.) Diagn#sis Ban%ing
5iagnosis banding penyakit campak yang perlu dipertimbangkan adalah campak jer man, in)eksi
enterovirus, eksantema subitum, meningokoksemia, demam skar lantina, penyakit riketsia dan
ruam kulit akibat obat, dapat dibedakan dengan r uam kulit pada penyakit campak.
1. Campak jer man.
!ada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daer ah suboksipital,
servikal bagian posterior, belakang telinga.
.. 3ksantema subitum.
!erbedaan dengan penyakit campak. ,uam akan timbul bila suhu badan menurun.
3. In)eksi enterovirus
,uam kulit cender ung kur ang jelas dibandingkan dengan campak. esuai dengan der ajat demam
dan ber at penyakitnya.
;. !enyakit ,iketsia
5isertai batuk tetapi ruam kulit yang timbul biasanya tidak mengenai 9ajah yang secara khas
terlihat pada penyakit campak.
5. (eningokoksemia
5isertai ruam kulit yang mir ip dengan campak, tetapi biasanya tidak dijumpai batuk dan
konjungtivits.

8. ,uam kulit akibat obat
,uam kulit tidak disertai dengan batuk dan umumnya r uam kulit timbul setelah ada r i9ayat
penyuntikan atau menelan obat.
*. 5emam skarlantina.
,uam kulit di)us dan makulopapuler halus, eritema yang menyatu dengan tekstur seper ti kulit
angsa secara jelas terdapat didaerah abdomen yang relati) mudah dibedakan dengan campak.
2.* Diagn#sis
5iagnosis dibuat dari gambaran klinis, selama stadium prodormal, sel raksasa multinuklear dapat
ditemukan pada apusan mukosa hidung. =irus dapat diisolasi pada biakan jaringan. Angka
leukosit cenderung rendah dengan lim)ositosis relati). !ungsi lumbal pada penderita dengan
ense)alitis campak biasanya menunjukkan kenaikan protein dan sedikit kenaikan lim)osit. "adar
glukosa nor mal. $ercak koplik dan hiperpigmentasi adalah patognomonis untuk rubeola6campak.
2.+ !#m$likasi
!ada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi alergi %uji
tuberkulin yang semula positi) berubah menjadi negati)& . "eadaan ini menyebabkan mudahnya
terjadi komplikasi sekunder seper ti:
1. $ronkopnemonia
$ronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak atau oleh pneumococcus, streptococcus,
staphylococcus. $ronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda,
anak dengan malnutrisi energi protein, pender ita penyakit menahun seperti tuberkulosis,
leukemia dan lain+lain. 7leh karena itu pada keadaan tertentu perlu dilakukan pencegahan.
.. "omplikasi neurologis
"ompilkasi neurologis pada morbili seperti hemiplegi, paraplegi, a)asia, gangguan mental,
neuritis optica dan ense)alitis.

3. 3ncephalitis morbili akut
3ncephalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka kematian rendah. Angka
kejadian ense)alitis setelah in)eksi mor bili ialah 1:1000 kasus, sedangkan ense)alitis setelah
vaksinasi dengan virus mor bili hidup adalah 1,18 tiap 1.000.000 dosis.
;. !3 % ubacute cleroting panencephalitis&
!3 yaitu suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan sara) pusat. 5itandai oleh gejala
yang terjadi secara tiba+tiba seperti kekacauan mental, dis)ungsi motorik, kejang, dan koma.
!erjalan klinis lambat, biasanya meninggal dalam 8 bulan sampai 3 tahun setelah timbul gejala
spontan. (eskipun demikian, remisi spontan masih dapat terjadi. $iasanya terjadi pada anak
yang menderita morbili sebelum usia . tahun. !3 timbul setelah * tahun terkena morbili,
sedang !3 setelah vaksinasi morbili terjadi 3 tahun kemudian.
!enyebab !3 tidak jelas tetapi ada bukti+bukti bah9a virus morbilli memegang peranan dalam
patogenesisnya. Anak menderita penyakit campak sebelum umur . tahun, sedangkan !3 bisa
timbul sampai * tahun kemudian !3 yang terjadi setelah vaksinasi campak didapatkan kira+
kira 3 tahun kemudian. "emungkinan mender ita !3 setelah vaksinasi morbili adalah 0,5+1,1
tiap 10.000.000, sedangkan setelah in)eksi campak sebesar 5,.+-,* tiap 10.000.000.
5. Immunosuppresive measles encephalopathy
5idapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita de)isiensi imunologik karena
keganasan atau karena pemakaian obat+obatan imunosupresi) .
;
2., Pr#gn#sis
!rognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis buruk bila keadaan
umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila ada komplikasi .
;
Angka kematian kasus di Amerika erikat telah menurun pada tahun+tahun ini sampai tingkat
rendah pada semua kelompok umur, terutama karena keadaan sosioekonomi membaik.

Campak bila dimasukkan pada populasi yang sangat r entan, akibatnya bencana. "ejadian
demikian di pulau @aroe pada tahun 1/;8 mengakibatkan kematian sekitar seperempat, hampir
.000 dari populasi total tanpa memandang umur .
5
2.1- Peng#.atan
imtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan
umum. 0indakan lain adalah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul .
;
5iberikan sedati), antipiretik untuk demam tinggi, tirah baring dan masukan cairan yang cukup.
!enderita harus dilindungi dari kontak dengan cahaya yang kuat selama masa )oto)obia. Adanya
komplikasi seperti ense)alitis, !3, bronkopneumonia pada setiap kasus harus dinilai secara
individual .
5
2.11 Pen/egahan
1. Imunisasi akti).
Imunisasi campak a9al dapat diberikan pada usia 1.+15 bulan tetapi mungkin diber ikan lebih
a9al pada daerah dimana penyakit terjadi %endemik&. Imunisasi akti) dilakukan dengan
menggunakan strain ch9ar1 dan (oraten. =aksin tersebut diberikan secara subcutan dan
menyebabkan imunitas yang ber langsung lama. 5ianjurkan untuk memberikan vaksin morbili
tersebut pada anak ber umur 10 > 15 bulan karena sebelum umur 10 bulan diperkirakan anak
tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dar i ibu. Akan tetapi
dianjurkan pula agar anak yang tinggal di daerah endemis mor bili dan terdapat banyak
tuberkulosis diberikan vansinasi pada umur 8 bulan dan revaksinasi pada umur 15 bulan. 5i
Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksin mor bili pada anak berumur - bulan ke
atas.
=aksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang aler gi terhadap telur. 'anya saja
pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai . minggu sembuh. =aksin ini juga dapat diberikan
pada penderita tuberkulosis akti) yang sedang mendapat tuberkulosita. Akan tetapi vaksin ini

tidak boleh diberikan pada 9anita hamil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita
leukemia dan anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresi) .
;
.. Imunisasi pasi).
Imunisasi pasi) dengan kumpulan ser um orang de9asa, kumpulan serum konvalesens, globulin
plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah e)ekti) untuk pencegahan dan pelemahan
campak. Campak dapat dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis 0,.5
m#6kg diber ikan secara intramuskuler dalam 5 har i sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera
mungkin. !roteksi sempurna ter indikasi untuk bayi, anak dengan penyakit kronis dan untuk
kontak dibangsal r umah sakit anak .
5
3. Isolasi
!enderita rentan menghindar i kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam
kurun 9aktu .0+30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama .0+30 hari
guna menghindar i penularan lingkungan sekitar.

BAB III
PENUTUP
3.1 !esim$ulan
1. Campak ialah penyakit in)eksi virus akut, menular, secara epidemiologi penyebab utama
kematian terbesar pada anak.
.. (enurut etiologinya campak disebabkan oleh virus ,4A dari )amili parami<ovir idae,
genus (orbillivirus, yang ditularkan secar a droplet.
3. Dejala klinis campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan
stadium konvalesensi.
;. 5iagnosis ditegakkan dari gambaran klinis, pemeriksaan labor atorium dan pemeriksaan
penunjang.
5. "omplikasi dari morbili adalah bronkopneumonia, ense)alitis mor bili akut, komplikasi
neurologis, !3 dan immunosuppresive measles encephalopathy.
8. !rognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis buruk bila
keadaan umum buruk.
*. !engobatan yang dilakukan hanya terapi simptomatik.
/. !encegahan morbili dapat dilakukan dengan imunisasi akti), imunisasi pasi) dan isolasi.

DA0TA1 PUTA!A
1. $urnett (., .00*. Measles, Rubeola . http:66999.e+emedicine.com.
.. ilalahi #evi, .00;. Campak. http:66999.tempointerakti).com
3. 5epkes, ,.I., .00;. Campak di I ndonesia. http:66999.penyakitmenular . in)o.
;. 'assan, et al. 1-/5. Ilmu Kesehatan Anak . Aakarta. In)omedika.
5. (aldonado, B. .00.. Ilmu Kesehatan Anak . Aakarta. 3DC.
8. Anonim, .00/. Measles. http:66dermnetn1.org6viral6morbilli.html.

You might also like