You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cedera kepala atau yang disebut dengan trauma kapitis adalah ruda paksa
tumpul/tajam pada kepala atau wajah yang berakibat disfungsi cerebral sementara.
Merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok
usia produktif, dan sebagian besar karena kecelakaan lalu lintas. Hal ini
diakibatkan karena mobilitas yang tinggi di kalangan usia produktif sedangkan
kesadaran untuk menjaga keselamatan di jalan masih rendah, disamping
penanganan pertama yang belum benar-benar, serta rujukan yang terlambat.
Di ndonesia kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan
mencapai !"".""" kasus. Dari jumlah di atas, #"$ penderita meninggal sebelum
tiba di rumah sakit. Dari pasien yang sampai di rumah sakit , %"$ dikelompokan
sebagai cedera kepala ringan, #"$ termasuk cedera sedang, dan #"$ termasuk
cedera kepala berat.
Cedera kepala merupakan keadaan yang serius, sehingga diharapkan para
dokter mempunyai pengetahuan praktis untuk melakukan pertolongan pertama
pada penderita. &indakan pemberian oksigen yang adekuat dan mempertahankan
tekanan darah yang cukup untuk perfusi otak dan menghindarkan terjadinya
cedera otak sekunder merupakan pokok-pokok tindakan yang sangat penting
untuk keberhasilan kesembuhan penderita. 'ebagai tindakan selanjutnya yang
penting setelah primary sur(ey adalah identifikasi adanya lesi masa yang
memerlukan tindakan pembedahan, dan yang terbaik adalah pemeriksaan dengan
C& scan kepala.
)ada penderita dengan cedera kepala ringan dan sedang hanya *$ -!$
yang memerlukan tindakan operasi kurang lebih +"$ dan sisanya dirawat secara
konser(atif. )ragnosis pasien cedera kepala akan lebih baik bila penatalaksanaan
dilakukan secara tepat dan cepat. ,dapun pembagian trauma kapitis adalah-
1
Simple head injury, Commutio cerebri,
Contusio cerebri, Laceratio cerebri, Basis
cranii fracture.
Simple head injury dan Commutio
cerebri sekarang digolongkan sebagai
cedera kepala ringan, sedangkan Contusio
cerebri dan Laceratio cerebri digolongkan
sebagai cedera kepala berat.
)ada penderita korban cedera kepala, yang harus diperhatikan adalah
pernafasan, peredaran darah dan kesadaran, sedangkan tindakan resusitasi,
anamnesa dan pemeriksaan fisik umum dan neurologist harus dilakukan secara
serentak. &ingkat keparahan cedera kepala harus segera ditentukan pada saat
pasien tiba di rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
.agaimana etiologi, klasifikasi, patogenesis, patologi kelainan dan
penatalaksanaan cedera kepala, epidural hematom, dan perdarahan sub
arachnoid/
1.3 Tujuan
Mengetahui etiologi, klasifikasi, patogenesis, patologi kelainan dan
penatalaksanaan cedera kepala, epidural hematom, dan perdarahan sub arachnoid.
1. Man!aat
Menambah wawasan mengenai penyakit bedah syaraf khususnya cedera
kepala, epidural hematom, dan perdarahan sub arachnoid serta sebagai proses
pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan klinik bagian
ilmu penyakit bedah syaraf.
2
BAB II
"TATU" PENDERITA
2.1 IDENTITA" PENDERITA
0ama - 0y. M
1mur - 2" tahun
3enis kelamin - )erempuan
)ekerjaan - 4&
,gama - slam
,lamat - 'umber )ucung
'tatus perkawinan - Menikah
'uku - 3awa
&anggal M4' - ## ,pril 5"#+
&anggal periksa - ## ,pril 5"#+
0o. 4eg - #%6+67
2.2 ANAMNE"A
#. 8eluhan 1tama - 8esadaran menurun setelah kecelakaan lalu lintas
5. 4iwayat )enyakit 'ekarang -
)asien datang ke 9D 4'1D 8anjuruhan 8epanjen dengan
keluhan kesadaran menurun setelah mengalami kecelakaan lalu lintas
pada hari jumat tanggal ## ,pri 5"#+ sekitar pukul #*."" :..
Menurut keluarga pasien, saat itu pasien sedang dibonceng sepeda
motor oleh adiknya dengan tujuan 8esamben, saat hampir sampai
tempat tujuan, sepeda motor yang ditumpangi pasien tiba-tiba oleng
3
karena bannya bocor sehingga pasien terjatuh ke aspal. )asien terjatuh
dengan posisi bagian tubuh sebelah kanan terlebih dahulu dan kepala
bagian belakang membentur aspal hingga helm yang digunakan pasien
pecah. 'esaat setelah kejadian, pasien masih sadar dan mampu
berkomunikasi dengan anaknya lewat telepon, pasien muntah 5;, dan
mengeluh pusing. 8emudian pasien dibawa ke 9D 4' :lingi,
sesampai di sana pasien hanya diberi perawatan luka dan oksigen
sekitar setengah jam, lalu oleh atas kemauan keluarga, pasien dirujuk
ke 9D 4'1D 8anjuruhan 8epanjen, selain itu pasien mengalami
luka lecet pada kelopak bagian atas mata kanan dan bahu kanan, luka
memar pada mata kanan, kepala bagian kanan belakang serta bahu
kanan.
*. 4iwayat )enyakit Dahulu -
4iwayat trauma - tidak ditemukan
4iwayat operasi - tidak ditemukan
Diabetes Mellitus - -
Hipertensi - disangkal
,lergi - disangkal
+. 4iwayat )engobatan -
)asien tidak sedang mengkonsumsi obat<obatan apapun sebelumnya.
!. 4iwayat )enyakit 8eluarga -
&rauma - disangkal
=perasi - disangkal
Diabetes Mellitus - disangkal
Hipertensi - disangkal
,sma - disangkal
2.3 PEMERI#"AAN $I"I# %1&''2(1)
1) "tatus Interna "*ngkat
&ensi - #*"/%" mmHg
'uhu - *2
"
C
4
0adi - 65 ;/menit
44 - #% ;/menit
2) "tatus Neur+l+g*k
8esadaran - 9C' 5-*-!
4eflek fisiologis - tidak die(aluasi
4efleks )atologis - tidak die(aluasi
3) "tatus ,eneral*s
#e-ala
.entuk mesocephal, rambut tidak mudah dicabut, luka robek sudah
dijahit panjang > # cm, hematom ? * cm.
Mata
Conjuncti(a anemis @-/-A, sklera ikterik @-/-A, hematom palpebra @B/-A,
Tel*nga
.entuk normotia, sekret @-A, pendengaran berkurang @-A.
H*.ung
0afas cuping hidung @-A, sekret @-A, epistaksis @-A, fraktur os nasal @-A
Mulut .an tengg+r+kan
.ibir luka @-A, perdarahan @-A,
Leher
3C) tidak meningkat, trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid @-A.
Paru
'uara nafas (esikuler, ronchi @-/-A, wheeDing @-/-A.
/antung
,uskultasi - bunyi jantung dan regular, murmur @-A, gallop @-A.
A0.+men
nspeksi - perut tampak mendatar, tidak tampak adanya massa
)alpasi - 'upel @BA, 0yeri tekan @-A
)erkusi - timpani
,uskultasi - bising usus @BA normal
5
2. PEMERI#"AAN PENUN/AN,
Eoto )olos 'kull ,) dan lateral tanggal ## ,pril 5"#+
C&-'can 8epala tanggal #5 ,pril 5"#+
#E"AN
FDH B ',H B Eraktur =ksipital
6
)emeriksaan Gaboratorium @!-5-#5A
2.1 RE"UME
:anita 2" th, datang dengan keluhan kesadaran menurun setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas. 'esaat setelah kejadian, pasien
masih sadar dan mampu berkomunikasi dengan anaknya lewat
telepon, muntah @BA 5;, pusing @BA, luka lecet pada kelopak bagian
atas mata kanan dan bahu kanan, luka memar pada mata kanan, kepala
bagian kanan belakang serta bahu kanan. 4iwayat DM @BA. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan &D - #*"/%"mmHg, suhu - *2
"
C, nadi -
7
65 ;/menit, 44 - #% ;/menit, 9C' 5-*-!. Hematom palpebra superior
okuli de;tra @BA, hematom di parietal de;tra @BA ? !cm. )emeriksaan
penunjang C& scan dan 4ontgen kepala polos tanggal ## april 5"#+
memberi kesan- FDH B ',H B Eraktur =ksipital
2.& 23R#IN, DIA,N3"A
Cedera kepala sedang B FDH B ',H B Eraktur oksipital
2.4 DI$$ERENTIAL DIA,N3"I"
'DH
2.5 PLANNIN, DIA,N3"A
#. Gab DG, C&, .&, H.s ,g
5. C& 'can
2.6 PLANNIN, TERAPI
a. 0on-operatif
#. Medikamentosa
=5 + liter/menit
0' #!""cc/ hr
Cefota;im 5 ; #gram
)iracetam * ; * gram
4anitidin 5 ; !" gram
0o(aldo * ; # gram
5. 0on Medikamentosa
)asang DC
M4' C1
b. =peratif
&repanasi
Craniotomi FDH
8
Cranioplasty
BAB III
TIN/AUAN PU"TA#A
3.1 De!*n*s* 7e.era #e-ala
Cedera kepala merupakan keadaan pasien yang mengalami riwayat
benturan di kepala atau adanya luka di kulit kepala atau menunjukkan perubahan
kesadaran setelah cedera tertentu @3ennett dan MacMillan, #6%#A. Menurut Brain
Injury Assosiation of America cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala,
bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah
kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi
fisik. Menurut Da(id , =lson dalam artikelnya cedera kepala didefenisikan
sebagai beberapa perubahan pada mental dan fungsi fisik yang disebabkan oleh
suatu benturan keras pada kepala.
3.2 Et*+l+g*
)enyebab cedera kepala antara lain -
8ecelakaan sepeda motor
3atuh
)ukulan keras
Guka tembakan.
9
3.3 #las*!*kas*
'ecara umum cedera kepala diklasifikasikan berdasarkan tiga hal, yaitu-
#. .erdasarkan mekanisme terbagi atas 5-
H Static loading
H Dynamic loading- @aA Gesi impact dan @bA Gesi akselerasi-deselerasi
Static loading
9aya langsung bekerja pada kepala, lamanya gaya yang bekerja lambat, lebih
dari 5"" milidetik, mekanisme static loading ini jarang terjadi, tetapi kerusakan
yang dihasilkan sangat berat mulai dari cidera pada kulit kepala sampai kerusakan
tulang kepala, jaringan otak dan pembuluh darah otak.
Dynamic loading
9aya mengenai kepala terjadi secara cepat @kurang dari !" milidetikA, gaya
yang bekerja pada kepala dapat secara langsung @Impact injuryA ataupun gaya
tersebut bekerja tidak langsung @Accelerated-decelerated injuryA, mekanisme
cidera kepala dynamic loading ini paling sering terjadi.
Impact injury
9aya langsung bekerja pada kepala, gaya yang terjadi akan diteruskan kesegala
arah, jika mengenai jaringan lunak akan diserap sebagian dan sebagian yang lain
akan diteruskan sedangkan jika mengenai jaringan yang keras akan dipantulkan
kembali. 9aya impact ini dapat juga menyebabkan lesi akselerasi-deselerasi.
,kibat dari impact injury akan menimbulkan lesi-
Cidera pada kulit kepala @'C,G)A- Culnus apertum, F;coriasi, Hematom
Cidera pada tulang atap kepala- Eraktur linier, Eraktur diastase, Eraktur
steallete, Eraktur depresi
Eraktur basis kranii.
Hematom intrakranial- Hematom epidural, Hematom subdural, Hematom
intraserebral, Hematom intra(entrikular
8ontusio serebri- Contra coup kontusio, Coup kontusio
Gaserasi serebri
Gesi diffuse- 8omosio serebri, Diffuse axonal injury@D,A
10
Lesi akselerasi deselerasi
9aya tidak langsung bekerja pada kepala tetapi mengenai bagian tubuh yang
lain tetapi kepala tetap ikut terkena gaya. =leh karena adanya perbedaan densitas
antara tulang kepala dengan densitas yang tinggi dan jaringan otak dengan
densitas yang lebih rendah, maka jika terjadi gaya tidak langsung maka tulang
kepala akan bergerak lebih dahulu sedangkan jaringan otak dan isinya tetap
berhenti, sehingga pada saat tulang kepala berhenti bergerak maka jaringan otak
mulai bergerak dan oleh karena pada dasar tengkorak terdapat tonjolan-tonjolan
maka akan terjadi gesekan antara jaringan otak dan tonjolan tulang kepala tersebut
akibatnya terjadi lesi intrakranial berupa-
Hematom subdural
Hematom intraserebral
Hematom intra(entrikel
Contra coup kontusio
'elain itu gaya akselerasi dan deselerasi akan menyebabkan gaya tarikan
ataupun robekan yang menyebabkan lesi diffuse berupa-
8omosio serebri
Diffuse axonal injury
5. .erdasarkan morfologi
Eraktur kranium
Eraktur kranium dapat terjadi pada atap atau dasar tengkorak, dan dapat
terbentuk garis atau bintang dan dapat pula terbuka atau tertutup. Eraktur dasar
tengkorak biasanya merupakan pemeriksaan C& 'can untuk memperjelas garis
frakturnya. ,danya tanda-tanda klinis fraktur dasar tengkorak menjadikan
petunjuk kecurigaan untuk melakukan pemeriksaan lebih rinci.
&anda-tanda tersebut antara lain -
-Fkimosis periorbital @ !accoon eye signA
-Fkimosis retro aurikuler @Battle"sign A
-8ebocoran C'' @ rhonorrea, ottorheaA dan
11
-)arese ner(us facialis @ 0 C A

'ebagai patokan umum bila terdapat fraktur tulang yang menekan ke dalam,
lebih tebal dari tulang kal(aria, biasanya memeerlukan tindakan pembedahan.
H Gesi ntrakranial
Gesi ini diklasifikasikan dalam lesi local dan lesi difus, walaupun kedua jenis
lesi sering terjadi bersamaan. &ermasuk lesi lokal I
- )erdarahan Fpidural
- )erdarahan 'ubdural
- 8ontusio @perdarahan intra cerebralA
Cedera otak difus umumnya menunjukkan gambaran C& 'can yang normal,
namun keadaan klinis neurologis penderita sangat buruk bahkan dapat dalam
keadaan koma. .erdasarkan pada dalamnya koma dan lamanya koma, maka
cedera otak difus dikelompokkan menurut kontusio ringan, kontusio klasik, dan
Cedera ,ksona Difus @C,DA.
)erdarahan Fpidural
Hematoma epidural terletak diantara dura dan cal(aria. 1mumnya terjadi pada
regon temporal atau temporopariental akibat pecahnya arteri meningea media
@'udiharto #66%A. Manifestasi klinik berupa gangguan kesadaran sebentar dan
dengan bekas gejala @inter(al lucidA beberapa jam. 8eadaan ini disusul oleh
gangguan kesadaran progresif disertai kelainan neurologist unilateral. 8emudian
gejala neurology timbul secara progresif berupa pupil anisokor, hemiparese, papil
edema dan gejala herniasi transcentorial.
12
)erdarahan epidural difossa posterior dengan perdarahan berasal dari sinus
lateral, jika terjadi dioksiput akan menimbulkan gangguan kesadaran, nyeri
kepala, muntah ataksia serebral dan paresis ner(i kranialis. Cirri perdarahan
epidural berbentuk bikon(eks atau menyerupai lensa cembung
)erdarahan subdural
)erdarahan subdural lebih sering terjadi daripada perdarahan epidural @kira-
kira *" $ dari cedera kepala beratA. )erdarahan ini sering terjadi akibat robeknya
(ena-(ena jembatan yang terletak antara kortek cerebri dan sinus (enous tempat
(ena tadi bermuara, namun dapat terjadi juga akibat laserasi pembuluh arteri pada
permukaan otak. )erdarahan subdural biasanya menutupi seluruh permukaan
hemisfer otak dan kerusakan otak dibawahnya lebih berat dan prognosisnya jauh
lebih buruk daripada perdarahan epidural.
8ontusio dan perdarahan intracerebral
13
8ontusio cerebral sangat sering terjadi di frontal dan lobus temporal, walau
terjadi juga pada setiap bagian otak, termasuk batang otak dan cerebellum.
8ontusio cerebri dapat saja terjadi dalam waktu beberapa hari atau jam
mengalami e(olusi membentuk perdarahan intracerebral. ,pabila lesi meluas dan
terjadi penyimpangan neurologist lebih lanjut
Cedera Difus
Cedera otak difus merupakan kelanjutan kerusakan otak akibat akselerasi dan
deselerasi, dan ini merupakan bentuk yang lebih sering terjadi pada cedera kepala.
8omosio Cerebro ringan akibat cedera dimana kesadaran tetap tidak terganggu,
namun terjadi disfungsi neurologist yang bersifat sementara dalam berbagai
derajat. Cedera ini sering terjadi, namun karena ringan sering kali tidak
diperhatikan, bentuk yang paling ringan dari kontusio ini adalah keadaan bingung
dan disorientasi tanpa amnesia retrograd, amnesia integrad @ keadaan amnesia
pada peristiwa sebelum dan sesudah cederaA 8omusio cedera klasik adalah cedera
yang mengakibatkan menurunya atau hilangnya kesadaran. 8eadaan ini selalu
disertai dengan amnesia pasca trauma dan lamanya amnesia ini merupakan ukuran
beratnya cedera. Hilangnya kesadaran biasanya berlangsung beberapa waktu
lamanya dan re(ersible. Dalam definisi klasik penderita ini akan sadar kembali
dalam waktu kurang dari 2 jam. .anyak penderita dengan komosio cerebri klasik
pulih kembali tanpa cacat neurologist, namun pada beberapa penderita dapat
timbul deficit neurogis untuk beberapa waktu. Defisit neurologist itu misalnya -
kesulitan mengingat, pusing ,mual, amnesia dan depresi serta gejala lainnya.
9ejala-gejala ini dikenal sebagai sindroma pasca komosio yang dapat cukup berat.
14
Cedera ,ksonal difus @ Diffuse ,;onal njuri,D,A adalah dimana penderita
mengalami coma pasca cedera yang berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh
suatu lesi masa atau serangan iskemi. .iasanya penderita dalam keadaan koma
yang dalam dan tetap koma selama beberapa waktu, penderita sering
menunjukkan gejala dekortikasi atau deserebasi dan bila pulih sering tetap dalam
keadaan cacat berat, itupun bila bertahan hidup. )enderita sering menunjukkan
gejala disfungsi otonom seperti hipotensi, hiperhidrosis dan hiperpireksia dan dulu
diduga akibat cedera batang otak primer.
*. .erdasarkan tingkat keparahan
&ingkat kesadaran yang diukur dengan #lasgo$ Coma Scale @9C'A telah
digunakan untuk mengklasifikasikan derajat keparahan cedera kepala yang tersaji
dalam tabel berikut-
T*ngkat ke-arahan 8e.era ke-ala ,7" s8+re
4ingan #*-#!
'edang 6-#5
.erat % atau kurang
3.Pat+!*s*+l+g*
Cedera primer
Guka primer termasuk transfer eksternal dari energi kinetik ke berbagai komponen
stukrtur otak @misal neuron, sinaps saraf, sel glial, akson, dan pembuluh darah
cerebralA. Desakan Dat biokimia bertanggung jawab terhadap luka otak primer
dapat diklasifikasikan secara umum sebagai concussi(e/compressi(e @misal
pukulan benda tumpul, luka penetrasi peluruA dan akselerasi/deselerasi @misal
pergerakan otak akibat kecelakaan bermotorA. Guka primer terkategori selanjutnya
sebagai fokal @misal luka memar, hematomaA atau difusse.
15
Cedera sekunder
'uatu rangkaian patofisiologi yang kompleks dipercepat oleh cedera otak primer
dapat mengganggu secara serius terhadap keseimbangan antara kebutuhan dan
supply oksigen di C0'. Hipotensi selama periode awal pasca trauma merupakan
penyumbang utama terhadap ketidakseimbangan yang terjadi dan faktor yang
menentukan outcome. Hasil akhir dari ketidakseimbangan ini dapat menimbulkan
iskemia cerebral, yang merupakan kunci patofisiologi pemicu luka sekunder.
.agan berikut merupakan skema sederhana dari proses luka sekunder dan
hubungan timbal baliknya.
3.1 ,am0aran #l*n*s
1mum- derajat kesadaran dalam rentang bangun sampai tidak berespon
sama sekali
9ejala - amnesia pasca trauma @lebih dari # jamA, pusing yang bertambah,
sakit kepala sedang sampai berat, kelemahan anggota badan, atau
paresthesia mungkin mengindikasikan cedera yang lebih berat
&anda - C'E otorrhea atau rhinorhea dan kejang mungkin
mengindikasikan cedera yang lebih berat. 8emunduran status mental yang
cepat sangat menandakan adanya lesi yang meluas dalam tengkorak
&es laboratorium - ,.9
s
@,rterial .lood 9asA mengindikasikan hipoksia
@penurunan )a=
5
A atau hypercapnia yang menandakan gangguan
(entilasi/pernafasan
&es diagnosa lain - C& scan kepala merupakan alat diagnosa yang penting
untuk mendeteksi adanya massa lesi
,ejala #l*n*s Trauma #e-ala
Menurut 4eissner @5""6A, gejala klinis trauma kepala adalah seperti berikut-
Tan.a'tan.a kl*n*s 9ang .a-at mem0antu men.*agn+sa a.alah:
a. .attle sign @warna biru atau ekhimosis dibelakang telinga di atas os mastoidA
b. Hemotipanum @perdarahan di daerah menbran timpani telingaA
c. )eriorbital ecchymosis @mata warna hitam tanpa trauma langsungA
d. 4hinorrhoe @cairan serobrospinal keluar dari hidungA
16
e. =torrhoe @cairan serobrospinal keluar dari telingaA
Tan.a'tan.a atau gejala kl*n*s untuk 9ang trauma ke-ala r*ngan;
a. )asien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat kemudian
sembuh.
b. 'akit kepala yang menetap atau berkepanjangan.
c. Mual atau dan muntah.
d. 9angguan tidur dan nafsu makan yang menurun.
e. )erubahan keperibadian diri.
f. Getargik.
Tan.a'tan.a atau gejala kl*n*s untuk 9ang trauma ke-ala 0erat;
a. 'imptom atau tanda-tanda cardinal yang menunjukkan peningkatan di otak
menurun atau meningkat.
b. )erubahan ukuran pupil @anisokoriaA.
c. &riad Cushing @denyut jantung menurun, hipertensi, depresi pernafasanA.
d. ,pabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan atau posisi
abnormal ekstrimitas.
3.& D*agn+sa
8riteria diagnosa-
4iwayat trauma kapitis
'akit kepala/pusing, muntah, tidak sadar, amnesia, kesadaran menurun
Defisit neurologis fokal-
o Gateralisasi- pupil anisokor, refleks cahaya
menurun/hemiparesis/plegi, dll
o 8ejang
9radasi cedera kepala-
o &ingkat - sadar penuh @dapat disertai sakit kepala, muntah, atau
amnesiaA
o &ingkat - tidak sadar tetapi masih dapat melaksanakan perintah
sederhana, atau sadar penuh tetapi terdapat defisit neurologis
o &ingkat - tidak sadar dan tidak dapat melaksanakan perintah
sederhana
17
o &ingkat C- mati otak
)emeriksaan penunjang-
4ontgen tengkorakI C& scanI M4I FF9
3.4 Penatalaksanaan
#. Melancarkan jalan nafas @airwayA, menjaga pernafasan dan (entilasi
@breathingA dan peredaran darah @circulationA selama periode awal
resusitasi dan e(aluasi
5. Menjaga keseimbangan antara CD =
5
@cerebral o;ygen deli(eryA dan CM
=
5
@cerebral o;ygen consumptionA
*. Mencegah kejadian cedera neuronal sekunder
+. Mencegah dan atau mengobati komplikasi medis yang berhubungan
Penatalaksanaan tera-*
)enatalaksanaan terapi untuk pasien yang tidak sadar @'tandar )elayanan Medik,
5""6A-
#. 'uportif ,.C
a. , airway @jalan nafasA
b. . breathing @pernafasanA
c. C circulation @sirkulasi/peredaran darahA
i. Mengatasi syok hipo(olemik
ii. nfus dengan cairan kristaloid -
4inger laktat
0aCl ",6$I D!$I ",+! saline
nfus dengan cairan koloid
&ransfusi darah
5. )engendalian peningkatan tekanan intrakranial
a. Manitol ",!-# gr/kg.., diberikan dalam waktu 5" menit diulangi
tiap +-2 jam
b. Eurosemid #-5 mg/kg..
c. Hiper(entilasi dengan mempertahankan )aC=
5
5!-*" mmHg
18
*. 8oreksi gangguan elektrolit asam basa
+. ,ntikon(ulsan bila perlu
!. ,ntibiotik profilaksis
2. 0utrisi
7. =perasi Cedera 8epala
Hasil segera yang ingin dicapai dari operasi adalah kembalinya pergeseran
garis tengah, kembalinya tekanan intrakranial ke dalam batas normal, kontrol
pendarahan dan mencegah perdarahan ulang.
lndikasi operasi pada cedera kepala harus mempertimbangkan hal di
bawah ini -
H 'tatus neurologis
H 'tatus radiologis
H )engukuran tekanan intrakranial
'ecara umum indikasi operasi pada hematoma intrakranial -
H Massa hematoma kira-kira +" cc
H Masa dengan pergeseran garis tengah lebih dari ! mm
H FDH dan 'DH ketebalan lebih dari ! mm dan pergeseran garis tengah
dengan 9C' % atau kurang.
H 8ontusio cerebri dengan diameter 5 cm dengan efek massa yang jelas atau
pergeseran garis tengat lebih dari ! mm.
H )asien < pasien yang menurun kesadarannya dikemudian waktu disertai
berkembangnya
H tanda-tanda lokal dan peningkatan tekanan intraknial lebih dari 5! mm Hg.
lndikasi Burr hole eksplorasi dilakukan bila pemeriksaan C& 'can tidak
memungkinkan dan didapat -
H Dilatasi pupil ipsilateral
H Hemiparese kontralateral
H Gucid inter(al/penurunan 9C' tiba-tiba
19
=perasi Cedera 8epala
'egera yang ingin dicapai dari operasi adalah kembalinya pergeseran garis
tengah, kembalinya tekanan intrakanial ke dalam batas normal, kontrol
pendarahan dan mencegah pendarahan ulang.
ndikasi operasi pada cedera kepala harus mempertimbangkan hal di
bawah ini -
H 'tatus neurologis
H 'tatus radiologis
H )engukuran tekanan intrakranial
'ecara umum indikasi operasi pada hematoma intrakranial -
H Massa hematoma kira-kira +" cc
H Massa dengan pergeseran garis tengah lebih dari ! mm
H FD dan 'DH ketebalan lebih dari ! mm dan pergeseran .aris tengah
dengan 9C' % atau kurang.
H 8onstusio cerebri dengan diameter 5 cm dengan efek massa yang jelas
atau pergeseran garis tengah lebih dari ! mm.
H )asien-pasien yang menurun kesadarannya dikemudian waktu disertai
berkembangnya tanda-tanda lokal dan peningkatan tekanan intraknial lebih
dari 5! mm Hg.
ndikasi .:& hole eksplorasi dilakukan bila pemeriksaan C& 'can tidak
memungkinkan dan didapat -
H Dilatasi pupil ipsilateral
H Hemiparese kontralateral
H Gucid inter(al/penurunan 9C' tiba-tiba.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 kes*m-ulan
Cedera kepala merupakan keadaan pasien yang mengalami riwayat
benturan di kepala atau adanya luka di kulit kepala atau menunjukkan perubahan
kesadaran setelah cedera tertentu @3ennett dan MacMillan, #6%#A. Menurut Brain
Injury Assosiation of America cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala,
bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah
kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi
fisik. Hematoma epidural terletak diantara dura dan cal(aria. 1mumnya terjadi
pada regon temporal atau temporopariental akibat pecahnya arteri meningea
media @'udiharto #66%A. Manifestasi klinik berupa gangguan kesadaran sebentar
dan dengan bekas gejala @inter(al lucidA beberapa jam. 8eadaan ini disusul oleh
gangguan kesadaran progresif disertai kelainan neurologist unilateral. 8emudian
21
gejala neurology timbul secara progresif berupa pupil anisokor, hemiparese, papil
edema dan gejala herniasi transcentorial.
DA$TAR PU"TA#A
Dwliel E.8elly.Curtis.D.Donald )..ecker- #662 9eneral principles of head injury
management dalam 0arayan 4aj.8, 3ames F. :ilberger 3r, 3hon.)o(lishock
@edAI 0euro trauma
Daniel E.8elly,D.G.0ikos,D.)..ecker- #662, Diagnosis and treatmen of moderate
and se(ere head injuries @edA neurological surgery, )hiladelphia, 1',,
:...'auders and co.
9.M.&easdale, '.9albrath- #6%6, head injuries, 4ob J 'mithKs @edA =perati(e
surgery,Gondon.
0arayan. 8. 4aj- #66+, closed head injuries, 'etti. '.4engachary, 4obert H.
:ilkins @edA principles of neurosurgery, Minnesota, 1',, :orld
)ublishing.
3ennet .ryan- #667I =utcome after se(ere head injury, )eter 4eilly, 4oss .ullock
@edAhead injury, Gondon, 18, Chapman and Hall.
22
8rauss E.3ess- #66*I Fpidemology of head injury, Cooper 4.)aul @edA head injury,
.altimore, 1',, :illiam J :ilkins.
Mark '.9reenbergI #66+I handbook of neurosurgery, 9reenberg graphics inc.
23

You might also like