You are on page 1of 15

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa sawit


Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.L) termasuk tumbuhan kelas
Angiospermae, ordo Palmales, famili Arecaceae dan genus laeis. Tanaman ini
berasal dari Afrika !arat. "eskipun demikian, ada #ang mengatakan bahwa tanaman
kelapa sawit berasal dari Amerika $elatan #aitu !rasil karena lebih ban#ak ditemukan
spesies kelapa sawit di hutan !rasil dibanding dengan Afrika (%au&i et al., '(()).
Pada ken#ataann#a, tanaman kelapa sawit *ustru hidup subur di luar daerah asaln#a,
seperti +ndonesia, "ala#sia, Thailand dan Papua ,ugini, bahkan mampu memberikan
hasil produksi per hektar #ang lebih tinggi. -elapa sawit dapat tumbuh baik di
daerah tropika basah antara .'
o
L/0.'
o
L$ pada suhu optimum sekitar ')
o
0'1
o
2
dengan curah hu*an rata0rata '(((0'3(( mm4tahun (%au&i et al., '((').
!erdasarkan ketebalan tempurung kelapa sawit dikelompokkan men*adi tiga
*enis, #aitu 5ura, Pisifera, dan Tenera. Perbedaan ketebalan daging buah ini
men#ebabkan perbedaan *umlah rendemen min#ak sawit #ang dikandungn#a.
6endemen min#ak #ang paling tinggi terdapat pada Tenera #aitu mencapai '17,
(Anonim, '((8), sedangkan pada 9arietas 5ura han#a .:0.1 7 ( %au&i et al.,'(()).
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, #aitu batangn#a tidak
mempun#ai kambium dan umum#a tidak bercabang. !atang kelapa sawit berbentuk
silinder dengan diameter )30:( cm. Tanaman #ang masih muda, batangn#a tidak
terlihat karena terlindung oleh pelepah daun, tinggi batang bertambah ;3083
Universitas Sumatera Utara
cm4tahun, tapi *ika kondisi lingkungan #ang sesuai maka pertambahan tinggi batang
dapat mencapai .(( cm per tahun dan tinggi maksimum #ang ditanam di perkebunan
adalah .30.1 meter. Akar tanaman kelapa sawit berbentuk serabut, tidak berbuku,
u*ungn#a runcing dan berwarna putih atau kekuningan. Perakaran kelapa sawit
sangat kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer,
sekunder, tertier dan kuarter. $istem perakaran paling ban#ak ditemukan pada
kedalaman ( sampai '( cm, #aitu pada lapisan olah tanah (top soil). 5aun kelapa
sawit membentuk susunan daun ma*emuk, bersirip genap dan bertulang se*a*ar serta
membentuk satu pelepah #ang pan*angn#a mencapai 8.30< meter. Jumlah anak daun
pada setiap pelepah berkisar antara '3( sampai )(( helai.
-elapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monocious), artin#a bunga
*antan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman dan masing0masing terangkai
dalam satu tandan. 6angkaian bunga *antan terpisah dengan bunga betina. $etiap
rangkaian bunga muncul dari pangkal pelepah daun. 6angkaian bunga *antan
dihasilkan dengan siklus #ang berselang seling dengan rangkaian bunga betina,
sehingga pembungaan secara bersamaan sangat *arang ter*adi. /mumn#a di alam
han#a ter*adi pen#erbukan silang, sedangkan pen#erbukan sendiri secara buatan dapat
dilakukan dengan menggunakan serbuk sari #ang diambil dari bunga *antan dan
ditaburkan pada bunga betina. =aktu #ang dibutuhkan mulai dari pen#erbukan
hingga buah matang dan siap panen kurang lebih 30: bulan.
!uah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama #aitu bagian pertama adalah
perikarpium #ang terdiri dari eksokarpium (kulit buah) dan mesokarpium (daging
Universitas Sumatera Utara
buah berserabut), sedangkan bagian #ang kedua adalah bi*i, terdiri dari endokarpium
(tempurung), endosperm (kernel) dan embrio. "enurut >ah#a (.<<(), buah sawit
#ang masih mentah berwarna ungu atau hi*au karena mengandung antosianin,
sedangkan mesokarp buah #ang masak mengandung )30:(7 min#ak (edible) #ang
berwarna merah0*ingga karena mengandung karoten. Tanaman kelapa sawit rata0rata
menghasilkan buah '(0'' tandan per tahun. /ntuk tanaman #ang semakin tua
produkti9itasn#a akan menurun men*adi .'0.) tandan per tahun. Pada tahun pertama
berat tandan buah sawit berkisar ;0: kg per tandan, tetapi semakin tua berat tandan
semakin bertambah #aitu '30;3 kg per tandan. !an#akn#a buah #ang terdapat pada
satu tandan tergantung pada faktor genetis, umur, lingkungan, dan teknik budida#a.
Jumlah buah per tandan pada tanaman #ang cukup tua mencapai .:(( buah, pan*ang
buah antara '03 cm dan berat sekitar '(0;( kg per buah (%au&i et al., '(()).
!enih kelapa sawit akan kehilangan 9iabilitasn#a *ika mendapat perlakuan
suhu 3
(
2 dan akan mati apabila kadar air dibawah .'.37 (2hin dan 6obert, .<1().
!erdasarkan penelitian llis et al. dalam !onner (.<<3) benih kelapa sawit termasuk
benih intermediet (antara sifat rekalsitran dan ortodoks) artin#a benih dapat
dikeringkan sampai kadar air cukup rendah sehingga mempun#ai kualitas seperti
ortodoks, tetapi sensitif terhadap suhu rendah.
Universitas Sumatera Utara
Dormansi Benih
"enurut $ad*ad (.<<;), dormansi benih adalah keadaan dimana benih
mengalami istirahat total sehingga meskipun dalam keadaan media tumbuh benih
optimum, benih tidak menun*ukkan ge*ala atau fenomena hidup.
$ecara umum dormansi terbagi kedalam dormansi primer dan sekunder.
5ormansi primer adalah dormansi #ang paling sering ter*adi, terdiri dari dua sifat? (.)
dormansi eksogenous #aitu kondisi dimana komponen penting perkecambahan tidak
tersedia bagi benih dan men#ebabkan kegagalan dalam perkecambahan. Tipe
dormansi tersebut berhubungan dengan sifat fisik dari kulit benih serta faktor
lingkungan selama perkecambahan@ (') dormansi endogenous #aitu dormansi #ang
disebabkan karena sifat0sifat tertentu #ang melekat pada benih, seperti adan#a
kandungan inhibitor #ang berlebih pada benih, embrio benih #ang rudimenter dan
sensiti9itas terhadap suhu dan caha#a.
5ormansi sekunder (Induced dormansi) dimaknai sebagai benih #ang pada
keadaaan normal mau berkecambah, tapi bila dikenakan pada suatu keadaan tidak
menguntungkan selama beberapa waktu dapat men*adi kehilangan kemampuann#a
untuk berkecambah. 5i duga dormansi sekunder tersebut disebabkan oleh perubahan
fisik #ang ter*adi pada kulit bi*i #ang diakibatkan oleh pengeringan #ang berlebihan
sehingga pertukaran gas0gas pada saat imbibisi men*adi lebih terbatas.
5engan kata lain dormansi sekunder adalah benih non dorman namun
mengalami kondisi #ang men#ebabkann#a men*adi dorman. Pen#ebabn#a
kemungkinan benih terekspos kondisi #ang ideal untuk ter*adin#a perkecambahan
Universitas Sumatera Utara
kecuali satu #ang tidak terpenuhi. 5ormansi sekunder dapat diinduksi oleh? (.)
thermo0 (suhu), dikenal sebagai thermodormancy@ (') photo0(caha#a), dikenal sebagai
photodormancy@ (;) skoto0(kegelapan), dikenal sebagai skotodormancy. "eskipun
pen#ebab lain seperti kelebihan air, bahan kimia, dan gas bisa *uga terlibat.
"ekanisme dormansi sekunder diduga karena? (.) terkena hambatan pada titik0titik
krusial dalam sekuens metabolik menu*u perkecambahan@ (') ketidak0seimbangan &at
pemacu pertumbuhan 9ersus &at penghambat pertumbuhan (+l#as, '((8).
Pen#ebab dan mekanisme dormansi merupakan hal #ang sangat penting
diketahui untuk dapat menentukan cara pematahan dormansi #ang tepat, sehingga
benih dapat berkecambah dengan cepat dan seragam. Pada dormansi eksogenous,
umumn#a perlakuan pematahan diberikan secara fisik, seperti skarifikasi mekanik dan
kimiawi. $karifikasi mekanik meliputi pengamplasan, pengikiran, pemotongan dan
penusukan pada bagian tertentu pada benih. $karifikasi kimiawi biasan#a dilakukan
dengan menggunakan air panas dan bahan0bahan kimia seperti asam kuat (A
'
$B
)
dan
A2l), alkohol dan A
'
B
'
#ang bertu*uan untuk merusak atau melunakkan kulit benih.
Penggunaan hormon seperti CA
;
, etilen, sitokinin dan -,B
;
merupakan perlakuan
pematahan dormansi pada kasus dormansi endogenous.
!ewl# dan !lack (.<1;) *uga men#atakan bahwa 5ormansi bi*i keban#akan
species disebabkan karena struktur #ang mengelilingi embrio (seed coat), #ang
mencakup pericarp, testa, perisperm dan endosperm. $truktur tersebut dapat
menghambat embrio berkecambah, karena mengganggu masukn#a air dan pertukaran
gas. !enih #ang mempun#ai struktur kulit bi*i #ang keras dapat mengganggu
Universitas Sumatera Utara
pen#erapan air dan pertukaran gas, selain adan#a &at penghambat di dalam kulit benih
itu sendiri, menghalangi lepasn#a penghambat dari embrio.
!enih kelapa sawit mempun#ai endokarp #ang sangat keras sehingga
diperlukan perlakuan kusus untuk mempercepat perkecambahann#a. ndokarp #ang
keras dapat men#ebabkan dormansi karena impermiabel terhadap air dan gas serta
dapat menghambat embrio secara mekanik. !enih kelapa sawit mengalami dormansi
fisik, oleh karena itu perlu adan#a perlakuan #ang kusus pada endokarpn#a untuk
dapat mempercepat perkecambahann#a. 5elouche (.<13) men#atakan bahwa
dormansi karena benih keras dapat dipecahkan dengan stratifikasi, pengaturan
caha#a, skarifikasi, perlakuan panas dalam *angka waktu pendek dan perlakuan suhu
dingin.
Perlakuan perendaman dalam air mengalir berfungsi untuk mencuci &at0&at
#ang menghambat perkecambahan dan dapat melunakkan kulit benih. Perendaman
dapat merangsang pen#erapan lebih cepat. Perendaman adalah prosedur #ang sangat
lambat untuk mengatasi dormansi fisik, selain itu ada resiko bahwa benih akan mati
*ika dibiarkan dalam air sampai seluruh benih men*adi permeabel ($chmidt, '((().
Bleh karena itu, perlu diperoleh waktu perendaman #ang tidak merusak benih dan
dapat membantu pematahan dormansi *ika dikombinasikan dengan perlakuan lain.
Perlakuan perendaman sering dilakukan untuk meningkatkan perkecambahan benih
*ati (Tectona grandis). $etiadi dan "unawir (.<<8) melaporkan bahwa perendaman
dalam air selama ; hari dapat mematahkan dormansi pada benih *ati. $elain itu,
perendaman dan pengeringan masing0masing selama .' *am secara bergantian selama
Universitas Sumatera Utara
satu minggu merupakan perlakuan #ang biasa digunakan Perum Perhutani untuk
mempercepat perkecambahan benih *ati.
$oeherlin (.<<:) melaporkan bahwa perkecambahan normal tercepat pada
benih "indi tercapai setelah mendapat perlakuan perendaman benih dalam .' ,
A
'
$B
)
selama .( menit. "enurut -urniat# (.<18), benih ka#u Afrika (Maesopsis
eminii ng.) #ang mengalami perendaman A
'
$(
)
dengan konsentrasi '( , dan lama
perendaman '( menit dapat meningkatkan da#a berkecambah hingga <..:7
dibanding dengan kontrol (tanpa perlakuan) #ang da#a bekecambahn#a sebesar
38.87. "enurut Aar#ani ('((3), perlakuan pematahan dormansi benih sawit #ang
efektif adalah perlakuan pemanasan pada suhu ;<0)(
o
2 selama :( hari. Perendaman
dalam A
'
B
'
.7 selama 8' *am dilan*utkan dengan perlakuan pemanasan selama ;(
hari menghasilkan da#a berkecambah #ang tidak berbeda n#ata dengan perlakuan
pemanasan suhu tinggi selama :( hari #aitu 3'.:87 dan 33.3(7.
%aktor lingkungan disebut *uga faktor luar #ang mempengaruhi
perkecambahan #akni faktor air, suhu, caha#a, oksigen dan medium ($ad*ad, .<1().
Terbatasn#a oksigen #ang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan
benih ($utopo, '(('). "enurut -amil (.<8<), umumn#a benih akan berkecambah
dalam udara #ang mengandung '(7 oksigen dan (,(; 7 2B'. ,amun untuk benih
#ang mengalami dormansi perkecambahan ter*adi *ika oksigen #ang masuk kedalam
benih ditingkatkan sampai 1(7 karena biasan#a oksigen #ang masuk ke embrio
kurang dari ;7. fek pematahan dormansi melalui pemanasan pada akhirn#a
men*adikan kondisi #ang optimal bagi benih untuk tumbuh atau berkecambah dimana
Universitas Sumatera Utara
oksigen tersuplai dari retakn#a dinding kulit bi*i akibat suhu tinggi (Aar*adi, .<83@
Alang, .<1.).
$edangkan dilain sisi apabila semakin tinggi suhu pemanasan #ang diberikan
terhadap benih, akan semakin besar pula kebocoran membran #ang ter*adi (AB$A
.<1;). 5isamping itu pemanasan #ang sangat tinggi tersebut dapat men#ebabkan
ter*adin#a denaturasi protein dari benih, sehingga benih akan menurun. $ebagaimana
diungkapkan oleh $utopo (.<<1), bahwa pengeringan #an dilakukan pada suhu #ang
sangat tinggi dapat meningkatkan la*u kemunduran 9iabilitas benih. Aasil penelitian
sebagai efek dari perlakuan pemanasan terhadap benih kelapa sawit pada pemanasan
)(, :( dan 1( hari diperoleh perkecambahan #ang terbaik pada pemanasan :( hari.
$ementara pada pemanasan 1( hari dan )( hari perkecambahan semakin menurun
(!eugree et al, '((<).
Tanda-tanda kemunduran benih
1 !e"ala #isiolo$i
"enurut Toole, Toole dan Corman ( dalam Abdul !aki dan Anderson, .<8'),
kemunduran benih dapat ditun*ukkan oleh ge*ala fisiologis sebagai berikut?
(a). Ter*adin#a perubahan warna benih (b). tertundan#a perkecambahan (c)
menurunn#a toleransi terhadap kondisi lingkungan sub optimum selama
perkecambahan (d) rendahn#a toleransi terhadap kondisi simpan #ang kurang sesuai
(e) peka terhadap radiasi, (f) menurunn#a pertumbuhan kecambah (g) menurunn#a
da#a berkecambah dan (h) meningkatn#a kecambah abnormal.
Universitas Sumatera Utara
$elan*utn#a Abdul !aki dan Anderson ( .<8') mengemukakan indikasi
biokimia dalam benih #ang mengalami kemunduran 9iabilitas adalah seabagai
berikut? (a) Perubahan akti9itas en&im (b) Perubahan la*u respirasi (c) Perubahan di
dalam cadangan makanan (e) -erusakan kromosom.
Ce*ala fisiologis dipengaruhi pula oleh? (a) Akti9itas en&im menurun ?
dehidrogenase, glutamate dan karboksilase, katalase, peroksidase, fenolase, am#lase,
sitokrom oksidase. (b) 6espirasi menurun ? konsumsi B' rendah, produksi 2B'
rendah, produksi ATP rendah. (d) !ocoran metabolit meningkat men*adikan nilai da#a
hantar listrik meningkat dan glutamate terlarut meningkat. (e) -andungan Asam
Lemak !ebas meningkat #akni lipid asam lemak ditambah gliserol. !enih kapas
kandungan asam lemak bebas lebih besar sama dengan .7 sudah tidak mampu
berkecambah.
Pen$aruh Periode Simpan Pas%a Pematahan Dormansi dan &'ek
Pemanasan Ulan$
$ecara fisiologis pertumbuhan adalah sesuatu #ang tidak dapat balik
(irreversibel) maka benih #ang sudah dilakukan upa#a agar benih berkecambah
se#og#an#a akan tumbuh dan berkembang menghasilkan kecambah. !enih seperti
itu diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap kualitas benih untuk masa
selan*utn#a.
-ualitas #ang terbaik tehadap suatu benih adalah pada saat benih berada
dalam kondisi masak fisiologis, karena pada saat itu berat kering benih, 9iabilitas dan
9igor benih tertinggi. $etelah masak fisiologis kondisi benih cenderung menurun
Universitas Sumatera Utara
hingga benih kehilangan da#a 9iabilitasn#a dan 9igorn#a sehingga benih tersebut
mati. Proses penurunan kondisi benih setelah masak fisiologis itulah #ang disebut
sebagai peristiwa deteriorasi atau benih mengalami proses menua. Proses penuruan
kondisi benih tidak dapat dihentikan tetapi dapat dihambat. -emunduran benih #ang
men#ebabkan menurunn#a 9igor dan 9iabilitas benih merupakan awal kegagalan
dalam kegiatan pertanian sehingga harus dicegah agar tidak mempengaruhi
produkti9itas tanaman. $ad*ad (.<<)) menguraikan 9iabilitas benih merupakan da#a
hidup benih #ang dapat ditun*ukkan dalam fenomena pertumbuhann#a, ge*ala
metabolisme, kiner*a kromosom sedangkan 9iabilitas potensial adalah parameter
9iabilitas dari sesuatu lot benih #ang menun*ukkan kemampuan benih menumbuhkan
tanaman normal #ang berproduksi normal pada kondisi lapang #ang optimum.
Proses penuaan atau mundurn#a 9igor secara fisiologis ditandai dengan
penurunan da#a berkecambah, peningkatan *umlah kecambah abnormal, penuruanan
pemunculan kecambah di lapangan, terhambatn#a pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, meningkatn#a kepekaan terhadap lingkungan #ang ekstrim #ang akhirn#a
dapat menurunkan produksi tanaman (2opeland dan 5onald, .<13).
-emunduran benih adalah mundurn#a mutu fisisologis benih #ang dapat
menimbulkan perubahan men#eluruh di dalam benih, baik fisik, fisiologi maupun
kimiawi #ang mengakibatkan menurunn#a 9iabilitas benih ($ad*ad, .<1)).
Adapun faktor0faktor #ang mempengaruhi 9iabilitas benih selama
dipen#impanan dibagi men*adi faktor internal dan eksternal. %aktor internal
mencakup sifat genetik, da#a tumbuh dan 9igor, kondisi kulit dan kadar air benih
Universitas Sumatera Utara
awal. %aktor eksternal antara lain kemasan benih, komposisi gas, suhu dan
kelembaban ruang simpan (2opeland dan 5onald, .<13).
%aktor internal benih mencakup kondisi sifat fisik dan keadaan fisiologisn#a.
!enih #ang retak, luka dan tergores lebih cepat kemundurann#a. $elain itu
kelembaban nisbi dan temperatur, kadar air benih mempengaruhi kepada respirasi
benih. "enurut Aarrington (.<8'), masalah #ang dihadapi dalam pen#impanan benih
makin kompleks se*alan dengan meningkatn#a kadar air benih. !enih adalah
higroskopis sehingga benih akan mengalami kemundurann#a tergantung dari
tinggin#a faktor0faktor kelembaban relatif udara dan suhu lingkungan dimana benih
disimpan. -adar air .)7 mengakibatkan respirasi tinggi suhu meningkat dan
in9estasi cendawan. -adar Air 37, ter*adi kerusakan membran selullar. -adar Air
keseimbangan (-A-) adalah kadar air benih #ang terbentuk oleh keseimbangan
antara -A benih dengan 6elatife Aumidit# (6A) lingkungann#a. (a) -A- fase .?
-A- dengan 6A ( D :(7, air terikat kuat dengan struktur kimia benih (b) -A- fase
'? -A- dengan 6A :(0837 sebagian -A benih akan lebih lemah daripada -A- fase
.. (c) -A- fase ;? -A- dengan 6A 830.((7 sebagian air benih adalah air bebas
#ang berada pada rongga antar sel benih #ang mudah dihilangkan dengan
pengeringan secara alamiah.
Pemahaman kadar air keseimbangan tak lain karena benih bersifat higroskopis
karena itu benih akan men#erap kelembaban dari atau melepaskan kelembaban #ang
dimilikin#a kepada atmosfer disekelilingn#a sampai ter*adi suatu keseimbangan
antara kadar air benih dengan kelembaban relatif dari atmosfer lingkungan. Jumlah
Universitas Sumatera Utara
kelembaban dalam benih pada saat keseimbangan itu berkaitan langsung dengan
komposisi kimia benih. -adar air keseimbangan benih berpati dan bermin#ak
berbeda #akni antara benih *agung dan kedelai. Aal ini diterima logika karena
min#ak atau lemak tidak bercampur dengan air akibatn#a pada *agung #ang
mengandung pati men#erap kadar air lebih tinggi <:7 sedangkan benih bermin#ak
seperti kedela han#a 1(7 ("ugnis*ah,.<1().
Adapun faktor temperatur sangat menentukan dalam ruang simpan di dalam
mempertahankan 9iabilitas benih selama berada di pen#impanan. Pada suhu rendah
respirasi ber*alan lambat dibanding dengan suhu tinggi. (a) Pada TE(
o
2 dan -A
.)7 dapat terbentuk kristal es pada ruang antar sel dalam benih (b) Pada TE (
o
2 dan
kadar air .)7 tidak membentuk kristal es, tetapi benih akan meningkat kadar airn#a.
Pada umumn#a ruang dengan temperatur rendah dan 6A tinggi sehingga -A akan
tinggi. AB$A (.<1;) mengatakan bahwa semakin tinggi suhu pemanasan #ang
diberikan terhadap benih, akan semakin besar kebocoran membran #ang ter*adi.
5isamping itu temperatur #ang sangat tinggi tersebut dapat men#ebabkan ter*adin#a
denaturasi protein dari benih, sehingga benih akan menurun kemampuann#a.
$ebagaimana diungkapkan oleh $utopo ('(('), bahwa pengeringan #ang dilakukan
pada suhu sangat tinggi dapat meningkatkan la*u kemunduran 9iabilitas benih.
Perke%ambahan Benih Kelapa Sawit
Perkecambahan benih kelapa sawit merupakan suatu rangkaian kompleks dari
perubahan0perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. 2opeland (.<8:)
Universitas Sumatera Utara
men#atakan bahwa pada proses perkecambahan ter*adi proses imbibisi, akti9asi
en&im, inisiasi pertumbuhan embrio, retakn#a kulit benih dan munculn#a kecambah.
"enurut $ad*ad (.<83), faktor genetik dan lingkungan menentukan proses
metabolisme perkecambahan. %aktor genetik #ang berpengaruh adalah komposisi
kimia, kadar air, en&im dalam benih dan susunan fisik atau kimia dari kulit benih.
Adapun faktor lingkungan #ang berpengaruh terhadap proses perkecambahan adalah
air, gas, suhu, dan caha#a.
!enih kelapa sawit sangat sulit untuk berkecambah dan tidak dapat tumbuh
serempak, hal ini disebabkan oleh karena benih mempun#ai sifat dormansi akibat
endokarpn#a #ang tebal dan keras, bukan disebabkan oleh embrion#a #ang dorman
(Aartle#, .<88). -ekedapan kulit benih terhadap air atau gas dapat disebabkan oleh
tiap lapisan kulit benih. 5alam ban#ak kasus misaln#a pada leguminosa, kulit luar
benih men#ebabkan kekedapan. Pada $emangka dan "entimun kekedapan ter*adi
pada membrane nucellus. Pada benih -opi endokarpn#a men#ebabkan (' sulit
masuk kedalam benih (2opeland, .<8: dan Pian, .<18). -ekedapan dapat *uga
disebabkan oleh tertimbunn#a berbagai sen#awa kedap pada testa, perikarp atau
membrane nucellus. Timbunan suberin, liginin atau kutin #ang tebal ban#ak ter*adi
pada kulit benih leguminosa sebagaimana ter*adi pada bi*i tanaman keras lainn#a.
Timbunan kutin terdapat pada membrane nucellus pada benih famil# graminae. Pada
benih kacang kutikula kedap terhadap air (2opeland, .<8:). $elain itu menurut
penelitian ,urmaila (.<<<), pada tempurung benih kelapa sawit mengandung kadar
lignin #ang cukup tinggi #aitu :3.8(7. Adan#a inhibitor tersebut dapat men*adi
Universitas Sumatera Utara
salah satu pen#ebab laman#a benih kelapa sawit berkecambah.
Fat penghambat dapat berada dalam kulit benih dan *uga di bagian0bagian
benih #ang lebih dalam, karena sebelumn#a &at penghambat tersebut berada dalam
daging buah ($udikno, .<88). +nhibitor tidak mempengaruhi proses respirasi, tetapi
secara tidak langsung mencegah perkecambahan dengan memblocking produksi
bahan0bahan #ang diperlukan untuk respirasi. Aidrolisis (perombakan) pati
dikatalisir oleh en&im am#lase. Akibatn#a hambatan akti9itas atau ketersediaan
en&im am#lase menghambat perkecambahan. Perombakan protein di katalisir oleh
en&im protease. Perombakan menghasilkan larutan asam amino dan amida. Jika ini
dicegah oleh inhibitor seperti coumarin, larutan sumber nitrogen ini tidak ter*adi dan
mencegah perkecambahan benih. Perombakan lemak men*adi gliserol dan asam
lemak pada benih berlemak oleh ker*a en&im lipase. 2oumarin dapat menghambat
perombakan ph#tin oleh en&im ph#tiase sebagai sumber fosfor inorganic #ang
men#ediakan energ# untuk proses perkecambahan benih (2opeland, .<8: dalam Pian
.<<().
Jika &at penghambat (inhibitor) terdapat dalam kulit benih, maka untuk
menghilangkan &at penghambat tersebut , kulit benih dihilangkan. "enghilangkan
&at penghambat dapat *uga dengan merendam benih dalam air #ang secara periodik air
perendaman diganti atau benih ditempatkan pada tempat #ang airn#a mengalir
($udikno, .<8.). !enih dapat *uga direndam dalam air panas (.1(
o
D '((
o
%) dan
dibiarkan sampai dingin ($utopo, .<11).
-elapa sawit memiliki tipe perkecambahan h#pogeal (2hin dan 6obert,
.<1(), #aitu kotiledon tetap berada di permukaan tanah setelah benih berkecambah.
"enurut Adiguno (.<<1), kriteria kecambah normal adalah kecambah #ang tumbuh
Universitas Sumatera Utara
sempurna dan secara *elas dapat dibedakan antara radikula dan plumula, tidak patah,
tumbuh lurus, pan*ang plumula dan radikula kurang lebih .0..3 cm, sedangkan
kecambah abnormal mempun#ai ciri0ciri tumbuh bengkok, plumula dan radikula
tumbuh searah, kecambah kerdil, han#a memiliki radikula atau plumula sa*a dan
terserang pen#akit. -riteria kecambah normal #ang diterapkan di Pusat Penelitian
-elapa sawit "edan (PP-$) adalah sbb?
.. -ecambah normal adalah ? -ecambah #ang sudah dapat dibedakan antara
radikula dan plumula.
'. -ecambah #ang normal berwarna putih kekuning0kuningan dimana radikula
(bakal akar) berwarna kekuning0kuningan dan plumula (bakal batang) keputih0
putihan.
;. 6adikula dan plumula tumbuhan lurus serta berlawanan arah.
). Pan*ang maksimum plGmula dan radikula adalah < ' cm.
3. -ecambah #ang memiliki sudut antara radikula dengan plumula tidak kurang dari
<( dera*at.
:. -ecambah sehat dan utuh atau mengalami sedikit kerusakan
Pengecambahan benih kelapa sawit ter*adi setelah terlebih dahulu diberi
perlakuan pemanasan di ruang pemanas selama :( hari pada suhu ;<
o
0)(
o
2 dengan
kadar air tidak kurang dari .17, kemudian dikecambahkan dalam germinator #ang
bersuhu '8
o
2 dengan kadar air benih dinaikkan men*adi ''0')7 (Adiguno, .<<1).
5a#a berkecambah benih kelapa sawit dapat dihitung pada pengamatan hari ke0'( dan
ke0)( setelah dikecambahkan (2hin dalam 2hin dan 6obert, .<1(). Proses
Universitas Sumatera Utara

You might also like