You are on page 1of 41

KELOMPOK TUTORIAL 5

SKENARIO 2
Blok 21







Tutor : dr. Adrianto Ghazali

Anggota :
Titi Wulandari (G1A108007)
Erick G Sirait (G1A108008)
Rahmawati Risna (G1A108043)
Nyimas Gus Febriani (G1A108044)
Erwin Kamaruddin S A (G1A108045)
Siti Annisa Nurfathia (G1A107013)
Pradinasetia (G1A108014)
Ana Rofiatul Marah (G1A108040)
Harlan Kasyfil Aziz (G1A108088)
Nur Azizah El Aminy (G1A108089)




Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Jambi
2010/2011

2
SKENARIO
dr. Q adalah seorang dokter umum yang menjalankan sebuah praktek pribadi dengan konsep
kedokteran keluarga. dr. Q masih mempertimbangkan apakah praktek tersebut dapat
dijalankannya sendiri atau bergabung di dalam suatu sistem tertentu, misalnya perusahaan,
asuransi swasta, jaminan kesehatan, dan sebagainya. Apabila menjalankannya sendiri ataupun
bersama teman sejawatnya. Maka dr. Q perlu mengetahui tentang perizinan pendirian klinik
tersebut dan bagaimana penjaminan mutunya kelak. Sedangkan bila bergabung dengan sistem
pelayanan kesehatan yang ada. dr. Q sebaiknya menguasai sistem yang dijalankan misalnya
sistem kapitasi.
Keywords : Klinik Dokter Keluarga, Manajemen Mutu, Quality Assurance, Kapitasi dan
Pembiayaan dalam Praktek Kedokteran Keluarga, Pilar B Ilmu Kedokteran Keluarga.

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Dokter Umum ::
Lulusan fakultas kedokteran yang mengabdikan dirinya dalam pelayanan dan
pengembangan ilmu kedokteran dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
dari pendidikan di bidang kedokteran serta memiliki STR dan SIP untuk
menyelenggarakan praktek.

2. Dokter Keluarga ::
Dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas
dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu
yang sakit, tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara
pasif,tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.

3. Asuransi ::
Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinan-
kemungkinan yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi.(Breider and Breadles,1972).
suatu perjanjian dimana si penanggung dengan menerima suatu premi meningkatkan
dirinya untuk memberi ganti rugi kepada si tertanggung yang mungkin di derita karena
terjadinya suatu peristiwa yang mengandung ketidak pastian dan yang akan
mengakibatkan kehilangan, kerugian atau kehilangan suatu keuntungan (kitab UU
Hukum dagang, 1987).

4. Perizinan Klinik ::
Pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang mendirikan sarana pelayanan
kesehatan.


3
5. Sistem Kapitasi ::
Suatu sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada
penyelenggara kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk setiap
peserta untuk jangka waktu tertentu. Tidak ditentukan oleh frekuensi penggunaan
pelayanan kesehatan, melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan jangka
waktu jaminan.

6. Mutu Klinik ::
Tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang pada pihak pengguna jasa pelayanan
dapat menimbulkan kepuasan sesuai dengan tingkat kepuasan yang dirasakan oleh
seseorang, serta dari pihak pelaksanaan sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang
telah ditetapkan.

7. Pelayanan Kesehatan ::
Pelayanan yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan ( provider) yang berwewenang
sesuai dengan latar belakang pendidikannya di bidang kesehatan.


IDENTIFIKASI MASALAH
1. dr. Q adalah seorang dokter umum yang menjalankan sebuah praktek pribadi dengan
konsep kedokteran keluarga.
2. dr. Q masih mempertimbangkan apakah praktek tersebut dapat dijalankannya sendiri
atau bergabung di dalam suatu sistem tertentu, misalnya perusahaan, asuransi swasta,
jaminan kesehatan, dan sebagainya.
3. Apabila menjalankannya sendiri ataupun bersama teman sejawatnya, maka dr. Q perlu
mengetahui tentang perizinan pendirian klinik tersebut dan bagaimana penjaminan
mutunya kelak.
4. Sedangkan bila bergabung dengan sistem pelayanan kesehatan yang ada. dr. Q
sebaiknya menguasai sistem yang dijalankan misalnya sistem kapitasi.

Tabel identifikasi masalah
No
Objective Expected Concern
1 I Senjang
2 II Senjang
3 III Senjang
4 IV Senjang

4
ANALISIS MASALAH

I
1. Apa saja konsep dari dokter keluarga?
J awab ::
Nilai sentral kedokteran keluarga
Pelayanan personal, pelayanan berkelanjutan, pelayanan komprehensif
Keluarga sebagai suatu unit pelayanan
Pelayanan emergency, pelayanan di rumah dan perawatan di rumah
Pelayanan paliatif
Dapat berkomunikasi secara efektif memanfaatkan keluarga sebagai sarana pencegahan
penyembuhan, secara professional dapat menyelenggarakan pelayanan professional.

2. Apa saja prinsip dari dokter keluarga?
J awab ::
1) Komprehensif dan holistik
2) Kontinu
3) Mengutamakan pencegahan
4) Koordinatif dan kolaboratif
5) Personal sebagai bagian integral
dari keluarganya
6) Mempertimbangkan keluarga,
lingkungan kerja, dan lingkungan
7) Menjunjung tinggi etika, moral dan
hukum
8) Sadar biaya dan sadar mutu
9) Dapat diaudit dan
dipertangungjawabkan


3. Apa saja bentuk-bentuk praktek dokter keluarga?
J awab ::
a. Hospital based
Pelayanan Dokter Keluarga sebagai bagian dari pelayanan Rumah Sakit (Hospital
Based) pada bentuk ini pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah
sakit.
b. Family Clinic
Pelayanan Dokter Keluarga dilaksanakan oleh Klinik Dokter Keluarga (Family
Clinic). Praktek mandiri (solo practice) dan bersama sama dalam satu kelompok
(group practice). Dari dua bentuk klinik dokter keluaga tersebut, yang paling

5
dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola secara berkelompok.
Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter keluarga.
Bentuk
praktek doga
Keuntungan Kekurangan
Sendiri Pendapatan lebih besar dibanding kelompok - Waktu sulit diatur
- Biaya pembelian alat
- Pemakaian peralatan medis
non medis ditanggung sendiri
Kelompok -.Pelayanan kedokteran lebih bermutu dan
variasi
-.Efisiensi waktu lebih banyak untuk menambah
pengetahuan dan ketrampilan
-.Pembelian dan pemakaian peralatan medis dan
non medis dapat digunakan bersama-sama
-.Pendapatan lebih kecil
dibanding klinik doga sendiri
-.Kerjasama tim mempengaruhi
kinerja klinik kelompok

c. Family practice
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (Family
Practice)

4. Apa perbedaan pelayanan dokter umum dan dokter keluarga?
J awab ::
Tabel Perbedaan Pelayanan ::




6
Dari sumber lain adalah sebagai berikut ::
Layanan DPU( dokter Praktek Umum) DK (Dokter Keluarga)
Cakupan Umumnya kuratif Promotif, preventif, kuratif, rehabilitative
Sifat Sesuai dengan keluhan Menyeluruh dan paripurna
Pendekatan Kasus per kasus, pengamatan
sesaat
Kasus per kasus, bersinambung,
pengamatan sepanjang hayat
Misi Mengobati penyakit yg ditemukan Menyembuhkan dan menyehatkan
Peran
keluarga
Kurang dipertimbangkan Selalu dipertimbangkan, bahkan
dimanfaatkan dan dilibatkan
Hubungan Dokter dengan pasien Dokter-pasien-teman-konsultan

5. Apa saja profil pelayanan dokter keluarga?
J awab ::
Primer/kontak
pertama
Personal
Komprehensif
Kontinu
Koordinatif/
kolaboratif
Preventif
Keluarga
Komunitas

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga ::
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah,
serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.

Kelebihan Pelayanan praktek dokter keluarga ::
1. lebih aktif dan bertanggung jawab
2. Lebih lengkap dan bervariasi
3. Menangani penyakit pada stadium awal



7
II
1. Bagaimana sistem pembiayaan dan pembayaran kesehatan menurut WHO?
J awab ::
1) Fee for services
Pembayaran per item pelayanan, yaitu tindakan diagnosis, terapi, pelayanan
pengobatan dan tindakan diidentifikasi satu persatu, kemudian dijumlahkan dan
ditagih rekeningnya.
2) Case payment
Pembayaran bagi paket pelayanan atau episode pelayanan, dan pembayaran
didasarkan item.
3) Daily charge
Pembayaran langsung dengan jumlah tetapper a=hari bagi pelayanan atau
hospitalisasi.
4) Bonus payment
Pembayaran langsung sejumlah yang disepakati bagi tipe pelayanan yang diberikan.
5) Capitation
6) Salary
Pendapatan per tahun yang tidak didasarkan beban kerja atau biaya pelayanan yang
diberikan.
7) Global baget
Seluruh anggaran pelaksanaan ditetapkan dimuka yang dirancang untuk
menyediakan pengeluaran tertingggi, tetapi memungkinkan pemanfaatan dana
secara fleksibel dalam batas tertentu.

2. Sistem pembiayaan dan pembayaran yang mana yang diterapkan di I ndonesia?
J awab ::
Masih banyak digunakan fee for services, namun sudah dilakukan capitation misalnya
pada pasien jamkesmas dan asuransi. Serta juga salary, dimana dokter yang berpraktek di
rumah sakit dibayar melalui gaji dari rumah sakit. Pemerintah telah melakukan kebijakan
pendanaan kesehatan bagi masyarakat miskin yang disebut Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas), dengan menerapkan sistem tagihan/klaim bersifat prospective
payment system berdasarkan tarif paket Indonesia Diagnosis Related Group (INA-DRG).

3. Darimana saja sumber pembiayaan kesehatan?
J awab ::
a. Pemerintah, misal APBN, APBD.
b. Swasta, misal prudensial atau asuransi lainnya
c. Pembayaran pasien langsung (Fee for Services)
d. Charity atau penggalangan dana

4. Apa saja manfaat dari asuransi?
J awab ::

8
Manfaat Asuransi Kesehatan ::
Dapat merubah peristiwa tidak pasti menjadi pasti dan terencana
Asuransi membantu mengurangi risiko perorangan ke risiko sekelompok orang
dengan cara perangkuman risiko (risk pooling).

Manfaat penerapan program asuransi kesehatan ::
a. Dapat membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunai
b. Biaya kesehatan dapat dikendalikan.
c. Mutu pelayanan dapat dijaga
d. Data kesehatan lebih tersedia

Manfaat penerapan sistem pembiayaan pra-upaya ::
a. Dapat dicegah kenaikan biaya kesehatan
b. Mendorong pelayanan pencegahan penyakit
c. Menjamin penghasilan penyelenggara pelayanan

5. Apa saja macam-macam dan jenis asuransi?
J awab ::
a. Berdasarkan Hubungan ketiga komponen asuransi ::
Asuransi tripartied ketiga komponen terpisah dan berdiri sendiri.


Asuransi bipartied PPK milik/dikontrol Bapel.

9


b. Berdasarkan Jumlah peserta
Asuransi kesehatan Individu
Asuransi kesehatan Keluarga
Asuransi kesehatan Kelompok

c. Berdasarkan Keikutsertaan anggota
Asuransi kesehatan wajib
Asuransi kesehatan sukarela

d. Berdasarkan Kepemilikan badan
penyelenggara
Asuransi kesehatan pemerintah
Asuransi kesehatan swasta

e. Berdasarkan Peranan badan
penyelenggara asuransi
Hanya bertindak sebagai pengelola
dana (sesuai bentuk tripartied)
Bapel juga bertindak sebagai
PPk/provider(sesuai bentuk bipartied)

f. Berdasarkan Jenis pelayanan yang
ditanggung
Menanggung seluruh jenis pelkes
Menanggung sebagian pelkes

g. Berdasarkan Jumlah dana yang
ditanggung
Seluruh biaya kesehatan ditanggung
Bapel
Sebagian biaya kesehatan ditanggung
Bapel

h. Berdasarkan Cara pembayaran kepada
penyelenggara pelkes
Berdasarkan jumlah kunjungan
peserta yang memanfaatkan pelkes
(reimbursement)
Berdasarkan kapitasi

i. Berdasarkan Waktu pembayaran
terhadap PPK
Setelah pelkes selesai diselenggarakan
(retrospective payment)
Pembayaran di muka (pre payment)

j. Berdasarkan Jenis jaminan
Jaminan uang
Jaminan tidak berupa uang
(contohnya JPKM, Askes)


10

III
1. Apa saja klasifikasi dokter keluarga?
J awab ::
Jenis Klinik Berdasarkan Pelayananya Dalam Permenkes No 028 Tentang Klinik Dibagi
Atas ::
a. Klinik Pratamamerupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
dasar.
b. Klinik Utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik.

Sedangkan klasifikasi klinik dokter keluarga yaitu ::
Klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic)
Sepakat bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluarkan kompleks rumah sakit
(satelite family clinic)

Dari sumber lain, klasifikasi klinik dokter keluarga ::
Klinik Dokter Keluarga
Kelas A
(Ideal)
Kelas B
(Optimum)
Kelas C
(Minimum)
24 jam 24 jam 24 jam
Kedaruratan dan kejadian luar
biasa
Kedaruratan dan kejadian luar
biasa
Kedaruratan dan kejadian
luar biasa
Pelayanan rawat jalan Pelayanan rawat jalan Pelayanan rawat jalan
Pelayanan rawat inap sehari Pelayanan rawat inap sehari Pelayanan rawat inap
sehari
Bedah minor Bedah minor Bedah minor
Konseling Konseling Konseling
Preventif dan promotif Preventif dan promotif Preventif dan promotif
Kunjungan ke- dan perawatan di
rumah pasien
Kunjungan ke- dan perawatan
di rumah pasien
Kunjungan ke- dan
perawatan di rumah
pasien
Penyediaan obat Penyediaan obat Penyediaan obat
Pemeriksaan penunjang - -
Pendidikan, riset, dan
pengembangan
Pendidikan, riset, dan
pengembangan
-


11
2. Apa saja langkah awal untuk pendirian klinik dokter keluarga?
J awab ::
Langkah yang sangat
menentukan
Visi dan misi klinik
Kaji kelayakan
Profil konsumen
Situasi lingkungan
Sumber daya manusia
Sumber dana
Profesionalisme
Segi legal
Perizinan
Persyaratan
Akreditasi
Etika
Segi medis
Cakupan pelayanan
SDM
Pasokan BHP (bahan habis
pakai)
Epidemiologi
Segi sarana
Bangunan
Telekomunikasi
Listrik
Sumber air bersih
Transportasi
Kondisi geografis
Pengolah limbah
Segi sosial
Latar belakang budaya
Peta demografi
Budaya
Pekerjaan
Pendidikan
Distribusi usia
Segi finansial
Perkirakan titik impas (bisa
operasional)
Bisnis berlandaskan
profesionalisme
Berkembang karena
profesionalisme
Menguntungan semua
pihak
Transparansi
Kesejawatan
Kerjasama profesional
Kebersamaan
Saling menghormati,
membantu, mengingatkan
dan mengontrol
Transparansi

Langkah perencanaan, efisiensi dan investasi pendirian klinik dokter keluarga ::
KDK membuat inventarisasi jenis layanan yang dapat dilakukan di kliniknya
Buat prioritas layanan yang dominan (mis 10 besar)
Usahakan membuat SOP untuk layanan yang tersedia dimulai dengan layanan
prioritas (layanan terbanyak) termasuk prosedur administrasi
SOP Klinik
SOP Manajemen
Sosialisasikan SOP ke semua staf yang terlibat di KDK
Bakukan SOP dan sampaikan pada pihak yang akan bekerjasama, SOP yang
dimiliki KDK sebagai acuan pelayanan
Senantiasa lakukan analisis layanan dibandingkan dengan SOP yang telah dibuat
Lakukan tindak lanjut bila ditemukan ada layanan yang tidak tepat atau tidak efisien
Senantiasa komunikasikan hasil analisis kepada seluruh staf yang terlibat di KDK

12
Bila perlu libatkan mereka dalam melakukan analisis sesuai bidangnya

3. Apa saja syarat dalam pendirian klinik dokter keluarga?
J awab ::
Syarat-syarat pendirian Praktek Dokter Keluarga ::
Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum. (terletak di tempat strategis),
Mempunyai bangunan yang memadai,
Dilengkapi dengan sarana komunikasi,
Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK,
Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus perlatihan
khusus pembantu KDK,
Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok.
Mempunyai izin yang berorientasi wilayah,
Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya paripurna, holistik, terpadu, dan
berkesinambungan,
Melayani semua jenis penyakit dan golongan umur,
Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik yang
bersangkutan.

Syarat Izin Pendirian Klinik ::
1. Surat Permohonan.
2. Surat Pernyataan Dokter Penanggung
jawab.
3. Surat Izin Praktek (SIP) Dokter
Penanggung jawab.
4. Rekomendasi dari Puskesmas
5. Fhoto copy Ijazah Dokter, Paramedis
dan Non Medis.
6. Daftar Peralatan Medis, non Medis
dan Obat obatan .
7. Fhoto copy izin gangguan / HO dan
IMB
8. Pas foto ukuran 3 x 4 sebanyak 4
Lembar.
9. Foto copy Pemilik Usaha.
10. Denah klinik
11. Struktur organisasi
12. Dokumen AMDAL atau UKL/UPL.
13. Advis dari Tim Terknis/ Dinas
Teknis.

Persyaratan klinik dokter keluarga dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 028/Menkes/Per/I/2011 tentang klinik doga, yaitu ::

1. Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruangan, prasarana,
peralatan, dan ketenagaan.

13
LOKASI
a. Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masing-masing.
b. Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang
diselenggarakan masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan
pelayanan berdasarkan rasio jumlah penduduk.
c. ketentuan mengenai lokasi dan persebaran klinik sebagaimana dimaksud
sebelumnya tidak berlaku untuk klinik perusahaan atau klinik instansi pemerintah
tertentu yang hanya melayani karyawan perusahaan atau pegawai instansi
pemerintah tersebut.
Bangunan dan Ruangan
a. Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung
dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya.
b. Bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c. Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi
semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
d. Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
ruang pendaftaran/ruang
tunggu;
ruang konsultasi dokter;
ruang administrasi;
ruang tindakan;
ruang farmasi;
kamar mandi/wc;
ruangan lainnya sesuai
kebutuhan pelayanan.
Prasarana klinik meliputi: (harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan
baik).
a. instalasi air;
b. instalasi listrik;
c. instalasi sirkulasi udara;
d. sarana pengelolaan limbah;
e. pencegahan dan penanggulangan
kebakaran;
f. ambulans, untuk klinik yang
menyelenggarakan rawat inap;
dan
g. sarana lainnya sesuai kebutuhan.
Peralatan
a. Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan.

14
b. Peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan
keselamatan serta harus memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan
c. Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi secara berkala
oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang.
d. Peralatan medis yang menggunakan radiasi pengion harus mendapatkan izin sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Penggunaan peralatan medis untuk kepentingan penegakan diagnosis, terapi dan
rehabilitasi harus berdasarkan indikasi medis.
Ketenagaan
a. Pimpinan klinik merupakan penanggung jawab klinik dan merangkap sebagai
pelaksana pelayanan.
b. Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi.
c. Pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang
memiliki kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya.
d. Ketenagaan klinik terdiri atas tenaga medis, tenaga kesehatan lain dan tenaga non
kesehatan.
e. Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter
dan/atau dokter gigi.
f. Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu) orang dokter
spesialis dari masing-masing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan.
g. Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi sebagai tenaga
pelaksana pelayanan medis.
h. Dokter atau dokter gigi harus memiliki kompetensi setelah mengikuti pendidikan
atau pelatihan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik.
i. Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga kesehatan lain serta tenaga non kesehatan
disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik.
j. Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda
Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
k. Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai Surat Izin
sebagai tanda registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK) atau
Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

15
l. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi,
menghormati hak pasien, mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien.
m. Klinik dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara asing.

Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah
daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat. Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi
setelah klinik memenuhi ketentuan persyaratan klinik dalam Permenkes.

Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan:
a. surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;
b. salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan;
c. identitas lengkap pemohon;
d. surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;
e. bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk
penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal selama 5 (lima)
tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan;
f. dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL);
g. profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga
kesehatan,
sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan
h. persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Bagaimana dasar hukum yang mengatur perizinan doga?
J awab ::
Diatur dalam Permenkes No. 512/MENKES/PER/IV/2007.

5. Bagaimana cara memperpanjang perizinan klinik doga?
J awab ::
Terdapat pada pasal 21 ayat 3, dimana ::
Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
dengan mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis
masa berlaku izinnya.

16
Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak permohonan
diterima harus menetapkan menerima atau menolak permohonan izin atau
permohonan perpanjangan izin.
Permohonan yang tidak memenuhi syarat ditolak oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan memberikan alasan penolakannya secara tertulis.

6. Apa saja manajemen mutu pelayanan kesehatan dan cara mempertahankannya agar
kualitas klinik doga tetap baik?
J awab ::
Dilakukan prinsip penerapan manajemen mutu (W. Edward Deming), yaitu ::
1. Menetapkan sasaran yg konsisten.
2. Menerapkan filosofi : memuaskan pelanggan.
3. Mengutamakan pencegahan kesalahan (tindakan proaktif) bukan mengandalkan pada
inspeksi.
4. Menghentikan praktek kebiasaan menilai suatu hanya berdasarkan pada harga.
5. Melakukan perbaikan proses terus-menerus.
6. Melakukan pelatihan.
7. Menjalankan kepemimpinan yg efektif.
8. Menjauhkan atau menghindarkan karyawan dari perasaan ketakutan.
9. Menghilangkan hambatan hubungan antar bagian dalam sistem.
10. Menghilangkan slogan-slogan maupun target-target yg membebani karyawan.
11. Menghilangkan praktek manajemen berdasarkan pada sasaran angka.
12. Menciptakan kebanggaan krywn atas pekerjaan.
13. Menerapkan program pendidikan dan pengembangan karyawan secara serius.
14. Melibatkan seluruh karyawan dalam transformasi manajemen mutu.

7. Bagaimana cara mempertahankan mutu klinik doga?
J awab :: Dengan dilakukannya peningkatan kemampuan & pengembangan staf ::
1. Untuk tenaga medis
a. PKB (pendidikan kedokteran berkelanjutan)
b. Seminar, Simposium, Lokakarya, dll
c. Peer Review: Pembahasan kasus secara EBM
d. Kursus singkat untuk satu ketrampilan tertentu (ATLS, ACLS, EKG,
Kepemimpinan, dll)Pendidikan formal (S2 Aktuaria, S2Kesehatan Kerja, dll)
2. Untuk paramedis
a. Kursus keperawatan
b. Peer Review: Diskusi kelompok membahas satu masalah (rutin)
c. Kursus Manajemen pengelolaan keperawatan di klinik (asuhan
keperawatan,dll)

17
d. Pendidikan formal seperti Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan, dll
3. Untuk tenaga non-medis
a. Kursus penggunaan alat tertentu
b. Kursus Manajemen laboratorium, Pemeriksaan Kesehatan Berkala dll
c. Pendidikan Formal seperti Akademi Penata Rontgen, AKK, dll
d. Kursus perpajakan, dll


8. Apa saja dimensi mutu pelayanan doga?
J awab ::
1. Reliability (kehandalan)
Kemampuan memberikan kepastian pelayanan sebagaimana yang dijanjikan dengan
memuaskan.
2. Assurance (jaminan)
Kemampuan yang dapat dipercaya yang dimiliki para staf dalam melakukan
pelayanan bermutu yang menjamin bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
3. Tangiable (bukti langsung)
Adanya bukti langsung yang dapat dirasakan oleh pelanggan secara inderawi (sarana,
perlengkapan, karyawan, dsb).
4. Empathy (empati)
Kemampuan untuk dapat melakukan interaksi dengan pelanggan dengan memahami
penuh kebutuhan dan keinginannya.
5. Responsiveness (daya tanggap)
Sikap untuk memberikan pelayanan atau bantuan yang sesegera mungkin kepada
pelanggan.

9. Bagaimana cara untuk pendekatan dan evaluasi mutu pelayanan?
J awab ::
1) Struktur
Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi dan
manajemen, keuangan, sumber daya manusia lainnya di fasilitas Dokter
Keluarga, struktur sebagai input. Baik tidaknya struktur sebagai input dapat
diukur dari : Jumlah, besarnya input, Mutu struktur atau mutu input, Besarnya
anggaran atau biaya , dan Kewajaran.
2) Proses
Proses mencakup diagnosa, rencana pengobatan, indikasi tindakan, prosedur dan
penanganan kasus. Baik tidaknya proses dapat diukur dari : Relevan tidaknya
proses itu bagi pasien, Fleksibilitas dan efektifitas, Mutu proses itu sendiri sesuai
dengan standar pelayanan yang semestinya, Kewajaran, tidak kurang dan tidak
berlebihan.
3) Outcomes

18
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga Klinik Dokter Keluarga
profesional terhadap pasien. Dapat berarti adanya perubahan derajat Kesehatan
dan kepuasan baik positif maupun negatif.

10. Apa saja hambatan yang terjadi dalam mutu pelayanan kesehatan?
J awab ::
Kita merasa tahu apa yang penting bagi pelanggan
Pelanggan tidak cukup tahu soal medis
Harapan pelanggan berubah
Pelanggan membuat permintaan yang tak beralasan

11. Apa manfaat dalam adanya peningkatan mutu pelayanan?
J awab ::
1. Peningkatan pemanfaatan jasa secara pesat.
2. Pengurangan besar-besaran kebocoran sumber daya.
3. Lompatan jauh dalam produktivitas.
4. Peluang terbaik untuk meningkatkan keuntungan (manfaat).
5. Peningkatan pangsa pasar jangka panjang.
6. Keuntungan kompetitif yg berkelanjutan.
7. Penyaluran potensi orang-orang secara nyata.
8. Peningkatan motivasi kerja karyawan.
9. Penghapusan kekacauan dan frustasi yg terlibat dalam manajemen.

12. Bagaimana cara untuk menilai kepuasan pelanggan?
J awab ::
Dengan melakukan beberapa cara, yaitu:
1. Sistem Keluhan dan Saran
Menyediakan kotak saran, customer hotlines, kartu komentar
2. Ghostshopping
Memperkerjakan orang untuk bersikap atau berperan sebagai pembeli potensial
3. Lost Customer Analysis
Menghubungi pelanggan yang berhenti membeli/menggunakan
4. Survei Kepuasan Pelanggan
Menggunakan kuisioner dgn angket atau wawancara. Pasien saat dirawat atau saat
pulang

Parameter Kinerja Klinik Dokter Keluarga, yaitu :
Utilisasi atau pemanfaatan/penggunaan (jumlah kunjungan dibagi jumlah populasi)
Unit Biaya (unit cost) yaitu jumlah biaya dibagi jumlah kunjungan
Frekuensi Kunjungan (jumlah kunjungan dibagi insiden/kunjungan baru)

19
Bila kunjungan melebihi 15% atau kurang dari 10% populasi yang menjadi tanggungan
asuransi harus segera dilakukan audit medis untuk mencari penyebabnya

13. Apa yang dimaksud dengan quality assurance?
J awab ::
Kondisi yg memberikan kepastian ttg tkt mutu dari produk atau jasa shg konsumen
dpt membeli atau memanfaatkan dgn penuh kepercayaan dan menggunakannya dlm
jangka waktu lama dgn kepercayaan dan kepuasan (Kauro Ishikawa).
Semua tindkn terencana dan sistematis yg diimplementasi-kan dan
didemonstrasikan guna memberikan kepercayaan yg cukup bhw produk atau jasa yg
dihasilkan akan memenuhi persyaratan mutu tertentu (Vincent Gaspersz).
Suatu proses pengukuran mutu, menganalisis kekurangan yg ditemukan dan
membuat kegiatan utk meningkatkan penampilan yg diikuti dgn pengukuran mutu
kembali utk menentukan apakah peningkatan telah dicapai (Heather Palmer, 1983).

14. Apa saja dimensi yang distandarisasi dalam quality assurance?
J awab ::
a) Standar Input
Sarana / pranata, Metoda/teknologi, Data / informasi, Pranata / dasar hukum,
Dana / biaya, dan Tenaga (SDM).
b) Standar Proses
Tata alur / urutan kerja, Jenis / jumlah kegiatan, Etika dan sikap kerja., dan Lama
proses kerja.
c) Standar Hasil
Efektifitas, Efisiensi, Produktivitas, Kepuasan, dan Akuntabilitas.

15. Bagaimana konsep dari quality assurance?
J awab ::


16. Apa yang dimaksud dengan quality control?
J awab ::

20
Tehnik-tehnik dan aktivitas operasional yg digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu
yg telah dispesifikasikan (Juran-Vincent Gaspersz).

IV
1. Bagaimana mekanisme sistem kapitasi?
J awab ::
Pembayaran dengan jumlah yang ditetapkan berdasarkan jumlah orang yang menjadi
tanggung jawab dokter (tiap tahun). Juga merupakan sebuah sistem pembayaran yang
memberikan imbalan jasa kepada PPK berdasarkan jumlah orang yang dilayani, yang
diterima oleh PPK secara pra upaya dalam jumlah tetap, tanpa memperhatikan jumlah
kunjungan, pemeriksaan, tindakan, obat dan pelayanan medic lain.

2. Bagaimana ciri dari sistem kapitasi?
J awab ::
1) Pembayaran pra upaya
2) Jumlah kapitasi berdasarkan jumlah peserta
3) Jangka waktu tertentu
4) Tidak tergantung jumlah kunjungan
5) Biaya diperhitungkan per peserta sesuai dengan resiko
6) Batasan dalam jaminan

Pertimbangan pembayaran kapitasi ::
Umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan kebiasaan, serta geografi.

3. Bagaimana reaksi positif dan negative dari sistem kapitasi?
J awab ::
Reaksi Positif
Memberikan pelayanan bermutu tinggi dengan menegakkan diagnosis,
pengobatan dan diagnostic yang tepat
Memberikan pelayanan promotif dan preventif untuk mencegah meningkatnya
incident penyakit
Memberikan pelayanan yang pas untuk mempertahankan efisiensi dengan
jumlah anggota yang cukup memadai, sehingga jaminan bagi PPK untuk
mendapat penghasilan yang rutin
Reaksi Negatif
Kapitasi parsial akan memudahkan PPK untuk merujuk ke spesialis
Mementingkan pasien FFS dibandingkan pasien kapitasi
Memberikan pelayanan yang kurang baik untuk menekan kunjungan

4. Bagaimana penetapan sistem kapitasi?
J awab ::
Menetapkan jenis pelayanan yang akan diselenggarakan

21
Penetapan unit cost
Penetapan angka utilisasi
1) Angka kunjungan
2) Angka kesakitan
3) Profil peserta

5. Apa saja permasalahan dalam menjalan sistem kapitasi?
J awab ::
Rasio dokter keluarga, PPK dan peserta tidak ideal
SIM kurang baik, data tidak akurat

Dampak dari sistem kapitasi ::
Efisiensi pelayanan : LOS, pengobatan rasional, rujukan rasional
Mendorong kerjasama antar PPK lebih baik
Mendorong PPK untuk sadar mutu dan biaya
desentralisasi

6. Bagaimana prinsip pembayaran kapitasi?
J awab ::
Transfer resiko
Hukum bilangan besar
Semakin besar jumlah peserta yang dikontrakan, semakin kecil resiko yang harus
ditanggung

7. Apa saja persyaratan pembayaran sistem kapitasi agar efektif?
J awab ::
Kesiapan Bapel mengelola manajemen administrasi yang padat data
Adanya jaringan PPK yang memadai (jumlah, penyebaran dan kesiapan)
Pembayaran pra upaya
Adanya standar pelkes yang disepakati antara Bapel dan PPK
Adanya jumlah peserta minimum yang mencukupi
PPK harus mampu melakukan pengendalian biaya
Peserta bersedia merubah pola berobat

8. Apa saja pilar B dari kedokteran keluarga?
J awab ::
Paket B :: Managing in family medicine practice
1. Manajemen SDM
2. Manajemen fasilitas dan utilitas
3. Manajemen Informasi
4. Manajemen Keuangan meliputi asuransi/managed care



22
KERANGKA KONSEP














HIPOTESIS
Dr. Q ingin mendirikan praktek dokter keluarga dengan mengkaji
sistem manajemen pelayanan dokter keluarga untuk mencapai
praktek dokter keluarga yang bermutu

SINTESIS

Praktek Dokter Keluarga
Definisi
Pelayanan kedokteran yang menyeluruh/komprehensif yang memusatkan
pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit dimana tanggungjawab dokter terhadap
pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak
oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The American Academy of Family
Physician, 1969).
Merupakan pelayanan yang luas yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu yang membentuk kesatuan yang terpadu.
Rumusan pertama menunjuk pada karakteristik pelayanan, ditujukan untuk
kepentingan penyelenggaraan pelayanan.
dr. Q seorang dokter
keluarga
Membuka Praktek Dokter
Keluarga
Bentuk Pelayanan Praktek
Dokter Keluarga
Izin Praktek dan Pendirian
Klinik DOGA
Manajemen Mutu Praktek
Doga
Manajemen Pembiayaan
Doga
Asuransi Kapitasi Qualitu Assurance

23
Rumusan kedua menunjuk pada penerapan disiplin ilmu, ditujukan untuk kepentingan
pendidikan dan pelatihan.

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga secara umum dapat dibedakan
atas tiga macam ::
1) Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan.
2) Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.
3) Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah,
serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.

Kelebihan pelayanan praktek dokter keluarga umumnya ::
lebih aktif dan bertanggung jawab
Lebih lengkap dan bervariasi
Menangani penyakit pada stadium awal

Profil pelayanan dokter keluarga ::
Primer/kontak pertama, Personal, Komprehensif, Kontinu, Koordinatif/kolaboratif, Preventif,
Keluarga, dan Komunitas

Manajemen SDM dalam Praktek Doga

Manajemen SDM dalam Pelayanan Dokter Keluarga

RUANG LINGKUP MANAJEMEN SDM
ENTRY EXIT
Recruitment
Seleksi
Training pelantikan
Motivasi
Handle SDM
Struktur
Kepemimpinan
Kefektifitasan personal
Manajemen perubahan
Pengembangan staf
- Delegasi
- Appraisal
- kursus
Separasi
Promosi

SDM dalam Pelayanan Dokter Keluarga
A. Kriteria Dokter Keluarga
Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter yang
bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam hal perilaku
kesehatan.
Indikator
a) Semua dokter keluarga yang berpraktik dokter keluarga dapat menunjukkan
sertifikat dokter keluarga

24
b) Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki sistim yang memungkinkan dokter
keluarga yang berpraktik untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dokter keluarga demi
menjaga kualitas praktiknya.
c) Dokter pengganti dari dokter keluarga yang berpraktik di tempat yang bersangkutan
juga seorang dokter yang mempunyai sertifikat dokter keluarga.
d) Dokter keluarga yang memberikan pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki
perilaku kesehatan yang patut menjadi panutan masyarakat.

Panduan untuk interpretasi
Konsil Kedokteran Indonesia bersama-sama dengan Kolegium menetapkan standar
kompetensi dokter keluarga yang harus dimiliki oleh semua dokter keluarga dan setiap
5 tahunan terdapat resertifikasi dokter keluarga dengan menunjukkan sejumlah kredit
pelatihan yang telah ditentukan oleh Kolegium

B. Kriteria Perawat
Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan
pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

Indikator
a) Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga dapat menunjukkan bukti
bahwa memilik ijazah pendidikan yang sesuai.
b) Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga dapat menunjukkan bukti
bahwa memiliki bukti bahwa telah mengikuti pelatihan yang di dalamnya berisi dasar-
dasar pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
c) Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki sistim yang memungkinkan perawat
yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga mengikuti pelatihan-pelatihan demi
menjaga kualitas pelayanannya

C. Kriteria Bidan
Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan
dengan pendekatan kedokteran keluarga.
Indikator
a) Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga dapat menunjukkan bukti bahwa
memiliki ijazah pendidikan yang sesuai.
b) Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga dapat menunjukkan bukti bahwa
memiliki bukti bahwa telah mengikuti pelatihan yang di dalamnya berisi dasar-dasar
pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga
c) Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki sistem yang memungkinkan bidan yang
bekerja pada pelayanan dokter keluarga mengikuti pelatihan-pelatihan demi menjaga
kualitas pelayanannya

Panduan untuk interpretasi Perawat dan Bidan ::
Dalam menjaga kualitas pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga, seluruh
petugas kesehatan yang berpraktik di tempat pelayanan dokter keluarga diharapkan

25
menguasai filososi pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga agar pelayanan
dapat diberikan secara terintegrasi. Pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran
keluarga bagi tenaga kesehatan lain berisi serupa dengan Paket A Pelatihan dokter
keluarga.

D. Kriteria Administrator klinik
Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga, telah mengikuti
pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran keluarga.
Indikator
a) Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga dapat
menunjukkan bukti bahwa memiliki ijazah pendidikan yang sesuai dengan
pekerjaannya
b) Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga dapat
menunjukkan bukti bahwa telah dilatih, setidak-tidaknya oleh pimpinan klinik, untuk
dapat menunjang pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
c) Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki sistim yang memungkinkan pegawai
administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga mengikuti pelatihan-
pelatihan demi menjaga kualitas pekerjaannya.
Panduan untuk interpretasi
a) Pelayanan dokter keluarga setidak-tidaknya memiliki satu pegawai administrasi.
b) Dokter keluarga yang berpraktik tunggal, dianjurkan memiliki satu pegawai yang
membantu dokter dalam membuat perjanjian konsultasi, menjelaskan fasilitas
pelayanan dan mencatat secara administratif kegiatan pelayanan.
c) Dokter keluarga yang berpraktik bersama harus memiliki setidak-tidaknya satu
pegawai administrasi agar pelayanan dokter satu sama lain dapat terkoordinasi.
d) Materi pelatihan pegawai administrasi untuk menunjang pendekatan kedokteran
keluarga meliputi ::
Komunikasi, Pencatatan dan pelaporan, Penggunaan alat bantu komunikasi,
Penggunaan alat bantu pencatatan dan pelaporan, Tatacara berbagai pelayanan yang
menjadi fasilitas tempat praktek yang bersangkutan.

Manajemen Fasilitas dan Utilisasi

Sarana dan Prasarana pada Klinik Dokter Keluarga ::
A. Peralatan Medis
1. Rutin :: Termometer, Tensimeter, Pengukur berat dan tinggi badan, Stetoskop,
Penekan lidah, Senter/lampu kepala, Spekulum hidung, Diagnostic set
2. Khusus :: Otoskop, Optalmoskop, Glukometer
3. Penunjang :: Laboratorium klinik, EKG, USG, Pemeriksa visus, Pemeriksa buta
warna, Ronsen
4. Kedaruratan :: Oksigen + regulator, Nebulizer, Semprit dari berbagai ukuran, Jarum
suntik dari berbagai ukuran, Perangkat infus, Minor set


26
B. Peralatan Non-Medis
Bangunan (mungkin sewa), Rekam medis, Ruangan, Sarana komunikasi, dan Sarana
administrasi.

Standar Fasilitas Praktik
Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang
lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sekitarnya.
a) Kriteria Fasilitas untuk praktik
Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan, kenyamanan dan keamanan
pasien, pegawai dan dokter yang berpraktik dengan indikator, yaitu ::
1. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki tempat yang tampak terawat dan bersih
2. Pelayanan dokter keluarga membuktikan bahwa terdapat larangan merokok pada
semua ruangannya.
3. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki ruang tunggu yang cukup luas dan
jumlah kursi yang cukup untuk pasien yang menunggu.
4. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki toilet dan tempat cuci tangan yang
bersih dan terawat yang dapat digunakan untuk pasien dan pegawai.
5. Tempat tunggu pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki tanda arah menuju
toilet untuk pasien yang menunggu.
6. Rekam medik, kertas resep, surat kop klinik dan surat keterangan lainnya pada
tempat pelayanan dokter keluarga terbukti tidak dapat diambil atau dibaca oleh
orang lain/dokter yang tidak bertugas.
7. Pelayanan dokter keluarga yang berlokasi pada daerah tidak aman terbukti memiliki
sistem pengamanan bagi tempat praktik.
8. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki sistim evaluasi berupa umpan balik
pasien yang berkunjung untuk merasa puas dan nyaman dengan fasilitas praktik.
9. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki keadaan ruang periksa dan ruang
tunggu yang :: Bersih, Terang, Ventilasi baik, Lantai tidak licin, Tidak berbau,
Tidak bising, Suhu yang nyaman, Terpisah untuk pasien infeksius.

b) Kriteria Kerahasiaan dan privasi Konsultasi dilaksanakan dengan memperhatikan
kerahasiaan dan privasi pasien Indikator ::
1. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki ruang konsultasi dan pemeriksaan fisik
yang terpisah dari ruang tunggu dengan ketentuan pembicaraan antar dokter-pasien
tidak dapat didengar dengan pasien lain, dan pada saat pemeriksaan fisik tidak dapat
terlihat oleh pasien lain.
2. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki sistim penyimpanan rekam medik yang
menjamin kerahasiaan dan memiliki peraturan bahwa rekam medik hanya boleh
dibaca oleh dokter pemeriksa dan pasien yang bersangkutan.
3. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki sistim perjanjian dan pelayanan
setelahnya (after care) yang juga menjamin kerahasiaan dan privasi pasien.



27
c) Kriteria Bangunan dan interior
Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen atau semi
permanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis strata pertama yang
aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien dengan Indikator, yaitu ::
1. Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki beberapa ruang
terpisah atau tergabung yang disesuaikan dengan kemampuan fasilitas pelayanan dan
fisik bangunan, antara lain ::
Ruang pendaftaran dan administrasi, Ruang penyimpanan obat-obatan, Ruang
tunggu, Ruang pemeriksaan fisik dan Kamar kecil.
2. Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga terbukti merupakan bangunan yang dapat
melindungi dari panas dan hujan, serta dapat ditutup rapat bila tidak sedang
digunakan.
3. Bangunan dan ruang dalam untuk pelayanan dokter keluarga terbukti merupakan
bahan bangunan yang relatif mudah dibersihkan..
4. Ruang dalam untuk pelayanan dokter keluarga terbukti mempunyai ventilasi yang
cukup, atau berpendingin bila tidak memungkinkan ventilasi yang cukup.
5. Ruang dalam untuk pelayanan dokter keluarga terbukti mempunyai sinar yang
cukup, atau menggunakan lampu untuk pencahayaan bila sinar matahari tidak dapat
masuk dengan baik.

d) Kriteria Alat komunikasi
Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitarnya dengan
Indikator ::
1. Pelayanan dokter keluarga memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan
masyarakat sekitarnya misalnya telepon Panduan untuk interpretasi
2. Untuk daerah perkotaan, pesawat telpon merupakan keharusan bagi pelayanan dokter
keluarga, agar memudahkan pasien untuk membuat perjanjian atau menanyakan
masalah kesehatan kepada dokter selama perawatan di rumah.
3. Dokterpun dapat menggunakan pesawat telepon untuk menanyakan tindak lanjut
keadaan pasien dan menjanjikan tempat rujukan bagi pasien
4. Pada daerah terpencil, pelayanan dokter keluarga dapat menggunakan SSB atau
sistim radio panggil lainnya untuk mempunyai hubungan dengan sistim pelayanan
kesehatan strata kedua atau dinas kesehatan.

e) Kriteria Papan Nama
Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur oleh
perkumpulan profesi dengan Indikator ::
1. Terdapat papan nama di depan tempat praktik pada posisi yang mudah terlihat dengan
ketentuan sesuai dengan ketentuan organisasi profesi di wilayahnya. Panduan untuk
interpretasi.
2. Papan praktik tidak boleh diberi lampu warna atau hiasan-hiasan yang memberi kesan
seperti suatu papan iklan/promosi, karena papan nama praktik bukan media iklan.
Lampu penerangan boleh ditempatkan di sekitar papan nama, selain itu tidak boleh
memuat tulisan tambahan untuk dewasa/anak dan lain-lain.

28
3. Bila organisasi profesi di wilayah dokter keluarga berpraktik belum mempunyai
ketentuan papan nama dokter, maka papan nama dokter keluarga mengikuti
ketentuan, yaitu ::
Ukuran minimal 40 cm x 60 cm, maksimal 60 cm x 90 cm, Warna dasar putih dengan
huruf balok warna hitam, Tulisan pada papan nama praktik memuat nama dokter
keluarga, nomor SPTP yang sesuai dengan alamat praktik, jenis praktik, hari/jam
praktik.

f) Kriteria Peralatan Medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal harus
dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia layanan strata pertama
dengan Indikator ::
1. Pelayanan dokter keluarga yang merupakan sarana pelayanan medis strata pertama
terbukti setidaknya memiliki alat-alat pemeriksaan fisik.
2. Pelayanan dokter keluarga yang merupakan sarana pelayanan medis strata pertama
terbukti setidaknya memiliki alat-alat laboratorium sebagai berikut ::
Alat monitoring gula darah, pengukur kadar hemoglobin darah, pemulas sediaan
gram, pemulas sediaan basah, Gelas obyek dan penutupnya, Mikroskop.

g) Kriteria Peralatan Penunjang Medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis yang minimal
harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata
pertama dengan Indikator :
1. Pelayanan dokter keluarga yang merupakan sarana pelayanan medis strata pertama
terbukti setidaknya memiliki alat-alat medis tambahan.
2. Pelayanan dokter keluarga yang merupakan sarana pelayanan medis strata pertama
terbukti setidaknya tas dokter untuk panggilan rumah atau perawatan di rumah
dilengkapi dengan alat-alat sebagai berikut ::
Alat penekan lidah, Forsep hemostatik, Jarum suntik (no 22 & 23), Kapas dan
alkohol, Lampu senter, Obat-obatan, Palu refleks, Semprit/spuit (3 & 5 cc),
Stetoskop, Tensimeter, Termometer, dan Perlengkapan peralatan luka.
3. Pelayanan dokter keluarga yang merupakan sarana pelayanan medis strata pertama
terbukti setidaknya memiliki persedian obat-obatan sebagai berikut ::
Obat suntik (Adrenalin bitatras, Kortikosteroid, Antihistamin, dan Anti konvulsan),
Cairan infus, Obat (bukan obat suntik) guna diberikan untuk pertolongan pertama
(ISDN, obat-obat luka, parasetamol, anti konvulsan spasmolitik), Anestesi lokal:
prokain HCl, Metoda kontrasepsi.

h) Kriteria Peralatan Non Medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal harus dipenuhi di
ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama dengan
Indikator ::
1. Ruang pendaftaran dan administrasi pada pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki
setidaknya perabotan sebagai berikut :: Meja (berlaci) pendaftaran dan administrasi,

29
Lemari/ rak penyimpan rekam medik, Komputer, Printer, Kursi staf, Kursi
pengunjung, dan Tempat sampah.
2. Ruang penyimpan obat-obatan pada pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki
setidaknya perabotan sebagai berikut :: Lemari rak penyimpan obat-obatan, Meja
(berlaci), Komputer, Printer, Kursi staf, Tempat sampah, Tempat/ baskom cuci tangan
atau wastafel dan Lap pengering
3. Ruang tunggu pada pelayanan dokter keluarga terbukti lengkap.
4. Ruang praktik pada pelayanan dokter keluarga terbukti lengkap.

i) Standar Proses-Proses Penunjang Medik
Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses proses yang menunjang kegiatan
pelayanan dokter keluarga.
Kriteria Pengelolaan Rekam Medic :: Pelayanan dokter keluarga menyiapkan,
melaksanakan dan mengevaluasi rekam medik dengan dasar rekam medik berorientasikan
pada masalah (problem oriented medical record) dengan Indikator ::
1. Pelayanan dokter keluarga terbukti menggunakan rekam medik yang digunakan
berdasarkan pada berorientasikan pada masalah.
2. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki prosedur pengelolaan rekam medik
yang sesuai dengan etik kedokteran.
3. Dokter keluarga tebukti memiliki bukti bahwa telah mengikuti pelatihan / pendidikan
kedokteran bersinambung / program pengembangan profesionalisme kedokteran
yang di dalamnya berisi mengenai rekam medik dokter keluarga.
4. Petugas kesehatan dan pegawai administrasi yang bekerja pada praktek dokter
keluarga terbukti telah dilatih untuk mengelola rekam medik sesuai dengan etik
kedokteran.

j) Standar proses-proses penunjang medik
Kriteria Pengelolaan Rantai Dingin
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold chain
management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya dengan
Indikator ::
1. Pelayanan dokter keluarga terbukti mempunyai buku pedoman manajemen rantai
beku untuk penyelenggara pelayanan strata pertama
2. Praktik dokter keluargaterbukti memiliki alat pendingin (lemari es atau termos cold
chain) dengan suhu di bawah 4P celcius yang terawat baik.

Kriteria Pengelolaan Pencegahan Infeksi
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution management yang
mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya dengan Indikator ::
1. Dokter keluarga dan stafnya baik paramedik maupun non paramedik yang
berhubungan dengan pasien, terbukti memiliki bukti bahwa telah mengikuti
pelatihan/ pendidikan kedokteran bersinambung / program pengembangan
profesionalisme kedokteran yang di dalamnya berisi mengenai pengelolaan
pencegahan infeksi baik berhubungan dengan manusia, maupun sterilitas peralatan

30
2. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki panduan universal precaution yang
wajib dipelajari oleh seluruh personil yang bekerja di pelayanan kesehatan
3. Pelayanan dokter keluarga dan paramedik terbukti menggunakan masker, sarung
tangan dan apron plastik pada saat melakukan tindakan yang memungkinkan
terpercik darah dari pasien
4. Pelayanan dokter keluarga terbukti menyediakan alat-alat dan bahan untuk
mensterilkan alat-alat baik dari bakteri maupun virus.
5. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki peralatan yang memadai sesuai dengan
pelayanan yang diberikan dalam rangka mencegah infeksi silang dari satu pasien ke
pasien lainnya.

Kriteria Pengelolaan Limbah
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor dan limbah, baik
limbah medis maupun limbah non medis agar ramah lingkungan dan aman bagi
masyarakat sekitar klinik dengan Indikator ::
1. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki sistim untuk memisahkan sampah
medik dengan sampah non medik (termasuk sistim pembuangan benda medik tajam
seperti jarum suntik)
2. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki sistim pembuangan air kotor (termasuk
darah dan duh tubuh pasien) yang aman bagi masyarakat sekitarnya.

Kriteria Pengelolaan Air Bersih
Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah diolah sehingga
aman digunakan dengan Indikator ::
1. Pelayanan dokter keluarga terbukti menggunakan air bersih untuk keperluan
pelayanannya termasuk untuk air minum bagi dokter dan stafnya.
2. Pada lokasi dengan kesulitan mendapatkan air bersih, maka pelayanan dokter
keluarga terbukti mempunyai sistim penyulingan air agar aman digunakan untuk
keperluan pelayanan medis.

Kriteria Pengelolaan Obat
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai prosedur yang
berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang kadaluwarsa dengan Indikator ::
1. Dokter keluarga terbukti memiliki bukti bahwa telah mengikuti pelatihan /
pendidikan kedokteran bersinambung / program pengembangan profesionalisme
kedokteran mengenai pengelolaan obat.
2. Tenaga kesehatan dan staf lain yang terkait terbukti telah dilatih mengenai
kadaluwarsa pada obat-obatan dan alat-alat steril.
3. Pelayanan dokter keluarga terbukti tidak menyimpan obat-obatan dan vaksin yang
telah kadaluwarsa pada lemari obat atau tas dokter.
4. Pelayanan dokter keluarga terbukti mempunyai catatan stok obat yang
mencantumkan tanggal kadaluwarsa.


31
Manajemen Informasi
Defini Rekam Medis
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik kedokteran :: Rekam medis adalah : Berkas yang berisi
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Peraturan Menkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989 :: Rekam medis adalah:berkas yang
berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

Prinsip Manajemen operasional rekam medis ::
1. Have a workable filling system Memiliki sebuah system pengisian yang dapat bekerja
misalnya system pengisian dengan nama, keluarga, dan alamat atau kombinasi
diantaranya.
2. Have a filling discipline Pengisian merupakan tugas yang membosankan yang
memiliki peluang kemungkinan terjadinya missing records sehingga dibutuhkan
spesifikasi batas waktu yang mengizinkan untuk menyimpan data ke file lainnya. Dan
juga memindahkan data rekam medis yang dibutuhkan sebagai track.
3. Have operational rules for missing records Pencatatan rekam medis temporer dan
penggabungannya ketika rekam medis utama dibutuhkan untuk dilaporkan.
4. Have a culling procedure Rekam medis yang ada semaikn lama akan semakin tebal,
sehingga beberapa pemilihan diperlukan. Pada umumnya rekam medis disimpan samapi
jangka waktu 7 tahun, tapi terdapat pengecualian untuk rekam medis anak dan rekam
medis medikolegal yang penting.

POMR ( the Problem Oriented Medical Record) lebih baik dibandingkan SOMR (the
Source Oriented Medical Record).
Komponen 1 POMR the master record :
o Biodata;
o Problem list ada 3 kolom isinya : tanggal aktif, masalah dan tanggal
inaktif, kolom inaktif yang kosong mengindikasikan bahwa
permasalahannya masih aktif.
o Report summaries(ringkasan laoparan) seperti imunisasi, rujukan, dll
o Graphic space genogram
Komponen 2 POMR progress notes and source document
o Format 2 kolom kolom pertama berisi data subjektif, objektif dan
assessment, sedangkan kolom kedua berisi rencana.
o Format 4 kolom setiap kolom berisi salah satu dari data elemen
subjektif, objektif, assessment dan rencana pindahkan dari kiri k kanan.
Komponen 3 POMR flow charts seperti alur penatalaksanaan DM, hipertensi, asma.
Komponen 4 POMR source documents contohnya hasil pemeriksaan laboratorium.




Yang termasuk Rekam Medis
1. Berkas kesehatan
2. Kartu indeks
3. Buku register
4. Formulir hasil pemeriksaan
penunjang

Klasifikasi Rekam Medis
1. Rekam medis konventional
2. Rekam medis elektronik

Bentuk-bentuk rekam medis
1. Berkas Keluarga (Family Folder/FF) :: Merupakan kumpulan RM dari masing-masing
anggota keluarga, yang disimpan menurut nomor urut atau huruf pertama nama kepala
keluarga (KK).
2. Buku Kesehatan Keluarga :: Merupakan suatu RM berbentuk buku, dipakai bersama
oleh semua anggota keluarga.

Manfaat Rekam Medis
1. Pengobatan Pasien
2. Peningkatan Kualitas Pelayanan
3. Pendidikan dan Penelitian
4. Pembiayaan
5. Statistik Kesehatan
6. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin
dan Etik

Syarat Rekam Medis
1. Mampu menampilkan gambaran, susunan dan bentuk keluarga
2. Mampu menjadi sarana pelayanan promotif dan preventif
3. Mampu menampilkan secara garis besar riwayat kesehatan dan faktor risiko kesehatan
pasien sebelumnya
4. Mampu menampilkan secara cepat masalah kesehatan utama pasien
5. Mampu menjadi sarana untuk melaksanakan pelayanan terpadu

Isi Rekam Medis
1. Catatan : Identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain baik dilakukan oleh doketr dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan
lainnya sesuai dengan kompetensinya.
2. Dokumen : kelengkapan dari catatan tersebut antara lain foto rontgen, hasil laboratorium
dan keterangan lain sesuai kompetensinya.

A. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
1. Identitas pasien
2. Pemeriksaan fisik
3. Diagnosis / masalah
4. Tindakan / pengobatan
5. Pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien

B. Rekam Medis Pasien Rawat Inap
1. Identitas pasien
2. Pemeriksaan fisik
3. Diagnosis / masalah
4. Persetujuan tindakan medis (bila
ada)
5. Tindakan / pengobatan

33
6. Pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien

C. Rekam medis keluarga
1. Data dasar keluarga
2. Profil Keluarga
3. Penilaian kesejahteraan/ kualitas
hidup keluarga
4. Status Psikologik keluarga
5. Perilaku kesehatan keluarga
6. Lingkungan
7. Daftar permasalahan keluarga
8. Diagnosa keluarga
9. Prognosa
10. Penatalaksanaan masalah keluarga
11. Denah rumah
12. Genogram
13. Tindak lanjut

Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis
1. Pasal 46 ayat(1) UU Praktik Kedokteran :: dr. & drg. wajib membuat rekam medis dalam
menjalankan praktik kedokteran. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran,
segera melangkapi RM dengan mengisi atau menulis semua pelayanan praktik
kedokteran yang telah dilakukannya.
2. Setiap catatan dalam RM harus dibubuhi :: nama, waktu dan tanda tangan petugas yg
memberikan pelayanan atau tindakan. Pada RM elektronik tanda tangan diganti dengan
nomor identitas pribadi / personal identification number (PIN).
3. Bila ada kesalahan saat melakukan pencatatan pd RM catatan atau berkas tidak boleh
dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atas kesalahan dengan
pencoretan dan kemudian dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan.

Kepemilikan Rekam Medis Sesuai UU Praktik Kedokteran ::
1. Berkas RM milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan.
2. Isi RM dan lampiran dokumen milik pasien.

Penyimpanan Rekam Medis
1. RM harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, dan pimpinan
sarana kesehatan
2. Batas waktu penyimpanan : paling lama 5 tahun ( Peraturan Menkes )

Genogram
Suatu gambar/diagram/susunan pohon keluarga yang disusun oleh seorang dokter keluarga
mengenai pasien, berdasarkan informasi dari pasien dan/atau keluarganya, di dalamnya
tercantum keterangan kesehatan seluruh anggota keluarga, sehingga memungkinkan
terlacaknya masalah kesehatan pasien dan keluarga, terutama yang erat hubungannya dengan
penyakit herediter dan/atau penyakit menular.

Tujuan Genogram
1. Mendapatkan gambaran tentang latar belakang keluarga
2. Mengetahui masalah-masalah kesehatan dalam keluarga yang potensial mempunyai
hubungan dengan masalah kesehatan yang ada pada pasien

Waktu Pengisian Genogram 1. Pada saat pasien pertama kali datang

34
2. Kunjungan berikutnya
3. Pada beberapa kunjungan selanjutnya


Simbol-simbol Genogram
1. Anggota keluarga dan garis
keturunannya
2. Pola interaksi dalam keluarga
3. Riwayat kesehatan
4. Informasi lain yang dianggap penting

Syarat Genogram
1. Terdiri dari 3 generasi atau lebih
2. Tercantum nama-nama seluruh anggota keluarga
3. Tercantum usia atau tahun lahir semua anggota keluarga
4. Tercantum tanda anggota keluarga yang telah meninggal, usia meninggal, tahun
meninggal dan penyebab kematian (bila diketahui)
5. Tercantum masalah kesehatan yang bermakna
6. Tergambarkan anggota keluarga yang tinggal seatap
7. Tercantum tanggal menikah dan bercerai, tinggal bersama & pisah
8. Yang lahir dahulu di sebelah kiri
9. Keterangan kunci dari simbol2 dan singkatan2 yang digunakan ditulis pada kertas yang
sama
10. Simbol yang digunakan dibuat sederhana dan mudah dilihat.

Manajemen Keuangan dan Managed Care

Biaya Kesehatan
Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan
dan/atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan,
keluarga, kelompok, dan masyarakat (Azrul A, 1996). Ada dua sudut pandang, yaitu provider
dan pemakai jasa pelkes.
Hal yang harus diperhatikan dalam rencana pelayanan dokter keluarga ::
o Perencanaan Pembiayaan memperhitungkan semua pengeluaran dan pemasukan
untuk masa ke depan berdasarkan data sekaranga atau hasil studi.
o Efisiensi Dana pembiayaan yang efektif
o Investasi penanaman modal

Jenis Biaya Kesehatan
a) Biaya pelayanan kedokteran pengobatan dan pemulihan.
b) Biaya pelayanan kesehatan masyrakat peningkatan kesehatan dan pencegahan.

Manajemen keuangan meliputi ::
1) Membuat catatan pemasukan, pengeluaran dan keuntungan.
2) Mempersiapkan laporan keuangan paad periode perhitungan akhir.
3) Menganalisa laporan keuangan dan menagmbil tindakan yang dibutuhkan.
4) Melaksanakan proses control persediaan dan inventaris.

35
5) Bertindak jika terdapat penyimpangan-penyimpangan.
6) Menjamin bahwa laporan financial dapat di audit
7) Mengembangakn rencana keuangan.

Model Pembiayaan Kesehatan
a) Atas dasar tagihan (reimbursement) :: pembiayaan oleh badan pelaksana / asuransi
kepada penyelenggara pelayanan kesehatan dilakukan atas dasar besarnya tagihan.
b) Pembayaran pra-upaya :: sistem atau cara pembayaran oleh bapel kepada penyelenggara
yang besar biayanya dihitung dimuka (in-advance) dan penyelenggara pelayanan
menerima biaya tersebut tanpa memperhatikan besarnya biaya riil yang dikeluarkan
oleh penyelenggara. Bentuk pembiayaan secara pra-upaya :
1. Sistem kapitasi (capitation system)
Sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung
untuk setiap peserta untuk jangka waktu tertentu. Tidak ditentukan oleh frekuensi
pengguaan pelayanan kesehatan, melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan
kesepakatan jangka waktu jaminan.
2. Sistem paket (packet system)
Sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung
untuk suatu paket pelayanan kesehatan tertentu. Tidak ditentukan oleh macam
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh paket pelayanan
kesehatan yang dimanfaatkan.
3. Sistem anggaran (budget system)
Sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga, sesuai dengan
besarnya anggaran yang diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan. Tidak
ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh
besarnya anggaran yang telah disepakati.

Mekanisme pembiayaan pada pelayanan kesehatan ::
a) Pembiayaan secara tunai (fee for service) setiap kali pasien datang berobat, harus
membayar biaya pelayanan.
b) Pembiayaan melalui program asuransi kesehatan (health insurance) setiap kali
pasien datang berobat tidak perlu membayar secara tunai, karena pembiayaan tersebut
telah ditanggung pihak ketiga yaitu badan asuransi.

Asuransi Kesehatan
Health Insurance : The payment for the excepted costs of a group resulting from medical
utilization based on the excepted expense incurred by the payment can be based on
community or experience rating (JaconbsP, 1997)

Definisi di atas ada beberapa kata kunci, yaitu :
a. Ada pembayaran b. Ada biaya

36
c. Ada pelayanan medik d. Keadaan sakit merupakan sesuatu
yang tidak pasti (uncertainty), tidak
teratur, dan mungkin jarang terjadi.

Bentuk Pokok Asuransi ::
1. Tertanggung (peserta/client)
2. Penanggung( badan asuransi/health insurance institution)
3. Penyedia pelayanan kesehatan (health provider)









Asuransi Kesehatan Konvensional atau Tradisional
Merupakan satu bentuk produksi asuransi kesehatan dengan pembayaran premi berdasarkan
community rating yaitu cara perhitungan premi sehingga semua anggota di dalam kelompok
membayar premi yang sama berdasarkan karakteristik resiko kelompok, misalnya usia,
masalah kesehatan.

Ciri - Ciri Asuransi Kesehatan Konvensional
a) Peserta dapat memilih PPK
b) tidak terikat lokasi
c) kepuasan peserta tinggi
d) mutu pelayanan menjadi resiko
peserta
e) cakupan resiko tidak komprehensif
f) sasaran adalah masyarakat menegah
ke atas.
g) Moral hazard tinggi
h) biaya relative mahal
i) inflasi biaya tinggi

Managed Care
Sistem yang mengintegrasikan antara pembiayaan dan pelayanan kesehatan yang tepat
dengan ciri-ciri :
o Kontrak dengan dokter RS (pelayanan
komprehensif)
o Pembayaran premi per orang per
bulan (kapitasi)
o Adanya ke ndali utilisasi dan mutu
o Adanya insentif financial bagi pasien
untuk memanfaatkan provider dan
fasilitas kesehatan yang ditunjuk.
o Adanya resiko financial bagi
dokter/RS.

Suatu sistem yang memadukkan pembiayaan dan pemberian pelayanan kesehatan kepada
peserta yang menggunakan salah satu atau lebih dari elemen-elemen berikut :
a. kontrak dengan PPK untuk memberikan pelkes komprehensif pada peserta.
b. Standar pemilihan PPK
Imbal Jasa
BADAN ASKES
PESERTA PPK
Premi
Yankes

37
c. program peningkatan mutu layanan dan utilization review
d. menekankan pada pemeliharaan kesehatan peserta untuk mengurangi utilisasi pelkes.
e. Insentif financial bagi peserta untuk menggunakan jaringan PPK dan prosedur pelkes.

Konsep Managed Care












Ciri Ciri Managed Care
a) Kontrol utilisasi yang ketat sesuai mekanisme kontrak
b) Monitoring dan control pelayanan yang diberikan
c) Memakai dokter umum dan tenaga medic lainnya untuk mengelola pasien
d) Menciptakan layanan kesehatan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
e) Ada program perbaikan kualitas
f) System reimburse yang membuat sarana pelayanan kesehatan (dokter, puskesmas,
rumah sakit, dll) dapat mempertanggungjawabkan biaya dan kualitas layanan kesehatan.

Faktor Utama dalam Managed Care
a) Mengelola pembiayaan dan pemberian jasa pelkes
b) Menggunakan teknik kendali biaya
c) Membagi resiko keuangan antara provider dan badan asuransi.

Bentuk Managed Care
HMO (Health Maintanance Organization)
Suatu bentuk managed care yang mempunyai ciri sebagai berikut :
1. Pembayaran premi didasarkn pada perhitungan kapitasi.
Kapitasi adalah pembayaran terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan
jumlah sasaran anggota, biasanya didasarkan atas konsep wilayah dan bukan berdasarkan
jumlah pelayanan yang diberikan.
2. Terikat pada lokasi tertentu
3. Pembayaran out of pocket sangat minimal
4. Ada dua bentuk HMO, yaitu ::
a) Pertama : HMO merupakan badan penyelenggara merangkap sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan sehingga control lebih baik dan mengurangi
utilisasi yang berlebihan.
PELKES
BAPEL
PESERTA
IURAN
Pendaftaran
Reimbursed
LAPORAN
PPK
Klaim
KONTRAK
KONSEP Health Maintenance Organization (HMO)
Atau
Jaminan Pemeliharaan kesehatan Masyarakat (JPKM)


38
b) Kedua : HMO mengontrol penyelenggara pelayanan kesehatan.
5. Pilihan PPK (penyedia pelayanan kesehatan) terbatas, perlu waktu untuk menukar PPK
6. Ada pembagian risiko dengan PPK
7. Kendali biaya dan pemanfaatan tinggi
8. Ada kemungkinan mutu pelayanan rendah.

Ada beberapa tipe HMO, yaitu :
Staff model : dokter secara langsung menjadi pegawai HMO dan diberi imbalan system
Gaji.
Group model : HMO mengontrak dokter secara berkelompok, didasrakan kapiitasi.
Network model : HMO mengontrak lebih dari satu grup dokter.
Individual practice association : HMO mengontrak dokter dari beberapa jenis praktek,
didasarkan fee for service.

PPO (Preffered Provider Organization) dan POS (Point of Service)
Merupakan bentuk managed care yang memberikan pilihan PPK yang lebih luas kepada
konsumen yaitu provider yang termasuk dalam jaringan dan provider yang tidak termasuk
dalam jaringan pelayanan sehingga harus dibayar penuh. Dengan ciri-ciri, yaitu ::
a) Pelayanan komprehensif
b) Kebebasan memilih PPK
c) Insentif untuk mengguanakan PPK
murah
d) Pembayaran PPK berdasarkan ffe for
service dengan potongan harga
e) Pengeluaran out of pocket sedang
f) Inflasi biaya relative masih tinggi
g) Ada kendali utilitas dan mutu
h) Tumbuh paling cepat.










39
Diagnostic Related Group
DRG adalah suatu sistem pemberian imbalan jasa pelayanan kesehatan pada penyedia
pelayanan kesehatan (PPK) yang ditetapkan berdasarkan pengelompokkan diagnosa penyakit.
Diagnosis dalam DRG sesuai dengan ICD-9 CM (International Classification Disease Ninth
Edition Clinical Modification) dan ICD-10. Dengan adanya ICD memudahkan dalam
pengelompokkan penyakit agar tidak terjadi tumpang tindih.
Pengelompokkan diagnosis ditetapkan berdasarkan dua prinsip yaitu clinical
homogenity (pasien yang memiliki kesamaan klinis) dan resource homogenity (pasien yang
menggunakan intensitas sumber-sumber yang sama untuk terapi / kesamaan konsumsi
sumber daya). Syarat dalam keberhasilan implementasi DRG tergantung pada 3 C (coding,
costing, dan clinical pathway).
Alasan perlu adanya klasifikasi penyakit adalah bahwa rumah sakit memiliki banyak
produk pelayanan kesehatan sehingga dengan adanya klasifikasi tersebut dapat menerangkan
dari berbagai produk tersebut. Selain itu, dapat juga membantu klinisi dalam meningkatkan
pelayanan, membantu dalam memahami pemakaian sumber daya dan menciptakan alokasi
sumberdaya yang lebih adil, meningkatkan efisiensi dalam melayani pasien serta
menyediakan informasi yang komparatif antar rumah sakit.

Tujuan Diagnostic Related Group (DRG)
Kontrol biaya, Jaminan mutu, Perencanaan

Macam Diagnostic Related Group (DRG)
a) Medicare Diagnostic Related Group
b) Refined Diagnostic Related Group
c) All Patient Diagnostic Related Group (AP-DRGs)
d) All Patient Refined Diagnostic Related Group (APR-DRGs)
e) International Refined Diagnostic Related Group (IR-DRGs)

Keuntungan Diagnostic Related Group (DRG)
Beberapa keuntungan dari pengimplementasian metode DRG yaitu :
a. Bagi rumah sakit yaitu sebagai salah satu cara untuk meningkatkan mutu standar
pelayanan kesehatan, memantau pelaksanaan program Quality Assurance,
memudahkan mendapatkan informasi mengenai variasi pelayanan kesehatan, dapat
digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan kesehatan, dapat mempelajari proses
pelayanan pasien, adanya rencana pelayanan pasien yang tepat, dan dapat dijadikan
sebagai alat perencanaan anggaran rumah sakit.
b. Bagi pasien, yaitu memberikan prioritas pelayanan kesehatan berdasarkan tingkat
keparahan penyakit, pasien menerima kualitas pelayanan kesehatan yang baik,
mengurangi / meminimalkan risiko yang dihadapi pasien, dan mempercepat pemulihan
dan meminimalkan kecacatan, serta kepastian biaya.
c. Bagi institusi kesehatan, yaitu dapat mengevaluasi dan membandingkan kinerja rumah
sakit, benchmarking, area untuk audit klinis, mengembangkan kerangka kerja klinis dan
alur pelayanan kesehatan (SOP), dan menstandardisasi proses pelayanan kesehatan di
rumah sakit.

40

Major Diagnostic Category (MDC)
Dalam INA-DRG terdapat 23 kelompok diagnosis, yaitu :
1) Disease and Disorders of the
Nervous System
2) Disease and Disorders of the Eye
3) Disease and Disorders of the Ear,
Nose, Mouth, and Throat
4) Disease and Disorders of the
Respiratory System
5) Disease and Disorders of the
Circulatory System
6) Disease and Disorders of the
Digestive System
7) Disease and Disorders of the
Hepatobiliary System and Pancreas
8) Disease and Disorders of the
Musculoskeletal System and Conn
Tissue
9) Disease and Disorders of the Skin,
Subcutaneous Tissue, and Breast
10) Disease and Disorders of the
Endocrine, Nutritional, and
Metabolic System
11) Disease and Disorders of the Urinary
Tract
12) Disease and Disorders of the Male
Reproductive System
13) Disease and Disorders of the Female
Reproductive System
14) Childbirth
15) Newborns and Other Neonates
16) Diseases and Disorders of Blood,
Blood Forming Organs, Immunolog
Disorders
17) Myeloproliferative Diseases and
Disorders, Poorly Differentiated
Neoplasm
18) Infectious and Parasitic Diseases,
Sistemic or Unspecified Sites
19) Mental Diseases and Disorders
20) Alcohol / Drug Use and
Alcohol/Drug Induced Organic
Mental Disorders
21) Injuries, Poisonings, and Toxic
Effects of Drugs
22) Factors Influencing Health Status
and Other Contacts With Health
Service
23) Medical Outpatient Visit


Penentuan Diagnostic Related Group harus ditentukan lebih dulu sebelum ditetapkan tarif.
Principal diagnostic adalah diagnosis yang berdasarkan International Disease Classification
(ICD) yaitu kondisi yang dinilai sebagai penyebab utama pasien masuk rumah sakit. Major
Diagnostic Category (MDC) yang terdiri dari 23 MDC dalam INA-DRG terdiri dari dua
yaitu sistem organ yang terkena penyakit dan jenis penyakit. Misalnya dalam kasus diagnosis
penyakit diare, sistem organ yang terkena adalah sistem saluran pencernaan dan jenis
penyakitnya adalah penyakit infeksi dan parasit. Kemudian ditentukan apakah perlu untuk
dilakukan tindakan pembedahan atau tidak. Tetapkan apakah umur, komplikasi, komorbiditas
berpengaruh. Dalam DRG juga dikenal istilah trimming yaitu suatu metode yang digunakan
oleh pihak rumah sakit untuk menyingkirkan kelompok pasien yang tidak biasa dengan
tujuan untuk melindungi rumah sakit dari kerugian financial yang besar akibat dari kasus-
kasus mahal. Dimana kasus-kasus ini dikenal dengan istilah kasus outlier yaitu kasus-kasus
yang memiliki LOS yang cukup lama dan banyak menyerap sumberdaya.


41
DAFTAR PUSTAKA

1. Rohen.dkk. Editor Novrianti, Karolina, Nastiti, Astiti. Ektremitas Inferior dalam Atlas
Anatomi Manusia. Edisi 6. 2006.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 432-447.
2. Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga. 1995. PT> BInarupa
Aksara. Jakarta
3. Azwar, Azrul dkk. Dokter Keluarga, Kelompok Studi Dokter Keluarga. 1983. Bunga
Rampai. Jakarta
4. Azwar, Azrrul. Program Menjaga MutuPelayanan Kesehatan. 1995. Yayasan
Penerbitan IDI. Jakarta
5. Chandra, Ibrahim. Pengembangan Sistem Informasi Rawat Inap Pasien Keluarga
Miskin Berbasis INA-DRG Casemix Guna Monitoring Pembiayaan Kesehatan di
Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Kalbar. 2009. Universitas Dipenogoro.
Semarang
6. Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional. 1989. DEPKES RI. Jakarta
7. Departemen Kesehatan RI. Survai Nasional Kesehatan Rumah Tangga tahun
1985/1986. 1986. DEPKES RI. Jakarta
8. Departemen Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
028/MENKES/PER/I/2011 Tentang Klinik. 2011. DEPKES RI. Jakarta
9. Departemen Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/MENKES/PER/IV/2007 Tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran. 2007. DEPKES RI. Jakarta
10. Gan, Goh Lee dkk. A Primer on Family Medicine Practice. 2004. Singapore
11. Manual Rekam Medis, Indonesian Medical Council. 2006
12. McWhinney, Ian R dkk. Textbook of Family Medicine. 2009. Oxford University.
(PDF File)
13. Sudjoko, Kuswadji. Penjaminan Mutu Praktek Dokter Keluarga. 1996.Widya Medika.
Jakarta
14. Sulastomo. Pelayanan Kesehatan. 1984. Bunga Rempa. Jakarta

You might also like