1. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan obesitas ?
2. Bagaimana pembentukan energi dalam tubuh ? 3. Apa saja gangguan pada sistem pencernaan ? 4. Jelaskan proses mixing pada traktus alimentarius ? 5. Jelaskan Proses absorbsi nutrisi dan protein pada sistem digesti ? 6. Jelaskan Mekanisme pertahanan traktus alimentarius ! 7. Jelaskan metabolism karbohidrat, lemak, protein dan keterkaitannya !
Jawaban !
1. Faktor-faktor yang menyebabkan obesitas adalah : a. faktor genetic b. Pola makan yang berlebihan c. Kurang olahraga d. Pengaruh emosional e. Gaya hidup f. Faktor social Referensi : Supriyanto, A. 2010. Obesitas, Faktor Penyebab dan Bentuk- bentuk Terapinya. Viewed [2014 April 23]. From : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Agus%20Sup riyanto,%20S.Pd.,M.Si./OBESITAS,%20faktor%20penyebab %20dan%20bentuk-bentuk%20terapinya.pdf 2. pembentukan energy : a. anabolisme : pembentukan atau sintesis makromolekul organic yang lebih besar dari subunit organic kecil. Reaksi anabolic umumnya memerlukan asupan energy dalam ATP. Reaksi-reaksi ini menghasilkan: (1) pembentukan bahan yang diperlukan oleh sel misalnya protein structural sel atau produk sekretorik; atau (2) penyimpanan nutrient yang berlebihan yang tidak segera dibutuhkan untuk menghasilkan energy and bahan baku struktur sel. b. Katabolisme adalah penguraian atau degradasi molekul organic besar dalam tubuh. Katabolisme mencakup dua: (1) hidrolisis makromolekul organic besar sel menjadi subunit yang lebih kecil. Misalnya glukosa: menghasilkan energy untuk produksi ATP. Referensi : Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : Dari sel ke sistem. Edisi 6. Buku kedokteran EGC. Jakarta
3. gangguan pada sistem digesti adalah : a. achalasia : kondisi yang disebabkan karena kerusakan pada plexus myenteric dimana m. sphincter di esophagus tidak dapat berelaksasi saat makanan dating, jadi makanan akan tertumpuk di esophagus dan makanan masuk ke lambung akan jadi lambat. b. dysphagia : kondisi dimana seseorang susah menelan yang disebabkan oleh peradangan, kelumpuhan, obstruksi, atau trauma. c. gastroenteritis : peradangan pada dinding lambung atau usus (khususnya usus halus), hal ini biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri yang terdapat pada makanan atau minuman yang orang konsumsi. d. hemorrhoids : pembesaran vena rectum superior. Hemorrhoid berkembang ketika vena tertekan dan menjadi penuh dengan darah. Jika tekanan terus terjadi, dinding vena akan robek. Referensi : Tortora, GJ. 2014. Principles of Human Anatomy and Physiology. Edisi 14. Wiley. USA
4. Proses mixing pada traktus alimentarius : a. Lambung : selama makanan di dalam lambung, gerakan peristaltic lemak gelobang konstriktor, dinamakan mixing waves, dimulai pada pada pertengahan sampai bagian atas dinding lambung dan bergerak menuju antrum sekitar sekali setiap 15 sampai 20 detik. Setelah makanan di perut telah menjadi benar-benar dicampur dengan sekresi lambung, hasil campuran yang melewati bawah usus disebut chyme. Tingkat fluiditas dari chyme meninggalkan lambung tergantung pada jumlah relatif dari makanan, air, dan sekresi lambung dan pada tingkat pencernaan yang telah terjadi. b. Usus Halus : Ketika ada bagian dari usus halus menjadi melebar dengan chyme, peregangan dinding usus memunculkan kontraksi konsentris lokal berjarak pada interval sepanjang usus dan berlangsung sebagian kecil dari satu menit. mereka membagi usus menjadi segmen spasi yang memiliki penampilan rantai sosis. c. Usus Besar : dengan cara yang sama dengan gerakan segmentasi terjadi di usus halus, konstriksi lingkaran besar terjadi di usus besar. Pada setiap konstriksi ini, sekitar 2,5 cm dari kontraksi otot circular, kadang-kadang konstriksi lumen usus hampir oklusi. Pada saat yang sama, otot longitudinal usus besar, yang dapat dibagi dalam tiga strip memanjang disebut teniae coli, berkonstraksi. Kontraksi gabungan dari strip otot circular dan longitudinal menyebabkan bagian distimulasi dari usus besar menonjol keluarke dalam tas seperti kantung yang disebut haustrasi. Referensi : Guyton, AC & Hall, JE. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
5. Proses absorbsi nutrient : a. Absorbsi Karbohidrat : Pada dasarnya semua karbohidrat dalam makanan diserap dalam bentuk monosakarida; hanya sebagian kecil yang diserap sebagai disakarida dan hampir tidak ada senyawa yang lebih besar daripada karbohidrat. Sejauh ini yang paling banyak diserap pada monosakarida adalah glukosa, biasanya terhitung lebih dari 80 persen dari kalori karbohidrat yang diserap. Glukosa merupakan produk pencernaan akhir karbohidrat makanan yang paling berlimpah, pati. Sisanya 20 persen monosakarida diserap hampir seluruhnya dari galaktosa dan fruktosa, galaktosa yang berasal dari susu dan fruktosa sebagai salah satu monosakarida dicerna dari tebu. b. Absorbsi protein : kebanyakan protein, setelah pencernaan, diserap melalui membran luminal sel-sel epitel usus dalam bentuk dipeptides, tripeptides, dan beberapa asam amino bebas. Energi untuk sebagian besar transportasi ini disediakan oleh mekanisme co-transport natrium dengan cara yang sama dengan terjadinya sodium co-transport glukosa. Setidaknya lima jenis protein transportasi untuk mengangkut asam amino dan peptida telah ditemukan di membran luminal dari sel epitel usus. keragaman protein transportasi ini diperlukan karena sifat mengikat beragam asam amino yang berbeda dan peptida. c. Absorbsi Lemak : ketika lemak dicerna untuk membentuk monogliserida dan asam lemak bebas, kedua produk akhir pencernaan pertama menjadi dilarutkan dalam bagian lipid pusat misel empedu. Dengan demikian, misel melakukan "mengangkut" fungsi yang sangat penting untuk penyerapan lemak. Dengan adanya kelimpahan misel empedu, sekitar 97 persen lemak yang diserap; dengan tidak adanya misel empedu, hanya 40 sampai 50 persen dapat diserap. Referensi : Guyton, AC & Hall, JE. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
6. saliva memiliki sifat antibakteri melalui efek rangkap pertama, dengan lizozim, suatu enzim yang melisiskan atau mengahancurkan bakteri tertentu dengan merusak dinding sel, dan kedua dengan membilas bahan yang mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri. Sekresi esophagus seluruhnya terdiri dari mucus. Pada kenyataannya, mucus disekresikan di sepanjang saluran cerna oleh sel kelenjar penghasil mucus di mukosa. Dengan menghasilkan pelumasan, mucus esophagus mengurangi kemungkinan kerusakan esophagus oleh tepi-tepi tajam makanan yang baru masuk. Selain itu, mucus melindungi dinding esophagus dari asan dan enzimdi getah lambung ji erjadi reflex lambung. Pada lambung, HCl berperan memastikan sebagian besar mikroorganisme yang tertelan bersama makanan meskipun sebagian tetap lolos dan terus tumbuh dan berkembang pada usus besar. Selain itu, mucus pada lambung juga membantu mencegah dinding lambung mencerna dirinya sendiri, karena pepsin terhambat jika berkontraksi dengan lapisan mucus yang menutupi bagian dalam lambung. Karena bersifat basa, mucus membantu melindungi lambung dari cedera asam karena menetralkan HCl didekat lapisan lambung, tetapi tidak mengganggu fungsi HCl dari lumen. Referensi : Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : Dari sel ke sistem. Edisi 6. Buku kedokteran EGC. Jakarta 7. Metabolisme : a. Metabolisme Karbohidrat : Selama pencernaan, polisakarida dan disakarida yang dihidrolisis menjadi monosakarida glukosa (sekitar 80%), fruktosa, dan galaktosa; kemudian dikonversi menjadi glukosa. Beberapa glukosa dioksidasi oleh sel untuk menyediakan ATP. Glukosa juga dapat digunakan untuk mensintesis asam amino, glikogen, dan trigliserida. b. Metabolism lipid : Lipid lipoprotein transportasi dalam aliran darah. Jenis lipoprotein termasuk kilomikron, yang membawa lipid diet untuk jaringan adiposa; lipoprotein yang sangat-low-density (VLDL), yang membawa trigliserida dari hati ke jaringan adiposa; low-density lipoprotein (LDL), yang memberikan kolesterol ke sel- sel tubuh; dan high density lipoprotein (HDL), yang membuang kelebihan kolesterol dari sel-sel tubuh dan mengangkutnya ke hati untuk eliminasi. Sebagian besar kolesterol dan fosfolipid diserap dari saluran pencernaan memasuki kilomikron. Dengan demikian, meskipun kilomikron terdiri terutama dari trigliserida, mereka juga mengandung sekitar 9 persen fosfolipid, 3 persen kolesterol, dan 1 persen apoprotein B. kilomikron kemudian diangkut ke atas melalui saluran toraks dan dikosongkan ke dalam darah vena yang beredar di persimpangan jugularis dan vena subklavia. c. Metabolism Protein : Selama pencernaan, protein dipecah menjadi asam amino. Tidak seperti karbohidrat dan trigliserida, yang disimpan, protein tidak disimpan untuk penggunaan masa depan. Sebaliknya, asam amino yang baik teroksidasi untuk menghasilkan ATP atau digunakan untuk mensintesis protein baru untuk pertumbuhan dan perbaikan tubuh. Asam amino diet berlebih tidak diekskresikan dalam urin atau feses melainkan diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis) atau trigliserida (lipogenesis). Referensi : Guyton, AC & Hall, JE. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta Tortora, GJ. 2014. Principles of Human Anatomy and Physiology. Edisi 14. Wiley. USA