You are on page 1of 21

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Y.M.E, Allah S.W.T yang maha
pengasih lagi maha penyayang,karena atas rahmat dan ridohNya semata,saya dapat
menyelesaikan makalah FISIOLOGI II dengan pokok bahasan CAI RAN DAN
ELEKTROLIT tanpa ada hambatan.Tugas pembuatan makalah ini diberikan oleh
pembimbing untuk menambah pengetahuan kami sebagai calon perawat agar lebih cermat
mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh manusia dan dapat mengetahui adanya
kelaianan atau ketidak seimbangan yang berhubungan dengan cairan dan elektrolit yang
nantinya sangat bermanfaat dalam praktek dan dapat diimplementasikan dalam dunia
keperawatan.
Harapan saya,makalah ini selain untuk penyelesaian tugas namun dapat pula
dijadikan bahan bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita semua yang
merupakan salah satu masalah atau kelaianan pada pasien yang berhubungan dengan
keseimbangan cairan dan elektrolit.Dengan demikian,saya berharap kita sebagai calon
perawat dapat meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dalam aplikasi dilapangan
nanti.
Ahir kata,Tiada yang sempurna dimuka bumi ini karena kesempurnaan hanyalah
milik Allah semata dan tiada gading yang tak retak,untuk itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun baik dari pembimbing maupun dari pembaca lainya,saya sebagai
penyusun akan menerima dengan lapang hati.Terima kasih..
Manado, November 2010

ARTININGSIH NURALI
NIRM: 1001196





2

DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI . 2

BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG . 3

B.TUJUAN PENULISAN . 4

C.METODE PENULISAN . 4

D.SISTEMATIKA PENULISAN . 4

BAB II
TIJAUAN TEORITIS . 6

BAB III

STUDI KASUS . 12

BAB IV

PENUTUP 20

A.KESIMPULAN 20

B.SARAN 21





















3

BAB I.

PENDAHULUAN


A.LATAR BELAKANG

Cairan tubuh merupakan factor penting dalam berbagai proses fisiologis didalam tubuh.Dapat
dikatakan,kemampuan kita untuk bertahan hidup sangat tergantung dari cairan yang terdapat
dalam tubuh kita.Oleh karena itu,terdapat berbagai mekanisme yang berfungsi untuk mengatur
volume dan komposisi cairan tubuh agar tetap dalam keadaan seimbang atau disebut juga dalam
keadaan homeostasis.Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk mensuplai berbagai bahan yang
penting melalui darah keseluruh jaringan.Sistem-sistem lainya seperti ginjal,paru-paru dan hati
berfungsi untuk menjaga jumlah dan komposisi caiaran tubuh agar selalu dalam keadaan
seimbang.Apabila terjadi ketidak seimbangan antara cairan yang ada dalam tubuh dan cairan
yang dibituhkan oleh tubuh,maka akan terjadi ketidak seimbangan atau terjadi gangguan pada
berbagai system yang berhubungan dengan kebutuhan cairan tersebut.Kelainan tersebut dapat
berupa kelebihan caiaran maupun kekurangan cairan.Cairan yang kita bahas adalah caiaran tubuh
yang salah satu komposisinya adalah elektrolit,dimana cairan tersebut menempati kompartmen
intrasel dan ekstrasel.
Jumlah cairan tubuh total pada seorang pria tidak sama dengan jumlah cairan tubuh total
pada seorang wanita,ini disebabkan karena pada seorang wanita jumlah jaringan lemaknya lebih
besar daripada seorang pria.Pada bayi baru lahir jumlah cairan tubuhnya dapat mencapai 75%
dari berat badan,namun semua ini akan berubah dan menurun dengan bertambahnya usia.Jadi
persentase cairan tubuh (45-80%; 45% pada wanita 60tahun dan 80% pada bayi laki-
laki)disebabkan oleh fariasi dari jumlah jaringan lemak tubuh yang hanya mengandung kurang
dari 10% air,sedangkan otot skelet yang banyak terdapat pda tubuh seorang pria mengandung
lebih dari 75% air dan ginjal mengandung lebih dari 80% air.Dari penjelasan diatas mengenai
jumlah caiaran tubuh sesuai jenis kelamin dan umur juga jumlah caiaran tubuh dalam setiap
jaringan tubuh dapat kita lihat pada table berikut ini
UMUR(TAHUN) LAKI-LAKI(%) WANITA(%)
NAMA
JARINGAN
AIR DALAM %|
BARU LAHIR 80 75 GINJAL 83
1-5 65 65 JANTUNG 79
10 - 16 60 60 PARU-PARU 79
17 - 39 60 50 OTOT SKELET 76
40 - 59 55 47 OTAK 75
60+ 50 45 KULIT 72
TULANG 22
JAR. LEMAK 10

4

B.TUJUAN PENULISAN
a.Tujuan umum
Terciptanya pengertian tentang cairan dan elektrolit
Memahami akan pentingnya cairan dan elektrolit dalam mendukung kesehatan dan
keseimbangan tubuh
Mampu menganalisa dampak ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
Mampu menerapkan pengetahuan tentang cairan dan elektrolit dalam kehidupan
b.Tujuan khusus
Kami sebagai penyusun makalah ini mengharapkan setelah selesai pembuatan
makalah ini kami dapat:
Mengerti pengertian tentang cairan dan elektrolit
Memahami dampak ketidak seimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dan
pengarunya terhadap kesehatan
Mampu menerapkan pemantauan kebutuhan dan keseimbangan cairan dan
elektrolit
Mampu menganalisa factor-faktor yang relevan dengan cairan dan ele
C.METODE PENULISAN
Metode penulisan makalah ini kami susun secara deskritif dengan cara
mengumpulkan data atau bahan dari beberapa buku tentang fisiologi cairan dan
elektrolit,kemudian memilah bagian yang penting.Ahirnya tersusun makalah ini sampai
selesai.
D.SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan para pembaca makalah ini,saya susun penulisan makalah ini
dengan membagi pokok-pokok makalah sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
5

PENDAHULUAN
Dimana akan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
C. METODE PENULISAN
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP





















6

BAB II.
TINJAUAN TEORITIS


CAIRAN DAN ELEKTROLIT


A.PERTUKARAN CAIRAN TUBUH
Pemasukan air setiap harinya (daily intake of water)terutama terjadi melalui oral misalnya
minuman dan makanan.Kira-kira 2/3 dari jumlah air yang masuk ini adalah dalam bentuk murni
dan lainya dalam bentuk makanan.Sebagian kecil air ini merupakan hasil dari proses oksidasi
hydrogen didalam makanan,yang jumlahnya berkisar 150-250ml/hari,tergantung dari kecepatan
metabolism seseorang.Jumlah cairan yang masuk termasuk juga hasil sintesa didalam tubuh yang
berkisar 2300 ml/hari.
Pengeluaran air.
Pengeluaran cairan dari tubuh dalam keadaan normal sebagian besar terjadi melalui urine yang
jumlahnya kurang lebih 1400 ml/hari.Namun dalam keadaan-keadaan tertentu,seperti dalam
keadaan latihan yang berat,kehilangan cairan yang terbesar melalui pengeluaran keringat.
Kehilangan cairan melalui proses difusi melalui kulit dan proses evaporasi melalui saluran
pernafasan biasa disebut juga insensible water loss.Kehilangan cairan melaui proses ini tidak
dapat dirasakan mekanismenya.Kehilangan cairan melalui kulit yang rata-rata berkisar
350ml/hari terjadi oleh karena berdifusinya molekul air melalui sel-sel kulit.Berdifusinya cairan
melalui kulit dibatasi oleh adanya lapisan epithel bertanduk yang banyak mengandung
cholesterol.Pada penderita luka bakar yang luas,lapisan ini mengalami kerusakan,sehingga proses
difusi akan meningkat dan kehilangan cairan akan meningkat jumlahnya samapai dapat mencapai
3-5 liter/hari.
Jumlah cairan yang hilang melalui proses evaporasi(penguapan)rata-rata 350ml/hari,oleh
karena tekanan atmosfir akan berkurang dengan berkurangnya suhu,maka kehilangan cairan akan
lebih besar pada suhu yang sangatdingin dan lebih kecil pada suhu yang hangat.Hal ini dapat
dirasakan dengan adanya perasaan kering pada saluran nafas pada suhu dingin.Pada suhu yang
sangat panas kehilangan cairan melaui keringat akan meningkat,sehingga akan menyebabkan
berkurangnya cairan tubuh dengan cepat.Pengeluaran cairan melalui keringat ini berfungsi untuk
mengeluarkan panas dari tubuh.Pada latihan fisik yang berat kehilangan cairan tubuh melalui dua
mekanisme yaitu:
a.Latihan fisik menyebabkan meningkatnya kecepatan ventilasi sehingga jumlah cairan yang
hilang melaui saluran pernafasan akan meningkat.
b.Latihan fisik menyebabkan meningkatnya produksi panas pada tubuh dengan konsekwensi
meningkatnya cairan yang hilang melalui keringat.
7

B.PEMBAGIAN CAIRAN TUBUH
1.Cairan ekstrasel dan cairan intrasel
Cairan tubuh terdiri atas cairan ekstrasel dan caiaran intrasel.Dimana 1/3 dari cairan tubuh
total terdiri dari cairan ekstrasel dan 2/3 merupakan cairan intrasel.Distribusi cairan tubuh adalah
sebagai berikut:a. Otot 50%, b. Kulit 20%, c. Darah 20% dan Organ-organ lain 20%.
A.CAIRAN EKSTRASEL
Cairan ekstrasel adalah semua cairan yang terdapat diluar sel atau biasa disebut CES.Cairan
ekstrasel terdiri dari ion-ion dan berbagai bahan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel untuk
mempertahankan fungsi sel,seperti pertumbuhan,perkembangan dan fungsi khusus lainya.Karena
peranannya yang penting ini,maka cairan ekstrasel disebut juga internal environment.Cairan ini
bergerak secara constant pada seluruh tubuh dan ditransport secara cepat kedalam sirkulasi
melalui dinding kapiler.Cairan ekstrasel terdiri atas beberapa komponen yaitu:Plasma,Cairan
interstitial dan Cairan transeluler.
B.CAIRAN INTRASEL
Sekitar 25 liter dari 40 liter cairan dalam tubuh kita terdapat dalam 100 triliun sel,disebut
cairan intraseluler yang meliputi 2/3 dari seluruh cairan tubuh.Cairan intrasel juga biasa disebut
CIS.Cairan intrasel yang terdapat pada setiap sel mempunyai komposisi yng berbeda,tetapi
konsentrasinya dari tiap komposisi ini dapat dikatakan sama dari sel satu ke sel lainya.Cairan
intrasel ini mempunyai pH yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pH pada cairan
ekstrasel yaitu berkisar 6,8 samapai 7,2.
2.CAIRAN INTERSTITIAL
Cairan interstitial merupakan cairan yang terdapat diantara sel,termasuk diantaranya adalah
cairan linfe.Cairan interstitial merupakan 75% dari jumlah cairan ekstrasel atau kurang lebih
10.5liter pada seseorang dengan berat badan 70kg.
3.CAIRAN TRANSELULAR
Cairantranselular dipisahkan dengan cairan ekstrasel lainya oleh lapisan sel epitel.Cairan
transelular merupakan cairan yang terdapat pada lumen saluran pencernaan,keringat,cairan
serebrospinal,cairan pleura,cairan pericardial,cairan intra okuler,cairan synovial,cairan
peritoneum,empedu dan cairan kokhlea.Cairan yang terdapat pada lumen saluran pencernaan
merupakan dari seluruh cairan transelular,disusul oleh cairan serebrospinalis dan empedu.



8

C.KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Komposisi cairan ekstrasel dan cairan intrasel berbeda satu sama lainya,namun komposisi
cairan tubuh yang utama adalah AIR dan ELEKTROLIT.Jadi elektrolit merupakan cairan tubuh
yang sangat penting untuk kelangsungsungan kehidupan ataupun untuk keseimbangan dalam
tubuh.Elektrolit terdiri atas Kation dan Anion.Kation adalah ion yang bermuatan positif
sedangkan Anion adalah ion yang bermuatan negative.Monovalent kation membawa 1muatan
listrik pada molekulnya,sedang divalent kation membawa 2 muatan listrik pada molekulnya.Pada
cairan tubuh jumlah antara kation dan anion harus sama untuk mempertahankanelectrical
neutrality.Hal ini tidak berarti bahwa jumlah partikel kation harus sama dengan jumlah partikel
anion,namun,plasma protein misalnya,mempunyai beberapa muatan negative atau anion,sehingga
kation atau muatan positif harus ada untuk mengimbangi tiap molekul protein.Komposisi dari
elektrolit baik pada intraseluler maupun pada plasma adalah:
a.Kation :
Natrium(Na+),Kalium(K+),Kalsium(Ca++),Magnesium(Mg++)
b.Anion:
Klorida(Cl-),Bikarbonat(HCO3-),Fosfat(HPO42-),Sulfat(SO42-) dan protein.
Cairan ekstrasel mengandung banyak kation dan anion juga bahan nutrisi untuk sel.bahan nutrisi
untuk sel tersebut seperti:oksigen,glucose,asam lemak dan asam amino.cairan ekstrasel juga
mengandung karbondioksida yang ditransport dari sel menuju keparu-paru untuk diekskresi,serta
berbagai hasil metabolisme dari sel yang akan diekskresi melalui ginjal.
D.DINAMIKA DAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH.
Dalam menjalankan fungsinya,tubuh selalu berusaha mempertahan kan keseimbangan antara
cairan ekstrasel dan cairan intrasel.Salah satu hal yang merupakan masalah penting dalam
kedokteran klinis adalah mempertahankan cairan tubuh yang sesuai dan memelihara
keseimbangan yang sempurna antara volume cairan ekstrasel dan volume cairan intrasel pada
orang yag sakit.Dalam bahasan ini kita akan membicarakan berbagai factor yang mempengaruhi
keseimbangan cairan serta factor osmotic yang menyebabkan perpindahan cairan antara ruang
ekstrasel dan ruang intrasel.
1.Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh
Peristiwa ini terjadi dalam tiga fase yaitu:
a.Fase pertama: Plasma darah pindah dari seluruh tubuh kedalam system sirkulasi,nutrisi dan
oksigen diambil dari paru-paru dan traktus gastrointestinal.
b.Fase kedua: Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
9

c.Fase ketiga : Cairan dan substansi yang ada didalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk kedalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang
merupakan membrane semipermeabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen
dalam cairan tubuh ikut berpindah.
2.Pergerakan cairan tubuh
A. OSMOSIS dan TEKANAN OSMOTIK
Bila suatu membrane yang terletak diantara dua ruangan yang berisi cairan bersifat
permeable terhadap air tetapi tidak terhadap bahan-bahan tertentu,maka membrane ini disebut
bersifat semipermeabel.Bila konsentrasi bahan tersebut lebih besar pada salah satu sisi membrane
dibandingkan dengan sisi membrane lainya,maka air akan melewati membrane menuju kesisi
yang mempunyai konsentrasi yang lebih besar.Keadaan ini disebut osmosis.
Osmosis terjadi oleh karena pergerakan kinetic dari setiap partikel dari ion atau molekul pada
larutan pada kedua sisi dari membrane.Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:Bila suhu pada
kedua sisi dari membrane adalah sama,partikel pada kedua sisi membrane akan mempunyai
energy untuk pergerakan kinetic yang sama.Namun oleh karena partikel bahan-bahan yanh tidak
permeable pada kedua larutan menggantikan molekul air,akibatnya potensi kimia air akan
berkurang sesuai dengan konsentrasi bahan-bahan yang tidak permeable tersebut.Pada daerah
dimana konsentrasi baha-bahan yang tidak larut itu rendah,maka potensi kimia air akan lebih
besar dibandingkan pada daerah dimana konsentrasi bahan-bahan yang tidak permeable lebih
rendah kesisi dimana konsentrasi bahan-bahan yang tidak permeabelnya lebih tinggi.Na+ adalah
ion utama yang mempengaruhi osmolalitas cairan ekstrasel dan berfungsi mengikat air agar tetap
berada diluar sel.Sebaliknya,K+ merupakan ion utama yang mempengaruhi osmolalitas dan
berfungsi menahan air agar tetap berada didalam sel.
Jumlah tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan proses osmosis disebut Tekanan
osmotic.Tekanan osmotic untuk plasma adalah 5450mmHg dan cairan intrasel 5430 dan cairan
interstitial 5430mmHg.
B.DIFUSI
Materi padat,partikel berpindah dari konsentrasi tinggi kerendah.Faktor yang mempengaruhi
laju difusi adalah:
1.peningkatan perbedaan konsentrasi substansi
2.peningkatan permeabilitas
3.peningkatan luas permukaan difusi
4.berat molekul substansi
10

5.jarak yang ditempuh untuk difusi.
C.FILTRASI
Perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersama sebagai respon karena tekanan
cairan.Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan,luas permukaan
membrane dan permeabilitas membrane.Tekanan yang dihasilkan likuid dalam sebuah ruanganya
disebut tekanan hidostatik.
D.TRANSPORT AKTIF
Memerlukan lebih banyak ATP karena untuk menggerakan berbagai materi guna menembus
membrane sel.Contohnya pompa Na untuk keluar dari sel dan kalium masuk ke sel.
E.KESEIMBANGAN OSMOTIK CAIRAN EKSTRASEL DAN INTRASEL
Bila tekanan osmotic pada salah satu sisi membrane sel meningkat,misalnya dengan
memasukan sel kedalam air,maka pada kedua sisi membrane tidak terjadi keseimbangan
osmotic.Bila sel dimasukan kedalam larutan yang mempunyai osmolalitas yang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan osmolalitas cairan intrasel maka akan segera terjadi osmosis air kedalam
sel,sehingga sel akan membengkak dan cairan intrasel akan mengalami pengenceran sampai
osmolalitasnya sama dengan caiaran diluar sel dan proses osmosis akan berhenti.Sebaliknya bila
sel dimasukan kedalam larutan yang mempunyai osmolalitas yang jauh lebih tinggi dari cairan
intrasel maka air akan keluar dari sel melalui proses osmosis,memekatkan cairan intrasel dan
mengencerkan cairan ekstrasel.Hal ini menyebabkan sel akan mengkerut,sampai konsentrasi
ekstrasel dan intrasel menjadi seimbang.
Perpindahan air melalui membrane dengan proses osmosis dapat terjadi dengan begitu cepat
sehingga setiap gangguan keseimbangan osmosis antara kedua kompartemen cairan tubuh
disetiap jaringan akan segera dikoreksi dalam beberapa detik atau menit.Namun pada seluruh
tubuh kecepatan osmosis tidak berlangsung sedemikian cepatnya oleh karena cairan yang masuk
kedalam tubuh harus melalui saluran pencernaan,selanjutnya ditransport oleh darah keseluruh
jaringan sebelum proses osmosis berlangsung.Pada orang normal dibutuhkan sampai 30 menit
untuk tercapainya keseimbangan osmosis diseluruh tubuh setelah minum air.
ASUPAN CAIRAN DAN HALAUAN CAIRAN
Osmoreseptor memantau osmolalitas,akan mendeteksi kehilangan cairan dan akan
mengaktifkan pusat rasa haus.Cairan dikeluarkan melalui ginjal dan saluran
gastrointestinal.Kehilangan air diatur oleh saraf simpatis.Dua macam kehilangan air yaitu:
1.Kehilangan air tak kasat mata.Ginjal melaui produksi urine(400-1500ml).
2.Kehilangan air kasat mata.Skin dan keringat (350-400ml),lungs(350-400ml) dan saluran
pencernaan melalui feces(100-200ml).
11

Mekanisme terjadinya haus melalui peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel akan
merangsang osmoreseptor dihipothalamus.Rangsangan ini akan dihantarkan keneuron
hypothalamus yang mensintesis vasopressin.Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior
kedalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya diduktus koligen.Ikatan vasopressin
dengan reseptornya memicu terbentuknya aquaporin yaitu kanal air dimembran bagian apeks
duktus koligen.Pembentukan aquaporin ini memungkinkan terjadinya reabsorpsi cairan kevasa
recta.Hal ini menyebabkan urine yang terbentuk diduktus koligen menjadi sedikit dan
hiperosmotik atau pekat,sehingga cairan didalam tubuh akan tetap dipertahan kan.Pengaturan
fisiologis asam basa dilakukan oleh paru-paru dan ginjal.
1.ELEKTROLIT EKSTRASEL
Kation utama diekstraseluler adalah Na berfungsi membantu saraf dan sel otot
berinteraksi.Klorida berfungsi mempertahankan tekanan osmotic.Diperlukan oleh sel mukosa
lambung untuk memproduksi asam hidroklorida.Kalsium sebagai kation utama yang ikut serta
dalam pembentukan tulang dan gigi,berfungsi mensetabilkan membrane sel dan mengurangi
permeabilitas terhadap Na dan transmit inpuls saraf dan untuk kontraksi otot.Bikarbonat menjadi
agen buffer dalam darah.
2.ELEKTROLIT INTRASEL
Kation utama diintraseluler adalah K berfungsi mengatur eksitabilitas atau ambang rangsang
merupakan konduksi impuls saraf,mengatur potensial membrane,mengatur kontraksi otot dan
kemampuan berespon membrane miokardia dan mengontrol osmolalitas intrasel.Fosfor penting
untuk metabolism energy,memainkan peranan dalam meneralisasi tulang dan
gigi,mempertahankan keseimbangan asam-basa.Magnesium sebagai katalis reaksi
enzim,mengatur kontraksi neuromuscular,menciptakan fungsi normal saraf dan system
kardiovaskuler,membantu sintesa protein dan transportasi Na dan K.









12

BAB III
STUDI KASUS

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.
Berbagai keadaan dapat meneyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan caiaran
tubuh.Gangguan keseimbangan cairan tubu ini dapat berupa gangguan keseimbangan
volume,komposisi,distribusi maupun kombinasi dari ketiganya.Pada dasarnya gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat terjadi berupa kelebihan dan kekurangan cairan.
1.EDEMA
Istilah edema berasal dari bahasa Yunani yang berarti bengkak.Jaringan menjadi bengkak
atau edema bila terdapat akumulasi cairan yang berlebihan.Pada umumnya edema terjadi pada
ruang ekstrasel,terutama pada ruang interstitial.Namun edema dapat juga timbul pada ruang
intrasel,yang terjadi oleh karena adanya proses peradangan pada jaringan yang menyebabkan
permeabilitas membran meningkat dan memungkinkan ion Na+ dan ion lainya masuk kedalam
sel.dan disertai juga masuknya air kedalam sel.Adanya gangguan metabolism pada sel serta
kurangnya suplai bahan-bahan nutrisi kesel juga dapat menyebabkan edema intrasel.Hal ini
terjadi pada daerah dimana aliran darah local mengalami hambatan sehingga suplai oksigen dan
bahan-bahan nutrisi lainya akan menurun dan mengakibatkan metabolism jaringan terganggu
yang selanjutnya menekan aktifitas Na+-K+ pump yang berfungsi memompa Na
+
keluar dari
sel,dan terjadi osmosis air masuk kedalam sel.
MEKANISME TERJADINYA EDEMA
Edema yang terjadi pada ruang interstitial dapat terjadi melalui dua mekanisme utama yaitu:
1.Adanya perubahan dalam hemodinamik kapiler yang menyebabkan cairan dapat bergerak
keluar dari ruang intravaskuler ke ruang interstitial
2.Retensi Na+ dan air oleh ginjal.
*Edema akibat gangguan hemodinamik
Edema secara klinik akan timbul bila volume cairan yang terdapat pada ruang interstitial
mencapai paling kurang 2.5 samapai 3 liter.Pertukaran cairan antara plasma dan ruang interstitial
ditentukan oleh tekanan hidrostatik kapiler dan tekanan koloid osmotic pada kedua kompartemen
cairan tubuh tersebut.Hubungan antara tekanan hidrostatik kapiler dan tekanan koloid osmotic
dapat dilihat pada persamaan dibawah ini:
F=K{(Pp-Pi)-(Op-Oi)} Dimana:
13

F = Filtrasi
K = Permeabilitas kapiler
Pp=Tekanan hidrostatik plasma
Pi =Tekanan hidrostatik interstitial
Op=Tekanan koloid osmotic plasma
Oi =Tekanan koloid osmotic interstitial
Nilai negative pada tekanan hidrostatik interstitial kemungkinan disebabkan oleh masuknya
cairan interstitial kedalam pembuluh linfe.Tekanan hidrostatik kapiler ditimbulkan oleh adanya
kontraksi jantung.Bila tekanan darah meningkat spincter akan berkontraksi dan aliran darah yang
masuk kekapiler akan berkurang sehingga peningkatan tekanan hidrostatik ini dapat menjelaskan
mengapa pada penderita hipertensi jarang terjadi edema bila tekanan darah menurun,spincter
akan berdilatasi,sehingga tekanan hidrostatik kapiler tetap dipertahankan dalam batas-batas
normal.Sebaliknya pada daerah venule pengaturan resistensi kapiler tidaklah seefektif pada
daerah kapiler,akibatnya peningkatan tekanan vena akan meningkatkan tekanan hidrostatik
kapiler.Peningkatan tekanan vena dapat ditimbulkan oleh dua factor:
a.Peningkatan volume darah pada vena
b.Adanya obstruksi pada system vena
Peningkatan volume darah pada vena dapat terjadi pada penderita gagal jantung dan obstruksi
system vena dapat terjadi pada penderita chirocis hepatis.
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN EDEMA
1.MENINGKATNYA TEKANAN HIDROSTATIK KAPILER:
A.Meningkatnya tekanan vena:a.kegagalan jantung
b.obstruksi vena local
c.kegagalan pompa vena:paralisis otot,imobilisasi sebagian tubuh
- dan kegagalan katub vena.
B.Retensi Na+ dan air :Kegagalan ginjal
C.Menurunya resistensi arteriole:a.panas tubuh berlebihan
b.paralisis system saraf simpatis
c.efek obat-obat vasodilator
2.MENURUNYA TEKANAN KOLOID OSMOTIK PLASMA
14

A.Kehilangan protein melalui urine : Sindroma Nefritik
B.Kehilangan protein melalui kulit : Luka bakar dan luka luka lainya
C.Kegagalan produksi protein : Penyakit hati dan malnutrisi protein atau kalori serius
3.MENINGKATNYA PERMEABILITAS KAPILER
A.Reaksi imun yang menyebabkan pelepasan histamine dan hasil imun lainya
B.Toksin
C.Infeksi bakteri
D.Difesiensi vitamin terutama vitamin C
E.Ischemia yang lama
F.Luka bakar.
4.OBSTRUKSI SALURAN LINFE
A.Kanker yang menyumbat kelenjar linfe
B.Sumbatan kelenjar linfe oleh infeksi terutama filariasis
C.Kelainan congenital dari pembuluh linfe.
Edema dapat terjadi bila terjadi perubahan pada salah satu atau lebih dari factor-faktor tersebut
diatas.Didalam klinik terdapat dua keadaan yang paling sering menimbulkan edema yang bersifat
menyeluruh pada seluruh tubuh yaitu kegagalan jantung dan sindroma nefrotik.Edema ini dapat
terjadi karena beberapa sebab yaitu:
a.Jantung gagal memompa darah dari vena kearteri,hal ini Menyebabkan tekanan vena dan
kapiler meningkat.
b.Tekanan arteri menurun sehingga output air dan Na+ oleh ginjal menurun.
c.Berkurangnya aliran darah keginjal mengakibatkan terjadinya sekresi rennin,hal ini
menyebabkan pembentukan angiotensin II dan aldesteron yang akan menyebabkan retensi air dan
Na+.Dan ketiga hal ini secara bersama-sama menyebabkan edema pada penderita gagal jantung.
Sedangkan pada penderita sindroma nefrotik,membrane basalis glomerulus mengalami
kerusakan sehingga permeabilitasnya terhadap protein meningkat.Akibatnya banyak protein
terutama albumin yang keluar melalui dinding kapiler glomerolus dan diekskresi melalui
urine.Kehilangan protein ini menyebabkan tekanan koloid osmotic menurun dan tidak dapat
mencegah keluarnya cairan dari kapiler keruang interstitial.Edema biasanya terjadi bila
konsentrasi protein plasma menurun.Retensi Na+ dan air oleh ginjal dan keadaan edema
15

diakibatkan oleh ketidak mampuan ginjal untuk melakukan ekskresi dan keadaan ini terjadi
terutama pada penderita penyakit ginjal.
SAFETY FACTOR YANG MENGHAMBAT TERJADINYA EDEMA
Walaupun setiap gangguan seperti yang dijelaskan diatas dapat menyebabkan
edema,biasanya edema akan timbul bila abnormalitas sudah mencapai tahap
tertentu.misalnya,peningkatan tekanan yang mendorong terjadinya filtrasi harus mencapai
10mmHg sampai 15mmHg.Hal ini disebabkan oleh adanya safety factor yang terdiri dari 3
komponen:
1.Bila terjadi pengeluaran cairan menuju ruang interstitial,tekanan hidrostatik interstitial akan
meningkat dan terjadi pengenceran protein interstitial sehingga tekanan koloid osmotic interstitial
akan menurun dan edema dapat dicegah.
2.Meningkatnya tekanan hidrostatik interstitial akan menyebabkan aliran linfe akan meningkat 10
sampai 50 kali.hal ini akan menyebabkan kelebihan cairan akan dikeluarkan melalui system
linfatik.
3.Akibat meningkatnya aliran linfe,maka transport protein dari ruang interstitial akan meningkat
dan tekanan koloid osmotic akan menurun.keadaan ini disebut washdown protein.pada waktu
proses washdown ini terjadi perbedaan tekanan interstitial akan meningkat sehingga terjadi
absorbs cairan dari ruang interstitial kekapiler.
2.GANGGUAN VOLUME CAIRAN
Gangguan volume cairan dibagi menjadi dua yaitu hipovolemik(kekurangan cairan) dan
hipervolemik(kelebihan cairan).
A.KEKURANGAN CAIRAN
-Isotonik-cairan dan ion hilang;penurunan volume darah
-Hypertonik-cairan yang hilang lebih besar dari kehilangan ion
-Hypotonik-ion yang hilang lebih besar dari kehilangan cairan
B.KELEBIHAN CAIRAN
-Isotonik(CHF)-hanya ekstrasel yang kelebihan cairan
-Hypertonik-jarang terjadi-kelebihan Na;cairan berpindah dari intrasel keekstrasel.
-Hypotonik-water intoxication;life threatening;cairan berpindah masuk keintrasel dan seluruh
kompartemen tubuh.
3.KETIDAK SEIMBANGAN ELEKTROLIT
16

A.KETIDAK SEIMBANGAN NATRIUM
Terjadi hiponatremia atau hipernatremia.Jika Na menurun,tubuh akan menurunkan eksresi
air untuk mempertahankan osmolalitas serum agar normal.Bila berlanjut menurun,maka volume
darah akan dipertahankan.
B.KETIDAK SEIMBANGAN KALIUM
Terjadi hipokalamia karena penggunaan diuretic yang membuang kalium dan hiperkalemia
karena gagal ginjal.
C.KETIDAK SEIMBANGAN MAGNESIUM
Terjadi hipomagnesemia yang menurunkan iritabilitas neuromuscular dan hipermagnesemia
yang menurunkan eksitabilitas sel-sel otot.
D.KETIDAK SEIMBANGAN KALSIUM
E.KETIDAK SEIMBANGAN KLORIDA
Muntah,drainase nasogastrik atau drainase fistula menyebabkan hipokloremia.
4.KETIDAK SEIMBANGAN ASAM BASA
1.ASIDOSIS RESPIRATORI,disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi.Pembentukan
H2CO3 meningkat dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H.
2.ALKALOSIS METABOLIK,Disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan akibat
hiperventilasi.Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukan ion H menurun.
3.ASIDOSIS METABOLIK,Asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru,diare
akut,DM,olahraga yang terlalu berat dan asidosis uremia akibat gagal ginjal akan menyebabkan
penurunan kadar bikarbonar sehingga kadar ion H bebas meningkat.
4.ALKALOSIS METABOLIK,Terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena difesiensi
asam non karbonat.Akibatnya kosentrasi bikarbonat meningkat.hal ini terjadi karena kehilangan
ion H karena muntah-muntah dan minum obat-obat alkalis.hilangnya ion H akan myebabkan
berkurangnya kemampuan untuk menetralisir bikarbonat,sehingga kadar bikarbonat plasma
meningkat.
5.DEHIDRASI
Pada berbagai keadaan,terjadi kekurangan cairan ekstrasel oleh karena hilangnya cairan dari
tubuh.Kekurangan air yang murni jarang terjadi,sebagian besar kehilangan air akan disertai
dengan kehilangan elektrolit.Kehilangan air tanpa disertai kehilangan elektrolit dapat terjadi pada
penderita diabetes insipidus.istilah dehidrasi secara klinis berarti kekurangan air dan
17

elektrolit.Istilah dehidrasi sering disalah gunakan dengan hipovolemi yang berarti kurangnya
cairan intravaskuler.Dehidrasi dapat disebabkan oleh berbagai keadaan,seperti dibawah ini:
1.HILANGNYA CAIRAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN:
Muntah
Diare
Obstruksi usus
Peritonitis
Fistula
2.HILANGNYA CAIRAN MELALUI GINJAL:
Insufisiensi Adrenal
Diuresis osmotic
Diabetes insipidus
Diuretik yang berlebihan


3.HILANGNYA CAIRAN MELALUI KULIT DAN SALURAN NAFAS:
Keringat berlebihan
Luka bakar
Keganasan paru

Dehidrasi dapat dibagi menurut perubahan volume yang terjadi dan konsentrasi osmolar
cairan ekstrasel.Dengan demikian dehidrasi dapat dibagi menjadi:
A.DEHIDRASI ISOSMOTIK
Pada dehidrasi ini,pada awalnya yang hilang berasal dari plasma dan kemudian diganti oleh
cairan dari ruang interstitial.Tidak terjadi perubahan osmolalitas cairan ekstrasel sehingga tidak
terjadi pengeluaran cairan dari ruang intrasel.Penyebab dehidrasi isosmotik misalnya,eksudasi
plasma dari luka bakar,diare dan muntah.

B.DEHIDRASI HIPEROSMOTIK
Pengeluaran cairan dari plasma akan menimbulkan keadaan hiperosmotik,sehingga cairan
akan keluar dari ruang interstitial menuju ke plasma.Peningkatan osmolalitas caiaran interstitial
akan menyebabkan cairan dari ruang intrasel akan masuk keruang ekstrasel.Ahirnya baik cairan
18

ekstrasel maupun cairan intrasel akan berkurang.Penyrbab dehidrasi hiperosmotik
misalnya,kurangnya intake air,diabetes insipidus,demam dan kehilangan cairan yang berlebihan
dari kulit.

C.DEHIDRASI HIPOSMOTIK
Pada dehidrasi hiposmotik,pada awalnya kehilangan NaCl juga akan menyebabkan
kehilangan air.Keadaan ini akan diikuti dengan terjadinya retensi air oleh ginjal,tetapi kehilangan
NaCl akan tetap berlangsung.Keadaan ini akan menyebabkan menurunya osmolalitas cairan
ekstrasel dan terjadi perpindahan cairan dari ruang ekstrasel menuju ke ruaang intrasel.Pada
ahirnya volume cairan ekstrasel akan berkurang dan volume cairan intrasel akan meningkat dan
osmolalitas cairan ekstrasel dan cairan intrasel berkurang.Penyebab dehidrasi hiposmotik
misalnya:hilangnya NaCl yang berlebihan melalui keringat dan kehilangan NaCl akibat
insufisiensi adrenal(Addisons Disease).



G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN,ELEKTROLIT
DAN ASAM BASA.
1.USIA
Tubuh bayi memiliki proporsi lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa seperti yang
sudah digambarkan pada table diatas,namun juga memiliki kerentanan untuk mengalami
kehilangan volume cairan.Pada lansia,elastisitas kulit menurun 45%-50% dari berat
badan;kehilangan massa otot dan proporsi lemak meningkat.Area menilai turgor kulit:
Forehead
Sternum
Abdomen
RENAL-Menurun filtrasi,meningkatkan pengeluaran cairan;ekskresi sisa metabolism
menurun.mssa otot-resiko tinggi didehidrasi dan penurunan pemasukan cairan.
NEURO-berkurang reflex seperti pada pusat rasa haus;
ENDOKRIN,Atrofi otot dan adrenal;regulasi Na dan K berkurang resiko hiponatremia
dan hiperkalemia.
2.UKURAN TUBUH
19

Individu gemuk dan wanita memiliki sedikit proporsi air karena wanita memiliki lemak pada
payudara dan paha disbanding pria.
3.TEMPERATUR LINGKUNGAN
4.GAYA HIDUP
Kebiasaan yang mempegaruhi keseimbangan cairan yaitu: diet,stress dan olahraga.
5.KONDISI SAKIT
6.TINDAKAN MEDIS
7.PENGOBATAN
8.PEMBEDAHAN.
Hipovolemia(kekurangan volume cairan)
Pada pasien dengan hipovolemia ini didapatkan tanda dan gejala antara
lain:Pusing,kelemahan,keletihan,sinkope,anoreksia,mual,muntah ,haus,kekacauan
mental,konstipasi dan oliguria.
Sedangkan komplikasi yang dapat ditimbulkan atau akibat lanjut dari kekurangan volume
cairan adalah:Dehidrasi ringan,sedang sampai dehidrasi berat.Renjatan hipovolemik,Kejang pada
dehidrasi hipertonik.
Hipervolemia(Kelebihan volume cairan)
Pada pasien dengan gangguan hipervolemia ini biasanya akan timbul tanda dan gejala
sebagai berikut:Sesak nafas dan Ortopnea.Dan komplikasi atau akibat lanjut dari gangguan ini
adalah:Gagal ginjal akut atau kronik,berhubungan dengan peningkatan preload penurunan
kontraktilitas dan penurunan curah jantung,infark miokard,gagal jantung kongestif,gagal jantung
kiri,penyakit katub,takikardi/aritmia,penyakit hepar,berhubungan dengan kerusakan arus balik
vena,varicose vena,penyakit vaskuler perifer dan flebitis kronis.







20

BAB IV
PENUTUP


A.KESIMPULAN
Setelah membahas semua yang berhubungan dengan cairan dan elektrolit,maka kita dapat
menyimpulkan bahwa betapa pentingnya cairan dan elektrolit untuk tubuh kita.Pengaturan
keseimbangan cairan perlu memperhatikan beberapa hal yaitu volume cairan ekstrasel dan
osmolaritas dari cairan tersebut.
Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam
dan mengontrol osmolalitas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan caiaran.Dalam hal
ini ginjal merupakan osmoreseptor yang selalu memantau osmolalitas dan mengaktifkan
osmoreseptor yang ada pada hipotalamus yang akan dilanjutkan penghantaran rangsangan ini ke
neuron hypothalamus yang mensintesis vasopressin yang akan dilepaskan oleh hipofisis posterior
kedalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya didalam duktus koligen.Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai
dengan kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam
tersebut.Ginjal juga berperan dalam mempertahan kan keseimbangan asam basa dengan megatur
keluaran ion hydrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan.Selain ginjal yang turut
berperan dalam keseimbangan asam basa adalah paru-paru.
Dalam tubuh,sering terjadi gangguan akibat kekurangan cairan dan elektrolit yang terjadi
secara bersamaan namun dapat juga terjadi gangguan akibat kekurangan atau ketidak seimbangan
dari salah satunya ataupun kekurangan air murni meskipun jarang terjadi.Tubuh dapat kehilangan
cairan bukan hanya dalam keadaan sakit tetapi bisa kehilangan cairan dalam keadaan tubuh
sehat,namun kehilangan cairan ini dalam batas-batas normal dan masih dapat ditoleransi serta
sesuai dengan jumlah cairan yang masuk,cairan yang dibutuhkan dan cairan yang dikeluarkan
oleh tubuh.
Kehilangan caiaran yang mengakibatkan kekurangan air dan elektrolit yang biasa disebut
dengan DEHIDRASI tidak sama dengan hipovolemi yang berarti berkurangnya cairan
intravaskuler.Namun dehidrasi merupakan salah satu akibat lanjutan dari hipovolemi.




21

B.SARAN
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas maka,penulis mengajukan beberapa saran yang
ditujukan kepada diri saya sendiri dan mengajak kepada teman-teman maupun pembaca lain
untuk menjadi bahan pertimbangan dan masukan demi meningkatkan mutu dan kualitas kita
sebagai seorang perawat.Yaitu:
1.Perlunya mempelajari secara mendalam tentang materi cairan dan elektrolit ini,untuk dapat
memahami dan megerti tentang apa yang dimaksud dengan cairan dan elektrolit serta pentingnya
cairan dan elektrolit terhadap tubuh manusia.
2.Pentingnya mengetahui mekanisme-mekanisme,proses dan semua yang terjadi dalam tubuh
yang berhubungan dengan cairan dan elektrolit serta gangguan-gangguan yang dapat
diakaibatkan oleh cairan dan elektrolit sehingga kita sebagai perawat dapat mengetahui sampai
dimana dan mengapa gangguan yang disebabkan oleh cairan dan elektrolit ini sehingga kita dapat
menentukan dan merencanakan tindakan keperawatan apa yang akan kita lakukan atau kita
berikan kepada pasien dengan gangguan yang disebabkan atau gangguan yang menyebabkan
cairan dan elektolit tidak dalam keadaan yang normal.Sehingga kita dapat menjadi seorang
perawat yang professional.
Ahirnya,semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



.

You might also like