You are on page 1of 15

1

BAB I
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama : An. A
Umur : 13 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Cicak Rawa IV
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Pelajar
No RM : 107326
Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2014

ANAMNESIS
Autoanamnesis, 12 April 2014
Keluhan Utama
Timbul bintik-bintik kemerahan disertai rasa perih pada perut dan punggung sejak 2 hari
SMRS
Keluhan Tambahan
Badan terasa tidak enak, pegal, nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang
3 hari SMRS pasien mengaku badannya terasa tidak enak, pegal, dan nyeri. Pasien
sebelumnya membeli pakaian dan tanpa dicuci,, pasien langsung memakai pakaian tersebut.
2

2 hari yang lalu, pasien datang ke RS Islam Jakarta Sukapura dengan keluhan terdapat bintik-
bintik kemerahan pada perut dan punggung yang terasa perih. .Awalnya pasien merasakan
adanya bintik-bintik merah kecil , lama kelamaan bintik-bintik tersebut semakin besar.bintik-
bintik hanya terdapat pada perut dan punggung saja. Selain itu di bagian bintik-bintik tersebut
juga terlihat adanya cairan jernih. Pasien juga mengatakan kadang terasa gatal pada bintik
tersebut. Pasien menyangkal adanya demam dan pusing.
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Selama keluhan ini, pasien
belum menggunakan obat apapun. Pasien tidak punya riwayat alergi makanan atau minuman.
Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat cacar disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menderita keluhan yang sama
Riwayat Alergi
Alergi mengaku alergi obat disangkal
Alergi makanan disangkal
Riwayat Psikososial
Pasien mengatakan sebelumnya pasien membeli pakain baru tapi tanpa dicuci, pasien
langsung memakainya. Pasien biasa mandi 2x sehari
Riwayat Pengobatan
Selama keluhan ini pasien belum menggunakan obat apapun
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak Sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : Tidak dilakukan
3

Laju nadi : Tidak dilakukan
Laju pernafasan : Tidak dilakukan
Suhu : Tidak dilakukan
STATUS GENERALIS

KEPALA : tidak dilakukan

TELINGA : tidak dilakukan

HIDUNG : tidak dilakukan

MULUT : tidak dilakukan

LEHER : tidak dilakukan

KGB : tidak dilakukan

TORAK : tidak dilakukan

ABDOMEN : tidak dilakukan

EKSTREMITAS: tidak dilakukan

STATUS DERMATOLOGIS
Regio/ letak lesi : perut bagian kiri dan punggung bagian kiri
Efloresensi :
Macula eritema
vesikel
Susunan/ bentuk :
Susunan : -
Bentuk : beraturan
Penyebaran dan lokalisasi
Herpetiformis
Sirkumskrip
4

Regional


5


Diagnosis Kerja
Herpes Zoster
Diagnosis Kerja
Herpes Simplex
Dermatitis Kontak
Pemeriksaan penunjang :tidak dilakukan
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa:
Memberikan edukasi kepada pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungannya
Agar dapat menggunakan masker agar yang lain tidak tertular
Istirahat cukup
Medikamentosa
Salicyl talk 0,5-1 %
Acyclovir 5 x 800 mg selama 7 hari
Asam mefenamat 3x500 mg
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad Functionam : Ad bonam
Quo ad sanatinam : Ad bonam




6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Herpes zooster

Definisi

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan
mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.

Sinonim
Cacar ular, dampa

Epidemiologi

Penyebarannya sama seperti varisela.Penyakit ini, seperti yang diterangkan di definisi
merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah penderita mendapat varisela.Kadang-kadang
varisela ini berlangsung subklinis .Ada pendapat yang menyatakan kemungkinan transmisi
virus secara aerogen dari pasien yang sedang menderita varisela atau herpes zoster
.(1)

Herpes zoster sebaliknya bisa juga menyerang orang yang sehat, terutama lansia,
namun lebih sering menimpa orang yang menderita penyakit parah dan infeksi HIV. Ini
merupakan indikator awal atas terjangkitnya infeksi HIV di kalangan orang-orang usia
muda.
(2)
Lebih dari 66 % usia terkena > 50 tahun, 5% kaus pada anak < 15 tahun
.(3)

Factor resiko
Factor yang sering biasanya adalah rendahnya imunitas terhadap VZV dengan usia
tua dengan sebagian besar kasus terjadi pada usia 55 tahun.Bagaimanapun, factor pencetus
tidak diketahui.Malignancy, Imunosupresi, khususnya gangguan lympopriloferatif dan
kemoterapi, radioterapi.Infeksi HIV mengingkatkan insiden terjadinya Herpes zoster
.(3)




7

Pathogenesis
Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepid an ganglion kranialis.Kelainan
kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah persarafan ganglion
tersebut.Kadang-kadang virus ini juga menyerang ganglion anterior,bagian motorik kranialis
sehingga memberikan gejala-gejala gangguan motorik.
(1)







Gejala Klinis

Herpes zoster (shingles) adalah infeksi varisela-zoster laten yang timbul lagi.Setelah masa
gatal singkat atau rasa sakit di sepanjang salah satu atau kadang-kadang pada beberapa
8

dermatom di tubuh, muncul bercak merah yang cepat sekali berubah menjadi papul dan
vesikel
.(2)

Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal, walaupun daerah-daerah lain
tidak jarang.Frekuensi penyakit ini pada pria dan wanita sama , sedangkan mengenai umur
lebih sering pada orang dewasa.
Sebelum gejala kulit timbul, terdapat gejala prodromal baik sistemik (demam, pusing,
malese ) maupun gejalan lokal ( nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan sebagainya ).Setelah itu
timbul Eritem yang timbul dalam waktu singkat vesikel yang berkelompok dengan dasar
kulit eritematosa dan edema. Vesikel ini berisis cairan yang jernih, kemudian menjadi keruh (
berwarna abu-abu) pustul dan krusta.Kadang-kadang vesikel mengandung darah herpes
zoster hemoragik.Timbul infeksi sekunder ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks
Masa tunas 7-12 hari .Masa aktif penyakit ini berupa lesi-lesi baru yang tetap timbul
berlangsung kira-kira 7 hari,sedangkan Masa resolusi 7-14 hari.Dapat juga ditemukan
pembesaran kelenjar getah bening regional.Lokalisasi unilateral dan bersifat dermatomal
sesuai dengan tempat persarafan .Pada susunan saraf tepi : jarang timbul kelainan motorik
tetapi pada susunan saraf pusat : sering timbul kelainan motorik .Hiperestesi pada daerah
yang terkena member gejala yang khas.Kelainan pada muka sering disebabkan oleh karena
gangguan pada nervus trigeminus ( dengan ganglion gaseri ) atau nervus fasialis dan otikus (
dari ganglion genikulatum ).
Herpes zoster oftalmikus disebabkan oleh infeksi cabang pertama nervus trigeminus,
sehingga menimbulkan kelainan pada mata, di samping itu juga cabang kedua dan ketiga
menyebabkan kelainan kulit pada daerah persarafan.Sindrom Ramsay Hunt diakibatkan
oleh gangguan nervus fasialis dan otikus, sehingga memberikan gejala paralisis otot muka
(paralisis bell), kelainan kulit yang sesuai dengan tingkat persarafan, tinnitus, vertigo,
gangguan pendengaran, nistagmus dan nausea, juga terdapat gangguan pengecapan.Herpes
zoster abortif artinya penyakit ini berlangsung dalam waktu yang singkat dan kelainan
kulitnya hanya berupa beberapa vesikel dan eritem.Pada herpes zoster generalisata kelainan
kulitnya unilateral dan segmental ditambah kelainanan kulit yang menyebar secara
generalisata berupa vesikel yang soliter dan ada umbilikasi.Kasus ini terutama terjadi pada
orang tua atau pada orang yang kondisi fisiknya sangat lemah, misalnya pada penderita
limfoma malignum.
Neuralgia pascahepatic adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan
lebih dari sebulan setelah penyakit sembuh.Nyeri ini dapat berlangsung sampai beberapa
bulan bahkan bertahun-tahun dengan gradasinyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari-
9

hari.Kecendrungan ini dijumpai pada orang yang mendapat herpes zoster di atas usia 40
tahun.
(1)



Komplikasi

Neuralgia pascaherpetik dapat timbul pada umur >40 tahun , persentasenya 10-15 %, makin
tua penderita makin tinggi presentasenya.
Pada penderita tanpa disertai defisiensi imunitas biasanya tanpa komplikasi.Sebaliknya
pada yang disertai defisiensi imunitas, infeksi HIV, keganasan atau berusia lanjut dapat
disetai komplikasi.Vesikel sering menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik.
Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi berbagai komplikasi diantaranya ptosis
paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, dan neuritis optic.
Paralisis motorik terdapat pada 1-5% kasus, yang terjadi akibat penjalaran virus
secara perkontuitatum dari ganglion sensorik ke sistem saraf yang berdekatan.Paralisis
biasanya timbul dalam 2 minggu sejak awitan munculnya lesi.Berbagai paralisis dapat terjadi,
misalnya di muka, diagfragma, batang tubuh, ekstremitas, vesika urinaria, dan
anus.Umumnya akan sembuh spontan.
Infeksi juga dapat menjalar ke alat dalam, mislanya paru, hepar dan otak
.(1)


Pembantu diagnosis
Pada pemeriksaan percobaan Tzanck dapat ditemukan sel datia berinti banyak.

Diagnosis banding
Herpes simpleks
Vesikel dan bula berkelompok di
atas kulit eritematosa, unilateral,
tersusun dermatomal
(2)

10

Pada nyeri yang merupakan gejala prodromal lokal sering salah diagnosis dengan
penyakit reumatik maupun dengan angina pektoris, jika terdapat didaerah setinggi
jantung
.(1)


Pengobatan
Terapi sistemik umumnya bersifat simptomatik, untuk nyerinya diberikan analgseik, jika
disertai infeksi sekunder diberikan antibiotic.
(1)
Bila nyeri dapat diberikan analgesia dengan
NSAID, misalnya mefenamic acid 500 mg, indometasin 25 mg 3 kali sehari atau ibuprofen
400 mg 3 kali sehari
.(2)

Indikasi obat antiviral ialah herpes zoster oftalmikus dan pasien dengan defisiensi
imunitas mengingat komplikasinya.Obat yang biasa digunakan adalah asiklovir dan
modifikasinya, misalnya valasiklovir.Sebaiknya diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi
muncul.
Dosis asiklovir yang dianjurkan ialah 5 x 800 mg sehari dan biasanya diberikan 7 hari,
sedangkan valasiklovir cukup 3 x 1000 mg sehari karena konsentrasi dalam plasma lebih
tinggi.Jika lesi baru masih tetap timbul obat tersebut masih dapat diteruskan dan dihentikan
sesudah 2 hari sejak lesi baru tidak timbul lagi.
Isoprinosin sebagai imunostilator tidak berguna karena awitan kerjanya baru setelah 2-
8 minggu, sedangkan masa aktif penyakit kira-kira hanya seminggu.
Untuk neuralgia pascahepatic belum ada obat pilihan, dapat dicoba dengan
akunpungtur.Obat yang direkomendasinkan di antaranya gabapentin dosisnya 1,800 mg
2,400 mg sehari.Mula-mula dosis rendah kemudian dinaikkan secara bertahap untuk
menghindari efek samping di antaranya nyeri kepala dan rasa melayang.Hari pertama
dosisnya 300 mg sehari diberikan sebelum tidur , setiap 3 hari dosis dinaikkan 300 mg sehari
sehingga mencapai 1,800 mg sehari.Bila belum ada efeknya dosis dapat ditinggikam.Nyeri
tersebut lambat laun akan menghilang sendiri.
Indikasi pemberian kortikosteroid ialah untuk sindrom Ramsay Hunt.Pemberian harus
sedini-dininya untuk mencegah terjadinya paralisis.Yang biasa diberikan adalah prednisone
dengan dosis 3 x 20 mg sehari.Setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap.Dengan
dosis prednisone setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan
obat antiviral.Dikatakan kegunaannya untuk mencegah fibrosis ganglion.
Pengobatan topical tergantung pada stadiumnya.Jika masih stadium vesikel diberikan
bedak dengan tujuan proteksi untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi
11

sekunder.Bila erosisf diberikan kompres terbuka.Kalau terjadi ulserasi dapat diberikan salap
antibiotic
.(1)
Bila mengalami Postherpetic neuralgia, dapat diberikan Fenol 3-5% dalam bentuk krim
atau salap, 2-6 kali sehari Amitriptilin 10-25 mg/hari pada malam hari, atau gabapentin 100-
300 mg/hari.
(2)


Prognosis
Umumnya baik , pada herpes zoster oftalmikus bergantung pada tindakan perawatan
secara dini.
(1)


















12

BAB III
ANALISA KASUS


Berdasarkan definisi herpes zoster :

Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster yang
menyerang kulit dan mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah
infeksi primer.
Berdasarkan Gejala Klinik :
Herpes zoster (shingles) adalah infeksi varisela-zoster laten yang timbul lagi.Setelah
masa gatal singkat atau rasa sakit di sepanjang salah satu atau kadang-kadang pada beberapa
dermatom di tubuh, muncul bercak merah yang cepat sekali berubah menjadi papul dan
vesikel
.(2)

Sebelum gejala kulit timbul, terdapat gejala prodromal baik sistemik (demam, pusing,
malese ) maupun gejalan lokal ( nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan sebagainya ).Setelah itu
timbul Eritem yang timbul dalam waktu singkat vesikel yang berkelompok dengan dasar
kulit eritematosa dan edema. Vesikel ini berisis cairan yang jernih, kemudian menjadi keruh (
berwarna abu-abu) pustul dan krusta.Kadang-kadang vesikel mengandung darah herpes
zoster hemoragik.Timbul infeksi sekunder ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks.
Pada pasien didapatkan keluhan mengeluh terdapat bintik-bintik merah di perut dan
punggung kanan sejak 3 hari yang lalu,bintik-bintik merah berisi cairan jernih,badan terasa
pegel dan nyeri, belum pernah menderita cacar waktu kecil.Pada pemeriksaan fisik tampak
eritema,vesikel berkelompok, berbentuk bulat, berbatas tegas, menimbul dengan berisi cairan
jernih.
Berdasarkan Lokasi Terjadinya
Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal, walaupun daerah-daerah lain
tidak jarang.Frekuensi penyakit ini pada pria dan wanita sama , sedangkan mengenai umur
lebih sering pada orang dewasa. Lokalisasi unilateral dan bersifat dermatomal sesuai dengan
tempat persarafan .

Pada pasien ini keluhan bintik-bintik merah terdapat di perut dan punggung bagian kiri

13

Herpes zoster Herpes simplek D. Iritan
Anak 13 tahun Pria = wanita Pria = wanita Semua usia
Malaise + + -
Predileksi Paling sering
di thorak dan
unilateral
Pinggang ke atas
(tipe 1) pinggang
ke bwh (tipe 2)
Tergantung
tempat
terkena
iritan
Lesi makula
eritem dan
vesikel
unilateral
+ +
Tdak unilateral
+
Tergantung
onset dan
iritan
R. Cacar +/- - -
R. Kontak +/- + -
R. Atopik - - -










14

BAB IV
KESIMPULAN

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan
mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.
Penyebarannya sama seperti varisela.Penyakit ini, seperti yang diterangkan di definisi
merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah penderita mendapat varisela.Kadang-kadang
varisela ini berlangsung subklinis .Ada pendapat yang menyatakan kemungkinan transmisi
virus secara aerogen dari pasien yang sedang menderita varisela atau herpes zoster
.(1)
Herpes zoster ditegakkan diagnosisnya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik yaitu adanya vesikel berkelompok dan di bantu dengan dilakukan pemeriksaan
percobaan Tzanck dapat ditemukan sel datia berinti banyak.Pengobatan dengan pemberian
obat antiviral dan obat simptomatik yaitu analgesic, jika terdapat infeksi sekunder diberikan
antibiotic.



















15

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI. Jakarta:2008.
2. S. Sjamsoe, emmy,dkk.Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia. PT Medical
Multimedia Indonesia.Jakarta.2005.
3. Fitzpatrick, Thomas B. et al. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine, 7th
Edition. ed. USA: McGraw-Hill Book.2007.

You might also like