You are on page 1of 106

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR PADA
KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi








Oleh:
Asri Indah Purwanti
NIM: 105082002746

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009M/1430H
ii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR PADA
KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Asri Indah Purwanti
NIM: 105082002746

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I






Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP. 131 474 891
Pembimbing II






Amilin, SE, Ak., M.Si
NIP. 150 370 232


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009M/1430H
iii
Hari ini Senin Tanggal 1 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Asri Indah Purwanti NIM: 105082002746 dengan
judul Skripsi ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR PADA KANTOR
AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA. Memperhatikan kemampuan keilmuan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 Juni 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif






Rahmawati, SE, M.M
Ketua







Yessi Fitri, SE, Ak., M.Si
Sekretaris




Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli

iv
Hari ini Kamis Tanggal 25 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Asri Indah Purwanti NIM: 105082002746 dengan judul
Skripsi ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR PADA KANTOR
AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA. Memperhatikan kemampuan keilmuan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi






Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Ketua






Amilin, SE, Ak., M.Si
Sekretaris







Rini, SE, Ak., M.Si
Penguji Ahli


v
HALAMAN MOTTO



Dan kepunyaan-Nya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan
laksana gunung-gunung. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang
kamu dustakan? Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal
Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat
Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Semua yang ada di langit
dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam
kesibukan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(Ar Rahman: 24-30)


Ya Allah. Sesungguhnya aku ini adalah hamba, anak dari hamba-Mu laki-
laki, anak dari hamba-Mu perempuan. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu:
mengikuti keputusan takdir-Mu dan berjalan sesuai dengan ketetapan-Mu.
Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang menjadi milik-Mu,
nama yang Engkau lekatkan sendiri untuk diri-Mu, atau Engkau sebutkan
dalam Kitab-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara
hamba-Mu (Nabi), atau Engkau sembunyikan di alam keghaiban-Mu:
hendaknya Engkau menjadikan al-Quran ini sebagai penyejuk hatiku,
cahaya dalam dadaku, penghilang kesedihanku dan penolak rasa gundahku
(HR. Ahmad I/391)


Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(Al Insyirah: 5-6)


vi
HALAMAN PERSEMBAHAN



Ya Alloh aku memuji-Mu dengan pujian yang tulus untuk membalas
nikmat-Mu dan memenuhi tambahan nikmat-Mu. Ya Alloh, aku memohon
agar Engkau menjadikan Ikhlas sebagai pendamping aqidahku, jujur
sebagai hiasan ucapan dan langkahku, syukur sebagai pakaian penutupku
dan rasa takut kepada-Mu sebagai ketenangan dan keimananku. Ya Alloh,
aku memohon kepada-Mu keutamaan yang selalu berdampingan dengan
Taufik, ilmu yang bersih dari kebodohan, ucapan yang selalu benar dan
perangai yang selalu disirami dengan mata air kebenaran


Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia"
(Al Ikhlas: 1-4)


Karya ini ku persembahkan untuk kedu orang tua tercinta
Kebaikan kalian tak kan tergantikan
Ku ingin membahagiakan kalian. . . .

Adik-adikku tersayang, semangat dan dukungan
yang selalu tercurah untuk Teteh. . . .




vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP


I. Identitas Pribadi
Nama : Asri Indah Purwanti
Tempat / tanggal Lahir : Kuningan, 14 Oktober 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Rusun Kemayoran, Boing IA/519
Jakarta Pusat
Telephone : 081314903090
Email : zahra_prasetiawanti@yahoo.co.id


II. Pendidikan
1999-2002 : SLTPN 3 Kuningan
2002-2005 : SMAN 2 Kuningan
2005-2009 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jurusan Akuntansi (Auditing)


III. Latar Belakang Keluarga
Ayah : Ebo Bahuri
Ibu : Dedeh Kurniasih
Alamat : Rusun Kemayoran, Boing IA/519
Jakarta Pusat





viii
THE ANALYSIS OF FACTORS WHICH EFFECT INTEGRITY AND
OBYEKTIVITY OF AUDITOR FOR PUBLIC ACCOUNTANT COMPANY
IN JAKARTA

By: Asri Indah Purwanti

ABSTRACT


This research aimed to identify and to test that effect integrity and
objectivity of auditor for public accountant company in Jakarta. That research
has been done in Jakarta with auditor respondent working for public accountant
company. Retrieval of sample has been by using convenience sampling. Number
of questionnaires propagated was 128 copies but only 93 copy question returned
and may be used. The data of analysis for hypothesis tester was done with
multiple regressions.
The result of research indicates that quality of auditors have significantly
effect to integrity and objectivity of auditor is 0,000 < 0,05, but the other variable
such as size of client, enchantment of finance and relationship of effort, loyalty of
regulations, non audit service, audit fee and size of public accountant company
dont have significantly toward integrity and objectivity of auditors. Furthermore
based on Adjusted R Square can be shown influence of independent variable
toward integrity and objectivity can be explained is 16, 2%.


Keywords: Integrity and objectivity of auditors, quality of auditors, size of client,
enchantment of finance and relationship of effort, loyalty of
regulations, non audit service, audit fee and size of public accountant
company.













ix
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS
DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
DI JAKARTA

Oleh: Asri Indah Purwanti

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji fakor-faktor yang mempengaruhi
integritas dan obyektivitas auditor pada KAP di Jakarta. Pada penelitian ini
digunakan data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan di
Jakarta dengan responden auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik
(KAP). Penentuan sample dilakukan dengan menggunakan convenience sampling.
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 128 tetapi hanya 93 yang kembali dan dapat
digunakan. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan
regresi berganda.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa kualitas auditor berepngaruh
signifikan terhadap integritas dan obyektivitas sebesar 0,000 < 0,05, tetapi
variabel yang lain seperti ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan
hubungan usaha, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran
kantor akuntan publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas. Selanjutnya berdasarkan Adjusted R Square dapat diketahui bahwa
pengaruh variable independent terhadap integritas dan obyektivitas sebesar
16,2%.


Kata kunci: Integritas dan obyektivitas, kualitas auditor, ukuran klien, ikatan
kepentingan keuangan dan hubungan usaha, ketaatan terhadap
ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran kantor akuntan
publik.













x
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim
Alhamdulillahirobbilalamiin, Segala Puji bagi Alloh Azza Wa Jalla yang
telah memberikan nikmat yang tiada terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam tetap tercurah atas Rasululloh
Muhammad Shalallohu'alihi Wassalam beserta keluarganya, sahabatnya dan
pengikutnya yang istiqomah sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselasaikan dengan
baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allohutaala, tiada Illah selain Engkau. Sungguh diri ini hanyalah hamba yang
dhoif tanpa kekuatan dan kasih sayang yang telah Alloh berikan kepada
hamba sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ya Rabb, aku sangat bersyukur telah dikarunai kedua orangtua yang sangat
menyayangiku, sabar dan senantiasa memberikan dukungan moril dan materil,
serta doa yang tak pernah habis,, Uhubbukumfillah (MamahBapak),
adik-adik yang ku sayang (Rita, Rima, Angga, Della dan Nurul), syukron atas
dukungan untuk Teteh
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan FEIS, sekaligus dosen
pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan tambahan
ilmu kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Amilin SE. Ak., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis.
5. Bapak Afif Sulfa SE. Ak., M.Si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial.
6. Ibu Yessi Fitri SE. Ak., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial.
7. Ibu Rini SE. Ak., M.Si selaku Pembimbing Akademik, terima kasih atas
bimbingannya.
xi
8. Bapak Indoyama, Ibu Rahmawati, Bapak Hepi, Bapak Cebba terima kasih atas
bimbingannya.
9. Seluruh dosen serta staff karyawan Fakultas Ekonomi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Sahabat seperjuanganku yang kusayang, Ka2 Rika,,, Kenangan yang telah kita
lewati kan banyak hikmah yang bisa diambil yakinlah Alloh selalu
bersamamu, Dia akan memberikan yang terbaik & rencanaNya yang indah.. n
syukron ala kulli hal,, keep in touch ya ^_^
11. Sahabat-sahabatku yang kusayang: Zakiyah (Keep Spirit ya,,, n always be Ur
self U are what U think), Tiur (Selalu ceria dan semangatkeep contact),
Erna (semoga cepat kelar y skripsinya,, Hmm.. kapan ya menyusulmu ^_^??),
Oti (Selalu semangat ya Alloh mempermudah). Putri (knows U, so
advantageous.. Keep contact ya Bu..) Dzilah (Ada hikmah yang bisa diambil),
Ichie-Via-Puput (Perjuangan belum berakhir. Ayo semangat!!!),
Sahabatku semoga Alloh menjaga ukhuwah ini,,, keep Contact ya.
12. Teman2 di kelas Audit: Shusu (Semangat ya belajar kompre), Zizah, Lili,
Kiki, anwar, andrey, reza, adit, iyan, Ovhi, Baha, Ai, Rika, Iin, Reny, Meli,
Achi, Uti, isma semuanya,, met berjuang!!!
13. Teman-teman di Akt. D: ida, sari, uwi, siwi, rochmah, mas mul, irfan, ridho,
samsul . for all my FreN in Akt. D Keep Spirit ya.
14. SahabatQ dari Kuningan: Titi, Frida, Rani, Ima Semoga Alloh menjaga
ukhuwah kita.
15. Mba Lia, Mba Poppy, Mba Zizah, Teh Echi, adikku lisma, sukma, fitri,,,
Uhibbukumfillah Abu Abdirrahman Alatsary, Khadafi Bersyukur Alloh
telah mempertemukanku dengan kalian Barokallohufiikum.
16. Rekan seperjuangan yang lain: Yenti, Defi, Lisda, Ratih, Farah, Depe, Mira,
Aini, Arif-arif, Ajeng dan yang lainnya,, kebersamaan yang singkat namun
begitu berkesan
17. Kakak2 ku di FEIS: Ka Fitroh, Ka Icha, Ka Finda, Ka Widiya dan kakakku
yang lainnya.
18. Rekan-rekan akuntansi angkatan 2005 semuanya, Met berjuang ya.
xii
19. Kang Haris dan rekan2 yang telah membantu mengisi kuesioner penelitian.
20. Sahabat seperjuangan: Gita & Mia (Allah yubarik fiik, Uhibukum
Fillah.).
21. Para responden penelitian atas kesediaanya memberikan waktu dan tenaga
untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
22. Dan semua pihak yang turut membantu Asri Indah P, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang terdapat dalam penulisan
skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis
harapkan. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermfaat bagi semua pihak
khususnya bagi dunia akuntansi dan auditing.


Jakarta, 25 Juni 2009



Asri Indah Purwanti
















xiii
DAFTAR ISI


Halaman Judul.............................................................................................. i
Lembar Pengesahan Skripsi......................................................................... ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ....................................................... iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi................................................................... iv
Lembar Halaman Motto............................................................................... v
Halaman Persembahan................................................................................. vi
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. vii
Abstract......................................................................................................... viii
Abstrak.......................................................................................................... ix
Kata Pengantar............................................................................................. x
Daftar Isi ....................................................................................................... xiii
Daftar Tabel .................................................................................................. xvii
Daftar Gambar .............................................................................................xviii
Daftar Lampiran........................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian........................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian.............................................................. 9
2. Manfaat Penelitian............................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Profesi Akuntan Publik
xiv
1. Pengertian Akuntan Publik................................................ 12
2. Profesi Akuntan Publik ..................................................... 13
B. Integritas dan Obyektivitas
1. Pengertian Integritas dan Obyektivitas .............................. 14
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integritas
dan Obyektivitas ............................................................... 21
a. Kualitas Auditor.......................................................... 22
b. Ukuran Klien .............................................................. 23
c. Ikatan Kepentingan Keuangan Dan Hubungan Usaha
Dengan Klien.............................................................. 23
d. Ketaatan terhadap Ketentuan....................................... 24
e. Jasa Non Audit............................................................ 25
f. Audit Fee ................................................................... 25
g. Ukuran Kantor Akuntan Publik................................... 28
h. Lamanya Hubungan Audit .......................................... 29
i. Jangka Waktu Audit.................................................... 29
C. Keterkaitan Antar Variabel...................................................... 29
D. Kerangka Pemikiran................................................................ 36
E. Pengembangan Hipotesis ........................................................ 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................... 39
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 39
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 40
xv
D. Metode Analisis
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas................................................................ 41
b. Uji Reliabilitas............................................................ 42
2. Uji Asumsi Klasik Berganda
a. Uji Multikolinieritas.................................................... 42
b. Uji Heteroskedastisitas................................................ 43
c. Uji Normalitas ............................................................ 43
3. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi........................................... 45
b. Uji Statistik t............................................................... 45
c. Uji Statistik F.............................................................. 45
E. Operisonalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen ........................................................... 46
2. Variabel Independen......................................................... 46
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 55
2. Karakteristik Responden................................................... 57
B. Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Data ....................................................... 60
b. Uji Reliabilitas Data.................................................... 63
xvi
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas.................................................... 64
b. Uji Heteroskedastisitas................................................ 65
c. Uji Normalitas ............................................................ 66
3. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi........................................... 68
b. Uji Statistiik t.............................................................. 69
c. Uji Statistik F.............................................................. 75
C. Pembahasan............................................................................ 76
BAB V PENUTUP
A. ..........................................................................................Kesi
mpulan.................................................................................... 81
B............................................................................................Impl
ikasi ........................................................................................ 83
C............................................................................................Kete
rbatasan .................................................................................. 84
D. ..........................................................................................Sara
n ............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 85
LAMPIRAN.................................................................................................. 88






xvii
DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
Definisi Operasional Variabel
Data Distribusi Sampel Penelitian
Total Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner Karakteristik
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman
Hasil Uji Validitas Data1
Hasil Uji Validitas Data2
Hasil Uji Reliabilitas Data
Hasil Uji Multikolinieritas
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Hasil Uji Statsitik t
Hasil Uji Statistik F
52
55
56
57
58
58
59
60
62
63
65
69
69
75













xviii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal
2.1
4.1
4.2
4.3
Model Penelitian
Grafik Scatterplot
Grafik P-Plot
Grafik Histogram
36
65
66
67






















xix
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal
1
2
3
4
5
6
7
Kuesioner Penelitian
Daftar Jawaban Responden
Surat Izin Penelitian
Hasil Uji Validitas Data
Hasil Uji Reliabilitas Data
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Regresi Berganda
89
90
91
92
93
94
95





















xx

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Para investor biasanya memerlukan informasi laporan keuangan atas
perusahaan yang mereka miliki sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.
Untuk memperoleh suatu informasi keuangan yang akurat, diperlukan laporan
keuangan yang wajar, dapat dipercaya, tidak menyesatkan dan obyektif. Bagi
sebuah perusahaan, laporan keuangan merupakan suatu elemen penting untuk
kelangsungan hidupnya. Laporan keuangan berguna sebagai media untuk
mengungkapkan informasi mengenai kondisi perusahaan sekaligus menjadi
dasar penilaian posisi keuangan suatu perusahaan.
Ada banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
suatu perusahaan, diantaranya adalah pemilik perusahaan itu sendiri, kreditur,
lembaga keuangan, investor, pemerintah dimana perusahaan tersebut
berdomisili, masyarakat umum dan pihak-pihak lainnya. Dikarenakan banyak
pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut, maka
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan haruslah wajar, dapat
dipercaya dan tidak menyesatkan bagi pemakainya, sehingga kebutuhan dari
masing-masing pihak yang berkepentingan dapat dipenuhi. Umumnya pihak-
pihak yang berkepentingan tersebut mendasarkan keputusannya berdasarkan
informasi yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan
perusahaan.
xxi
Hasil audit oleh akuntan publik sangat dibutuhkan oleh banyak pihak
untuk pengambilan keputusan, apalagi mengingat semakin besarnya risiko
setiap keputusan yang diambil dalam keadaan perekonomian yang terpuruk
saperti saat ini. Artinya dalam melakukan audit ini, profesi akuntan publik
tidak hanya bertindak atas kepentingan dari klien yang menyewa jasanya
tetapi juga pihak lain sebagai user dari laporan keuangan, sehingga perlu
adanya suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik yang
independen, untuk menjamin kewajaran informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan. Hal ini dimaksudkan agar hasil pemeriksaan itu merupakan
hasil yang tidak memihak. Menurut Hendarjatno dan Budi Rahardja
(2003:115) Kebutuhan akan seorang auditor independen disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu (a) konflik kepentingan, (b) konsekuensi, (c) kompleksitas
dan (d) keterbatasan.
Akuntan publik mendapat kepercayaan dari berbagai pihak, baik dari
perusahaan yang diauditnya atau klien yang membayar fee, maupun dari pihak
ketiga yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Walaupun akuntan
publik dibayar oleh klien, ia harus tetap memiliki kebebasan yang cukup
untuk melakukan audit yang andal guna memenuhi kepentingan pihak ketiga.
Hal ini mengakibatkan uniknya profesi akuntan publik haruslah
memperhatikan independensinya guna mempertahankan kepercayaan yang
diterima dari klien dan pihak ketiga (Novianty dan Indra Wijaya Kusuma,
2001:2).
xxii
Kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik
berhubungan langsung dengan mutu pemeriksaan dan salah satu elemen
penting kendali mutu adalah independensi. Elder, Beasly dan Arens (2008:85)
mendefinisikan independensi sebagai suatu pemeriksaan yang tidak bias
dalam melakukan uji-uji pemeriksaan, penilaian hasil-hasil dan dalam
mengeluarkan laporan pemeriksaan, dimana sikap tidak memihak ini dapat
dibentuk dalam dua sudut pandang, yaitu:
1. Independensi dalam sikap mental (independence in fact)
2. Independensi dalam penampilan (independence in appearance)
Independensi akuntan merupakan persoalan sentral dalam pemenuhan
kriteria obyektivitas dan keterbukaan. Independensi menyangkut kemampuan
untuk bertindak obyektif dan dengan penuh integritas. Dengan demikian,
independensi adalah state of mind yang tidak bisa diatur (Boynton dan
Raymond, 2006:113). Penilaian terhadap independensi terbatas evaluasi
terhadap appearance, terhadap cara dan hasil kerja yang dilakukan oleh
akuntan. Untuk tujuan praktis, seorang akuntan publik harus bebas dari
hubungan yang memiliki potensi untuk menimbulkan bias.
Anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap obyektivitas dan
integritas dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam
standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI. Independensi
akan terwujud apabila auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak
memihak sepanjang pelaksanaan auditnya atau dengan kata lain, independensi
menyangkut kemampuan untuk bertindak obyektif dan penuh integritas.
xxiii
Integritas dan Obyektivitas merupakan akar dari independensi. Menurut
Boynton dan Raymond (2006:30) independensi, integritas, dan obyektivitas
berarti anggota kantor akuntan publik tidak mempunyai kepentingan pribadi
terhadap klien yang diaudit dalam melakukan jasa atestasi tanpa mengalihkan
pertimbangan kepada pihak lain dan jalan yang bebas dari benturan
kepentingan (conflict of interest).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terwujudnya obyektivitas
dan integritas akuntan publik yang berasal dari dalam diri (internal) maupun
dari luar (eksternal) akuntan publik (Wurangian, 2005:392). Menurut
Supriyono (1987) dan Arif (2001) dalam Wurangian (2005:393)
mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang ada dalam diri (internal) akuntan
publik antara lain: (a) pengetahuan berupa pendidikan, pengalaman dan
penguasaan bidang ilmu, (b) kecakapan profesional berupa kemampuan untuk
melaksanakan audit secara efisien, (c) tanggung jawab akuntan publik yang
berkaitan dengan penegakkan nilai etika, mutu pekerjaan, keandalan informasi
serta kerahasiaan. Faktor-faktor yang ada diluar diri (eksternal) akuntan publik
antara lain: (a) kepentingan dalam memberikan jasa non audit, (b) tingkat
persaingan antar kantor akuntan publik, (c) lamanya hubungan dengan pihak
yang diaudit, (d) besarnya audit fee dan (e) jangka waktu.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Novianty dan Indra Wijaya
Kusuma (2001:12) menunjukkan bahwa faktor yang sangat berpengaruh
secara signifikan terhadap independensi penampilan akuntan publik adalah
ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien. Sedangkan
xxiv
faktor-faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap independensi
penampilan akuntan publik adalah pemberian jasa selain jasa audit, lamanya
penugasan audit, ukuran kantor akuntan publik, persaingan kantor akuntan
publik dan audit fee.
Akuntan publik di dalam pemeriksaan terhadap laporan keuangan
dituntut untuk menjalankan tugasnya secara obyektif dan penuh integritas,
maka dalam penelitian kali ini akan diteliti faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi obyektivitas dan integritas dari auditor pada kantor akuntan
publik. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang
berkaitan dengan masalah diatas. Wurangian (2005:393) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi integritas dan
obyektivitas dengan tujuh variabel independen diantaranya adalah kualitas
auditor, kemampuan keuangan auditor, hubungan auditor dengan klien,
ukuran klien, jangka waktu audit, lamanya hubungan audit dan ketaatan
terhadap ketentuan. Penelitian ini bertempat di daerah Surabaya.
Penelitian yang dilakukan oleh Hendarjatno dan Budi Rahardja
(2003:116) meneliti tentang persepsi masyarakat perbankan terhadap
integritas, obyektivitas dan independensi akuntan publik. Adapun faktor-
faktornya adalah tingkat persaingan antar Kantor Akuntan Publik (KAP),
ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), pemberian jasa konsultasi manajemen,
masa audit pada klien yang sama dan besarnya audit fee. Adapun penelitian
lain yang dilakukan oleh Jannie (2005:64) mengungkapkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi independensi dengan lima variabel antara lain
xxv
faktor ekonomi, hubungan sosial, jasa non audit, audit fee dan hubungan
personal.
Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001:4) dalam penelitiannya
mencakup enam variabel antara lain ikatan kepentingan keuangan dan
hubungan usaha dengan klien, jasa lainnya selain jasa audit, lamanya
hubungan audit atau penugasan audit, ukuran kantor akuntan publik,
persaingan antar kantor akuntan publik dan audit fee. Selain itu, Mayangsari
(2003:8) melakukan penelitian mengenai keahlian audit dan independensi
terhadap pendapat audit.
Penelitian-penelitian yang serupa sering kita temui, tetapi sebagian
besar hanya mengupas independensi auditor, sedangkan dalam penelitian kali
ini penulis akan mengupas mengenai integritas dan obyektivitas auditor yang
merupakan akar dari independensi, sehingga peneliti termotivasi untuk
melakukan penelitian tentang integritas dan obyektivitas auditor. Penelitian ini
merupakan penelitian gabungan dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Penelitian kali ini mengambil beberapa variabel yang ada dari penelitian
sebelumnya dan menggabungkannya menjadi satu sehingga dalam penelitian
ini terdapat sembilan variabel independen dan satu variabel dependen,
responden yang dituju adalah auditor yang berkedudukan di daerah Jakarta.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berjudul Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Integritas dan Obyektivitas Auditor pada
Kantor Akuntan Publik di Jakarta.
xxvi
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Wurangian (2005). Adapun yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah:
1. Variabel
Ada penambahan variabel independen yakni jasa non audit dan ukuran
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang diambil dari penelitian Hendarjatno
dan Budi Rajardja (2003) dan penelitian Novianty dan Indra Wijaya
Kusuma (2001), karena variabel tersebut dapat mempengaruhi integritas
dan obyektivitas auditor.
2. Periode Penelitian
Periode penelitian sebelumnya adalah pada tahun 2005, sedangkan
periode penelitian ini pada tahun 2009.
3. Tempat Penelitian
Penelitian sebelumnya dilakukan di Surabaya, sedangkan penelitian ini
dilakukan di Jakarta.

B. Perumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang di atas, bahwa obyektivitas dan
integritas akuntan publik merupakan tonggak dalam mewujudkan
independensi akuntan publik, serta adanya beberapa faktor internal dan
eksternal auditor yang dapat mempengaruhi integritas dan obyektivitas
akuntan publik maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
xxvii
1. Apakah kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor?
2. Apakah ukuran klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor?
3. Apakah ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas
auditor?
4. Apakah ketaatan terhadap ketentuan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor?
5. Apakah jasa non audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor?
6. Apakah audit fee mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas
dan obyektivitas auditor?
7. Apakah ukuran kantor akuntan publik mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor?
8. Apakah lamanya hubungan audit mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor?
9. Apakah jangka waktu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor?
10. Apakah kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan
hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit,
audit fee, ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit dan
xxviii
jangka waktu audit mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
2. Untuk menguji ukuran klien mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
3. Untuk menguji ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha
dengan klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas
dan obyektivitas auditor.
4. Untuk menguji ketaatan terhadap ketentuan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
5. Untuk menguji jasa non audit mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
6. Untuk menguji audit fee mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
7. Untuk menguji ukuran kantor akuntan publik mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
xxix
8. Untuk menguji lamanya hubungan audit mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
9. Untuk menguji jangka waktu audit mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
10. Untuk menguji kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan
keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap
ketentuan, jasa non audit, audit fee, ukuran kantor akuntan publik,
lamanya hubungan audit dan jangka waktu audit mempunyai pengaruh
secara simultan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.

2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, diantaranya:
a. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)
KAP sebagai pihak yang independen agar menghindari hal-hal yang
menyebabkan berkurangnya integritas dan obyektivitas anggota KAP.
b. Bagi Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Sebagai bahan pertimbangan bagi para akuntan publik untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas dan obyektivitas
auditor, sehingga dapat meningkatkan kualitas dari akuntan publik itu
sendiri.


xxx
c. Bagi Pengguna Jasa KAP
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengetahuan
dan wawasan para pengguna jasa KAP mengenai faktor-faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi integritas dan obyektivitas akuntan
publik.
d. Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai bentuk implementasi ilmu pengetahuan yang diperoleh di
lingkungan perkuliahan yang berupa teori-teori dengan kenyataan
yang terjadi di lapangan, sehingga teori yang diperoleh dapat
digunakan dalam keadaan yang sesungguhnya.











xxxi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Profesi Akuntan Publik
1. Pengertian Akuntan Publik
Akuntan publik adalah mereka yang bekerja dibawah atap kantor
akuntan publik terdaftar dengan kegiatan utamanya melakukan
pemeriksaan terhadap daftar keuangan yang disajikan oleh manajemen
dengan maksud untuk mengeluarkan pendapat atas kewajaran daftar
keuangan itu (Harahap, 1991:40).
Adapun Ikatan Akuntan Indonesia (2004:20000.2) mendefinisikan
akuntan publik yaitu akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan
publik. Menurut Harahap (2008:168) fungsi akuntan publik adalah
memeriksa laporan keuangan dengan maksud untuk menyatakan pendapat
atas kewajaran posisi keuangan perusahaan dan hasil usahanya.
Dari beberapa definisi di atas mengenai akuntan publik, maka
dapat disimpulkan bahwa akuntan publik adalah sebagai orang yang
memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berusaha dibidang pemberian jasa profesional dan praktik akuntan publik
atau pihak ketiga yang ditunjuk oleh perusahaan untuk menilai kewajaran
laporan yang telah dibuat.


xxxii
2. Profesi Akuntan Publik
Menurut Harahap (1991:23) semua profesi yang mendapat
pengakuan dari masyarakat memiliki beberapa karaktersitik umum,
karakteristik-karakteristik yang paling penting dari profesi-profesi yang
dapat juga dijadikan sebagai karakteristik profesi akuntan publik adalah
sebagai berikut:
a. Memilki bidang ilmu yang ditekuninya yang merupakan pedoman
dalam melaksanakan keprofesiannya,
b. Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku
anggotanya dalam profesi itu,
c. Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat
atau pemerintah,
d. Keahliannya dibutuhkan masyarakat, dan
e. Bekerja bukan untuk motivasi komersil tetapi didasarkan kepada
fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat (social credibility).
Karakteristik diatas haruslah dimiliki oleh seorang akuntan publik,
sehingga akuntan publik berhak disebut sebagai suatu profesi.
Menurut Cosseral (2005:67) seorang profesi yang terpelajar
membedakan dirinya dari profesi yang tidak terpelajar dalam nilai, norma
atas kelompok profesi yang terbentuk. Selanjutnya, Cosseral (2005:67)
mengidentifikasi tugas dari profesi yang didalamnya harus memelihara:
a. Kompetensi di lapangan atas keahlian dan pengetahuan,
b. Integritas terhadap klien yang dihadapi,
xxxiii
c. Obyektif dalam penawaran jasa,
d. Menjaga kerahasiaan klien, dan
e. Disiplin terhadap anggota yang tidak diberhentikan tugasnya menurut
harapan publik.
Mulyadi (2002:19) mendefinisikan akuntan publik yaitu akuntan
profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat, terutama dalam
bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya
dan juga menjual jasanya sebagai konsultan pajak, konsultasi dibidang
manajemen, penyusunan sistem akuntansi serta penyusunan laporan
keuangan.
Dari pemaparan mengenai definisi profesi akuntan publik,
sehingga profesi akuntan publik dapat didefinisikan sebagai akuntan
publik yang berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang memiliki
keahlian bidang ilmu yang ditekuninya, memiliki kode etik sebagai
pedoman dalam menjual jasanya, dan keahliannya itu dibutuhkan
masyarakat.

B. Integritas dan Obyektivitas
1. Pengertian Integritas dan Obyektivitas
Integritas dan obyektivitas sangat penting dalam kehidupan
profesional seorang akuntan yang berpraktik sebagai auditor, disamping
integritas dan obyektivitas sangat dibutuhkan pula independensi (Mulyadi
& Kanaka Puradiredja, 1998:48). Adapun definisi integritas berarti tidak
xxxiv
memihak dalam semua jasa. Definisi integritas dan obyektivitas menurut
Elder, Beasley dan Arens (2008:93) adalah:
Integrity and Objectivity in the performance of any professional service,
a member shall maintain objectivity and integrity, shall be free of conflicts
of interest, and shall not knowingly miss present fact or subordinate his or
her judgment to others (AICPA Rules of Conduct 102, Elder, Beasley
& Arens, 2008:93).

Dalam kinerja pemberian jasa profesional anggotanya harus
menjaga obyektivitas dan integritas, harus bebas dari konflik kepentingan
dan mengabaikan fakta-fakta yang tidak benar maupun tidak memaksakan
pendapat pribadinya kepada pihak lain.
Berdasarkan Pernyataan Etika Profesi Nomor: 1 dari Integritas,
Obyektivitas dan Independensi (Mulyadi dan Kanaka Puradiredja,
1998:346) bahwa untuk anggota yang bekerja sebagai auditor, disamping
integritas dan obyektivitas sangat dibutuhkan independensi. Integritas
adalah unsur karakter yang mendasar bagi pengakuan profesional, yang
merupakan kualitas yang menjadikan timbulnya kepercayaan masyarakat,
sehingga mengharuskan auditor untuk bersikap jujur dan terus terang
dalam batasan kerahasiaan. Obyektivitas menetapkan suatu kewajiban
bagi auditor untuk tidak memihak, jujur secara intelektual dan bebas dari
konflik kepentingan. Independensi adalah sikap yang diharapkan dari
seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi
dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas
dan obyektivitas. Setiap akuntan harus memelihara integritas dan
xxxv
obyektivitas dalam tugas profesionalnya dan harus independen dari semua
kepentingan yang tidak layak.
Wurangian (2005:395) mendefinisikan integritas yaitu sebagai
suatu elemen karakter yang mendasari pengakuan profesional. Integritas
mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang
tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa sehingga laporan yang
disajikan itu dapat menjelaskan suatu kebenaran akan fakta, karena dengan
cara itulah maka masyarakat dapat mengakui profesionalisme seorang
akuntan. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh
keuntungan pribadi. Louwers et al (2007:36) menjelaskan bahwa terdapat
tiga standar umum yang berhubungan dengan integritas personal dan
auditor yang memenuhi kualifikasi professional yakni kompetensi,
independensi dan due professional care.
Adapun Boynton dan Raymond (2006:108) mendefinisikan
integritas adalah:
Integrity is a personal characteristic that is indispensable in a CPA

Dengan kata lain, integritas merupakan karakteristik personal yang sangat
diperlukan bagi akuntan publik. Integritas dapat diukur dengan jujur dan
adil.
Menurut Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (1998:48) integritas
adalah unsur karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk
mewujudkan apa yang telah disanggupinya dan diyakini kebenarannya ke
dalam kenyataan. Obyektivitas adalah unsur karakter yang menunjukkan
xxxvi
kemampuan seseorang untuk menyatakan kenyataan sebagaimana adanya,
terlepas dari kepentingan pribadi maupun kepentingan pihak lain (Mulyadi
dan Kanaka Puradiredja, 1998:48). Obyektivitas berarti kejujuran dalam
diri profesional dalam mempertimbangkan fakta, terlepas dari kepentingan
pribadi yang melekat pada fakta yang dihadapinya. Independensi berarti
bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung
pada orang lain. Dari definisi independensi dan obyektivitas ini dapat
diambil kesimpulan bahwa independensi lebih banyak ditentukan oleh
faktor dari luar diri auditor, sedangkan obyektivitas lebih banyak
bersumber dalam diri auditor sendiri.
Auditor yang independen adalah auditor yang tidak terpengaruh
dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar
auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam audit.
Auditor yang obyektif adalah yang secara jujur mempertimbangkan fakta
seperti apa adanya, dan memberikan pendapat berdasarkan fakta seperti
apa adanya tersebut. Auditor yang integritas adalah auditor yang memiliki
kemampuan untuk mewujudkan apa yang telah diyakini kebenarannya
tersebut kedalam kenyataan (Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, 1998:48).
Setiap anggota profesi harus melaksanakan semua tanggung jawab
profesi dengan rasa integritas yang tinggi untuk menjaga dan
meningkatkan kepercayaan publik. Oleh karena itu, setiap anggota profesi
harus jujur dan berpendirian teguh (Halim, 2001:18). Obyektivitas
didefinisikan oleh Halim (2001:18) adalah suatu bentuk pikiran seseorang.
xxxvii
Seseorang dikatakan obyektif apabila ia selalu mengungkapkan fakta
secara apa adanya. Disamping obyektif, setiap auditor juga harus
independen. Independen berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan
oleh pihak lain, dan tidak tergantung kepada pihak lain. Auditor
independen tidak boleh dikendalikan ataupun dipengaruhi klien meskipun
ia dibayar oleh klien.
Integritas merupakan kualitas yang menjadikan timbulnya
kepercayaan masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi
dalam menguji semua keputusannya (Hendarjatno dan Budi Rahardja,
2003:117). Integritas mengharuskan auditor dalam berbagai hal, jujur dan
berterus terang dalam batasan kerahasiaan obyek pemeriksaan.
Hendarjatno dan Budi Rahardja (2003:118) menyatakan bahwa hal-hal
berikut ini berhubungan dengan sikap-sikap yang menjadi elemen
integritas menurut pandangan umum, bahwa seorang akuntan publik:
a. Harus memegang teguh prinsip,
b. Berperilaku terhormat yaitu dengan menghindarkan diri dari segala
kecurangan dan praktek-praktek yang melanggar peraturan dan kode
etik yang berlaku,
c. Jujur,
d. Memiliki keberanian untuk melakukan pengungkapan dan mengambil
tindakan yang diperlukan,
e. Melakukan tindakan berdasarkan pada keyakinan akan keilmuannya
yang tidak ceroboh, dan
xxxviii
f. Tidak bertindak dengan menuruti hawa nafsunya atau membenarkan
filosofi tanpa memperhatikan prinsip dan peraturan yang berlaku.
Menurut Standar Kode Etik Akuntan Manajemen dari The
National Association of Accountants (Harahap, 1991:82), akuntan
manajemen mempunyai tanggung jawab integritas untuk:
a. Menjauhi konflik kepentingan baik yang nyata maupun yang potensial
dan menasehati seluruh pihak yang memiliki konflik potensial agar
tidak terjadi konflik nyata,
b. Menjauhkan diri dari pengawasan dalam bentuk kegiatan apapun yang
akan menimbulkan praduga negatif terhadap kemampuannya untuk
menjalankan tugasnya secara etis,
c. Menolak segala bentuk pemberian, fasilitas, keramahtamahan yang
akan mempengaruhi tindakannya,
d. Menjauhkan diri dari usaha yang aktif atau pasif untuk menggagalkan
usaha mencapai tujuan sesuai dengan etis dari organisasinya,
e. Mengakui dan menyampaikan keterbatasan profesional atau kendala
lainnya yang dapat menjauhkan dirinya dari pertimbangan yang baik
dan kegiatan yang berhasil,
f. Menyampaikan informasi yang menguntungkan dan yang tidak
menguntungkan dan juga pendapat atau pertimbangan profesional, dan
g. Menjauhkan diri dari penugasan untuk mendukung suatu kegiatan
yang akan mendiskreditkan profesi.
xxxix
Selain itu, Harahap (1991:82) mengungkapkan bahwa akuntan
manajemen juga harus memiliki sikap obyektivitas, yakni:
a. Menyampaikan informasi yang layak dan obyektif, dan
b. Mengungkapkan informasi lengkap dan relevan yang diperkirakan
akan mempengaruhi pemahaman seseorang atas segala sesuatu
laporan, komentar dan saran-saran yang disajikan.
IAI mengatur dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
(Wurangian, 2005:396) bahwa dalam menghadapi situasi dan praktek
yang secara spesifik berhubungan dengan aturan etika sehubungan dengan
obyektivitas, pertimbangan yang cukup harus diberikan terhadap faktor-
faktor berikut yaitu:
a. Bila akuntan publik dihadapkan pada situasi yang memungkinkan
mereka menerima tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya, maka
tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya, maka tekanan ini
mengganggu obyektivitasnya,
b. Kewajaran (reasonableness) harus digunakan dalam menentukan
standar untuk mengindentifikasi hubungan yang mungkin atau
kelihatan dapat merusak obyektivitas seseorang,
c. Hubungan-hubungan yang memungkinkan prasangka, bias atau
pengaruh lainnya untuk melanggar obyektivitas harus dihindari,
d. Akuntan publik memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa orang-
orang yang terlibat dalam pemberian jasa profesional mematuhi
prinsip obyektivitas, dan
xl
e. Akuntan publik tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah atau
memberikan entertainment yang dipercaya dapat menimbulkan
pengaruh yang tidak pantas terhadap pertimbangan profesional mereka
atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengan mereka.
Dari berbagai karakteristik mengenai integritas dan obyektivitas tersebut,
maka sangat penting bagi seorang akuntan publik untuk menghindari hal-
hal yang dapat mengurangi intgeritas dan obyektivitasnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integritas dan Obyektivitas
Persepsi terhadap obyektivitas, integritas, dan independensi
auditor menurut Beattie, Brandt dan Fearnley (1999) dalam Wurangian
(2005:396-397) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi independensi auditor antara lain: (a) ketergantungan
ekonomis auditor terhadap auditee, (b) tingkat persaingan yang tinggi
dalam pasar audit eksternal, (c) ketentuan Non Audit Sevice (NAS), (d)
fleksibilitas standar akuntansi, (e) besar kecilnya kantor akuntan publik
(KAP), (f) peranan sebagai komite audit yang berperan sebagai direktur
non eksekutif, (g) kepentingan keuangan pada perusahaan klien, (h)
pengaruh dari direktur perusahaan yang dalam kenyataannya
mengendalikan auditor yang ditunjuknya serta imbalannya, (i) ukuran
klien, (j) beban perusahaan apabila terjadi penggantian auditor, (k)
ketentuan pemerintah atau regulator, serta kebutuhan penggantian auditor,
xli
(l) risiko yang terjadi bagi kualitas audit yang jelek dan (m) peraturan
tentang penugasan adanya fee auditor.
Dalam penelitian ini, membatasi faktor-faktor yang mempengaruhi
integritas dan obyektivitas auditor yakni kualitas auditor, ukuran klien,
ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan
tehadap ketentuan, jasa non audit, audit fee, ukuran kantor akuntan publik,
lamanya hubungan audit dan jangka waktu audit:
a. Kualitas Auditor
Menurut Wurangian (2005:400) kualitas auditor merupakan
kemampuan profesional individu auditor dalam melakukan
pekerjaanya. Disamping itu menurut Wurangian (2005:400) kualitas
auditor ini diukur melalui indikator pendidikan formal atau informal,
pelatihan, pengalaman, dan penguasaan ilmu diluar akuntansi (pajak,
komputer, impor ekspor dan lainnya).
Kualitas auditor berarti auditor yang mempunyai keahlian
yang kompeten untuk melakukan audit. Pengertian keahlian menurut
Bedard (1986) dalam Murtanto dan Gudono (1999:39) adalah
seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural
yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Beberapa
peneliti selanjutnya dalam Murtanto dan Gudono (1999:39) telah
memasukkan unsur kemampuan (ability), pengetahuan (knowledge),
dan pengalaman (experience) kedalam penelitian mereka (Bonner dan
xlii
Lewis, 1990; Libby dan Luft, 1993; Libby dan Tan, 1994; Libby,
1995).

b. Ukuran Klien
Menurut Wurangian (2005:411) ukuran klien meliputi nama
besar klien dan klien dengan rata-rata aset dengan nilai yang cukup
besar. Apabila akuntan publik melakukan audit terhadap klien yang
mempunyai nama yang cukup besar yang dapat dikategorikan
perusahaan yang sudah go public, ada kemungkinan auditor dapat
lebih integritas dan obyektivitas.
c. Ikatan Kepentingan Keuangan dan Hubungan Usaha dengan
Klien
Hubungan keuangan dengan klien dapat mempengaruhi
obyektivitas dan bisa mengakibatkan bahwa obyektif tidak dapat
dipertahankan. Dengan adanya kepentingan keuangan seorang akuntan
publik jelas berkepentingan dengan laporan audit yang akan
dikeluarkan.
Ikatan hubungan usaha juga dapat diperoleh melalui
kepemilikan saham pada perusahaan klien, kepemilikan tersebut baik
secara langsung atau tidak langsung mungkin diperoleh melalui
warisan, perkawinan dengan pemegang saham atau pengambilalihan
(Resi, 2009). Dalam hal seperti itu, penugasan pemeriksaan
xliii
berhubungan tidak boleh diterima, atau dilanjutkan kecuali jika
hubungan keuangan tersebut diputuskan.
Menurut Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001:4) ada
beberapa jenis ikatan keuangan dan hubungan usaha tersebut
diantaranya selama periode perjanjian kerja atau saat menyatakan
opininya, akuntan publik atau kantornya memiliki kepentingan
keuangan langsung atau tidak langsung yang material di dalam
perusahaan yang menjadi kliennya, memiliki utang atau piutang yang
diauditnya, dan sebagainya.
d. Ketaatan terhadap Ketentuan
Adanya keharusan penggantian klien yang diaudit oleh partner
tertentu dalam 3 tahun, dan 5 tahun untuk Kantor Akuntan Publik
(KAP), Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (SPM
KAP), pernyataan independensi bagi asisten, supervisor, manajer,
partner yang mengaudit klien (Wurangian, 2005:402).
Menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-20/PM/2002
menyatakan pembatasan penugasan audit:
1) Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan klien hanya
dapat dilakukan oleh kantor akuntan publik paling lama adalah
lima tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan paling
lama untuk tiga tahun berturut-turut,
xliv
2) Kantor akuntan publik dan akuntan dapat menerima penugasan
audit kembali untuk klien tersebut setelah tiga tahun buku atau
berturut-turut tidak mengaudit klien tersebut, dan
3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b diatas
tidak berlaku bagi laporan keuangan interim yang diaudit untuk
kantor akuntan publik secara umum.
e. Jasa Non Audit
Semakin besarnya peranan akuntansi pada dunia bisnis, maka
dalam prakteknya kantor akuntan publik tidak hanya memberikan jasa
audit dalam pelayanan mereka terhadap masyarakat. Jasa-jasa lain
yang disediakan misalnya jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen,
serta jasa akuntansi dan pembukuan (Messier, 2006). Pemberian jasa
lain ini memungkinkan hilangnya integritas dan obyektivitas akuntan
publik karena akuntan publik cenderung memihak kepada kliennya.
Ketika auditor mempertimbangkan peraturan yang
berhubungan pada jasa non audit dan independensi, maka memerlukan
pemahaman mengenai pengaplikasian peraturan yang berbeda untuk
perusahaan auditor yang publik dengan perusahaan auditor yang privat
(Elder, Beasly dan Arens, 2006:120). Disamping itu, menurut Cosseral
(2005:19) bahwa pendapatan jasa konsultasi manajemen merupakan
proporsi yang signifikan dari total pendapatan atas banyak akuntansi.

f. Audit Fee
xlv
Audit fee adalah imbalan yang diterima dari suatu kantor
akuntan publik dari klien tertentu. Audit fee mungkin merupakan
sebagian kecil dari total pandapatan kantor akuntan publik tersebut,
karena meskipun pendapatan atau imbalan atas jasa audit bukan satu-
satunya sumber pendapatan dari sebuah kantor akuntan, namun
imbalan dari klien tertentu dapat menjadi bagian yang besar bahkan
terbesar dari total pendapatannya. Sebaliknya, imbalan dari klien
tertentu mungkin saja tidak signifikan dan merupakan bagian kecil
dari total pendapatan kantor akuntan.
Menurut Novianty dan Indra Wijaya (2001:5) audit fee yang
jumlahnya besar kemungkinan akan mengakibatkan berkurangnya
independensi akuntan publik. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan,
yaitu: (1) kantor akuntan yang melakukan audit merasa tergantung
pada klien sehingga cenderung segan untuk menentang kehendak
klien, (2) jika tidak memberikan opini yang sesuai dengan keinginan
klien, kantor akuntan merasa khawatir akan kehilangan kliennya
mengingat pendapatan yang akan diterima realtif besar.
Menurut Pernyataan Etika Profesi Nomor: 1 dalam Mulyadi
dan Kanak Puradiredja (1998:349) Auditor harus memperhatikan
imbalan jasa professional diantaranya adalah:
a. Imbalan jasa profesional tidak boleh tergantung pada hasil atau
temuan audit,
xlvi
b. Akuntan publik tidak boleh mendapatkan klien yang telah diaudit oleh
kantor akuntan publik lain dengan cara menawarkan atau menjanjikan
imbalan yang jauh lebih rendah,
c. Jika klien belum membayar imbalan jasa seorang akuntan publik sejak
beberapa tahun lalu (lebih dari 1 tahun), maka dapat dianggap bahwa
akuntan publik tersebut memberikan pinjaman kepada kliennya, dan
hal tersebut dapat mempengaruhi integritas dan obyektivitasnya,
d. Jika akuntan publik bertindak sebagai financial consultant dari suatu
perusahaan yang akan go public, maka akuntan publik tidak boleh
menentukan imbalan jasa profesionalnya berdasarkan persentase
tertentu dari hasil emisi saham, dan
e. Seorang akuntan publik tidak boleh memberikan jasa profesionalnya
tanpa menerima imbalan, kecuali untuk yayasan (non-
profitorganization).
Halim (2001:89) membagi beberapa cara dalam penetapan fee
audit, yaitu:
1) Per Diem Basis
Pada cara ini fee audit ditentukan dengan dasar waktu yang
digunakan oleh tim auditor pertama kali per jam ditentukan,
kemudian dikalikan dengan jumlah waktu atau jam yang
dihabiskan oleh tim.
2) Flat atau Kontrak Basis
xlvii
Pada cara ini fee audit dihitung sekaligus secara borongan tanpa
memperhatikan waktu audit yang dihabiskan, yang penting
pekerjaan terselesaikan sesuai dengan aturan atau perjanjian.
3) Maksimum Fee Basis
Cara ini merupakan gabungan dari kedua cara diatas. Pertama kali
tentukan tarif per jam, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu
tertentu, tetapi dengan batasan maksimum.
Selain itu, Halim (2001:89) mengungkapkan beberapa
faktor penentu besarnya fee audit, yaitu:
1) Karakteristik keuangan, seperti tingkat penghasilan, laba, aktiva,
modal dan lain-lain,
2) Lingkungan, seperti persaingan, pasar tenaga profesional dan
lainnya,
3) Karakteristik operasi, seperti jenis industri, jumlah lokasi
perusahaan, jumlah lini produk dan sebagainya, dan
4) Kegiatan eksternal auditor, seperti pengalaman, tingkat koordinasi
dengan internal auditor.
g. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
Elder, Beasly dan Arens (2008:27) mengakategorikan ukuran
KAP menjadi empat sebagimana diadopsi oleh Jusuf (1997: 11), yaitu:
1) Kantor akuntan publik internasional Big Four,
2) Kantor akuntan publik nasional,
3) Kantor akuntan publik lokal dan regional, dan
xlviii
4) Kantor akuntan publik lokal kecil.
Menurut Hendarjatno dan Budi Rahardja (2003:121)
menyatakan bahwa KAP besar adalah KAP yang melaksanakan audit
pada perusahaan-perusahaan go public, sedangkan KAP kecil adalah
KAP yang tidak melaksanakan audit pada perusahaan go public.


h. Lamanya Hubungan Audit
Menurut Supriyono (1988:52) lamanya penugasan audit
seorang partner kantor akuntan publik pada klien tertentu digolongkan
menjadi dua, yaitu: 1) lima tahun atau kurang dan 2) lebih dari lima
tahun. Penugasan audit lebih dari lima tahun dianggap dapat
mempengaruhi integritas dan obyektivitas secara negatif karena
jangka waktu tersebut dianggap terlalu lama
i. Jangka Waktu audit
Jangka waktu audit meliputi jangka waktu pemeriksaan yang
disesuaikan dengan kebutuhan klien (kapan suatu laporan keuangan
auditan diumumkan atau harus diserahkan kepada instansi tertentu
yang berwenang sehingga mempengaruhi auditor untuk dapat
membuat prosedur audit yang cepat dan tepat tanpa risiko dikemudian
hari) (Wurangian, 2005:411).

C. Keterkaitan Antar Variabel
xlix
1. Kualitas Auditor dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor
Penelitian Wurangian (2005:405) mengemukakan bahwa kualitas
auditor sangat mempengaruhi integritas dan obyektivitas auditor. Kualitas
auditor yang ditunjukkan dengan tingkat pendidikan auditor, penguasaan
pengetahuan penunjang di luar akuntansi dan PPL terbukti berkontribusi
dalam membentuk auditor yang memiliki integritas dan obyektivitas
auditor (Wurangian, 2005:405). Auditor yang mempunyai kualitas yang
tinggi, yang ditandai dengan tingginya keahlian dan banyaknya
pengalaman dianggap bahwa auditor tersebut mempunyai integritas dan
obyektivitas yang tinggi pula.
Ha
1
: Kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektvitas auditor.

2. Ukuran Klien dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor
Berdasarkan penelitian Wurangian (2005:406) secara parsial
ukuran klien tidak mempengaruhi integritas dan obyektivitas auditor.
Semakin besar ukuran klien yang diaudit, maka dianggap bahwa auditor
akan semakin integritas dan obyektif, karena perusahaan yang go public
cenderung lebih memperhatikan kinerja perusahaan tersebut dibandingkan
dengan perusahaan yang non go public.
Ha
2
: Ukuran klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor.

l
3. Ikatan Kepentingan Keuangan dan Hubungan Usaha dengan Klien
dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor
Penelitian yang dilakukan oleh Wurangian (2005:405)
menunjukkan bahwa hubungan auditor dengan klien mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,018. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh
Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001:8) mengindikasikan bahwa
ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien sangat
mempengaruhi independensi akuntan publik. Dengan adanya ikatan
kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien dapat
mengurangi integritas dan obyektivitas auditor. Hasil penelitian tersebut
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyono (1988) dalam
Hendarjatno dan Budi Rahardja (2003:116) bahwa ikatan keuangan
mempengaruhi rusaknya independensi sebesar 78%.
Akuntan publik dapat kehilangan integritas dan obyektivitasnya
apabila mereka mempunyai kepentingan keuangan dan hubungan dengan
klien yang diauditnya. Beberapa jenis ikatan tersebut diantaranya selama
periode perjanjian kerja atau saat menyatakan opininya.
Ha
3
: Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas auditor.

li
4. Ketaatan terhadap Ketentuan dengan Integritas dan Obyektivitas
Auditor
Ketaatan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku juga tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor
meskipun rata-rata responden memiliki tingkat ketaatan yang cukup besar
(Wurangian, 2005:407). Akuntan publik yang memiliki tingkat ketaatan
yang tinggi terhadap ketentuan, maka semakin tinggi pula integritas dan
obyektivitasnya.
Ha
4
: Ketaatan terhadap ketentuan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor.

5. Jasa Non Audit dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor
Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2002:5) menyatakan
bahwa terdapat dua pendapat berkenaan dengan objektivitas akuntan
publik dalam jasa non atestasi. Pendapat pertama menyatakan obyektivitas
dapat dipertahankan jika jasa non atestasi dilakukan oleh divisi terpisah
dari divisi audit. Pendapat lain menyatakan obyektivitas akan hilang
karena akuntan publik akan bertindak untuk kepentingan pihak yang
mmemberikan penugasan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Novianty dan Indra
Wijaya Kusuma (2001:9) menunjukkan bahwa jasa non audit tidak
mempengaruhi secara signifikan terhadap independensi akuntan publik.
lii
Ha
5
: Jasa non audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor.

6. Audit Fee dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor
Berdasarkan penelitian Novianty dan Indra Wijaya Kusuma
(2001:10) besarnya audit fee tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap independensi akuntan publik. Namun, penelitian yang dilakukan
Wurangian (2005:405) adanya contingent fee dan bonus memiliki
pengaruh yang signifikan.
Integritas dan obyektivitas seorang akuntan publik akan diragukan
apabila ia menerima audit fee selain yang dicantumkan dalam kontrak.
Penelitian tentang audit fee juga telah dilakukan oleh Iskak (1999:25)
dimana faktor-faktor yang mempengaruhi audit fee adalah ukuran
besarnya perusahaan auditee, jumlah waktu audit, dan ukuran besarnya
kantor akuntan publik.
Ha
6
: Audit fee mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas
dan obyektivitas auditor

7. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan Integritas dan
Obyektivitas Auditor
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novianty dan
Indra Wijaya Kusuma (2001:10) ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap independensi akuntan
liii
publik. Ukuran kantor akuntan publik diindikasikan dapat mempengaruhi
integritas dan obyektivitas auditor, yakni apabila ukurannya semakin besar
maka akan semakin integritas dan obyektif, karena tidak bergantung hanya
pada suatu klien tertentu saja.
Ha
7
: Ukuran KAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor.



8. Lamanya Hubungan Audit dengan Integritas dan Obyektivitas
Auditor
Menurut penelitian Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001:9)
menunjukkan bahwa lamanya hubungan audit tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap independensi akuntan publik. Berbeda dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Supriyono (1988) bahwa
lamanya penugasan audit berpengaruh terhadap independensi akuntan
publik sebesar 34% (Hendarjatno dan Budi rahadrja, 2003:117).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Wurangian (2005:406)
mengidentifikasikan bahwa lamanya hubungan audit berpengaruh
signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor, yakni dengan nilai
signifikansi 0,026. Semakin lama seorang auditor berinteraksi dengan
klien akan menyebabkan auditor merasa sudah mengenali karakter usaha
klien yang meliputi operasional dan akuntansinya.
liv
Ha
8:
Lamanya hubungan audit mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor.

9. Jangka Waktu Audit dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor
Menurut Wurangian (2005:406) jangka waktu audit berpengaruh
terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Variabel ini diindikasikan
oleh lamanya jangka waktu penyelesaian dan pihak penentu waktu
penyelesaian. Auditor dalam melaksanakan audit memerluakn waktu yang
cukup sesuai dengan prosedur audit yang dilaksanakan, ukuran sampel,
item yang dipilih dan waktu pelaksanaan untuk mendapat bukti audit yang
memadai. Karenanya auditor harus membuat perencanaan audit termasuk
jangka waktu pelaksanaan. Apabila jangka waktu pelaksanaan tersebut
tidak sesuai dengan perhitungan dan mengakibatkan berubahnya prosedur
audit dan jumlah bukti yang dikumpulkan maka hal ini akan
memungkinkan akan berpengaruh terhadap integritas dan obyektivitas
auditor yang bersangkutan.
Ha
9:
Jangka waktu audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor.





lv
D. Kerangka Pemikiran
Model hubungan antar variabel untuk penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Model Penelitian

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)


















Kualitas Auditor
Ukuran KAP
Ikatan Kepentingan
Keuangan
Dan Hubungan Usaha
Ketaatan Terhadap
Ketentuan
Ukuran Klien
Jasa Non Audit

Audit Fee
Integritas Dan
Obyektivitas
Auditor
Lamanya Hubungan
Audit
Jangka Waktu Audit
lvi
E. Pengembangan Hipotesis
Penelitian ini menggunakan hipotesis alternatif (alternative
hypothesis). Dengan demikian hipotesis penelitian ini yaitu:
Ha
1
: Kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektvitas auditor.
Ha
2
: Ukuran klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas
dan obyektivitas auditor.
Ha
3
: Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas auditor.
Ha
4
: Ketaatan terhadap ketentuan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Ha
5
: Jasa non audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor.
Ha
6
: Audit fee mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas auditor
Ha
7
: Ukuran KAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas
dan obyektivitas auditor.
Ha
8:
Lamanya hubungan audit mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Ha
9:
Jangka waktu audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor.
lvii
Ha
10
: Kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan
hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non
audit, audit fee, ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan
audit dan jangka waktu audit mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor.


















lviii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kausalitas
yakni tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-
akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Bambang Supomo,
2002:27), yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen
yaitu: kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan
hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit,
audit fee, dan ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit dan
jangka waktu audit terhadap variabel dependen yaitu integritas dan
obyektivitas auditor.
Adapun yang menjadi sasaran penelitian ini adalah auditor yang terdiri
dari: Partner, Manager, Supervisor, Senior dan Junior Auditor yang bekerja di
KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. Pemilihan wilayah tersebut didasari
oleh:
1. Wilayah tersebut terdapat banyak kantor akuntan publik (KAP), dan
2. Wilayah tersebut mudah terjangkau.

B. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode
convenient sampling. Convenient sampling adalah istilah umum yang
lix
mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenient
sampling berarti unit sampel yang ditarik dengan mudah dihubungi, tidak
menyusahkan, bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30).

C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa tipe penelitian, yaitu penelitian
kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research):
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
membaca, dan menelaah berbagai literatur, artikel, teori, buku, jurnal,
majalah, maupun surat kabar yang berhubungan dengan materi dan
mendukung pembahasan masalah. Data sekunder merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:147). Tujuan
penelitian kepustakaan adalah untuk memperoleh dan meningkatkan
pengetahuan teoritis penulis yang akan digunakan dalam pembahasan
skripsi.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini menggunakan metode survey, yang merupakan
metode pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli. Metode survey ini dilakukan dengan kuisioner, yaitu
melakukan penyebaran kuisioner yang didistribusikan dengan cara
menyampaikan pertanyaanpertanyaan kepada para auditor yang meliputi:
lx
Partner, Manager, Supervisor, Senior, dan Junior Auditor yang bekerja di
KAP. Pengiriman kuisioner dilakukan secara langsung, melalui pos,
ataupun email. Peneliti juga akan menghubungi responden melalui telepon
untuk memproses lebih lanjut.

D. Metode Analisis
Langkah-langkah yang digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi integritas dan obyektivitas auditor adalah dengan uji kualitas
data, uji asumsi klasik regresi berganda, dan uji hipotesis:
1. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas:
a. Uji Validitas Data
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana
variabel yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya
diukur. Pengujian validitas dengan menggunakan Pearson Correlation
yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2005:45). Kriteria yang
digunakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antar skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat
signifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan
valid, apabila butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat
lxi
signifikansi diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
(Santoso, 2002).

b. Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel
yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Hasil
uji reliabilitas dengan bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach
Alpha. Suatu instrumen dapat dikatakn reliable (andal) bila memiliki
nilai Cronbachs alpha lebih dari 0,60 (Nunnaly, 1967) dalam
Ghozali (2005:42).

2. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda
Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas:
a. Uji Multikolinieritas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi
korelasi, maka terdapat problem multikolinieritas atau multiko. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen (Santoso, 2002:203). Kriteria pengujiannya yaitu apabila
nilai VIF di sekitar angka 1, angka tolerance mendekati 1, dan
koefisien korelasi lemah, yaitu dibawah 0,5 (Santoso, 2002:206).
lxii
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas (Ghozali,
2005:105). Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas (Santoso,
2002: 208). Kriteria pengujiannya yaitu jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
(Santoso, 2002: 210).

c. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen
mempunyai distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2002:
212). Kriteria pengujiannya yaitu jika grafik histogram menunjukkan
pola distribusi normal serta data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal.

3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda, uji koefisien determinasi, uji statistik t dan uji statistik F.
Persamaan regresi bertujuan untuk memprediksi besar variabel terikat
lxiii
dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya
(Santoso, 2002:163).
Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = b
0
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ b
7
X
7
+ b
8
X
8
+
b
9
X
9
+e

Dimana:

Y = Integritas dan Obyektivitas
b
0
= Interception point
b
1
-b
10
= Koefisien regresi
X
1
= Kualitas Auditor
X
2
= Ukuran Klien
X
3
= Ikatan Kepentingan Keuangan & Hub. Usaha
X
4
= Ketaatan terhadap Ketentuan
X
5
= Jasa Non Audit
X
6
= Audit Fee
X
7
= Ukuran KAP
X
8
= Lamanya Hubungan Audit


X
9
= Jangka Waktu Audit
e = Error



lxiv
a. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen
atau seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2005:83).

b. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji hipotesa yaitu untuk menguji
signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:83). Kriteria
pengujiannya yaitu apabila nilai sigifikansinya kurang dari 0,05, maka
menerima Ha, dan jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka
menolak Ha.

c. Uji F
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:83). Kriteria pengujiannya
yaitu apabila nilai sigifikansinya kurang dari 0,05, maka menerima
Ha, dan jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka menolak
Ha.


lxv
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
dependen dan variabel independent:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dari penelitian ini adalah integritas dan
obyektivitas. Integritas adalah unsur karakter yang menunjukkan
kemampuan seseorang untuk mewujudkan apa yang telah disanggupinya
dan diyakini kebenarannya ke dalam kenyataan. Obyektivitas adalah unsur
karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk menyatakan
kenyataan sebagaimana adanya, terlepas dari kepentingan pribadi maupun
kepentingan pihak lain. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen
yang dikembangkan oleh Wurangian (2005) dan Harahap (1991). Variabel
ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari sembilan
item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan
yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3). Netral, 4). Setuju, 5).
Sangat Setuju.

2. Variabel Independen
Variabel-variabel tersebut adalah:
a. Kualitas Auditor
Kualitas auditor merupakan kemampuan profesional auditor dalam
melakukan pekerjaannya. Kualitas auditor dapat dilihat dari segi
pendidikan formal maupun informal, pelatihan, seminar, pengalaman
lxvi
dan penguasaan ilmu diluar akuntansi. Variabel ini diukur dengan
mengadopsi instrumen yang dikembangkan oleh Wurangian (2005).
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri
dari enam item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan
lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3).
Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju.
b. Ukuran Klien
Ukuran klien adalah besarnya klien yang diukur dengan perusahaan
yang sudah go public dengan perusahaan yang tidak go public.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang
dikembangkan oleh Wurangian (2005). Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala ordinal yang terdiri dari dua item dengan lima
poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat
tidak setuju, 2) Tidak Setuju, 3). Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.
c. Ikatan Kepentingan Keuangan dan Hubungan Usaha
Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha adalah kepentingan
keuangan secara langsung maupun tidak langsung yang material di
dalam perusahaan yang menjadi kliennya, baik itu utang-piutang,
investasi dan sebagainya. Jika auditor memiliki ikatan kepentingan
keuangan dan hubungan usaha maka kecenderungan integritas dan
obyektivitasnya terganggu. Variabel ini diukur dengan mengadopsi
instrumen Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001). Variabel ini
diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari tiga item
lxvii
dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan
yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2) Tidak Setuju, 3). Netral, 4). Setuju,
5). Sangat Setuju.
d. Ketaatan terhadap Ketentuan
Setiap akuntan publik mempunyai ketentuan-ketentuan yang berlaku
guna berjalan dengan baik. Jika auditor menaati setiap ketentuan yang
berlaku maka integritas dan obyektivitas akan terjamin dan begitu pula
sebaliknya, yakni adanya keharusan penggantian klien yang diaudit
oleh partner tertentu dalam 3 tahun, dan 5 tahun untuk Kantor
Akuntan Publik (KAP). Variabel ini diukur dengan menggunakan
Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 20/PM/2002, diadopsdi oleh
Wurangian (2005). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala
ordinal yang terdiri dari dua item dengan lima poin skala likert yang
berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak
Setuju, 3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju.
e. Jasa Non Audit
Aktivitas Kantor Akuntan Publik (KAP) selain memberikan jasa audit
juga memberikan jasa-jasa lain, jasa lain ini memungkinkan
terganggunya integritas dan obyektivitas akuntan publik, karena
akuntan publik cenderung memihak kepada kepentingan kliennya
yang terdiri dari jasa akuntansi dan pembukuan, jasa konsultasi
perpajakan dan jasa konsultasi manajemen. Variabel ini diukur dengan
mengadopsi instrumen Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001).
lxviii
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri
dari tujuh item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan
lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3).
Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju.
f. Audit Fee
Audit fee yang jumlahnya besar kemungkinan akan mengakibatkan
berkurangnya integritas dan obyektivitas akuntan publik. Dengan
besarnya fee yang diterima KAP besar, cenderung takut kehilangan
klien, begitu pula sebaliknya apabila fee yang diterima KAP kecil,
biasanya KAP merasa tidak tegantung terhadap klien tertentu.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen Pernyataan Etika
Profesi Nomor: 1 dalam Mulyadi dan Kanak Puradirdja (1998).
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri
dari enam item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan
lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3).
Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju.
g. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang lebih besar lebih independen
dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil, karena KAP besar tidak
begitu tergantung pada salah satu klien saja, sehingga hilangnya satu
klien tidak mempengaruhi pendapatannya. Ukuran KAP diukur
dengan KAP yang mengaudit perusahaan go public dan perusahaan
non go public. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen
lxix
Hendarjatno dan Budi Rahardja (2003). Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala ordinal yang terdiri dari dua item dengan lima
poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat
Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat
Setuju.
h. Lamanya Hubungan Audit
Lamanya penugasan audit digolongkan menjadi dua, yaitu (1) lima
tahun atau kurang, dan (2) lebih dari lima tahun. Penugasan lebih dari
lima tahun dianggap dapat mempengaruhi integritas dan obyektivitas
akuntan publik karena jangka waktu tersebut dianggap terlalu lama.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen Supriyono
(1988). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang
terdiri dari dua item dengan lima poin skala likert yang berkaitan
dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju,
3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju.
i. Jangka Waktu Audit
Jangka waktu audit merupakan jangka waktu pemeriksaan yang
disesuaikan dengan kebutuhan klien yakni kapan suatu laporan auditan
diumumkan atau diserahkan kepada instansi tertentu yang berwenang
sehingga mempengaruhi auditor untuk dapat membuat prosedur audit
yang cepat dan tepat tanpa risiko dikemudian hari. Variabel ini diukur
dengan mengadopsi instrumen yang dikembangkan oleh Wurangian
(2005). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang
lxx
terdiri dari dua item dengan lima poin skala likert yang berkaitan
dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju,
3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju.























lxxi
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel

No. Variabel Indikator Pengukuran
1. Integritas dan Obyektivitas
(Sumber: Wurangian, 2005;
Harahap, 1991)
a. Laporan audit harus berdasarkan fakta,
b. Hasil temuan yang signifikan harus
diungkapkan kepada pihak manajemen,
c. Auditor harus bersikap adil, tidak memihak,
jujur secara intelektual,
d. Menjauhi konflik kepentingan,
e. Harus memegang teguh prinsip,
f. Menolak segala bentuk pemberian, fasilitas,
keramahtamahan,
g. Melakukan tindakan berdasarkan pada
keyakinan akan keilmuannya yang tidak
ceroboh,
h. Menyampaikan informasi yang layak dan
obyektif, dan
i. Auditor harus mengungkapkan informasi
yang lengkap dan relevan.
Skala Ordinal
2. Kualitas Auditor (Sumber:
Wurangian, 2005)
a. Pendidikan formal,
b. Pendidikan informal,
c. Seminar bagi auditor,
d. Pelatihan,
e. Pengalaman, dan
f. Penguasaan ilmu selain akuntansi.
Skala Ordinal
3. Ukuran Klien
(Sumber: Wurangian, 2005)
a. Perusahaan yang sudah go public,dan
b. Perusahaan yang tidak go public.
Skala Ordinal

Bersambung ke halaman selanjutnya








lxxii

Sambungan tabel 3.1

No. Variabel Indikator Pengukuran
4. Ikatan Kepentingan
Keuangan
Dan Hubungan Usaha
(Sumber: Novianty dan Indra
Wijaya Kusuma, 2001)
a. Kepentingan keuangan langsung maupun
tidak langsung yang material,
b. Investasi, dan
c. Utang-piutang.
Skala Ordinal
5. Ketaatan Dengan
Ketentuan
(Sumber: Keputusan Ketua
Bapepam Nomor Kep-
20/PM/2002)
Adanya keharusan penggantian klien yang
diaudit oleh partner tertentu dalam 3 tahun, dan
5 tahun untuk Kantor Akuntan Publik (KAP)
Skala Ordinal
6. Jasa Non Audit
(Sumber: Novianty dan Indra
Wijaya Kusuma, 2001)
a. Jasa perpajakan,
b. Jasa konsultasi manajemen,
c. Jasa akuntansi dan pembukuan, dan
d. Apabila Kantor Akuntan Publik (KAP)
melakukan audit atas suatu perusahaan klien
hendak go public, dan menjadi konsultan
keuangan (financial consultant) sekaligus
auditor bagi klien tersebut dapat
mempengaruhi integritas dan obyektivitas.
Skala Ordinal
7. Ukuran KAP
(Sumber: Hendarjatno dan
Budi Rahrdja, 2003)
a. KAP besar adalah KAP yang melaksanakan
audit pada perusahaan go public, dan.
b. KAP kecil adalah KAP yang mekasanakan
audit pada perusahaan go public.
Skala Ordinal

Bersambung ke halaman selanjutnya








lxxiii

Sambungan tabel 3.1

No. Variabel Indikator Pengukuran
8. Audit Fee
(Sumber: Pernyataan Etika
Profesi Nomor:1 dalam
Mulyadi dan Kanaka
Puradiredja (1998)
a. Imbalan jasa profesional tidak boleh
tergantung pada hasil atau temuan audit,
b. Akuntan publik tidak boleh mendapatkan klien
yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik
lain dengan cara menawarkan atau menjanjikan
imbalan yang jauh lebih rendah,
c. Jika klien belum membayar imbalan jasa
seorang akuntan publik sejak beberapa tahun
lalu (lebih dari 1 tahun), maka dapat dianggap
bahwa akuntan publik tersebut memberikan
pinjaman kepada kliennya,
d. Jika akuntan publik bertindak sebagai financial
consultant dari suatu perusahaan yang akan go
public, maka akuntan publik tidak boleh
menentukan imbalan jasa profesionalnya dari
persentase tertentu dari hasil emisi saham,
e. Akuntan publik tidak boleh menerima komisi
dari penjualan produk langganan atau
jasa/barang yang dijual oleh kliennya pada saat
dia melakukan pekerjaan audit, dan
f. Seorang akuntan publik tidak boleh
memberikan jasa profesionalnya tanpa
menerima imbalan, kecuali untuk yayasan
(non-profitorganization).
Skala Ordinal
9. Lamanya Hubungan Audit
(Sumber: Supriyono, 1988)
a. Lima tahun atau kurang, dan
b. Lebih dari lima tahun.
Skala Ordinal
10. Jangka Waktu Audit
(Sumber: Wurangian, 2005)
Periode penugasan untuk mengaudit atau
mereview dan menyiapkan laporan keuangan
klien kepada BAPEPAM.
Skala Ordinal

Sumber: Data diolah dari Berbagai referensi


lxxiv
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada akuntan publik (auditor) yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta. Auditor yang
dilibatkan meliputi Partner, Manajer, Supervisor, Auditor Senior dan
Auditor Junior.
Pengiriman kuesioner dilakukan pada awal bulan Maret sampai
dengan pertengahan bulan April 2009. Pengumpulan data dilaksanakan
melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada
responden dan juga melalui bantuan beberapa orang perantara (contanct
person). Penyebaran dilakukan ke 21 KAP yang berada di wilayah DKI
Jakarta dengan peta distrbusi sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
Kuesioner Kuesioner
No. Nama KAP
Dikirim Dikembalikan
1 Joachim Sulistyo & Rekan 5 4
2 Tedy Chandra, BAP 5 5
3 Handoko & Suparmun 10 10
4 Armanda & Enita 10 10
5 Sukrisno Agoes, MM & Rekan 5 5
6 Jamaludin Iskak, BAP 10 9
7 Drs. Irwanto 5 5
8 Ahmad Toha, BAP 3 3
9 A. Krisnawan & Rekan 5 5
10 Junarto Tjahjadi, BAP 5 5
Bersambung ke halaman selanjutnya

lxxv

Sambungan tabel 4.1

11 DRS. Eddy Kaslim 5 4
12 Usman & Rekan 5 5
13 Abdullah Rasyid Hizbullah & Jerry 5 5
14 Tjahjo, Machdjud Modopuro & Rekan 5 5
15 DRS. Anwar, BAP 10 4
16 Jimmy Budhi & Rekan 10 9
17 Chatim, Atjeng, Jusuf & Rekan 5 5
18 Thomas, Lesmana, Henky & Rekan 5 0
19 Rasin, Ichwan & Rekan 5 0
20 Haryono, Junianto & Saptoamal 5 0
21 Ferdinand 5 0
Jumlah 128 98
Sumber: Data Primer
Adapun gambaran mengenai total pengiriman dan pengembalian
kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Total Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang dikirim 128 100%
Kuesioner yang kembali 98 77%
Kuesioner yang tidak dapat digunakan 5 4%
Kuesioner dapat digunakan 93 73%
Sumber: Data Diolah
Jumlah kuesioner yang dikirimkan sebanyak 128 kuesioner.
Kuesioner yang kembali sebanyak 98 buah, dengan tingkat pengembalian
77%. Sewaktu pemasukan data, sebanyak 5 buah (4%) kuesioner dari
responden yang tidak dapat digunakan dalam penelitian ini, karena adanya
data yang tidak diisi secara lengkap. Sehingga jumlah kuesioner yang
dapat diolah sebanyak 93 kuesioner dengan tingkat pengembalian
responden 73%.


lxxvi
Jenis Kelamin
61 65.6 65.6 65.6
32 34.4 34.4 100.0
93 100.0 100.0
Pria
Wanita
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
2. Karakteristik Responden
Karaktristik responden digunakan untuk memberikan gambaran
atau informasi mengenai data identitas responden. Responden dalam
penelitian ini adalah akuntan publik (auditor eksternal) yang bekerja pada
Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta. Berikut ini menjelaskan
identitas responden ditinjau dari kategori jenis kelamin, posisi terakhir,
pendidikan terakhir dan pengalam kerja.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin




Sumber: Data Diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini
adalah pria sebanyak 61 orang (65,6%) dan wanita sebanyak 32 orang
(34,4%). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini adalah pria.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan posisi
dari akuntan publik, dapat dilihat dari tabel 4.4.

lxxvii
Posisi
1 1.1 1.1 1.1
6 6.5 6.5 7.5
4 4.3 4.3 11.8
27 29.0 29.0 40.9
55 59.1 59.1 100.0
93 100.0 100.0
Partner
Manager
Supervisor
Auditor Senior
Auditor Junior
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pendidikan
9 9.7 9.7 9.7
75 80.6 80.6 90.3
9 9.7 9.7 100.0
93 100.0 100.0
D3
S1
S2
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Terakhir




Sumber: Data Diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang bekerja dalam
posisi sebagai partner yaitu 1 orang (1,1%), yang bekerja sebagai
manajer sebanyak 6 orang (6,5%), yang bekerja sebagai supervisor
sebayak 4 orang (4,3%), yang bekerja sebagai auditor senior sebanyak
27 orang (29%) dan yang bekerja sebagai auditor junior sebanyak 55
orang (59,1%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi kerja
responden sebagian besar adalah auditor junior.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan tingkat
pendidikan dari akuntan publik, dapat dilihat dari tabel 4.5.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan





Sumber: Data Diolah

lxxviii
Pengalaman
37 39.8 39.8 39.8
30 32.3 32.3 72.0
26 28.0 28.0 100.0
93 100.0 100.0
<1th
1-3th
>3th
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan
D3 sebanyak 9 orang (9,7%), yang berpendidikan S1 sebanyak 75
orang (80, 6%) dan yang berpendidikan S2 sebanyak 9 orang (9,7%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini adalah berpendidikan S1.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan
lamanya pengalaman kerja, dapat dilihat dari tabee 4.6.
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja








Sumber: Data Diolah

Tabel 4.6 menjelaskan bahwa responden yang bekerja kurang
dari 1 tahun sebanyak 37 orang (39,8%), yang bekerja antara 1-3
tahun sebanyak 30 orang (32,3%) dan yang bekerja lebih dari 3 tahun
sebanyak 26 orang (28%). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden
sebagian besar bekerja kurang dari 1 tahun.




lxxix
B. Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas Data
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansi dibawah 0,05. Tabel 4.7 akan menunjukkan hasil uji
validitas.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Data 1
Pearson
No. Pertanyaan Sig.
Correlation
Keterangan
1 IO1 0,000 0,527** Valid
2 IO2 0,000 0,530** Valid
3 IO3 0,000 0,585** Valid
4 IO4 0,000 0,508** Valid
5 IO5 0,000 0,577** Valid
6 IO6 0,000 0.490** Valid
7 IO7 0,000 0,481** Valid
8 IO8 0,000 0,570** Valid
9 IO9 0,000 0,633** Valid
10 KA1 0,000 0,476** Valid
11 KA2 0,000 0,594** Valid
12 KA3 0,000 0,663** Valid
13 KA4 0,000 0,700** Valid
14 KA5 0,000 0,616** Valid
15 KA6 0,000 0,638** Valid
16 IKKHU1 0,000 0,741** Valid
17 IKKHU2 0,000 0,856** Valid
18 IKKHU3 0,000 0,871** Valid
19 KDK1 0,000 0,945** Valid
20 KDK2 0,000 0,955** Valid
21 UK1 0,000 0,926** Valid
22 UK2 0,000 0,910** Valid
23 AF1 0,000 0, 601** Valid
24 AF2 0,000 0, 650** Valid
Bersambung Ke halaman selanjutnya
lxxx

Sambungan Tabel 4.7
25 AF3 0,000 0, 513** Valid
26 AF4 0,000 0, 648** Valid
27 AF5 0,000 0, 643** Valid
28 AF6 0,217 0.129 Tidak Valid
29 JNA1 0,000 0,741** Valid
30 JNA2 0,000 0,663** Valid
31 JNA3 0,000 0,762** Valid
32 JNA4 0,000 0,578** Valid
33 JNA5 0,000 0,580** Valid
34 JNA6 0,000 0,590** Valid
35 JNA7 0,000 0,493** Valid
36 UKAP1 0,000 0,901** Valid
37 UKAP2 0,000 0,887** Valid
38 JWA1 0,000 0,831** Valid
39 JWA2 0,000 0,792** Valid
40 LHA1 0,000 0,742** Valid
41 LHA2 0,000 0,714** Valid

Sumber: Data Diolah

Hasil uji validitas menunjukkan pernyataan-pernyataan dari
tiap-tiap variabel yang valid dan tidak valid. Seperti terlihat semua
pernyataan dapat dikatakan valid karena memiliki nilai signifikansi
dibawah 0,05 yaitu 0,000. Terkecuali pernyataan dari variabel audit
fee yaitu AF6 yang dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai
signifikan di atas 0,05 yakni 0,217, sehingga harus dikeluarkan dan
tidak disertakan dalam pengujian data selanjutnya.
Pengujian dilakukan kembali dilakukan kembali berdasarkan
pernyataan AF6 yang sudah dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan
pernyataan yang sudah dikeluarkan yaitu AF6 dapat dilihat pada tabel
4.8.


lxxxi
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Data 2

Pearson
No. Pertanyaan Sig.
Correlation
Keterangan
1 IO1 0,000 0,527** Valid
2 IO2 0,000 0,530** Valid
3 IO3 0,000 0,585** Valid
4 IO4 0,000 0,508** Valid
5 IO5 0,000 0,577** Valid
6 IO6 0,000 0.490** Valid
7 IO7 0,000 0,481** Valid
8 IO8 0,000 0,570** Valid
9 IO9 0,000 0,633** Valid
10 KA1 0,000 0,476** Valid
11 KA2 0,000 0,594** Valid
12 KA3 0,000 0,663** Valid
13 KA4 0,000 0,700** Valid
14 KA5 0,000 0,616** Valid
15 KA6 0,000 0,638** Valid
16 IKKHU1 0,000 0,741** Valid
17 IKKHU2 0,000 0,856** Valid
18 IKKHU3 0,000 0,871** Valid
19 KDK1 0,000 0,945** Valid
20 KDK2 0,000 0,955** Valid
21 UK1 0,000 0,926** Valid
22 UK2 0,000 0,910** Valid
23 AF1 0,000 0,712** Valid
24 AF2 0,000 0,733** Valid
25 AF3 0,000 0,580** Valid
26 AF4 0,000 0,631** Valid
27 AF5 0,000 0,550** Valid
28 JNA1 0,000 0,741** Valid
29 JNA2 0,000 0,663** Valid
30 JNA3 0,000 0,762** Valid
31 JNA4 0,000 0,578** Valid
32 JNA5 0,000 0,580** Valid
33 JNA6 0,000 0,590** Valid
34 JNA7 0,000 0,493** Valid
35 UKAP1 0,000 0,901** Valid
36 UKAP2 0,000 0,887** Valid
37 JWA1 0,000 0,831** Valid
38 JWA2 0,000 0,792** Valid
39 LHA1 0,000 0,742** Valid
40 LHA2 0,000 0,714** Valid
Sumber: Data Diolah

lxxxii
b. Uji Reliabilitas
Tujuan dilakukan uji reliabilitas adalah untuk mengetahui
suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang
berkaitan dengan butir-butir pertanyaan di dalam kuesioner. Suatu
instrumen dapat dikatakn reliable (andal) bila memiliki nilai
Cronbachs alpha lebih dari 0,60 (Nunnaly, 1967) dalam Imam
Ghozali (2005:42).
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel
Cronbach
Alpha
Keterangan
1 Integritas dan Obyektivitas 0,618 Reliabel
2 Kualitas Auditor 0,642 Reliabel
3 Ikatan Kep. Keuangan dan Hub. Usaha 0,769 Reliabel
4 Ketaatan Dengan Ketentuan 0,890 Reliabel
5 Ukuran Klien 0,812 Reliabel
6 Audit Fee 0,643 Reliabel
7 Jasa Non Audit 0,751 Reliabel
8 Ukuran KAP 0,749 Reliabel
9 Lamanya Hubungan Audit 0,114 Tidak Reliabel
10 Jangka Waktu Audit 0,482 Tidak Reliabel
Sumber: Data Diolah

Tabel di atas menunjukkan hasil uji yang reliabel karena nilai
alpha masing-masing pernyataan yang meliputi integritas dan
obyektivitas, kualitas auditor, ikatan kepentingan keuangan dan
hubungan usaha, ketaatan terhadap ketentuan, ukuran klien, ukuran
KAP, jasa non audit dan audit fee. Terkecuali untuk variabel lamanya
hubungan audit dan variabel jangka waktu audit dinyatakan tidak
reliabel karena nilai alpha kurang dari 0,6 yaitu 0,114 dan 0,482. Hal
ini berarti pernyataan yang digunakan dalam variabel lamanya
hubungan audit dan variabel jangka waktu audit tidak dapat digunakan
lxxxiii
kembali untuk penelitian selanjutnya, karena menunjukkan
ketidakkonsistenan atas pernyataan yang diajukan, sehingga
pernyataan hanya berlaku untuk periode ini saja.
Dalam pengujian selanjutnya, variabel lamanya hubungan
audit dan jangka waktu audit tidak diikutsertakan karena tidak layak
untuk digunakan sebagai instrumen pengukuran variabel. Adanya
variabel yang tidak reliabel tersebut yang mungkin disebabkan oleh
keadaan responden yang tidak secara sungguh-sungguh dalam
pengisian kuesioner, waktu penelitian yang relatif singkat dan adanya
perbedaan tempat dan tahun penelitian. Sehingga variabel yang dapat
diuji pada uji selanjutnya adalah adalah kualitas auditor, ikatan
kepentingan keuangan dan hubungan usaha, ketaatan terhadap
ketentuan, ukuran klien, ukuran KAP, jasa non audit dan audit fee.

2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik meliputi uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas dan uji normalitas. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan program SPSS for Windows version 13.00 diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai
toleransi mendekati angka 1. Hasil perhitungan nilai variance
inflantion factor (VIF) juga menunjukkan bahwa semua variabel
lxxxiv
Coefficients
a
24.815 3.461 7.171 .000
.575 .138 .453 4.158 .000 .769 1.301
.085 .140 .062 .608 .545 .880 1.136
-.241 .186 -.145 -1.296 .199 .730 1.370
-.204 .198 -.116 -1.028 .307 .713 1.403
.003 .127 .003 .025 .980 .734 1.363
.009 .097 .011 .097 .923 .719 1.391
.016 .257 .008 .062 .951 .595 1.681
(Constant)
KA
IKKHU
KDK
UK
AF
JNA
UKAP
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: IO
a.
3 2 1 0 -1 -2 -3
Regression Standardized Predicted Value
4
2
0
-2
-4
R
e
g
r
e
s
s
i
o
n

S
t
u
d
e
n
t
i
z
e
d

R
e
s
i
d
u
a
l
Dependent Variable: IO
Scatterplot
memiliki VIF di sekitar angka 1. Maka, dapat disimpulkan bahwa
model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas.

Tabel 4.10
Hasil Uji Multiklinieritas








Sumber: Data Diolah
b. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.1
Gambar 4.1
Grafik Scatterplot








lxxxv
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
E
x
p
e
c
t
e
d

C
u
m

P
r
o
b
Dependent Variable: IO
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak
dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, serta tidak membentuk pola tertentu.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga layak digunakan
untuk memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi integritas dan
obyektivitas.

c. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat dari
Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.
Gambar 4.2
Grafik P-Plot












lxxxvi
4 2 0 -2 -4
Regression Standardized Residual
20
15
10
5
0
F
r
e
q
u
e
n
c
y
Mean = -1.66E-15
Std. Dev. = 0.961
N = 93
Dependent Variable: IO
Histogram
Selain dengan grafik P-Plot, uji normalitas dibuktikan pula dengan
grafik histogram yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3
Grafik Histogram


















Berdasarkan tampilan grafik histogram dan grafik normal P-
Plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram merupakan pola
distribusi yang tidak menceng ke kanan atau ke kiri. Sedangkan grafik
normal P-Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal.
Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.


lxxxvii
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini menggunakan SPSS versi 13.00 dengan
batas toleransi kesalahan yang dapat ditolerir adalah sebesar 5%. Jika
signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Adapun uji yang dilakukan yaitu uji koefisien determinasi, uji statistik dan
uji stastistik F.
a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Uji Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat persentase
variabel independen dan variabel dependen serta melihat seberapa
besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel independen (kualitas auditor, ukuran klien,
ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien,
ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran
kantor akuntan publik) menjelaskan variabel dependen (integritas dan
obyektivitas auditor). Hasil yang digunakan adalah nilai Adjusted R
Square dalam uji koefisien determinasi karena penelitian ini
menggunakan lebih dari 2 variabel dependen.
Tabel 4.11 menjelaskan bahwa hasil uji koefisien determinasi
diperoleh nilai R sebesar 0,475, hal ini menunjukkan bahwa hubungan
variabel independent terhadap variabel dependen adalah cukup kuat
yaitu 0,475 dan angka adjusted R square sebesar 16,2%, menandakan
lxxxviii
Model Summary
b
.475
a
.226 .162 3.338
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), UKAP, KA, IKKHU, UK, AF, KDK,
JNA
a.
Dependent Variable: IO
b.
Coefficients
a
24.815 3.461 7.171 .000
.575 .138 .453 4.158 .000 .769 1.301
.085 .140 .062 .608 .545 .880 1.136
-.241 .186 -.145 -1.296 .199 .730 1.370
-.204 .198 -.116 -1.028 .307 .713 1.403
.003 .127 .003 .025 .980 .734 1.363
.009 .097 .011 .097 .923 .719 1.391
.016 .257 .008 .062 .951 .595 1.681
(Constant)
KA
IKKHU
KDK
UK
AF
JNA
UKAP
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: IO
a.
bahwa variabel integritas dan obyektivitas dijelaskan oleh variabel
kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan
hubungan usaha, ukuran KAP, jasa non audit, ketaatan terhadap
ketentuan, dan audit fee, sedangkan sisanya sebesar (100%-16,2%) =
83.8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian ini seperti persaingan antar kantor akuntan publik
(KAP), hubungan personal dan hubungan sosial.
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi





Sumber: Data Diolah

b. Uji Statistik t
Hasil perhitungan uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Statsitik t








Sumber: Data Diolah
lxxxix
Hasil pengujian antara variabel independen (kualitas auditor,
ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha
dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee
dan ukuran kantor akuntan publik) terhadap variabel dependen
(integritas dan obyektivitas auditor) secara individu, dimana:
Kriteria pengujian: alpha= 0,05
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
1. Menguji hipotesis yang pertama, yaitu:
Ha1: Kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor
Hasil pengujian untuk variabel kualitas auditor mempunyai
angka signifikansi 0,000 sehingga lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian menerima Ha1. Hal ini berarti bahwa kualitas auditor
berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas
auditor.
2. Menguji hipotesis yang kedua, yaitu:
Ha2: ukuran klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor.
Hasil pengujian untuk variabel ukuran klien mempunyai
angka signifikansi 0,307, sehingga nilai tersebut jauh diatas 0,05,
dengan demikian menolak Ha2. Hal ini berarti ukuran klien tidak
xc
berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas
auditor.
3. Menguji hipotesis yang ketiga, yaitu:
Ha3: ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan
klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas auditor.
Hasil pengujian untuk variabel ikatan kepentingan dan
hubungan usaha mempunyai angka signifikansi 0,545, sehingga
nilai tersebut jauh diatas 0,05, dengan demikian menolak Ha3. Hal
ini berarti ikatan kepentingan dan hubungan usaha tidak
berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas
auditor.
4. Menguji hipotesis yang keempat, yaitu:
Ha4: ketaatan terhadap ketentuan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Hasil pengujian untuk variabel ketaatan dengan ketentuan
mempunyai angka signifikansi 0,199, sehingga nilai tersebut jauh
diatas 0,05, dengan demikian menolak Ha4. Hal ini berarti
ketaatan dengan ketentuan tidak berpengaruh signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas.
5. Menguji Hipotesis yang kelima, yaitu:
Ha5: jasa non audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor.
xci
Hasil pengujian untuk variabel jasa non audit mempunyai
angka signifikansi 0,923, sehingga nilai tersebut jauh diatas 0,05,
dengan demikian menolak Ha5. Hal ini berarti jasa non audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas
auditor.
6. Menguji hipotesis yang keenam, yaitu:
Ha6: audit fee mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor.
Hasil pengujian untuk variabel audit fee mempunyai angka
signifikansi 0,980, sehingga nilai tersebut jauh diatas 0,05, dengan
demikian menolak Ha6. Hal ini berarti audit fee tidak berpengaruh
signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
7. Menguji hipotesis yang ketujuh, yaitu:
Ha7: ukuran kantor akuntan publik mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Hasil pengujian untuk variabel ukuran kantor akuntan
publik mempunyai angka signifikansi 0,951, sehingga nilai
tersebut jauh diatas 0,05, dengan demikian menolak Ha7. Hal ini
berarti ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh signifikan
terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Untuk hipotesis kedelapan dan hipotesis kesembilan tidak
dapat diuji, karena data variabel tersebut tidak reliabel, disamping
xcii
itu rumusan masalah tidak dapat dipecahkan dan tujuan penelitian
tidak tercapai.
Berdasarkan pada tebel 4.12 maka model regresi yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
Y = 24,815 + 0,575X
1
- 0,204X
2
+ 0,085X
3
- 0,241X
4
+ 0,009X
5
+
0,003X
6
+ 0,016X
7
+ e
Dimana:

Y = Integritas dan Obyektivitas
X
1
= Kualitas Auditor
X
2
= Ukuran Klien
X
3
= Ikatan Kepentingan Keuangan & Hub. Usaha
X
4
= Ketaatan dengan Ketentuan
X
5
= Jasa Non Audit
X
6
= Audit Fee
X
7
= Ukuran KAP
e = Error
Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar
24,815 menujukkan bahwa jika variabel independen tidak ada, maka
integritas dan obyektivitas auditor bernilai 24,815.
Koefisien regersi untuk variabel kualitas auditor sebesar 0,575,
menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan satu satuan tingkat kualitas
auditor maka dapat meningkatkan integritas dan obyektivitas auditor
sebesar 0,575.
xciii
Koefisien regresi untuk variabel ukuran klien sebesar -0,204,
menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan satu satuan tingkat ukuran
klien, maka akan terjadi penurunan integritas dan obyektivitas auditor
sebesar -0,204.
Koefisien regresi untuk variabel ikatan kepentingan dan hubungan
usaha sebesar 0,085, menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan satu
tingkat ikatan kepentingan keungan dan hubungan usaha dengan klien,
maka dapat meningkatkan integritas dan obyektivitas auditor sebesar
0,085.
Koefisien regresi untuk variabel ketaatan terhadap ketentuan
sebesar - 0,241, menujukkan bahwa setiap adanya perubahan satu satuan
tingkat ketaatan terhadap ketentuan, maka dapat meningkatkan integritas
dan obyektivitas auditor sebesar - 0,241.
Koefisien regeresi untuk variabel jasa non audit sebesar 0,009,
manunjukkan bahwa setiap adanya perubahan satu satuan tingkat jasa non
audit, maka dapat meningkatkan integritas adan obyektivitas auditor
sebesar 0,009.
Koefisien regresi untuk variable audit fee sebesar 0,003,
meunjukkan bahwa setiap adanya perubahan satu satuan tingkat audit fee,
maka dapat meningkatkan integritas dan obyektivitas auditor sebesar
0,003.
Koefisien regresi untuk variabel ukuran Kantor Akuntan Publik
(KAP) sebesar -0,016, menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan satu
xciv
ANOVA
b
276.564 7 39.509 3.546 .002
a
947.006 85 11.141
1223.570 92
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), UKAP, KA, IKKHU, UK, AF, KDK, JNA
a.
Dependent Variable: IO
b.
satuan tingkat ukuran KAP, maka akan terjadi penurunan integritas dan
obyektivitas auditor sebesar 0,016.

c. Uji Statistik F
Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk menguji hipotesis
secara keseluruhan atau simultan variabel independen apakah ada atau
tidaknya pengaruh linear dalam hipotesis terhadap variabel dependen.
Tabel 4.13
Hasil Uji Statistik F





Sumber: Data Diolah

Dalam tabel Anova di atas diperoleh hasil nilai F hitung
sebesar 3,546 dengan tingkat signifikan 0,002, karena nilai
probabilitas (0,002) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini
dapat dipakai untuk memprediksi faktor yang mempengaruhi
integritas dan obyektivitas, atau dapat dikatakan bahwa variabel
kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan
hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non
audit, audit fee, dan ukuran kantor akuntan publik secara bersama-
sama berpengaruh terhadap intergitas dan obyektivitas, dengan
demikian dapat disimpulkan Ha10 diterima.
xcv
C. Pembahasan
Secara rinci mengenai hasil pengujian sebagai berikut:
a. Pengaruh kualitas auditor terhadap integritas dan obyektivitas
auditor
Kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan bagi auditor
memang dibutuhkan untuk menciptakan integritas dan obyektivitas.
Semakin tinggi kualitas dari auditor, maka semakin tinggi pula integritas
dan obyektivitas auditor tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kualitas auditor berpengaruh secara signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas auditor. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Wurangian (2005) yang menyatakan bahwa kualitas auditor
berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Menurut Wurangian (2005) auditor yang mempunyai pendidikan formal
dan non formal, mengikuti seminar dan pelatihan, serta pengalaman
terbukti berkontribusi dalam membentuk auditor yang memiliki integritas
dan obyektivitas.

b. Pengaruh ukuran klien terhadap integritas dan obyektivitas auditor
Ukuran klien tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas. Auditor dalam mengaudit klien yang tidak begitu
membedakan antara perusahaan yang sudah go public maupun yang
belum go public, karena hal itu tidak menjamin kinerja masing-masing
xcvi
perusahaan. Sehingga dapat dismpulkan bahwa ukuran klien tidak
berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas. Hasil ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wurangian (2005) yang
menyatakan bahwa ukuran klien tidak berpengaruh signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor.

c. Pengaruh ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha
Ikatan kepentingan kepentingan dan hubungan usaha tidak
berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas. Adanya
kepentingan dan hubungan usaha antara auditor dengan klien, baik berupa
utang-piutang, maupun investasi, maka tidak berpengaruh secara nyata
terhadap sikap integritas dan obyektivitas auditor dalam mengaudit.
Walaupun auditor mempunyai hubungan usaha dengan klien, hal ini tidak
akan berpengaruh terhadap integritas dan obyektivitas. Hasil ini tidak
konsisten degan penelitian Wurangian (2005) dan Novianty (2001), yang
menyatakan bahwa ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha
dengan klien berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas
auditor.

d. Pengaruh ketaatan terhadap ketentuan terhadap integritas dan
obyektivitas auditor
Ketaatan terhadap ketentuan tidak berpengaruh signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas. Hal ini diakibatkan oleh adanya pengawasan
xcvii
yang dilakukan oleh organisasi profesi seperti IAI dan instansi terkait
kurang berjalan efektif. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Wurangian (2005) yang menyatakan bahwa ketaatan terhadap ketentuan
tidak berpengaruh siginfikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Walaupun terdapat peraturan yang mengatur organisasi profesi auditor,
namun karena pengawasannya kurang efektif sehingga mengakibatkan
masih terdapat auditor yang belum melaksanakan peraturan secara penuh.

e. Pengaruh jasa non audit terhadap integritas dan obyektivitas auditor
Jasa non audit tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas. Pemberian jasa non audit berupa jasa perpajakan, jasa
konsultasi manajemen, serta jasa akuntansi dan pembukuan tidak
mempengaruhi intgeritas dan obyektivitas auditor. Hal ini dikarenakan,
jasa yang diberikan selain jasa audit bukan merupakan jasa yang
diutamakan oleh auditor terhadap klien, auditor tetap mengutamakan jasa
audit sebagai pelayanan terhadap klien. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Retty Novianty (2001) yang menyatakan bahwa jasa
non audit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Jasa audit yang
diberikan auditor adalah jasa yang diutamakan dan merupakan pendapatan
utama bagi kantor akuntan publik, sehingga walaupun memberikan jasa
non audit, tapi jasa tersebut tidaklah begitu berpengaruh terhadap
pendapatan auditor.

xcviii
f. Pengaruh audit fee terhadap integritas dan obyektivitas auditor
Audit fee tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas. Besarnya audit fee yang diterima auditor tidak dipengaruhi
oleh besarnya temuan audit, sehingga auditor akan bersikap obyektif
terhadap temuan-temuan tersebut, dan akan mengungkapkan secara jujur
berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Novianty (2001) namun tidak konsisten
dengan Wurangian (2005). Hasil penelitian Novianty (2001) menyatakan
bahwa audit fee tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, apabila
besarnya audit fee meningkat atau berkurang, maka hal itu tidak akan
mempengaruhi apa-apa. Namun penelitian Wurangian (2005) yang
menyatakan bahwa apabila ada hadiah, bonus dan contingent fee dapat
mempengaruhi sikap auditor dalam melaksanakan tugas auditnya,
sehingga besarnya audit fee akan berpengaruh terhadap integritas dan
obyektivitas auditor.

g. Pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap integritas
dan obyektivitas
Ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan tehadap integritas
dan obyektivitas. Besarnya KAP yang ditandai bahwa KAP besar
sudah mengaudit perusahan yang sudah go public dan KAP kecil
adalah yang mengaudit perusahaan yang belum go public. Hal ini
tidak menjamin bahwa KAP akan lebih obyektif terhadap klien yang
xcix
sudah go public, begitu pula sebaliknya. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Novianty (2001) yang menyatakan bahwa KAP yang
melakukan audit atas perusahaan yang go puilic bukan berarti lebih
memiliki integritas dan obyektivitas yang tinggi dari pada KAP yang
melakukan audit atas perusahaan yang tidak go public.

h. Pengaruh kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan
keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap
ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran kantor akuntan
publik terhadap integritas dan obyektivitas
Hasil uji F menunjukkan bahwa kualitas auditor, ukuran klien,
ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien,
ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran
kantor akuntan publik secara bersama-sama berpengaruh terhadap
integritas dan obyektivitas auditor.







c
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas auditor, ukuran klien,
ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan
terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee, ukuran kantor akuntan publik,
lamanya hubungan audit dan jangka waktu audit terhadap integritas dan
obyektivitas auditor. Penelitian ini dilakukan di Jakarta pada auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) sesuai dengan Direktori KAP
yang dikeluarkan oleh IAI pada tahun 2008. Berdasarkan hasil pengujian data
yang telah dilakukan dapat disusun suatu kesimpulan mengenai hasil uji
hipotesis:
1. Kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas
dan obyektivitas auditor, yaitu 0,000 < 0,05. Hasil ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wurangian (2005) yang menyatakan
bahwa kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas auditor.
2. Ukuran klien tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas auditor, yaitu 0,307 > 0,05. Hasil ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wurangian (2005)
3. Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien tidak
berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor yaitu
ci
0,545 > 0,05. Hasil ini tidak konsisten degan penelitian Wurangian (2005)
dan Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001).
4. Ketaatan terhadap ketentuan tidak berpengaruh signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor, yaitu 0,199 > 0,05. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Wurangian (2005).
5. Jasa non audit tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan
obyektivitas auditor, yaitu 0,923 > 0,05. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001).
6. Audit fee tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas
auditor, yaitu 0,980 > 0,05. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001) namun tidak
konsisten dengan Wurangian (2005).
7. Ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap
integritas dan obyektivitas auditor, yaitu 0,951 > 0,05. Hasil ini konsisten
dengan penelitian Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001).
8. Variabel lamanya hubungan audit tidak dapat disimpulkan.
9. Variabel jangka waktu audit tidak dapat disimpulkan.
10. Kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan
hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit,
audit fee dan ukuran kantor akuntan publik berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap integritas dan obyektivitas auditor, yaitu 0,002 > 0,05.
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wurangian
(2005).
cii
B. IMPLIKASI
Berdasarkan kesimpulan di atas menyebutkan bahwa kualitas auditor
berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Auditor
yang mempunyai pendidikan formal dan non formal, mengikuti seminar dan
pelatihan, serta pengalaman terbukti berkontribusi dalam membentuk auditor
yang memiliki integritas dan obyektivitas, sehingga Kantor Akuntan Publik
(KAP) harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari para
anggotanya dengan cara peningkatan kualitas berdasarkan tingkat pendidikan
formal dan non formal, mengadakan seminar dan pelatihan bagi para anggota
(auditor), sehingga dari semuanya itu dapat membentuk auditor yang memiliki
integritas dan obyektivitas yang tinggi. Selain itu, ukuran klien, ikatan
kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap
ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran kantor akuntan publik tidak
berpengaruh secara signifikan, namun bukan berarti variabel tersebut harus
diabaikan oleh auditor. Adapun faktor eksternal yang menyebabkan variabel
tersebut tidak berpengaruh terhadap integritas dan obyektivitas auditor adalah
berbagai hal diluar penelitian ini, seperti budaya organisasi, gaya
kepemimpinan, keadaan lingkungan diluar auditor itu bekerja dan sebagainya.





ciii
C. KETERBATASAN
Keterbatasan penelitian ini adalah:
1. Responden dalam penelitian ini mencakup area yang kurang luas yaitu
dilakukan hanya di wilayah Jakarta, sehingga kemampuan generalisasinya
tidak terlalu besar.
2. Tidak semua variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Terdapat data yang tidak reliabel, sehingga
indikator dari variabel tersebut hanya berlaku untuk penelitian ini saja dan
tidak dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya
3. Waktu penyebaran dan pengumpulan kuesioner terlalu singkat yaitu 1
bulan, karena pada bulan tersebut adalah waktu yang sibuk bagi auditor.

D. SARAN
Adapun saran atas penelitian ini adalah:
1. Memperluas sampel penelitian, tidak hanya di wilayah Jakarta saja.
2. Menambah variabel yang mempunyai kemungkinan dapat berpengaruh
terhadap integritas dan obyektivitas auditor, seperti persaingan antar
kantor akuntan publik (KAP). Memperluas variabel yang diteliti dengan
menambahkan indikator dari variabel lamanya hubungan audit dan jangka
waktu audit, sehingga datanya bisa reliabel.
3. Melakukan penyebaran dan pengumpulan kuesioner pada saat dan bulan
yang memang auditor tidak sibuk.

civ
DAFTAR PUSTAKA


Boynton, William C., Raymond N Johnson, Modern Auditing: Assurance
Services and the Integrated of Financial Reporting, Eight Edition, John
Wiley & Sons, Inc, USA, 2006.

Cosseral, Graham W, Modern Auditing, Second Edition, John Wiley & Sons,
Inc, USA, 2005.

Elder, Randal J., Marka S.Beasly dan Alvin A.Arens, Auditing and Assurance
Service, an Integrated Approach, Twelfth Edition, Pearson Prentice Hall,
New Jersey, 2008.

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.

Halim, Abdul, Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan), Jilid 1 Edisi
Kedua (Revisi), UPPAMP YKPN, Yogyakarta, 2001.

Hendarjatno dan Budi Rahardja, Persepsi Masyarakat Perbankan di Surabaya
terhadap Integritas, Obyektivitas dan Independensi Akuntan Publik,
Majalah Ekonomi (Th XIII No. 2A Agustus) Universitas Airlangga,
Surabaya, 2003.

Harahap, Sofyan Syafri, Auditing Kontemporer, Erlangga, Jakarta, 1991.

---------------------------, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, 2004.

Ikhsan, Arfan, Pengantar Praktis Akuntansi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.

cv
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi
Pertama Cetakan Kedua, BPFE, Yogyakarta, 2002.

Iskak, Jamaludin, Pengaruh Besarya Perusahaan, dan Lamanya Waktu Audit
serta Besarnya, Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Fee, Publikasi FE
Untar (Vol. 2 Th.II), Jakarta, 1999.

Jannie, Arum, Persepsi Masyarakat Terhadap Independensi dalam Akuntan
Publik di Indonesia, Jurnal Maksi (Vol.5/Januari) Universitas Semarang,
Semarang, 2005.

Jusuf, Amir Abadi, Auditing: Pendekatan Terpadu, Salemba Empat, Jakarta,
1997.

Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-20/PM/2002, Tentang Independensi,
Jakarta, 2002.

Lavin, D, Perception of The Independence of The Auditor, The Accounting
Review, January 1976.

Lowers, Timothy J., Robert J Ramsay., David H Sinason, Auditing and
Assurance Service, Second Edition, McGraw-Hill, New York, 2007.

Mayangsari, Sekar, Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Akuntan
Publik, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia (Vol. 4 No. 2
Nopember), 2003.

Messier, William F, Auditing and Assurance Services, a Systematic Approach,
Fourth Edition, McGraw-Hill, New York, 2006.

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, Auditing, Edisi Kelima Buku Satu, Salemba
Empat, Jakarta, 1998.

Mulyadi, Auditing, Edisi Keenam Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 2002.

cvi
Murtanto dan Gudono, Identifikasi Karekteristik-karakteristik Keahlian Audit:
Profesi Akuntan Publik di Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
(Vol.2 No 1 Januari), 1999.

Novianty, Retty dan Indra Wijaya Kusuma, Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik, Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia (Vol. 5 No. 1 Juni) Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta, 2001.

Prabowo, Muhammad Agung, Tesis : Obyektivitas Auditor Baru dalam Jasa Non
Atestasi, Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, 2002.

Resi, Skripsi tentang Audit: Hubungan Independen Auditor dengan Audit Fee,
artikel ini diakses pada tanggal 29 Juni 2009,
http://resiandriani.com/2009/06/10/skripsi-tentang-audit-hubungan-
independen-auditor-dengan-audit-fee/

Santoso, Singgih, Buku latihan SPSS: Statistik Parametrik, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2002.

Supriyono, RA, Pemeriksaan Akuntan (Auditing): Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik, BPFE Yogyakarta,
Yogyakarta, 1988.

Tunggal, Amin Widjaja, Dasar-dasar Audit Operasional, Harvarindo, Jakarta,
2008.

Wurangian, Hanny, Integritas dan Obyektivitas Auditor pada KAP serta Faktor-
faktor yang Mempengaruhinya, Majalah Ekonomi (Th XV, NO 3A
Desember) Universitas Airlangga, Surabaya, 2005.

You might also like