You are on page 1of 26

BAGAIMANA MENGANALISIS

BAGAIMANA MENGANALISIS

POTENSI DAERAH ?
POTENSI DAERAH ?
KONSEP DAN CONTOH APLIKASI
Alkadri
Peneliti Muda Bidang Perekonomian Wilayah
P2KTPW PKT BPPT
alkadri@bppt.go.id
Hasan Mustafa Djajadiningrat
Perencana Wilayah Kota, BP3 atuna, P2KTPW!BPPT
5.1. PENDAHULUAN
Pada " #anuari 2$$" lalu, letu%an pi%tol tanda start pengguliran
otonomi daerah telah berbunyi. Mau tidak mau, %iap tidak %iap, %eluruh
daerah yang diberi hak otonomi lua%, terutama di tingkat kabupaten&kota,
haru% melak%anakannya %ecara utuh dan nyata. 'da kabupaten&kota yang
(berlari) cepat dan mengebu!gebu, tetapi ada pula yang lamban, bahkan
banyak yang ma%ih berada di %ekitar gari% start. *ntuk memacu
kemampuan %etiap daerah melak%anakan otonomi, pemerintah pu%at telah
menggulirkan +ana 'loka%i *mum ,+'*- yang .umlahnya ditentukan
berda%arkan /ormula%i yang mengandung banyak kelemahan. Karena itu,
prote% pun mengalir dari berbagai pen.uru daerah otonom. 0emuanya
berteriak, +'* yang diperoleh tidak mencukupi kebutuhan daerah, baik
untuk pembiayaan rutin, apalagi membiayai program pembangunan. +i %i%i
lain, P'+ ,pendapatan a%li daerah- mereka ma%ih rendah, +'K ,dana
aloka%i khu%u%- relati/ kecil, in1e%ta%i dome%tik dan a%ing %angat seret,
%edangkan untuk beberapa tahun ke depan mereka pun dilarang
melakukan pin.aman ke luar negeri.
5
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
0ebagai ilu%tra%i, %alah %atu daerah otonom di 0umatra Barat,
yakni Kota Bukittinggi, hanya memiliki P'+ %ekitar 3p 4,56 miliar pada
tahun "777&2$$$ ,BP0 dan Bappeda Kota Bukittinggi, "7778"95-,
%edangkan +'* yang diperoleh dari pemerintah pu%at untuk tahun 2$$$
hanya %e.umlah 3p 63,:7 miliar ,Peraturan Pemerintah omor ":" Tahun
2$$$-. *ntuk membiayai anggaran rutin %a.a, daerah otonom ter%ebut
haru% mengeluarkan dana minimal 3p 6: miliar. ;anta%, apa yang bi%a
dibangun dengan dana kurang dari 3p " miliar < ;ain pula halnya dengan
Buleleng. 0alah %atu kabupaten di Pro1in%i Bali ini menganggap +'*
%ebe%ar 3p "97,:5 miliar ,tiga kali lipat dibandingkan +'* yang diperoleh
Kota Bukittinggi- yang mereka terima tertukar dengan Kabupaten =ianyar
yang menerima 3p ":2,49 miliar ,Kompa%, "2&$3&2$$"82:-.
+engan %egala kelemahan yang ma%ih ada, pemerintah pu%at
yang %uper %ibuk dengan uru%an politiknya terutama pada era Pre%iden
'bdurahman Wahid hanya bi%a meminta daerah otonom untuk harap
maklum 8 ini baru tahun pertama berotonomi, .adi >a.ar ma%ih banyak
kendala yang dihadapi. #ika dicermati %ecara mendalam, permintaan
pemerintah pu%at ini memiliki makna po%iti/, dalam arti pemerintah daerah
.angan teru% meneru% bergantung pada bantuan&%umbangan pemerintah
pu%at. 0e%uai dengan namanya, %eluruh kabupaten&kota di ?ndone%ia
haru% bi%a mandiri membiayai pembangunannya.
*ntuk menu.u kemandirian, %udah %aatnya daerah otonom haru%
menggali %emua poten%i yang dimilikinya. Pada tahap a>al, pemerintah
kabupaten&kota haru% mampu mengidenti/ika%i tiga pilar pengembangan
>ilayah yang dimilikinya, yaitu poten%i %umberdaya alam, %umberdaya
manu%ia, dan %umberdaya teknologi ,@en, "77786-. Ketiga pilar ini haru%
diramu %edemikian rupa %ehingga %umberdaya manu%ia dapat
mengoptimalkan peman/aatan %umberdaya alam dengan teknologi yang
dimilikinya. Pada /a%e berikutnya, daerah dapat mengembangkan poten%i!
poten%i ter%ebut men.adi berbagai kegiatan ekonomi yang mengha%ilkan
nilai tambah dan berdaya %aing tinggi.
0elan.utnya, tuli%an ini akan menguraikan %ecara %ingkat
bagaimana menganali%i% berbagai poten%i yang dimiliki %uatu daerah.
amun, %ebelumnya perlu dikemukakan terlebih dahulu beberapa kon%ep
berikut.
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
96
Bagaimana Menganali%i% Poten%i +aerah 8
Kon%ep dan Bontoh 'plika%i
5.2. KONEP!KONEP PE"EN#ANAAN PEM$AN%UNAN
DAE"AH
5.2.1. K&ns'(si )ila*a+
+e/ini%i baku mengenai >ilayah (region) hingga kini belum ada
ke%epakatan di antara para ahli ekonomi, geogra/i, %o%ial, maupun ahli!ahli
lainnya yang menekuni bidang ini ,?%ard, "79$C Benda1id, "756C
3ichard%on, "75:-. 0ebagian ahli mende/ini%ikan >ilayah dengan meru.uk
pada tipe-tipe >ilayah, ada pula yang mengacu pada fungsi-fungsi %uatu
>ilayah ,ka>a%an-, dan %ebagian lainnya berda%arkan korela%i yang kuat
di antara unsur-unsur ,/i%ik dan non/i%ik- pembentuk %ebuah >ilayah.
amun demikian, %ecara umum >ilayah dapat diartikan %ebagai %uatu unit
geogra/i yang membentuk %uatu ke%atuan. Pengertian unit geogra/i di %ini
meru.uk pada ruang (spatial), %ehingga pengertian >ilayah tidak hanya
%ebata% a%pek /i%ik tanah, melainkan .uga mencakup a%pek!a%pek lain
%eperti biologi, ekonomi, %o%ial, budaya, lingkungan dan %ebagainya.
0ebagai gambaran umum, >ilayah menurut tipe!tipenya dapat
dipilah men.adi tiga macam, yakni 8
". )ila*a+ +&,&g'n (homogeneous region)- yaitu >ilayah!
>ilayah yang mempunyai karakteri%tik %eragam.
Ke%eragaman ciri!ciri ter%ebut bi%a dilihat menurut /aktor
ekonomi ,mi%alnya beberapa >ilayah memiliki %truktur
produk%i yang %ama, atau pola kon%um%i %erupa, dan lain!
lain-, geogra/i ,%erupa dalam hal topogra/i, iklim, dan lain!lain-,
%o%ial budaya ,%eragam dalam adat!i%tiadat atau perilaku
ma%yarakat-, dan a%pek!a%pek lainnya. Mi%alnya, >ilayah
perkebunan karet di 0umatra *taraC >ilayah cekungan
Bandung ,Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan
Kabupaten 0umedang- di #a>a BaratC dan >ilayah budaya
Banyuma%an ,Kabupaten Banyuma%, Kabupaten Purbalingga,
Kabupaten Ban.arnegara, Kabupaten Ma.enang, dan
Kabupaten '.ibarang- di #a>a Tengah.
2. )ila*a+ +'t'r&g'n (nodal region)- yaitu >ilayah!>ilayah
yang %aling berhubungan %ecara /ung%ional karena adanya
/aktor heterogenita% ,ketidakmerataan-. Wilayah!>ilayah yang
'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat ?0B 757!3"3:!$"!5
9.
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
%aling melengkapi tetapi dengan /ung%i yang berbeda
ter%ebut, pada umumnya berlang%ung antara >ilayah pu%at
(core) dan >ilayah pinggiran (periphery/hinterland). Bontohnya
antara #akarta dan >ilayah!>ilayah lain di %ekitarnya ,+epok,
Beka%i, Bogor, Tangerang-.
3. )ila*a+ ('r'n/anaan (planning region)- yaitu >ilayah!
>ilayah yang berada dalam ke%atuan kebi.akan atau
admini%tra%i. Bontohnya adalah >ilayah!>ilayah yang
tergolong dalam kategori pro1in%i, kota, kabupaten,
kecamatan, dan de%aC atau >ilayah!>ilayah yang %ecara
%pa%ial mempunyai perencanaan yang tetap %eperti +'0
Bitarum Aulu, Bopun.ur ,Bogor Puncak Bian.ur-, dan lain!lain.
+i ?ndone%ia, %elain >ilayah na%ional dipilah menurut >ilayah
perencanaan admini%trati/ ,mulai dari pro1in%i hingga de%a-, .uga dibagi
menurut /ung%i!/ung%i tertentu yang di%ebut ka>a%an (area). +i antaranya
adalah ,BKT3, "779845!4:- 8
Ka0asan andalan, %eperti Ka>a%an 'ndalan Tolitoli ,0ula>e%i
Tengah-, Ka>a%an 'ndalan Tatapan Buma ,Kalimantan
Timur-, Ka>a%an 'ndalan Pa%aman ,0umatra Barat-, Kapet
Biak ,Papua-, Kapet atuna ,3iau-, dan lain!lain.
Ka0asan /'(at tu,1u+, %eperti ka>a%an indu%tri Bilegon
,Banten-, ka>a%an #akarta, Bogor, Tangerang, Beka%i, +epok
,#abotabek-, ka>a%an pantai utara di %epan.ang >ilayah +K?
#akarta, Banten, dan #a>a Barat, ka>a%an +enpa%ar dan
%ekitarnya, %erta ka>a%an =re%ik, Bangkalan, Kerto%ono,
0urabaya, 0idoar.o, ;amongan ,=erbangkerto%u%ila-.
Ka0asan (&t'nsial tu,1u+, %eperti ka>a%an indu%tri
;hok%euma>e, ka>a%an Medan, Bin.ai, +eli%erdang, dan
%ekitarnya yang terma%uk kerangka %egitiga pertumbuhan
?ndone%ia, Malay%ia, Thailand ,?MT!=T-, ka>a%an Batam,
Bintan, 0umatra Barat, dan %ekitarnya yang terma%uk
kerangka %egitiga pertumbuhan ?ndone%ia, Malay%ia,
0ingapura ,?M0!=T-, ka>a%an Pulau atuna dan %ekitarnya,
ka>a%an unukan dan %ekitarnya, ka>a%an Bitung dan
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
92
Bagaimana Menganali%i% Poten%i +aerah 8
Kon%ep dan Bontoh 'plika%i
%ekitarnya, ka>a%an Timika, dan ka>a%an!ka>a%an poten%ial
tumbuh lainnya.
Ka0asan kritis lingkungan, %eperti ka>a%an Kerinci 0eblat,
ka>a%an +anau Toba dan %ekitarnya, ka>a%an Taman
a%ional Berbak, ka>a%an Bogor, Puncak, Bian.ur
,Bopuncur-, ka>a%an 3iam Kanan dan 3iam Ki>a, ka>a%an
Timika, dan ka>a%an!ka>a%an kriti% lingkungan lainnya.
Ka0asan ('r1atasan, %eperti Kalimantan0era>ak, Papua
Papua ugini, dan 0angihe Talaud!Dilipina.
Ka0asan sangat t'rtinggal, %eperti Pulau Weh, Pulau 'ceh,
dan pulau!pulau di pantai barat 0umatra.
5.2.2. K&ns'( P'r'n/anaan P',1angunan Da'ra+
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan pendapatan
per kapita merupakan tolok ukur utama bagi pembangunan %uatu daerah.
0edangkan tolok ukur lainnya %eperti %truktur politik, kepa%tian hukum,
kelembagaan %o%ial, budaya, dan kele%tarian lingkungan hidup berperan
untuk men.amin ke%inambungan kema.uan dan pemerataan dari >aktu ke
>aktu. 0a%aran utama yang banyak dicanangkan oleh pemerintah daerah
maupun pemerintah pu%at dalam mengembangkan >ilayahnya adalah
meningkatkan pertumbuhan produkti1ita% (productivity growth),
memeratakan di%tribu%i pendapatan (income distribution), memperlua%
ke%empatan beru%aha atau menekan tingkat pengangguran
(unemployment rate), %erta men.aga pembangunan agar tetap ber.alan
%ecara berke%inambungan (sustainable development).
Tidak bi%a dipungkiri, bah>a perbedaan kecepatan pertumbuhan
telah menyebabkan ter.adinya ke%en.angan kema.uan pembangunan
antar>ilayah dalam berbagai hal. +i ?ndone%ia, ke%en.angan kema.uan
pembangunan dapat dilihat antara #a>a dan luar #a>a
"
, antara Ka>a%an
Barat ?ndone%ia ,KB?- dan Ka>a%an Timur ?ndone%ia ,KT?-, %erta antara
1
+i dalam P+B, mi%alnya, #a>a yang hanya terdiri dari lima pro1in%i mengua%ai 9$,9E ,3p
295,9 triliun- dari %eluruh P+B ?ndone%ia pada tahun "776. 0edangkan 22 pro1in%i lainnya di
luar #a>a hanya 37,4E ,3p "53,: triliun-. Keadaan ini %ebanding dengan .umlah
penduduknya, dimana pada tahun yang %ama penduduk #a>a mencapai 9$,4E ,""5,9 .uta
.i>a- dari total penduduk ?ndone%ia dan %i%anya 37,9E ,55," .uta .i>a- ter%ebar di luar #a>a.
;ihat 8 Tet%uro Takeda dan 3yo%uke akata ,"77:8"74-.
'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat ?0B 757!3"3:!$"!5
99
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
ka>a%an perkotaan dan ka>a%an perde%aan. Me%kipun demikian,
ke%en.angan kema.uan pembangunan antar>ilayah ini bukan hanya
berlang%ung di ?ndone%ia. +i negara!negara be%ar %eperti Bina dan Bra%il,
ke%en.angan kema.uan pembangunan .uga terlihat %angat mencolok.
2
Bahkan di negara!negara indu%tri ma.u pun ma%ih terdapat ke%en.angan
antar>ilayah, >alaupun dalam kadar yang berbeda dengan negara!negara
berkembang.
+alam kontek% ?ndone%ia, adanya ke%en.angan pembangunan
antar>ilayah telah menyebabkan tidak tercapainya %alah %atu trilogi
pembangunan na%ional, yaitu pemerataan pembangunan dan ha%il!
ha%ilnya di antara berbagai daerah. Karena itu, ke%adaran akan perlunya
perencanaan pembangunan daerah men.adi bagian dari perencanaan
pembangunan na%ional hingga kini teru% berkembang. +i%adari pula bah>a
pembangunan daerah tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
tetapi merupakan %uatu pro%e% perbaikan tatanan %o%ial, ekonomi, hukum,
politik, lingkungan, dan ke%e.ahteraan ma%yarakat yang langgeng
(sustainable welfare). Tu.uan ter%ebut dapat dicapai apabila daerah
ber%angkutan mempunyai kondi%i yang dinami% untuk menghadapi
per%aingan.
2leh karena itu, me%kipun teori pengembangan >ilayah telah
banyak dibaha% dan dikembangkan, namun kon%ep pembangunan pada
%uatu daerah haru% tetap mengacu pada kondi%i daerah itu %endiri.
Pemilihan priorita% pembangunan yang mengacu pada kebutuhan
ma%yarakat dalam bidang ekonomi, %o%ial, hukum, politik, dan bidang!
bidang lainnya merupakan keharu%an yang tidak dapat diabaikan apabila
ke%e.ahteraan ma%yarakat yang diutamakan. Kon%ep pembangunan
dengan berbagai dimen%i yang diterapkan pada %uatu daerah %ering
menemukan kenyataan bah>a kon%ep ter%ebut memerlukan modi/ika%i
atau penye%uaian.
2
0ebagai contoh, di%parita% pendapatan per kapita ,nonmiga%- antarpro1in%i di ?ndone%ia
mencapai 7,9 kali ,antara #akarta dan u%a Tenggara Timur- pada tahun "773, di Bina %ekitar
7,: kali ,"774-, dan di BraFil 5,4 kali ,"774-. +i bidang %o%ial pun terdapat di%parita% yang
cukup lebar. Mi%alnya dalam hal tingkat kemampuan membaca. +i ?ndone%ia, per%enta%e
tingkat kemampuan membaca ma%yarakatnya paling tinggi pada tahun "776 terdapat di
#akarta ,7:E- dan paling rendah di ketika itu ma%ih ma%uk >ilayah ?ndone%ia Timor Timur
,6"E-. 0edangkan di Bina terdapat ma%ing!ma%ing di Bei.ing ,7"E- dan Tibet ,69E- pada
tahun "774. 0ementara itu di BraFil ada di 3io =rande ,72E- dan 'lagoa% ,65E- pada tahun
"77$. ;ihat 8 ibid., ,"77:8"76!"79-.
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
133
Bagaimana Menganali%i% Poten%i +aerah 8
Kon%ep dan Bontoh 'plika%i
Kon%ep pembangunan %uatu daerah telah dikembangkan melalui
berbagai di%iplin ilmu, %eperti ilmu ekonomi, ilmu geogra/i, ilmu %o%ial, ilmu
teknik, maupun ilmu politik. +alam ilmu ekonomi terdapat %ebuah cabang
ilmu yang khu%u% mengka.i pengembangan >ilayah, yakni ekonomi
regional (regional economics). Kon%ep!kon%ep pengembangan >ilayah
dalam ilmu ini didomina%i oleh pemikiran neokla%ik dan keyne%ian. ?lmu
ke>ilayahan itu %endiri terletak di antara teori ekonomimakro dan teori
ekonomimikro. #ika neokla%ik cenderung pada karakter mikro, maka
keyne%ian pada karakter makro. Keberha%ilan Marshall Plan membangun
Gropa %etelah Perang +unia ??, %ering di.adikan bukti keberha%ilan
perencanaan pemerintah dalam pembangunan daerah.
Pembangunan daerah pada umumnya mencakup berbagai
dimen%i pembangunan yang dilak%anakan %ecara bertahap. Pada tahap
a>al, kegiatan pembangunan daerah bia%anya ditekankan pada
pembangunan /i%ik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kemudian
diikuti dengan pembangunan %i%tem %o%ial dan politik. amun demikian,
tahapan ini bukanlah merupakan %uatu ketentuan yang baku, karena %etiap
daerah mempunyai poten%i pertumbuhan yang berbeda dengan daerah
lain. Poten%i %umberdaya alam, kondi%i %o%ial, budaya, ekonomi
ma%yarakat, keter%ediaan in/ra%truktur, dan lain!lain %angat berpengaruh
pada penerapan kon%ep pembangunan daerah yang dipergunakan.
0ecara gari% be%ar, berikut ini dapat dikemukakan beberapa
kon%ep perencanaan pembangunan di %uatu daerah ,Komet Mangiri,
2$$$896!:4C 'ti Widiati, 2$$$84:!47-.
1. P'r'n/anaan P',1angunan Da'ra+ $'r1asis u,1'rda*a
0umberdaya merupakan %emua poten%i yang dimiliki oleh alam dan
manu%ia, baik dalam bentuk tanah, bahan mentah, modal, tenaga
ker.a, keahlian, keindahan alam, maupun %o%ial budaya. Poten%i
ter%ebut diharapkan dapat meningkatkan ke%e.ahteraan ma%yarakat di
daerah yang ber%angkutan.
0eperti %udah dimaklumi, kuantita% dan kualita% %umberdaya yang
dipunyai %ebuah daerah berbeda dengan daerah lainnya. +i
?ndone%ia, mi%alnya, ada beberapa pro1in%i yang memiliki
%umberdaya alam melimpah dibandingkan pro1in%i lainnya. angroe
'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat ?0B 757!3"3:!$"!5
131
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
'ceh +aru%%alam, 3iau, Kalimantan Timur, dan Papua kaya akan
poten%i dan ha%il miga% ,minyak bumi dan ga% alam-. 0edangkan
Maluku dan Maluku *tara memiliki poten%i dan ha%il laut yang
berlimpah. 0ebaliknya, Bengkulu mempunyai poten%i %umberdaya
alam yang %angat terbata%. 0ementara itu, kualita% %umberdaya
manu%ia di Papua ma%ih tertinggal dibandingkan beberapa pro1in%i
lain di ?ndone%ia.
Karena adanya perbedaan kuantita% dan kualita% %umberdaya tadi,
maka di dalam kon%ep perencanaan pembangunan daerah menurut
%umberdaya ini terdapat beberapa pilihan, yakni 8
P',1angunan da'ra+ 1'r1asis in(ut- t'ta(i sur(lus
su,1'rda*a ,anusia. +alam teori ekonomi kla%ik, %trategi %eperti
ini dikenal pula dengan i%tilah labor surplus strategy. Bagi daerah
yang memiliki %umberdaya manu%ia %angat banyak, tetapi lahan
dan %umberdaya alamnya terbata%, maka labor surplus strategy
cukup rele1an untuk diterapkan. Tu.uan utama %trategi ini adalah
menciptakan lapangan ker.a yang ber%i/at padat karya dan
mengupayakan ek%por ,pengiriman- tenaga ker.a ke daerah lain
,antarkota&kabupaten, antarpro1in%i, atau antarnegara-.
P',1angunan da'ra+ 1'r1asis in(ut- t'ta(i sur(lus
su,1'rda*a ala,. 0trategi ini mengupayakan berbagai
%umberdaya alam yang mengalami %urplu% bi%a diek%por ke
daerah lain, baik dalam bentuk bahan mentah (natureware)
maupun bahan %etengah .adi (semiware). Aa%il dari ek%por
%umberdaya alam ter%ebut diharapkan dapat diman/aatkan untuk
mengimpor produk yang .umlahnya %angat terbata% di daerah itu,
mi%alnya barang modal, bahan baku, bahan penolong, barang
kon%um%i, atau .a%a.
P',1angunan da'ra+ 1'r1asis su,1'rda*a ,&dal dan
,anaj','n. 0ebagian be%ar daerah di ?ndone%ia me%kipun
mempunyai poten%i %umberdaya alam dan %umberdaya manu%ia
yang cukup banyak hingga kini ma%ih menghadapi keterbata%an
%umberdaya modal dan mana.emen (entrepreneurship). Karena itu,
%trategi pembangunan daerah yang berorienta%i pada
pengembangan lembaga keuangan ,perbankan dan
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
132
Bagaimana Menganali%i% Poten%i +aerah 8
Kon%ep dan Bontoh 'plika%i
nonperbankan- yang kuat dan pengembangan %i%tem mana.emen
yang baik dapat ditempuh oleh daerah yang memiliki keterbata%an
dalam hal modal dan mana.emen ter%ebut.
P',1angunan da'ra+ 1'r1asis s'ni- 1uda*a- dan k'inda+an
ala,. +i ?ndone%ia, cukup banyak daerah yang memiliki
%umberdaya berupa pantai dan panorama yang indah, iklim yang
%e.uk, cagar alam yang /anta%ti%, %eni yang atrakti/, %erta budaya
yang unik. Bontohnya Bali dan 0umatra Barat. +engan
%umberdaya %eperti itu, daerah yang ber%angkutan dapat
mengembangkan >ilayahnya dengan cara mendorong
pembangunan tran%porta%i, perhotelan, re%toran, kera.inan
cinderamata, tra1el, dan u%aha!u%aha lainnya yang berkaitan
dengan pengembangan pari>i%ata.
P',1angunan da'ra+ 1'r1asis ('nataan ruang 4l&kasi
strat'gis5. Pengembangan >ilayah berba%i% penataan ruang dapat
dilakukan melalui penetapan loka%i!loka%i %trategi% untuk berbagai
kegiatan pembangunan ,/i%ik maupun non/i%ik-. Pemilihan loka%i!
loka%i %trategi% ter%ebut bi%a dida%arkan pada ba%i% input ,bahan
baku dan tenaga ker.a-, ba%i% tran%/orma%i produk%i, ataupun ba%i%
output (market/consumer oriented). *ntuk mengembangkan loka%i!
loka%i %trategi% ter%ebut, ada tiga alternati/ yang bi%a dipilih, yakni
dalam bentuk pu%at!pu%at pertumbuhan (growth poles), integra%i
/ung%ional (functional integration), dan pendekatan de%entrali%a%i
(decentralization approach).
2. P'r'n/anaan P',1angunan Da'ra+ $'r1asis K&,&ditas Unggulan
Kon%ep ini menekankan motor penggerak pembangunan %uatu daerah
pada komodita%!komodita% yang dinilai bi%a men.adi unggulan, baik di
tingkat dome%tik maupun interna%ional. 'da beberapa kriteria
mengenai komodita% unggulan, di antaranya 8
Komodita% unggulan haru% mampu men.adi penggerak utama
(prime mover) pembangunan perekonomian. 'rtinya, komodita%
unggulan ter%ebut dapat memberikan kontribu%i yang %igni/ikan
pada peningkatan produk%i, pendapatan, maupun pengeluaran.
Mi%alnya cengkeh di 0ula>e%i *tara, karet dan kelapa %a>it di
'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat ?0B 757!3"3:!$"!5
136
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
0umatra *tara, minyak bumi dan ga% alam di angroe 'ceh
+aru%%alam, .a%a perdagangan di #akarta, pari>i%ata dan %eni
budaya di Bali.
Komodita% unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke
belakang (forward and backward linkages) yang kuat, baik %e%ama
komodita% unggulan maupun komodita%!komodita% lainnya.
Komodita% unggulan mampu ber%aing (competitiveness) dengan
produk %e.eni% dari >ilayah lain di pa%ar na%ional dan pa%ar
interna%ional, baik dalam harga produk, biaya produk%i, kualita%
pelayanan, maupun a%pek!a%pek lainnya.
Komodita% unggulan di %uatu daerah memiliki keterkaitan dengan
daerah lain (complementarity), baik dalam hal pa%ar ,kon%umen-
maupun pema%okan bahan baku ,.ika bahan baku di daerah %endiri
tidak mencukupi atau tidak ter%edia %ama %ekali-.
Komodita% unggulan memiliki %tatu% teknologi (state-of-the-art)
yang teru% meningkat, terutama melalui ino1a%i teknologi.
Komodita% unggulan mampu menyerap tenaga ker.a berkualita%
%ecara optimal %e%uai dengan %kala produk%inya.
Komodita% unggulan bi%a bertahan dalam .angka >aktu tertentu,
mulai dari /a%e kelahiran (increasing), pertumbuhan (growth),
puncak (maturity) hingga penurunan (decreasing). Begitu
komodita% unggulan yang %atu mema%uki tahap penurunan, maka
komodita% unggulan lainnya haru% mampu menggantikannya.
Komodita% unggulan tidak rentan terhadap ge.olak ek%ternal dan
internal.
Pengembangan komodita% unggulan haru% mendapatkan berbagai
bentuk dukungan, mi%alnya dukungan keamanan, %o%ial, budaya,
in/orma%i dan peluang pa%ar, kelembagaan, /a%ilita%
in%enti/&di%in%enti/, dan lain!lain.
Pengembangan komodita% unggulan berorienta%i pada kele%tarian
%umberdaya dan lingkungan.
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
137
Bagaimana Menganali%i% Poten%i +aerah 8
Kon%ep dan Bontoh 'plika%i
'pabila komodita% unggulan %udah mema%uki /a%e penurunan, maka
pengembangan %elan.utnya dapat diteru%kan dengan cara 8
Memperkuat %trategi pema%aran agar dapat mempengaruhi
kon%umen untuk teru% mengkon%um%i komodita% ter%ebut.
Mi%alnya melalui ek%ibi%i, potongan harga, keringanan pa.ak,
hingga promo%i ek%por.
Meningkatkan kualita% produk agar tetap memiliki daya %aing,
%ehingga permintaan terhadap komodita% ter%ebut tidak menurun
%ecara dra%ti%.
Menciptakan permintaan oleh indu%tri antara (intermediary
industry) yang berarti %ekaligu% menciptakan nilai tambah baru
bagi perekonomian daerah yang ber%angkutan.
6. P'r'n/anaan P',1angunan Da'ra+ $'r1asis Efisi'nsi (Free
Market Mechanism)
Kon%ep ini menekankan pembangunan daerah melalui pembangunan
bidang ekonomi yang por%inya lebih be%ar dibandingkan bidang!
bidang lainnya. Pembangunan ekonomi itu %endiri di.alankan dalam
kerangka pa%ar beba% atau pa%ar per%aingan %empurna (free market
mechanism). 0ecara teoriti%, di dalam pa%ar per%aingan %empurna
akan ter.adi bah>a peru%ahaan&indu%tri yang e/i%ien tetap kuat dan
bertahan, %edangkan peru%ahaan&indu%tri yang tidak e/i%ien kecuali
infant industry dan indu%tri yang mendapat mi%i khu%u% %eperti PT
?PT akan kalah ber%aing dan kemudian menghilang.
Perencanaan pembangunan daerah yang bertumpu pada prin%ip
e/i%ien%i merupakan pilihan yang cukup %ulit bagi para perencana
pembangunan (planner) maupun pengambil keputu%an (decision
maker). Tidak .arang %ebuah daerah pada a>alnya mampu
menerapkan prin%ip e/i%ien%i, tetapi pada per.alanan %elan.utnya
terpak%a prin%ip ter%ebut ditinggalkan. amun demikian, melalui
pengka.ian yang tepat, perencanaan pembangunan daerah berba%i%
e/i%ien%i dapat di%u%un dengan baik. 'da beberapa pedoman yang
perlu diperhatikan dalam hal ini, di antaranya 8
'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat ?0B 757!3"3:!$"!5
135
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
Mengacu pada 1i%i dan mi%i pembangunan daerah yang
ber%angkutan %erta 1i%i dan mi%i pembangunan di >ilayah yang
lebih lua%.
Mengacu pada kapabilita% %umberdaya yang dimiliki dan tetap
berorienta%i pada pelak%anaan mi%i dan pencapaian 1i%i
pembangunan daerah itu.
Memperhitungkan %ecara akurat .angka >aktu yang diperlukan
untuk pencapaian 1i%i dan mi%i. 0emakin kuat kapabilita%
%umberdaya, kian cepat >aktu ,tahapan- yang dibutuhkan untuk
pencapaian 1i%i dan mi%i.
Mengacu pada priorita% kebutuhan ma%yarakat di daerah yang
ber%angkutan.
7. P'r'n/anaan P',1angunan Da'ra+ M'nurut P'ranan P'laku
P',1angunan
Perencanaan pembangunan daerah dapat pula ditempuh dengan
mengedepankan peranan %etiap pelaku pembangunan ekonomi.
Menurut *nited ation% ,"79:-, pelaku pembangunan ekonomi dipilah
men.adi lima kelompok, yaitu 8
*%aha kecil&rumah tangga (household), %eperti petani, nelayan,
pedagang, dan u%aha kecil&rumah tangga lainnya.
*%aha lembaga %o%ial (nonprofit institution), %eperti pendidikan,
rumah %akit, lembaga keagamaan, dan u%aha lembaga %o%ial
lainnya.
;embaga bukan keuangan (nonfinancial institution), %eperti u%aha
pertambangan, perkebunan, indu%tri tek%til, %emen, mobil, dan
berbagai bentuk u%aha di %ektor riil lainnya.
;embaga keuangan (financial institution), %eperti bank, a%uran%i,
pegadaian, pa%ar modal, dan lembaga keuangan lainnya.
Pemerintah (government), baik pemerintah pu%at maupun
pemerintah daerah, melalui B*M dan B*M+.
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
136
Bagaimana Menganali%i% Poten%i +aerah 8
Kon%ep dan Bontoh 'plika%i
+i ?ndone%ia, di %amping kelima pelaku pembangunan ekonomi di
ata%, dapat pula ditambahkan %atu lagi pelaku pembangunan ekonomi
lainnya yang mempunyai da%ar hukum %angat kuat %ebagaimana
tercantum dalam *ndang!undang +a%ar "746, yakni kopera%i.
Karena di antara para pelaku pembangunan di ata% ter.adi integra%i
%atu %ama lain, maka kadang kala pembangunan daerah menurut
kon%ep ini menimbulkan dikotomi
3
atau pilihan!pilihan yang %ulit. +i
?ndone%ia, mi%alnya, %elama pemerintahan 2rde Baru ter.adi dikotomi
antara konglomerat baik yang bergerak di bidang keuangan maupun
nonkeuangan dan u%aha kecil menengah dan kopera%i. ?roni%nya,
kelompok u%aha kecil menengah dan kopera%i yang .umlahnya %angat
banyak .u%tru berada pada po%i%i yang %angat lemah, %ebab
pemerintah yang berkua%a pada >aktu itu %ecara politik, hukum,
maupun ekonomi lebih mendukung konglomerat yang .umlahnya
relati/ %edikit. +engan kata lain integra%i pemerintahkonglomerat .auh
lebih dominan dibandingkan integra%i pemerintahu%aha kecil
menengah dan kopera%i.
Me%kipun berbagai kon%ep perencanaan pembangunan daerah di
ata% memberikan pilihan %trategi yang berbeda!beda, namun ke%emuanya
memiliki tu.uan yang %ama, yakni meningkatkan ke%e.ahteraan ma%yarakat
di daerah yang ber%angkutan. Bahkan dalam kontek% yang lebih lua%,
kon%ep!kon%ep ter%ebut %ama!%ama bertu.uan memperkecil ke%en.angan
pertumbuhan dan ketimpangan ke%e.ahteraan antardaerah. Karena itu,
tidaklah mengherankan .ika perpaduan di antara berbagai kon%ep yang
ada telah diterapkan oleh banyak negara %elama beberapa dekade
terakhir. 'kan tetapi, ma%alah menda%ar yang %ering ter.adi adalah
gagalnya kon%ep!kon%ep itu menciptakan pembangunan %ecara merata.
Pembangunan telah men.adikan %ebagian ma%yarakat menikmati
keuntungan dengan tingkat ke%e.ahteraan yang tinggi, %edangkan
%ebagian ma%yarakat lainnya tidak beran.ak dari beban kemi%kinan.
0ecara geogra/i%, beberapa daerah telah men.adi pu%at pertumbuhan
3
+ikotomi di %ini tidak hanya dalam por%i peranan ma%ing!ma%ing pelaku pembangunan,
melainkan .uga dikotomi dalam hal komodita% ,barang publik dan barang pri1at-, etni% ,pribumi
dan nonpribumi-, maupun cakupan >ilayah ,#a>a dan luar #a>a atau Ka>a%an Barat dan
Ka>a%an Timur-.
'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat ?0B 757!3"3:!$"!5
13.
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
ekonomi yang ma.u %ecara dramati%, %ementara beberapa daerah lain
ma%ih .auh dari kemampuannya untuk berkembang.
5.6. $E$E"APA ALA8 UKU" KUAN898A89: UN8UK
MEN%ANAL99 PO8EN9 DAE"AH
5.6.1. L&/ati&n ;u&ti'nts 4L;5
ocation !uotient ,;H- adalah %ebuah indek% yang mengukur
overspecialization atau underspecialization dari %ektor tertentu dalam %uatu
daerah. +engan kata lain, ;H mengukur tingkat %pe%iali%a%i relati/ %uatu
daerah di dalam akti1ita% %ektor perekonomian tertentu. Pengertian relati/
ini dapat diartikan %ebagai tingkat %pe%iali%a%i yang membandingkan %uatu
daerah dengan >ilayah yang lebih be%ar dimana daerah yang diamati
merupakan bagian dari >ilayah ter%ebut. Wilayah yang lebih be%ar di%ebut
%ebagai >ilayah re/eren%i. 'pabila >ilayah yang diamati %etingkat
kabupaten atau kota, maka >ilayah re/eren%inya adalah pro1in%i. ;H dapat
dinyatakan dalam beragam terminologi ,1ariabel-, dimana %eringkali .umlah
tenaga ker.a (employment) dan nilai tambah bruto %ering digunakan
%ebagai terminologi ,1ariabel-.
Dormula ;H dengan menggunakan 1ariabel tenaga ker.a adalah 8
;H I
N N
i
R R
i
E E
E E

,6.".-
dimana 8
R
i
E I .umlah tenaga ker.a pada %ektor i di daerah 3
R
E
I .umlah tenaga ker.a di daerah 3
N
i
E I .umlah tenaga pada %ektor i di daerah re/eren%i
N
E
I .umlah tenaga ker.a di daerah re/eren%i
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
132
Bagaimana Menganali%i% Poten%i +aerah 8
Kon%ep dan Bontoh 'plika%i
<ika L; = 1, maka daerah ter%ebut relati/ ter%pe%iali%a%i %ecara
berlebihan (overspecialised) pada akti1ita% ekonomi ,%ektor- yang
ber%angkutan.
<ika L; > 1, maka daerah ter%ebut tidak ter%pe%iali%a%i %ecara
berlebihan ataupun kurang ter%pe%iali%a%i pada akti1ita% ekonomi
yang dimak%ud.
<ika L; ? 1, maka daerah ter%ebut relati/ kurang ter%pe%iali%a%i
pada akti1ita% ekonomi yang dimak%ud.
;H mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya 8
'pabila daerah yang diamati merupakan bagian yang penting,
baik dalam %egi lua% ataupun be%arnya nilai tambah produk%i
%ektoral, maka hal ini akan berdampak bagi >ilayah re/eren%i
dimana nilai pembagi ,nominator- akan cenderung mendekati
nilai denominatornya, %ehingga ;H akan cenderung bia%
mendekati ". *ntuk ka%u% %eperti ini, haru% dipilih >ilayah
re/eren%i yang lain.
Perbedaan produkti1ita% antar%ektor dapat mengganggu
gambaran ke%impulan dari anali%i%. 0uatu daerah dapat
mencapai overspecialised dalam %ektor tertentu, tetapi karena
produkti1ita% tenaga ker.anya relati/ lebih tinggi dibandingkan
daerah lainnya, maka hal ter%ebut tidak tercermin dalam
gambaran angkatan ker.a. Penyele%aian ma%alah ini ialah
dengan memakai terminologi ,1ariabel- lain untuk menghitung
indek% ;H, mi%alnya nilai tambah bruto %ektor yang
ber%angkutan.
Bagaimanapun, di balik kekurangan!kekurangan di ata%, ;H dapat
men.adi alat yang %angat berguna bila indek% ini tidak diterapkan %ecara
otomati%, dalam pengertian tidak mempertimbangkan kenyataan logi% yang
reali%ti% dari /enomena yang diamati.
5.6.2. #&n/'ntrati&n 9nd'@ 4#95
'lat ukur yang %angat berhubungan dengan ;H di%ebut indek%
kon%entra%i ,concentration inde"# B?-, yakni ra%io antara tenaga ker.a ,G-
dan .umlah penduduk ,P- 8
'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat ?0B 757!3"3:!$"!5
139
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
B? I
N N
i
R R
i
P E
P E

,6.2-
Perbedaan antara ;H dan B? adalah bah>a apabila %emua ;H
untuk %etiap %ektor di.umlahkan dan kemudian membaginya dengan .umlah
%ektor, maka ha%il yang akan didapatkan mendekati ". *ntuk B? hal ini
belum tentu benar, %ebab ,a- .umlah tenaga ker.a tidak %ama dengan
.umlah penduduk, dan ,b- propor%i antara .umlah tenaga ker.a dan .umlah
penduduk dapat berbeda antara daerah yang diamati dan daerah re/eren%i.
'kan tetapi, hal ini dapat memberikan in/orma%i %edikit lebih menarik.
0elain .umlah penduduk, ada beberapa 1ariabel lain yang dapat pula
digunakan %ebagai nominator, mi%alnya .umlah u%ia ker.a.
Baik B? maupun ;H dapat .uga diterapkan pada le1el kota, dengan
menggunakan pro1in%i %ebagai >ilayah re/eren%i. +ata runtut!>aktu (time-
series data) akan memberikan makna yang lebih mendalam tentang kedua
indek% ini. Tentu %a.a, interpreta%i hanya bi%a dilakukan dengan latar
belakang adanya pengertian kualitati/ tentang %itua%i perekonomian di
daerah yang ber%angkutan.
5.6.6. ('/ialiAati&n 9nd'@ 495
?ndek% %pe%iali%a%i ,specialization inde", 0?- mengukur cara ker.a
kegiatan ekonomi %ecara ke%eluruhan, mi%alnya ke%empatan ker.a di %uatu
daerah menyebar ke %egala %ektor. 0elain ke%empatan ker.a, 1ariabel
lainnya .uga dapat digunakan, mi%alnya nilai tambah bruto. #ika ;H
memberikan %ebuah indek% untuk %atu %ektor, maka 0? memberikan %uatu
indek% untuk %ebuah daerah %ecara ke%eluruhan.
Pro%edur perhitungan 0? 8
Aitung be%arnya per%enta%e angkatan ker.a pada %etiap
%ektor terhadap total ke%empatan ker.a pada %uatu daerah
yang diamati ,%eperti denominator&penyebut pada ;H-.
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
113
Bagaimana Menganali%i% Poten%i +aerah 8
Kon%ep dan Bontoh 'plika%i
;alu hitung dengan cara yang %ama nilai pada langkah di ata%
untuk >ilayah re/eren%i ,%eperti nominator&pembilang pada
;H-.
Tentukan %eli%ih antara per%enta%e angkatan ker.a >ilayah
re/eren%i dan per%enta%e angkatan ker.a daerah yang diamati
untuk ma%ing!ma%ing %ektor. 0eluruh %eli%ih ter%ebut .ika
di.umlahkan akan memberikan nilai $, karena kedua %erie%
dalam nilai per%enta%e, untuk daerah yang diamati dan
>ilayah re/eren%i, di.umlahkan %ampai "$$. 2leh karena itu,
.umlah dari %eli%ih yang po%iti/ akan %ama dengan .umlah dari
%eli%ih yang negati/.
#umlahkan %eluruh %eli%ih yang po%iti/ dan kemudian bagi
dengan "$$. ilai yang didapatkan %elalu berada di antara $
dan " merupakan indek% %pe%iali%a%i ,0?-. #ika nilai 0? I $,
maka di%tribu%i angkatan ker.a %uatu %ektor kegiatan di daerah
yang diamati adalah %ama dengan di >ilayah re/eren%i. Makna
%ebaliknya akan ditun.ukkan oleh nilai 0? I ".
0emua kekurangan yang telah di%ebutkan %ebelumnya untuk
anali%i% ;H .uga berlaku dalam anali%i% ini. ;ebih .auh lagi, .ika di%tribu%i
untuk %emua %ektor di dalam negara tidak %ama >alaupun 0? I $. Perlu
ditekankan kembali, bah>a metode ini tidak dapat diterapkan %ecara
otomati%, dalam pengertian tidak mempertimbangkan kenyataan logi% yang
reali%ti% dari /enomena yang diamati.
5.6.7. L&/aliA'd 9nd'@ 4L95
?ndek% lain yang menggunakan model indek% kon%entra%i adalah
localized inde" ,;?-. ?ndek% ini tidak ber/oku% pada %atu daerah, tetapi pada
%atu %ektor dan per%ebarannya di antara daerah!daerah yang berbeda
dalam %uatu >ilayah. ;? cenderung ber%i/at %ebagai alat anali%i% %ektoral,
%ehingga perencana pembangunan dapat mengetahui %ektor!%ektor mana
%a.a yang penting bagi daerahnya dan bagaimana penyebarannya.
Pro%edur penghitungan ;? dapat ditelu%uri melalui contoh berikut.
Per%enta%e angkatan ker.a untuk %ektor pertanian di %ebuah daerah ,di luar
total angkatan ker.a %ektor pertanian na%ional- dikurangkan dari per%enta%e
'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat ?0B 757!3"3:!$"!5
111
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
total angkatan ker.a daerah itu. 0eluruh %eli%ih po%iti/ daerah ter%ebut
haru% %ama dengan %eli%ih negati/nya. 2leh karena itu, .umlahkan %eluruh
%eli%ih po%iti/ atau %eluruh %eli%ih negati/ dan kemudian ma%ing!ma%ing
dibagi "$$. Aa%ilnya, ;? akan berada antara $ dan ", artinya 8
<ika L9 > 3, maka di%tribu%i&penyebaran pada daerah untuk
%ektor ter%ebut adalah %ama dengan di%tribu%i 1ariabel
re/eren%i, maka %ecara relati/ %eimbang ,relati/ di %ini
dimak%udkan dibandingkan dengan 1ariabel re/eren%i-.
<ika L9 > 1, maka di%tribu%i %ecara ke%eluruhan berbeda
dengan di%tribu%i pada 1ariabel re/eren%i.
5.6.5. #&nt&+ A(likasi
+i ba>ah ini akan diuraikan %ebuah contoh bagaimana
menganali%i% poten%i daerah dengan menggunakan alat ukur location
!uotient ,;H-, dimana %ektor!%ektor ekonomi di Kota Pontianak akan
di.adikan ka%u%. Jariabel yang dipergunakan adalah per%enta%e di%tribu%i
%ektor!%ektor ekonomi dalam Produk +ome%tik 3egional Bruto ,P+3B-
berda%arkan harga kon%tan "773 untuk periode >aktu "774!"777. +aerah
yang diamati adalah keempat kecamatan yang terdapat di kota ter%ebut,
%edangkan >ilayah re/eren%inya adalah Kota Pontianak itu %endiri.
1. Analisis P&t'nsi K'/a,atan P&ntianak 'latan
0elama .angka >aktu "774!"777, %truktur perekonomian Kecamatan
Pontianak 0elatan %angat dikua%ai oleh %ektor .a%a!.a%a, lebih
tepatnya %ub%ektor admini%tra%i pemerintahan dan pertahanan.
Aampir %epertiga kegiatan perekonomian di kecamatan ini bera%al dari
%ektor .a%a, yakni rata!rata 3",67E per tahun. 0ebaliknya, %ektor
indu%tri dapat dikatakan tidak berkembang dan bahkan merupakan
%ektor yang paling rendah peranannya dalam perekonomian
Kecamatan Pontianak 0elatan. 0elama periode yang %ama, kompo%i%i
%ektor modern ini tidak beran.ak dari ki%aran $,69!$,9" per%en %etiap
tahunnya ,lihat Tabel 6."-. 0ampai dengan tahun "777 lalu, indu%tri
be%ar&%edang yang ada di Kecamatan Pontianak 0elatan memang
ber.umlah enam buah peru%ahaan, tetapi nilai tambah yang
diberikannya kepada %ektor indu%tri be%ar&%edang di %eluruh Kota
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
112
Bagaimana Menganali%i% Poten%i +aerah 8
Kon%ep dan Bontoh 'plika%i
Pontianak hanya %ekitar "E, %ama %eperti yang di%umbangkan oleh
%ektor indu%tri be%ar&%edang Kecamatan Pontianak Barat.
8a1'l 5.1.
'nali%i% Poten%i Kecamatan Pontianak 0elatan, "774!"777 ,E-
8a+un
P'rta!
nian
9ndus!
tri
Listrik
dan Air
Minu,
$angu
nan
P'rda!
gangan-
"'st&ran-
H&t'l
P'ngang!
kutan dan
K&,uni!
kasi
K'uangan-
P'rs'0aan-
dan <asa
P'rusa+aan
<asa!jasa
0truktur Gkonomi ,E-
"774
",5$ $,69 ",96 "2,$2 2$,3$ "7,37 "4,66 27,:3
"776 ",36 $,65 ",97 "2,74 2$,27 "9,5: "4,35 32,$2
"779 ",$5 $,9" ",:2 "4,64 2$,32 "9,6" "3,5: 3",39
"775 $,:7 $,9" ",:3 "4,47 2$,9$ "6,9$ "4,46 3",63
"77: $,:: $,9$ 2,$2 "2,79 2$,:" "9,4$ "4,37 3",74
"777 $,96 $,67 2,$7 "2,:3 2$,9: "6,:7 "4,42 32,:9
3ata2 ",$7 $,67 ",:6 "3,3$ 2$,6$ "9,59 "4,33 3",67
Poten%i
;H $,56 $,"2 $,:7 $,72 ",$3 $,:6 ",$6 ",34
$umber 8 BP0 dan Bappeda Kota Pontianak, P%&' (ecamatan (ota Pontianak, beberapa
edi%i, diolah.
+ilihat dari indek% location !uotient ,;H- terhadap Kota Pontianak
untuk %etiap %ektor kegiatan perekonomian, Kecamatan Pontianak
0elatan memang %angat lemah dalam %ektor indu%tri, dimana
%epan.ang "774!"777 indek% ;H!nya %ebe%ar $,"2 %a.a. amun
demikian, kecamatan ini relati/ kuat pada %ektor .a%a, %ektor
keuangan, per%e>aan, dan .a%a peru%ahaan, %erta %ektor
perdagangan, re%toran, hotel, %ebab memiliki indek% ;H ma%ing!
ma%ing ",34, ",$6, dan ",$3. ?ndek% ;H di ata% %atu ini bermakna
bah>a kebutuhan Kecamatan Pontianak 0elatan terhadap produk
ketiga %ektor tadi %udah bi%a dipenuhi %endiri, bahkan berpeluang
(mengek%por) kelebihan produk ketiga %ektor ter%ebut ke >ilayah lain.
Be%arnya peranan %ektor .a%a!.a%a di Kecamatan Pontianak 0elatan
%angat erat kaitannya dengan keberadaan perkantoran pemerintahan
daerah, baik pada tingkat pemerintahan propin%i maupun
'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat ?0B 757!3"3:!$"!5
116
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
pemerintahan kota. Bahkan, dari angka indek% ;H, %ektor .a%a!.a%a di
kecamatan ini memiliki ;H yang paling be%ar di Kota Pontianak.
+i %ub%ektor perdagangan, hingga tahun "77: Kecamatan Pontianak
0elatan telah memiliki "94 peru%ahaan dagang barang dan .a%a %erta
mampu menyerap tenaga ker.a 52: orang. #umlah %ebanyak ini terdiri
dari %atu peru%ahaan be%ar ,dengan ": orang tenaga ker.a-, "3
peru%ahaan menengah ,6$ orang-, enam peru%ahaan kecil ,24 orang-,
dan %i%anya ber%tatu% T+*P ,Tanda +a/tar *%aha Perdagangan-.
+ibandingkan Kecamatan Pontianak Barat, kecamatan di bagian
%elatan Kota Pontianak ini memang ma%ih tertinggal dalam hal .umlah
peru%ahaan dagang barang dan .a%a, namun %udah .auh di ata% dua
kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Pontianak Timur dan
Kecamatan Pontianak *tara. +ari indek% ;H, %ektor perdagangan,
re%toran, dan hotel memang %edikit lebih rendah ketimbang %ektor
keuangan, per%e>aan, dan .a%a peru%ahaan, tetapi kontribu%inya
terhadap perekonomian >ilayah kecamatan lebih be%ar, yakni 2$,6$E
berbanding "4,33E per tahun. Bahkan peranan %ektor keuangan,
per%e>aan, dan .a%a peru%ahaan ini pun ma%ih di ba>ah andil %ektor
pengangkutan dan komunika%i ,rata!rata "9,59E %etahun-.
3elati/ banyaknya .umlah bank di Kecamatan Pontianak 0elatan, yaitu
mencapai "4 buah pada tahun 2$$$, yang berarti %epertiga dari total
.umlah bank di Kota Pontianak, merupakan bukti kuatnya %ektor
keuangan di kecamatan ter%ebut. +i >ilayah ini telah berdiri dan
berkembang bank pemerintah %ebanyak lima buah ,Bank B?, B3?,
Bank Mandiri ek% BB+, BT, BP+ Kalbar- dan bank %>a%ta %embilan
buah ,BB?, BB', Bank Bali dua unit, B+? dua unit, Tamara bank, Bank
0er1itia, dan Bank B3*-.
2. Analisis P&t'nsi K'/a,atan P&ntianak 8i,ur
0ektor yang paling menon.ol peranannya dalam perekonomian
Kecamatan Pontianak Timur adalah %ektor bangunan, dimana
kontribu%inya mencapai rata!rata 24,::E per tahun %elama kurun
>aktu "774!"777. 0etelah itu berturut!turut diikuti oleh %ektor
pengangkutan dan komunika%i ,rata!rata 22,23E %etahun-, %ektor
perdagangan, re%toran, dan hotel ,"5,$9E-, %ektor .a%a!.a%a ,"6,"4E-,
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
117
Bagaimana Menganali%i% Poten%i +aerah 8
Kon%ep dan Bontoh 'plika%i
dan %ektor indu%tri ,"$,6"E-. 0edangkan andil %ektor li%trik dan air
minum %erta %ektor pertanian dalam perekonomian >ilayah ma%ih .auh
di ba>ah %epuluh per%en, atau tepatnya ma%ing!ma%ing 2,25E dan
",$5E %etiap tahunnya.
+alam %truktur perekonomian >ilayah, peranan %ektor bangunan
memang paling be%ar. 'kan tetapi, dalam hal indek% ;H, angka paling
tinggi .u%tru diraih oleh %ektor indu%tri, yaitu %ebe%ar 2,$6 ,perhatikan
Tabel 6.2-. 0ektor indu%tri di Kecamatan Pontianak Timur memang
berkembang cukup baik, %ehingga indu%tri be%ar&%edang di >ilayah ini
mampu memberikan kontribu%i %ebe%ar "4E kedua %etelah
Kecamatan Pontianak *tara kepada total indu%tri be%ar&%edang di
Kota Pontianak. 0edangkan %ektor bangunan menempati po%i%i kedua
dengan ",52.
+ua %ektor lainnya yang mampu memenuhi kebutuhan penduduknya
dengan ha%il produk%i %endiri adalah %ektor pengangkutan ,indek% ;H
I ","3- %erta komunika%i dan %ektor li%trik dan air minum ,;H I ",$7-.
+i tingkat Kota Pontianak, Kecamatan Pontianak Timur berha%il
menempatkan dua %ektor ekonomi, yakni %ektor bangunan %erta
%ektor li%trik dan air minum, pada po%i%i paling ata%.
8a1'l 5.2.
'nali%i% Poten%i Kecamatan Pontianak Timur, "774!"777 ,E-
8a+un
P'rta!
nian
9ndus!
tri
Listrik
dan Air
Minu,
$angu
nan
P'rda!
gangan-
"'st&ran-
H&t'l
P'ngang!
kutan dan
K&,uni!
kasi
K'uangan-
P'rs'0aan-
dan <asa
P'rusa+aan
<asa!jasa
0truktur Gkonomi ,E-
"774 ",69 "$,67 2,$2 22,74 "9,7: 26,:9 9,46 "3,6:
"776 ",23 "$,99 2,"4 24,7$ "5,$7 2",:5 9,7$ "6,2"
"779 ",$4 "$,:4 2,2" 29,94 "9,57 2$,76 9,65 "4,79
"775 $,:7 "$,27 2,2: 25,$$ "5,"6 2$,6$ 9,99 "6,24
"77: $,:4 "$,32 2,49 24,67 "5,"2 2",:3 5,25 "6,6:
"777 $,:3 "$,33 2,4: 23,"7 "5,24 22,34 5,33 "9,29
3ata2 ",$5 "$,6" 2,25 24,:: "5,$9 22,23 9,:9 "6,"4
Poten%i
'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat ?0B 757!3"3:!$"!5
115
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
;H $,54 2,$6 ",$7 ",52 $,:6 ","3 $,6$ $,94
$umber 8 BP0 dan Bappeda Kota Pontianak, P%&' (ecamatan (ota Pontianak, beberapa
edi%i, diolah.
6. Analisis P&t'nsi K'/a,atan P&ntianak $arat
'pabila Kecamatan Pontianak 0elatan kuat dalam %ektor .a%a dan
Kecamatan Pontianak Timur tangguh dalam %ektor bangunan, maka
Kecamatan Pontianak Barat cukup andal dalam %ektor pengangkutan
dan komunika%i. +ominannya peranan %ektor ini dalam perekonomian
>ilayah kecamatan terlihat dengan %angat .ela% karena di >ilayah
ter%ebut terdapat Pelabuhan Pontianak. 'kti1ita% peti kema%, bongkar
muat barang, maupun turun naik penumpang di pelabuhan itu %angat
tinggi, bahkan dalam .a.aran PT Pelindo ?? menempati po%i%i kedua
%etelah Pelabuhan Tan.ung Priok dalam hal bongkar muat peti kema%.
+i %amping pelabuhan, di %epan.ang %i%i %ungai yang melinta%i
kecamatan ini terdapat pula dermaga!dermaga milik peru%ahaan ,PT
Pu%ri, Pertamina, dan lain!lain-. 0epan.ang rentang >aktu "774!"777,
andil %ektor pengangkutan dan komunika%i dalam perekonomian
Kecamatan Pontianak Barat mencapai 23,:9E %etahun ,%imak Tabel
6.3-.
8a1'l 5.6.
'nali%i% Poten%i Kecamatan Pontianak Barat, "774!"777 ,E-
8a+un
P'rta!
nian
9ndus!
tri
Listrik
dan Air
Minu,
$angu
nan
P'rda!
gangan-
"'st&ran-
H&t'l
P'ngang!
kutan dan
K&,uni!
kasi
K'uangan-
P'rs'0aan-
dan <asa
P'rusa+aan
<asa!jasa
0truktur Gkonomi ,E-
"774 ",94 ",5$ 2,$4 "",67 22,24 23,66 "9,7: 2$,29
"776 ","4 ",97 2,$5 "2,49 2",7$ 23,3$ "9,36 2","$
"779 ","2 ",59 2,"5 "3,43 2",52 23,67 "6,:2 2$,37
"775 $,77 ",5" 2,"9 "3,4" 2",24 23,9: "9,6: 2$,2"
"77: $,:9 ",6: 2,29 "2,39 2",33 24,3: "9,5$ 2$,63
"777 $,45 ",66 2,27 "",5: 2",42 24,93 "9,99 2",22
3ata2 ",$4 ",95 2,"5 "2,6" 2",94 23,:9 "9,62 2$,92
Poten%i
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
116
Bagaimana Menganali%i% Poten%i +aerah 8
Kon%ep dan Bontoh 'plika%i
;H $,52 $,32 ",$6 $,:9 ",$: ",2" ",2" $,::
$umber 8 BP0 dan Bappeda Kota Pontianak, P%&' (ecamatan (ota Pontianak, beberapa
edi%i, diolah.
+i %amping %ektor pengangkutan dan komunika%i, Kecamatan
Pontianak Barat .uga cukup kuat dalam %ektor perdagangan, re%toran,
hotel dan %ektor .a%a!.a%a ,khu%u%nya %ub%ektor pemerintahan dan
pertahanan-, yang ma%ing!ma%ing mampu memberikan %umbangan
%ebe%ar 2",94E dan 2$,92E %etahun. Ber%ama dengan Kecamatan
Pontianak 0elatan, kecamatan ini hingga %ekarang ma%ih men.adi
pu%at perdagangan dan .a%a di Kota Pontianak. Ber%ama dengan
Kecamatan Pontianak 0elatan pula Kecamatan Pontianak Barat
%ama!%ama lemah dalam %ektor indu%tri. 'dapun .umlah peru%ahaan
dagang barang dan .a%a yang beropera%i di Kecamatan Pontianak
Barat hingga tahun "77: lalu telah ber.umlah 22" peru%ahaan dengan
tenaga ker.a yang terlibat mencapai ".226 orang. #umlah ini paling
banyak di %eluruh Kota Pontianak.
+omina%i peranan %ektor .a%a di Kecamatan Pontianak Barat %emakin
diperkuat oleh %ektor keuangan, per%e>aan, dan .a%a peru%ahaan,
yang mendatangkan kontribu%i %ebanyak "9,62E %etiap tahunnya. +i
kecamatan ini terdapat %ekitar 23 unit bank ,terdiri dari %atu cabang
Bank ?ndone%ia, %epuluh bank pemerintah, %ebela% bank %>a%ta, dan
%atu bank perkreditan rakyat-. Bahkan, dari %udut pandang indek% ;H,
Kecamatan Pontianak Barat berha%il mempo%i%ikan tiga buah %ektor,
yakni %ektor perdagangan, re%toran, dan hotel ,;H I ",$:-, %ektor
pengangkutan dan komunika%i ,;H I ",2"-, %erta %ektor keuangan,
per%e>aan, dan .a%a peru%ahaan ,;H I ",2"-, pada urutan pertama di
tingkat Kota Pontianak. 0ementara itu, %atu %ektor lagi di Kecamatan
Pontianak Barat yang memiliki indek% ;H di ata% %atu adalah %ektor
li%trik dan air minum ,;H I ",$6-.
7. Analisis P&t'nsi K'/a,atan P&ntianak Utara
0eperti halnya Kecamatan Pontianak 0elatan, peranan %ektor .a%a
dalam perekonomian Kecamatan Pontianak *tara .uga paling be%ar,
me%kipun tidak terlalu mendomina%i. 0umbangan %ektor ini kepada
%truktur perekonomian Kecamatan Pontianak *tara adalah 22,6:E
'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat ?0B 757!3"3:!$"!5
11.
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
per tahun %elama "774!"777 ,telu%uri Tabel 6.4-. *ntuk le1el Kota
Pontianak, kecamatan ter%ebut .u%tru lebih mengunggulkan %ektor
indu%tri, khu%u%nya %ub%ektor indu%tri be%ar&%edang. Peranan
%ub%ektor ini mencapai :4E dari %eluruh indu%tri be%ar&%edang yang
ada di Kota Tepian 0ungai itu.
+iunggulkannya %ektor indu%tri .uga tergambar dari angka indek% ;H
yang dimilikinya. 0epan.ang "774!"777 indek% ;H %ektor indu%tri
Kecamatan Pontianak *tara terhadap %ektor indu%tri Kota Pontianak
mencapai 3,24. 'ngka ini mengindika%ikan bah>a peranan %ektor
indu%tri Kecamatan Pontianak *tara di Kota Khatuli%ti>a %angat kuat.
0eperti halnya %ektor indu%tri, %ektor pertanian yang berkembang di
Kecamatan Pontianak *tara .uga paling kuat di tingkat Kota
Pontianak. +engan ;H %ebe%ar 2,"", kecamatan ini meninggalkan tiga
kecamatan lainnya dengan cukup .auh.
'ngka indek% ;H %ektor indu%tri dan %ektor pertanian yang dicapai
Kecamatan Pontianak *tara di ata% merupakan paling tinggi di Kota
Pontianak. +i %amping kedua %ektor ter%ebut, Kecamatan Pontianak
*tara .uga berha%il ber%>a%embada dalam dua %ektor lainnya, yaitu
%ektor bangunan dan %ektor li%trik dan air minum.
8a1'l 5.7.
'nali%i% Poten%i Kecamatan Pontianak *tara, "774!"777
8a+un
P'rta!
nian
9ndus!
tri
Listrik
dan Air
Minu,
$angu
nan
P'rda!
gangan-
"'st&ran-
H&t'l
P'ngang!
kutan dan
K&,uni!
kasi
K'uangan-
P'rs'0aan-
dan <asa
P'rusa+aan
<asa!jasa
0truktur Gkonomi ,E-
"774 4,74 "9,:" ",76 "4,$5 "9,57 "4,"4 "$,"4 2","5
"776 3,34 "5,2 2,$3 "4,92 "9,52 "3,39 "$,2" 22,62
"779 3,33 "5,4 2,"3 "6,67 "9,99 "2,72 7,73 22,$4
"775 3,$2 "9,69 2,"6 "6,95 "9,:: "2,76 "$,"9 22,92
"77: 2,39 "6,:" 2,23 "4,49 "5,94 "4,24 "$," 23,"9
"777 ",29 "6,59 2,25 "4,33 "5,:9 "4,34 "$,22 23,79
3ata2 3,$4 "9,67 2,"3 "4,57 "5,$7 "3,99 "$,"3 22,6:
Poten%i
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
112
Bagaimana Menganali%i% Poten%i +aerah 8
Kon%ep dan Bontoh 'plika%i
;H 2,"" 3,24 ",$3 ",$2 $,:9 $,97 $,54 $,79
$umber 8 BP0 dan Bappeda Kota Pontianak, P%&' (ecamatan (ota Pontianak, beberapa
edi%i, diolah.
5.7. P E N U 8 U P
'nali%i% poten%i daerah dapat men.adi langkah a>al dalam
merumu%kan 1i%i, mi%i, tu.uan, rencana %trategi%, kebi.akan, program, dan
proyek pembangunan di %uatu daerah. Berda%arkan ha%il anali%i% poten%i
ter%ebut, baik dengan menggunakan alat ukur kuantitati/ %eperti telah
diuraikan di ata% maupun alat ukur kualitati/ %eperti metode 0W2T,
perencana dan pengambil keputu%an di %uatu daerah dapat memetakan
kekuatan dan kelemahan %erta %ekaligu% peluang dan tantangan yang
dihadapi daerahnya. +engan demikian, arah pembangunan daerah dapat
ditetapkan %ecara tepat, %ehingga pada gilirannya pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, peningkatan ke%e.ahteraan ma%yarakat, dan daya %aing yang
kuat dapat di>u.udkan.
DA:8A" PU8AKA
'ti Widiati, 2$$$, (0trategi Pengembangan Komodita% *nggulan Kota Pontianak
Berorienta%i Pembangunan Berkelan.utan,) )urnal $ains dan *eknologi
+ndonesia, Jol. 2, o. 4, #uli, hlm. 45!65.
Badan Koordina%i Tata 3uang a%ional, "779, &encana *ata &uang ,ilayah
-asional . ampiran PP /0/1223.
Badan Pu%at 0tati%tik dan Badan Perencanaan Pembangunan +aerah Kota
Bukittinggi, "777, (ota 'ukittinggi %alam 4ngka.
Badan Pu%at 0tati%tik dan Badan Perencanaan Pembangunan +aerah Kota
Pontianak, beberapa edi%i, (ota Pontianak %alam 4ngka.
Badan Pu%at 0tati%tik dan Badan Perencanaan Pembangunan +aerah Kota
Pontianak, beberapa edi%i, P%&' (ecamatan (ota Pontianak.
Benda1id, '., "754, &egional 5conomic 4nalysis for Practioners, Praeger
Publi%her%, e> Kork.
?%ard, W., "79$, Methods for &egional 4nalysis . 4n +ntroduction to &egional
$cience, Bambridge, Ma%%.
Komet Mangiri, 2$$$, Perencanaan *erpadu Pembangunan 5konomi %aerah
6tonom, Badan Pu%at 0tati%tik, #akarta.
'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat ?0B 757!3"3:!$"!5
119
Pengembangan Wilayah dan 2tonomi +aerah
Kompa%, 2" Maret 2$$", 'uleleng yang 7$alah8 &umus, hlm. 2:.
M. T. @en, "777, (Dal%a/ah +a%ar Pengembangan Wilayah 8 Memberdayakan
Manu%ia,) dalam 'lkadri, dkk., *iga Pilar Pengembangan ,ilayah .
$umberdaya 4lam# $umberdaya Manusia# dan *eknologi# +irektorat
Pengka.ian Kebi.ak%anaan Teknologi untuk Pengembangan Wilayah,
#akarta.
3ichard%on, A.W., "75:, &egional and 9rban 5conomics, Middle%eL.
Takeda, Tet%uro dan 3yo%uke akata, "77:, (3egional +i%paritie% in ?ndone%ia,)
)ournal of %evelopment 4ssisstance, Jol. 4, o. ", pp. "72!2"6.
?0B 757!3"3:!$"!5 'lkadri dan Aa%an Mu%ta/a +.a.adiningrat
123

You might also like