You are on page 1of 7

FOCUS GROUP DISCUSSION

TOPIK : Luka Tembak


TANGGAL : 21 November 2013

Tujuannya mempelajari luka tembak adalah untuk mempelajari mengenai
penanganan luka tembak, meliputi tentang senjata api, mesiu dan peluru. Menjelaskan
tentang luka masuk dan keluar, arah luka tembak dan penentuan empat jarak luka
tembak. Mengindetifikasi jenis senjata api melalui pemeriksaan peluru dan mengirim
peluru bukti ke Labkrim.
Saat ini sering ditemukan korban kekerasan yang disebabkan oleh luka
tembak. Diduga, makin banyak masyarakat yang memiliki senjata padahal bukan dari
kalangan ABRI.
Senjata Api
Berdasarkan panjang laras, dikenal 2 jenis senjata api :
1. Senjata api berlaras pendek atau senjata genggam, seperti revolver dan pistol
2. Senjata api berlaras panjang, seperti senjata api berburu dan senjata api militer
Revolver dapat digunakan oleh anggota kepolisisan dengan kalibrasi 38 dengan alat
penimpan partum berupa silinder yang berputar dengan model single action dimana
picu ditarik kearah belakang sebelum ditembak dan double action dengan langsung
menarik pelatuk.
Pistol dengan penyimpan partum berupa magasin yang memuat 5-10 patrum
ada 3 model, pistol repetir, semi automatik dan automatik. Biasanya ini dipakai oleh
anggota militer.


Laras
Laras senjata api berburu berbentuk tabung silinder. Bagian dalam laras
senjata api peluru tunggal dibuat beralur dan berputar supaya peluru yang melewati
laras akan terpengaruh, sehingga bergerak berputar. Akibatnya peluru bergerak lebih
stabil mencapai jarak lebih jauh dan mengenai sasaran lebih baik. Kaliber laras sama
dengan kaliber anak peluru, yaitu jarak diameter pematang yang dinyatakan dalam
ukuran inci atau militer.
Peluru
Ada dua jenis peluru, yaitu peluru penabur atau mimis pada senjata api
berburu dan peluru tunggal.
Peluru tunggal ada beberapa jenis :
1. Peluru timah bulat
2. Peluru timah bulat lonjong
3. Peluru bulat lonjong berselubung tembaga setengah
4. Peluru bulat lonjong berselubung tembaga penuh
5. Peluru khusus (latihan, cahaya)
Kaliber peluru
Pada senjata api berburu, kaliber ditentukan dari jumlah peluru bulat (mimis)
yang dibuat dari satu pound timah dengan besarnya sesuai dengan diameter laras.
kaliber yang sering digunakan adalah 12, 16 dan 20. Sedangkan, pada peluru tunggal
kaliber ditentukan dari penampang atau garis tengah anak peluru yang dinyatakan
dalam inci atau millimeter. Kaliber 38 berarti penampang anak peluru berdiameter
0,38 inci, sama dengan 9,65 mm (0,38 x 25,4 mm).


Mesiu
Anak peluru dapat keluar bila terjadi pembakaran mesiu pada ruangan tertutup
yang menghasilkan gas. Mesiu hitam (black powder) campuran belerang (S) 10%,
arang (C) 15% dan sendawa (KNO3) 75%, bila terbakar mengeluarkan banyak gas. 1
grain = 65 mg menghasilkan gas sebanyak 200-300 mm
3
. Asap yang dikeluarkan oleh
mesiu terdiri dari campuran nitrogliseriin dan nitroselulosa. 1 grain menghasilkkan
gas sebanyak 800-900 mm
3
.
Mesiu fulminating mercury merupakan jenis mesiu yang mudah sekali
terbakar bila terjadi gesekan. Bentuk mesiu dalam peluru berbentuk belah ketupat,
persegi panjang, silinder kecil pendek atau panjang dan butir kecil.
Selongsong
Selongsong peluru adalah tempat mesiu dan anak peluru. Pada senjata api,
selongsong tetap tinggal dalam revolving chamber, jadi tidak akan pernah dijumpai
didaerah kejadian. Sedangkan, senjata api tunggal lainnnya akan keluar dan biasanya
ditemukan di TKP.
Pegas pelatuk
Alat penarik pelatuk mempunyai berbagai ukuran trigger pull. Trigger pull 1
kg berarti diperlukan 1 kg tenaga tarikan katrol anak timbangan. Hair trigger berarti
pelatuk sangat sensitif, dengan tarikan sedikit saja senjata sudah meletus.
Luka Tembak
Luka tembak adalah luka yang disebabkan adanya penetrasi anak peluru atau
persentuhan peluru dengan tubuh. Adapun beberapa komponen yang keluar dari
mulut laras adalah :
1. Anak peluru
2. Sisa mesiu yang tidak terbakar
3. Api
4. Asap
5. Gas

Anak peluru akan menyebabkan terjadinya luka (bisa luka masuk atau luka
keluar) terbentuk seperti saluran. Sisa mesiu yang tidak terbakar akan menyebabkan
tattoo disekitar luka masuk. Bila jarak tembak sangat dekat, api dapat menimbulkan
luka bakar. Sedangkan asap akan meninggalkan jelaga di sekitar luka masuk. Gas
muncul bila adanya kontak mulut laras menempel dengan jaringan tubuh. Bila luka
tembak mengenai tulang, dimana kulit dan otot dekat dengan tulang, maka gas akan
memantul kembali keluar dan membuat luka masuk menjadi luas. Bila jaringan
ditempat luka masuk hanya mengenai jaringan lunak, maka efek yang ditimbulkan
tidak begitu besar.

Luka Tembak Masuk
Bagian yang harus diperhatikan pada luka tembak adalah luka masuk. Di
pinggir luka masuk terbentuk luka seperti cincin yang disebut luka lecet. Diameter
luka lecet ini menggambarkan kaliber peluru yang menembus. Bila cincin memar
bentuk bulat, berarti peluru menembus tegas lurus. Bila lonjong, berarti peluru
menembus miring. Arah dan sudut kemiringan luka tembak masuk dapat ditentukan
dari bagian yang lebih lebar dari cincin memar.

Luka Tembak Tulang Gepeng
Bila penembakan terjadi pada daerah tulang gepeng, misalnya tengkorak,
sternum dan ilium, lubang luka berbentuk seperti corong, dimana luka masuk lebih
kecil daripada luka keluar. Bila luka pada tulang tengkorak, maka lubang pada tabula
eksterna lebih kecil daripada lubang pada tabula interna. Bila peluru keluar lagi maka
lubang tabula interna lebih kecil dari lubang tabula eksterna.
Jarak Luka Tembak
Peluru yang menembus tubuh bisa ditembakkan dari berbagai jarak. Adapun
jarak luka tembak dibagi empat, yaitu :
1. Luka tembak tempel
2. Luka tembak sangat dekat dibawah 15 cm
3. Luka tembak dekat dibawah 70 cm
4. Luka tembak jauh diatas 70 cm
Luka Tembak Tempel
Ini terjadi bila laras senjata menempel pada kulit. Luka masuk biasanya
berbentuk bintang karena tekanan gas yang tinggi saat mencari jalan keluar akan
merobek jaringan. Biasanya pada luka tembak ini ditemukan jejas laras, yaitu bekas
ujung laras yang ditempelkan pada kulit. Gas dan mesiu yang tidak terbakar
ditemukan dalam jaringan luka. Terdapat kadar CO yang tinggi dalam jaringan luka.
Peristiwa ini biasanya dijumpai pada kasus bunuh diri.
Luka Tembak Sangat Dekat
Luka tembak ini biasanya ditemukan pada kasus pembunuhan. Dapat
dijumpai cincin memar, tanda-tanda luka bakar jelaga dan tattoo disekitar lubang luka
masuk. Pada daerah sasaran tembak didapati luka bakar karena semburaan api dan
gas panas, kelim jelaga (arang), kelim tattoo akibat mesiu yang tidak terbakar dan
luka tembus dengan cincin memar di pinggir luka masuk.
Luka Tembak Dekat
Luka tembak dengan jarak dibawah 70 cm akan meninggalkan lubang luka,
cincin memar dan tattoo di sekitar luka masuk. Biasanya karena kasus pembunuhan.
Pada pasien luka tembak perhatikan pakaian korban, dimana biasanya pada pakaian
terdapat sisa partikel mesiu yang tidak terbakar. Perhatikan juga partikel-pertikel asap
dan tatu di pakaian korban. Oleh karena itu, bila korban luka tembak tidak memakai
pakaian, jangan menentukan jarak luka tembak sebelum memeriksa pakaiannya.
Luka Tembak Jauh
Pada luka tembak ini tidak terdapat kelim tattoo, hanya ada luka tembus oleh
peluru dan cincin memar. Jarak penembakan sulit atau hampir tak mungkin
ditentukan secara pasti. Tembakan dari jarak lebih dari 70 cm dianggap sebagai
tembakan jarak jauh, karena partikel mesiu biasanya tidak mencapai sasaran lagi.
Luka Tembak Keluar
Apabila tidak ditemukan cincin memar disekitar lubang luka, ini menjadi hal
penting dalam menentukan sebagai luka keluar. Biasanya dijumpai jaringan lemak
yang menghadap ke arah luar. Bentuk dan besar bervariasi tergantung dari posisi
peluru keluar dan kecepatan menembus kulit. Beberapa kemungkinan yang dapat
terjadi :
1. Luka tembak masuk lebih kecil dari luka keluar
2. Luka masuk dan keluar sama besar
3. Luka masuk lebih besar dari luka keluar
Pemeriksaan Luka Tembak
1. Sebaiknya korban di foto rontgen lebih dahulu untuk menentukan saluran luka
dan letak peluru serta arah pecahan tulang
2. Bentuk luka harus ditulis detail, bila perlu foto close up
3. Jumlah luka
4. Luka dibersihkan dengan menggunakan kapas dan sabun
5. Perhatikan saluran luka waktu autopsi dan letak perdarahan
6. Cari anak peluru dan ambil tanpa membuat goresan
7. Luka tembak masuk sebaiknya di eksisi dan di simpan dalam formalin 10%
dan diperiksakan ke laboratorium

Identifikasi Senjata Api
Secara makroskopik, yang termasuk identifikasi senjata api meliputi kaliber,
jumlah alur dan arah alur.setelah itu dilanjutkan dengan identifikasi mikroskopik,
yaitu menggunakan mikroskop pembanding. Identifikasi senjata api dapat dilakukan
melalui selongsong, yaitu mencocokkan goresan akibat :
1. Alat penarik peluru
2. Alat pembuang peluru
3. Goresan akibat gerendel penutup peluru
4. Goresan pasak peluru
Cara Pengiriman Barang Bukti
Anak peluru atau selongsong dibungkus dalam kapas, dimasukkan dalam
kotak, dibungkus lagi dengan kertas pembungkus,diikat dengan tali tanpa sambungan,
diberi lebel. Kemudian dibuat berita acara pembungkusan dengan penyegelan
Medikolegal
Luka tembak bisa terjadi karena :
1. Pembunuhan
2. Bunuh diri
3. Kecelakaan
Luka tembak karena kecelakaan adalah luka tembak karena picu senjata api
tertekan tidak sengaja sehingga mengenai orang lain atau diri sendiri.

You might also like