Tujuannya mempelajari luka tembak adalah untuk mempelajari mengenai penanganan luka tembak, meliputi tentang senjata api, mesiu dan peluru. Menjelaskan tentang luka masuk dan keluar, arah luka tembak dan penentuan empat jarak luka tembak. Mengindetifikasi jenis senjata api melalui pemeriksaan peluru dan mengirim peluru bukti ke Labkrim. Saat ini sering ditemukan korban kekerasan yang disebabkan oleh luka tembak. Diduga, makin banyak masyarakat yang memiliki senjata padahal bukan dari kalangan ABRI. Senjata Api Berdasarkan panjang laras, dikenal 2 jenis senjata api : 1. Senjata api berlaras pendek atau senjata genggam, seperti revolver dan pistol 2. Senjata api berlaras panjang, seperti senjata api berburu dan senjata api militer Revolver dapat digunakan oleh anggota kepolisisan dengan kalibrasi 38 dengan alat penimpan partum berupa silinder yang berputar dengan model single action dimana picu ditarik kearah belakang sebelum ditembak dan double action dengan langsung menarik pelatuk. Pistol dengan penyimpan partum berupa magasin yang memuat 5-10 patrum ada 3 model, pistol repetir, semi automatik dan automatik. Biasanya ini dipakai oleh anggota militer.
Laras Laras senjata api berburu berbentuk tabung silinder. Bagian dalam laras senjata api peluru tunggal dibuat beralur dan berputar supaya peluru yang melewati laras akan terpengaruh, sehingga bergerak berputar. Akibatnya peluru bergerak lebih stabil mencapai jarak lebih jauh dan mengenai sasaran lebih baik. Kaliber laras sama dengan kaliber anak peluru, yaitu jarak diameter pematang yang dinyatakan dalam ukuran inci atau militer. Peluru Ada dua jenis peluru, yaitu peluru penabur atau mimis pada senjata api berburu dan peluru tunggal. Peluru tunggal ada beberapa jenis : 1. Peluru timah bulat 2. Peluru timah bulat lonjong 3. Peluru bulat lonjong berselubung tembaga setengah 4. Peluru bulat lonjong berselubung tembaga penuh 5. Peluru khusus (latihan, cahaya) Kaliber peluru Pada senjata api berburu, kaliber ditentukan dari jumlah peluru bulat (mimis) yang dibuat dari satu pound timah dengan besarnya sesuai dengan diameter laras. kaliber yang sering digunakan adalah 12, 16 dan 20. Sedangkan, pada peluru tunggal kaliber ditentukan dari penampang atau garis tengah anak peluru yang dinyatakan dalam inci atau millimeter. Kaliber 38 berarti penampang anak peluru berdiameter 0,38 inci, sama dengan 9,65 mm (0,38 x 25,4 mm).
Mesiu Anak peluru dapat keluar bila terjadi pembakaran mesiu pada ruangan tertutup yang menghasilkan gas. Mesiu hitam (black powder) campuran belerang (S) 10%, arang (C) 15% dan sendawa (KNO3) 75%, bila terbakar mengeluarkan banyak gas. 1 grain = 65 mg menghasilkan gas sebanyak 200-300 mm 3 . Asap yang dikeluarkan oleh mesiu terdiri dari campuran nitrogliseriin dan nitroselulosa. 1 grain menghasilkkan gas sebanyak 800-900 mm 3 . Mesiu fulminating mercury merupakan jenis mesiu yang mudah sekali terbakar bila terjadi gesekan. Bentuk mesiu dalam peluru berbentuk belah ketupat, persegi panjang, silinder kecil pendek atau panjang dan butir kecil. Selongsong Selongsong peluru adalah tempat mesiu dan anak peluru. Pada senjata api, selongsong tetap tinggal dalam revolving chamber, jadi tidak akan pernah dijumpai didaerah kejadian. Sedangkan, senjata api tunggal lainnnya akan keluar dan biasanya ditemukan di TKP. Pegas pelatuk Alat penarik pelatuk mempunyai berbagai ukuran trigger pull. Trigger pull 1 kg berarti diperlukan 1 kg tenaga tarikan katrol anak timbangan. Hair trigger berarti pelatuk sangat sensitif, dengan tarikan sedikit saja senjata sudah meletus. Luka Tembak Luka tembak adalah luka yang disebabkan adanya penetrasi anak peluru atau persentuhan peluru dengan tubuh. Adapun beberapa komponen yang keluar dari mulut laras adalah : 1. Anak peluru 2. Sisa mesiu yang tidak terbakar 3. Api 4. Asap 5. Gas
Anak peluru akan menyebabkan terjadinya luka (bisa luka masuk atau luka keluar) terbentuk seperti saluran. Sisa mesiu yang tidak terbakar akan menyebabkan tattoo disekitar luka masuk. Bila jarak tembak sangat dekat, api dapat menimbulkan luka bakar. Sedangkan asap akan meninggalkan jelaga di sekitar luka masuk. Gas muncul bila adanya kontak mulut laras menempel dengan jaringan tubuh. Bila luka tembak mengenai tulang, dimana kulit dan otot dekat dengan tulang, maka gas akan memantul kembali keluar dan membuat luka masuk menjadi luas. Bila jaringan ditempat luka masuk hanya mengenai jaringan lunak, maka efek yang ditimbulkan tidak begitu besar.
Luka Tembak Masuk Bagian yang harus diperhatikan pada luka tembak adalah luka masuk. Di pinggir luka masuk terbentuk luka seperti cincin yang disebut luka lecet. Diameter luka lecet ini menggambarkan kaliber peluru yang menembus. Bila cincin memar bentuk bulat, berarti peluru menembus tegas lurus. Bila lonjong, berarti peluru menembus miring. Arah dan sudut kemiringan luka tembak masuk dapat ditentukan dari bagian yang lebih lebar dari cincin memar.
Luka Tembak Tulang Gepeng Bila penembakan terjadi pada daerah tulang gepeng, misalnya tengkorak, sternum dan ilium, lubang luka berbentuk seperti corong, dimana luka masuk lebih kecil daripada luka keluar. Bila luka pada tulang tengkorak, maka lubang pada tabula eksterna lebih kecil daripada lubang pada tabula interna. Bila peluru keluar lagi maka lubang tabula interna lebih kecil dari lubang tabula eksterna. Jarak Luka Tembak Peluru yang menembus tubuh bisa ditembakkan dari berbagai jarak. Adapun jarak luka tembak dibagi empat, yaitu : 1. Luka tembak tempel 2. Luka tembak sangat dekat dibawah 15 cm 3. Luka tembak dekat dibawah 70 cm 4. Luka tembak jauh diatas 70 cm Luka Tembak Tempel Ini terjadi bila laras senjata menempel pada kulit. Luka masuk biasanya berbentuk bintang karena tekanan gas yang tinggi saat mencari jalan keluar akan merobek jaringan. Biasanya pada luka tembak ini ditemukan jejas laras, yaitu bekas ujung laras yang ditempelkan pada kulit. Gas dan mesiu yang tidak terbakar ditemukan dalam jaringan luka. Terdapat kadar CO yang tinggi dalam jaringan luka. Peristiwa ini biasanya dijumpai pada kasus bunuh diri. Luka Tembak Sangat Dekat Luka tembak ini biasanya ditemukan pada kasus pembunuhan. Dapat dijumpai cincin memar, tanda-tanda luka bakar jelaga dan tattoo disekitar lubang luka masuk. Pada daerah sasaran tembak didapati luka bakar karena semburaan api dan gas panas, kelim jelaga (arang), kelim tattoo akibat mesiu yang tidak terbakar dan luka tembus dengan cincin memar di pinggir luka masuk. Luka Tembak Dekat Luka tembak dengan jarak dibawah 70 cm akan meninggalkan lubang luka, cincin memar dan tattoo di sekitar luka masuk. Biasanya karena kasus pembunuhan. Pada pasien luka tembak perhatikan pakaian korban, dimana biasanya pada pakaian terdapat sisa partikel mesiu yang tidak terbakar. Perhatikan juga partikel-pertikel asap dan tatu di pakaian korban. Oleh karena itu, bila korban luka tembak tidak memakai pakaian, jangan menentukan jarak luka tembak sebelum memeriksa pakaiannya. Luka Tembak Jauh Pada luka tembak ini tidak terdapat kelim tattoo, hanya ada luka tembus oleh peluru dan cincin memar. Jarak penembakan sulit atau hampir tak mungkin ditentukan secara pasti. Tembakan dari jarak lebih dari 70 cm dianggap sebagai tembakan jarak jauh, karena partikel mesiu biasanya tidak mencapai sasaran lagi. Luka Tembak Keluar Apabila tidak ditemukan cincin memar disekitar lubang luka, ini menjadi hal penting dalam menentukan sebagai luka keluar. Biasanya dijumpai jaringan lemak yang menghadap ke arah luar. Bentuk dan besar bervariasi tergantung dari posisi peluru keluar dan kecepatan menembus kulit. Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi : 1. Luka tembak masuk lebih kecil dari luka keluar 2. Luka masuk dan keluar sama besar 3. Luka masuk lebih besar dari luka keluar Pemeriksaan Luka Tembak 1. Sebaiknya korban di foto rontgen lebih dahulu untuk menentukan saluran luka dan letak peluru serta arah pecahan tulang 2. Bentuk luka harus ditulis detail, bila perlu foto close up 3. Jumlah luka 4. Luka dibersihkan dengan menggunakan kapas dan sabun 5. Perhatikan saluran luka waktu autopsi dan letak perdarahan 6. Cari anak peluru dan ambil tanpa membuat goresan 7. Luka tembak masuk sebaiknya di eksisi dan di simpan dalam formalin 10% dan diperiksakan ke laboratorium
Identifikasi Senjata Api Secara makroskopik, yang termasuk identifikasi senjata api meliputi kaliber, jumlah alur dan arah alur.setelah itu dilanjutkan dengan identifikasi mikroskopik, yaitu menggunakan mikroskop pembanding. Identifikasi senjata api dapat dilakukan melalui selongsong, yaitu mencocokkan goresan akibat : 1. Alat penarik peluru 2. Alat pembuang peluru 3. Goresan akibat gerendel penutup peluru 4. Goresan pasak peluru Cara Pengiriman Barang Bukti Anak peluru atau selongsong dibungkus dalam kapas, dimasukkan dalam kotak, dibungkus lagi dengan kertas pembungkus,diikat dengan tali tanpa sambungan, diberi lebel. Kemudian dibuat berita acara pembungkusan dengan penyegelan Medikolegal Luka tembak bisa terjadi karena : 1. Pembunuhan 2. Bunuh diri 3. Kecelakaan Luka tembak karena kecelakaan adalah luka tembak karena picu senjata api tertekan tidak sengaja sehingga mengenai orang lain atau diri sendiri.