You are on page 1of 17

1

BAB 1
PENDAHULUAN

Setiap tahun, lebih dari 200 juta wanita hamil dan sekitar 500.000 akan
mati sebagai akibat dari komplikasi kehamilan atau persalinan. Pada tahun 1987,
WHO meluncurkan Safe Motherhood Initiative, yang bertujuan untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas maternal 50% pada tahun 2000. Inisiatif ini tidak
berhasil tapi kesehatan ibu selalu menjadi fokus utama dari upaya WHO. Inisiatif
WHO saat ini adalah untuk mengurangi kematian ibu dari tahun 1990 sampai 75%
pada tahun 2015. Jika ini berhasil, masalah persalinan macet akan perlu ditangani
secara efektif.
1
Secara global, diperkirakan 287 000 kematian ibu terjadi pada tahun
2010.
2.
Sebagian besar kematian ibu dan bayi baru lahir terjadi di sekitar saat
persalinan. Komplikasi saat melahirkan biasanya muncul tanpa peringatan dan
tidak dapat diprediksi atau dicegah.
3
untuk menurunkan angka kematian ibu dari 450 per 100.000 kelahiran
hidup, kita harus mengembangkan suatu sistem atau metode yang tepat. Sistem
tadi diharapkan dapat memantau keadaan ibu maupun janin selama dalam
persalinan. Dengan memantau keadaan ibu dan janin dari waktu ke waktu, kita
dapat dengan cepat dan sederhana mengetahui apakah ibu tersebut dapat
melahirkan secara normal, atau harus segera dirujuk ke tingkat pelayanan yang
lebih lengkap, serta kapan persalinannya harus diakhiri. Jadi dengan metode yang
baik, dapat diketahui lebih dini adanya persalinan yang abnormal dan dapat
dicegah terjadinya persalinan lama. Pengembangan metode baru tersebut
diharapkan dapat menurunkan risiko perdarahan pascapartum dan sepsis,
mencegah persalinan macet, ruptur rahim, dan infeksi bayi baru lahir.
4
Dengan dasar itulah, WHO menciptakan sistemPARTOGRAF yang
telah digunakan oleh banyak negara karena harganya tidak mahal dan dapat
dipakai pada tingkat pelayanan yang lebih rendah. Partograf dapat dipakai di
puskesmas ataupun oleh petugas-petugas kesehatan, seperti bidan yang bertugas
di daerah. Dengan adanya partograf, pasien dapat dengan tepat dirujuk ke tingkat

2

pelayanan yang lebih tinggi jika diperlukan.
4
Hal-hal yang diamati pada catatan
kemajuan persalinan atau partograf adalah kemajuan persalinan, keadaan janin,
dan keadaan ibu.
4
Friedman (1954) adalah dokter kandungan pertama yang secara grafis
menggambarkan kemajuan persalinan. mengidentifikasi empat fase dilatasi
serviks, dalam sebuah studi dari 100 wanita pada kehamilan pertama mereka: fase
laten, fase akselerasi, fase kemiringan maksimum, dan fase deselerasi. Rekaman
grafis Nya perkembangan persalinan menjadi dikenal sebagai cervicograph. Pada
1970-an, Philpott dan Kastil memodifikasi bentuk aslinya memperluas
cervicograph ini dengan memasukkan informasi intrapartum lainnya, seperti
kontraksi uterus, memperkenalkan garis tindakan dan waspada, dalam upaya
untuk mengelola persalinan dengan cara yang terbaik dalam lingkungan di mana
dokter yang pada umumnya tidak tersedia.
3,7



















3

BAB II
PEMBAHASAN
Definisi
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan, memantau
kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil
keputusan dalam penatalaksanaan. Tujuan utama pengunaan patograf adalah
untuk :
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
3. Deteksi secara dini, kemungkinan adanya partus lama.
4. Membantu penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan,
kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan
kelahiran.
5. Menggunakan informasi tercatat sehingga dapat mendeteksi secara dini
adanya penyulit persalinan.
6. Membantu penolong dalam mengambil keputusan klinik yang sesuai dan
tepat waktu.
7. Penggunaan patograf rutin dapat memastikan ibu dan janin telah
mendapatkan asuhan persalinan yang aman dan tepat waktu.
8. Mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa
mereka.
5,6


Jenis partograf menurut WHO
1. Komposit partograf (desain asli): Termasuk fase laten 8 jam: fase aktif
dimulai pada pembukaan serviks 3 cm.
2. Partograf dimodifikasi (diadaptasi pada tahun 2000, untuk digunakan di
rumah sakit): Tidak termasuk fase laten; fase aktif dimulai pada
pembukaan serviks 4 cm.
3. Partograf yang disederhanakan (selanjutnya disesuaikan): untuk digunakan
oleh petugas terampil dalam kesehatan pusat): Tidak termasuk fase laten

4

dan turunnya bagian terbawah janin; fase aktif dimulai pada pembukaan 4
cm. Warna kode.

Original WHO partograph (Source: WHO. 1994c)

5



Simplified WHO partograph
(Source: WHO. 2008)

6

Alasan pemakaian partograf oleh WHO :
1. Merupakan suatau alat bantu yang mudah digunakan
2. Banyak penelitian yang mengindikasikan pemakaian partograf dengan
keuntungannya yaitu : menurunnya angka partus lama, persalinan yang
membutuhkan oxytosin sebagai augmentation, dan persalinan SC
3. Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu dalam persalianan dengan
penyulit.
Penilaian grafis pertama kemajuan persalinan dirancang oleh Friedman
dan lebih ditingkatkan oleh Philpott dan Kastil. Banyak pekerjaan telah dilakukan
untuk meningkatkan partograf sebagai alat yang secara grafis merupakan alat
yang penting dalam persalinan dan memanfaatkannya untuk digunakan secara
global. Dalam menanggapi rekomendasi dari Konferensi keselamatan ibu yang
diselenggarakan di Nairobi pada tahun 1987, WHO membuat partograf, dan
menguji nilai praktis untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas maternal dan
perinatal. Penggunaan partograf dianjurkan untuk pemantauan rutin tenaga kerja,
dan membantu penyedia layanan kesehatan dalam mengidentifikasi lambatnya
kemajuan persalinan, dan dapat membantu memulai intervensi yang tepat untuk
mencegah persalinan lama dan terhambat.
8
Partograf adalah alat yang murah dirancang untuk memberikan gambaran
gambaran rutin dari persalinan, dan telah terbukti meningkatkan hasil bila
digunakan untuk memonitor dan mengelola persalinan. Ini adalah selembar kertas
yang berisi informasi tentang denyut jantung janin, kontraksi uterus, obat-obatan
yang digunakan dan faktor penting lainnya yang dapat membantu menghindari
catatan deskriptif yang luas. Ini adalah perangkat praktis jika digunakan dalam
ruang bersalin yang sibuk dengan banyak kasus, dan tenaga kerja yang terbatas
untuk skrining persalinan abnormal. Dengan penggunaannya, tidak perlu untuk
merekam kejadian persalinan berulang kali. Ini membantu memprediksi
penyimpangan dari kemajuan persalinan normal, dan mendukung intervensi tepat

7

waktu. Hal ini juga membantu untuk memfasilitasi tanggung jawab kepada tenaga
kerja yang membantu persalinan.
3,7
PENELITIAN PATOGRAF
Penelitian dilakukan di Addis Ababa, Ethiopia untuk pengenalan,
pengetahuan dan pemanfaatan partograf pada pemberi pelayanan kebidanan di
lembaga kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa lebih dari setengah (57,3%)
dari pemberi perawatan kebidanan melaporkan penggunaan modifikasi patograf
WHO, untuk memantau persalinan. Penelitian ini, yang dimaksudkan untuk
menjawab apakah iya atau tidak, partograf dapat digunakan untuk memantau ibu
melahirkan dan mencatat melalui review dokumen standar retrospektif, hal ini
bertujuan untuk menilai kegunaan partograf untuk ibu melahirkan di lembaga
kesehatan masyarakat dari Addis Ababa , Ethiopia. Pemahaman ini yang lebih
lengkap dari proses ini akan menjadi penting untuk menginformasikan kebijakan
dan strategi dalam penyediaan layanan perawatan bersalin.

Sebuah tinjauan dokumen retrospektif dilakukan untuk menilai
penyelesaian modifikasi partograf WHO selama persalinan di lembaga kesehatan
masyarakat dari Addis Ababa, Ethiopia. Sebanyak 420 dari modifikasi partograf
WHO digunakan untuk memantau ibu melahirkan dari lima lembaga kesehatan
masyarakat yang memberikan perawatan bersalin. Sebuah daftar terstruktur
digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Data yang terkumpul
dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Distribusi frekuensi, tabulasi
silang dan grafik digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian.

Semua fasilitas yang menggunakan modifikasi partograft WHO,
pembuatan standar partograf adalah sangat rendah. Dari 420 laporan partograf di
semua lima fasilitas kesehatan, denyut jantung janin tercatat menjadi standar yang
disarankan di 129 (30,7%) dari partograf, sementara 138 (32,9%) dari dilatasi
serviks dan 87 (20,70%) kontraksi uterus dicatat dengan standar yang dianjurkan.
Studi ini tidak mendokumentasikan turunnya bagian presentasi di 353 (84%).

8

Moulding di 364 (86,7%) dari laporan partograf tidak tercatat. Dokumentasi
negara minuman keras adalah 113 (26,9%), sementara tekanan darah ibu tercatat
standar hanya 78 (18,6%) dari laporan partograf.

Penelitian ini menunjukkan penyelesaian yang buruk dari modifikasi
partograf WHO selama persalinan di lembaga kesehatan masyarakat dari Addis
Ababa, Ethiopia. Temuan ini mungkin mencerminkan manajemen yang buruk,
penyelesaian persalinan atau kelengkapan instrument yang tidak memadai, dan
menunjukkan perlunya pelatihan ynag berkala bagi tenaga kesehatan untuk
pembuatan partograf yang tepat. Pengawasan suportif rutin, pemberian pedoman
dan kebijakan fasilitas kesehatan wajib juga mendukung upaya kolaboratif untuk
mengurangi kematian ibu dan perinatal. Sebuah penelitian deskriptif berdasarkan
penelaahan dokumen retrospektif digunakan untuk menguji pemakaian modifikasi
partograf WHO selama persalinan di lembaga kesehatan masyarakat dari Addis
Ababa.

Penelitian ini termasuk semua modifikasi partograf WHO dimana
memiliki informasi yang lengkap atau sebagian lengkap dan tidak termasuk
modifikasi partograf WHO yang tidak memiliki informasi yang dicatat pada
mereka (seperti partograf lembar yang hanya ringkasan pengiriman dicatat tetapi
tidak ada bukti tertulis dari dilatasi serviks dan / atau catatan dari ibu yang dirawat
di tahap kedua persalinan). Selain itu, file ibu memiliki informasi yang
menunjukkan persalinan lama, oligohydraminous, kematian janin intrauterin
(IUFD), operasi caesar sebelumnya ditambah malpresentasi, Human
Immunodeficiency Virus (HIV) ditambah sungsang, preeklamsia ditambah fase
laten persalinan dan ceasar elektif dimana tidak termasuk karena penulisan
partograf tidak dianjurkan untuk ibu dengan karakteristik tersebut.

Empat ratus dua puluh modifikasi partograf WHO, yang di pakai untuk
menejemen persalinan di lima fasilitas kesehatan dalam periode penelitian ini
dibuat. Angka kelahiran dari desember 2011 sampai februari 2012 (dokumen

9

laporan perbulan) antara 87 (di pusat kesehatan Lideta) sampai 1660 (di rumah
sakit Gandhi memorial). Tidak terdapat panduan tertulis untuk melengkapi
partograf dalam merekam menejemen persalinan pada persalinan yang
terjadi.
9

Proportions of partographs on which parameters were recorded to standard,
public health institutions of Addis Ababa, December 2011February 2012.
PENGGUNAAN PATOGRAF
World Health Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi partograf
agar lebih sederhana dan lebih mudah digunakan. Fase laten telah dihilangkan,
dan pencatatan partograf telah dimulai dari fase aktif ketika pembukaan serviks 4
cm. partograf harus digunakan untuk :
1. Semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan sampai dengan kelahiran
bayi.
2. Semua tempat pelayanan persalinan
3. Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama
persalina dan kelahiran

Partograf sebaiknya dibuat untuk setiap ibu yang bersalin tanpa
menghiraukan apakah persalinan tersebut normal atau dengan komplikasi.
Kontraindikasi dari partograf adalah tidak boleh digunakan untuk memantau
persalinan yang tidak mungkin berlangsung secara normal seperti; plasenta previa,
panggul sempit, letak lintang, gemeli, dan lain-lain.



10

HALAMAN DEPAN PARTOGRAF
Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang dimulai
pada fase aktif persalinan , dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat
hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan,

termasuk :
Informasi tentang ibu :
Nama, umur
Gravid, para, abortus (keguguran)
Nomor catatan medik/nomor puskesmas
Tanggal dan waktu mulai dirawat
Lengkapi bagian awal partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan dan (tertulis sebagai jam pada partograf) dan
perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu
terjadinya pecah ketuban.
Waktu pecahnya selaput ketuban
Kondisi janin
DJJ (denyut jantung janin) : dengan menggunkan metode seperti yang
diuraikan pada bagina pemeriksaan fisik, nilai dan catat DJJ setiap 30
menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak
pada bagian ini, menunjukan waktu 30 menit. Skala angka disebelah
kolom paling kiri menunjukan DJJ. Catat DJJ dengan member tanda
titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ.
Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik yang lainnya dengan
garis yang tidak terputus. Kisaran normal DJJ antar 180 dan 100 akan
tetapi, penolong harus waspada bila djj dibawah 120 atau diatas 160.

Warna dan adanya air ketuban : nilai air ketuban setiap kali dilakukan
pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban
pecah. Catat temuan-temaun dalam kotak yang sesuai dibawah lajur
DJJ. Gunakan lambing-lamabang berikut.

11

U : ketuban utuh )belum pecah)
J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium.
D : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan darah
K : ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu nmenandakan gawat
janin, jika terdapat mekonium pantau DJJ secara seksama untuk
mengenali tanda-tanda gawat janin.
Molase (penyusupan tulang kepala janin : penyusupan adalah indikator
penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan
bagian keras panggul ibu. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai
penyusupan kepala janin. Catat temuan dikotak yang sesuai dibawah lajur
air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut :
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi
1 : tulang-tulang kepala janin hanya salinag bersentuhan.
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat
dipisahkan
3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.

Kemajuan persalinan : kolom dan lajur kedua parograf adalah untuk
pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0 10 yang tertera ditepi kolom
paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Tiap angka mempunyai lajur
dan kotak yang lain pada lajur diatasnya, menunjukan penambahan dilatasi
sebesar 1 cm skala angka 1 5 juga menunjukan seberapa jauh penurunan
janin. Tiap kotak dibagian ini menyatakan waktu 30 menit.
Pembukaan serviks :
Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan
jika ada tanda-tanda penyulit).
Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin :

12

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih
sering jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian
terbawah atau presentasi janin. Penurunan kepala janin diukur
seberapa jauh dari tepi simfisis pubis. Dibagi menjadi 5 kategori
dengan symbol 5/5 sampai 0/5



Garis waspada dan garis bertindak :
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir
pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju
pembukaan 1 cm per jam. pencatatan selama fase aktif persalinan
harus di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah
kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka
harus dipertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang
diperlukan misalnya : amniotomi, infuse oksitosin atau persiapan-
persiapan rujukan (ke rumah sakit atau puskesmas) yang mampu
menangani penyulit kegawat daruratan obstetrik. Garis bertindak
sejajar ndengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 lajur sisi
kanan. Jika pembukaan serviks berada disebelah kanan garis bertindak,
maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan.
jam dan waktu
waktu mulainya fase aktif persalinan

13

dibagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera
kotak-kotak diberi angka 1 16. Setipa kotak menyatakan waktu satu
jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan :
Dibawah lajur kotak untuk mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak
untuk mencatat waktu actual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak
menyatakan waktu satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak
waktu 30 menit pada lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi
dibawahnya. Saat ibu masuk fase aktif persalinan catatan pembukaan
serviks di garis waspada. Kemudian catatan waktu actual pemeriksaan
ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan
dalam menunjukan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00,
tulislah tanda X digaris waspada yang sesuai dengan angka 6 yang
tertera disisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada
kotak waktu di bawahnya (kotak ketiga dari kiri).
Kontraksi uterus :
Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan
kontraksi per 10 menit disebelah luar jolom paling kiri. Setiap kotak
menunjukan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah
kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan
mengisi angka pada kotak yang sesuai. Sebagai contoh jika ibu mengalami
3 kontraksi dalam satu kali 10 menit, isi 3 kotak.

14


Obat obatan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk
mencatat oksitosin, obat-obatan lainnya, dan cairna I.V.
Oksitosin
jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan I.V dan
dalam satuan tetesan permenit.
Obat obatan lain dan cairan I.V
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan I.V
dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
Kesehatan dan kenyamanan ibu
Bagian terakhir dari pada lembar depan partograf berkaitan dengan
kesehatan dan kenyamanan ibu.
Nadi, tekanan darah dan temperature tubuh.
- Nilai dan catat nadi tiap 30 menit
- Nilai tekanan darah tiap 4 jam
- Nilai dan catat temperature tubuh ibu tiap 2 jam.

15

Volume urin, protein atau aseton
Ukur dan catat setiap hasil produksi urin ibu sedikitnya setiap dua jam
(setiap kali ibu berkemih). Jika memungkinkan saat ibu berkemih,
lakukan pemeriksaan adanya aseton atau protein dalam urin

Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan, dan keputusan klinik disisi
luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan
persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan
persalinan.

Jumlah cairan peroral yang diberikan
Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur
Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya
Persiapan sebelum melakukan rujukan
Upaya rujukan
4,5,6


LEMBAR BELAKANG PARTOGRAF
Halaman belakang partograf, merupakan bagian untuk mencatat hal-hal
yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang
dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV (termaksud bayi baru lahir).
Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Nilai dan catatkan
asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala
IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah jadinya penyulit dan
membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV (mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain itu catatan persalinan (yang sudah
diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai/memantau
sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan persalinan yang bersih dan aman.


16

Catatan persalinan adalah terdiri atas unsur unsur berikut :
Data dasar
Data dasar terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat
tempat persalianan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan
pendamping pada saat merujuk. Isi data pada tiap tempat yang telah
disediakan tatu dengan cara memberi tanda pada kotak disamping jawaban
yang sesuai dan untuk pertanyaan no. 8 jawaban bias lebih dari satu.
Kala I
Kala I terdiri atas pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati
garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaan tersebut.
Untuk pertanyaan no.9 lingkari jawaban yang sesuai. Pertanyaan lainnya
diisi jika terdapat masalah lainnya dalam persalinan.
Kala II
Kala II terdiri atas episiotomy persalinan, gawat janin, distosisa bahu,
masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda check list
pada kotka samping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no.13 jika
jawaban ya tulis indikasinya. Untuk pertanyaan no.14, jawaban bias lebih
dari satu, sedangkan untuk masalah lain hanya diisi apabila terdapat
masalah lain pada kala II.
Kala III
Kala III terdiri atas lama kala III, pemberian oksitosisn, penegangan tali
pusat terkendali, peminjatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak
lahir > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah
penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang
disediakan dan diberi tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai.
Untuk no. 25, 26, dan 28 lingkari jawaban yang benar.
Bayi baru lahir
Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang badan, jenis
kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah
penyerta, tatalaksana terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang
disediakan serta beri tanda pada kotak yang disamping jawaban yang

17

sesuai. Untuk pertanyaan no. 36 dan 37 lingkari jawaban yang sesuai
sedangkan no. 38 jawaban bias lebih dari satu.
Kala IV
Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi
uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan pada kal IV ini
sangat penting terutama untuk menilai apakah terdapat resiko atau terjadi
perdarahan pasca persalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan
setiap[ 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30
menit pada satu jam berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil
pemeriksaan dan jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat
yang telah disediakan. Bagian yang digelapkan tidak usah diisi.
4,5,6

You might also like