You are on page 1of 8

SAMPAH DAN LIMBAH RUMAH SAKIT

secara umum sampah dan limbah rumah sakit di bagi menjadi dua kelompok
besar yaitu; (1) Sampah klinis, Yang di sebut sampah / klinis adalah sampah yang
dihasilkan rumah sakit dari kegiatan pelayanan medik termasuk laboraturium dan
farmasi.(contoh)Sisa benda tajam, cairan infeksius,jaringan tubuh, buangan farmasi,
buangan laboraturium,buangan radio aktif.
(!) Sampah / limbah non klonis, yang trmasuk sampah / limbah non klinis adalah
sampah yang umumnya berasal dari kegiatan kantor, dapur, cuci, mesin, dan buangan
kamar mandi.. jika di tinjau dari "ujud sampah/limbah yang dihasilkan rumah sakit
dapat berupa bahan padat,cair dan gas. 1. Sampah / limbah padat dapat berasal dari
sejenis sampah/limbah klinis seperti sisa benda tajam,sisa jaringan tubuh,dan lain#
lain.serta dapat juga berasal dari sampah / limbah non klinis seperti dari kegiatan
kantor,dapur dan lain sebagainya. !. sampah / limbah cair dapat berasal dari sejenis
sampah / limbah klinis seperti cairan infeksius,cairan jaringan tubuh,cairan buangan
farmasi,buangan laboraturium dan lainnya serata dapat juga bersal dari kegiatan
pencucian dapur dan lainnya.$.Sampah / limbah gas, merupakan ha sil buangan dari
peralatan medis,pembakaran dan lainnya baik dari kegiatan klinis maupun kegiatan non
klinis,
%umah sakit sebagai "ahana &roses pelayanan 'esehatan akan memberikan keluaran
berupa kesembuhanpasien sebagai produk utama dan limbah sebagai produk
sampigan,limbah yang di produk oleh rumah sakit relati( ber(ariasi sesuai dengan
keragaman pelayanan yang dilakukan.
jika di bandingkan dengan institusi lain mungkin jenis samoah dan limbah rumah sakit
adalah yang terkomplit,tempat yang paling banyak di kunjungi oleh masyarakat ketika
sakit ini mengeluarkan berbagai jenis sampah dan limbah, )ak ini terkait dengan
kegiatan rumah sakit yang melayani masyarakat mulai dari mndiagnosa dan mengobati
penyakit,mera"at dan merehabilitasi untuk sehat kembali,bahkan juga menangani
pasien yang meninggal dunia,selain itu kegiatan administrasi dan kegiatan penunjang
juga akan menambah jumlah sampah dan limbah yang akan dihasilkan.
&engaruh *imbah %umah Sakit +erhadap 'esehatan
BAHAYA LIMBAH RUMAH SAKIT TERHADAP
KESEHATAN
SAMPAH dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah
yangdihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan
penunjanglainnya.Secaraumum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam
dua kelompok besar, yaitu sampah
atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair. ,entuk limbah klinis
bermacam#macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut -
*imbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam,
sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti
jarum hipodermik, perlengkapan intra(ena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau
bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan
cedera melalui sobekan atau tusukan. ,enda#benda tajam yang terbuang mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau
radio aktif.
*imbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut- *imbah yang
berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (pera"atan
intensif). *imbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi
dari poliklinik dan ruang pera"atan/isolasi penyakit menular. *imbah jaringan
tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya
dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi. *imbah sitotoksik adalah bahan
yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama
peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.*imbah farmasi ini
dapat berasal dari obat#obat kadalu"arsa, obat#obat yang terbuang karena batch
yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat# obat
yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat#obat yang tidak
lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama
produksi obat# obatan. *imbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari
penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, (eterinari, laboratorium, proses
sterilisasi, dan riset. *imbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi
dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio
nukleida.
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga
menghasilkan sampah non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah
non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan
(berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan;
sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan
lain#lain). *imbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik
tertentu baik fisik, kimia dan biologi. *imbah rumah sakit bisa mengandung
bermacam#macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat
pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada
(laboratorium, klinik dll). +entu saja dari jenis#jenis mikroorganisme tersebut
ada yang bersifat patogen. *imbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan
mengandung bahan#bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat
ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti ,./, 0./, ++S, p),
mikrobiologik, dan lain#lain.
)asil penelitian yang dilakukan oleh ,adan %iset 1ni(ersitas 2ndonesia
+ahun !334 pengolahan limbah rumah sakit di 2ndonesia menunjukan hanya 5$,67
rumah sakit yang melaksanakan pengelolaan limbah cair dan dari rumah sakit yang
mengelola limbah tersebut 51,17 melakukan dengan instalasi 2&8* (2nstalasi
&engolahan 8ir *imbah) dan septic tanc tank (tangki septik). &emeriksaan
kualitas limbah hanya dilakukan oleh 54,57 rumah sakit dan dari rumah sakit
yang melakukan pemeriksaan tersebut sebagian besar telah melakukan pemeriksaan
tersebut sebagian besar telah memenuhi syarat baku mutu 9$7.
8da beberapa kelompok masyarakat yang mempunyai resiko untuk mendapat
gangguan karena buangan rumah sakit. &ertama, pasien yang datang ke %umah Sakit
untuk memperoleh pertolongan pengobatan dan pera"atan %umah Sakit. 'elompok ini
merupakan kelompok yang paling rentan 'edua, karya"an %umah sakit dalam
melaksanakan tugas sehari#harinya selalu kontak dengan orang sakit yang
merupakan sumber agen penyakit. 'etiga, pengunjung / pengantar orang sakit yang
berkunjung ke rumah sakit, resiko terkena gangguan kesehatan akan semakin
besar. 'eempat, masyarakat yang bermukim di sekitar %umah Sakit, lebih#lebih
lagi bila %umah sakit membuang hasil buangan %umah Sakit tidak sebagaimana
mestinya ke lingkungan sekitarnya. 8kibatnya adalah mutu lingkungan menjadi
turun kualitasnya, dengan akibat lanjutannya adalah menurunnya derajat
kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut. .leh karena itu, rumah sakit "ajib
melaksanakan pengelolaan buangan rumah sakit yang baik dan benar dengan
melaksanakan kegiatan Sanitasi %umah Sakit.
:elihat karakteristik dan dampak#dampak yang dapat ditimbulkan oleh
buangan/limbah rumah sakit seperti tersebut diatas, maka konsep pengelolaan
lingkungan sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen didalamnya
yang dikenal sebagai Sistem :anajemen *ingkungan (;n(ironmental :anagemen
System) dan diadopsi 2nternasional .rgani<ation for Standar (2S.) sebagai salah
satu sertifikasi internasioanal di bidang pengelolaan lingkunan dengan nomor
seri 2S. 16331 perlu diterapkan di dalam Sistem :anajemen *ingkungan %umah
Sakit. /engan pendekatan sistem tersebut, pengelolaan lingkungan itu sendiri
adalah suatu usaha untuk meningkatkan kualitas dengan menghasilkan limbah yang
ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat sekitar.
'eterlibatan pemerintah yang memiliki badan yang menangani dampak
lingkungan, pihak manajemen puncak rumah sakit dan lembaga kemasyarakatan
merupakan kunci keberhasilan untuk melindungi masyarakat dari dampak buangan
berbagai jenis sampah/limabah yang dihasilkan oleh rumah sakit sangat berpotensi
untuk menyebabkan gangguan dalam kehidupan dan kesehatan manusia serta
lingkungannya,dan dampak negatif yang dapat terjadi bila sampah rumah sakit tidak di
tangani secara baik dan benar dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan#
gangguan antara lain;infeksi silang ( =osokomial ) dapat terjadi pada pengguna rumah
sakit yaitu pasien,pengunjung,dan karya"an
> gangguan kesehatan dan keselamatan kerja,terutama bagi karya"an rumah sakit bila
tidak di lengkapi dengan sistem proteksi yang tepat
> gangguan estetika dan kenyamanan berupa bau,serat kesan kotor yang dapat
memberikan efek psikologis bagi pengguna rumah sakit
> pencemaran lingkungan,melalui sampah/limbah yang di buang baik internal maupun
e?ternal
> kerusakan bangunan dapat disebab oleh kimia yang terlarut
> gangguan kerusakan tanaman dan binatang hidup di sebabkan oleh buangan bahan
kimia dan bahan infeksius
> gangguan terhadap kesehatan manusia disebabkan oleh (irus/bakteri bahan kimia
dan gas
> gangguan terhadap genetik dan reproduksi manusia dapat disebabkan oleh bahan
kimia, senya"a radio aktif dan lainnya
> dapat terjadi kerusakan ekosistem yang lebih luas dan berskala besa.
$4 persen. (=#6)
Limbah rumah sakit belumdikelola de!a baik
*imbah rumah sakit, khususnya limbah medis yang infeksius, belum
dikelola dengan baik. Sebagian besar pengelolaan limbah infeksius disamakan
dengan limbah medis noninfeksius. Selain itu, kerap bercampur limbah medis
dan nonmedis. &ercampuran tersebut justru memperbesar permasalahan limbah
medis.
'epala &usat Sumberdaya :anusia dan *ingkungan 1ni(ersitas 2ndonesia /r
Setyo Sar"anto /;8 mengutarakan hal itu kepada &embaruan, 'amis pekan
lalu, di @akarta. 2a mengatakan, rata#rata pengelolaan limbah medis di rumah
sakit belum dilakukan dengan benar. *imbah medis memerlukan pengelolaan
khusus yang berbeda dengan limbah nonmedis. Yang termasuk limbah medis
adalah limbah infeksius, limbah radiologi, limbah sitotoksis, dan limbah
laboratorium.
*imbah infeksius misalnya jaringan tubuh yang terinfeksi kuman. *imbah jenis itu
seharusnya dibakar, bukan dikubur, apalagi dibuang ke septic tank. &asalnya,
tangki pembuangan seperti itu di 2ndonesia sebagian besar tidak memenuhi
syarat sebagai tempat pembuangan limbah. 2ronisnya, malah sebagian besar
limbah rumah sakit dibuang ke tangki pembuang#an seperti itu.
Septic tank yang benar, ujar Setyo, terdiri atas dua bidang. &ertama, sebagai
penampung, dan kedua sebagai tempat penguraian limbah. Setelah limbah
terurai, disalurkan melalui pipa ke tanah yang di dalamnya berisi pasir dan kerikil.
+ujuannya agar aman terhadap lingkungan.
'enyataannya, banyak tangki pembuangan sebagai tempat pembuangan limbah
yang tidak memenuhi syarat. 2)al itu akan menyebabkan pencemaran,
khususnya pada air tanah yang banyak dipergunakan masyarakat untuk
kebutuhan sehari#hari. Setyo menyebutkan, buruknya pengelolaan limbah rumah
sakit karena pengelolaan limbah belum menjadi syarat akreditasi rumah sakit.
Sedangkan peraturan proses pembungkusan limbah padat yang diterbitkan
/epartemen 'esehatan pada 1AA! pun sebagian besar tidak dijalankan dengan
benar.
,ercampur
,erdasarkan peraturan itu, limbah nonmedis dibungkus dengan plastik ber"arna
hitam, sementara limbah medis dibungkus dengan plastik ber"arna seperti
kuning, merah. +etapi, karena harga plastik pun mahal, sudah tidak ada lagi
pembedaan kemasan limbah rumah sakit, sehingga limbah medis pun
bercampur dengan limbah nonmedis. *imbah nonmedis diperlakukan sama
dengan limbah padat lainnya. 8rtinya, dikelola /inas 'esehatan dan dibuang ke
tempat pembuangan akhir (+&8) sampah seperti di ,antar Bebang ,ekasi.
C&ercampuran limbah itu membuat sering ditemukan limbah medis di +&8,
seperti botol infus, jarum suntik. ,agi pemulung plastik limbah medis, itu
dianggap bisa didaur ulang, sehingga mereka mengumpulkan alat suntik itu.
Sedangkan he"an di sekitar itu, misalnya kucing memakan limbah medis yang
mengandung berbagai kuman yang akan berisiko pada manusia bila kucing
tersebut menggigit. 2tu membuat masalah limbah medis semakin besar,C
katanya. 2a menjelaskan, untuk limbah medis yang infeksius, berupa cairan,
seharusnya dibakar dengan insinerator yang benar. 8rtinya, insinerator
menggunakan suhu lebih dari 1.!33 derajat 0elsius, dan dilengkapi dengan
pengisap pencemar/gas berbahaya yang muncul dari hasil pembakaran.
8bu dari hasil pembakaran distabilkan agar unsur logam dalam bentuk partikel
yang terdapat pada abu tidak menjadi bahan toksik/karsinogen. /engan
perkataan lain, limbah infeksius diberlakukan sebagai limbah bahahan
berbahaya (,$). 2a mencontohkan, tumor yang sudah diangkat dari pasien
hendaknya dibakar dengan insinerator.
C,ukan dibakar dengan pembakaran biasa,C ia menegaskan. +etapi, pengelolaan
abu dari pembakaran insinerator baru dapat dilakukan satu perusahaan s"asta
yang berlokasi di 0ileungsi. 'ondisi itu membuat permasalahan pengelolaan
limbah medis infeksius di daerah. 1ntuk limbah radiologi, ujarnya, dilakukan oleh
,adan +enaga 8tom =asional (,atan). Setyo juga menjelaskan, dari sekitar 134
rumah sakit di @akarta, baru sekitar 13 rumah sakit yang mempunyai insinerator,
dan itu pun tidak semuanya insinerator yang benar.
.rganisasi 'esehatan /unia (D).) bersama /epartemen 'esehatan pada
1AA4 pernah melakukan sur(ei pengelolaan limbah di EE rumah sakit di luar 'ota
@akarta. ,erdasarkan kriteria D)., pengelolaan limbah rumah sakit yang baik
bila persentase limbah medis 15 persen. +etapi, di 2ndonesia mencapai !$,$
persen. Sur(ei juga menemukan rumah sakit yang memisahkan limbah E3,4
persen, melakukan pe"adahan !3,5 persen, pengangkutan 4!,4 persen*2:,8)
%1:8) S8'2+
*imbah domestik biasanya berupa kertas, karton, plastik, gelas, metal, dan
sampah dapur. )anya 1A7 limbah domestik yang telah diolah dan dimanfaatkan
kembali, sisanya limbah domestik dari rumah sakit masuk ke tempat pembuangan akhir
(+&8). *imbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini mengingat
limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan beracun. Sebagian
limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi termasuk
kategori infeksius. *imbah medis berbahaya yang berupa limbah kimia"i, limbah
farmasi, logam berat, limbah genoto?ic dan "adah bertekanan masih banyak yang
belum dikelola dengan baik. Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa
menjadi sumber penyebaran penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung
ataupun masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit. *imbah infeksius biasanya
berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban, biakan kultur, bahan atau
perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular atau media lainnya yang
diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. &engelolaan lingkungan yang tidak tepat
akan beresiko terhadap penularan penyakit. ,eberapa resiko kesehatan yang mungkin
ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara lain- penyakit menular (hepatitis,diare,
campak, 82/S, influen<a), bahaya radiasi (kanker, kelainan organ genetik) dan resiko
bahaya kimia.

&enaganan limbah medis sudah sangat mendesak dan menjadi perhatian 2nternasional.
2su ini telah menjadi agenda pertemuan internasional yang penting. &ada tanggal E
8gustus !334 telah dilakukan pertemuan High Level Meeting on Environmental and
Health South-East and East-Asian Countries di ,angkok. /imana salah satu hasil
pertemuan a"al Thematic Working Group (TWG on Solid and Ha!ardous Waste yang
akan menindaklanjuti tentang penanganan limbah yang terkait dengan limbah domestik
dan limbah medis. Selanjutnya pada tanggal !E#!A &ebruari !33E dilakukan pertemuan
pertama (TWG on Solid and Ha!ardous Waste di Singapura membahas tentang
pengelolaan limbah medis dan domestic di masing masing negara.

&ada saat ini masih banyak rumah sakit yang kurang memberikan perhatian yang serius
terhadap pengelolaan limbahnya. &engelolaan limbah masih terpinggirkan dari
pihak manajemen %S. )al ini terlihat dalam struktur organisasi %S, di(isi lingkungan
masih terselubung di ba"ah bag. 1mum. &emahaman ataupun pengetahuan pihak
pengelola lingkungan tentang peraturan dan peryaratan dalam pengelolaan limbah
medis masih dirasa minim. :asih banyak yang belum mengetahui tatacara dan
ke"ajiban pengelolaan limbah medis baik dalam hal penyimpanan limbah, incinerasi
limbah maupun pemahaman tentang limbah ,$ sendiri masih terbatas.
. Sedangkan pengelolaan limbah dengan insinerator untuk limbah infeksius 9! persen,
limbah toksik 51,1 persen, limbah radioaktif di ,atan S8:&8) F *2:,8) %1:8)
S8'2+
"roduk Kreati# Dari Limbah Rumah Sakit Buat
Aak$Aak Teta"i Me!adu! Maut
,elum lama ini, sebuah tele(isi s"asta melaporkan adanya mainan anak#anak
terbuat dari limbah medis rumah sakit. :ainan itu berasal dari jarum suntik, alat infus,
pipet, dan alat cuci darah.
,ahan limbah medis %S ini dibuang begitu saja, lalu dipungut pemulung, dicuci,
dibungkus, dan dijual di sebuah sekolah dasar. 8nak#anak pun banyak yang membeli
dan menggunakannya untuk bermain, tanpa memahami bahaya mengancam dirinya.
8tas kejadian itu, terlihat betapa sembrononya sebuah %S1/ di daerah @a"a ,arat
yang membuang limbahnya tanpa diproses atau dihancurkan.
/apat dipastikan, dengan tidak diprosesnya limbah medis itu, kuman atau bibit penyakit
yang menempel dan bersarang akan tetap hidup, yang selanjutnya menularkan kepada
anak. 8pabila anak#anak ini terkontaminasi lalu terjangkit penyakit )2G atau hepatitis
melalui limbah medis, dalam puluhan tahun diasumsikan kualitas S/: remaja 2ndonesia
menurun, belum lagi pengobatannya yang mahal
,ibit penyakit berupa kuman, (irus )2G, dan (irus hepatitis bila strain ganas bukan lagi
menyebabkan kualitas S/: menurun, bahkan menyebabkan maut.
Limbah medis
*imbah merupakan sisa usaha atau kegiatan. 8da beberapa konsep dalam
mengelola limbah, yaitu mereduksi limbah, meminimalisasi limbah melalui reduksi
sumbernya, produksi bersih, dan teknologi bersih.
'egiatan pelayanan %S selain meningkatkan derajat kesehatan, juga menghasilkan
limbah medis. *imbah medis ini mengandung kuman patogen, (irus, <at kimia beracun,
dan <at radioaktif yang membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan.
*imbah medis dapat berupa benda tajam, seperti jarum suntik atau perlengkapan infus.
8da juga limbah infeksius yang berkaitan dengan penyakit menular dan limbah
laboratorium yang terkait pemeriksaan mikrobiologi. *imbah jaringan tubuh meliputi
organ anggota badan, darah, dan cairan tubuh yang dihasilkan saat pembedahan.
*imbah ini dikategorikan berbahaya dan mengakibatkan risiko tinggi infeksi.
'eberagaman limbah memerlukan penanganan yang baik sebelum limbah dibuang.
Sayang sebagian besar pengelolaan limbah medis (medical "aste) %S masih di ba"ah
standar lingkungan karena umumnya dibuang ke tempat pembuangan akhir (+&8)
sampah dengan sistem open dumping atau dibuang di sembarang tempat. &adahal,
limbah medis seharusnya dibakar menjadi abu di insinerator bersuhu minimal 1.!33#
1.933 derajat celsius.
Miimalisasi limbah
,ila pengelolaan limbah tak dilaksanakan secara saniter, akan menyebabkan
gangguan bagi masyarakat di sekitar %S dan pengguna limbah medis. 8gen penyakit
limbah %S memasuki manusia (host) melalui air, udara, makanan, alat, atau benda.
8gen penyakit bisa ditularkan pada masyarakat sekitar, pemakai limbah medis, dan
pengantar orang sakit.
,erbagai cara dilakukan %S untuk mengolah limbahnya. +ahap penanganan limbah
adalah pe"adahan, pengumpulan, pemindahan pada transfer depo, pengangkutan,
pemilahan, pemotongan, pengolahan, dan pembuangan akhir. &embuangan akhir ini
bisa berupa sanitary fill, secured landfill, dan open dumping.
:encegah limbah %S memasuki lingkungan dimaksudkan untuk mengurangi
keterpajanan (e?posure) masyarakat. +indakan ini bisa mencegah bahaya dan risiko
infeksi pengguna limbah. +indakan pencegahan lain yang mudah, jangan mencampur
limbah secara bersama. 1ntuk itu tiap %S harus berhati#hati dalam membuang limbah
medis.
8spek pengelolaan limbah telah berkembang pesat seiring lajunya pembangunan.
'onsep lama yang lebih menekankan pengelolaan limbah setelah terjadinya limbah
(end#of#pipe approach) memba"a konsekuensi ekonomi biaya tinggi.
'ini telah berkembang pemikiran pengelolaan limbah dikenal sebagai Sistem
:anajemen *ingkungan. /engan pendekatan sistem itu, tak hanya cara mengelola
limbah sebagai by product (output), tetapi juga meminimalisasi limbah. &engelolaan
limbah %S ini mengacu &eraturan :enkes =o AE9/:enkes/&er/H2/ 1AA! dan 'eputusan
/irjen &!: &*& =o )'.33.39.9.66,tentang petunjuk teknis &enyehatan *ingkungan
%umah Sakit.
2ntinya penyelamatan anak harus di nomorsatukan, kontaminasi agen harus dicegah,
limbah yang dibuang harus tak berbahaya, tak infeksius, dan merupakan limbah yang
tidak dapat digunakan kembali
%umah sakit sebagai bagian lingkungan yang menyatu dengan masyarakat harus
menerapkan prinsip ini demi menjamin keamanan limbah medis yang dihasilkan dan tak
melahirkan masalah baru bagi kesehatan di 2ndonesia.

You might also like