You are on page 1of 6

BIOKIMIA II

METABOLISME LIPID




NAMA : NILUH KOMANG TRI A
NIM : 0812100607
KELAS : B/ GENAP
DOSEN PEMBIMBING : Dr. rer. Nat, Mardiyanto, M,si, Apt



PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
METABOLISME LIPID

Proses Metabolisme Lipid (Lemak)- Lipid (lemak) terdapat dalam semua bagian tubuh
manusia terutama dalam otak. Lipid (lemak) mempunyai peran yang sangat penting dalam proses
metabolisme secara umum.
Ada beberapa peranan biologi dari lipid yang bermanfaat diantaranya sebagai berikut : 1.
Sebagai salah satu proses komponen dalam pengaturan dari suatu struktur membran. 2. Sebagai salah
satu komponen dari bentuk lapisan pelindung pada beberapa jasad. 3. Sebagai salah satu komponen
dalam proses bentuk dari sebuah energi cadangan. 4. Sebagai suatu komponen permukaan sel yang
berperan dalam proses kekebalan jaringan. 5. Sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui
membran.
Lipid yang terdapat sebagai bagian dari makanan hewan merupakan campuran lipid yang sederhana
(terpena dan steorida) dan yang kompleks (triasilgliserol, fosfolipid, sfingolipid, dan lilin) berasal dari
tanaman maupun jaringan hewan. Dalam mulut dan lambung, lipid tadi belum mengalami pemecahan
yang berarti. Setelah berada dalam intestine atau diusus, lipid kompleks terutama triasilgliserolnya
dihidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan sisa.
Enzim lipase diaktifkan oleh hormon epineprin. Enzim ini dibantu oleh garam asam empedu
(terutama asam kholat dan taurokholat) yang disekresikan oleh hati. Fungsi garam tersebut ialah
mengemulsi makanan berlemak sehingga terbentuklah emulsi partikel lipid yang sangat kecil. Oleh
karena itu, permukaan lipid menjadi lebih besar dan lebih mudah dihirolisis oleh lipase. Enzim ini
tidak peka terhadap larutan lemak sempurna. Reaksi hidrolisisnya berlangsung sebagai berikut.

Berdasarkan reaksi tersebut dapat diketahui bahwa lipase pankreas hanya bisa menghidrolisis
ikatan ester pada atom C nomor 1 dan 3 yang hasilnya asam lemak bebas dan monoasil gliserol.
Dengan bantuan misel-misel garam empedu maka asam lemak bebas, monoasil gliserol, kolesterol,
dan vitamin membentuk sebuah kompleks yang kemudian menempel (diabsorpsi) pada permukaan sel
mukosal. Senyawa-senyawa tersebut selanjutnya menembus membran sel mukosal dan masuk ke
dalamnya. Misel misel garam empedu melepaskan diri dan meninggalkan permukaan sel mukosal.
Dalam sel mukosal, asam lemak bebas monoasil gliserol disintesis kembali menjadi triasil
gliserol yang setelah bergabung dengan albumin, kolesterol, dan lain-lain membentuk siklomikron.
Siklomikron tersebut pada akhirnya masuk ke dalam darah, kemudian sampai ke hati dan jaringan lain
yang memerlukannya. Sebelum masuk ke dalam sel, triasil gliserol dipecah dulu menjadi asam lemak
bebas dan gliserol oleh lipoprotein lipase. Katabolisme adalah proses penguraian dan pembebasan dari
zat-zat organik. Asam lemak adalah suatu senyawa yang terdiri atas panjang hidrokarbon dan gugus
karboksilat yang terikat pada ujungnya.
Pencernaan lipid terdiri dari tahap utama seperti penyerapan, emulsification lemak,
pencernaan lemak, metabolisme lemak, dan degradasi. Penyerapan lipid, asam lemak rantai pendek
(sampai 12 karbon) diserap langsung. Trigliserida dan diet lemak larut dalam air dan dengan demikian
penyerapan mereka sulit. Untuk mencapai hal ini, lemak makanan ini dipecah menjadi partikel kecil
yang meningkatkan daerah yang terkena untuk cepat serangan oleh enzim pencernaan.
Diet lemak menjalani emulsification yang mengarah pada pembebasan asam lemak. Ini
disebabkan oleh sederhana hidrolisis ikatan ester dalam trigliserida. Lemak dipecah menjadi partikel
kecil oleh tindakan deterjen dan pencampuran mekanis. Tindakan deterjen dilakukan oleh cairan
pencernaan, tetapi terutama oleh dicerna sebagian lemak (asam lemak sabun dan monacylglycerols)
dan empedu garam.
Garam empedu seperti asam cholic mengandung sisi yang hidrofobik (penolak air) sedangkan
air hydrophillic. Hal ini memungkinkan untuk membubarkan antarmuka minyak-air, dengan
permukaan hidrofobik kontak dengan lipid untuk diserap dan permukaan hidrofilik dalam media
berair. Ini disebut tindakan deterjen dan ini emulsifies lemak dan menghasilkan campuran micelles.
Campuran Micelles berfungsi sebagai kendaraan untuk kurang larut dalam air lipid dari makanan dan
juga untuk kolesterol, larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K.
Setelah emulsification lemak dihidrolisis atau rusak oleh enzim yang disekresi oleh pankreas.
Enzim paling penting yang terlibat adalah lipase pankreas. Sementara itu, Asam lemak rantai pendek
memasukkan sirkulasi langsung tetapi kebanyakan asam lemak reesterified dengan gliserol dalam
usus untuk bentuk trigliserida yang masuk ke dalam darah sebagai partikel-partikel lipoprotein yang
disebut chylomicrons.
Lipoprotein lipase bertindak pada chylomicrons ini untuk bentuk asam lemak. Ini mungkin
akan disimpan sebagai lemak dalam jaringan adiposa, digunakan untuk energi dalam jaringan apapun
dengan mitokondria menggunakan oksigen reesterified untuk trigliserida dalam hati dan diekspor
sebagai lipoprotein yang disebut VLDL (sangat low density lipoprotein). VLDL memiliki hasil yang
sama sebagai chylomicrons dan akhirnya dikonversi menjadi LDL (low density lipoprotein). Insulin
mensimulasikan lipoprotein lipase. Selama kelaparan untuk jangka waktu panjang asam lemak juga
dapat dikonversi ke keton di hati. Keton ini dapat digunakan sebagai sumber energi oleh sebagian
besar sel-sel yang memiliki mitokondria.
Asam lemak dipecah oleh oksidasi Beta. Hal ini terjadi dalam mitokondria dan/atau
peroxisomes untuk menghasilkan asetil-KoA. Proses ini merupakan kebalikan kepada sintesis asam
lemak: fragmen dua karbon akan dihapus dari akhir carboxyl asam. Hal ini terjadi setelah
dehydrogenation, hidrasi, dan oksidasi beta-keto asam. Asetil-KoA kemudian mengkonversi ke ATP,
CO
2
, dan H
2
O menggunakan siklus asam sitrat dan melepaskan energi dari 106 ATP. Asam lemak tak
jenuh memerlukan langkah-langkah tambahan enzim untuk degradasi.
Asam lemak mempunyai dua peranan fisiologi yang penting, yaitu seperti :
1. Pembentuk fosfolipid dan glikolipid yang merupakan molekul amfipotik sebagai membrane.
2. Proses metabolisme lemak sebagai komponen bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh hewan,
dimulai dengan proses pencernaannya di dalam usus oleh enzim. Asam lemak bersenyawa kembali
dengan gliserol membentuk lemak yang kemudian diangkut oleh pembuluh getah bening. Selanjutnya,
lemak disimpan di jaringan adiposa (jaringan lemak). Jika dibutuhkan, lemak akan diangkut ke hati
dalam bentuk lesitin yang dihidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol
diaktifkan oleh ATP menjadi gliserol fosfat dan akhirnya mengalami oksidasi, seperti glukosa. Rantai
karbon asam lemak diolah di dalam mitokondria sehingga dihasilkan asetil koenzim yang selanjutnya
dapat masuk ke dalam Siklus Krebs.
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan
gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami
esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi
jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak
dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan.
Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari
jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika
kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak
dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk
steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan
keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan
keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik.
Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.

I khtisar metabolisme lipid
Adapun kasus yang terjadi terhadap metabolism lipid yakni salah satunya kasus mengenai
penyakit dislipidemia. Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai peningkatan
kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida serta penurunan kolesterol HDL di dalam darah. Dimana
untuk menilai apakah kadar kolesterol seseorang tinggi atau rendah semuanya mengacu pada
pedoman umum yang telah disepakati dan digunakan di seluruh dunia yaitu pedoman dari NCEP ATP
III (National cholesterol Education Program, Adult Panel Treatment III) yang antara lain
menetapkan bahwa: Total Kolesterol dalam nilai normal < 200 mg/dl, LDL Kolestero dalam nilai
optimal < 100 mg/dl, HDL Kolesterol dalam nilai normal < 40 mg/dl, serta Trigliserida dalam nilai
normal < 150 mg/dl. Pada pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam menegakkan
diagnosa. Parameter yang diperiksa yaitu kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan
trigliserid.
Wiliam Hartman secara cermat diinformasikan oleh dokternya setelah selamat dari serangan
jantung. Dimana sebelum dipulangkan dari rumah sakit, setelah puasa 14 jam, kadar triasilgliserol
serumnya adalan 149 mg/dL, kadar kolesterol HDL 32 mg/dl. Kadar kolesterol total serumnya
meningkat yaitu 420 mg/dl. Dari nilai ini, kadar kolesterol LDL dihitung adalah 356 mg/dl. Kedua
Kolesterol
Aseto asetat
hidroksi butirat Aseton
Steroid
Steroidogenesis
Kolesterogenesis
Ketogenesis
Diet
Lipid
Karbohidrat
Protein
Asam lemak
Trigliserida
Asetil-KoA
Esterifikasi Lipolisis
Lipogenesis Oksidasi beta

Siklus asam
sitrat
ATP
CO2

H2O

+ ATP
Gliserol
adik laki-laki Tuan Hartman memiliki kadar kolesterol yang sangat tinggi dan keduanya pernah
mengalami serangan jantung pada usia pertengahan 40.
Diketahui :
Kadar triasilgliserol serumnya adalan 149 mg/dl (normal).
Kadar kolesterol HDL 32 mg/dl (normal).
Kadar kolesterol total serumnya meningkat yaitu 420 mg/dl (abnormal).
Kadar kolesterol LDL dihitung adalah 356 mg/dl (abnormal).
Dari keterangan ini ditegakkan diagnosis bahwa penyakit ini tergolong dalam dislipidemia
dimana terjadi peningkatan kolesterol total serum dan peningkatan kolesterol LDL yang sering
disebut hiperkolesterolemia. Lebih dispesifikan lagi, tergolong dalam hiperkolesterolimia familiar tipe
IIA yang disebabkan oleh defek genetik pada gen yang mengkode reseptor LDL. Akibat defek
kolesterol ini, LDL tidak mudah diserap oleh sel dan konsentrasinya dalam darah meningkat. Partikel
LDL memiliki presentase kolesterol dan ester kolesterol yang tinggi, lebih dari lipoprotein darah
lainnya. Namun kadar triasilgliserol LDL rendah karena LDL dibentuk melalui digesti triasilgliserol
pada VLDL dan IDL. Dengan demikian pengidap hiperpoliproteinemia tipe IIA memiliki kadar
kolesterol yang sangat tinggi tetapi kadar triasilgliserolnya mungkin berada dalam atau dekat dengan
rentang normal.
Selain terapi diet untuk menurunkan kadar kolesterol darahnya William Hartman diberi
pravastatin, suatu inhibitor HMG-KoA reduktase menurunkan kecepatan pembentukan sintesis
kolesterol di dalam sel. Sewaktu kadar kolesterol intrasel berkurang, sintesis reseptor LDL meningkat.
Sewaktu jumlah reseptor meningkat di permukaan sel, penyerapan LDL meningkat. Akibatnya kadar
kolesterol LDL dalam darah berkurang.
Pemeriksaan yang dilakukan :
Metode enzimatis kolorimetri (GPO-PAP), sebelum dilakukan pemeriksaan biasanya penderita
disuruh berpuasa 10 sampai 12 jam sebelumnya. Dengan metode ini trigliserida akan dihidrolisa
secara enzimatis menjadi gliserol dan asam bebas.
Kolesterol serum darah secara normal berkisar dari 100 250 mg/100 ml. Rata-rata jumlah
kolesterol dalam serum darah adalah 200 mg/100 ml, pada usia 25 tahun yang lebih lanjut meningkat
secara perlahan dengan meningkatnya usia sampai usia 40 50 tahun.Wanita umumnya menunjukkan
kadar kolesterol yang lebih rendah dari pada pria sampai dicapai saat menopause.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kasus Wiliam Hartman dapat diketahui bahwa
penderita menderita penyakit dislipidemia pada bagian hiperkolesterolemia. Untuk menilai apakah
kadar kolesterol seseorang tinggi atau rendah, semuanya harus mengacu pada pedoman umum yang
telah disepakati dan digunakan diseluruh dunia yaitu pedoman dari NCEP ATP III (National
cholesterol Education Program, Adult Panel Treatment III).

You might also like