Professional Documents
Culture Documents
atau
V
pH
versus volume
titran (Vx), kemudian dari grafik yang diperoleh dicari harga maksimum dan
minimumnya. Cara lain adalah dari turunan keduanya , yaitu
2
2
V
atau
2
2
V
pH
versus volume titran (Vy), Kemudian dari grafik diperoleh titik nolnya.
pH
V (ml) pH
V
V (ml)
V(ml)
VI. ALAT DAN BAHAN
-Alat
1. Gelas Kimia
2. Buret
3. Klem dan Statif
4. Stirer
5. Pipet
6. pH-meter
-Bahan
1. HCl 0,1N
2. NaOH 0,1N
3. Aquades
VII. ALUR KERJA
1. Persiapan Alat
pH meter
Elektroda
- Dinyalakan selama 15 menit untuk pemanasan distandarisasi
dengan pH 4,3 dan 9,4
Alat siap pakai
25 mL larutan NaOH 0,1 N
1 mL HCl 0,1 N
pH
- Dicuci dengan botol semprot
- Dikeringkan dengan tissue
2. Titrasi Potensiometri
- Dimasukkan dalam gelas kimia
- Elektroda dimasukkan dalam gelas kimia yang
berisi larutan NaOH
- Distandarisasi dengan mencatat pH
- Distandarisasi dengan mencatat pH dengan
penambahan HCl 1 mL 1 mL sampai
penambahan 30 mL
VIII. HASIL PENGAMATAN
No V HCl pH
1. 0 9.59
2. 5 8.58
3. 10 7.21
4. 15 6.44
5. 17 6.29
6. 19 6.09
7. 21 5.99
8. 23 5.88
9. 23.2 5.83
10. 23.4 5.75
11. 23.6 5.68
12. 23.8 5.67
13. 24 5.65
14. 24.1 5.73
15. 24.2 5.91
16. 24.3 5.87
17. 24.4 5.81
18. 24.5 5.78
19. 24.6 5.73
20. 24.7 5.69
21. 24.8 5.65
22. 24.9 5.78
23. 25 5.87
24. 26 5.96
25. 27 6.09
IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Praktikum potensiometri ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat kurva
hubungan antara pH dan volume titran, menentukan titik akhir titrasi, dan
menentukan kadar larutan NaOH yang dianalisis. Pada percobaan ini, digunakan
HCl yang telah distandardisasi sebagai titran dan NaOH sebagai analitnya.
Konsentrasi titran HCl dan analit HCl yaitu 0.1 N. Dan dilakukan pengenceran 100
ml sehingga konsentrasinya berubah menjadi 0.001N kemudian larutan NaOH
diambil sebanyak 25 mL kemudian di masukkan dalam beker gelas
ditambahkan aquades hingga 50 ml agar stiren tidak mengenai beker glass.
Magnetic stire dimasukkan ke dalam beaker glass, yang berfungsi untuk mengaduk
larutan yang akan dititrasi. Titrasi kemudian dimulai dengan menambahkan
sejumlah volume HCl sesuai petunjuk praktikum, dengan alat stire yang terus
berputar saat titrasi dilakukan. Titrasi untuk mengetahui titik akhir / titik ekivalen
dari titrasi tersebut.
Saat elektrode membrane gelas dicelupkan ke dalam campuran larutan NaOH
dan air, terjadi kesetimbangan antara ion-ion hidrogen yang terdapat di bagian tipis
bola gelas dan ion hidronium yang terletak dalam larutan yang diuji. Elektrode
gelas akan membiarkan ion OH- untuk menembusnya, tetapi menahan ion yang
lain. Semakin besar konsentrasi ion hidrogen dalam larutan NaOH, semakin banyak
ion hidrogen yang masuk ke dalam lapisan gelas tadi. Hal ini menyebabkan pada
saat awal-awal titrasi, nilai pH kecil. Semakin banyak pentiter yang ditambahkan,
semakin sedikit ion hidrogen yang terdapat dalam larutan NaOH, karena ion
hidronium (OH
-
) akan bereaksi dengan ion hidrogen dan membentuk air. Hal ini
akan menyebabkan ion hidronium yang memasuki lapisan gelas juga semakin
sedikit sehingga muatan elektrode gelas berkurang, maka nilai pH pun menurun.
Hal ini dapat dilihat pada kurva hubungan antara pH dan volume pentiter.
0
2
4
6
8
10
12
0 10 20 30
p
H
volume HCl
Grafik antara V vs pH
Series1
Pada kurva di atas dapat dilihat bahwa semakin banyak volume larutan
pentiter (HCl) yang ditambahkan ke dalam larutan titrat, pH larutan menjadi
semakin turun (asam). Penurunan pH terjadi yaitu dari pH 5.87 yaitu saat volume
penambahan titran sebanyak 25 ml. Penurunan pH yang terjadi dengan penambahan
sedikit volume titran ini menunjukkan titik akhir titrasi telah terjadi. Penurunan pH
terjadi disebabkan terjadinya titik akhir titrasi dimana ion hidronium (OH
-
) dari
NaOH telah habis bereaksi dengan ion hidrogen (H
+
) dari HCl.
Penambahan larutan titrat setelah titik akhir titrasi terjadi menyebabkan
jumlah ion hidrogen akan semakin menurun dan menyebabkan turunnya pH larutan
(pH larutan asam). Tidak adanya ion hidrogen di dalam elektrode gelas secara tiba-
tiba akan membuat arus yang dihasilkan oleh elektrode gelas menjadi meningkat
secara tiba-tiba dan kemudian turun secara tiba-tiba pula. Hal inilah yang memberi
sinyal pada pH meter mengenai adanya peningkatan harga pH secara tiba-tiba dari
larutan NaOH yang dititrasi oleh HCl
Untuk membandingkan apakah pada saat kurva titrasi naik dengan curam
dan tercapai titik kesetimbangan, maka dibuat grafik hubungan antara pH/V
dengan volume titran dan grafik hubungan
2
E/V
2
dengan volume titran. Untuk
Grafik antara pH/V dengan volume titran tersebut dapat membuktikan
-25
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
0 5 10 15 20 25 30
V
/
p
H
Volume
Grafik antara Volume Vs V/ pH
V/ pH
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
0 5 10 15 20 25 30
p
H
/
V
volume
Grafik antara Volume Vs pH/ V
pH/ V
bahwa volume ekivalen HCl yang dibutuhkan untuk menetralkan NaOH
(analit) adalah 25 ml, hal itu dapat dilihat dari puncak maksimum dari grafik
tersebut.
Sementara itu, kesetimbangan belum tercapai pada grafik
2
pH/V
2
karena kenaikan dan penurunan yang pada grafik
2
pH/V
2
dengan volume titran
yaitu tidak sesuai dengan teori
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 5 10 15 20 25 30
p
H
2
/
V
2
Volume
Grafik antara Volume Vs pH
2
/V
2
pH2/V
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain: (1) suhu; (2)
kalibrasi alat; dan factor pengenceran. Suhu dapat mempengaruhi pergeseran
kesetimbangan dalam sebuah reaksi kesetimbangan, sama halnya dengan reaksi
redoks. Suhu mempengaruhi cepat atau lambatnya pergerakan elektron dan besar-
kecilnya tumbukkan antar molekul.
Selanjutnya, menentukan kadar HCl dalam sampel yaitu:
eq NaOH = eq HCl
N
NaOH
. V
NaOH
= N
HCl
. V
HCl
N NaOH x 25 = 0.001
.25
N NaOH
= 0.001 N
mg NaOH = N NaOH
. V NaOH
. Mr NaOH
= 0.001 mmol x 25 ml x 40 mg/mmol
= 1 mg
Volume sampel = 52 ml
Sehingga kadar NaOH dalam sampel adalah
Kadar NaOH (mg/ml) = (mg NaOH/vol. sampel) x 100%
= (1 /50) x 100%
= 2 % b/v
X. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan titrasi potensiometri antara NaOH oleh HCl diperoleh
bentuk kurva grafik pH vs volume titran (V
HCl
(ml)) atau modifikasinya, yaitu
turunan pertama pH /V versus volume titran (V
HCl
(ml)) dan turunan
keduanya, yaitu
2
pH /V
2
versus volume titran (V
HCl
(ml)), sehingga diperoleh
volume ekuivalen sebesar 25ml. Serta berdasarkan perhitungan diperoleh berat
HCl dalam sampel sebesar 1 mg dengan kadar 2%
DAFTAR PUSTAKA
Agung. 2012. Titrasi Potensiometri. Online.
http://agungm92.blogspot.com/2012/06/praktikum-1-titrasi-potensiometri.html.
(diakses pada tanggal 22 April 2013, pukul 23.10 WIB)
Canser, Aim. 2012. Pontensiometri. Online. http://www.slideshare.net/AimCanser/kel-
03potensiometri (diakses pada tanggal 22 April 2013, pukul 22.40 WIB)
Day, R.A dan Underwood A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi ke-6. Jakarta:
Erlangga
Meranti, Tantri.2012. Titrasi Asam Basa Cara Potensiometri. Online.
http://id.scribd.com/doc/106716248/Percobaan-Iititrasi-Asam-Basa-Cara-
Potensiometri. (diakses pada tanggal 22 April 2013, pukul 22.40 WIB)
Shenny. 2012. Potensiometri. Online.
http://shennytjioe.blogspot.com/2012/06/potensiometri.html (diakses pada
tanggal 22 April 2013, pukul 20.28 WIB)
Taufikurohmah, Titik dan Sukarmin. 2009. Penuntun Praktikum Metode Elektroanalitik.
Surabaya: Unipress UNESA.
Pamungkas, Gawang dkk. 2009. Jurnal Titrasi Potensiometri. Unesa : Surabaya
LAMPIRAN