You are on page 1of 5

651

CDK-208/ vol. 40 no. 9, th. 2013


TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Remodeling kardiak adalah ekspresi gen yang
menghasilkan perubahan molekuler, seluler,
dan interstitial serta secara klinis bermanifestasi
sebagai perubahan ukuran, bentuk dan fungsi
jantung. Remodeling dapat bersifat fsiologis
maupun patologis. Remodeling fsiologis
adalah perubahan kompensasi dari dimensi
dan fungsi jantung dalam merespon proses
fsiologis seperti olahraga dan kehamilan.
Remodeling patologis dapat muncul
karena tekanan berlebihan (stenosis aorta,
hipertensi), volume berlebihan (regurgitasi
katup), maupun pasca infark miokard dan
miokarditis.
1
Proses remodeling berkaitan dengan prognosis
yang lebih buruk pada pasien gagal jantung.
Beberapa obat yang terbukti memiliki efek
reverse remodeling dan mengurangi dilatasi
ventrikel antara lain angiotensin-converting
enzyme (ACE)-inhibitor, beta-blocker, calcium
channel blocker, angiotensin receptor blockers,
dan antagonis aldosteron.
2
Banyak penelitian
Alamat korespondensi email: t1c1l@yahoo.com
membahas remodeling kardiak. Artikel ini
membahas patofsiologi dan tatalaksana
remodeling kardiak.
PEMBAHASAN
Remodeling Fisiologis
Remodeling fsiologis sering disebut sebagai
athletes heart. Jantung atlet merupakan kondisi
fsiologis akibat peningkatan cardiac output
dan stroke volume. Adaptasi kardiovaskuler
pada atlet bisa akibat aktivitas fsik dinamik,
isometrik, maupun kombinasi keduanya.
3
Pada jantung atlet endurance training
(seperti pelari dan perenang) terjadi adaptasi
struktural dan morfologik. Akibat peningkatan
beban dinamik, jantung berespon dengan
hipertrof eksentrik (ditandai peningkatan
panjang kardiomiosit yang lebih dominan
dibandingkan lebarnya). Terjadi perubahan
miokard seperti dilatasi ventrikel kiri,
peningkatan massa ventrikel kiri. Sedangkan
pada atlet dengan strength training (seperti
atlet angkat beban dan pegulat) perubahan
terkait dengan peningkatan tekanan sistolik
dan diastolik. Jantung atlet ini merespon
tekanan berlebihan yang tiba-tiba dengan
hipertrof konsentrik dan terkadang
disertai peningkatan diameter ventrikel kiri.
Hipertrof konsentrik ditandai peningkatan
lebar kardiomiosit yang lebih dominan
dibandingkan panjangnya. Remodeling
kardiak pada atlet strength training maupun
endurance training tidak mutlak seperti yang
sudah dijelaskan; dinding ventrikel kiri lebih
tebal pada strength training, sementara
dilatasi ventrikel kiri lebih dominan pada
endurance training. Atlet kombinasi kedua
latihan tersebut menunjukkan derajat dilatasi
ventrikel kiri dan hipertrof ventrikel yang
lebih berat.
3,4
Remodeling Adaptif dan Maladaptif
Pertumbuhan dan remodeling miokard adalah
respons struktural yang sesuai terhadap
tekanan dan volume berlebihan yang
membebani jantung. Dinding miokard yang
menebal diperlukan untuk menormalisasi stres
Patof siologi dan Tata Laksana
Remodeling Kardiak
Darmadi
RSUD ZA Pagar Alam, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Indonesia
ABSTRAK
Remodeling kardiak merupakan kondisi fsiologis maupun patologis akibat infark miokard, tekanan berlebihan, volume berlebihan, atau
kardiomiopati dilatasi idiopatik, yang melibatkan perubahan genetik, molekuler, dan seluler pada kardiomiosit dan interstisial. Mekanisme yang
mendasari adalah regangan miokard, aktivasi neurohormonal dan peranan sitokin. ACE-inhibitor, beta blocker, Ca channel blocker, angiotensin
receptor blocker, dan antagonis aldosteron terbukti efektif dalam memodulasi proses remodeling. Artikel ini membahas patofsiologi dan tata
laksana remodeling kardiak.
Kata kunci: remodeling kardiak, fbrosis kardiak, hipertrof kardiomiosit, gagal jantung
ABSTRACT
Cardiac remodeling is commonly defned as a physiological or pathological state that may occur after myocardial infarction, pressure overload,
volume overload, or idiopathic dilated cardiomyopathy, which involves genetic, molecular and cellular changes in cardiomyocytes and
the interstitium. Underlying mechanisms include myocardial stretch, neurohormonal, and cytokine activation. ACE inhibitor, beta blocker,
calcium channel blocker, angiotensin receptor blocker, and aldosterone antagonism have proven to be efective in modulating the process of
remodeling. This review examines the pathophysiology and treatment of cardiac remodeling. Darmadi. Pathophysiology and Management
of Cadiac Remodeling.
Key words: cardiac remodeling, cardiac fbrosis, cardiomyocyte hypertrophy, heart failure
CDK-208/ vol. 40 no. 9, th. 2013
652
TINJAUAN PUSTAKA
dinding yang diinduksi tekanan berlebihan
dan melalui proses ini pemendekan serat
dapat tetap dipertahankan walaupun beban
kerja lebih tinggi. Proses ini dipandang adaptif
atau sebagai kompensasi, memampukan
jantung untuk mempertahankan fungsi
saat tekanan atau volume berlebihan pada
fase akut kerusakan jantung. Pada kondisi
tertentu seperti infark miokard, miokarditis
non iskemik, dan kardiomiopati, perubahan
struktural yang diamati sebagian besar adalah
maladaptif sejak awal. Perubahan struktural
tidak diperlukan untuk mempertahankan
volume kontraksi yang adekuat. Remodeling
yang progresif selalu diartikan mempunyai
efek merusak dan dikaitkan dengan prognosis
buruk.
5
Hipertrof dan Remodeling
Hipertrof mempunyai arti peningkatan
massa dan berat tanpa dipengaruhi geometri
ventrikel. Remodeling lebih diartikan sebagai
perubahan geometri tanpa perubahan
berat. Ventrikel yang ukurannya membesar
namun mempunyai dinding tipis akan
mempunyai berat jantung yang sama (tanpa
hipertrof) namun mengalami remodeling.
Istilah remodeling merujuk pada perubahan
geometris dengan atau tanpa perubahan
berat. Faktanya, pada hampir semua kasus
remodeling, biasanya tetap ada peningkatan
otot dan berat jantung secara keseluruhan.
5
Patofsiologi
Miosit adalah sel jantung utama yang terlibat
dalam proses remodeling. Komponen lain yang
terlibat adalah interstitium, fbroblas, kolagen
dan pembuluh darah koroner dan proses lain
yang terkait berupa iskemik, nekrosis sel dan
apoptosis.
6
Proses remodeling kardiak sangat
dipengaruhi oleh beban hemodinamik,
aktivasi neurohormonal, faktor endotelin,
sitokin, nitric oxide, dan stres oksidatif. Proses
yang dapat terjadi dalam remodeling antara
lain pemanjangan kardiomiosit, dinding
ventrikel menipis, ekspansi daerah infark,
inflamasi dan reabsorpsi jaringan nekrosis,
pembentukan jaringan parut, hipertrofi
miosit, kehilangan miosit berkelanjutan,
dan akumulasi kolagen pada interstisial
kardiak.
1
Pada infark miokard, remodeling ventrikel
kiri mulai dengan cepat, biasanya dalam
beberapa jam pertama setelah infark dan
terus berlanjut. Perjalanannya dipengaruhi
oleh tingkat keparahan penyakit dasar,
kejadian sekunder seperti infark miokard
berulang, faktor lain seperti iskemi atau
aktivasi neuroendokrin, genotip, dan
penatalaksanaan yang dilakukan. Saat
miosit meregang, aktivitas norepinefrin
lokal, pelepasan angiotensin dan endotelin
meningkat. Perubahan ini menstimulasi
gangguan ekspresi protein dan hipertrof
miosit. Hasil akhirnya adalah penurunan
lebih jauh performa jantung disertai
peningkatan aktivasi neurohormonal. Selain
itu, peningkatan aktivasi aldosteron dan
sitokin juga akan menstimulasi sintesis
kolagen, yang mengarah pada fbrosis dan
remodeling matriks ekstraseluler.
7
Fase awal remodeling adalah untuk
memperbaiki area nekrosis dan
pembentukan jaringan parut, sampai
titik tertentu dianggap menguntungkan.
Besarnya remodeling terkait dengan ukuran
infark. Segera setelah infark miokard, area
cedera meluas diikuti dilatasi regional dan
penipisan zona infark. Saat remodeling,
dimensi geometrik menjadi kurang elips
dan lebih bulat, juga terdapat perubahan
massa ventrikel, komposisi dan volume
yang semuanya mempengaruhi fungsi
jantung. Perubahan seluler dan molekuler
dalam remodeling berupa hipertrof miosit,
nekrosis, apoptosis, fbrosis, dan proliferasi
fbroblas. Akibat volume berlebihan, radius
interna ventrikel meningkat menyebabkan
hipertrof eksentrik. Sebaliknya tekanan
berlebihan menyebabkan tebal dinding
ventrikel kiri meningkat tanpa atau dengan
sedikit peningkatan ukuran rongga jantung,
disebut hipertrof konsentrik.
8
Gambar 1 Konsep remodeling kardiak terkait disfungi jantung pada kasus gagal jantung
7
Pathophysiologic stimulus
Increased ventricular
wall tension
Cardiac dilatation
Hormonal
Imbalance
Cardiac hypertrophy
and dilatation
Cardiac remodeling
(Alterations in shape and
size of the myocardium)
Heart failure
Hemodynamic
alterations
Cardiac hypertrophy
Gambar 2 Hipertrof Eksentrik dan Hipertrof Konsentrik
3
Normal heart condition Eccentric hypertrophy Concentric hypertrophy
Pathological heart remodelling
653
CDK-208/ vol. 40 no. 9, th. 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Komponen Utama Remodeling Kardiak
1. Kardiomiosit
Miosit dan sel jantung lain dipercaya terlibat
dalam proses remodeling. Miosit menjadi
fokus utama karena aktivitas kontraksi dan
memberikan kontribusi terbesar pada
massa jantung. Pada saat rusak, jumlah
miosit berkurang dan miosit yang tersisa
menjadi panjang atau hipertrof sebagai
bagian dari proses kompensasi awal untuk
mempertahankan volume kontraksi setelah
kehilangan jaringan kontraktil. Ketebalan
dinding ventrikel juga akan meningkat. Kondisi
pengisian yang terganggu meregangkan
membran sel dan berperan menginduksi
ekpresi gen terkait hipertrof; pada miosit
jantung akan menyebabkan sintesis protein
kontraktil yang baru dan penggabungan
sarkomer baru. Ada hipotesis yang menyatakan
bahwa pola yang terjadi akan menentukan
apakah miosit jantung akan memanjang atau
justru menambah diameternya.
3,5,7
2. Peran proliferasi fbroblas
Fibroblas dan sel endotel diaktivasi sebagai
respons terhadap serangan iskemik. Stimulasi
fbroblas meningkatkan sintesis kolagen
dan menyebabkan fbrosis ventrikel. Hal
ini menyebabkan apoptosis dan nekrosis
kardiomiosit, digantikan oleh fbroblas dan
kolagen ekstraseluler.
6
Fibrosis menyebabkan kekakuan miokard
yang mengganggu pengisian jantung.
Kehilangan miosit merupakan mekanisme
penting terjadinya gagal jantung. Apoptosis
kardiomiosit akan menurunkan kontraktilitas
dan menyebabkan berkurangnya ketebalan
dinding miokard. Hal inilah yang menyebab-
kan terjadinya kardiomiopati dilatasi. Ketika
jantung terpapar tekanan berlebihan dan
hipertrof gagal, akan menyebabkan dilatasi
ventrikel. Peningkatan kekakuan miokard
dan penurunan kontraktilitas merupakan
konsekuensi remodeling yang patologis dan
menjadi prediktor kuat terjadinya gagal
jantung.
6,9
3. Peran degradasi kolagen
Miosit miokard ditopang oleh jaringan
penyambung yang terdiri dari mayoritas
kolagen fbrilar, kolagen ini disintesis dan
didegradasi oleh fbroblas interstitial. Miokard
kolagenase merupakan proenzim penting
dalam kondisi inaktif di ventrikel. Aktivasi
terjadi setelah adanya kerusakan miokard
yang berkontribusi pada peningkatan
dimensi ruangan sebagai respons terhadap
peningkatan tekanan. Hal ini diduga menjadi
penyebab kelainan miosit.
3,5,7
4. Peran apoptosis
Ada hipotesis bahwa disfungsi ventrikel kiri
progresif terjadi akibat kematian miosit yang
berlangsung. Apoptosis mungkin menjadi
mekanisme pengaturan penting dalam respons
adaptif terhadap tekanan yang berlebihan di
mana apoptosis awal terkait dengan hipertof
jantung. Pencetus apoptosis lainnya adalah
sitokin (terutama TNF- dan interleukin), stres
oksidatif, dan kerusakan mitokondria.
3,5,7
TATA LAKSANA
Angiotensin-converting enzyme (ACE)-
inhibitor
Sejumlah penelitian mengkonfrmasi bahwa
ACE inhibitor mengurangi progresiftas
remodeling ventrikel kiri pada binatang
pecobaan dengan gagal jantung. Pfefer et
al mengembangkan penelitian pada tikus
dengan infark miokard untuk mempelajari
remodeling ventrikel dan menemukan bahwa
kaptopril dapat mengurangi hipertrof
ventrikel.
10
Studi lain mendapatkan bahwa ACE inhibitor
mengurangi peningkatan massa ventrikel
kiri dan deposit kolagen interstisial. Linz
dkk. melakukan penelitian dengan ramipril
dosis rendah (10 g/kgBB/hari) yang tidak
mempunyai efek pada tekanan darah dan
dosis tinggi (1 mg/kgBB/hari) yang dapat
menurunkan mean arterial pressure (MAP);
didapatkan penurunan hipertrof ventrikel kiri
dan fbrosis miokardial yang sama pada kedua
dosis. Hal ini mendukung pendapat bahwa
efek anti remodeling ramipril adalah karena
efek hemodinamiknya.
Kaptopril terbukti menurunkan secara
signifkan volume akhir sistolik ventrikel kiri
serta meningkatkan stroke volume dan fraksi
ejeksi. Mekanisme perbaikan dengan ACE
inhibitor terkait dengan vasodilatasi perifer,
ventricular unloading, dan perubahan dilatasi
ventrikel, serta efek tambahan pada sirkulasi
koroner dan intrinsic plasminogen activating
system. ACE inhibitor memiliki efek langsung
ke jaringan miokard dan mencegah hipertrof
dan pertumbuhan tidak tepat yang distimulasi
oleh angiotensin II dan faktor pertumbuhan
lainnya.
11
Di samping mengubah Angiotensin I menjadi
Angiotensin II, ACE juga mengkatalisis
degradasi bradikinin menjadi metabolit inaktif.
Bradikinin mungkin mempunyai peranan lebih
menonjol dalam mekanisme kerja ACE inhibitor
karena ditemukan jalur alternatif pembentuk
Angiotensin II yaitu serine protease chymase
jantung yang ditemukan di berbagai organ
semua mamalia; serine protease chymase ini
mengkatalisis konversi hidrolitik Angiotensin I
menjadi Angiotensin II yang secara substansial
lebih tinggi dibandingkan dengan ACE dan
enzim pembentuk Angiotensin II lain. Lebih
dari 90% Angiotensin II manusia dan anjing
dibentuk oleh chymase, sedangkan lebih dari
80% Angiotensin II tikus dan kelinci dihasilkan
oleh ACE. Chymase pada jantung manusia dan
pembuluh darahnya terutama dihasilkan oleh
sel mast dan terdapat di interstisial jantung.
12
Beta Blocker
Beta blocker secara konsisten memperbaiki
fungsi ventrikel kiri. Bersama ACE inhibitor
terbukti memperbaiki fraksi ejeksi pasien
pasca infark miokard maupun gagal jantung.
Data ekokardiograf mendapatkan bahwa
carvedilol secara signifkan menurunkan
volume akhir diastolik ventrikel kiri dan
volume akhir sistolik, meningkatkan fraksi
ejeksi ventrikel kiri, serta perbaikan remodeling
kardiak. Studi lain membuktikan karvedilol dan
metoprolol dapat memengaruhi geometri
dan massa ventrikel kiri. Walaupun bisoprolol
dan metoprolol terbukti menurunkan
mortalitas pasien gagal jantung, namun
efek reverse remodeling-nya lebih lemah
dibandingkan carvedilol. Diperkirakan yang
berkontribusi dalam reverse remodeling
adalah efek antioksidan. Sebuah studi yang
membandingkan carvedilol dan metoprolol
menunjukkan bahwa keduanya memiliki efek
antioksidan yang signifkan dan memperbaiki
fraksi ejeksi setelah penggunaan lebih dari 6
bulan.
1
Penurunan mortalitas pasien gagal jantung
dengan beta blocker terkait dengan modifkasi
proses remodeling. Beta blocker terbukti secara
aktual berperan sebagai reverse remodeling
dengan menurunkan volume ventrikel kiri
dan memperbaiki fungsi sistolik.
13
Carvedilol
monoterapi maupun kombinasi carvedilol
dan enalapril memiliki efek reverse remodeling,
sementara enalapril monoterapi tidak
memiliki efek tersebut.
14
Sementara itu, reverse
remodeling terjadi pada pasien yang mendapat
CDK-208/ vol. 40 no. 9, th. 2013
654
TINJAUAN PUSTAKA
metoprolol dan bisoprolol karena terjadi
penurunan volume dan diameter ventrikel kiri
akhir diastolik dan akhir sistolik.
15,16
Patofsiologi peranan beta blocker terhadap
reverse remodeling diduga pada tingkat seluler.
Aktivasi reseptor beta pada miokard terbukti
memicu disfungsi dan kematian kardiomiosit.
Efek ini dimediasi oleh peningkatan cAMP, me-
nyebabkan peningkatan kalsium intraseluler
yang dapat menyebabkan overload kalsium
dan nekrosis sel. Katekolamin sendiri dapat
berperan sebagai growth factors pada
kardiomiosit dan hipertrof miosit akibat stres
oksidatif memicu terjadinya apoptosis. Beta
blocker dapat menghambat proses ini.
17
Calcium Channel Blocker
Amlodipine dan benidipine terbukti me-
ngurangi hipertrof miokard.
18
Dihidropiridin
(CCB kerja panjang) efektif dalam menurunkan
tekanan darah, inhibisi remodeling kardiak,
dan menurunkan risiko kardiovaskular. Studi
lain menunjukkan benidipine (CCB kerja
panjang) dapat meningkatkan aliran koroner
dan menurunkan iskemia miokard dengan
memicu pelepasan NO. NO diketahui dapat
mengurangi keparahan hipertrof dan
gagal jantung. Lebih lanjut benidipine juga
dapat menghambat fbrosis miokard pada
model tikus dengan DM. Benidipine dapat
menghambat remodeling kardiak melalui jalur
sinyal nitric oxide.
19
Fibrosis miokard memegang peranan penting
dalam proses remodeling kardiak. Benidipine
secara signifkan menghambat fbrosis miokard.
Kolagen tipe I dan III diproduksi oleh fbroblas
kardiak dan merupakan komponen utama dari
matriks kolagen miokard, sementara kolagen
tipe IV juga diekspresikan oleh miosit kardiak
dan fbroblas, dan merupakan komponen
utama membran basalis. Angiotensin II
menginduksi peningkatan fbronektin mRNA
di miokard disertai peningkatan kolagen
tipe I dan tipe IV. Up regulation prokolagen
IV alfa menunjukkan kemungkinan gen yang
berperan dalam remodeling kardiak. Down
regulation gen ini oleh benidipine merupakan
kontribusi penting dalam menghambat
remodeling kardiak.
20
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Penelitian terhadap model binatang tikus
dengan infark miokard menunjukkan
penurunan kadar brain natriuretic peptide
plasma, fbrosis kardiak, dan ukuran
kardiomiosit. Telmisartan dapat mencegah
remodeling kardiak melalui reduksi hipertrof
kardiak dan fbrosis. Efek antiinfamasi dan
aktivasi PPAR- diduga turut berkontribusi
dalam mensupresi aktivitas angiotensin II.
21
Studi ekokardiograf VALIANT, meliputi 610
pasien menunjukkan bahwa kaptopril,
valsartan, dan kombinasi keduanya mampu
memperbaiki ukuran dan fungsi ventrikel.
Valsartan memiliki efek yang sama dengan
kaptopril dalam memodulasi remodeling
kardiak. Studi ekokardiograf ELITE menilai
volume ventrikel pada pasien lansia dengan
gagal jantung dan/atau disfungsi ventrikel kiri
(fraksi ejeksi <40%) menemukan bahwa ARB
mampu mencegah remodeling kardiak. Baik
losartan maupun kaptopril dapat mencegah
dilatasi ventrikel kiri dengan menurunkan
volume akhir diastolik ventrikel kiri, namun
efek dari kaptopril lebih superior dibandingkan
losartan.
22
Studi ekokardiograf OPTIMAAL
(the Optimal Trial in Myocardial Infarction with
Angiotensin II Antagonist Losartan), meliputi
225 pasien menunjukkan losartan dan
kaptopril dapat memperbaiki fungsi ventrikel,
namun efek kaptopril lebih superior.
23
Antagonis Aldosteron
Aldosteron terkait dalam respons vaskular
terhadap radikal bebas, TNF-alfa, dan produksi
sitokin lainnya, sementara antagonis reseptor
aldosteron mampu menghambat efek
tersebut. Ada peningkatan prokolagen pro
peptida tipe 1 pada sampel darah dari sinus
koroner, yang merupakan fbrosis marker
pada penyakit jantung hipertensif. Duprez
et al menemukan korelasi antara indeks
ketebalan ventrikel kiri dengan level serum
aldosteron. Setelah infark miokard akut, awal
proses remodeling dapat dihambat dengan
penggunaan antagonis reseptor aldosteron
sedini mungkin. Antagonis aldosteron
merupakan agen dengan efek antifbrotik
kuat, namun efek antihipertensinya lebih
lemah, mampu memperbaiki fungsi miokard
pada pasien dengan disfungsi diastolik.
24
Pasien gagal jantung yang diterapi dengan ACE
inhibitor/antagonis aldosteron, dan beta blocker,
memiliki efek antihipertensi serta terjadi reduksi
signifkan ketebalan septum interventrikel.
Pasien yang diterapi dengan spironolakton
menunjukkan efek blokade renin angiotensin
aldosteron yang paling signifkan sehingga
memperbaiki struktur miokard dan fungsi dari
pasien gagal jantung.
24
Sebuah studi mendapatkan kombinasi
spironolakton dan kandesartan berfungsi
reverse remodeling pada pasien gagal jantung.
Blokade oleh dua agen menghasilkan reduksi
ukuran ventrikel kiri secara signifkan, perbaikan
fungsi sistolik, dan mengurangi hipertrof
ventrikel kiri. Mekanisme kardioprotektif
melalui reduksi fbrosis miokard dan reverse
remodeling. Kombinasi terapi spironolakton
dan candesartan pada penelitian binatang juga
dapat menurunkan volume ventrikel kiri dan
fbrosis miokard. Selain itu, kombinasi terapi
ini memberikan inhibisi komplit terhadap
sistem renin angiotensin aldosteron (RAAS).
Terjadi supresi RAAS dengan terapi jangka
panjang beta blocker, ACE inhibitor, atau ARB
namun tidak berlangsung lama. Penggunaan
kombinasi antagonis aldosteron ketika ARB
digunakan sebagai monoterapi terhadap
pasien gagal jantung untuk mendapatkan
efek reverse remodeling yang optimal.
25
Monoterapi antagonis aldosteron mampu
menurunkan dimensi akhir diastolik ventrikel
kiri dan volume akhir diastolik ventrikel kiri,
sementara terapi kombinasi memberikan
efek yang lebih signifkan dan memperbaiki
fungsi ventrikel kiri. Peningkatan ekspresi
gen tipe I dan III kolagen dapat dihambat
oleh keduanya. Antagonis aldosteron terbukti
memperbaiki remodeling ventrikel. Kombinasi
dengan candesartan meningkatkan efek
pencegahan fbrosis ventirikel, hipertrof, dan
perubahan molekuler.
26
SIMPULAN
Remodeling kardiak merupakan perubahan eks-
presi genom, molekuler, seluler, dan interstisial
yang bermanifestasi dengan perubahan ukuran,
bentuk, dan fungsi jantung. Proses remodeling
dipengaruhi oleh beban hemodinamik, aktivasi
neurohormonal, dan lain-lain, kardiomiosit
merupakan sel utama dalam proses remodeling.
Patokan untuk memeriksa remodeling kardiak
adalah ukuran, bentuk dan massa jantung, fraksi
ejeksi, volume akhir diastolik dan akhir sistolik,
dan kekuatan kontraksi. Adanya remodeling
menunjukkan prognosis lebih buruk. Penting
untuk memberikan terapi yang memiliki efek
memperlambat maupun reverse remodeling
seperti ACE-inhibitor, beta blocker, Ca channel
blocker, angiotensin reseptor blocker, atau
antagonis aldosteron.
655
CDK-208/ vol. 40 no. 9, th. 2013
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1. Cohn JN, Ferrari R, Sharpe N. Cardiac remodellingconcepts and clinical implications: a consensus paper from an international forum on cardiac remodelling. On behalf of an International
Forum on Cardiac Remodelling. J Am Coll Cardiol. 2000;35(3):569-82.
2. Miller LW, Lietz K. Cardiac Remodeling and Recovery: Lessons from Mechanical Ventricular Assist Devices. Cardiology rounds. 2004;8(8):1-6.
3. Mihl C, Dassen WR, Kuipers H. Cardiac remodelling: concentric versus eccentric hypertrophy in strength and endurance athletes. Neth Heart J. 2008;16(4):129-33.
4. Ellison GM, Waring CD, Vicinanza C, Torella D. Physiological cardiac remodelling in response to endurance exercise training: cellular and molecular mechanisms. Heart. 2012;98(1):5-10.
5. Greenberg B. Cardiac Remodeling: Mechanisms and Treatment. New York: Taylor and Francis Group; 2006.
6. Wakatsuki T, Schlessinger J, Elson EL. The biochemical response of the heart to hypertension and exercise. Trends Biochem Sci. 2004;29(11):609-17.
7. Libby P, Bonow RO, Mann DL, Zipes DP. Braunwalds Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. 8th Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007.
8. Kehat I, Molkentin JD. Molecular Pathways Underlying Cardiac Remodeling During Pathophysiological Stimulation. Circulation. 2010;122(25):2727-35.
9. Lips DJ, de Windt LJ, van Kraaij DJ, Doevendans PA. Molecular determinants of myocardial hypertrophy and failure: alternative pathways for benefcial and maladaptive hypertrophy. Eur
Heart J. 2003;24(10):883-96.
10. Tanaka Y, Nagai M, Date T, Okada T, Abe Y, Seki S, et al. Efects of Bradykinin on Cardiovascular Remodeling in Renovascular Hypertensive Rats. Hypertens Res. 2004; 27(11): 86575.
11. Grobe JL, Mecca AP, Lingis M, Shenoy V, Bolton TA, Machado JM, et al. Prevention of angiotensin II-induced cardiac remodeling by angiotensin (1-7). Am J Physiol Heart Circ Physiol.
2007;292(2):736-42.
12. Levick SP, Melendez GC, Plante E, McLarty JL, Brower GL, Janicki JS. Cardiac mast cells: the centrepiece in adverse myocardial remodelling. Cardiovasc Res. 2011; 89(1):129.
13. Udelson JE. Ventricular remodeling in heart failure and the efect of beta-blockade. Am J Cardiol. 2004;93(9A):43B8B.
14. Remme WJ, Riegger G, Hildebrandt P, Komajda M, Jaarsma W, Bobbio M, et al. The benefts of early combination treatment of carvedilol and an ACE-inhibitor in mild heart failure and left
ventricular systolic dysfunction. The carvedilol and ACE-inhibitor remodelling mild heart failure evaluation trial (CARMEN). Cardiovasc Drugs Ther. 2004;18(1):5766.
15. Waagstein F, Stromblad O, Andersson B, Bohm M, Darius M, Delius W, et al. Increased exercise ejection fraction and reversed remodeling after long-term treatment with metoprolol in
congestive heart failure: a randomized, stratifed, double-blind, placebo-controlled trial in mild to moderate heart failure due to ischemic or idiopathic dilated cardiomyopathy. Eur J Heart
Fail. 2003;5(5):67991.
16. de Groote P, Delour P, Lamblin N, Dagorn J, Verkindere C, Tison E, et al. Efects of bisoprolol in patients with stable congestive heart failure. Ann Cardiol Angeiol. 2004;53(4):16770.
17. Silke B. Beta-blockade in CHF: pathophysiological considerations. Eur Heart J. 2006;8(Suplemen):13-8.
18. Sanada S, Node K, Minamino T, Takashima S, Ogai A, Asanuma H, et al. Long-Acting Ca2-Blockers Prevent Myocardial Remodeling Induced by Chronic NO Inhibition in Rats. Hypertension.
2003;41(4):963-7.
19. Jesmin S, Sakuma I, Hattori Y, Fujii S, Kitabatake A. Long-acting calcium channel blocker benidipine suppresses expression of angiogenic growth factors and prevents cardiac remodelling
in a type II diabetic rat model. Diabetologia. 2002;45(3):40215.
20. Liao Y, Asakura M, Takashima S, Ogai A, Asano O, Asanuma H, et al. Benidipine, a long-acting calcium channel blocker, inhibits cardiac remodeling in pressure-overloaded mice. Cardiovasc
Res. 2005;65(4):879-88.
21. Maejima Y, Okada H, Haraguchi G, Onai Y, Kosuge H, Suzuki J, et al. Telmisartan, a unique ARB, improves left ventricular remodeling of infarcted heart by activating PPAR gamma. Lab Invest.
2011;91(6):932-44.
22. Solomon SD, Skali HS, Anavekar NS. Changes in ventricular size and function in patients treated with valsartan, captopril, or both following myocardial infarction. Munich: European
Society of Cardiology Congress; 2004.
23. Moller JE, Dahlstrom U, Gotzsche O, Lahiri A, Skagen K, Andersen GS, et al. Efects of losartan and captopril on left ventricular systolic and diastolic function after acute myocardial
infarction: results of the Optimal Trial in Myocardial Infarction with Angiotensin II Antagonist Losartan (OPTIMAAL). Am Heart J. 2004;147(3):494-501.
24. Tejeda AO, Ramirez EC, Martinez LC, Lafuente EA, Leon DC, Toledo RG, et al. Aldosterone receptor antagonists induce favorable cardiac remodeling. Rev Invest Clin. 2007;59(2):103-7.
25. Chan AK, Sanderson JE, Wang T, Lam W, Yip G, Wang M, et al. Aldosterone Receptor Antagonism Induces Reverse Remodeling When Added to Angiotensin Receptor Blockade in Chronic
Heart Failure. J Am Coll Cardiol. 2007;50(7):591-6.
26. Yoshiyama M, Omura T, Yoshikawa J. Additive improvement of left ventricular remodeling by aldosterone receptor blockade with eplerenone and angiotensin II type 1 receptor antagonist
in rats with myocardial infarction. Nihon Yakurigaku Zasshi. 2004;124(2):83-9.

You might also like