Chromatography (HPLC) Oleh Ernita Vika Aulia (113194203) Pendidikan Kimia B 2011 KROMATOGRAFI GAS Kromatografi Gas Kromatografi gas adalah suatu pemisahan komponen dalam fasa gas atau komponen yang mudah menguap dengan pemanasan tanpa terdegradasi. Prinsip kerja berdasarkan atas partisi atau adsorpsi komponen yang dianalisis di antara dua fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam. Ada 2 jenis kromatografi gas, yaitu : 1. Kromatografi gascair (KGC) 2. Kromatografi gas-padat (KGP)
Kromatografi Gas Gas-Cair Fase diam : cairan Fase gerak : gas Gas-Padat Fase diam : padat Fase gerak : gas Bagan Sistem Kromatografi Gas (GC) Bagian dasar GC : 1. Tangki Gas Pembawa 2. Pengontrol aliran dan pengatur tekanan 3. Gerbang injeksi (lubang masuk sampel) 4. Kolom yang diletakkan dalam oven yang dikontrol secara termostatik 5. Detektor 6. Perekam 7. Termostat 8. Komputer yang dilengkapi dengan perangkat pengolah data Sistem Kromatografi Gas Fase gerak Ruang injeksi sampel Kolom Detektor Komputer Fase gerak Disebut juga dengan gas pembawa Tujuan membawa solut ke kolom Syarat gas pembawa : 1. tidak reaktif; 2. murni/kering karena kalau tidak murni akan berpengaruh pada detektor; 3. dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi (biasanya merah untuk hidrogen, dan abu-abu untuk nitrogen) Ruang injeksi sampel Didesain untuk memasukkan sampel secara cepat dan efisien Desain terdiri atas saluran tabung logam yang kecil yang dilengkapi dengan septum karet pada satu ujung untuk mengakomodasi injeksi dengan syringe. Pada dasarnya, ada 4 jenis injektor pada kromatografi gas, yaitu: a. Injeksi langsung (direct injection) b. Injeksi terpecah (split injection) c. Injeksi tanpa pemecahan (splitness injection) d. Injeksi langsung ke kolom (on column injection) Kolom merupakan komponen sentral pada GC tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya terdapat fase diam. Ada 3 jenis kolom pada GC : 1. kolom kemas (packing column) 2. kolom kapiler (capillary column) 3. kolom preparative (preparative column) Detektor merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar fase gerak (gas pembawa) yang membawa komponen hasil pemisahan berfungsi mengubah sinyal gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik
Jenis Detektor Jenis detektor yang biasa digunakan antara lain: TCD (Thermal Conductovity Detector) FID (Flame Ionization Detektor) ECD (Electron Capture Detektor) FPD (Flame Photometric Detektor)
Komputer Komputer dilengkapi dengan software untuk digitalisasi signal detektor dan mempunyai beberapa fungsi yaitu: 1. Memfasilitasi setting parameter-parameter instrumen seperti: aliran fase gas; suhu oven dan pemrograman suhu; serta penyuntikan sampel secara otomatis. 2. Menampilkan kromatogram dan informasi-informasi lain dengan menggunakan grafik berwarna. 3. Merekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan- perhitungan dengan statistik. 4. Menyimpan data parameter analisis untuk analisis senyawa tertentu
Kelebihan dan Kekurangan GC Kelebihan GC 1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggal. 2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. 3. Gas mempunyai vikositas yang rendah. 4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi. 5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
Kekurangan GC 1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap 2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar. 3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut. HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC) Kromatografi Cair Kinerja Tinggi merupakan salah satu metode pemisahan kimia dan fisikokimia. termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fase diam.
Secara umum KCKT digunakan dalam kondisi berikut : Pemisahan berbagai senyawa organik maupun anorganik, ataupun spesimen biologis Analisis ketidakmurnian (impurities) Analisis senyawa-senyawa yang tak mudah menguap (non- volatil) Penentuan molekul-molekul netral, ionik maupun zwitter ion Isolasi dan pemurnian senyawa Pemisahan senyawa-senyawa dengan struktur kimia yang mirip Pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah kecil (trace elements)
Bagan Sistem HPLC 1. Wadah Fase gerak dan fase gerak 2. Pompa 3. Tempat penyuntikan sampel 4. Kolom dan Fase diam 5. Detektor HPLC
Sistem HPLC Wadah Fase gerak dan Fase gerak Pompa Tempat penyuntikan sampel Kolom dan Fase diam Detektor HPLC Wadah fase gerak dan fase gerak Wadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh: 1. polaritas keseluruhan pelarut, 2. polaritas fase diam, 3. sifat komponen-komponen sampel. Pompa Pompa harus inert terhadap fase gerak Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, teflon, dan batu nilam. Tujuan menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan 2 Jenis pompa pompa dengan tekanan konstan pompa dengan aliran fase gerak yang konstan Tempat injeksi sampel Posisi pada saat memuat sampel Posisi pada saat menyuntik sampel Sampel-sampel cair dan larutan diinjeksikan secara langsung ke dalam fase gerak yang mengalir di bawah tekanan menuju kolom Kolom merupakan bagian HPLC yang mana terdapat fase diam untuk berlangsungnya proses pemisahan solut/analit.
Kolom Detektor HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: 1. Detektor universal mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif, seperti detektor indeks bias dan detektor spektrometri massa 2. Detektor yang spesifik hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan elektrokimia. Kelebihan dan Kekurangan KCKT Kelebihan 1) Cepat dalam memisahkan senyawa 2) Kolom dapat digunakan kembali 3) Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik 4) Mudah rekoveri sampel
Kekurangan 1) Memerlukan biaya yang banyak untuk proses pemisahannya 2) Memerlukan orang yang trampil dalam pemisahannya
Daftar Pustaka McNair, H.M. dan Bonelli E.J. 1988. Dasar Kromatografi Gas. Bandung: ITB. Underwood, A. L. dan Day JR. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif edisi keenam. Jakarta: Erlangga. http://lansida.blogspot.com/2010/06/gc-kromatografi-gas.html (diakses tanggal 22 Mei 2014 pukul 08.30) http://ekaandrians.blogspot.com/2013/05/gas- chromatography.html (diakses tanggal 22 Mei 2014 pukul 08.35) http://penetapankadarkalsiumcaco3didin.blogspot.com/2012/12/g as-chromatography-gc.html (diakses tanggal 22 Mei 2014 pukul 08.37) http://lansida.blogspot.com/2010/07/hplc-kromatografi-cair- kinerja-tinggi.html (diakses tanggal 22 Mei 2014 pukul 10.40) http://ruangdiskusiapoteker.blogspot.com/2012/06/kromatografi- cair-kinerja-tinggi.html (diakses tanggal 22 Mei 2014 pukul 11.20)