Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi) Pengertian Perilaku Individu Prilaku Individu dapat diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan, serta segala sesuatu yang dilakukan manusia baik yang dilakukan dalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan seperti berbicara, bertukar pendapat, berjalan dan sebagainya.
Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga setiap manusia mempunyai keunikan-keunikan tersendiri. Oleh sebab itu antara individu yang satu dengan yang lain pasti mempunyai perbedaan- perbadaan.
Pengertian Perilaku Individu Menurut Gibson (1996) menyatakan perilaku individu adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang seperti: berbicara, berjalan, berfikir atau tindakan dari suatu sikap. Sedangkan menurut Kurt Levin: perilaku (Behavior = B) individu pada dasarnya merupakan fungsi dari interaksi antara person/individu (P) yang bersangkutan dengan lingkungan (Enviromamet = E).
pola perilaku pola perilaku yaitu : teori pengkondisian klasik (classical conditioning) pengkondisian operant (operant conditioning), dan pembelajaran sosial (sosial learning).
Pengkondisian klasik merupakan tipe pengkondisisn yang didalamnya individu dapat menanggapi sebuah rangsangan yang biasa menghasilkan tanggapan. Pengkondisian klasik pada hakikatnya, mempelajari respon terkondisi yang melibatkan pembinaan ikatan antara rangsangan tak tekondisi, dengan menggunakan rangsangan berpasangan yang satu memaksa dan yang lain berpasangan, rangsangan netral menjadi rangsangan terkondisi dan yang lain meneruskan rangsangan-rangsangan tak terkondisi. Pengkondisian operat merupakan tipe pengkondisian perilaku sukarela yang diharapkan untuk mendapatkan hadiah atau mencegah hukuman. Kecenderungan untuk mengurangi perilaku ini dipengaruhi oleh ada tidaknya penguatan yang dihadirkan oleh konsekuensi- konsekuensi perilaku tersebut. Oleh karena itu penguatan perilaku tertentu akan meningkatkan perilaku itu untuk diulangi. Hadiah akan lebih efektif jika segera diberikan menyusul respon yang diinginkan, disamping itu, perilaku yang tidak diberikan penghargaan akan lebih kecil kemungkinan untuk diulang.
Teori pembelajaran sosial, dimana manusia dapat belajar melalui pengamatana dan pengalaman langsung. Pengaruh model ini merupakan inti dari pembelajaran sosial, dalam pembelajaran sosial ditemukan empat model proses yang mempengaruhi individu dalam menentukan keberhasilan program yaitu: Proses perhatian Orang akan belajar dari model tertentu jika hanya untuk mengenali dan menaruh perhatian pada pitur penting yang menentukan, kita sangat terpengaruh oleh model-model yang menarik, muncul berulang-ulang yang serupa menurut pikiran. Proses retensi Pengaruh model tertentu akan berpengaruh pada bertapa baiknya individu mengingat tindakan model itu setelah model itu tidak ada lagi. Proses repreduksi motor Setelah seseorang melihat perilaku baru dengan mengganti model itu, pengamatan itu akan berubah menjadi perbuatan, maka proses ini akan memperlihatkan bahwa individu itu akan memperlihatkan model itu. Proses penguatan Individu-individu akan termotivasi untuk memperlihatkan perilaku model tertentu jika disediakan rangsangan tertentu atau mendapatkan hadiah. Perilaku yang dikuatkan melalui mekanisme positif akan lebih banyak mendapatkan perhatian, dipelajari lebih baik, danlebih sering dilakukan.
Pengkondisian operat merupakan tipe pengkondisian perilaku sukarela yang diharapkan untuk mendapatkan hadiah atau mencegah hukuman. Kecenderungan untuk mengurangi perilaku ini dipengaruhi oleh ada tidaknya penguatan yang dihadirkan oleh konsekuensi-konsekuensi perilaku tersebut. Oleh karena itu penguatan perilaku tertentu akan meningkatkan perilaku itu untuk diulangi. Hadiah akan lebih efektif jika segera diberikan menyusul respon yang diinginkan, disamping itu, perilaku yang tidak diberikan penghargaan akan lebih kecil kemungkinan untuk diulang.
Dasar Perilaku Individu 1. Karakteristik Biografis Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari: Usia Ada keyakinan yang meluas bahwa produktivitas merosot sejalan dengan makin tuanya usia seseorang.
Jenis Kelamin Perbedaan antara pria dan wanita dapat mempengaruhi kinerja, terapi ada juga yang berpendapat tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar.
Status Perkawinan Perkawinan biasanya akan meningkatkan rasa tanggung jawab seorang karyawan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, karena pekerjaan nilainya lebih berharga dan penting karena bertambahnya tanggung jawab pada keluarga.
Masa Kerja Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman yang lebih seorang dibandingkan dengan rekan kerjanya yang lain.
2.Kemampuan Kemampuan Intelektual Ada tujuh dimensi yang paling sering dikutip yang membentuk kemampuan intelektual, yaitu: 1.Kecerdasan Numerik : Kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat 2.Pemahaman Verbal : Kemampuan memahami apa yang dibaca dan didengar serta menghubungkan kata satu dengan yang lain 3.Kecepatan Konseptual : Kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat 4.Penalaran Induktif : Kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah itu 5.Penalaran Deduktif : Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen. 6.Visualilasi Ruang : Kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek akan tampak seandainya posisinya dalam ruang diubah 7.Ingatan : Kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu
3.Kemampuan fisik Kemampuan fisik memiliki makna penting khusus untuk melakukan pekerjaan- pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan. Ada sembilan kemampuan fisik dasar, yaitu kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, kekuatan, keluwesan extent, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan, dan stamina.
4. Kepribadian Kepribadian adalah organisasi dinamis pada tiap-tiap sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik pada lingkungannya dan kepribadian merupakan total jumlah dari seorang individu dalam beraksi dan berinteraksi dengan orang lain, atau dapat pula dikatakan bahwa kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang.
5.Pembelajaran Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Dapat dikatakan bahwa perubahan-perubahan perilaku menyatakan pembelajaran telah terjadi dan bahwa pembelajaran merupakan suatu perubahan perilaku.
Perilaku Menyimpang James Vander Zenden Menyebutkan bahwa penyimpangan adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. Robert M.Z. Lawang Mengungkapkan penyimpangan adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang itu. Bruce J. Cohen Mengatakan bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
Contoh Perilaku Menyimpang Individu Penyalahgunaan narkoba Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama disini termasuk juga alkogolisme. Gaya hidup Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya. Penyimpangan ini antara lain: 1. Sikap arogansi Kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian, kekuasaan, kekayaan dsb. 2. Sikap eksentrik Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb. KEPUASAN KERJA Pengertian Newstrom : mengemukakan bahwa Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami [pegawai] dalam bekerja
Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya.
Taufik Noor Hidayat : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Moh. Asad (2004), faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja antara lain : a. Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan pegawai yang meliputi minat, ketentraman kerja, sikap terhadap kerja, perasaan kerja. b. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik pegawai, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja, perlengkapan kerja, sirkulasi udara, kesehatan pegawai. c. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan pegawai, yang meliputi sistem penggajian, jaminan sosial, besarnya tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan lain-lain. d. Faktor Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karywan yang berbeda jenis pekerjaannya.
Syarat Memperoleh Kepuasan Kerja (a) Upah, (b) Keterjaminan Pekerjaan, (c) Teman-teman sekerja yang menyenangkan, (d) Penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan, (e) Pekerjaan yang berarti, (f) Kesempatan untuk maju, (g) Kondisi kerja yang nyaman, (h) Kepemimpinan yang mampu dan adil, (i) Perintah dan pengarahan yang masuk akal, (j) Suatu organisasi yang relevan secara sosial Motivasi Kerja Adanya perasaan ingin mencapai sesuatu hasil dengan melakukan pekerjaan menantang dengan baik. Suatu kebutuhan dari dalam diri sendiri yang ingin melakukan suatu pekerjaan yang baik. Melakukan pekerjaan menurut perasaan adalah penting. Apa yang dilakukan itu selalu berkaitan dengan suatu tujuan. Apa yang dikerjakan itu adalah sesuatu yang menarik. Melakukan pekerjaan dengan harapan akan ada promosi.
Mengerjakan sesuatu adalah membantu organisasi mencapai tujuannya. Mengharapkan kemungkinan kenaikan penghasilan. Mengerjakan sesuatu sebagai kredit untuk keperluan penilaian penampilan prestasi yang akan datang. Untuk memperoleh penghargaan dan pengakuan dari atasan. Melakukan sesuatu dengan kemungkinan bertambahnya kebebasan dalam pekerjaan. Harapan akan pengakuan dari teman sejawat. Melaksanakan tugas dengan tekad tidak menginginkan kelompoknya berpenampilan buruk. Jaminan adanya keamanan kerja yang prima. Mengerjakan sesuatu karena dorongan oleh kondisi fisik pekerjaan yang baik
Kepribadian 4 tipe kepribadian 1. Koleris alias si Kuat Sifat yang menonjol dari orang yang berkepribadian koleris yaitu perhatiannya yang selalu tertuju pada hasil akhir 2. Melankolis alias si sempurna Salah satu ciri orang berkepribadian melankolis adalah selalu berpikir dulu sebelum bertindak 3. Sanguinis alias si Populer Orang yang berkepribadian sanguinis adalah orang yang populer dan selalu dikerubungi teman-temannya dimanapun ia berada 4. Phlegmatis alias si Cinta Damai Orang phlegmatis adalah orang yang pembawaanya kalem, kalem disini bukannya diam, tapi ia tidak ingin mencari masalah sehingga cenderung penurut EMOSI Emosi adalah perasaan yang kuat terhadap sesuatu atau seseorang EMOSI Emosi berbeda dengan suasana hati (mood) Emosi adalah reaksi terhadap obyek, bukan kepribadian Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak TENAGA KERJA EMOSIONAL Tenaga Kerja Emosional Karyawan yang dituntut untuk mengungkapkan emosi yang diharapkan organisasi. Ex: pramuniaga Dewasa ini konsep TKE relevan dengan setiap pekerjaan. (fisik kognitif emosi) Dilema TKE: Emosi yang dirasakan vs Emosi yang ditampilkan
Enam Emosi Dasar Senang Heran Takut Sedih Marah Muak Orang tanpa Emosi Other Key Issues Jenis Kelamin Dan Emosi Budaya dan Emosi Dapatkah orang menjadi tanpa emosi? Sebagian orang mempunyai kesulitan besar untuk mengungkapkan perasaan mereka dan memahami emosi orang lain Alexithymia Alexithymia tidak selalu mengakibatkan kinerja rendah Pekerjaan yang cocok adalah pekerjaan yang menuntut emosi dalam jumlah sedikit atau tidak ada sama sekali Cocok: Programer Tidak cocok: Tenaga Penjual Jenis Kelamin & Emosi Benarkah wanita bereaksi lebih emosional? Wanita menunjukkan ungkapan emosi lebih besar daripada pria Wanita lebih nyaman dalam mengungkapkan emosi dibanding pria Wanita lebih baik dalam membaca isyarat non verbal dibanding pria
Penjelasan: Pria diajarkan untuk keras dan berani, wanita disosialisasikan sebagai pengasuh Wanita memiliki kemampuan bawaan lebih dalam hal membaca orang lain dan menampilkan emosi mereka Wanita membutuhkan perhatian yg lebih besar untuk mendapatkan pengakuan sosial
Budaya dan Emosi Budaya memberi intepretasi yang berbeda-beda terhadap emosi Contoh: di AS senyum dianggap sebagai bentuk keramahan, namun di Israel dianggap sebagai bentuk tidak berpengalaman Aplikasi Perilaku Organisasi EMOSI INDIVIDU Kinerja tinggi berhubungan positif dengan Kecerdasan Emosional PENGAMBILAN KEPUTUSAN Emosi negatif dapat mengakibatkan terbatasnya alternatif dan kurang cermatnya penggunaan informasi dalam pengambilan keputusan MOTIVASI Orang yang sangat termotivasi dalam pekerjaan mereka, terikat secara emosional KEPEMIMPINAN Pemimpin yang efektif hampir semuanya mengandalkan ekspresi perasaan untuk membantu menyampaikan pesan mereka KONFLIK Keberhasilan manajer dalam menangani konflik interpersonal sering sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengidentifikasi unsur-unsur emosional dalam konflik Beberapa Macam Bentuk Emosi a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati b. Kesedihan : pedih,sedih,muram,suram,melankolis, mengasihi diri, putus asa c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan f. Terkejut : terkesiap, terkejut g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka h. malu : malu hati, kesal
Faktor Pengendalian Emosi kemampuan untuk merespon secara berbeda- beda dalam kaitannya dengan kebutuhan dan faktor-faktor diluar dirinya yang terlibat dalam situasi tertentu. kemampuan menyalurkan tekanan-tekanan impuls dan emosi-emosi dalam bentuk prilaku yang konstruktif serta dapat mengarahkannya kearah tujuan yang positif. kemampuan membangun pola hubungan interdepensi dan mampu memelihara peran- perannya secara fleksibel. Lanjutan kemampuan memperkaya ketrampilan dan memahami potensi-potensi dan keterbatasan-keterbatasannya sendiri, serta mencari penyelesaian atas problem- problemnya secara kreatif dan mendapat persetujuan dari orang lain. kemampuan untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain, juga mampu memandang dirinya dengan orang lain dengan rasa hormat. kemampuan mempertimbangkan dan memulai alternatif-alternatif, konsekuensi-konsekuensi dari pelakunya.
KEPRIBADIAN Kombinasi cara-cara yang dipergunakan oleh seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain, yang dipengaruhi oleh sifat turunan (genetis) dan lingkungan. Penentu-penentu kepribadian Keturunan Faktor-faktor genetis seorang individu Ukuran fisik, daya tarik, wajah, temperamen, dsb Lingkungan Kebudayaan dimana kita dibesarkan, pengkondisian awal kita, mempengaruhi kepribadian kita. Situasi Kepribadian terkadang berubah sesuai dengan situasi dimana individu tersebut berada. SIFAT-SIFAT KEPRIBADIAN Sifat-sifat kepribadian atau character traits adalah Karakteristik yang sering muncul dan mendekripsikan perilaku seorang individu. Dalam studi Perilaku Organisasi, hal tersebut bermanfaat antara lain untuk: seleksi karyawan & menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu
Pengukuran kepribadian dapat dilakukan dengan: MBTI Big Five Model
Myers Briggs Type Indicator (MBTI) Instrumen penilaian yang berisi 100 pertanyaan mengenai bagaimana individu akan merasa atau bertindak dalam situasi ttt Mengklasifikasikan orang menjadi 4 tipe utama: Extrovert/Introvert (E or I) = ektrovert/introvert Sensing/Intuitive ( S or N) = tajam/intuitif Thinking/ Feeling (T or F) = pemikir/perasa Perceiving/Judging (P or J)= memahami/menilai Klasifikasi tersebut kemudian dikombinasikan ke dalam 16 tipe kepribadian Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) Gaya Pengambilan Keputusan Perceptive (P) Dalam Membuat Keputusan Feeling (F) Tipe Interaksi sosial Extrovert (E) Dalam Memperoleh Informasi Sensing (S) Introvert (I) Intuitive (N) Thinking (T) Judgmental (J) INTJ = visionaris ESTJ = Pengorganisasi ENTP = penggagas Contoh hasil penilaian MBTI Individu dengan hasil: INTJ adalah visioner, mereka memiliki pikiran asli dan dorongan yang kuat atas gagasan dan tujuan mereka sendiri ESTJ adalah pengorganisasi, mereka realistik, logis, analitis, tegas ENTP adalah penggagas, mereka inovatif, individualistik. Big Five Model Menurut BIG FIVE MODEL, Dimensi kepribadian dapat dibagi menjadi 5:
1. Ekstraversi Derajat dimana seseorang mampu bersosialisasi 2. Kemampuan bersepakat (Agreeableness): Derajat dimana seseorang bekerja baik dengan yg lain Dimensi yg mencakup kemampuan seseorang untuk bekerja dengan orang lain, kooperatif, dan kemampuan mempercayai orang lain. 3. Stabilitas Emosi: Dimensi yg mencirikan kemampuan seseorang untuk mengelola stress dengan tetap tenang dan percaya diri sebagai oposisi dari tidak tenang, gugup, dan depresi 4. Sifat berhati-hati (Conscientiousness): Dimensi yg menggambarkan seseorang yang bertanggungjawab, dapat diandalkan, stabil, tertata. Nilai terendah dari dimensi ini adalah malas, tidak terorganisasi dan tidak bertanggung jawab. 5. Keterbukaan thd hal baru (Openness to Experience): Wilayah ketertarikan seseorang atas sesuatu yg baru. Orang yg terbuka adalah kreatif, ingin tahu, sensitif, sebagai oposisi dari pikiran tertutup SIFAT KEPRIBADIAN UTAMA YANG MEMPENGARUHI OB Lokus Kendali Narsisme Mengambil Resiko
Kepribadian Tipe A Machiavelianisme Pemantauan Diri LOKUS KENDALI: TINGKAT KEYAKINAN INDIVIDU TERHADAP PENENTU NASIB MEREKA. INTERNAL: individu yg yakin bhw mereka mengendalikan apa yg terjadi pd mereka EKSTERNAL: individu yg yakin bhw apa yg terjadi pada mereka dikendalikan oleh kekuatan luar LOKUS KENDALI INTERNAL LOKUS KENDALI EKSTERNAL KEPUASAN KERJA Tinggi Rendah KEMANGKIRAN Rendah Tinggi KINERJA Lebih baik pada pekerjaan yang menuntut inisiatif dan independensi tindakan Lebih baik pada pekerjaan rutin dan terstruktur baik PENGUNDURAN DIRI Lebih berani mengambil tindakan, shg dapat lebih siap untuk keluar kerja Vice versa PENGARUH PADA PERILAKU ORGANISASI MACHIAVELLIANISME: Tingkat dimana individu bersifat pragmatis, menjaga jarak emosi dan yakin bahwa tujuan dapat dicapai dengan menghalalkan segala cara. Lebih banyak melakukan manipulasi, lebih sering menang, kurang bisa dibujuk dan lebih banyak membujuk orang lain Kinerja tinggi pada pekerjaan dengan situasi yg memiliki sedikit aturan improvisasi. Contoh: Pekerjaan yang mengandung unsur negoisasi, Penjualan berkomisi, dll PENGAMBILAN RESIKO Individu memiliki keberanian yang berbeda-beda untuk mengambil kesempatan Untuk menghasilkan kinerja tinggi, pengambilan risiko seseorang harus disesuaikan dengan tuntutan pekerjaannya
Contoh: Pengambil risiko tinggi menghasilkan prestasi kerja yang lebih efektif untuk seorang pedagang saham di suatu perusahaan perdagangan perantara karena jenis pekerjaan tersebut menuntut pembuatan keputusan yang cepat. Di sisi lain, kesediaan untuk mengambil risiko mungkin terbukti sebagai halangan utama bagi seorang akuntan yang melakukan aktivitas audit. Pekerjaan ini mungkin lebih baik dilakukan oleh seseorang yang memiliki kecenderungan pengambil risiko yang rendah. NARSISME: Kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsis berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk Individu narsis juga cenderung egois dan eksploitif, dan mereka acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain untuk keuntungan mereka. Penelitian juga menunjukkan bahwa individu narsis dinilai oleh atasan mereka sebagai individu yang kurang efektif, terutama ketika harus membantu individu lain. Pemantauan diri (self-monitoring): Kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor- faktor situasional eksternal Memiliki penilaian prestasi kerja yang lebih baik & berkemungkinan lebih besar menjadi pemimpin Memiliki jenjang karier yang dinamis, menerima lebih banyak promosi Berkemungkinan lebih besar menempati posisi inti dalam suatu organisasi Individu dengan tingkat pemantauan yang tinggi akan lebih berhasil menduduki posisi manajer Kepribadian Tipe A: Keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan bila perlu akan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain KEPRIBADIAN TIPE A KEPRIBADIAN TIPE B 1. Serba cepat dalam bergerak 2. Tidak sabar atas segala sesuatu yg berlangsung 3. Berusaha u/ melakukan beberapa pekerjaan sekaligus. 4. Tidak dapat menikmati waktu luang 5. Terobsesi dgn jumlah 1. Tidak pernah merasa terdesak. 2. Merasa tidak perlu memamerkan capaian mereka. 3. Bermain u/ mendapatkan kegembiraan 4. Dapat santai tanpa merasa bersalah Tipe A lebih cepat mendapatkan pekerjaan Tipe B lebih banyak sampai ke puncak Kenapa? Karena tipe A lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas. Teori Holland: Teori kecocokan orang dengan pekerjaan Tipe Kepribadian Pekerjaan Realistis Investigatif Sosial Konvensional Enterprising (giat) Artistik Pemalu, stabil, praktis Analitis, mandiri Kooperatif, mudah bersosialisasi Efisien, tidak luwes, praktis Ambisi, energik Imajinatif, tidak praktis, idealis Mekanik, petani, pekerja perakitan Ahli biologi, ekonom, ahli matematika Pekerja sosial, guru, konselor Manajer, akuntan, teller Pengacara, penjual Tukang cat, pemusik, penulis A I S C E R A r t i s t i k
K o n v e n s i o n a l
Tipe Kepribadian yang Berhubungan Dengan Pekerjaan PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL Pilihan yang dibuat dari dua alternatif atau lebih BAGAIMANA SEHARUSNYA KEPUTUSAN DIBUAT? Pembuatan keputusan yang paling baik adalah yang rasional (rational). Artinya, pembuat keputusan tersebut membuat pilihan-pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan- batasan tertentu Pilihan-pilihan ini dibuat dengan mengikuti enam langkah dari model pembuatan keputusan yang rasional (rational decision-making model). Tetapkan Masalah Identifikasikan kriteria keputusan Alokasikan bobot pada kriteria Kembangkan berbagai alternatif Evaluasilah Alternatif tersebut Pilih alternatif terbaik Pengambilan Keputusan Rasional MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN Kreativitas: Kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang baru dan bermanfaat Kreativitas memungkinkan pembuat keputusan untuk menilai memahami masalah dengan lebih mendalam Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar individu memiliki potensi menjadi kreatif, caranya: Penelitian menunjukkan bahwa kita menjadi lebih kreatif ketika berada dalam suasana hati yang baik Terdapat juga bukti yang menunjukkan bahwa berkumpul dengan individu-individu yang kreatif, membuat kita menjadi lebih terinspirasi Model kreativitas 3 komponen
Kemampuan Pengetahuan Pengalaman Kecakapan Kecerdasan Kemerdekaan diri Kepercayaan diri Lokus kendali internal Kemampuan analogi
Ketertarikan, keterlibatan Kepuasan Menantang secara pribadi Model Kreativitas 3 Komponen BAGAIMANA SEBENARNYA KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI DIBUAT? RASIONALITAS YANG DIBATASI (BOUNDED RATIONALITY): Penyederhanaan masalah BIAS & KESALAHAN UMUM Bias Overconfidence (yg terbaik sesungguhnya yg terburuk) Bias Jangkar (gaji sebelumya pd wawancara kerja) Bias Konfirmasi (penguatan pilihan masa lalu, mengabaikan pertimbangannya) Bias Ketersediaan (terbatas informasi takut terbang) Bias Representatif (menyamakan situasi sekarang dan masa lalu) Peningkatan Komitmen (bertahan pd keputusan yang jelas salah) Kesalahan yg Tidak Disengaja (percaya pada mitos) Kutukan Pemenang (eg. Harga terlalu tinggi pd barang lelang) Bias Peninjauan Kembali (pura-pura yakin. Eg: pemenang superbowl) INTUISI proses tidak sadar yg berasal dari pengalaman yg disaring PERBEDAAN INDIVIDUAL & KULTURAL, BATASAN ORGANISASIONAL BEBERAPA CARA MENGURANGI BIAS & KESALAHAN Fokus pada tujuan Mencari informasi yang melemahkan keyakinan anda Jangan berusaha mengartikan peristiwa yang tidak disengaja (kebetulan) Perbanyak pilihan Utilitarian Memberikan kebaikan yang terbesar untuk jumlah yang terbesar.
Menekankan pada Hak Menghormati dan melindungi hak dasar individu.
Menekankan pada Keadilan Memberlakukan dan memperkuat aturan-aturan secara adil dan tidak memihak. Kriteria Keputusan Etis: ETIKA DALAM KEPUTUSAN 61
62 - Merujuk kepada rangsangan dalaman (proses psikologi) yang mengarahkan kelakuan manusia untuk mencapai matlamat Ferrell, Business: A Changing World, 5 th Edition
Dari perspektif Pengurusan: Satu dorongan dalaman yang wujud dalam diri seseorang usahawan/pekerja untuk berusaha bersungguh-sungguh bagi mencapai matlamat organisasi
A) Definisi Motivasi
Dari perspektif psikologi: Satu proses yang kompleks melibatkan keadaan dalaman (naluri manusia dan rangsangan) serta luaran individu (perlakuan dan tindakan)
Ditakrif sebagai proses psikologi yang merangsang dan mengarahkan tindakan manusia secara berterusan untuk mencapai matlamat
Ia melibatkan keperluan yang dirasai dalam kehidupan seseorang pada sesuatu ketika
63 Definisi Motivasi (Samb)
Keperluan ini mewujudkan rangsangan atau desakan naluri dari dalam diri manusia
Ini menyebabkan manusia bertindak ke arah matlamat atau kehendak tersebut 64 Keperluan (lapar nasi) Rangsangan (untuk makan) Tindakan (mencari nasi) Matlamat/kepuasan (makan & kenyang) maklumbalas Proses motivasi Definisi Motivasi (Samb) 65 Teori Hirarki Keperluan Maslow Teori Dua Faktor Herzberg Teori X dan Y Teori Z B) Teori-Teori Motivasi I. TEORI HIRARKI MASLOW Menghuraikan bahawa manusia mempunyai beberapa tingkat keperluan secara teratur
Abraham Maslow mengemukakan 5 tingkat keperluan yang setiap manusia ingin kecapi iaitu keperluan fisiologi, keselamatan, sosial, esteem dan aktualisasi diri
66 67 Keperluan Fisiologi Keperluan Keselamatan Keperluan Sosial Keperluan Esteem Keperluan Aktualisasi Diri TEORI HIRARKI KEPERLUAN MASLOW 68 Hiraki Keperluan Maslow Fisiologi Keselamatan Sosial Maruah-Diri Penyempurnaan -Diri Keinginan utk mkn,tempat tinggal, & pakaian Keinginan utk perlindungan kerja Keinginan utk perhubungan & penerimaan Keinginan utk status & kedudukan Keinginan utk memenuhi kehidupan & mencapai potensi i. Keperluan Fisiologi Berhubung keperluan asas manusia untuk terus hidup
Merupakan keperluan terbawah sekali yang harus dipenuhi oleh semua manusia seperti keperluan makanan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya
Bagi memenuhi keperluan ini manusia harus berusaha atau bekerja untuk mendapat keuntungan, upah dan gaji
69 ii. Keperluan Keselamatan Untuk mengelakkan diri manusia daripada perkara-perkara yang boleh mencederakan atau menjejaskan masa depannya
Manusia lebih sedar tentang keperluan keselamatan setelah keperluan fisiologi telah dipenuhi
Pekerja akan merasa selamat untuk bekerja sekiranya mereka tahu bahawa mereka tidak akan kehilangan pekerjaan atau dibuang kerja
Sebahagian organisasi mewujudkan suasana tempat kerja yg bersih dan kondusif, skim pencen, insurans dan sebagainya bagi menjamin keselamatan dan masa depan pekerja mereka
70 iii. Keperluan Sosial Berhubung dengan penerimaan kumpulan atau masyarakat terhadap individu Ia tercetus apabila keperluan fisiologi dan keselamatan sudah dipenuhi Seseorang individu tidak dapat hidup sendiri Ia memerlukan rakan-rakan atau kumpulan tertentu untuk berinteraksi Di dalam organisasi para pekerja akan dikelompokkan dalam satu kumpulan kerja dan mereka akan berinteraksi dan bekerja bersama-sama bagi mencapai matlamat organisasi
71 iv. Keperluan Esteem Tercetus apabila ketiga-tiga keperluan di bawah dipenuhi
Keperluan ini agak sukar dipenuhi
Ia berhubung dgn penghargaan diri, penghormatan, status dan sebagainya
Dalam organisasi keperluan ini boleh dicapai sekiranya pekerja dapat menunjukkan prestasi yang baik dan diberi kenaikan pangkat, gaji yang tinggi, penghargaan kerja dan lain-lain ganjaran yang melibatkan kenaikan status pekerja tersebut
72 v. Keperluan Aktualisasi Diri Keperluan terakhir yang akan dipenuhi
Merupakan pencapaian terakhir yang diinginkan oleh seseorang manusia
Melibatkan seorang manusia menggunakan bakat dan potensi yang ada padanya untuk mencapai apa yg dihajatinya
Pekerja seperti ini suka kepada kerja yang mencabar, berorientasikan pencapaian, kreativiti dan bercita-cita tinggi
73 v. Keperluan Aktualisasi Diri (samb) 74 Teori Maslow menyatakan bahawa motivasi manusia bermula dgn keperluan asas & keperluan keselamatan dlm kerjayanya. Setelah seseorg mencapai satu tahap barulah ia meningkat & berikhtiar utk mencapai tahap yg lebih tinggi. 75 HI !! NAMA SAYA ABRAHAM MASLOW II. TEORI MOTIVASI HERZBERG Frederick Herzberg mengkaji perlakuan manusia dan mengemukakan teori motivasi berasaskan kepada Model Penjagaan Motivasi (Motivation - Maintenance Model)
Terdapat 2 set faktor yang mempengaruhi gelagat pekerja iaitu:
76 77 Faktor Dorongan Faktor Hygiene Kepuasan Kerja Neutral Ketidakpuasan Kerja Rendah Tinggi Kesan faktor Dorongan dan Hygiene Ke Atas Kepuasan Kerja (Sumber : Landy & Trumbo, 1976 :87) 78 Kesan faktor Dorongan dan Hygiene Ke Atas Kepuasan Kerja Tidak puas hati Puas hati Faktor Motivasi Pencapaian Pengiktirafan Kenaikan Pangkat Pekerjaan itu sendiri Peluang berkembang Tanggungjawab Ketidakpuasan hati Tiada ketidakpuasan hati Faktor Hygiene Kualiti Penyeliaan Polisi Syarikat Gaji Keadaan fizikal tempat kerja Hubungan antara pekerja Keselamatan di tempat kerja Rendah Rendah Tinggi Tinggi Sumber: David Holt, Management: Principal and Practice i. Faktor-faktor Penjagaan (Maintenance Factors) 79 Dikenali juga sebagai faktor-faktor kesihatan (hygiene factors)
Berhubung pengalaman kerja yang akan menghalang daripada berlakunya ketidakpuasan kerja sekiranya faktor-faktor tersebut wujud dalam organisasi
Walau bagaimanapun faktor-faktor ini tidak dapat memotivasikan pekerja atau memberi kepuasan kepada mereka
Faktor hygiene/penjagaan terdiri daripada kualiti penyeliaan, polisi syarikat, gaji, keadaan fizikal tempat kerja, hubungan antara pekerja keselamatan di tempat kerja
Faktor hygiene jika diberi perhatian akan mengurangkan/mentiadakan ketidakpuasan hati dan jika tidak diberi perhatian, akan meningkatkan ketidakpuasan hati i. Faktor-faktor Penjagaan (Maintenance Factors) (samb) Faktor Penjagaan Dasar dan Pentadbiran Keselamatan Pekerja Organisasi Hubungan Interpersonal Penyeliaan Status Gaji Keadaan Tempat Kerja Kehidupan Peribadi 80 ii. Faktor-faktor Motivasi/Dorongan Faktor Motivasi/Dorongan Pencapaian Pengiktirafan Kenaikan Pangkat Pekerjaan itu sendiri Peluang untuk berkembang Tanggungjawab
Faktor-faktor berkaitan dengan pekerjaan yang dapat memberi kepuasan dan seterusnya dapat memotivasikan pekerja
Ketiadaan faktor-faktor ini akan menyebabkan timbulnya rasa ketidakpuasan kerja
81 Antara faktor-faktor motivasi adalah: Pencapaian; yakni peluang-peluang mencapai sesuatu matlamat kerja yang mencabar
Penghargaan; yakni penghargaan terhadap sumbangan dan usaha
Tanggungjawab; yakni diberi tanggungjawab dan tugas kerja yang baru
82 Kesimpulannya:
Kehadiran faktor motivasi menyebabkan seseorang merasai kepuasan kerja, dan ketidakhadirannya tdk semestinya membawa ketidakpuasan kerja.
Kehadiran faktor hygiene mengurangkan ketidakpuasan kerja, dan ketidakhadirannya menyebabkan ketidakkpuasan kerja.
83 Kemajuan; Iaitu peluang untuk memajukan diri dan status kerja berdasarkan prestasi kerja
Kerja itu sendiri; Iaitu berhubung dengan kerja yang dapat memberi kepuasan, penonjolan diri dan mencabar
III. TEORI X & TEORI Y Douglas McGregor seorang ahli psikologi membuat andaian berhubung dgn gelagat pekerja yang boleh dijadikan panduan pengurus dan pemimpin
Pengurus perlu guna cara yang berbeza untuk memberi motivasi pada pekerja yang berbeza dari segi nilai, kepercayaan, sikap, kebolehan dan beberapa ciri lain yang mempengaruhi gelagat mereka
84 Kebanyakan pekerja tidak suka bekerja dan seboleh mungkin cuba elak diri dari buat kerja
Pekerja perlu dipaksa, diancam dan diarah bekerja untuk mencapai matlamat organisasi
Kebanyakan pekerja malas, mengelak dari tanggungjawab, tiada cita-cita dan lebih menekankan keselamatan diri
Kebanyakan pekerja cuba elak diri dari memimpin
Pekerja hanya akan melakukan kerja yang baik jika ada insentif kewangan
85 i. Andaian tentang pekerja dalam Teori X ii. Andaian pekerja di bawah Teori Y: Sebahagian besar pekerja suka melakukan kerja
Pekerja boleh kawal diri sendiri, lebih suka memberi panduan diri, berinovasi dan kreatif
Pekerja suka ambil tanggungjawab dan suka memimpin
Pekerja mempunyai komitmen pd matlamat organisasi dan berkeinginan melakukan kerja dengan baik bukan semat-mata memerlukan insentif kewangan
Motivasi dan potensi pekerja sememangnya sudah sedia wujud dalam diri pekerja dan pihak pengurusan hanya perlu menggilapkan potensi-potensi tersebut
86 IV. TEORI Z oleh Ouchi Teori yang menggunakan ciri-ciri kejayaan pengurus Jepun dan Amerika Syarikat Adalah gabungan daripada ciri-ciri pengurusan Jepun (Timur) dan A.S.(Barat). Ciri-cirinya: a. Melibatkan semua kakitangan dalam proses membuat keputusan untuk mencapai kepuasan b. Pekerjaan adalah untuk seumur hidup bagi mencapai kepuasan c. Tanggungjawab peribadi d. Peluang gunakan kemahiran e. Berhati-hati dlm penilaian dan kenaikan pangkat utk membina keyakinan 87 TEORI Z (Samb) Ada kaitan rapat Teori Z danTHM Teori Z menekankan rasa tanggungjawab, kesetiaan dan penglibatan semua pihak dalam pengurusan organisasi tidak tertakluk kepada pengurus sahaja Maka pekerja terlibat dalam penentuan matlamat, pembuatan keputusan, penyelesaian masalah, melakar dan melaksanakan peluang Penglibatan pekerja dalam proses pengurusan dapat meningkatkan motivasi mereka Semua pekerja dipastikan terlibat dalam pengurusan organisasi walaupun pekerja tidak suka melakukan perkara- perkara di luar bidang mereka 88
89 Penetapan Matlamat Pengurusan Bermatlamat (MBO) Rekabentuk/Pusingan Kerja (Job Rotation) Pengkayaan Kerja (Job Enrichment) Ganjaran Kualiti Suasana Kerja Perluasan Kerja (Job Enlargement) A) C) Kaedah Memotivasikan Pekerja Pengupayaan (Empowerment) 90 Proses menetapkan tahap prestasi tertentu untuk dicapai dalam suatu tempoh masa yang ditetapkan Ciri-ciri objkektif yang baik seperti; spesifik dan jelas, mencabar tetapi tidak terlalu sukar Jelas dan mudah difahami Objektif organisasi disampaikan samada dalam bentuk ayat atau mekanisme yang jelas kepada pekerja Contoh:untung yang hendak dicapai pada tahun 2002 ialah RM 1juta Mencabar dan tidak terlalu mudah dan terlalu sukar Ganjaran dan hukuman yang setimpal Beri maklumat prestasi kerja dari masa ke semasa I. Penetapan Matlamat II. Pengurusan Bermatlamat (MBO) Pengurusan dan subordinat bergabung tenaga dalam membentuk dan merangka objektif
Motivasi dan prestasi kerja akan meningkat sekiranya pekerja terlibat dalam penyediaan objektif
Terdapat prosedur (langkah-langkah tertentu) dalam melaksanakan Pengurusan Bermatlamat (MBO)
Penilaian prestasi dari masa ke semasa
Pemberian ganjaran jika pekerja mencapai prestasi yang dikehendaki
91 92 III. Rekabentuk Kerja/Pusingan Kerja (Job Rotation) Teknik ini membolehkan pekerja digerakkan secara sistematik dalam organisasi.
Dapat beri peluang kepada pekerja mencuba pelbagai kerja yang boleh meningkatkan kemahiran mereka
Dapat mengelakkan kebosanan dalam melakukan pekerjaan/suasana yang sama setiap hari. 93 IV. Perluasan Kerja (Job Enlargement) Kombinasi tugas-tugas yang telah digabungkan untuk dilakukan oleh pekerja dalam memberi kepelbagaian kerja dan cabaran terhadap mereka. Pekerja akan bertanggungjawab mengawal dua atau tiga tugas dalam satu masa. Sesuai digunakan jika pekerja merungut bahawa kerja yang dilakukan sebelum ini terlalu mudah dan mempunyai skop kerja yang kecil. 94 v. Peningkatan / pengkayaan kerja Menyediakan pekerja dengan kerja yang lebih bermakna dan kebertanggungjawaban yang lebih
Memberikan autoriti dan tanggungjawab kepada pekerja untuk menjalankan perancangan tugas mereka dan mengawalnya hingga selesai.
95 VI. Kualiti Suasana Kerja Program untuk meningkatkan produktiviti dan prestasi (pengurusan kerja, pekerja dan keadaan kerja yang baik)
Pengalaman kerja seronok => prestasi cemerlang.
Kaedah ini dibentuk supaya pekerja merasa seronok dengan diri, kerja dan organisasi.
Antara kaedahnya ialah dengan pampasan yang sesuai, persekitaran kerja yang selamat, peluang meningkatkan diri,program pembangunan dan kelonggaran jadual kerja
96 VII. Pengupayaan (Empowerment) Pekerja berkuasa/diberi kuasa terhadap proses kerja (eg.kawal belanjawan kewangan, beri cadangan, buat jadual kerja etc.)
Kaedah ini dapat mengukur/mengawal prestasi kerja pekerja
Mereka diberi tugas penting untuk diri sendiri dan orang lain dan mereka percaya bahawa mereka mampu menjalankan tugas dengan jayanya 97 VIII. Ganjaran Suatu balasan kepada usaha-usaha dan kerja yang dilakukan oleh pekerja.
Melibatkan ganjaran kepada pekerja samada : Bentuk Wang Meliputi gaji, upah dan bonus Bentuk Bukan Wang Meliputi penghargaan atau kepercayaan dari pihak majikan
Objektif utama adalah untuk memotivasikan pekerja dan menggalakkan pekerja bekerja dengan lebih tekun dan bersemangat.
Nilai ganjaran adalah berdasarkan tanggungjawab yang dipikul dan kedudukan yang disandang oleh pekerja
98
1. KELOMPOK DUA INDIVIDU ATAU LEBIH YANG BERINTERAKSI DAN SALING BER GANTUNG DAN BERGABUNG UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERTENTU
2. KLASIFIKASI KELOMPOK
a. KELOMPOK FORMAL, KOLOMPOK KERJA YANG DIBENTUK SESUAI DENGAN STRUKTUR ORGANISASI b. KELOMPOK INFORMAL, KELOMPOK YG TIDAK TERSTRUKTUR FOR MAL & TIDAK DITENTUKAN OLEH ORGANISASI, MUNCUL SEBAGAI RESPON TERHADAP KEBUTUHAN AKAN KEBUTUHAN SOSIAL c. KELOMPOK KOMANDO, SEORANG PEMIMPIN DAN SEMUA BAWAHAN TERGABUNG DALAM SUATU ORGANISASI PERILAKU KELOMPOK DAN TIM KERJA
d. KELOMPOK TUGAS, INDIVIDU INDIVIDU SECARA BERSAMA MENYE LESAIKAN SUATU TUGAS e. KELOMPOK KEPENTINGAN, INDIVIDU INDIVIDU YG BEKERJA BER SAMA UNTUK MENCAPAI TUGAS KHUSUS DAN MENJADI PERHATI AN MASING MASING INDIVIDU f. KELOMPOK PERSAHABATAN, DITETAPKAN SECARA BERSAMA SAMA KARENA MEMILIKI SATU ATAU LEBIH KARAKTERISTIK YG SAMA
3. ALASAN MEMBENTUK KELOMPOK
a. MEMPEROLEH KEAMANAN b. PENGAKUAN STATUS c. PERASAAN HARGA DIRI d. AFILIASI SOSIAL e. MEMBANGUN KEKUASAAN f. MENCAPAI TUJUAN
TIDAK TERDAPAT ALASAN TUNGGAL UNTUK MENJELASKAN MENGA PA INDIVIDU INDIVIDU BERGABUNG KEDALAM KELOMPOK
4. TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
a. MODEL LIMA TAHAP PENEMBANGAN KELOMPOK MELEWATI LIMA TAHAPAN YAITU: PEMBENTUKAN (FORMING) KERIBUTAN (STORMING) PENORMAAN (NORMING) PELAKSANAAN (PERFORMING) PERISTIRAHATAN (ADJOURNING)
PRATAHAP TAHAP 1 TAHAP 5 TAHAP 4 TAHAP 3 TAHAP 2 TAHAP PENGEMBANGAN KELOMPOK
b. MODEL PERILAKU KELOMPOK KERJA MODEL INI MENCOBA MELAKUKAN PENYESUAIAN ATAS KEMAM PUAN ANGGOTA, UKURAN, TINGKAT KONFLIK, TEKANAN INTER NAL DALAM UPAYA MEMBANGUN NORMA KELOMPOK
MODEL PERILAKU KELOMPOK TUGAS KELOMPOK PROSES KELOMPOK KINERJA & KEPUASAN STRUKTUR DALAM KELOMPOK SUMBER ANGGOTA KELOMPOK KEADAAN LUAR YANG DIPAKSAKAN KEDALAM KELOMPOK
5. STRUKTUR KELOMPOK
a. KEPEMIMPINAN FORMAL, INDIVIDU YG BERTINDAK SEBAGAI PE MIMPIN, BIASANYA DINYATAKAN DALAM BENTUK JABATAN b. PERAN, PERILAKU YANG DIHARAPKAN DARI SESEORANG YG MEN DUDUKI POSISI TERTENTU DALAM UNIT SOSIAL TERTENTU. IDENTITAS PERAN, SIKAP DAN PERILAKU AKTUAL TERTENTU YG KONSISTEN DENGAN PERAN TERTENTU PERSEPSI PERAN, PANDANGAN INDIVIDU MENGENAI BAGAIMANA MEREKA HARUS BERTINDAK DALAM SITUASI TERTENTU PENGHARAPAN PERAN, BAGAIMANA ORANG LAIN MEYAKINI APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN ORANG DLM SITUASI TERTENTU KONFLIK PERAN, KEADAAN DIMANA INDIVIDU DIHADAPKAN PADA PENGHARAPAN PERAN YANG BERLAINAN c. NORMA, STANDAR PERILAKU YANG DAPAT DITERIMA DAN DIGUNA KAN BERSAMA OLEH PARA ANGGOTA KELOMPOK KELAS NORMA UMUM KONFORMITAS (KESESUAIAN) PERILAKU MENYIMPANG DITEMPAT KERJA
6. STATUS POSISI ATAU PERINGKAT YANG DITENTUKAN SECARA SOSIAL YANG DIBERIKAN KE KELOMPOK ATAU ANGGOTA KELOMPOK LAIN. PENGARUH STATUS DALAM PERILAKU: a. STATUS DAN NORMA, PERINGKAT STATUS & PENYIMPANGAN DLM NORMA KELOMPOK b. KESETARAAN STATUS, TERCIPTANYA KETIDAKSEIMBANGAN YANG TERJADI DALAM BERBAGAI JENIS PERILAKU c. STATUS DAN BUDAYA, TRASFORMASI LINTAS BUDAYA YANG MEM PENGARUH STATUS INDIVIDU ATAU KELOMPOK d. UKURAN, JUMLAH ANGGOTA KELOMPOK YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KESELURUHAN KELOMPOK
7. KEPADUAN (COHESIVENESS) SAMPAI TINGKAT MANA PARA ANGGOTA TERTARIK SATU SAMA LAIN DAN TERMOTIVASI UNTUK TETAP DI DALAM KELOMPOK. KEPADUAN DAPAT DISEBABKAN OLEH KEBERSAMAAN WAKTU, INTERAKSI YANG TINGGI ANTAR ANGGOTA, KARENA DAPAT MENINGKATKAN PRODUK TIVITAS KELOMPOK.
HUBUNGAN KOHESI, NORMA KERJA DAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK KOHESI
TINGGI RENDAH
TINGGI
RENDAH
8. PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK a. KELOMPOK VS INDIVIDU KEKUATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK KELEMAHAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK PRODUKTIVITAS TINGGI PRODUKTIVITAS SEDANG-RENDAH PRODUKTIVITAS RENDAH PRODUKTIVITAS SEDANG NORMA KERJA
b. PEMIKIRAN KELOMPOK & PERGESERAN KELOMPOK PEMIKIRAN KELOMPOK, FENOMINA DIMANA NORMA UNTUK KON SENSUS MEMPENGARUHI PENILAIAN REALISTIS ATAS TINDAKAN ALTERNATIF PERGESERAN KELOMPOK, PERUBAHAN RISIKO KEPUTUSAN ANTA RA KEPUTUSAN KELOMPOK & KEPUTUSAN INDIVIDU YANG DIAM BIL OLEH PARA ANGGOTA DALAM KELOMPOK, KEARAH RISIKO YANG KONSERVATIF ATAU YANG LEBIH BESAR
9. TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a. KELOMPOK INTERAKTIF, ANGGOTA BERINTERAKSI SECARA LANG SUNG DENGAN ANGGOTA YANG LAIN b. SUMBANG SARAN, MEMBUKA SEMUA ALTERNATIF DAN MENAHAN DIRI SETIAP KRITIK YANG MUNCUL ATAS ALTERNATIF TERSEBUT c. KELOMPOK NOMINAL, MEMBATASI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SELAMA PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KARENA MASING MA SING INDIVIDU MENGEMBAN TUGAS SECARA INDEPENDEN
10. TIM KERJA KELOMPOK DIMANA INDIVIDU MENGHASILKAN TINGKAT KINERJA YANG BAIK DARIPADA JUMLAH MASUKAN INDIVIDU TERSEBUT, SE DANGKAN KELOMPOK KERJA MERUPAKAN KELOMPOK DASAR YANG BERINTERAKSI UNTUK BERBAGI INFORMASI DAN MENGAMBIL KEPU TUSAN, UNTUK MEMBANTU TIAP ANGGOTA BERKINERJA SESUAI DE NGAN TANGGUNG JAWABNYA
11. TIPE TIPE TIM a. TIM PEMECAHAN MASALAH, KELOMPOK 5-12 KARYAWAN DALAM DIVISI BERTEMU SECARA BERKALA UNTUK SUATU PERBAIKAN b. TIM KERJA SWA-KELOLA, KELOMPOK 10-15 ORANG UNTUK MEMI KUL TANGGUNGJAWAB PENYELA MEREKA SEBELUMNYA c. TIM LINTAS FUNSIONAL, TENAGA KERJA DARI TINGKAT HIRARKI YANG SAMA, TETAPI TEMPAT PEKERJAAN YANG BERBEDA d. TIM VIRTUAL, TIM YANG MEMANFATKAN TEKNOLOGI KOMPUTER UNTUK MENGIKAT PARA ANGGOTA YANG SECARA FISIK TERPEN CAR DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN BERSAMA.
MODEL KEEFEKTIFAN TIM RANCANGAN PEKERJAAN: OTONOMI MACAM KEAHLIHAN IDENTITAS TUGAS KEPENTINGAN TUGAS KOMPOSISI: KEMAMPUAN PERSONALITAS UKURAN FLEKSIBILITAS KENYOMAN KELOMPOK KERJA KONTEKS: SUMBER YANG MEMADAI KEPEMIMPINAN PENILAIAN KENIRJA & IMBALAN PROSES: TUJUAN BERSAMA TUJUAN KHUSUS KEMAJUAN TIM KONFLIK KEMALASAN SOSIAL KEEFEKTIFAN TIM
ATURAN POKOK DALAM TIM PENGHUBUNG TIM PENASEHAT PENCIPTA PROMOTOR PEMELIHARA PENGONTROL PENAKSIR PENGORGANISASI PENGHASIL
12. TIM DAN MANAJEMEN MUTU TOTAL HAKEKAT QUALITY MANAGEMENT ADALAH PERBAIKAN PROSES & MELIBATKAN KARYAWAN DALAM PERBAIKAN PROSES TERSEBUT. PENGGUNAAN TIM MERUPAKAN ISU PENTING DALAM QM, YANG ME NYANGKUT: 1. BAGAIMANA TIM MENDORONG IMPLIMENTASI QM 2. IMPLIKASI KEANEKARAGAMAN TENAGA KERJA 3. BAGAIMANA MANAJEMEN MEMOTIVASI TIM YANG JENUH
TIM DAN KEANEKARAGAMAN TENAGA KERJA KEUNTUNGAN KERUGIAN
PERSPEKTIF YANG BERANEKARAGAM TERBUKA UNTUK IDE BARU INTEPRETASI GANDA MENINGKATNYA KREATIVITAS MENINGKATNYA FLEKSIBILITAS MENINGKATNYA KEAHLIHAN
AMBIGUITAS KOMPLEKSITAS KEKACAUAN SALAH PAHAM SULIT MENEMUKAN KESESUAIAN SULIT MENYETUJUI TINDAKAN KHUSUS
1. KOMUNIKASI KOMUNIKASI ADALAH PROSES PENYAMPAIAN & PEMAHAMAN MAKNA DIMANA PENYAMPAIAN IDE AKAN DIPERSEPSI OLEH PENERIMA PER- SIS SAMA DENGAN YANG DIINGINKAN OLEH PENGIRIM. KOMUNIKASI MEMILIKI EMPAT FUNGSI: a. PENGENDALIAN b. MOTIVASI c. PENGUNGKAPAN EMOSI d. INFORMASI
2. PROSES KOMUNIKASI INTERAKSI ANTARA SUMBER DAN PENERIMA YANG MENGHASILKAN PENYAMPAIAN DAN PEMAHAMAN MAKNA YANG SAMA KOMUNIKASI
MODEL PROSES KOMUNIKASI
PESAN PESAN PESAN PESAN
UMPAN BALIK
3. ARAH KOMUNIKASI SUMBER PENGKODEAN PENERIMA DECORDING SALURAN ARAH KOMUNIKASI BAWAH ATAS HORIZONTAL ARAH KOMUNIKASI INI, TERKAIT DENGAN HUBU NGAN ANTAR PIMPINAN DAN BAWAHAN DALAM STRUKTUR ORGANISASI
4. KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI 1. KOMUNIKASI LISAN 2. KOMUNIKASI TERTULIS 3. KOMUNIKASI NON-VERBAL
5. KOMUNIKASI ORGANISASI 1. JARINGAN KELOMPOK KECIL-FORMAL a. JARINGAN RANTAI b. JARINGAN RODA c. SEMUA SALURAN 2. KOMUNIKASI DENGAN BANTUAN KOMPUTER a. E-MAIL b. INTERNET & EKSTRANET c. KONFERENSI VIDEO
6. HAMBATAN KOMUNIKASI EFEKTIF 1. PENYARINGAN 2. PERSEPSI SELEKTIF 3. INFORMASI BERLEBIH
4. EMOSI 5. BAHASA 6. KEGELISAHAN KOMUNIKASI
KEKAYAAN INFORMASI SEJUMLAH SALURAN KOMUNIKASI BULITEN FORMAL REKAMAN PIDATO KONFERENSI VIDEO PIDATO LANGSUNG DISKUSI ONLINE MEMO, SURAT E-MAIL VOICE MAIL MEDIA TELEPON BICARA LANGSUNG KEKAYAAN SALURAN RENDAH KEKAYAAN SALURAN TINGGI
7. KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA a. HAMBATAN BUDAYA b. KONTEKS BUDAYA KONTEKS BUDAYA TINGGI KONTEKS BUDAYA RENDAH c. PANDUAN BUDAYA ADA PERBEDAAN SAMPAI TERBUKTI ADA PERSAMAAN TEKANKAN PENJELASAN BUKAN PENAFSIRAN PRAKTIKAN EMPATI LAKUKAN PENAFSIRAN
1. KEPEMIMPINAN KEMAMPUAN INDIVIDU UNTUK MEMPENGARUHI KELOMPOK MENUJU PENCAPAIAN TUJUAN. PERILAKU KEPEMEMIMPINAN ADALAH PERILA KU KHUSUS YANG MEMBEDAKAN PEMEMPIN DARI BUKAN PEMEMPIN
2. TEORI KEPEMIMPINAN
a. TEORI KONTINJENSI (MODEL FIEDLER) KELOMPOK EFEKTIF TERGANTUNG PADA PENYESUAIAN YANG TE PAT ANTARA GAYA PEMIMPIN DALAM BERINTERAKSI DENGAN BA WAHAN PADA TINGKAT SITUASI TERTENTU MEMBERIKAN KENDA LI DAN PENGARUH KE PEMIMPIN ITU. KEPEMIMPINAN
KUSIONER MITRA KERJA PALING DIHINDARI (LEAST PREFFERED CO-WORKER-LPC)
SUATU INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR APAKAH SESEORANG KEPEMIMINANNYA BERORIENTASI TUGAS ATAU HUBU NGAN. FIEDLER MENGIDENTIFIKASI DIMENSI UTAMA KONTINJENSI YAITU: a. HUBUNGAN PEMIMPIN-ANGGOTA, TINGKAT KEYAKINAN, KEPERCA YAAN & PENGHORAMATAN BAWAHAN TERHADAP PEMIMPIN b. STRUKTUR TUGAS, TINGKAT PROSEDURAL PENUGASAN PEKERJA AN (TERSTRUKTUR ATAU TIDAK TERSETRUKTUR) c. KEKUASAAN JABATAN, TINGKAT PENGARUH YANG DIMILIKI PEMIM PIN TERHADAP VARIABEL KEKUASAAN (MEMPERKERJAKAN, MEME CAT, MEMPROMOSIKAN, MEMECAT, MENAIKKAN GAJI)
b. TEORI SUMBERDAYA KOGNITIF (JOE GARCIA) STRES SECARA NEGATIF MEMPENGARUHI SITUASI, TINGKAT INTE LEGENSIA DAN PENGALAMAN DAPAT MENGIKIS PENGARUH STRES YANG DIALAMI PEMIMPIN.
c. TEORI SITUASIONAL (HERSEY & BLANCHARD) TEORI KONTINJENSI YANG BERFOKUS PADA KESIAPAN PENGIKUT
d. TEORI PERTUKARAN PEMIMPIN-ANGGOTA (LEADER MEMBER EX-CHANGE-LMX)
PEMIMPIN MEMBUAT KELOMPOK-DALAM DAN KELOMPOK-LUAR & BAWAHAN DENGAN STATUS KELOMPOK-DALAM AKAN BEKERJA LE BIH TINGGI, TINGKAT PENGUNDURAN LEBIH RENDAH & TINGKAT KEPUASAN KERJA LEBIH TINGGI.
e. TEORI JALUR SASARAN (PART-GOAL THEORY) TUGAS PEMIMPIN ADALAH MENYERTAI BAWAHAN DALAM MERAIH TUJUAN MEREKA & MEMBERIKAN PENGARAHAN ATAU DUKUNGAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJAMIN TUJUAN MEREKA SELARAS DENGAN TUJUAN KESELURUHAN KELOMPOK ATAU ORGANISASI. PEMIMPIN SUPORTIF, MENUNJUKKAN PERHATIAN AKAN KEBUTU HAN PENGIKUT (BAWAHANNYA) PEMIMPIN PARTISIPATIF, BERKONSULTASI DENGAN BAWAHAN & MENGGUNAKAN MASUKAN MEREKA SEBELUM MENGAMBIL KEPU TUSAN
PEMIMPIN BERORIENTASI PRESTASI, MENETAPKAN SERANGKAIAN SASARAN YANG MENANTANG DAN MENGHARAPKAN BAWAHAN UTK BERPRESTASI PADA TINGKAT TERTINGGI BAGI MEREKA.
TEORI JALUR SASARAN FAKTOR KONTINJENSI LINGKUNGAN: STRUKTUR TUGAS SISTEM OTORITAS FORMAL KELOMPOK KERJA FAKTOR KONTINJENSI BAWAHAN: LOKUS KENDALI PENGALAMAN PERSEPSI KEMAMPUAN PERILAKU PEMIMPIN: DIREKTIF PARTISIPATIF BERORIENTASI PRESTASI SUPORTIF HASIL: KINERJA KEPUASAN
3. KEPERCAYAAN PENGHARAPAN POSITIF BAHWA ORANG LAIN TDK AKAN BERTINDAK OPRTUNISTIK. DIMENSI KEPERCAYAAN MELIPUTI: INTEGRITAS (KEJUJURAN & KEBENARAN) KOMPETENSI (KETRAMPILAN TEKNIS & INTERPERSONAL) KONSISTENSI (KEHANDALAN & PREDIKTABILITAS) LOYALITAS (MELINDUNGI & MENYELAMATKAN ORANG LAIN) KETERBUKAAN (MENGUKAPKAN HAL YANG SEBENARNYA)
4. JENIS KEPERCAYAAN a. KEPERCAYAAN BERBASIS KETAKUTAN, TAKUT TINDAKAN BALASAN KEPERCAYAAN ITU DILANGGAR b. KEPERCAYAAN BERBASIS PENGETAHUAN, PREDIKTABILITAS PERI LAKU BERASAL DARI RIWAYAT INTERAKSI c. KEPERCAYAAN BERBASIS IDENTIFIKASI, RASA SALING MEMAHAMI ATAS POSISI MASING MASING DAN MENGHARGAI KEINGINAN & HA RAPAN ORANG LAIN. KEPENTINGAN BERSAMA MEMBUAT RASA SA LING MENGHORMATI.
5. KEPEMIMPINAN KARISMATIK PARA PENGIKUT TERPICU KEMAMPUAN KEPEMIMPINAN HEROIK YG LUAR BIASA, KETIKA MENGAMATI PERILAKU PEMIMPINNYA.
6. KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PEMMIMPIN YANG MENGINSPIRASI PENGIKUTNYA UNTUK MELAMPAU KEPENTINGAN PRIBADI MEREKA & MAMPU MEMBAWA DAMPAK MEN DALAM DAN LUAR BIASA BAGI PARA PENGIKUTNYA. KHARISMATIK INSPIRATIF SIMULASI INTELEKTUAL PERTIMBANGAN INDIVIDUAL
7. PEMIMPIN TRANSAKSIONAL PEMIMPIN YANG MEMOTIVASI PARA PENGIKUTNYA MENUJU KE SASA RAN YANG DITETAPKAN DGN MEMPERJELAS PERSYARATAN PERAN & TUGAS. IMBALAN KONTINGEN MANAJEMEN BERDASAR PENGECUALIAN (AKTIF & PASIF) LEISSEZ-FAIRE (MELEPAS TANGGUNGJAWAB)
8. KEPEMIMPINAN VISIONER KEMAMPUAN MENCIPTAKAN & MENGARTIKULASI VISI YANG REALIS TIK, KREDIBEL & MENARIK MASA DEPAN ORGANISASI YANG SEDANG TUMBUH DAN MEMBAIK DIBANDING SAAT INI. KUALITAS VISI KUALITAS PEMIMPIN VISIONER
KUNCI UTAMA KECERDASAN EMOSIONAL: 1. KESADARAN DIRI (KEPERCAYAAN DIRI, REALISTIK, RASA HUMOR) 2. SWAKELOLA (LAYAK DIPERCAYA, TERBUKA & BERINTEGRITAS) 3. MOTIVASI DIRI (OPTIMESME, KOMITMEN TINGGI, KUAT) 4. EMPATI (MEMPERTAHANKAN BAKAT, PEKA THD LINGKUNGAN) 5. KETERAMPILAN SOSIAL (MEMBUAT PERUBAHAN, MEMBANGUN TIM)
10. PERAN KEPEMIMPINAN KONTEMPORER BERSEDIA MEMIMPIN TIM MENTORING KEPEMIMPINAN-DIRI
11. TANTANGAN BAGI PEMBENTUKAN KEPEMIMPINAN a. KEPEMIMPINAN SEBAGAI ATRIBUSI, PEMIMPIN HANYA MERUPAN ATRIBUSI YANG DIBUAT ORANG TENTANG INDIVIDU LAIN b. PENGGANTI & PENETRAL KEPEMIMPINAN, MEMUSTAHILKAN PERI LAKU PEMIMPIN MEMBUAT PERBEDAAN PADA HASIL PENGIKUT
12. MENCIPTAKAN PEMIMPIN YANG EFEKTIF a. SELEKSI (PROSES MEMILIH CALON) b. PELATIHAN (MENGARAHKAN KARAKTERISTIK YANG DIINGINKAN)
1. KEKUASAAN KAPASITAS YANG DIMILIKI INDIVIDU, UNTUK MEMPENGARUHI PERI LAKU INDIVIDU LAIN, AGAR BERSEDIA BERTINDAK SESUAI DENGAN KEINGINANNYA.
2. DASAR DASAR KEKUASAAN
a. KEKUASAAN FORMAL, DIDASARKAN PADA POSISI INDIVIDU DALAM ORGANISASI KEKUASAAN PAKSAAN (TERGANTUNG PADA KETAKUTAN) KEKUASAAN HADIAH (DISTRIBUSI BERHARGA OLEH ORANG LAIN) KEKUASAAN HUKUM (POSISI DLM HIRARKI FORMAL ORGANISASI) KEKUASAAN INFORMASI(AKSES DAN KENDALI ATAS INFORMASI)
KEKUASAAN DAN KONFLIK
b. KEKUASAAN PERSONAL KEKUASAAN PAKAR (KETERAMPILAN &N PENGAKUAN KHUSUS) KEKUASAAN RUJUKAN (KEPEMIKIAN SUMBERDAYA ATAU CIRI PRIBADI) KUKUASAAN KHARISMATIK (KEPRIBADIAN & GAYA INTERPERSONAL)
3. TAKTIK KEKUASAAN CARA CARA DIDALAM INDIVIDU DLM MENERJEMAHKAN BASIS KEKUA SAAN MENJADI TINDAKAN TERTENTU. DIMENSI TAKTI ATAU STRATEGI: NALAR (GUNAKAN DATA UNTUK PENYAJIAN YANGLOGI) KERAMAHAN (PENCIPTAAN GOODWILL, RENDAH HATI, BERSAHABAT) KOALISI (MEMPEROLEH DUKUNGAN ORANG LAIN) TAWAR MENAWAR (NEGO ATAS DASAR PERTUKARAB MANFAAT) KETEGASAN (PENDEKATAN SECARA LANGSUNG YANG KUAT) OTORITAS LEBIH TINGGI (DUKUNGAN DARI TINGKAT LEBIH TINGGI) SANKSI (GUNAKAN IMBALAN DAN HUKUMAN YANG DITENTUKAN)
4. KEKUASAAN DALAM KELOMPOK: KOALISI KOALISI ADALAH KELOMPOK INFORMAL YANG TERIKAT BERSAMA ATAS SATU ISU
5. PERILAKU POLITIK AKTIVITAS YANG TIDAK DISYARATKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERAN FORMAL SESEORANG DALAM ORGANISASI, NAMUN BERUPAYA MEMPE NGARUHI, DISTRIBUSI KEUNTUNGAN & KERUGIAN DLM ORGANSIASI.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU POLITIK
FAKTOR INDIVIDU: PENGAWASAN DIRI TINGGI LOKUS KENDALI INTERNAL KEPRIBADIAN LOGIS & CERMAT INVESTASI ORGANISASI PERSEPSI ALTERNATIF KERJA HARAPAN KESUKSESAN FAKTOR ORGANISASI: REALOKASI SUMBERDANA PELUANG PROMOSI KEPERCAYAAN RENDAH AMBIGUITAS PERAN SISTEM EVALUASI KERJA KEPUTUSAN YANG DEMOKRATIS TEKANAN KERJA YANG TINGGI MANAJER SENIOR YANG EGOIS PERILAKU POLITIK
TINGGI RENDAH HASIL YAG DIHARAP IMBALAN HUKUMAN YG HINDARI
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP POLITIK ORGANISASI
6. MANAJEMEN KESAN PROSES YANG DIGUNAKAN INDIVIDU DALAM UPAYA MENGENDALIKAN BENTUK KESAN ORANG LAIN ATAS MEREKA PERSEPSI TENTANG POLITIK ORGANISASI MENURUNNYA KEPUASAN KERJA MENURUNNYA KINERJA MENINGKATNYA PENGUNDURAN DIRI MENINGKATNYA KECEMASAN
7. TEKNIK MANAJEMEN KESAN a. KECOCOKAN b. DALIH c. PERMINTAAN MAAF d. PROMOSI-DIRI e. BUJUKAN f. KEMURAHAN g. ASSOSIASI
8. KONFLIK SUATUN PROSES DIMANA SATU PIHAK MENGANGGAP PIHAK LAIN SE CARA NEGATIF, MERUGIKAN DAN PERLU DIHINDARI. PANDANGAN MENGENAI KONFLIK: a. PANDANGAN TRADISIONAL, SEMUA KONFLIK MEMBAHAYAKAN & HARUS DIHINDARI b. HUBUNGAN MANUSIA, PROSES ALAMIAH & TIDAK TERHINDARKAN OLEH KELOMPOK c. PANDANGAN INTERAKSIONAL, KONFLIK TDK HANYA MENJADI KE KEKUATAN POSITIF, NAMUN JUGA DIPERLUKAN AGAR KELOMPOK BERKINERJA TINGGI
9. KONFLIK FUNGSIONAL VS DISFUNGSIONAL a. KONFLIK FUNGSIONAL, KONFLIK YANG MENDUKUNG SASARAN KE LOMPOK & MEMPERBAIKI KINERJANYA b. KONFLIK DISFUNGSIONAL, KONFLIK YANG MENGHAMBAT KINERJA KELOMPOK
10. JENIS KONFLIK a. KONFLIK TUGAS, KONFLIK ATAS ISI DAN SASARAN PEKERJAAN b. KONFLIK HUBUNGAN, KONFLIK HUBUNGAN INTERPERSONAL c. KONFLIK PROSES, KONFLIK ATAS CARA MELAKUKAN PEKERJAAN
11. PROSES KONFLIK a. TAHAP I: POTENSI OPOSISI ATAU KETIDAKCOCOKAN b. TAHAP 2: KOGNISI DAN PERSONALISASI c. TAHAP 3: MAKSUD d. TAHAP 4: PERILAKU e. TAHAP 5: HASIL
PROSES KONFLIK
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
KONDISI ANTESEDEN: KOMUNIKASI STRUKTUR VARIABEL PRIBADI KONFLIK YG DIPERSEPSI KONFLIK YG DIRASAKAN MAKSUD PE NANGANAN: BERSAING KERJASAMA KOMPROMI MENGHINDARI AKOMODASI KONFLIK TERBUKA: PERILAKU PIHAK REAKSI ORANG KINERJA KE LOMPOK TURUN KINERJA KE LOMPOK NAIK TAHAP V PROSES KONFLIK: I POTENSI OPOSISI ATAU KETIDAKCOCOKAN II KOGNISI & PERSONALISASI III MAKSUD PENANGANAN IV PERILAKU V HASIL
DIMENSI-MAKSUD PENANGANAN KONFLIK BERSAING AKOMODASI MENGHINDAR KOMPROMI KOLABARASI TEGAS TIDAK TEGAS KETEGA NGAN TIDAK KOOPERATIF KEKOOPERATIF KOOPERATIF
12. NEGOSIASI PROSES YANG MELIBATKAN DUA PIHAK ATAU LEBIH UNTUK BERTU KAR BARANG ATAU JASA DAN BERUPAYA MENYEPAKATI KERJA SA GI MEREKA. 1. NEGOSIASI DISTRIBUTIF, BERUPAYA MEMBAGI SUMBERDAYA YG JUMLAHNYA TETAP, SITUASI MENANG-KALAH 2. NEGOSIASIINTEGRATIF, MENCARI SATU PENYELESAIAN ATAU LE BIH YANG DPT MENCIPTAKAN PENYELESAIAN MENANG-MENANG
14. PROSES PERUNDINGAN
PERSIAPAN DAN PERENCANAAN PENJELASAN DAN PEMBENARAN DEFINISI ATURAN DASAR NEGOSIASI DAN PEMECAHAN MASALAH PENUTUPAN DAN PELAKSANAAN BEST ALTERNATIVE TOA NEGOTIATED AGREEMENT (BATNA) ORGANISASI PENGERTIAN Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar (manajemen), dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Structure is the relationship of the various functions or activities in an organization. (Richard A.Johnson, Fremont E.Kast, dan James E. Rosenzweig)
Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal, serta pola interaksi yang akan diikuti (Robbins).
Struktur organisasi mempunyai 3 komponen,yaitu : kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Kompleksitas mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi. Termasuk didalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan didalam hierarkhi organisasi, serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis.
Formalisasi adalah tingkat sejauh mana sebuah organisasi menyandarkan dirinya kepada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku dari para pegawainya.
Sentralisasi mempertimbangkan di mana letak dari pusat pengambilan keputusan, disentralisasi atau didesentralisasi.
Desain Organisasi menekankan sisi manajemen dari teori organisasi. Desain organisasi mempertimbangkan konstruksi dan mengubah struktur organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Teori Organisasi yang ada sekarang ini merupakan hasil dari sebuah proses evolusi. Ada dua dimensi dasar didalam evolusi teori organisasi : 1. Merefleksikan bahwa organisasi itu adalah sistem 2. Berhubungan dengan hasil-hasil akhir dari struktur organisasi.
Determinan Struktur Organisasi : - Strategi - Besaran organisasi - Teknologi - Lingkungan - Pengendalian kekuasaan
Aplikasi : - Mengelola Lingkungan - Mengelola perubahan organisasi - Mengelola konflik organisasi - Mengelola budaya organisasi - Mengelola evolusi organisasi
Struktur Organisasi
Keefektifan Organisasi
Desain Organisasi : - Pilihan Desain - Birokrasi - Adhocracy
Sumber : Stephen P. Robins, 1994 Kerangka kerja Untuk Menganalisis Teori Organisasi
Stress Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Gejala stress mempengaruhi kesehatan pisik dan kesehatan mental, sehingga seseorang bisa menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis dan menunjukkan sikap mudah marah dan tidak kooperatif. Ciri-ciri karyawan yang memiliki kepuasan kerja Adanya kepercayaan bahwa organisasi akan memuaskan dalam jangka waktu yang lama
Memperhatikan kualitas kerjanya
Lebih mempunyai komitmen organisas
Lebih produktif
Penyebab stress On the job stress: a. Beban kerja yang berlebihan b. Tekanan atau desakan waktu c. Kualitas supervisi yang jelek d. Iklim politis yang tidak aman e. Wewenang terbatas untuk melaksanakan tanggung jawab. f. Frustrasi g. Konflik antar pribadi dan kelompok h. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan. i. Berbagai bentuk perubahan.
Penyebab stress Off the job stress a. Kekuatiran finansial b. Masalah yang berkaitan dengan anak c. Masalah fisik d. Masalah perkawinan/perceraian. e. Perubahan yang terjadi ditempat tinggal f. Masalah pribadi lainnya misalnya kematian famili Reaksi terhadap stress Tipe A : Agresif dan kompetitif, namun mereka masih punya waktu untuk berolahraga dan kegiatan sosial kemasyarakatan, tidak disadari bahwa tekanan yang dia rasakan salah, tapi lebih disebabkan oleh perbuatannya sendiri. Tipe B: Rileks dan tidak suka menghadapi masalah, menerima situasi yang ada, tidak senang bersaing, tipe B ini lebih kecil kemungkinannya menghadapi masalah yang berhubungan dengan stress Stress dan prestasi kerja Stres mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stress.
Bila tidak ada stres berarti tantangan kerja juga tidak ada dan prestasi kerja cenderung rendah, demikian sebaliknya apabila stress ada prestasi kerja cenderung naik, karena stress membantu karyawan untuk mengerahkan segala sumberdaya dalam memenuhi berbagai persyaratan atau kebutuhan pekerjaan. Cara mengurangi stress Memindahkan karyawan ke tempat lain, melakukan penggantian penyelia dan menyediakan lingkungan kerja yang baru. Melaksanakan pelatihan dan pengembangan karyawan supaya mampu melaksanakan pekerjaan baru. Merancang kembali pekerjaan sehingga karyawan mempunyai wewenang yang cukup untuk mengambil keputusan dalam melaksanakan tanggung jawab, mengurangi kelebihan beban kerja, tekanan waktu dan peranan ganda. Komunikasi dilaksanakan dengan baik sehingga memperbaiki pemahaman karyawan terhadap stress. Melakukan konseling bagi karyawan yang mengalami stress. Melakukan kegiatan yang bersifat santai yang dilakukan secara bersama-sama anggota organisasi. Epilog Puas atau tidak puas dalam dunia kerja adalah keniscayaan. Tidak ada satu pun yang dapat menjamin kepuasan kerja selain dari diri kita sendiri. Dalam ajaran agama, kerja adalah ibadah, sehingga ketika diniatkan seperti itu akan muncul motivasi yang bersifat spiritual. Pekerjaan yang kita lakukan dengan hati ikhlas dan niat ibadah, akan memunculkan pintu-pintu rezeki dari tempat yang tidak kita duga. BUDAYA ORGANISASI PENGANTAR Stoner: budaya mempengaruhi pelaksanaan organisasi dan tercermin dlm kehidupan organisasi, misal: Jepang: karyawan memandang pekerjaan sbg bagian dari hidup, shg ikut bertanggungjawab thd kebijakan yg diambil dan penyelesaian masalah yg dilakukan Perancis; memandang hubungan antarindividu sbg hubungan formal, shg struktur organisasi yg cenderung kaku.
PENGERTIAN Hatch: secara umum budaya organisasi diartikan sebagai suatu cara pandang mengenai kehidupan seseorang didalamnya mencakup nilai, kepercayaan, aturan, organisasi politik, kegiatan ekonomi dari generasi ke generasi. Andrew Jones & John May: budaya menggambarkan kesan dan rasa simpati terhadap organisasi itu dengan kepribadian, image, suasana/iklim, karakter organisasi, perilaku yang menyenangkan, norma dan dinamika kelompok.
Egan, budaya organisasi meliputi kepercayaan, ideologi, asumsi-asumsi dan nilai-nilai dominan. Kepercayaan : sifat-sifat pekerjaan, karakteristik konsumer, lingkungan organisasi, atau beberapa faktor organisai yang penting. Bentuknya bisa secara tertulis atau keyakinan yang dihubungkan atau diperkuat melalui relasi di dalam organisasi. Ideologi : suatu kesatuan/sistem kepercayaan yang sistematis yang memaksa/megharuskan atau menjelaskan realita sosial.
ELEMEN BUDAYA Secara garis besar dibedakan menjadi 2: Shared meaning: arti/makna yg dipahami dan dimiliki secara bersama/ merata Shared symbol: simbol yg dipahami dan dimiliki bersama/ merata
Shared meaning Shared meaning, meliputi: nilai, kepercayaan, ideologi, dan norma Secara terfokus, sistem shared meaning bisa terjadi adanya nilai-nilai dominan dalam organisasi. (nilai secara sederhana merupakan apa yang dihargai/ dihomati) Pengaruh dominasi nilai dalam shared meaning secara positif, menjadikan staf berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, memberikan pengaruh pelayanan thd klien, terlibat dalam kegiatan di masyarakat, confidentially, punya komitmen, terbuka, terbentuknya tim kerja, dan profesional. Shared Symbol Shared Symbol meliputi : myths, sejarah, upacara ritual, bahasa dan artefak. Biasanya diwujudkan secara formal dlm kehidupan organisasi Diselenggarakan secara bersama- sama (kelompok) Elemen budaya organisasi yang dominan itu adalah norma. Norma tampak dalam perilaku dan tindakan di masyarakat luas yang mencakup bagaimana cara berpakaian, bagaimana mengadakan relasi antara superior dengan sub ordinat, bentuk komunikasi yang digunakan, bagaimana cara bekerja keras, bagaimana mempengaruhi konsumen, bagaimana menginterpretasikan aturan-aturan organisasi. MENCIPTAKAN BUDAYA ORGANISASI Budaya organisasi pada umumnya tidak statis (dinamis) Budaya organisasi dibuat oleh individu atau kelompok dalam organisasi. Individu atau kelompok berpartisipasi dalam organisasi dengan membawa pengalamannya, kepribadian, keterampilan, kepercayaan dan nilai yang berkaitan dengan lingkungan bermain pada masa anak-anak, latar belakang keluarga, posisi kelas sosial, jender, etnis, agama, tingkat pendidikan, pelatihan profesional, pengalaman organisasi.
DAFTAR PUSTAKA Kasim, Azhar, 1993, Pengukuran Efektivitas Dalam Organisasi, FE-UI, Jakarta Lubis, S. B. Hari, dan Huseini, Martani, 1987, Teori Organisasi (suatu pendekatan makro), PAU-UI, Jakarta Milton, Charles R., 1981, Human Bevaior in Organizations (Three Levels of Behavior), Prentice-Hall, Englewood Cliffs, N. J Sutarto, 1995, Dasar-Dasar Organisasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Thoha, Miftah, 1994, Perilaku Organisasi: Konsep dan Aplikasinya, Rajawali, Jakarta Umstot, Denis D., 1984, Understanding Organizational Behavior (Concepts and Applications), West Publishing Co, Minnesota Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge (2010). Organizational Behavior. Prentice Hall. ISBN 978-0132163842