1. Mengevaluasi system yang berjalan, melihat bagaimana kekurangan dan kelebihan, serta memperhatikan pula segi yang dapat ditingkatkan. 2. Menganalisis sitem baru yang dibutuhkan. 3. Keterkaitan system induk. System baru yang akan dibuat harus dapat dijamin akan dapat tareikat dan bergabung secara kompatibel, baik dari alat dan juga systemnya. 4. Pembuatan system baru hendaknya jelas manfaatnya dan untuk meningkatkan peranan system yang lama. 5. Penggabungan system baru yang tahan lama. System baru perlu diuji coba sbelum digabungkan dengan system lama agar tidak mengalami gangguan. Apabila ditakutkan akan mengalami gangguan sbegaiknya siapkan back up data file yang cukup. Sumber : Sabarguna, H. Boy. S. 2008. Sistem Informasi Manajemen Obat. Jakarta : Sagung Seto.
LO 2 METODE 1. PROTOTYPING Prototyping adalah suatu pendekatan yang membuat suatu model yang memperlihatkan suatu fitur layanan system usulan. Modelnya ini dikenal dengan prototype. Langkah dalam adalah : 1. Mengidentifikasi kebutuhan dasar pemakai. Dalam hal ini perancang system akan bekerja bersama pemakai untuk mendengar kebutuhan apa saja yang diperlukan si pemakai. 2. Mengembangkan prototype. Perancang system akan mengembangkan model atau prototype secara cepat. 3. Menggunakan prototype. Pemakai menggunakn prototype dan memberikan usulan serta saran dari prototype tersebut. Saran ini nantinya berguna bagi perancang system untuk melakukan perbaikan nantinya. 4. Memperbaiki dan meningkatkan protoipe. Perancang system akan melakukan perbaikan berdasarkan saran dan usulan dari pemakai. Setelah itu, kembali lagi kepada langkah penggunaan prototype oleh pemakai dan pemakai memberikan usulan untuk dilakukan perbaikan kembali oleh perancang system. Hal ini akan berjalan terus menerus hingga pemakai merasa puas.
Kelebihan : cepat dan harga tidak terlampau mahal. Kekurangan : tidak dapat digunakan pada system yang besar dan kompleks. Sumber :.Kadir, Abdul. 2003.Pengenalan Teknologi Informasi/Yogyakarta : Andi Offset.