You are on page 1of 6

1

APLIKASI METODE TIME DOMAIN INDUKSI POLARISASI


(TDIP) UNTUK EKSPLORASI EMAS DI DESA JENDI
KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

Elie Nurul Fajariyah,
Program Studi Fisika, Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Semarang
Jl. Tamansiswa, Kelurahan Sekaran, Gunungpati, Semarang
Abstrak
Wonogiri merupakan salah satu daerah penghasil emas di Jawa Tengah tepatnya
di desa Jendi, KecamatanWonogiri. Segala bentuk sumberdaya mineral dan
sumberdaya energi di muka bumi ini tentunya tidak langsung diambil begitu saja
tanpa menggunakan azaz ilmu pengetahuan yang mumpuni di bidangnya. Metode
IP (induksi polarisasi) adalah salah satu metode geofisika yang sedang
berkembang pesat terutama dalam bidang pertambangan yaitu eksplorasi mineral
ekonomis dan geofisika lingkungan. Metode ini sering digunakan untuk kegiatan
explorasi emas dan mineral logam lainnya. Penelitian telah dilakukan pada 3
lintasan masing masing sepanjang 150 meter dengan spasi titik 10 meter dan
spasi antar lintasan 50 meter dengan menggunakan konfigurasi dipole dipole.
data hasil pengukuran kemudian diolah menggunakan software Res2DinV
sehingga dihasilkan penampang 2 dimensi dari nilai Resistivitas dan
Chargeabilitas. Dari hasil interpretasi penampang Resistivitas dan
Chargeabilitas dapat diketahui bahwa lokasi penelitian didominasi oleh batuan
dengan rentang nilai chargeabilitas rendah yaitu 0-50 msec, sedangkan
mineralisasi emas di daerah penelitian diindikasi dengan nilai chargeabilitas 3-
14 msec. Hasil interpretasi penampang lintasan 1 diduga terdapat 3 zona
mineralisasi emas yaitu pada titik 20-30 m, 50-90 m, dan 100-130 m pada
kedalaman 1-15 meter, lintasan 2 terdapat 3 zona mineralisasi emas yaitu titik 20
m kedalaman 2-10 m, titik 70-90 m pada kedalaman 30-35 meter, dan titik 130 m
pada kedalaman 10-15 m, sedangkan lintasan 3 terdapat 4 zona mineralisasi
emas pada titik 40-50 m pada kedalaman 1-10 meter, titik 60 - 70 m pada
kedalaman 2-5 m, dan titik antara 100-120 pada kedalaman 2 20 meter.
Kata kunci : IP, Chargeabilitas, Emas

Abstract
Wonogiri is one of the gold-producing areas in Central Java, precisely in the
village Jendi, Wonogiri district. All forms of mineral resources and energy
resources on earth is certainly not immediately taken away without using science
azaz qualified. IP Methods ( induced polarization ) is one of geophysical method
2

wich growing rapidly, especially in the mining exploration economical mineral
and geophysics environment. This method is often used for exploration of gold
and other metallic minerals. Research has been conducted on 3 tracks each 150-
meter with a point spacing of 10 meters and spacing between the track is 50
meters using the dipole dipole configuration. measurement data is then processed
using the Res2DinV software so that the resulting 2 -dimensional cross-section of
the resistivity values and Chargeabilitas. Interpretation of the results of resistivity
and Chargeabilitas section can be seen that the study site is dominated by rocks
with a lower value range chargeabilitas is 0-50 msec, while the gold
mineralization in the study area indicated by the value chargeabilitas 3-14 msec.
Interpretation of the results of cross- track 1 is suspected there are 3 zones of gold
mineralization at the point of 20-30 m, 50-90 m, and 100-130 m at a depth of 1-15
meters, track 2 there are 3 zones of gold mineralization which point 20 m depth of
2 - 10 m, 70-90 m point at a depth of 30-35 meters, and a point 130 m at a depth
of 10-15 m, while track 3 there are 4 zones of gold mineralization at the point of
40-50 m at a depth of 1-10 meters, point 60 - 70 m at a depth of 2-5 m, and point
100-120 at a depths of between 2-20 meters.
Keywords : IP , Chargeability , Gold


PENDAHULUAN

Kondisi pasar logam emas
belakangan ini semakin cerah, hal ini
tercermin dari harga jual yang
semakin meningkat setidaknya dua
tahun belakangan ini terhitung sejak
tahun 2004 (Tim Explorasi Emas,
2006). Kondisi ini mendorong
berbagai pihak baik individu maupun
instansi untuk mencari peluang
prospek emas dengan metode yang
bervariasi. Berdasarkan data geologi
jawa tengah, Wonogiri merupakan
salah satu daerah penghasil emas di
Jawa Tengah tepatnya di desa Jendi,
KecamatanWonogiri (Wikipedia,
2012). Segala bentuk sumberdaya
mineral dan sumberdaya energi di
muka bumi ini tentunya tidak
langsung diambil begitu saja tanpa
menggunakan azaz ilmu pengetahuan
yang mumpuni di bidangnya
(Arizona, 2011). Salah satu metode
yang efektif dan efisien untuk
eksplorasi emas adalah metode
Induced Polarization (IP).
3

Metoda IP merupakan
pengembangan lebih lanjut dari
metoda geolistrik resistivitas. Dalam
penggunaannya, metode IP biasanya
dipakai secara bersama-sama dengan
metode geolistrik resistivitas. Hal ini
dikarenakan pengukuran yang
dilakukan pada metode IP pada
dasarnya adalah pengukuran
potensial listrik pada medium akibat
induksi arus yang diinjeksikan
kepada medium tersebut. Perbedaan
metode geolistrik resistivitas dan
metode IP terletak pada perlakuan
pengukurannya. Pada metode
geolistrik resistivitas, potensial
diukur ketika arus diinjeksikan,
sedangkan pada metode IP potensial
diukur ketika arus dimatikan Dasar
metoda IP adalah mengukur
terjadinya polarisasi listrik pada
permukaan materi yang konduktif
dengan mengalirkan arus listrik
kedalam medium tanah. Ketika arus
listrik dialirkan pada suatu medium,
maka pada medium itu akan terjadi
beda potensial (tegangan). Jika arus
kemudian diputus, idealnya tegangan
yang ada juga harus langsung hilang
(nol). Tetapi ada medium-medium
tertentu yang berkelakuan lain, yaitu
akan menyimpan energi listrik dan
akan dikembalikan lagi saat tidak ada
arus. Sehingga walaupun arus listrik
sudah dimatikan, tetapi tegangan
masih ada dan baru berangsur-angsur
hilang (meluruh). Efek ini yang
dinamakan sebagai polarisasi
terinduksi (induced polarization), dan
mediumnya disebut polarisabel
(Summer, 1976).
Ada 2 jenis kawasan
pengukuran dalam metode IP yaitu
kawasan waktu (Time
Domain/TDIP) dan kawasan
Frekuensi (Frekuensi Domain).
Metode TDIP banyak digunakan
untuk menduga keberadaan senyawa
sulfida logam yang terjebak dalam
batuan, karena pada medium tersebut
seringkali terjadi efek polarisasi
(Reynolds, 1998).
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan
dalam pengukuran adalah metode
TDIP. Metode tersebut
memanfaatkan sifat penjalaran arus
listrik yang diinjeksikan kedalam
tanah melalui dua buah elektrode
kemudian diukur respon beda
potensial yang terjadi antara dua
4

buah elektrode yang ditancapkan di
permukaan (Telford et al., 1990).
Dalam pengukuran ini
digunakan konfigurasi dipol dipol
sehingga dapat memetakan secara
vertikal dan horizontal. Alat yang
digunakan dalam penelitian adalah
resistivitimeter IRIS Syscal sebagai
transmitter dn receiver, 16 elektroda,
2 gulung kabel multichannel, aki,
dan toolkit. Pengukuran dilakukan
sebanyak 3 lintasan dengan panjang
lintasan 150 meter dan spasi 10
meter, sedangkan spasi antar lintasan
50 meter.
Dari pengukuran dilapangan
diperoleh data berupa nilai V, I,
Rsemu, M semu. Dari data tersebut
nantinya dilakukan perhitungan
untuk mendapat nilai R, K, dan Rho,
kemudian dilakukan pengolahan data
2 dimensi menggunakan software
Res2DinV sehingga diperoleh model
interpretasi berupa penampang
resistivitas 2D dan penampang
Chargeabilitas 2D. Penampang
tersebut merupakan citra atau
gambaran struktur lapisan batuan
dibawah lintasan pengukuran
berdasarkan nilai resistivitas dan
chargeability.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil interpretasi
penampang resistivitas dan
chargeabilitas 2D diketahui bahwa
daerah penelitian didominasi oleh
batuan dengan kisaran chargeabilitas
0-50 msec. Penampang 2D hasil
pengolahan ditunjukan pad gambar
berikut.

Gambar 1. Penampang lintasan 1

Gambar 2. Penampang lintasan 2

Gambar 3. Penampang lintasan 3
-
5

Lingkaran kuning yang
terdapat pada gambar merupakan
anomali pada lokasi penelitian yang
diduga merupakan zona mineralisasi
emas. Hasil interpretasi berhasil
menduga 3 buah body indikasi emas
pada lintasan 1, yaitu jarak pada
penampang 20-30 m, 50-90 m, dan
100-130 m dengan rentang nilai
chargeability sebesar 3-14 msec pada
kedalaman 1-15 meter. Pada lintasan
2 diduga terdapat 3 zona mineralisasi
emas, yaitu jarak pada penampang 20
m kedalaman 2-10 m, jarak 70-90 m
pada kedalaman 30-35 meter, dan
jarak 130 m pada kedalaman 10-15
m dengan rentang nilai chargeability
sebesar 3-14 msec. Anomali pada
penampang 20 m tersebut diduga
merupakan kemenerusan dari
anomali pada penampang lintasan 1.
Pada lintasan 3 terdapat 4 dugaan
zona, yaitu jarak pada penampang 20
m kedalaman 2-15 m yang diduga
merupakan kemenerusan dari
lintasan 1 dan lintasan 2, jarak 40-50
m pada kedalaman 1-10 meter, jarak
60 - 70 m pada kedalaman 2-5 m,
dan jarak anatara 100-120 pada
kedalaman 2 20 meter dengan
rentang nilai chargeability sebesar 3-
14 msec. Pada ketiga penampang
diatas, indikasi cebakan mineral
logam dapat terdeliniasi dengan baik
pada penampang chargeability.
Sedangkan pada penampang
resistivitas, indikasi cebakan logam
tidak dapat terbedakan dengan
batuan disekitarnya.

KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa tempat penelitian
didominasi oleh batuan dengan nilai
chargeability antara 0-50 msec,
sedangkan zona mineralisasi emas
diindikasikan dengan nilai
chargeability 3-14 msec. Pengukuran
ini berhasil menduga keberadaan
zona mineralisiasi emas sebanyak 10
titik dari total 3 lintasan. penampang
chargeability hasil pengukuran TDIP
berhasil mendeliniasi dengan baik
indikasi cebakan mineral
dibandingkan dengan citra
penampang resistivitas.

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima
kasih kepada LPPM UNNES yang
telah memberikan dana DIPA dan
6

jurusan Fisika atas pemberian ijin
penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Arizona, Tinton. 2012. Pemetaan
Zona Mineralisasi Emas Blok
Aput, Kecamatan Batang Asai,
Kabupaten Sarolangun, Provinsi
Jambi Menggunakan Metode Ip
Frekuensi Domain Konfigurasi
Dipole-Dipole. skripsi.
Yogyakarta: Universitas
Pembangunan Nasional.
Reynolds, J.M. 1998. An
Introduction to Applied and
Environmental Geophysics, New
York, John Willey and Sons.
Summer, J.L. 1976. Principle of
Induced Polarization for
Geophysical Interpretation,
Elsevier, Amsterdam.
Telford, W.M., Geldart, L.P. and
Sheriff, R.E. 1990. Applied
Geophysics. New York.
Cambridge.
Tim Eksplorasi Emas., 2006.
Laporan Eksplorasi Emas di
Kabupaten Kerinci Jambi.
Bandung: Departemen Energi
dan Sumberdaya Mineral
http//:www.id.wikipedia.co.id

You might also like