You are on page 1of 8

1

Rancang Bangun Sistem Informasi Pendistribusian Barang


Movement Regional pada Perum BULOG DIVRE Jawa Timur

Fitriyah Rosdianingsih
1)

1) S1 / J urusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajeman Informatika & Teknik Komputer Surabaya
Email: Fitriyah_rosdianingsih@yahoo.com

Abstract
In order to maintain the resilience of the stock of rice which is flattened on the regional division/Sub
regional division Perum BULOG required equity stock from surplus areas to deficit areas
corresponding to the number and needs with good conditions. Perum BULOG as the State-Owned
Enterprises through the activities of public service assigned to the regional activities undertaken
movement. The processing of the data movement is still simple that regional is very difficult to do the
checking of the resilience of the stock items in the warehouse, it will lead to constraints on the
distribution of the activities of the regional movement into a slow, this is because not having the
information system supporting the activities of the movement in the Perum BULOG Regional
Division East J ava. Designed to wake up the system of information on Regional distribution of the
goods Movement Perum BULOG Regional Division East Java will help create regional governance
process movement an efficient, competitive and accountable. The method used is the regional
activities of the movement of transport method, use methods of the cost of the smallest (Least Cost)
and Modified Distribution (MODI). Using these methods in this final paper gave the total cost of
transporting it to a minimum in order to help deliver a decision in the distribution of goods that are
optimal for doing the activities of the regional movement on Perum BULOG Regional Division East
J ava.

Keyword: distribution, freight, transportation, bulog


Permasalahan pangan yang dihadapi
baik secara global, nasional, maupun lokal
dapat dipilah menjadi masalah produksi,
distribusi, dan konsumsi. (Fuad, dkk.
2006:129).
Perum BULOG DIVRE J awa Timur
melaksanakan kegiatan movement nasional
dan regional. Pelaksanaan movement baik
nasional maupun regional
pendokumentasiannya masih sederhana
sehingga sangat sulit melakukan pengecekan
ketahanan stok barang di Gudang pada
masing-masing Sub Divre, hal ini yang akan
mengakibatkan kendala pada pendistribusian
kegiatan movement nasional maupun regional
agak lamban, khususnya untuk data laporan
yang dihasilkan dalam kegiatan tersebut
belum tentu akurat karena belum yang dapat
meng-update data tersebut secara berkala, hal
ini disebabkan karena belum adanya sistem
informasi yang menunjang kegiatan
movement di Perum BULOG DIVRE J awa
Timur. Dalam melaksanakan kegiatan
movement nasional diperlukan ketahanan
stok di masing-masing Divre, untuk itu
Perum BULOG DIVRE J awa Timur harus
mampu memantau ketahanan stok barang
yang merata di daerahnya, sebelum
melaksanakan movement nasional untuk
memberikan pemerataan stok di daerah lain,
penting untuk pemerataan stok di daerahnya
sendiri terlebih dahulu dilakukan. Maka,
untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapat

2
mengelola data dalam hal pendistribusian
barang kegiatan movement regional.
Rancang Bangun Sistem Informasi
Pendistribusian Barang Movement Regional
pada Perum BULOG DIVRE J awa Timur ini
akan membantu menciptakan tata kelola
proses movement regional yang efisien,
kompetitif dan akuntable sehingga sistem
yang akan dibuat dapat membantu dalam
penyelenggaraan distribusi kegiatan
movement regional. Metode yang digunakan
untuk pelaksanaan kegiatan movement
regional adalah metode transportasi, untuk
menghitung solusi feasible awal dengan
metode biaya terkecil (Least Cost) dan solusi
feasible optimal dengan distribusi yang
dimodifikasi (Modified Distribution), kedua
metode ini akan digunakan dan akan
diperoleh pemilihan biaya total dari
pengangkutan itu minimum guna membantu
memberikan keputusan dalam distribusi
barang yang optimal untuk dilakukan
kegiatan movement regional pada Perum
BULOG DIVRE J awa Timur.

METODE
Saluran Distribusi (Palace)
Saluran Distribusi adalah saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
produk sampai ke konsumen atau berbagai
aktivitas perusahaan yang mengupayakan
agar produk sampai ke tangan konsumen.
Saluran distribusi penting, karena barang
yang telah dibuat dan harganya sudah
ditetapkan itu masih menghadapi masalah,
yakni harus disampaikan kepada konsumen.
(Fuad, dkk. 2006:129).

Movement Regional
Angkutan Regional atau Movement
Regional (MOVEREG), adalah suatu proses
pemindahan barang milik Perum BULOG
dari Gudang ke Gudang lainnya pada satu
Sub Divisi Regional (SUBDIVRE) dan/atau
antar SUBDIVRE dalam satu wilayah
DIVRE dengan memakai jasa pengangkut.
(Direksi Perum BULOG, 2009:413).
Perintah Logistik (PRINLOG) adalah
perintah dari Direksi kepada DIVRE
Pengirim untuk menyerahkan barang dan
DIVRE penerima untuk menerima barang
yang memuat nama Gudang pengirim dan
Gudang penerima, jumlah kuantum, serta
jenis/kualitas beras. (Direksi Perum BULOG,
2009:410).
Instruksi Angkutan (INANG) adalah
perintah yang dikeluarkan oleh KADIVRE
kepada pengangkut untuk melaksanakan
kegiatan angkutan yang memuat jenis alat
angkut, jumlah kuantum barang dan
jenis/kualitas barang yang diangkut. (Direksi
Perum BULOG, 2009:410).
Pelaksanaan Logistik (LAKLOG)
adalah perintah pelaksanaan untuk
pemindahan barang sehubungan dengan
kegiatan angkutan dari KADIVRE kepada
KASUBDIVRE berdasarkan PRINLOG yang
diterbitkan dari Pusat untuk pelaksanaan

pemindahan barang sehubung dengan
kegiatan angkutan. (Direksi Perum BULOG,
2009:410).

Transportasi
Transportation (transportasi) adalah
elemen supply chain (rantai persediaan) yang
berfungsi untuk memindahkan barang dari
suatu tempat ke tempat lain (Yunarto,
2006:176).
Secara umum persoalan transportasi
dapat digambarkan seperti pada Gambar 1
berikut ini:

Gambar 1. Model Dasar Transportasi

System Flow
Penggambaran arus informasi akan
dijabarkan pada alur sistem yang akan
diimplementasikan dengan komputer berupa
penjaluran antara data, proses dan laporan.
Bentuk alur sistem yang menjadi
proses di dalam sistem pada topik adalah
sebagai berikut:

Gambar 2. System Flow sistemdistribusi
barang
Data Flow Diagram (DFD)
DFD merupakan representasi grafik
dalam menggambarkan arus data sistem
secara terstruktur dan jelas sehingga dapat
menjadi sarana dokumentasi yang baik.

Context Diagram
Diagram ini menggambarkan
rancangan global/ keseluruhan dari proses
yang ada pada DFD. Gambar 3 berikut ini
merupakan tampilan dari context diagram
sistem yang dirancang.


Gambar 3. Context Diagram dari Data
Flow Diagram(DFD)

Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD Merupakan suatu desain sistem
yang digunakan untuk merepresentasikan,
menentukan dan mendokumentasikan
kebutuhan-kebutuhan untuk sistem
pemrosesan database. ERD juga
menyediakan bentuk untuk menunjukkan
struktur keseluruhan data dari pemakai.
Dalam perancangan sistem ini telah dibuat
ERD yang merupakan lanjutan dari
pembuatan desain dengan menggunakan
DFD.
Laporan Pelaksanaan Logistik 3
Laporan Pelaksanaan Logistik 2
Laporan Pelaksanaan Logistik 1
Laporan Instruksi Angkutan 5
Laporan Instruksi Angkutan 2
Laporan Instruksi Angkutan 4
Laporan Instruksi Angkutan 3
Laporan Instruksi Angkutan 1
Data Pelaksanaan Logistik
Data Instruksi Angkutan
Data Detil Perintah Logistik
Data Perintah Logistik
Data Detil Faksimili
Data Faksimili
Data Surat Perintah Kerja
Data Surat Penugasan Pengangkut
Data Detil SK Direksi
Data SK Direksi
Data Tarif Angkutan Darat
Data J arak Antar Gudang
Stok Barang
Data Gudang
Data Sub Divre
Data Kadivre
0
Rancang Bangun SI
Pendistribusian Barang
MOVEREG pada PerumBULOG
DIVRE J ATIM
+
Direksi Perum
BULOG
KADIVRE
KABID MINKU
KABID PP
KABID WAS
SUB DIVRE
Bagian
Gudang
Panitia
Pelelangan
J ASANG
Sie Akuntansi
Sie
Persediaan
dan Angkutan

4

Gambar 4. Conceptual Data Model (CDM)
dari ERD


Gambar 5. Physical Data Model (PDM)
dari ERD

Masalah Transportasi
Menurut Herjanto (2009: 46),
masalah transportasi sering disebut sebagai
masalah khusus dalam pemrograman linear,
karena dalam struktur modelnya terdapat
bagian yang menggambarkan sisi permintaan
dan sisi penawaran.
Menurut Taha (1996:202), sesuai
dengan namanya, model ini berkaitan dengan
penentuan rencana biaya terendah untuk
mengirim susuatu dari sejumlah sumber ke
sejumlah tujuan. Data dalam model ini
mencakup:
1. Tingkat penawaran di setiap sumber
dan jumlah permintaan di setiap tujuan.
2. Biaya transportasi per unit barang dari
setiap sumber ke setiap tujuan.
Menurut Dimyati (2002:129), ciri-ciri
khusus transportasi ini adalah:
1. Terdapat sejumlah sumber dan
sejumlah tujuan tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau barang
yang didistribusikan dari setiap
sumber dan yang diminta oleh setiap
tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau
diangkut dari suatu sumber ke suatu
tujuan, besarnya sesuai dengan
permintaan dan atau kapasitas
sumber.
4. Ongkos pengangkutan komoditas dari
suatu sumber ke suatu tujuan,
besarnya tertentu.
Menurut Siswanto (2007:266), Model
adalah gambaran sederhana dari sebuah
kasus yang dapat membantu kita untuk
berpikir secara sistematis dan cepat untuk
memahami kasus tersebut. Model
transportasi menggunakan sarana sebuah
matriks untuk memberikan gambaran
mengenai kasus distribusi.

Model Matematis Transportasi
Sebuah matriks transportasi memiliku
m baris dan n kolom. Sumber-sumber
berjajar pada baris ke-1 hingga ke-m, sedang
Digunakandalam
Menj al ankan
Mel aksanakan
Menyimpan
Digunakanuntuk
Mempunyai
Mengerj akan
Memili ki
Memili ki Deti l F aksimi li
Dikiri muntuk
Di dasarkanuntuk Memil iki Detil SK
Ditunjukuntuk
Dibuat untuk
Dihitungdalam
Memi liki Detil Perintah
Dilaksanakanuntuk
Di jalankanuntuk
KADIVRE
KODE KADIVRE
NAMA KADIVRE
STATUS KADIVRE
KETERANGAN KADIVRE SUB DIVRE
KODE SUB DIVRE
NAMA SUB DIVRE
KASUB
ALAMAT SUB DIVRE
TELEPONSUB DIVRE
FAKSIMILI SUB DI VRE
EMAIL SUB DIVRE
KETERANGAN SUB DIVRE
GUDANG
KODE GUDANG
NAMA GUDANG
KAGUD
ALAMAT GUDANG
TELEPON GUDANG
FAKSIMILI GUDANG
EMAIL GUDANG
KETERANGANGUDANG
STOK BARANG
KODE STOK BARANG
BRS LN
HGL DNBRS PP
ADA DNPDP
GABAH ADA DN
J UMLAHEQ BERAS
KAPASITAS GUDANG
RENCANA LURRASKIN PERBULAN
KETAHANANSTOK RASKIN BERAS
KETAHANANSTOK RASKIN BERAS DAN GABAH
KETERANGAN STOK BARANG
J ARAK ANTARGUDANG
KODE J ARAK ANTAR GUDANG
J ARAK
KETERANGANJ ARAK A NTARGUDANG
TARIF ANGKUTAN DARAT
KODE TARIF ANGKUTAN DARAT
TARIF
KETERANGAN TARIF ANGKUTAN DARAT
SK DIREKSI
KODE SK DIREKSI
NOMORSK DIREKSI
KETERANGAN SK DIRE KSI
DETIL SK DIREKSI
KODE DETIL SK DIREKSI
FAKSIMILI
KODE FAKSIMILI
NOMOR FAKSIMILI
KETERANGANFAKSIMI LI
DETIL FAKSIMILI
KODE DETIL FAKSIMILI
SURAT PENUGASAN PENGANGKUT
KODE SURAT PENUGASAN PENGANGKUT
NOMOR SURAT PENUGASAN PENGANGKUT
KETERANGAN SURAT P ENUGASAN PENGANGKUT
SURAT PERINTAH KERJ A
KODE SURAT PERINTA HKERJ A
NOMORSURAT PERINT AH KERJ A
KETERANGAN SURAT PERINTAHKERJ A
PERINTAH LOGISTIK
NOMOR PERINTAH LOGISTIK
KODE PERINTAH LOGISTIK
TANGGAL PERINTAH L OGISTIK
J UMLAHKUANTUM PERINTAH LOGISTIK
KETERANGANPERINTAH LOGISTIK
DETIL PERINTAH LOGISTIK
KODE DETIL PERINTAH LOGISTIK
KUANTUM DETIL PERINTAH LOGISTIK
STATUS DETIL PERINTAH LOGISTIK
OPTIMALITAS DISTRIBUSI BARANG
KODE OPTIMALITAS DI STRIBUSI BARANG
KUANTUM YANG DIDISTRIBUSIKAN
KETERANGAN OPTIMA LITAS DISTRIBUSI BARANG
HISTORI STOK BARANG
KODE HISTORI STOK B ARANG
TGL PERUBAHAN STOK
STOK SEBELUM
STOK SESUDAH
KETERANGAN HISTORI STOK BARANG
INSTRUKSI ANGKUTAN
NOMOR INSTRUKSI ANGKUTAN
TANGGAL INSTRUKSI ANGKUTAN
KUANTUM INSTRUKSI A NGKUTAN
KETERANGAN INSTRUK SI ANGKUTAN
PELAKSANAAN LOGISTIK
NOMOR PELAKSANAAN LOGISTIK
TANGGAL PELAKSANAANLOGISTIK
J ENIS KUALITAS
KUANTUM PELAKSANA AN LOGISTIK
TERBILANG KUANTUM
HARGA SATUAN
J UMLAH HARGA
TERBILANG J UMLAHHARGA
MASA BERLAKU
KETERANGAN PELAKSANAANLOGISTIK
KODE_TARIF _ANGKUTAN_DARAT =KODE_TARI F_ANGKUTAN_DARAT
KODE_J ARAK_ANTAR_GUDANG =KODE_J ARAK_ANTAR_GUDANG
KODE_ KADIVRE =KODE_KADIVRE
KODE_KADIVRE=KODE_KADIVRE
KODE_ GUDANG =KODE_GUDANG
KODE_ GUDANG =KODE_GUDANG
KODE_GUDANG =KODE_GUDANG
KODE_SUB_DIVRE =KODE_SUB_DI VRE
KODE_SUB_ DIVRE =KODE_SUB_ DIVRE
KODE_FAKSIMI LI =KODE_FAKSIMILI
NOMOR_INSTRUKSI _ANGKUTAN=NOMOR_INSTRUKSI_ANGKUTAN
NOMOR_I NSTRUKSI_ANGKUTAN =NOMOR_INSTRUKSI _ANGKUTAN
KODE_SK_DIREKSI =KODE_SK_DIREKSI
KODE_SURAT_PENUGASAN_PENGANGKUT =KODE_SURAT_PENUGASAN_PENGANGKUT
KODE_SURAT_PERI NTAH_KERJ A =KODE_SURAT_PERI NTAH_KERJ A
KODE_DETIL _PERINTAH_LOGISTIK=KODE_DETIL_PERINTAH_LOGI STIK
NOMOR_PERINTAH_ LOGI STI K=NOMOR_PERINTAH_LOGISTI K
NOMOR_PERINTAH_ LOGI STI K=NOMOR_PERI NTAH_LOGISTI K
NOMOR_INSTRUKSI_ ANGKUTAN=NOMOR_I NSTRUKSI_ANGKUTAN
KADIVRE
KODE_KADI VRE integer
NAMA_KADI VRE v archar(50)
STATUS_KADIVRE v archar(25)
KETERANGAN_KADIVRE long varchar SUB_DIVRE
KODE_SUB_DIVRE v archar(5)
NAMA_SUB_DIVRE v archar(50)
KASUB v archar(50)
ALAMAT_SUB_DIVRE v archar(100)
TELEPON_SUB_DI VRE numeric(18)
FAKSIMILI_SUB_DIVRE numeric(18)
EMAIL_SUB_DIVRE v archar(15)
KETERANGAN_SUB_DIVRE longv archar
GUDANG
KODE_GUDANG v archar(5)
KODE_SUB_DIVRE v archar(5)
NAMA_GUDANG v archar(50)
KAGUD v archar(50)
ALAMAT_GUDANG v archar(100)
TELEPON_GUDANG numeric(18)
FAKSIMILI_GUDANG numeric(18)
EMAIL_GUDANG v archar(15)
KETERANGAN_GUDANG long varchar
STOK_BARANG
KODE_STOK_BARANG integer
KODE_GUDANG varchar(5)
BRS_LN integer
HGL_DN_BRS_PP integer
ADA_DN_PDP integer
GABAH_ADA_DN integer
J UMLAH_EQ_BERAS integer
KAPASI TAS_GUDANG integer
RENCANA_LUR_RASKIN_PERBULAN integer
KETAHANAN_STOK_RASKI N_BERAS decimal(18,2)
KETAHANAN_STOK_RASKI N_BERAS_DAN_GABAH decimal(18,2)
KETERANGAN_STOK_BARANG long v archar
J ARAK_ANTAR_GUDANG
KODE_J ARAK_ANTAR_GUDANG integer
KODE_TARI F_ANGKUTAN_DAR AT integer
KODE_GUDANG varchar(5)
J ARAK integer
KETER ANGAN_J ARAK_ANTAR_GUDANG long v archar
TARIF_ANGKUTAN_DARAT
KODE_TARIF_ANGKUTAN_DARAT integer
KODE_J ARAK_ANTAR_GUDANG integer
TARIF integer
KETERANGAN_TARI F_ANGKUTAN_DARAT long varchar
SK_DIREKSI
KODE_SK_DIR EKSI integer
NOMOR_SK_DIREKSI varchar(50)
KETERANGAN_SK_DIREKSI long varchar
DETIL_SK_DIREKSI
KODE_DETI L_SK_DIREKSI integer
KODE_SK_DIREKSI integer
NOMOR _INSTRUKSI _ANGKUTAN varchar(19)
F AKSIMILI
KODE_FAKSIMILI integer
NOMOR_F AKSIMILI v archar(25)
KETERANGAN_F AKSIMILI longv archar
DETIL_FAKSIMILI
KODE_DETIL_FAKSI MI LI integer
NOMOR_I NSTRUKSI _ANGKUTAN varchar(19)
KODE_F AKSIMILI integer SUR AT_PENUGASAN_PENGANGKUT
KODE_SURAT_PENUGASAN_PENGANGKUT integer
NOMOR_SURAT_PENUGASAN_PENGANGKUT integer
KETERANGAN_SURAT_PENUGASAN_PENGANGKUT long v archar
SURAT_PERINTAH_KERJ A
KODE_SURAT_PERINTAH_KERJ A integer
NOMOR_SURAT_PERI NTAH_KER J A integer
KETERANGAN_SURAT_PERI NTAH_KER J A longv archar
PERINTAH_LOGISTIK
NOMOR _PERI NTAH_LOGISTI K v archar(22)
KODE_PERINTAH_LOGISTIK v archar(50)
TANGGAL_PERI NTAH_LOGISTI K timestamp
J UMLAH_KUANTUM_PERINTAH_LOGISTIK integer
KETERANGAN_PERI NTAH_LOGISTIK long varchar
DETIL_PERI NTAH_LOGISTIK
KODE_DETI L_PERINTAH_LOGI STIK integer
NOMOR_PERI NTAH_LOGISTI K v archar(22)
KODE_SUB_DIVRE v archar(5)
KUANTUM_DETIL_PERINTAH_LOGISTIK integer
STATUS_DETIL_PERINTAH_LOGISTIK v archar(15)
OPTIMALI TAS_DISTRIBUSI_BARANG
KODE_OPTI MALITAS_DISTRIBUSI_BARANG integer
KODE_DETI L_PERINTAH_LOGI STIK integer
KUANTUM_YANG_DIDISTRIBUSI KAN integer
KETER ANGAN_OPTI MALITAS_DISTRI BUSI_BARANG long varchar
HISTORI_STOK_BARANG
KODE_HISTOR I_STOK_BARANG integer
KODE_GUDANG v archar(5)
TGL_PERUBAHAN_STOK timestamp
STOK_SEBELUM integer
STOK_SESUDAH integer
KETERANGAN_HISTORI_STOK_BARANG long varchar
INSTRUKSI_ANGKUTAN
NOMOR_INSTRUKSI _ANGKUTAN v archar(19)
NOMOR_PERI NTAH_LOGISTI K v archar(22)
KODE_SURAT_PERI NTAH_KERJ A integer
KODE_SURAT_PENUGASAN_PENGANGKUT integer
KODE_KADIVRE integer
TANGGAL_I NSTRUKSI _ANGKUTAN timestamp
KUANTUM_INSTRUKSI _ANGKUTAN integer
KETER ANGAN_INSTRUKSI _ANGKUTAN long varchar
PELAKSANAAN_LOGISTIK
NOMOR_PELAKSANAAN_LOGISTIK v archar(13)
NOMOR_I NSTRUKSI_ANGKUTAN v archar(19)
KODE_KADI VRE integer
TANGGAL_PELAKSANAAN_LOGISTIK timestamp
J ENIS_KUALITAS v archar(15)
KUANTUM_PELAKSANAAN_LOGI STIK integer
TERBILANG_KUANTUM v archar(100)
HARGA_SATUAN integer
J UMLAH_HARGA integer
TERBILANG_J UMLAH_HARGA v archar(100)
MASA_BERLAKU timestamp
KETERANGAN_PELAKSANAAN_LOGISTIK long v archar

5
tujuan-tujuan berbanjar pada kolom ke-1
hingga ke-n. Dengan demikian,
Xij : satuan barang yang akan
diangkut dari sumber i ke tujuan j.
Cij : biaya angkut per satuan
barang dari sumber i ke tujuan j.
Sehingga secara matematis,
Min Cij Xij


..[1]
Tabel 1. Matriks Transportasi

Xij

=Si,i =1,2,,m
...[2]
Xij

=Tj,j =1,2,,n
...[3]
Penyelesaian persoalan ini akan
menghasilkan Xij optimal yaitu Xij yang
akan memenuhi [2] dan [3] serta membuat
[1] mnimum. Dengan kata lain, Xij optimal
adalah distribusi optimal yang akan
meminimumkan biaya distribusi total.
(Siswanto, 2007:266).
Menurut Siswanto (2007:267),
Distribusi optimal di dalam model
transportasi adalah distribusi barang dari
sumber-sumber untuk memenuhi permintaan
tujuan agar biaya total distribusi minimum.

Metode Pemecahan Persoalan
Transportasi
Dalam operation research ditunjukkan
beberapa metode untuk menyelesaikan
persoalan transportasi, baik yang bersifat
sederhana hingga yang bersifat relative
kompleks melalui beberapa tahap
penyelesaian (iterasi). Penyelesaian
persoalan transportasi pada dasarnya diawali
dengan upaya untuk menentukan nilai akhir.
Artinya apapun metode awal yang digunakan
tidak akan mempengaruhi nilai akhir atau
nilai optimal yang diharapkan dalam proses
penyelesaian persoalan transportasi. (Arifin,
2010:230).
Menurut Siswanto (2007:268),
algoritma transportasi mengenal empat
macam metode untuk menyusun tabel awal,
yaitu:
1. Metode Biaya Terkecil atau Least Cost
Method.
2. Metode Sudut Barat Laut atau North
West Corner Method.
3. RAM atau Ressells Approximation
Method.
4. VAM atau Vogells Aproximation
Method. (deterministik), maka pada
regresi linier berganda mempersoalkan
hubungan linier antara satu peubah tak
bebas dengan beberapa peubah bebas.

6
Menurut Siswanto (2007:268),
setelah penyusunan tabel awal selesai maka
sebagai langkah selanjutnya adalah pengujian
optimalitas table untuk mengetahui apakah
biaya distribusi total telah minimum. Secara
matematis, pengujian ini dilakukan untuk
menjamin bahwa nilai fungsi tujuan
minimum telah tercapai. Ada dua macam
model pengujian optimalitas algoritma
transportasi, yaitu:
1. Stepping Stone Method
2. MODI atau Modified Distribution
Method

Least Cost
Menurut Mulyono (1991:110),
metode Least-Cost mencapai tujuan
minimasi biaya dengan alokasi sistematik
kepada kotak sesuai dengan besarnya biaya
transportasi per unit. Prosedur metode ini
adalah:
1. Pilih variabel Xij (kotak) dengan biaya
transport (Cij) terkecil dan alokasikan
sebanyak mungkin. Untuk Cij terkecil,
Xij = minimum [Si, Dj]. Ini akan
menghabiskan baris i atau kolom j.
2. Dari kotak-kotak sisanya yang layak
(yaitu yang tidak terisi atau tidak
dihilangkan), pilih nilai Cij terkecil dan
alokasikan sebanyak mungkin.
3. Lanjutkan proses ini sampai semua
penawaran dan permintaan terpenuhi.


MODI
Menurut Siswanto (2007:286), MODI
atau Modified Distribution menguji
optimalitas tabel dengan cara menghitung
opportunity cost pada sel-sel yang tidak
terkena alokasi distribusi. Opportunity Cost
adalah biaya yang harus kita tanggung bila
satu alternatif keputusan dipilih. Dalam hal
ini, bila sel-sel kosong tersebut ternyata
memiliki opportunity cost positif maka
menurut metode ini dikatakan bahwa tabel
belum optimal berhubung masih ada
alternatif distribusi yang akan memberikan
biaya total distribusi lebih rendah. J adi
menurut metode MODI, tabel akan dikatakan
optimal bila dan hanya bila opportunity cost
sel-sel kosong adalah negatif atau nol.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Fitur Utama Sistem
Pengujian fitur utama sistem
berdasarkan pengujian sudah baik karena
semua target sudah bisa terpenuhi.

Optimalitas Distribusi Barang
Untuk menghitung Optimalitas Biaya
Angkutan dala distribusi barang, bahasan kali
ini hanya menggunakan metode Least Cost
dan MODI. Form Optimalitas Distribusi
Barang tampak seperti terlihat di Gambar 6.


Gambar 6. Optimalitas Distribusi
Barang

Dalam perhitungan optimalitas distribusi
yang dilakukan oleh program yang dibuat
adalah menghasilkan hasil perhitungan Least
Cost dan MODI, Least Cost yang dihitung
untuk mencari biaya total pengangkutan itu
minimum, dan tabel transportasi perhitungan
solusi fisibel awal ini digunakan untuk
menghitung MODI untuk mendapatkan total
biaya angkutan itu menjadi optimal. Berikut
Form Hasil Optimalitas Distribusi Barang
yang dihasilkan dalam pembuatan program
dengan metode transportasi untuk
pelaksanaan kegiatan movement regional
pada Perum BULOG DIVRE J awa Timur
tampak seperti terlihat di Gambar 4.17.

Gambar 7. Hasil Optimalitas
Distribusi Barang

Pengujian yang dilakukan dengan Metode
Least Cost maupun MODI dalam program
diuji dengan perhitungan manual
menggunakan Excel guna hasil yang
diperoleh untuk menentukan biaya total
menjadi optimal adalah benar.

SIMPULAN
1. Aplikasi menerapkan metode Least Cost
dalam perhitungan fisibel solusi awal
untuk memperoleh total biaya angkutan
tersebut minimum.
2. Aplikasi juga menerapkan metode
MODI (Modified Distribution) dalam
perhitungan fisibel solusi optimal untuk
memperoleh total biaya angkutan
tersebut optimal.
3. Adanya sistem informasi yang dibangun
ini meliputi data-data perusahaan akan
selalu ter-update baik data master
maupun data transaksi.
4. Sistem informasi ini mampu
mempercepat proses pengolahan data-
data movement regional pada Perum
BULOG DIVRE J awa Timur.
5. Sistem informasi yang dibangun
menangani seluruh proses data
movement regional, dari input data
hingga pembuatan laporan.
6. Dari laporan yang dihasilkan,
dokumentasi tersebut dapat dibuat untuk
mengevaluasi hasil kegiatan movement
regional yang telah dilaksanakan Perum
BULOG DIVRE J awa Timur untuk
Kadivre dan pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya.



8
RUJUKAN
Arifin, J ohar. 2010. Mengungkap
Kedahsyatan Pivottable dan Solver
Microsoft Excel 2010. PT. Elex Media
Komputindo. J akarta.
Dimyati, Tjutju Tarliah. 2002. Operations
Research Model-model Pengambilan
Keputusan. Sinar Baru Algensindo.
Bandung.
Direksi Perum BULOG. 2009. Himpunan
Peraturan di Lingkungan Perum Bulog.
Perusahaan Umum (PERUM) BULOG.
J akarta.
Fuad, M., dan Christine H., dan Nurlela, dan
Sugiarto, dan Paulus, Y.E.F. 2006.
Pengantar Bisnis. PT. Gramedia Pustaka
Utama. J akarta.
Hartono, J ogiyanto. 1990. Analisis & Disain
Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi
Offset. Yogyakarta.
Herjanto, Eddy. 2009. Sains Manajemen-
Analisis Kuantitatif untuk Pengambilan
Keputusan. Grasindo. J akarta.
Herlambang, Soendoro, dan Haryanto
Tanuwijaya. 2005, Sistem Informasi:
konsep, teknologi, dan manajemen. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Kendall, Kenneth E. dan Kendall, J ulie E.
2003. Analisis dan Perancangan Sistem
Jilid 1. Prenhallindo. J akarta.
Kusumo, Ario Suryo. 2007. Pemrograman
Visual Basic 2005. PT. Elex Media
Komputindo. J akarta.
Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data.
Andi Offset. Yogyakarta.
Mulyono, Sri. 1991. Operations Research.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. J akarta.
Royan, Frans M. 2009. Distributorship
Management: Cara Cerdas Mengelola &
Memberdayakan Distributor. PT.
Gramedia Pustaka Utama. J akarta.
Siswanto. 2007. Operations Research Jilid 1.
Erlangga. J akarta.
Subagyo, Pengestu, dan Marwan Asri, dan T.
Hani Handoko. 1994, Dasar-dasar
Operation Research. BPFE. Yogyakarta.
Taha, Hamdi A. 1996. Riset Operasi Suatu
Pengantar J ilid I. Binarupa Aksara.
J akarta.
Yudhoyono, Susilo Bambang. 2006. Agenda
Riset Nasional. 20 November 2010.
<http://www.litbang.depkes.go.id/downlo
ad/AgendaRisetNasional.pdf>
Yunarto, Holy Icun. 2006. Business Concepts
Implementation Series In Sales and
Distribution Management. PT. Elex
Media Komputindo. J akarta.

You might also like