Professional Documents
Culture Documents
NUNUK PRIYANI
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
Unversitas Sumatera Utara
PENEMUAN MIKROBA
Franscesco Redi (1926-1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging
busuk adalah larva yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio
Pada perioda yang sama muncul ilmuwan baru dari Perancis Louis Pasteur
(1822 – 1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisma.
Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran mikroba dalam industri anggur dana
pembuatan alkohol. Salah satu pendukung teori generatio spontanea yang hidup
pada masa Louis Pasteur adalah Felix Archimede Pouchet (1800-1872). Pada tahun
1859 ia banyak mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia
tidak dapat membantah penemuan-penemuan Pasteur. Untuk memastikan
pendapatnya, Pasteur melakukan serangkaian eksperimen. Ia menggunakan bejana
dengan leher panjang dan dibengkokkan yang dikenal dengan leher angsa. Bejana
ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan. Udara dapat dengan bebas melewati
tabung atau pipa leher angsa tersebut tetapi tidak ditemukan adanya
mikroorganisma di kaldu tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu akan mengendap
pada bagian tabung yang berbentu U sehingga tidka dapat mencapai kaldu. Ia juga
membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen. Pasteur menemukan
bahwa mikroorganima terbawa debu oleh udara dan ia menyimpilkan bahwa semakin
bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang
terjadi. Pada tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa:
For I have kept them and am still keeping from them, that one thing
that is above the power of man to make; I have kept from them, the germ
that float in the air, I have kept them from life.
Salah satu argumen klasik untuk menantang buiogenesis adalh bahwa panas
yang digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan juga dianggap merusak ‘vital
force’. Mereka yang mendukung teori abiogenesis berpendapat bahwa tanpa adanya
Penyakit
Secara kebetulan seorang para Jerman melihat bahwa koloni yang tumbuh
pada kentang yang telah direbus pada akhirnya dapat menemukan jalan untuk
memisah menjadi individu-individu. Caranya; mereka mengembangkan media
spesifik untuk menumbuhkan mikroorganisma. Media adalah substansi yang
memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisma. Koch dan koleganyanya juga
menunjukkan bahwa senyawa dari alga yang disebut agar dapat membuat media
menjadi padat. Richard J.Petri (1852 – 1921) membuat piringan kaca bertutup
untuk menempatkan media agar alat tersebut selanjutnya disebut Petri dish yang
masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1892, dengan menggunakan teknik
biakan murni Koch dan anggotanya menemukan agen-agen penyebab typus, dipteri,
tetanus, pneumonia dan lain sebagainya. Koch mengenalkan penggunaan binatang
model untuk penyakit manusia dengan cara menginjeksikan bakteri ke dalam menit,
kelinci, babi atau domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk
mengambil gambar dan menggunakannya sebagai bukti untuk menghilangkan
keraguan.
Postulat Koch
Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan
menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik
Penemuan antiseptik
Imunisasi
Tahun 1880, Pasteur menggunakan teknik dari Konch untuk mengisolasi dan
membiakkan bakteri yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan
penemuannya, Pasteur membuat demonstrasi dihadapan publik tentang
percobaannya yang telah dilakukan berulang kali di laboratorium. Dia
menginjeksikan biakkan bakteri kolera pada ayam sehat dan menunggunya sampai
ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur
mendapat malu karena ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian
mengevaluasi langkah-langkah yang menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia
menemukan bahwa secara kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah
dilakukan sebelumnya, dan satu kelompok adalah ayam yang tidak pernah di
inokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar.
Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok ayam yang pertama
tetap sehat.
Pertama hal ini membuatnya bingung, tetapi Pasteur segera menemukan
jawabannya. Pasteur menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi
biakan tua menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan untuk
menyebabkan penyakit. Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat menstimulasikan
sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi berikutnya manjadi imun atau tahan
terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi untuk
mencegah anthrax. Pasteur menyebut bakteri yang telah avirulen tersebut engan
vaccin dari bahasa latin vaccayang artinya sapi dan imunisasi dengan biakan
tersebut dikenal dengan vaksinasi.
Dengan vaksinasi tersebut Pasteur mengenali atau mengetahui hasil kerja
sebelumnya yang dilakukan oleh Edward Jenner (1749 – 1823) yang telah sukses
memfaksinasikan para pekerjanya di peternakan yang telah terkena copox dari
ternak sapinya tetapi tidak pernah berkembang menjadi serius. Jenner menduga
bahwa karena terbiasa menghadapi cowpox akan mencegahnya dari serangan
smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya ini Jener menginokulasi James Phipps
pertama dengan materi yang menyebabkan cowpox yang diambil dari luka,
kemudian dengan agen smallpox. Anak laki-laki tersebut tidak menunjukkan gejala
smallpox. Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-mana dan oleh banyak orang
dianggap sebagai peneliti tentang mikroorganisma yang ajaib. Untuk itu ia diminta
membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang ditularkan ke
manusia melalui gigitan anjing, kucing, atau binatang yang terinfeksi lainnya.
Pasteur adalah seorang ahli kimia, bukan dokter dan Pasteur tidak biasa
memperlakukan manusia. Disamping kenyataan bahwa penyebab penyakit rabies
adalah belum diketahui, tetapi Pasteur mempunyai keyakinan yang kuat bahwa itu
adalah mikroorganisma. Ia dapat membuat kelinci terkena penyakit setelah
Chemoterapi