You are on page 1of 2

Bahaya Limbah Cair Pertambangan Batubara

Oleh Suhartono Ketua Umum Yayasan Lestari


Dampak negative dari aktifitas pertambangan batu bara bukan hanya menyebabkan terjadi kerusakan lingkungan.
Melainkan, ada bahaya lain yang saat ini diduga sering disembunyikan parapengeoloa pertambangan batu bara di
Indonesia. Kerusakan permanent akibat terbukanya lahan, kehilangan beragama jenis tanaman, dan sejumlah kerusakan
lingkungan lain ternyata hanya bagian dari dampak negative yang terlihat mata.
PERTAMBANGAN batubara ternyata menyimpan bahaya lingkungan yang berbahaya bagi manusia. Bahaya lain dari
pertambangan batu bara adlaah air buangan tambang berupa luput dan tanah hasil pencucian yang diakibatkan dari proses
pencucian batubara yang lebih popular disebut Sludge
Saat ini banyak analis pertambangn yang tidak mamu mengekspose secara detail tentang bahaya air cucuian batubara.
Limbah cucian batu bara yang ditampung dalam bak penampung sangat berbahaya karena mengandung logam-logam
beracun yang jauh lebih berbahaya disbanding proses pemurnian pertambangan emas yang mengunakan sianida (CN).
Proses pencucian dilakukan untuk menjadi batubara lebih bersih dan murni sehingga memiliki nilai jual tinggi. Proses ini
dilakukan karena pada saat dilakukan eksploitasi biasanya batubara bercampur tanah dan batuan.
Agar lbih mudah dan muerah, dibuatlah bak penampung untuk pencucian. Kolam penampung itu berisi air cucian yang
bercampur lupur. LSM lingkungan JATAM menyebutnya dana beracun yang berisi miliaran gallon limbah cair batubara
Sluge mengandung bahan kimia karsinogenik yang digunakan dalam pemrosessan batubara yang logam berat berancun
yang terkandung di batubara seperti arsenic, merkuri, kromium, boron, selenium dan nikel.
Dibandingkan tailing dari limbah luput pertambangan emas, unsure berancun dari logam berat yang ada limbah
pertambangan batubara jauh lebih berbahaya. Sayangnya sampai sekarang tidak ada publikasi atau informasi dari
perusahan pertambangan terhadap bahaya sluge kepada masyarakat di sekitar pertambangan.
Unsure beranu menyebabkan penyakit kulit, gangguan pencernaan, paru dan penyakit kanker otak. Air sungai tempat
buangan limbah digunakan masyarkat secara terus menerus. Gejala penyakit itu biasa akan tampka setelah bahan beracun
terakumulasi dalam tubuh manusia.

Beberapa perusahaan tambang di Kalimantan Timur ditengarai tridak melakukan pengelolaan water treatmen terhadap
limbah buangan tambang dan juga tanpa penggunaan bahan penjernih Aluminum Clorida, Tawar dan kapur. Akibatnya
limbang buann tambang menyebabkan sungai sarana pembuagan limbah cair berwarna keruh.
Alangkah bijaknya jika perusahaan pertambangan batubara tetap memperhatikankualitas limbah tambangnyha dengan
membuat water treatment dan pengunaan bahan penjernih air hingga limbah buangan aman bagi masyarakat dan
lingkungan.

You might also like