You are on page 1of 93

Cardio 2011

Hookworm
Merupakan Soil Transmitted Helminthes,
manusia sebagai hospesnya, dan masuk ke
dalam tubuh melalui kulit telapak kaki. Bisa
nyebabin anemia defisiensi besi
Habitat : duodenum, jejunum
Stadium infektif : larva filariform
Jalur infeksi : Kulit kaki
Disease : Hook worm infection
A. Duodenale : 2 pasang gigi ventral
A. Caninum : 3 pasang gigi ventral, c
N. Americanus : 1 pasang cutting plate, s
: the posterior end is cone-shaped
: elliptic and fan-shaped (copulatory bursa)




Hookworm (Telur)
Bentuk bulat solid, dinding tipis, jernih,
berhialin
Berisi granula yg membelah
Telur berisi morula (2-8 sel)
Menetas di tanah


Siklus hidup
Telur tinjatanah 23-33oC,24-48jam larva
rhabditiform hari ke5 larva filariform
menembus kulit kaki sekitar 10 hari
sampai di usus halus cacing dewasa hidup
10 tahun

Gejala
1. Cacing dewasa di intestinum
Dermatitis (ground itch), reaksi alergi
pneumonitis (loffler syndrome)2 mnguan
Allotriofagi
Gi bleeding
Anemia hipokromik mikrositik/defesiensi besi
Americanus: 0,02-0,10
Duodenale: 0,14-0,26 ml/hari
2. GI symptomps: diare, mual, muntah, nyeri epigastrik
3. Tambahan: Cutaneus Larva migransinflamasi
khusus a.caninum dna brazilienzis

Diagnosis
1. Hemoglobin <12g/dL pada laki, <11g/dL pada
perempuan
2. Mencari telur dalam feses
1.Direct visualisation/ smear utk egg and larva
rhabdatiform
2.Harada Mori Culture menemukan larva
3.PCR

Tatalaksana
Mebendazole 500 mg tab single dose
- Mencegah terbentuknya mikrotubuli
- Memblok glukosa uptake scr irreversibel
Albendazole 400 mg tab single dosepling bgus
- Inhibits cytoplasmic tubulin polymerization
- Decreases ATP production
- Results in immobilization/energy depletion
Pyrantel pamoate 11 mg/kg/d x 3 days, max of 1g/day
- Memblok depolarisasi neuromuscular
- Causes paralysis

* Same dosage for children >2 years old

Hookworm (Larva Filarifom)
Merupakan stadium infektif
Menimbulkan Ground Itch (A.duodenale,
N.americanus) atau Cutaneus Larva Migrans
(A.caninum)
Migrasi ke paru-paru > Lofflers syndrome
Hookworm (Larva Filarifom)
Bentuk langsing, ekor runcing
Fase non feeding, esofagus 1/3 panjang badan
Hookworm (cacing dewasa)
Cutting plate/buccal cavity (lancip)
N.americanus wrna merah
3 pasang Ventral Teeth A.caninum
wrna kuning
Hookworm (cacing dewasa)
Bursa copulatrix pada ekor hookworm jantan
Ujung tumpul ekor hookworm
betinacone shaped
Trichuris trichiura
Hospesnya manusia. Bentuknya seperti
cambuk, tidak bermigrasi ke paru-paru,
cuma bisa bikin prolaps rektum itu loh
yang bikin ngeri
Habitat : caecum, colorectum
Stadium infektif : embryonated egg
Stadium diagnosis : unembryonated egg dalam feses
Tidak memiliki fase extra-intestinal, tidak menyebabkan sindroma
loeflerr
Lifespan: 1 - 3 years
90% asymptomatic

Clinical Features:
Asymptomatic
Physical Weakness
Pertumbuhan terhambat


Treatment: Albendazole, mebendazole

Anemia
Defekasi nokturnal
Trichuris dysentery syndrome
Trichuris colitis
Rectal prolapse
Trichuris trichiura (Cacing Dewasa)
Bentuk seperti cambuk (anterior diameternya
tipis, ujung posterior yang berdiameter tebal)
Pada jantan ekor melengkung dan terdapat
copulatory spikula
Pada betina ekor lurus dan tumpul
Habitatnya paling sering di caecum

Trichuris trichiura (Telur)
Merupakan stadium infektif
Bentuk lonjong
Ada sumbat (mucoid plak) yang jernih di
kedua kutubnya
Telur isi larva/sel
Telur di appendix
Trichuris trichiura (Cacing Dewasa)
Trichuris jantan (skematik)ujung kpla dan
ekor lbih mlingkar. Ekor lebih tebal daripada
kepala
Trichuris betina (skematik)
Diphyllobothrium latum
Hospesnya manusia, hospes perantaranya
cyclops dan dioptomus. Khasnya yaitu lebar
proglotid melebihi panjangnya dan uterus
bentuk rosette pada proglotid gravid.
Menyebabkan anemia defisiensi B12
Hospes:
Hospes Definitif : Manusia
Hospes Reservoar : Anjing, kucing
Hospes Perantara I : Cyclops, Dioptomus
Hospes Perantara II : Ikan

Nama Penyakit : Diphyllobothriasis
Stadium infektif untuk manusia : larva plerocercoid

Morfologi:
Mempunyai sepasang celah penghisap (bothria=sendok) dibagian
ventral dan dorsal pada skoleks
Punya sucker
Memanjang (p>l)
Hermafrodit
Khas: uterus rosette


Diphyllobothrium latum (Telur)
Nih operkulum (yang bagian datar dari telurnya)
Btk oval, besar
Punya operkulum
(tpi gak jelas) di
ujung yg besar
Knob like di ujung
yg kecil
Wrna hijau
Diphyllobothrium latum (cacing
dewasa)
Uterus berbentuk seperti rosette
Patologi dan Gejala Klinis
Bila cacing sudah hidup di permukaan usus, gejala yang ditimbulkan:
- Anemia megaloblastik ( Defisiensi B12 )
- Sumbatan usus secara mekanis bila cacing banyak
- Obstruksi usus cacing membentuk benang kusut

Gejala Diphyllobothriasis:
Gangguan saraf
Gangguan pencernaan
Sakit perut
Berat badan turun
Lemah
Kurang gizi


5/25/2014
Diagnosis
Diagnosis is based on the identification of eggs, which are oval and
operculated,or proglottids in the feces
Direct visualization (ada proglotid atau tidak, kadang bisa terdapat
di muntahan)


TREATMENT

Praziquantel is highly effective 10mg/kgBB
Obat Atabrin dalam keadaan perut kosong, disertai Na-
Bikarbonas, dosis 0,5 gr
Niclosamid (Yomesan), 4 tablet (2gr) dikunyah setelah makan
hidangan ringan
Vitamin B12 supplements are required for patients with anemia



5/25/2014
Pencegahan
Memasak ikan air tawar sampai betul-betul
matang atau membekukannya sampai -10C
selama 24 jam.
Mengeringkan dan mengasinkan ikan secara
baik.
Dilarang membuang tinja di kolam air tawar.
Memberikan penyuluhan pada masyarakat.
5/25/2014
Schistosoma
Hospesnya manusia, hospes perantaranya keong (nanti
dijelaskan),stadium infektifnya cercaria. Khasnya
cacing ini memiliki jenis kelamin (non hermaphrodite),
jantan selalu bersama betina (betina ada pada canalis
gynaecophorus jantan, biar kelihatan so sweet)
Penyakit : skistosomiasis= bilharziasis
Stadium infektif : serkaria
Morfologi dan Daur Hidup
Di bagian ventral cacing jantan terdapat canalis
gynaecophorus, tempat cacing betina.
Telur tidak mempunyai operkulum dan berisi
mirasidium, mempunyai duri dan letaknya tergantung
spesies.
Telur menetas di dalam air mengeluarkan mirasidium
Telur dapat menembus keluar dari pembuluh darah,
bermigrasi di jaringan dan akhirnya masuk ke lumen
usus atau kandung kencing
Daur hidup Schistosoma sp.
Patologi dan Gejala Klinis
Perubahan yang terjadi disebabkan oleh 3
stadium cacing yaitu serkaria, cacing dewasa
dan telur.
Perubahan-perubahan pada skistosomiasis
dibagi dalam 3 stadium:
1. Masa tunas biologik
Gejala kulit dan alergi : eritema, papula disertai
rasa gatal dan panas hilang dalam 2-3 hari.
Gejala paru : batuk, kadang-kadang pengeluaran
dahak yang produktif
Gejala toksemia : timbul minggu ke-2-8 setelah
infeksi. Berat gejala tergantung jumlah serkaria
yang masuk
Gejala berupa : lemah, malaise, tidak nafsu
makan, mual dan muntah. Diare disebabkan
hipersensitif terhadap cacing
Hati dan limpa membesar dan nyeri raba.
2. Stadium Akut
Mulai sejak cacing bertelur
Efek patologis tergantung jumlah telur yang
dikeluarkan dan jumlah cacing .
Keluhan : demam, malaise, berat badan
menurun
Pada infeksi berat Sindroma disentri
Hepatomegali timbul lebih dini disusul
splenomegali, terjadi 6-8 bulan setelah
infeksi.
3. Stadium menahun :
Penyembuhan dengan pembentukan
jaringan ikat dan fibrosis
Hepar kembali mengecil karena fibrosis. Hal
ini disebut sirosis
sirosis sirosis periportal
Gejala : splenomegali, edema tungkai
bawah dan alat kelamin, asites dan ikterus.
Stadium lanjut sekali dapat terjadi
hematemesis.
RINGKASAN
Satdium I (swimmer itc):
Gatal-gatal (urtikaria)
Gejala intoksikasi : demam hepatomegali dan
eosinofilia tinggi
Stadium II :
Sindroma disentri
Stadium III :
Sirosis hepatis dan splenomegali serta
hematemesis

Diagnosis :
Menemukan telur dalam tinja, urin atau jaringan
biopsi
Reaksi serologi (ELISA,FAT, IHT)
Pengobatan
Umumnya tidak ada yang aman
Pengaruh obat anti schistosoma dapat
menyebabkan terlepasnya cacing dari p.
darah dan mengakibatkan tersapunya cacing
ke dalam hati oleh sirkulasi portal disebut
hepatic shift.
Obat-obat anti schistosoma :
Emetin (tartras emetikus)
Fuadin stibofen, Reprodal, neo-antimosan
Astiban TW 56
Lucanthone-HCl, Miracil D. Nilodin
Niridazol
Prazikuantel (Embay 8440;
Droncit,Biltricide)
Epidemiologi
Penyakit skistosomiasis merupakan masalah
kesehatan masyarakat di berbagai negara. Di
Indonesia hanya skistomiasis japonikum
ditemukan endemik di Sulawesi Tengah, di
daerah D.lindu dan Lembah nampu.
Berhubungan erat dengan air dari irigasi dengan
adanya fokus keong sebagai hospes perantara
Infeksi berlangsung pada orang yang bekerja di
sawah.
Kelompok usia yang terkena 5 50 tahun.
S. haematobium S. mansoni S. japonicum
Cacing jantan
Kutikula Tuberkula halus Tuberkula kasar Tidak bertuberkel
Testis 4-5, berkelompok 8-9, deret zig-zag 6-8, berderet
Cacing betina
Ovarium pertengahan badan Posterior pertengahan badan Anterior Pertengahan badan
Telur dalam uterus 20-30 butir 1-3 butir 50 butir atau lebih
Hospes perantara Bulinus Biomphalaria dan Australorbis Oncomelania hupensis
Hospes Definitif Manusia, Babon Manusia, Babon Manusia & hewan domestik
Habitat Pleksus vena vesikalis dan
prostatika
Plexus mesenterikus daerah
sigmoidorektal
(v. mesenterika inferior dan cabang)
Plexus mesenterikus daerah
ileocaecalis (v. mesenterika
superior dan cabang-cabangnya)
Telur Duri terminal, di tengah Duri lateral, dekat bagian yg
membulat, besar, membentuk
segitiga, wrna kuning pucat
Bejolan lateral
wrna kuning pucat
Gejala
Hematuria dan disuria bila
terjadi sistitis
Sindroma disentri bila terjadi
kelainan di rektum

Seperti pada S. japonicum,
tetapi lebih ringan.
Splenomegali dapat jadi berat
sekali.

Di ringkasan
Nama Penyakit skistosmiasis vesika urinaria

skistomiasis usus

Oriental schistosomiasis,
skistosomiasis japonika, penyakit
Katayama atau penyakit demam
keong
Schistosoma japonicum (HP 1)
keong Oncomelania Telur
Schistosoma mansoni (HP 1)
Bentuknya spiral, ukurannya paling besar
diantara keong perantara Schistosoma lain
Telur
Schistosoma haematobium (HP 1)
keong Bulinus
Telur biasanya ditemukan terkalsifikasi di buli-
buli
Diagnosis : Menemukan telur di dalam urin.
Plasmodium
Penyebab berbagai jenis malaria, ditularkan
nyamuk Anopheles. Yang dibahas di sini
yang keluar preparatnya pas kemarin.
Sisanya bisa dilihat di tabel.
Lihat di red box !
PLASMODIUM
Plasmodium
Seksual: syngamy gametosit
Aseksual : Schizogony
Yang ditularkan dari nyamuk Anoples ke manusia
adalah bentuk sporozoit
Trias malaria : demam paroxysmal,anemia,
splenomegali
Ingat patofisiologi kongesti aliran darah :
sekuestrasi, sitoadheren, rosetting, eritrosit
deformability
Patogenesa
Sitoadheren eritrosit berparasit matur menempel
pada endotel vaskular
Sekuestrasi akibat sitoadheren, eritrosit parasit
matur tidak beredar lagi dalam sirkulasi. Parasit dalam
eritrosit matur yang tinggal dalam jaringan
mikrovaskular disebut mengalami sekuestrasi
Rosetting berkelompoknya eritrosit parasit matur
yang diselubungi 10 atau lebih eritrosit non parasit
sehingga menyebabkan obstruksi
Deformability eritrosit eritrosit menjadi lebih kaku
Diagnosis:
Mikroskopik: menemukan plasmodium pd
hapusan darah tepi
Hapusan Tebal : derajat parasitemia
Hapusan Tipis: morfologi
Uji dipstick
PCR

Treatment : Kloroquin
Plasmodium falciparum (Trophozoit/
Ring form)
Eritrosit terinfeksi tidak membesar
1 eritrosit bisa terinfeksi lebih dari 1 parasit
Ada bentukan cincin/ring form
Penyebab malaria tropika/maligna
48 jam, demam 1-2 hari sekali
Pada infeksi akut atau masih awal jarang di jumpai
tropozoit di darah tepi tapi langsung di jumpai
gametosit karena pembelahannya sangat cepat
Plasmodium falciparum (Trophozoit/
Ring form)
Lebih dari 1 parasit
Ukuran eritrosit normal
Plasmodiaum falciparum
(Gametosit/seksual)
Eritrosit terinfeksi tidak
membesar
Cresent shaped
Pigmen coklat tua di sekitar
inti
Inti besar
Mikrogametosit : bentuknya
lebih gemuk , sitoplasma
merah pucat, inti besar
tersebar
Makrogametosit: bentuknya
lebih langsing, sitoplasma
biru, inti padat di tengah
Plasmodiaum falciparum (Gametosit)
Plasmodium ovale (Trophozoit)
Eritrosit terinfeksi membesar
Bentuk seperti komet
Memiliki fimbriae pada ujungnya
Merozoitnya lebih sedikit
Schueffner dots
Penyebab malaria ovale
49-50 jam, demam 3 hari sekali
Plasmodium ovale (Trophozoit)
Bentuk agak oval/komet
Fimbriae pada ujungnya
Pigmen kasar
Plasmodium Malariae
Eritrosit terinfeksi tidak membesar atau malah
mengecil
Schizon berisi merozoit
Merozoit in rosette (lebih ke arah tepi,
tengahnya ada pigmen malarianya)
Menyebabkan malaria kuartana

Plasmodium vivax (Trophozoit)
Eritrosit terinfeksi membesar
Bentuk ameboid
Ada Schuffners dots
Penyebab malaria tertiana
Plasmodium vivax (Trophozoit)
Bentuknya tidak beraturan
ada titik-titik Schuffner
P
L
A
S
M
O
D
I
U
M
Ring tebal,eritrosit
tidak membesar
Ring tebal,eritrosit
membesar
Ring tipis,eritrosit
membesar
Ring tipis, 1
eritrosit diinfeksi >1
parasit
Merozoit bentuk
Rossette
Amoeboid shape
Band form
Mikro: tebal
Makro: tipis
J
A
R
A
N
G

D
I
T
E
M
U
K
A
N

Ekor komet
Merozoit banyak
Merozoit sedikit
Ini ciri-ciri
Schizont
Schizont berisi
merozoit
10-32




waktu antara sporozoit masuk dalam
badan hospes sampai timbulnya gejala
demam, biasanya berlangsung antara 8-
37 hari
MASA
TUNAS
INSTRINSIK
berlangsung sejak saat infeksi sampai
ditemukan parasit malaria dalam darah
untuk pertama kali
MASA PRE-
PATEN
parasit malaria yang ditularkan melalui
nyamuk kepada manusia adalah
12 hari untuk plasmodium falciparum,
13-17 hari untuk plasmodium ovale dan
vivax
28-30 hari untuk plasmodium malariae
MASA
TUNAS
EKSTRINSIK
gejala khas terutama
pada malaria yang
menahun.
Perubahan limpa biasanya
disebabkan oleh kongesti, tetapi kemudian limpa
berubah warna menjadi hitam, karena pigmen yang
ditimbun dalam eritsosit yang mengandung kapiler
dan sinusoid
Pada malaria menahun jaringan
ikat bertambah tebal, sehingga
limpa menjadi keras.
SPLENOMEGALI
Derajat anemia tergantung pada
spesies parasit yang
menyebabkannya
Jenis anemia pada malaria adalah hemolitik, normokrom
dan normositik.

Pada serangan akut kadar hemoglobin turun secara
mendadak.
Anemia terutama tampak
jelas pada malaria
falsiparum dengan
penghancuran eritrosit yang
cepat dan hebat dan pada
malaria menahun.
ANEMIA
Gejala klasik, biasanya ditemukan pada penderita yang berasal
dari daerah
non endemis malaria atau yang belum mempunyai kekebalan
(immunitas); atau yang pertama kali menderita malaria
GEJALA
TAMBAHAN
(Ascaris lumbricoides)
Ascaris lumbricoides (Cacing Dewasa)
Habitat : intestinum tenue
Stadium infektif : embryonated egg
Jalur infeksi : oral
Hospes definitif : manusia
Nama penyakit : Ascariasis
Tidak membutuhkan hospes perantara
Nematoda usus terbesar, Bentuk panjang silindris,
warna putih agak merah muda.
Puna 3 bibir anterior
Jantan Ujung ekor melengkung spikulae
Betina cincin kopulasi
200.000 butir sehari, 6-12 bulan

Unfertilized egg
Fertilized egg
Fertilized Ascaris Egg
-Ukuran: 60x45 mikron
-Warna kuning kecoklatan
-Dinding tebal, 3 lapisan, lapisan luar
albuminoid hyaline dan vitelein
-Isi telur berupa sel tunggal yang belum
membelah

Unfertilized egg
-Ukuran : 90x40 mikron
-Bentuk panjang
-Dinding lebih tipis
-Lapisan albuminoid tidak rata
-Isi telur berupa protoplasma mati
bersifat granula/tidak teratur


Decorticated egg
-Telur dibuahi
-kehilangan lapisan albuminoid
-Dinding tebal mulus


Embryonated egg
-Didalam telur berisi embrio/larva
-Embrio bersifat infektif
-Bentuk kira-kira 2-3 minggu ditanah


Siklus hidup
Telur dalam tinja pematangan di tanah lembab
teduh 20-24 hari 30 oC telur infektif
berembrio tertelan gaster menetas larva
rhabditiform usus menembus mukosa masuk
ke kapiler hati jantung paru (1-7 hari
setelah infeksi) alveolus bronchiolus
trachea oesophagus gaster duodenum
(6-10 minggu)cacing dewasa
Paru duodenum 10-15 hari
Fertilized egg
-Warna kuning kecoklatan
-Dinding tebal, 3 lapisan,
lapisan luar albuminoid,
hyaline dan vitelein
-Isi telur berupa sel
tunggal yang belum
membelah



Unfertilized egg
-Bentuk panjang
-Dinding lebih tipis
-Lapisan albuminoid tidak
rata
-Isi telur berupa
protoplasma mati
bersifat granula/tidak
teratur
Betina infertil atau terlalu
cepat dikeluarkan oleh
betina fertil

Gejala
Fase paru
Subfebris, batuk, sptum berdarah, dyspnea,
eosinophilia ( loffler syndrome )

Fase intestinal
Asymptomatic, biasanya kolik pada anak anak,
malnutrisi

Komplikasi : appendicitis, pankreatitis, ascariasis
biliaris, perforasi intestinal, cholecystitis

Tatalaksana
1. Mebendazole,
Albendazole dan
Levamizole
2. Sanitasi yang baik
3. Edukasi

Diagnosis
1. Ascaris pneumonitis:
pemeriksaan sputum
larva
2. Intestinal ascariasis:
pemeriksaan feses
(1) direct fecal film
(2) brine-floatation
method


(Strongyloides stercoralis)
Hospesnya manusia, ga ada di praktikum
kemarin, tapi infeksi lanjut bisa nyebabin
anemia karena infeksi awal biasanya
asimtomatis. Nice to know.
Disease: Strongyloidiasis
Jalur infeksi : autoinfeksi, kulit kaki
Habitat : (duodenum and jejunum).
Cacing jantan jarang ditemukan pada manusia
Untuk jantan ekor melengkung dan ada dua
spikula
Untuk betina ekor lurus dan runcing
Parasit :bentuk pendek
Bebas : panjang dan langsing




Fase larva : dermatitis (ground itch), loffler
syndrome
Fase intestinal cacing dewasa : mual, muntah,
nyeri epigastrium
External autoinfection
Pada orang yang mengalami penurunan
imunitas, strongyloidiasis menyebabkan
hyperinfective syndrome (strongyloidiasis
disseminata) ex. Enterocolitis Meningitis


1.) Direct cycle
Sama seperti hookworm
2.) Autoinfective cycle
Larva menjadi cacing dewasa di colon
Menembus mucosa menuju perianal
Terinfeksi anal-oral
3.) Free-living cycle
Telur keluar bersama feses
Menetas dan dewasa di tanah





Siklus hidup

Diagnosis
Menemukan larva dan telur pada feses
Aspirasi duodenal
Biopsi jejunal
Pemeriksaan sputum

Tx :
Thiabendazole
Mebendazole

Thank You
Mohon maaf jika ada kesalahan, feel
free kalo mau edit yang salah

You might also like