You are on page 1of 12

THE ROLE OF DENGUE NS1 ANTIGEN AS DIAGNOSTIC TOOL

ARYATI
ABSTRACT
In tropical and subtropical region, endemic dengue disease is the most important
arbovirosis in terms of morbidity and mortality. To implement appropriate treatment,
there is a need for a direct, rapid and specific detection test during the acute phase of the
infection. For that purpose, viral culture or nucleic acid detection require specialised
environment but sometimes with delays to report results. Dengue specific antibodies
detection is commonly used even if these antibodies appear several days after onset of
symptoms.
Dengue NS !g assay is an easy"to"use #$IS! for dengue antigen detection. The
assay allows early and specific diagnosis of both primary and secondary dengue acute
infections. This new test should be considered in diagnostic algorithms to improve patient
care monitoring. During the first % days after clinical onset, detection rates ranged from
&'.( to )'.* + for NS !g and from *.* to '*.%+ for Ig, serology. -hen considering
all dengue infected patients, NS sensitivity was significantly higher for Ig, negative
.%%./+0 than for Ig, positive .)).1+0 samples .
The dengue NS antigen"capture #$IS! gave an overall sensitivity of
)'.* + " &'.(+ and a specificity of **+. The sensitivity was significantly higher in
acute primary dengue .&/.'+0 than in acute secondary dengue ./*.*+0. The positive
predictive value of the dengue NS antigen"capture #$IS! was **+ and negative
predictive value was &/.'+.
2omparatively, virus isolation gave an overall positive isolation rate of )%.+
with a positive isolation rate of /'.& and '.*+ for acute primary dengue and acute
secondary dengue, respectively. ,olecular detection of dengue 3N! by 3T"423 gave an
overall positive detection rate of ))./+ with a detection rate of )5.1 and /5.&+ for acute
primary dengue and acute secondary dengue, respectively.

The results indicate that the commercial dengue NS antigen"capture #$IS! may
be superior to virus isolation and 3T"423 for the laboratory diagnosis of acute dengue
infection based on a single serum sample.
NS antigen detection could be used for first"line testing for acute dengue virus
infection in clinical diagnostic laboratories.
Keywords: Dengue infection, NS antigen detection, Diagnostic, #$IS!
PENDAHULUAN
6ambaran 7linis penya7it yang disebab7an oleh infe7si virus dengue ini sering
tida7 7has, dapat menyerupai penya7it flu, demam tifoid, demam chi7ungunya,
leptospirosis, malaria dan berbagai penya7it lain. ,anifestasi 7linis a7ibat infe7si virus
dengue ini dapat menyebab7an 7eadaan yang berane7aragam, mulai dari tanpa ge8ala
.asimtomati70, demam ringan yang tida7 spesifi7 .undifferentiated febrile illness0,
demam dengue .DD0 atau bentu7 yang lebih berat yaitu demam berdarah dengue .D9D0
dan sindrom syo7 dengue .SSD0 .-:;, &&/0.
<ntu7 mengantisipasi agar diagnosis D9D dapat ditega77an dengan segera,
diperlu7an pemahaman imunopatogenesis penya7it D9D, pemeri7saan laboratorium
yang tepat dan interpretasi yang didapat dari hasil laboratorium untu7 meleng7api ge8ala
7linis yang ada. 4ermasalahan sering timbul a7ibat dari mis7omuni7asi 7linisi dengan
piha7 laboratorium, bai7 do7ter spesialis patologi 7lini7, analis, te7nisi dan pasien, di
samping tahapan praanaliti7, analiti7 dan pascaanaliti7.
4enega77an diagnosis D9D masih mengguna7an 7riteria -:;, &&/, yaitu
7riteria 7linis dan laboratoris berupa trombositopenia 7urang dari **.***=ul atau
pening7atan hemato7rit > 1*+. <ntu7 mendapat7an pening7atan hemato7rit sebesar
> 1*+ secara tepat, sulit dila7u7an, mengingat belum ada nilai standar hemato7rit orang
Indonesia ana7"ana7 maupun dewasa. :al yang ta7 7alah penting adalah memahami
7elemahan pemeri7saan laboratorium tersebut. 4emeri7saan hemoglobin, leu7osit, hitung
8enis, hapusan darah tepi maupun en?im hati seperti S6;T dan S64T, 8uga diperlu7an di
1
samping trombosit dan hemato7rit, untu7 memberi informasi lebih, dalam menun8ang
diagnosis D9D.
4emeri7saan serologis berupa Ig, dan Ig6 antidengue diperlu7an untu7
membeda7an demam yang dia7ibat7an virus dengue atau7ah demam oleh sebab lain
.demam tifoid, influen?a, malaria, hepatitis dan lain"lain0. Saat ini sudah ada tes yang
dapat mendiagnosis D9D dalam wa7tu demam % hari pertama yaitu antigen virus dengue
yang disebut dengan antigen NS. @euntungan mendete7si antigen NS yaitu untu7
mengetahui adanya infe7si dengue pada penderita tersebut pada fase awal demam, tanpa
perlu menunggu terbentu7nya antibodi.
4emeri7saan Ig, dan Ig6 antidengue tetap diperlu7an untu7 membeda7an
infe7si primer atau infe7si se7under. :al ini penting untu7 penatala7sanaan mana8emen
terapi di samping epidemiologi, 7arena pada infe7si se7under 7eadaan dapat men8adi
lebih berat .D9D=SSDA Sindrom Syo7 Dengue0.
4emeri7saan antigen NS diperlu7an untu7 mendete7si adanya infe7si virus
dengue pada fase a7ut, dimana pada berbagai penelitian menun8u77an bahwa NS lebih
unggul sensitivitasnya dibanding7an 7ultur virus dan pemeri7saan 423 maupun antibodi
Ig, dan Ig6 antidengue. Spesifisitas antigen NS **+ sama tingginya seperti pada
gold standard 7ultur virus maupun 423.
STRUKTUR ANTIGEN NS 1 VIRUS DENGUE
Birus dengue terdiri dari ( serotipe yaitu D#N", D#N"1, D#N"' dan D#N"(.
@eempat serotipe virus ini terdapat di Indonesia dan dilapor7an bahwa serotipe virus
D#N"' sering menimbul7an wabah, sedang7an di Thailand penyebab wabah yang
dominan adalah virus D#N"1 .Soegi8anto, 1**(0. 4ada penelitian penulis, dominasi
serotipe di Indonesia pada 7urun wa7tu tahun 1**'"1**5 adalah D#N"1, dii7uti oleh
D#N"', D#N"( dan D#N" .!ryati, 1**)0. Birus dengue termasu7 dalam genus
Flavivirus, famili Flaviviridae, yang terdiri dari *./** basa di dalam genomnya. Birus
dengue terdiri dari single-stranded positive sense RNA (ssRNA sense +). Di dalam
genomnya terdapat sebuah single Open Reading Frame (ORF ) yang meng7ode 1 macam
protein yaitu protein stru7tural dan protein nonstru7tural. 4rotein stru7tural terdiri dari
'
2 .protein inti=capsid/core0, , .protein membran, termasu7 preMembrane0 dan
# .protein envelope0 serta / macam protein nonstru7tural yaitu NS, NS1!, NS19,
NS', NS(!, NS(9, NS5 yang ditandai oleh sebuah 5C dan 'C nontranslated region
(NR) pada 7edua u8ungnya .Dao, 1**10.
!ntigen NS merupa7an gli7oprotein terse7resi (% 7Da yang tida7 terdapat pada
parti7el virus yang terinfe7si namun tera7umulasi di dalam supernatan dan membran
plasma sel selama proses infe7si. NS merupa7an gen esensial di dalam sel yang
terinfe7si dimana fungsinya sebagai 7o"fa7tor untu7 repli7asi virus, yang terdapat
bersama di dalam bentu7 repli7asi 3N! double-stranded .,ac7en?ie, &&)0. !mmune
recognition dari permu7aan sel NS pada sel endotel dihipotesis7an berperan dalam
me7anisme 7ebocoran plasma yang ter8adi selama infe7si virus dengue yang berat.
Sampai saat ini, bagaimana NS berhubungan dengan membran plasma, yang tida7 berisi
motif se7uens membrane-spanning masih belum 8elas.
NS teri7at secara langsung pada permu7aan berbagai tipe sel epitelial dan sel
mesensimal, 8uga menempel secara 7urang le7at terhadap berbagai sel darah tepi.$ebih
lan8ut, NS 8uga teri7at pada bia7an sel endotel mi7rovas7uler manusia lebih bai7
daripada sel endotel aorta atau umbilical cord. Spesifisitas i7atan ini sudah dibu7ti7an
terdapat pada i7atan NS pada endotel paru dan hati namun tida7 pada usus atau ota7 dari
8aringan ti7us.
(
MANIFESTASI KLINIS
Infe7si Birus Dengue
!simtomati7 Simtomati7
Demam tida7 Demam Dengue
Spesifi7
4erdarahan ."0 4erdarahan .E0 Syo7 ."0 Syo7 .E0
.SSD0
DD DBD
6ambar. Spe7trum @linis Infe7si Birus Dengue .di7utip dari -:;, &&/0
IMUNOPATOGENESIS
Imunopatogenesis ter8adinya D9D masih belum 8elas di7etahui, namun berbagai
macam teori masih dianut seperti hipotesis infe7si se7under .teori secondar"
#eterologous infection0 , antibod" dependent en#ancement (A$%) #"pot#esis, a7tivasi
sel"T, teori virulensi virus yang didasar7an pada perbedaan serotipe virus dengue D#N",
D#N"1, D#N"' dan D#N"(, 8uga fa7tor geneti7, teori autoantibodi dan teori sito7in.
Semuanya dapat ditemu7an pada berbagai 7asus yang fatal, tetapi berbeda antara daerah
yang satu dengan yang lain. Secara sing7at, di7ata7an bahwa imunopatogenesis dimulai
dari !D# menyebab7an pening7atan a7tivasi sel"T dan produ7si sito7in, 7emudian
secara berurutan a7an menga7tivasi sistim 7omplemen sehingga menyebab7an 7erusa7an
sel endotel. Di samping monosit dan sel"T, sel"9 pun ber7ontribusi dalam patogenesis ini
dengan cara memprodu7si antiplatelet dan anti-endot#elial cell autoantibodies dalam
8umlah tinggi, terutama untu7 penderita D9D dan SSD yang selan8utnya a7an
mengindu7si ter8adinya 7oagulopati dan vas7ulopati. Birus dengue 8uga menginfe7si sel
dendriti7, dimana sel dendriti7 merupa7an professional A&'s (antigen presenting cells)
5
yang berperan di dalam respon imun primer .:o, 1**0. ,enurut -iwanit7it, 1**(,
antigen NS memili7i hubungan dengan common epitopes pada fibrinogen dan protein
integrin=adhesin pada trombosit, sehingga peranan NS sebagai protein yang penting
dalam rea7si imunologi ter8adinya 7ompli7asi perdarahan pada D9D masih merupa7an
isyu yang menari7 untu7 diteliti.
4emahaman patogenesis virus dengue ini masih sangatlah 7urang disebab7an
tida7 adanya model invitro dan invivo yang dapat diguna7an untu7 pembu7tian penya7it
a7ibat infe7si virus dengue ini.
$eitmeyer membentang7an se7uens genom virus dengue di7ait7an dengan
7e8adian demam dengue maupun demam berdarah dengue. Ia mendapat7an perbedaan
determinan pada D9D terleta7 pada protein #, bagian 5C<T3, 'C<T3 , NS(b dan NS5
.$eitmeyer, &&&0. Saat ini patogenesis D9D ini tida7 berhenti sampai level serotipe,
namun sampai genotipe=subtipenya. D#N" di7ategori7an 7e dalam '"5 macam genotipe.
D#N"1 di7ategori7an 7e dalam 5") macam genotipe, D#N"' 7e dalam ("5 macam
genotipe sedang7an D#N"( di7ategori7an 7e dalam 1 macam genotipe.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditega77an berdasar7an diagnosis 7linis dan laboratoris menurut
7riteria -:;, &&/.
Semua 7riteria di bawah harus dipenuhi untu7 definisi 7asus D9D,
a. Demam tinggi mendada7, tanpa sebab 8elas, berlangsung terus menerus selama
1"/ hari.
b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan salah satu di bawah F
u8i 3umpel $eede=3$=tourni(uet positif,
pete7iae, e7imosis, purpura,
perdarahan mu7osa, epista7sis, perdarahan gusi,
hematemesis dan atau melena.
c. Trombositopenia .**.***=l atau 7urang0.
)
d. :emo7onsentrasi, dapat dilihat dari pening7atan hemato7rit 1*+ atau lebih,
menurut standar umur dan 8enis 7elamin, atau penurunan hemato7rit 1*+ sesudah
terapi cairan.
4ada 7asus syo7=SSD, selain ditemu7an hasil laboratorium seperti D9D di atas, 8uga
terdapat 7egagalan sir7ulasi ditandai dengan ter8adi penurunan demam disertai 7eluarnya
7eringat, u8ung tangan dan 7a7i teraba dingin, nadi cepat atau bah7an melambat hingga
tida7 teraba serta te7anan darah tida7 teru7ur. Sering7ali sesaat sebelum syo7, penderita
mengeluh nyeri perut, beberapa tampa7 sangat lemah dan gelisah.
4ada pemeri7saan laboratoris sebai7nya 8uga dila7u7an pemeri7saan 3umpel $eede
.3$0 serta darah leng7ap selain trombosit dan hemato7rit, yaitu hemoglobih, leu7osit,
hitung 8enis dan hapusan darah serta pemeri7saan en?im hati. #n?im hati a7an mening7at,
7adarnya dapat dimulai dari pening7atan 1G normal bah7an ada yang mencapai ratusan
dan ribuan. :al ini disebab7an 7arena virus dengue menginfe7si hepatosit di hepar.
Selain 7riteria 7linis dan laboratoris menurut -:;, &&/ di atas, saat ini 8uga
terdapat panduan diagnosis dengue menurut -:;, 1**5 .sebagai proceedings dari
international )or*s#op0, dimana pada dasarnya harus dipahami respons imunologis
terhadap infe7si virus dengue.
INFEKSI AKUT
Secara umum, pada infe7si a7ut, dapat dila7u7an pemeri7saan F
. Isolasi virus.
4engambilan darah terbai7 dalam ' hari fase awal demam yaitu saat ter8adinya viremia,
sebelum terbentu7nya antibodi antidengue. Sampel dapat berupa serum, plasma atau
buff"-coat darah"#eparini+ed.
4emeri7saan yang sering dila7u7an mengguna7an sel 7ultur 2)='), dila7u7an pasase
selama "' minggu. Setelah tampa7 tanda ada pertumbuhan sel virus dengue, ma7a
dilan8ut7an dengan pemeri7saan #$IS! ataupun indirect immunofluoresence yang
dianggap sebagai ba7u emas. 4ada umumnya, isolasi virus hanya diguna7an untu7
/
penelitian, tida7 untu7 diagnosis laboratorium disebab7an wa7tu yang lama "' minggu,
membutuh7an peralatan mahal dan tenaga terlatih.
,. Reverse transcription-pol"merase c#ain reaction (R-&'R) dari serum atau plasma.
3T"423 dapat dila7u7an dengan cara one-step atau nested R-&'R atau dapat berupa
nucleic acid se(uence-based amplification (NA-.A). Saat ini di luar negeri , telah banya7
dila7u7an pemeri7saan 3T"423 dengan mengguna7an alat real-time &'R, dimana hasil
yang didapat lebih cepat dan bersifat 7uantitatif.
@eberhasilan 423 8uga tergantung dari fase pengambilan serum dan variabilitas yang
luas antar laboratorium dimana masih dibutuh7an standardisasi yang lebih bai7.
:asil a7an didapat7an lebih banya7 positif pada 7eadaan viremia.
'. !ntigen NS (nonstructural gl"coprotein /)
NS merupa7an gli7oprotein yang #ig#l" conserved , yang tampa7nya merupa7an regio
penting dalam viabilitas virus namun tida7 memili7i a7tivitas biologis. Tida7 seperti
gli7oprotein virus yang lain, NS diprodu7si bai7 dalam bentu7 yang berhubungan
dengan membran maupun dalam bentu7 yang dise7resi7an .Dussart, 1**)0.
!ntigen NS terdapat bai7 pada infe7si primer maupun se7under. !ntigen NS dapat
didete7si dalam & hari pertama demam, yang terdapat bai7 pada serotipe D#N"
.terbanya70, D#N"1, D#N"' dan D#N"( .!lcon, 1**10.
@umarasamy, 1**/, meneliti sensitivitas dan spesifisitas NS pada 55( donor sehat dan
1&/ pasien terinfe7si virus dengue dimana 5/ pasien 423nya positif dan pasien
diperi7sa 8uga Ig, dan Ig6 antidengue. 9eliau mendapat7an spesifisitas **+ dan
sensitivitas &,* + dari 5/ sampel yang positif 423 nya dengan perbedaan yang tida7
signifi7an untu7 7e empat serotipe, sedang7an 9lac7sell, 1**% meneliti NS dan beliau
mendapat7an sensitivitas NS )'+ dan spesifisitas **+ dengan memperhati7an adanya
perbedaan se7resi yang bervariasi antar serotipe.
Terdapat 1 macam 7it pemeri7saan antigen NS di Indonesia, yaitu dari 4anbio dan
9io3ad, 7eduanya mema7ai prinsip metode #$IS! .%n+"me-lin*ed immunosorbent
assa"). Saat ini 8uga sudah terdapat reagen NS dalam bentu7 rapid test(!').
%
(. Ig, dan Ig6 antidengue, bai7 dengan cara rapid test mengguna7an metode
imuno7romatografi .I2T0 ataupun en+"me-lin*ed immunosorbent assa" (%0!-A)
4ada respon imun primer, Ig, diprodu7si dimulai pada hari 7e ', namun pada umumnya
baru dapat didete7si pada hari 7e / demam atau lebih .-:;,1**50. @adar Ig, ini terus
mening7at dalam "' minggu dan dapat terdete7si sampai 1 bulan setelah infe7si.
Ig6 antidengue diprodu7si pada 1 minggu sesudah infe7si dan a7an tetap ada di dalam
tubuh selamanya, namun untu7 7adar yang dapat didete7si dengan reagen 7omersial
!g1 capture %0!-A, pada umumnya adalah Ig6 dalam 7adar setara dengan infe7si
se7under .batas :emagglutination Inhibition H =1%* atau ada reagen 7omersial yang
memato7 batas :I H =15)*0. @eadaan a7ut 8uga dapat ditentu7an dengan mengguna7an
rasio Ig, dibanding7an dengan Ig6 antidengue.
4enting untu7 membeda7an infe7si primer maupun se7under. :al ini dapat ditentu7an
dari terbentu7nya Ig6 anti dengue yang menun8u77an infe7si se7under, dimana sudah
dapat didete7si pada hari 7e ' demam.
4ada respon imun se7under, Ig, dapat dimulai timbul pada hari 7e ', namun optimal
paling sedi7it 5 hari setelah demam, bah7an 15"/%+ tida7 terdete7si pada infe7si
se7under. Ig6 antidengue pada respon imun se7under, mening7at cepat dalam '"5 hari
demam. 4ola rea7tivitas Ig, dan Ig6 yang ditentu7an dengan mengguna7an #$IS! ini,
telah dapat membeda7an infe7si primer atau se7under. @eberadaan antibodi Ig, tanpa
Ig6 menun8u77an infe7si primer, sedang7an Ig6 yang 7adarnya mening7at 8auh melebihi
Ig, menun8u77an infe7si se7under. Ig, dan Ig6 ini dapat di8umpai bai7 pada semua
manifestasi 7linis infe7si virus dengue, bai7 yang asimtomati7, demam dengue, demam
berdarah dengue hingga syo7 sindrom dengue.
KESIMPULAN
Diagnosis infe7si virus dengue dapat ditega77an berdasar7an pemahaman
imunopatogenesis, sehingga dapat dipilih dan dii7uti berbagai tes laboratorium dengan
tepat. !ntigen NS dapat didete7si pada awal demam hari pertama sampai hari
7e delapan . 4enggunaan Ig, dan Ig6 antidengue tetap diperlu7an untu7 membeda7an
&
infe7si dengue primer atau se7under, namun hasil positif 7eduanya dapat di8umpai tida7
hanya pada D9D tetapi 8uga pada demam dengue.
!ntigen NS dian8ur7an diperi7sa pada awal demam sampai hari 7e delapan.
Sensitivitas antigen NS ber7isar )'+ " &',(+ dengan spesifisitas **+ sama tingginya
dengan spesifisitas gold standard 7ultur virus. :ati"hati hasil negatif antigen NS tida7
menying7ir7an adanya infe7si virus dengue, dimana variasi hasil ini diduga ber7aitan
dengan serotipe virus dengue yang menginfe7si. 4enulis menyaran7an pemeri7saan
antigen NS tetap disertai dengan pemeri7saan antibodi Ig, dan Ig6 antidengue sebagai
penentu infe7si primer ataupun se7under, se7aligus untu7 mengatasi 7emung7inan hasil
negatif palsu pada pemeri7saan antigen NS.
DAFTAR PUSTAKA
1 A!"o# S$ T%!%r&'# A$ De(r)y#e M$ F%!"o#%r A$ De)(e! V %#d F!%&%#d

M$
1**1. #n?yme"$in7ed Immunosorbent !ssay Specific to Dengue Birus Type
Nonstructural 4rotein NS 3eveals 2irculation of the !ntigen in the 9lood during
the !cute 4hase of Disease in 4atients #Gperiencing 4rimary or Secondary
Infections. Iournal of 2linical ,icrobiology, February, Bol. (*, No. 1 F
p. '/)"'%.
1. !ryati, Soet8ipto, Soed8o7o :ariadhi, Fedi7 3antam, Soegeng Soegi8anto , 1**).
4rofil serotipe virus dengue di Indonesia tahun 1**'"1**5. ,a8alah @edo7teran
Tropis Indonesia . ,@TI 0 ,aret J / .0 F /1"%*.
'. 9lac7sell SD, ,ammen ,4 Ir, Thongpaseuth S, 6ibbons 3B, Iarman 36,
Ien8aroen @, Nisala7 !, 4hetsouvanh 3, Newton 4N, Day N4I, 1**%. #valuation
of the 4anbio dengue virus nonstructural antigen detection and immunoglobulin
, antibody en?yme"lin7ed immunosorbent assays for the diagnosis of acute
dengue infections in $aos. Diagn ,icrobiol Infect Dis, Ian, vol )*, No. . F ('"(&.
(. Dussart 4, $abeau 9, $agathu 6, $ouis 4, Nunes ,3T, 3odrigues S6, :errmann
2S, 2esaire 3, ,orvan I, Flamand ,, and 9aril

$, 1**). #valuation of an
#n?yme Immunoassay for Detection of Dengue Birus NS !ntigen in :uman
*
Serum. !merican Society for ,icrobiology, 2lin Baccine Immunol, NovemberJ
'.0F %5K%&.
5. :o $I, -ang II, Shaio ,F, @ao 2$, 2hang D,, :an S-, $ai I:, 1**.
Infection of :uman Dendritic 2ells by Dengue Birus causes cell maturation and
cyto7ine production. The Iournal of Immunology, )) F (&&"5*).
). @umarasamy B, -ahab !:! , 2hua S@, :assan L, 2hem D@, ,ohamad , and
2hua @9, 1**/. #valuation of a commercial dengue NS antigen"capture #$IS!
for laboratory diagnosis of acute dengue virus infection. Iournal of Birology
,ethods, ,aret Bol. (* ."10 F /5 K /&.
/. $eitmeyer @2 , &&& . Dengue virus structural differences that correlate with
pathogenesis. Iournal of Birology, /' .)0 F (/'% K (/(/.
%. ,ac7en?ie I,, Iones ,@, Doung 43, &&). Immunolocali?ation of the dengue
virus nonstructural glycoprotein NS suggests a role in viral replication. Birology
11* F 1'1"1(*.
&. Soegi8anto S , 1**( . Demam berdarah dengue. !irlangga <niversity 4ress
Surabaya. :al &&.

*. -iwanit7it B, 1**(. Dengue Birus Nonstructural" 4rotein !nd Its 4hylogenetic


2orrelation To :uman Fibrinogen and ThrombocytesF ! Study To #Gplain
:emorrhagic 2omplications. The Internet Iournal of 6enomics and 4roteomics.
Bolume , Number 1.
. -:;, &&/ . Dengue :aemorrhagic Fever F Diagnosis, treatment, prevention and
control. 1
nd
edition. 6eneva, "%(.
1. -orld :ealth ;rgani?ation .1**50. Dengue diagnostics F proceedings of an
international wor7shop. <NI2#F=<ND4=-orld 9an7=-:; Special 4rogramme
for 3esearch and Training in Tropical Diseases .TD30. -:;=TD3 (") ;ctober
1**(.6eneva, Swit?erland.
'. Dao :, Fang ,, Lhao -, Duan F, $in $, 2hen 2, 6uo :, 1**1. Identification of
6enetic variation among dengue virus D#N"' isolates with heterodupleG analysis.
Dengue 9uletin J 1) F %"1(.
1

You might also like