Memahami dan menjelaskan Perdarahan Pasca Persalinan
a. Definisi Perdarahan post partum di bagi dalam dua kategori yaitu perdarahan post partum dini dan perdarahan post partum lambat. Perdarahan pervaginam sebanyak lebih dari atau sama dengan !! ml selama "# jam pertama setelah persalinan disebut sebagai perdarahan post partum dini. Dikatakan sebagai perdarahan pervaginam yang terjadi lebih dari "# jam pertama setelah persalinan disebut sebagai perdarahan post partum lambat. b. $tiologi Penyebab perdarahan postpartum ada # hal% yang untuk mudahnya disingkat sebagai &#Ts& ' Tone% Trauma% Tissue dan Thrombin. b.1 Tones b.1.1. (tonia Uteri Terjadi dalam "# jam pascapersalinan dan bisa disebabkan oleh partus lama maupun partus presipitatus% infeksi maupun overdistensi uterus%abrupsio plasenta maupun plasenta previa% grandemultiparitas% anestesia umum dan atau anestesia halotan. )amun demikian secara umum dengan mempertimbangkan variabel*variabel lain% grandemultiparitas dalam penelitian lain dinyatakan tidak menaikkan kemungkinan jeleknya hasil persalinan. b.1.". Inersia Uteri Disini his bersifat biasa dalam arti bah+a fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada bagian*bagian lain% peranan fundus tetap menonjol. ,eadaan umum penderita biasanya baik dan rasa nyeri tidak seberapa. -elama ketuban masih utuh umumnya tidak banyak bahaya % baik bagi ibu maupun bagi janin% kecuali jika persalinan berlangsung terlalu lama. dalam hal terakhir ini morbiditas ibu dan mortalitas janin naik. ,eadaan ini dinamakan 1 inersia uteri primer atau hypotonic uterine contraction. ,alau timbul setelah berlangsungnya his kuat untuk +aktu yang lama% hal itu dinamakan inersia uteri sekunder. b." Tissue b.".1. /etensio Plasenta (pabila plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir% hal itu dinamakan retensio plasenta. -ebab*sebabnya ialah ' Plasenta belum lepas dari dinding uterus% atau plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan. 0ika plasenta belum lepas sama sekali% tidak terjadi perdarahan. jika lepas sebagian% terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari dinding uterus dikarenakan adanya kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta 1plasenta adhesiva2% plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus desidua sampai miometrium% sampai di ba+ah peritoneum 1plasenta akreta*perkreta2. Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar% disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III sehingga terjadi lingkaran kontraksi pada bagian ba+ah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta 1inkarserasio plasenta2. b.".". /etensi -isa Plasenta Plasenta akreta digunakan untuk menyatakan setiap implantasi plasenta dengan perlekatan plasenta yang kuat dan abnormal pad dinding uterus% sebagai akibat insufisiensi parsial atau total desidua basalis dan pertumbuhan fibrinoid yang tidak sempurna 1lapisan )itabuch2% villi korialis akan melekat pada miometrium 1plasenta akreta2% benar*benar menginvasi miometrium 1plasenta inkreta2 atau bahkan mengadakan penetrasi le+at miometrium 2 1plasenta perkreta2. Perlekatan yang abnormal yang melibatkan seluruh kotiledon 1plasenta akreta totalis2% beberapa kotiledon 1plasenta akreta parsialis2 atau satu kotiledon 1plasenta akreta fokalis2. b. .3 Trauma b.3.1. /obekan -erviks /obekan pada serviks yang luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke segmen ba+ah uterus. (pabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti meskipun plasenta sudah lahir lengkap dan uterus berkontraksi baik% perlu dipikirkan perlukaan jalan lahir% khususnya robekan serviks uteri. Dalam keadaan ini serviks harus diperiksa dengan spekulum. (pabila ada robekan serviks perlu ditarik keluar dengan beberapa cunam ovum% supaya batas antara robekan dapat dilihat dengan baik. b.3.". /obekan Perineum /obekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. /obekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa terjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat% sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang daripada biasa. (pabila hanya kulit perineum dan mukosa vagina yang robek dinamakan robekan perineum tingkat satu. Pada robekan tingkat dua% dinding belakang vagina dan jaringan ikat yang menghubungkan otot* otot diafragma urogenitalis pada garis tengah terluka. Dan pada robekan tingkat tiga atau robekan total% muskulus sfingter ani eksternum ikut terputus dan kadang*kadang dinding depan rektum ikut robek. b.3.3. Inversio Uteri 3 Pada peristi+a ini fundus uteri yang terbalik masuk kedalam kavum uteri dan dapat diraba melalui kanalis sevikalis yang terbuka% bahkan dapat memasuki vagina. Dimana plasenta biasanya masih melekat pada dinding uterus. -ebab*sebab inversio uteri adalah tarikan pada tali pusat sebelum plasenta lepas% tekanan pada fundus dari luar sedang uterus tidak berkontraksi% atau spontan apabila pada atonia uteri tekanan intraabdominal meningkat dengan mendadak. 4ayi lahir dengan tali pusat pendek. Inversio uteri sesudah kala III persalinan paling sering disertai perdarahan segera yang mengancam ji+a pasien dan bila tanpa tindakan segera bisa mengakibatkan kematian. Dikatakan bah+a syok yang terjadi cenderung tidak seimbang dengan jumlah darah yang hilang. b. 3.# Trombin b.3.#.1 ,elainan faktor pembekuan darah 5aktor 6 faktor yang terdapat di dalam darah dan yang berperan dalam proses pembekuan terdiri atas perotein yang sebagian besar dibuat di dalam hepar. 7ingga sekarang dikenal dengan 1" faktor yang ditandai dengan angka roma+i dan diberi nama sebagai berikut ' 5aktor I * 5ibrinogen 5aktor II * Protrombin 5aktor III * Tromboplastin jaringan 5aktor I8 * Ion kalsium 5aktor 8 * Pro akselerin 1-tabil factor 2 4 5aktor 8I * 9 5aktor 8II * Prokon vertin 5aktor 8III * 5aktor antihemofilik ( 1 globulin anti 6 hemofili ( 2 5aktor I: * 5aktor antihemofilik 4 1 komponen tromboplastin plasma% ;hrismas factor 2. 5aktor : * 5aktor -tuart 6 po+er 5aktor :I * (ntecedent tromboplastin plasma. 5aktor :II * 5aktor 7agemen 5aktor :III * 5aktor menstabilkan fibrin. Pada kehamilan kadar plasminogen meningkat% +alaupun dengan demikian aktifitas menghancurkan fibrin justru lambat. ,eping 6 keping fibrin akibat fibrinolisis ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada pembekuan intravaskuler yang merata 1 Disseminated Intavascular ;oagulation% DI; 2 yang menghambat terjadinya reaksi trombin* fibrinogen. -ebaliknya pada trombosis kosentrasi itu rendah. c. FAKTOR RESIKO 1. <rande multipara ". Perpanjangan persalinan 3. ;horioamnionitis #. ,ehamilan multiple . Injeksi Magnesium sulfat =. Perpanjangan pemberian o>ytocin d. DIAGNOSIS 7emorraghe postpartum digunakan untuk persalinan dengan umur kehamilan lebih dari "! minggu% karena apabila umur kehamilan kurang dari "! minggu disebut sebagai aborsi spontan. 4eberapa gejala yang bisa menunjukkan hemorraghe postpartum ' 1. Perdarahan yang tidak dapat dikontrol ". Penurunan tekanan darah 5 3. Peningkatan detak jantung #. Penurunan hitung sel darah merah 1 hematocrit 2 . Pembengkakan dan nyeri pada jaringan daerah vagina dan sekitar perineum 4erikut langkah*langkah sistematik untuk mendiagnosa perdarahan Postpartum' 1. Palpasi uterus ' bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri ". Memeriksa plasenta dan ketuban ' apakah lengkap atau tidak 3. ?akukan ekplorasi kavum uteri untuk mencari ' a. -isa plasenta dan ketuban b. /obekan rahim c. Plasenta succenturiata #. Inspekulo ' untuk melihat robekan pada cervi>% vagina% dan varises yang pecah. . Pemeriksaan laboratorium ' bleeding time% 7b% ;lot @bservation test dan lain*lain. e. Penatalasanaan ! Pasien diinfus Pasien tidur trendelenberg -elimuti tubuh Pasien @ksigenasi Atonia "teri Massage uterus melalui diding abdomen dengan cara ' tangan kanan penolong melakukan gerakan memutar sambil menekan infus uteri. 4ersamaan dengan massage uterus 9 beri methergin !%" mg 1 Metil ergometrin 2 iv 4ila pendarahan belum berhenti *A beri o>ytosin *1! unit dalam !! ml De>trose B atau /?. 4ila tindakan di atas tidak menolong *A kompresi bimanual% dengan cara ' satu tangan masuk uterus% tangan yang lain menahan korpus uteri melalui abdomen. Uterus diangkat% diantefleksikan% lalu dengan gerakan memutar uterus dimassage dan ditekan di antara kedua tangan. 4ila pendarahan belum juga berhenti *A tamponade uterus% dengan cara ' salah satu tangan memegang dan menahan fundus uteri% tangan yang lain memasukan tampon kasa panjang ke dalam uterus. Tampon dipasang dari tepi ke tepi sampai seluruh kavum uteri terisi dan vagina juga terisi tampon . Pada dinding abdomen di atas fundus uteri diberi ganjal *A pasang stagen. Tampon diangkat "# jam kemudian. Uterus yang makin membesar% tanda vital yang makin jelek *A rujuk dengan keterangan bah+a di dalam uterus terpasang tampon 1selama dalam perjalanan tetap dilakukan kompresi bimanual2. #aserasi $alan lahir Dengan spekulum lakukan eksplorasi% apakah ada ' Perlukaan jalan lahir C robekan vagina C robekan serviks ?uka episiotomi C robekan perineum 6 8arises pecah /uptur uteri 1terutama bila ri+ayat persalinan sebelumnya sulit C dilakukan tindakan2 Penan%anan ! Perlukaan *A jahitan silang yang dalam /uptur uteri *A rujuk ke /- C /-UD dengan infus terpasang didampingi seorang paramedis. Retensio Plasenta ?akukan manual Plasenta ' -atu tangan menahan fundus% tangan yang lain 1dengan sikap obstetrik2 dimasukan ke dalam vakum uteri dengan menyusuri tali pusat. Pinggir plasenta 1 sisa 2 dicari dan dilepaskan secara tumpul dengan sisi ulnar tangan. -etelah yakin semua plasenta lepas *A genggam dan keluarkan. Pengeluaran ini dibarengi dengan massage uterus dari luar dan injeksi ergometrin !%1" mg C metergin !%" mg iv. 4ila ditemukan plasenta akreta *A rujuk ke /- C /-UD dengan infus terpasang diserta seorang paramedis. ,elainan proses pembekuan darah *A /ujuk TIU II. &emahami dan &en$elasan 'ipotermia (.) &emahami De*inisi 'ipotermia -uhu normal pada neonatus berkisar antara 3=!; * 3D%!; pada suhu ketiak. <ejala a+al hipotermia apabila suhu E 3=!; atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. ).( &emahami lasi*iasi 'ipotermia 4erdasarkan kejadiannya% hipotermia dibagi atas' 1. 7ipotermia sepintas% yaitu penurunan suhu tubuh 1*"F; sesudah lahir. -uhu tubuh akan menjadi normal kembali sesudah bayi berumur #*G jam% bila suhu lingkungan diatur sebaik*baiknya. 7ipotermia sepintas ini terdapat pada bayi dengan 44?/% hipoksia% resusitasi yang lama% ruangan tempat bersalin yang dingin% bila bayi tidak segera dibungkus setelah lahir% terlalu cepat dimandikan 1kurang dari # jam sesudah lahir2% dan pemberian morfin pada ibu yang sedang bersalin. ". 7ipotermia akut terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama =**1" jam. Terdapat pada bayi dengan 44?/ di ruang tempat bersalin yang dingin% inkubator yang tidak cukup panas% kelalaian dari dokter% bidan% dan pera+at terhadap bayi yang akan lahir% yaitu diduga mati dalam kandungan tetapi ternyata hidup dan sebagainya. <ejalanya ialah lemah% gelisah% pernapasan dan bunyi jantung lambat serta kedua kaki dingin. Terapinya ialah dengan segera memasukkan bayi ke dalam inkubator yang suhunya telah diatur menurut kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang supaya dapat dia+asi dengan teliti. 7 3. 7ipotermia sekunder. Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin% tetapi oleh sebab lain seperti sepsis% sindrom gangguan pernapasan dengan hipoksia atau hipoglikemia% perdarahan intra*kranial tranfusi tukar% penyakit jantung ba+aan yang berat% dan bayi dengan 44?/ serta hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan mengobati penyebabnya% misalnya dengan pemberian antibiotik% larutan glukosa% oksigen% dan sebagainya. Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapat tranfusi tukar harus dilakukan beberapa kali karena hipotermia harus diketahui secepatnya. 4ila suhu sekitar 3"F;% tranfusi tukar harus dihentikan untuk sementara +aktu sampai suhu tubuh menjadi normal kembali. #. Cold injury, yaitu hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin 1lebih dari 1" jam2. <ejalanya ialah lemah% tidak mau minum% badan dingin% oliguria% suhu berkisar antara "H%* 3F;% tak banyak bergerak% edema% serta kemerahan pada tangan% kaki% dan muka seolah*olah bayi dalam keadaan sehat. pengerasan jaringan subkutis. 4ayi seperti ini sering mengalami komplikasi infeksi% hipoglikemia% dan perdarahan. Pengobatannya ialah dengan memanaskan secara perlahan* lahan% antibiotik% pemberian larutan glukosa 1!B% dan kortikosteroid. ).+ &emahami Etiolo%i 'ipotermia 7ipotermia dapat disebabkan oleh beberapa keadaan% antara lain' 1. ,eadaan yang menimbulkan kehilangan panas yang berlebihan ". ,etidaksanggupan menahan panas 3. ,urangnya metabolisme untuk menghasilkan panas )., &emahami Fator Resio 'ipotermia Prematuritas (sfiksia -epsis ,ondisi neurologik seperti meningitis dan perdarahan cerebral Pengeringan yang tidak adekuat setelah kelahiran $ksposure suhu lingkungan yang dingin Umur' bayi baru lahir% orang tua. Paparan dingin di luar ruangan' olahraga% memakai baju tipis. @bat dan intoksikan' etanol% phenothiaIin% barbiturate% anestesi% bloker neuromuscular. 7ormon' hipoglikemia% hipotiroidisme% kekurangan adrenalin% hipopituitarisme. )eurologis' stroke% gangguan hipotalamus% Parkinson% ;edera sumsum tulang belakang. Multisistem' malnutrisi% sepsis% shock% gangguan hati dan ginjal. 8 ?uka bakar dan kelainan kulit eksfoliatif1mengelupas2. Prinsip kesulitan sebagai akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen 1terjadi hipoksia2% terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik% dan menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia. 7ilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan. ).- &en%etahui &ani*estasi Klinis dan Dia%nosis 'ipotermia &ani*estasi Klinis Tanda*tanda klinis hipotermia' a. 7ipotermia sedang' J ,aki teraba dingin J ,emampuan menghisap lemah J Tangisan lemah J ,ulit ber+arna tidak rata atau disebut kutis marmorata b. 7ipotermia berat J -ama dengan hipotermia sedang J Pernafasan lambat tidak teratur J 4unyi jantung lambat J Mungkin timbul hipoglikemi dan asidosisi metabolik c. -tadium lanjut hipotermia J Muka% ujung kaki dan tangan ber+arna merah terang J 4agian tubuh lainnya pucat J ,ulit mengeras% merah dan timbul edema terutama pada punggung% kaki dan tangan 1sklerema2 &enurut tin%at eparahann.a/ Ge$ala Klinis hipotermia diba%i men$adi +! 12 Mild atau ringan 9 K -istem saraf pusat' amnesia% apati% terganggunya persepsi halusinasi K ;ardiovaskular' denyut nadi cepat lalu berangsur melambat% meningkatnya tekanan darah% K Penafasan' nafas cepat lalu berangsur melambat K -araf dan otot' gemetar% menurunnya kemampuan koordinasi otot "2 Moderate% sedang K -istem saraf pusat' penurunan kesadaran secara berangsur% pelebaran pupil K ;ardiovaskular' penurunan denyut nadi secara berangsur K Pernafasan' hilangnya refle> jalan nafas1seperti batuk% bersin2 K -araf dan otot' menurunnya refle>% berkurangnya respon menggigil% mulai munculnya kaku tubuh akibat udara dingin 32 -evere% parah K -istem saraf pusat' koma%menurunnya refle> mata1seperti mengdip2 K ;ardiovascular' penurunan tekanan darah secara berangsur% menghilangnya tekanan darah sistolik K Pernafasan' menurunnya konsumsi oksigen K -araf dan otot' tidak adanya gerakan% menghilangnya refle> perifer Dia%nosa 'ipotermia Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala% hasil pemeriksaan fisik dan hasil pengukuran suhu tubuh. ).0 &en%etahui Pence%ahan dan Pen%obatan 'ipotermia Tindakan" Pencegahan Penyakit 7ipotermia ' JUntuk membantu penderita sebaiknya jangan cepat*cepat menghangatkan korban dengan botol berisikan air panas atau membaringkan di dekat api atau pemanas. 0angang menggosok* gosok tubuh penderita. 0ika korban pingsan% baringkan dia dalam posisi miring. Periksa saluran pernafasan% pernafasan dan denyut nadi. Mulailah pernafasan buatan dari mulut dan menekan dada. 10 JPindahkan ke tempat kering yang teduh. <anti pakaian basah dengan pakaian kering yang hangat% selimuti untuk mencegah kedinginan. 0ika penderita sadar% berikan minuman hangat jangan memberikan minuman alkohol. -egeralah cari bantuan medis. J4ila kita melakukan kegiatan luar ruangan 1pendakian gunung khususnya2 pada musim hujan atau di daerah dengan curah hujan tinggi% harus memba+a jas hujan% pakaian hangat 1jaket tahan air dan tahan angin2 dan pakaian ganti yang berlebih dua tiga stel% serta kaus tangan dan topi ninja juga sangat penting. Perlengkapan yang tidak kalah pentingnya adalah sepatu pendakian yang baik dan dapat menutupi sampai mata kaki% jangan pakai sendal gunung atau bahkan jangan pakai sendal jepit. J 4a+a makanan yang cepat dibakar menjadi kalori% seperti gula ja+a% coklat dll. Dalam perjalanan banyak Lngemil& untuk mengganti energi yang hilang. J4ila angin bertiup kencang% maka segeralah memakai perlengkapan pakaian hangat% seperti jaket dan kaus tangan. ,ehilangan panas tubuh tidak terasa oleh kita% dan tahu*tahu saja kita jatuh sakit. J4ila hujan mulai turun bersegeralah memakai jas hujan% jangan menunggu hujan menjadi deras. ;uaca di gunung tidak dapat diduga. 7indari pakaian basah kena hujan. jan. Pencegahan 7ipotermia Pada 4ayi J 4ayi dibungkus dengan selimut dan kepalanya ditutup dengan topi. 0ika bayi harus dibiarkan telanjang untuk keperluan observasi maupun pengobatan% maka bayi ditempatkan diba+ah cahaya penghangat. J Untuk mencegah hipotermia% semua bayi yang baru lahir harus tetap berada dalam keadaan hangat. JDi kamar bersalin% bayi segera dibersihkan untuk menghindari hilangnya panas tubuh akibat penguapan lalu dibungkus dengan selimut dan diberi penutup kepala. ).1 &en%etahui Kompliasi 'ipotermia 4eberapa komplikasi yang dapat timbul akibat hipotermia' hipoglikemia karena kekurangan cadangan glikogen. (sidosis metabolik disebabkan vasokonstriksi perifer dengan metabolisme anaerobik dan asidosis. 7ipoksia dengan kebutuhan oksigen yang meningkat% gangguan pembekuan% dan perdarahan pulmonal dapat menyertai hipotermia berat. -chok dengan akibat penurunan tekanan arteri sistemik% penurunan volume plasma% dan penurunan cardiac output. (pnea dan perdarahan intra ventrikuler. 11 TIU III. Memahami dan menjelaskan hiperbilirubinemia a. Definisi Meningkatnya kadar bilirubin pada jaringan ekstravaskular sehingga kulit% konjungtiva dan mukosa lainnya ber+arna kekuningan. b. $tiologi' &enin%atn.a produsi bilirubin M Turnover sel darah merah yang lebih tinggi M Penurunan usia sel darah merah &enurunn.a esresi bilirubin M Penurunan uptake dalam hati M Penurunan konyugasi oleh hati M Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik o $kskresi bilirubin membaik setelah 1 minggu Kadar bilirubin berdasaran 2atu a. ,adar bilirubin sebesar 1! mgCdl% pada usia D" jam% pada bayi cukup bulan mungkin merupakan kadar fisiologis b. ,adar bilirubin 1! mgCdl pada usia 1! jam 4U,() kadar fisiologis dan memerlukan perhatian segera 1lihat ri+ayat penyakit dari ikterus fisiologis2 c. ,lasifikasi' ). 3ilirubin Indire4tida teron.u%asi5! Tidak larut dalam air 4erikatan dengan albumin untuk transport ,omponen bebas larut dalam lemak ,omponen bebas bersifat toksik untuk otak (. 3ilirubin Dire4teron.u%asi5! 12 ?arut dalam air Tidak larut dalam lemak Tidak toksik untuk otak (da beberapa keadaan ikterus yang cenderung menjadi patologik' 1. Ikterus klinis terjadi pada "# jam pertama kehidupan ". Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak mgCd? atau lebih setiap "# jam 3. Ikterus yang disertai proses hemolisis 1inkompatabilitas darah% defisiensi <=PD% atau sepsis2 #. Ikterus yang disertai oleh' o 4erat lahir E"!!! gram o Masa gestasi 3= minggu o (sfiksia% hipoksia% sindrom ga+at napas pada neonates 1-<))2 o Infeksi o Trauma lahir pada kepala o 7ipoglikemia% hiperkarbia o 7iperosmolaritas darah . Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia AG hari 1pada );42 atau A1# hari 1pada ),42 )ote' );4' )eonatus ;ukup 4ulan ),4' )eonatus ,urang 4ulan d. 5aktor resiko 13 ,etidaksesuaian golongan darah dengan D(T positif Usia kehamilan 3*3= minggu Pemberian (-I eksklusif 6 ibu dengan anak pertama 7ematoma sefal atau memar yang nyata /as (sia ,akaknya juga mengalami ikterus yang nyata Ikterus pada "# jam pertama ,adar bilirubin sebelum bayi pulang pada Iona berisiko tinggi e. Patofisiologi hiperbilirubin Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. ,eadaan yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. 7al ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit% polisitemia. <angguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. 7al ini dapat terjadi apabila kadar protein N dan O berkurang% atau pada bayi hipoksia% asidosis. ,eadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi% misalnya sumbatan saluran empedu. Pada derajat tertentu bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan ada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. -aat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat menembus darah otak. ,elainan yang terjadi pada otak disebut kernikterus. Pada umumnya dianggap bah+a kelainan pada syaraf pusat tersebut mungkin akan timbul apabila kadar bilirubin indirek lebih dari "! mgCd?. Mudah tidaknya kadar bilirubin mele+ati darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus. 4ilirubin indirek akan mudah mele+ati darah otak apabila bayi terdapat keadaan berat badan lahir rendah% hipoksia% dan hipoglikemia. f. Diagnosis' Tabel Tes Diagnostik Tes *un%si Pra6hati Iterus Iterus hepati Post6hepati Iterus 3ilirubin total )ormal C Peningkatan Peningkatan Peningkatan Kon$u%asi bilirubin Peningkatan Peningkatan 14 Nilai normal 4ilirubin direk ' !%1*!%# mgCdl 4ilirubin indirek ' !%3*1%1 mgCdl Nilai normal 4ilirubin direk ' !%1*!%# mgCdl 4ilirubin indirek ' !%3*1%1 mgCdl 3ilirubin ta teron$u%asi Peningkatan )ormal C Peningkatan )ormal "robilino%en Peningkatan )ormal C Peningkatan Penurunan C )egatif 7arna "rine )ormal <elap <elap 7arna *eses )ormal )ormal Pucat Alaline *os*atase tin%at )ormal Peningkatan Peningkatan Alanin trans*erase tin%at trans*erase dan Aspartat )ormal Peningkatan Peningkatan 3ilirubin teron$u%asi dalam "rin Tidak 7adir 7adir 7adir Menurut I,(% "!!" penyebab ikterus terbagi atas ' 1. Ikterus pra*hepatic Terjadi akibat produksi bilirubin yang mengikat pada hemolisi sel darah merah. ". Ikterus pasca hepatic (danya bendungan dalam saluran empedu yang mengakibatkan peninggian konjugasi bilirubin yang larut dalam air dan terbagi menjadi' a. Intrahepatik' 4ila penyumbatan terjadi antara hati dengan ductus choleducus 15 b. $kstrahepatik' 4ila penyumbatan terjadi pada ductus chlodecus c. 7epatik' ,erusakan hati yang menyebabkan konjugasi bilirubin terganggu. Pemeriksaan 5isik JIkterus neonatal akan terlihat pertama kali pada +ajah dan dahi. Identifikasi dibantu oleh tekanan pada kulit. JPenyakit kuning kemudianterlihat pada badan dan ekstremitas.
JPenyakit kuning terlihat di ekstremitas ba+ah sangat menunjukkan kebutuhan untuk memeriksa tingkat bilirubin% baik dalam serum atau melalui bilirubinometrytranskutan. g. Penatalaksanaan' A. FOTOTERAPI 3"KAN SINAR "89 Panjang gelombang cahaya #! sampai #=! nm <elombang sinar biru' #" sampai #D nm <elombang sinar putih' 3G! sampai D!! nm -pectral Irradiance' 3! PQCcm" Cnm <elombang sinar putih Macam Unit Terapi -inar' M5luorescent tube lights * blue 5"!T1"C44 M7alogen lamps' RuartI or tungsten M5iberoptic blanket systems M<allium nitride light emitting diode 16 5ototerapi Intensif Sumber caha.a! cahaya alami siang hari% cahaya putih% cahaya biru% neon fluoresen biru khusus% lampu halogen tungten% selimut serabut optik% dioda yang memancarkan cahaya galium nitrida. :ara dari caha.a! cahaya fluoresen harus berada sedekat mungkin 1sampai 1! cm dari bayi2% sinar halogen dapat menyebabkan panas berlebihan Daerah permuaan! maksimal% lepas semua pakaian kecuali popok% popok juga dapat dilepas. Mata ditutup. M 4erkala versus kontinyu M 7idrasi Indiasi Terapi Sinar Pada 3a.i 3erat 3adan #ahir Rendah 3erat 3adan 4%r5 Kadar 3ilirubin 4m%;d#5 < )=== 5ototerapi dimulai dalam usia "# jam pertama )=== > )-== D 6 H )-== > (=== 1! 6 1" (=== > (-== 13 6 1 Penurunan bilirubin serum .an% ba%aimana .an% diharapan ter$adi den%an *ototerapi?
,ecepatan penurunan bergantung pada efektivitas fototerapi 17 dan penyebab yang mendasari ikterus. Dengan fototerapi intensif% penurunan a+al dapat mencapai !% sampai 1%! mgCdlCjam pada # sampai G jam pertama% kemudian menjadi lebih lambat. Dengan fototerapi standard% penurunan yang diharapkan adalah =B sampai "!B dari kadar bilirubin a+al pada "# jam pertama. Kapan *ototerapi harus dihentian? 3er%antun% epada! usia bayi penyebab hiperbilirubinemia PENG'ENTIAN TERAPI SINAR ! 4ayi cukup bulan bilirubin S 1" mgCd? 1"!PmolCd?2 4ayi kurang bulan bilirubin S 1! mgCd? 11D1PmolCd?2 4ila timbul efek samping 3a.i dalam unit terapi sinar o 4ila berat bayi " kg atau lebih% tempatkan bayi dalam keadaan telanjang pada basinet. Tempatkan bayi yang lebih kecil dalam incubator. o ?etakkan bayi sesuai petunjuk pemakaian alat dari pabrik. o Tutupi mata bayi dengan penutup mata% pastikan lubang hidung bayi tidak ikut tertutup. 0angan tempelkan penutup mata dengan menggunakan selotip. o 4alikkan bayi setiap 3 jam. o Pastikan bayi diberi makan. o Motivasi ibu untuk menyusui bayinya dengan (-I ad libitum% paling kurang setiap 3 jam. o -elama menyusui% pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan lepaskan penutup mata. o Pemberian suplemen atau mengganti (-I dengan makanan atau cairan lain 1contoh' pengganti (-I% air% air gula% dll2 tidak ada gunanya. o 4ila bayi menerima per I8 atau (-I yang telah dipompa 1(-I perah2% tingkatkan volume cairan atau (-I sebanyak 1!B volume total per hari 1tabel 32 selama bayi masih diterapi sinar. o 4ila bayi menerima cairan per I8 atau makanan melalui )<T% jangan pindahkan bayi dari sinar terapi sinar. 18 K Perhatikan' selama menjalani terapi sinar% konsistensi tiinja bayi bisa menjadi lebih lembek dan ber+arna kuning. ,eadaan ini tidak membutuhkan terapi khusus. K Teruskan terapi dan tes lain yang telah ditetapkan' o Pindahkan bayi dari unit terapi sinar hanya untuk melakukan prosedur yang tidak bisa dilakukan dalam unit terapi sinar. o 4ila bayi sedang menerima oksigen% matikan sinar terapi sebentar untuk mengetahui apakah bayi mengalami sianosis sentral 1lidah dan bibir biru2. K Ukur suhu bayi dan suhu udara di ba+ah sinar terapi sinar setiap 3 jam. 4ila suhu bayi lebih dari 3D%T;% sesuaikan suhu ruangan atau untuk sementara pindahkan bayi dari unit terapi sinar sampai suhu bayi antara 3=%T;*3D%T;. K Ukur kadar bilirubin serum setiap "# jam% kecuali kasus*kasus khusus' o 7entikan terapi sinar bila kadar serum biilirubin E13 mgCd?. o 4ila kadar bilirubin serum mendekati jumlah indikasi transfuse tukar 1tablel #2% persiapkan kepindahan bayi dan secepat mungkin kirim bayi ke rumah sakit tersier atau senter untuk transfuse tukar. -ertakan contoh darah ibu dan bayi. K 4ila bilirubin serum tidak bisa diperiksa% hentikan terapi sinar setelah 3 hari. K -etelah terapi sinar dihentikan' o @bservasi bayi selama "# jam dan ulangi pemeriksaan bilirubin serum bila memungkinkan% atau perkirakan keparahan ikterus meggunakan metode klinis. o 4ila ikterus kembali ditemukan atau bilirubin serum berada diatas nilai untuk memulai terapi sinar% ulangi terapi sinar seperti yang telah dilakukan. Ulangi langkah ini pada setiap penghentian terapi sinar sampai bilirubin serum dari hasil pemeriksaan atau perkiraan melalui metode klinis berada diba+ah nilai untuk memulai terapi sinar. K 4ila terapi sinar sudah tidak diperlukan lagi% bayi bisa makan dengan baik dan tidak ada masalah lain selama pera+atan% pulangkan bayi. K (jarkan ibu untuk menilai ikterus dan beri nasehat untuk memba+a kembali bila bayi bertambah kuning. 4ilirubin di kulit cepat menghilang selama terapi sinar. Qarna kulit tidak bisa dijadikan acuan untuk menentukan kadar bilirubin serum selama bayi masih dalam terapi sinar dan dalam "# jam setelah penghentian terapi sinar. $5$, -(MPI)< T$/(PI -I)(/ ' M $nteritis M 7ipertermia M Dehidrasi M ,elainan kulit M <angguan minum M 4ronIe baby syndrome M ,erusakan retina 4. Transfusi pengganti 19 0ika darah donor yang diberikan berturut*turut ! m?C kg44% 1!! m?Ckg44 % 1! m?Ckg44 dan "!! m?C,g44 maka darah bayi yang terganti berturut*turut adalah sebagai berikut ' #B% D!B% GB dan H!B. 1. Mengatasi anemia sel darah merah yang rentan terhadap sel darah merah antibody maternal. ". Mengatasi sel darah merah yang tersensitasi. 3. Menghilangkan serum bilirubin. #. Meningkatkan albumin bebas bilirubin dan meningkatkan keterikatan dengan bilirubin. ;. Terapi obat 1. Phenobarbital Dapat meningkatkan stimulus hati dan meningkatkan konjugasi bilirubin serta mengeksresikannya. @bat ini efektif untuk diberikan kepada ibu hamil beberapa minggu sebelum melahirkan. Tetapi penggunannya pada post natal masih pertentangan karena dapat meningkatkan letargi. ". ;holoistrin Dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya le+at urin sehingga menurunkan siklus enterohepatika. h. Pencegahan Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan ' * )asehati Ibu ' 1. 4ila penyebab ikterus adalah inkompatibilitas /hesus% pastikan ibu mendapatkan informasi yang cukup mengenai hal inin karena berhubungan dengan kehamilan berikutnya. ". 4ila bayi memiliki defisiensi <=PD% informasikan kepada ibu untuk menghindari IIat*Iat tertentu untuk mencegah terjadinya hemolisis pada bayi1contoh ' obat anti malaria% obat* obatan golongan sulfa% aspirin%dll2 * penga+asan antenatal yang baik * menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi dan masa kehamilan dan kelahiran% contoh ' -ulfaforaIol% )ovobiosin% oksitosin. * Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus. 20 * Penggunaan fenobarbital pada ibu 1 6 " hari sebelum partus. * Imunisasi yang baik pada bayi baru lahir. * Pemberian makanan yang dini. * Pencegahan infeksi. i. Prognosis 7iperbilirubinemia baru akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek melalui sa+ar darah otak. TIU I8. Memahami dan menjelaskan syok hemoragik 1. Definisi ". $tiologi 3. Patofisiologi Pada yang ringan terjadi penurunan perfusi ke organ yg tahan lama terhadap iskemi seperti kulit% p7 arteri normal -yok sedang terjadi penurunan perfusike organ yg tahan iskemi pd +aktu singkat% terjadi asidosis metabolik -yok berat%penurunan perfusi ke organ vital%terjadi asidosis metabolik berat dan asidosis respitarorik #. 5aktor resiko . <ejala klinis -yok ringan.takikardi minimal%hipotensi sedikit%vasokonstriksi tepi ringan' kulit dingin%pucat%basah. Urin normalCsedikit berkurang.keluhan merasa dingin -yok sedang.takikardi 1!!*1"!Cm.hipotensi' sistolik H!*1!! mm7g%oliguriaCanuria. -yok berat.takikardiE1"!Cm.hipotensi sistolikE=! mm7g.Pucat sekali%anuria%agitasi%kesadaran menurun 21 =. Diagnosis D. Penatalaksanaan K /esusitasi syok hemoragik 1. (tasi perfusi jaringan ". 4aringkan terlentang dengan kaki ditinggikan 3. 4ebaskan jalan napas #. 4eri @" *1! lCm /esusitasi cairan 1. Pasang abocath no 1= < dan ambil contoh darah dan pasang kateter vena sentral ". 4erikan /? atau )acl fisiologis sebanyak "*3 > darah yg keluar dgn tetesan cepat selama "!* 3! menit 3. Pertahankan tekanan vena sentral 3*G cm7"@ #. Pada syok hemoragik berat dapat diberika cairan koloid seperti dekstran sebanyak 1!*"! mlCkgbb Terapi obat*obatan -odium bikarbonat% bila p7 arteri ED%"%diberikan dgn rumus base e>cess > 44 > 1C3% separuh diberikan bolus iv% sisanya melalui infus 8asokonstriktor%cth dopamin% diberikan sudah diberikanresusitasi cairan ,ortikosteroid (ntibiotika%dosis tinggi dan kombinasi cth clindamisin =!! mgC=jam dan garamisin "mgCkg bbCG jam 7eparin bila terjadi DI; 22 G. Pencegahan Mencegah syok lebih mudah daripada mencobauntuk mengobatinya setelah terjadi. ;epat dalam mendiagnosis dan bertindak dapatmengurangi risiko syok berat. (+al pertolongan pertama dapat membantukontrol syok. H. Prognosis -yok hipovolemik selalu merupakan darurat medis. )amun% gejala*gejala dan hasil dapat bervariasi tergantung pada' a. 0umlah darah yang hilang b. Tingkat kehilangan darah c. ;edera yang menyebabkan kehilangan darah d. Mendasari pengobatan kondisi kronis% seperti diabetes dan jantung% paru*paru dan penyakit ginjal -ecara umum pasien dengan derajat syok lebih ringan cenderung lebih baik dibandingkan dengan syok yang lebih berat. -emakin berat akan mengakibatkan kematian. 23 24