Professional Documents
Culture Documents
BABII
TINJAUANPUSTAKA
2.1.IntubasiEndotrakeal
Perlengkapan jalan nafas yang ditempatkan ke dalam trakea sudah
diperkenalkan sejak abad ke19 ketika dipergunakan untuk resusitasi pada kasus
orang tenggelam. Keterampilan prosedur ini sudah mulai sempurna sejak kirakira
100 tahun yang lalu oleh Chevalier Jackson seorang spesialis otorinolaringologi.
Laryngoskop Jackson telah didesain tetapi secara cepat dimodifikasi oleh ahli
anestesiologi untuk keperluan intubasi endotrakeal. Arthur E. Guedel, Ralph M.
Waters, dan Ivan Macintosh telah secara cepat memanfaatkan pipa trakeal,
dipergunakan untuk menjaga jalan nafas pasien, memberikan ventilasi positif ke
dalamparuparu,danaksesyangtepatuntuklapanganoperasipadapembedahan
kepaladanleher.
15
Salah satu usaha yang mutlak harus dilakukan oleh seorang dokter anestesi
adalah menjaga berjalannya fungsi organ tubuh pasien secara normal,tanpa
pengaruhyangberartiakibatprosespembedahantersebut.Pengelolaanjalannafas
menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam suatu tindakan anestesi. Karena
beberapa efek dari obatobatan yang dipergunakan dalam anestesi dapat
mempengaruhi keadaan jalan nafas berjalan dengan baik. Salah satu usaha untuk
menjaga jalan nafas pasien adalah dengan melakukan tindakan intubasi
endotrakeal, yakni dengan memasukkan suatu pipa kedalam saluran pernapasan
bagian atas. Karena syarat utama yang harus diperhatikan dalam anestesi umum
adalah menjaga agar jalan nafas selalu bebas dan nafas dapat berjalan dengan
lancarsertateratur.
16
2.1.1 TujuanIntubasiEndotrakeal
Tujuan dilakukannya intubasi endotrakeal adalah untuk membersihkan
saluran trakeobronkial, mempertahankan jalan nafas agar tetap paten,
mencegah aspirasi serta mempermudah pemberian ventilasi dan oksigenasi
bagipasienoperasi.Padadasarnya,tujuanintubasiendotrakealadalah:
a. Mempermudahpemberiananesthesia.
b. Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas serta mempertahankan
kelancaranpernapasan.
c. Mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi lambung ( pada keadaan tidak
sadar,lambungpenuhdantidakadareflexbatuk).
d. Mempermudahpengisapansekrettrakeobronkial.
e. Pemakaianventilasimekanisyanglama.
f. Mengatasiobstruksilaringakut.
17
2.1.2 IndikasidanKontraindikasi
Indikasi bagi pelaksanaan intubasi endotrakeal menurut Gisele tahun 2002
antaralain:
a. Keadaan oksigenasi yang tidak adekuat yang tidak dapat dikoreksi
denganpemberiansuplaioksigenmelaluimaskernasal.
b. Keadaan ventilasi yang tidak adekuat karena meningkatnya tekanan
karbondioksidadiarteri.
Universitas Sumatera Utara
8
c. Kebutuhanuntukmengontroldanmengeluarkansekretpulmonalatau
sebagaibronchialtoilet.
d. Menyelenggarakan proteksi terhadap pasien dengan keadaan yang
gawatataupasiendenganrefleksakibatsumbatanyangterjadi.
e. Padapasienyangmudahtimbullaringospasme.
f. Trakeostomi.
g. Padapasiendenganfiksasivocalcord.
17
2.1.3 PosisiPasienuntukTindakanIntubasi
Gambaran klasik yang benar adalah leher dalam keadaan fleksi ringan,
sedangkan kepala dalam keadaan ekstensi. Ini disebut sebagai Sniffing in the air
position.Kesalahanyangumumadalahmengekstensikankepaladanleher.
16,17
Gambar1.SniffingPosition
18
2.1.4 Persiapanintubasiendotrakeal
Persiapanuntukintubasitermasukmempersiapkanalatalatdanmemposisikan
pasien. ETT sebaiknya dipilih yang sesuai. Pengisian cuff ETT sebaiknya di tes
terlebih dahulu dengan spuit 10 milliliter. Jika menggunakan stylet sebaiknya
dimasukkankeETT.
Berhasilnya intubasi sangat tergantung dari posisi pasien, kepala pasien harus
setentang dengan pinggang anestesiologis atau lebih tinggi untuk mencegah
ketegangan pinggang selama laringoskopi. Persiapan untuk induksi dan intubasi
juga melibatkan preoksigenasi rutin. Preoksigenasi dengan nafas yang dalam
denganoksigen100%.
18
Persiapanuntukintubasiantaralain:
a) Jalurintravenayangadekuat
b) Obatobatanyangtepatuntukinduksidanrelaksasiotot
c) Pastikanalatsuctiontersediadanberfungsi
d) Peralatanyangtepatuntuklaringoskopitermasuklaryngoskopdengan
bladeyangtepat,ETTdenganukuranyangdiinginkan,jelly,danstylet
e) Pastikan lampu laringoskop hidup dan berfungsi serta cuff ETT
berfungsi
f) Sumber oksigen, sungkup dengan ukuran yang tepat, ambu bag dan
sirkuitanestesiyangberfungsi
Universitas Sumatera Utara
10
Gambar2.AlatalatIntubasiEndotrakeal
19
2.1.5 CaraIntubasiEndotrakeal
Mulut pasien dibuka dengan tangan kanan dan gagang laringoskop dipegang
dengan tangan kiri. Daun laringoskop dimasukkan dari sudut kanan dan lapangan
pandangakanterbuka.Daunlaringoskopdidorongkedalamronggamulut.Gagang
diangkat ke atas dengan lengan kiri dan akan terlihat uvula, faring serta epiglotis.
Ekstensi kepala dipertahankan dengan tangan kanan. Epiglotis diangkat sehingga
Universitas Sumatera Utara
11
tampakaritenoiddanpitasuarayangtampakkeputihanberbentukhurufV.Jeratan
bibir antara gigi dan blade laringoskop sebaiknya dicegah. Tracheal tube diambil
dengan tangan kanan dan ujungnya dimasukkan melewati pita suara sampai balon
pipa tepat melewati pita suara. Bila perlu, sebelum memasukkan pipa asisten
diminta untuk menekan laring ke posterior sehingga pita suara akan dapat tampak
dengan jelas. Bila mengganggu, stylet dapat dicabut. Ventilasi atau oksigenasi
diberikandengantangankananmemompabalondantangankirimemfiksasi.Balon
pipa dikembangkan dan daun laringoskop dikeluarkan selanjutnya pipa difiksasi
denganplester.
Dada dipastikan mengembang saat diberikan ventilasi. Sewaktu ventilasi,
dilakukanauskultasidadadengansteteskop,diharapkansuaranafaskanandankiri
sama. Bila dada ditekan terasa ada aliran udara di pipa endotrakeal. Bila terjadi
intubasi endotrakeal yang terlalu dalam akan terdapat tandatanda berupa suara
nafas kanan berbeda dengan suara nafas kiri, kadangkadang timbul suara
wheezing, sekret lebih banyak dan tahanan jalan nafas terasa lebih berat. Jika ada
ventilasi ke satu sisi seperti ini, pipa ditarik sedikit sampai ventilasi kedua paru
sama.Sedangkanbilaterjadiintubasikedaerahesofagusmakadaerahepigastrium
atau gaster akan mengembang, terdengar suara saat ventilasi (dengan stetoskop),
kadangkadang keluar cairan lambung, dan makin lama pasien akan nampak
semakin membiru. Untuk hal tersebut pipa dicabut dan intubasi dilakukan kembali
setelahdiberikanoksigenasiyangcukup.
16,18
2.2.PipaEndotrakeal.
Gambar3.Murphytrachealtube.
18
Pipa endotrakeal digunakan untuk menghantarkan gas anestesi langsung ke
trakeadanmemfasilitasiventilasidanoksigenasi.Pipaendotrakealbiasanyaterbuat
dari plastik Polyvinyl Chlorida yang merupakan cetakan dari bentuk jalan napas
setelah dilembutkan karena terpapar dengan temperature tubuh. Bahan dari ETT
juga harus bersifat radiopaq untuk mengetahui posisi ujung distal ke karina dan
transparanagardapatdilihatsekresiataualiranudarayangdibuktikanolehadanya
pengembunanuapairpadalumenpipaselamaekshalasi.BentukdanrigiditasETT
dapat diubah dengan penggunaan stylet. Ujung dari pipa dapat dimiringkan untuk
membantu penglihatan dan masuknya melewati pita suara. Pipa Murphy memiliki
lubang ( Murphy Eye ) untuk menurunkan resiko oklusi bagian bawah pipa yang
berbatas langsung dengan carina atau trakea. Resistensi aliran udara terutama
tergantung dari diameter pipa, tetapi juga dipengaruhi oleh panjang dan lekukan
pipa. Ukuran ETT biasanya didesain dalam millimeter dari diameter internal, atau
kadang kadang dalam skala French ( diameter eksternal dalam millimeter dikalikan
3 ). Pemilihan diameter pipa selalu berdasarkan antara aliran maksimal dengan
ukuranbesardantraumajalannapasyangminimal.
15,18
Tabel1.PanduanUkuranPipaEndotrakeal.
18
Perempuan 7,07,5 24
LakiLaki 7,59,0 24
Keterangan: mm=millimeter cm=sentimeter
2.2.1. CuffSistemPadaPipaEndotrakeal
Kebanyakan ETT untuk dewasa memiliki system inflasi cuff yang terdiri dari
valve, pilot balloon, inflating tube dan cuff. Valve mencegah udara keluar setelah
pengisiancuff.Pilotballoonmenyediakanudarauntukpengisiancuffdanberfungsi
sebagaipanduan.Inflatingtubeberfungsiuntukmenghubungkanvalvedengancuff
dan menyatukan dengan dinding pipa. Dengan menutupi trakea, cuff ETT
memberikantekananpositifdandapatmengurangiaspirasi.TTtanpacuffbiasanya
digunakanpadaanakanakuntukmeminimalisasiresikotraumaakibattekanandan
batuk setelah intubasi. Ada dua tipe utama dari cuff ETT yaitu high pressure low
volume dan low pressure high volume. Cuff yang high pressure memiliki hubungan
denganiskemikdankerusakanmukosatrakeasehinggakurangcocokuntukintubasi
yanglama.Cufflowpressurekemungkinandapatmeningkatkannyeritenggorokan,
aspirasi, ekstubasi spontan, dan kesulitan insersi. Karena cuff low pressure kurang
menyebabkan kerusakan mukosa, maka cuff tipe ini lebih dianjurkan dalam
pemakaiannya. Tekanan cuff tergantung dari beberapa faktor antara lain inflasi
volum, diameter cuff dan hubungannya dengan trakea, regangan cuff dan trakea
dantekananintratorakal.Tekanancuffmungkinmeningkatselamaanestesiumum
yangdisebabkanolehdiffusN2OdarimukosatrakeakedalamcuffETT.
18
Cuffhighvolumelowpressuredikatakanmemilikiefekminimalterhadapgangguan
mukosa trakea dari pada cuff high pressure low volume. Cuff low pressure kadang
kadang dengan mudah menjadi over inflasi sehingga menghasilkan tekanan yang
akanmelewatitekananperfusikapiler.
Gambar4.AnatomialirandarahpadasubmukosaTrakea.
23
R D Seegobin dalam tulisannya menilai tracheal mucosal blood flow dalam
hubungannyadengantekanancuffyangberbeda.Padatekanan25cmH2Omukosa
anterior dan posterior tampak seragam dan ukuran pembuluh darah yang normal.
Pada tekanan 30 cmH2O mukosa anterior diatas cincin trakea lebih merah
dibandingkan daerah intercartilage. Pada tekanan 40 cmH2O mukosa anterior di
atas cincin cartilage sangat pucat. Mukosa posterior juga pucat. Pada tekanan 50
cmH2Omukosaanteriordiatascincintrakeamenjadilebihpucatdantidaktampak
alirandarahpadasubmukosa.Padatekanan60100cmH2Otidakadaalirandarah
padasubmukosa.
23
Universitas Sumatera Utara
15
Gambar7.AlatukurtekanancuffETT,Endotest(RUSCH)
KadangkadangkomplikasidapatterjadiakibatdarikurangnyapengisiancuffTT
tersebut. Lazimnya high volume low pressure tidak dapat mencegah mikroaspirasi
walaupun tekanan cuff sampai 60 cmH2O, walaupun beberapa penelitian
menyarankan 25 cmH2O sudah cukup. Tanpa adanya suatu Guideline, banyak
clinician mempertimbangkan 20 cmH2O dapat dibuat menjadi batas bawah untuk
tekanan cuff dewasa. Lamholt dkk merekomendasikan tekanan cuff 25 cmH2O
sebagai tekanan minimum untuk mencegah aspirasi dan kebocoran melalui cuff.
Seegobin dan Hasselt menyimpulkan dalam penelitiannya merekomendasikan
tekanan cuff tidak lebih dari 30 cmH2O, jadi tekanan cuff harus dipertahankan
Universitas Sumatera Utara
17
2.3. NyeriTenggorokanpascageneralanestesiintubasiendotrakeal
Nyeri tenggorokan adalah rasa tidak nyaman, sakit, atau rasa gatal di
tenggorok dan menyebabkan rasa sakit pada saat menelan. Nyeri tenggorokan
setelah operasi merupakan nyeri inflamasi yang terjadi pada 90 % pasien dengan
intubasi endotrakeal. Faktor faktor yang menyebabkan termasuk ukuran ETT dan
jeniscuffyangdigunakanmenunjukkanfaktorpentingsebagaipenyebab.Penyebab
utama adalah iritasi oleh pengisian cuff pipa endotrakeal pada mukosa trakea. Hal
tersebut sering terjadi pada bagian posterior pita suara, daerah medial aritenoid
dan posterior dari krikoid serta bagian anterior dari trakea. Cuff pipa endotrakeal
diimplikasikan sebagai penyebab dari kerusakan yang serius pada mukosa trakea
akibat intubasi yang lama. Penggunaan tekanan tinggi pada mukosa trakea juga
dapat menyebabkan nyeri tenggorokan. Intubasi endotrakeal rutin pada
pembedahan elektif dapat menyebabkan perubahan patologis, trauma dan
kerusakansyarafdimanapadaakhirnyamenyebabkannyeritenggorokan.
Sebuah penelitian terhadap aliran darah mukosa trakea pada kelinci
menunjukkan cuff dengan high pressure low volume dengan tekanan sampai >30
Universitas Sumatera Utara
18
Gambar8.StrukturkimiaDexamethason
34
Fisiologi dan manfaat klinis kelenjar adrenal pertama sekali diperkenalkan
oleh Thomas Addison kira kira 150 tahun yang lalu. Medula adrenal bertanggung
jawab untuk sintesis dan sekresi noradrenalin dan adrenalin, dan mempunyai
perananpentingpadaresponsimpatispadasaatbahayaatauresponstress.Korteks
adrenal menghasilkan dua hormone, yaitu mineralokortikoid dan glukokortikoid
denganstrukturkimiadasarpadaintisteroiddimanamempunyaiefekfisiologiyang
berbeda. Hormon mineralokortikoid disekresi oleh sel bagian luar dari korteks
adrenal ( zona glomerulosa ) dan efeknya dominan terhadap keseimbangan cairan
Universitas Sumatera Utara
20
Tabel2.Jenisjeniskortikosteroid,potensidanmasakerja
34
Obat Potensi
Anti
Inflamasi
MasaKerja
Kortisol
Kortison
Fludrokortison
Prednison
Prednisolon
6Metylprednisolon
Triamkinolon
Betamethason
Dexamethason
1
0,8
10
4
4
5
5
25
25
Pendek
Pendek
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Panjang
Panjang
Keterangan :Pendek:812jam;Sedang;1236jam;Panjang :3672jam
2.4.1Farmakodinamik
Tabel3.Efekglukokortikoidterhadapberbagaisistem.
33
Fungsi Terhadap
Tubuh
DeskripsiAktifitas
AntiInflamasi Stabilisasi membran lisosom dan mencegah pelepasan
enzimproteolitikselamaprosesinflamasi.
Regulasi
TekananDarah
Berpotensiasi dengan Norepineprin untuk
vasokonstriksi. Tanpa Glukokortikoid aksi vasokonstriksi
menurundantekanandarahturun.
Universitas Sumatera Utara
21
Metabolisme
Karbohidrat dan
Protein
Menurunkanproteindiotot,meningkatkanasamamino
plasma, meningkatkan aktifitas enzim yang diperlukan
untuk glukogenesis, dapat menyebabkan diabetes, dan
menyebabkanresistensiinsulin.
Metabolisme
Lemak
Menyebabkan penggunaan lemak sebagai energy ( efek
positif ), dan menyebabkan akumulasi cadangan lemak
ditubuh,menyebabkanbuffalohumbdanmoonface.
Gangguan
ResponeImmune
MenurunkanproduksilimfositdanEosinofildengancara
menyebabkan atrofi kelenjar timus, mencegah
pelepasan sitokin, menurunkan aktifitas sel B dan T
padaresponeimmune.
Stress Sebagai mekanisme proteksi, kortikosteroid dilepaskan
selama priode stress. Pelepasan adrenalin atau
noradrenalinolehmedullaadrenalselamastress.
Gangguan
Sistem Syaraf
Pusat
Menyebabkan eksitasi neuron atau otak, menyebabkan
euporia, kecemasan, depresi, psikosis, dan
meningkatkanaktifitasmotorpadasebagianindividu.
2.4.1.1.EfekAntiInflamasidanImmunosuppressif
Glukokortikoid secara dramatis menurunkan manifestasi dari inflamasi. Hal ini
disebabkanolehefeknyayangbesarpadakonsentrasi,distribusidanfungsileukosit
perifer dan efek supresinya pada sitokin inflamasi dan kemositokin dan mediator
mediator inflamasi. Karakteristik dari inflamasi adalah ekstravasasi dan infiltrasi
leukositkedalamjaringan.Prosesinidiperantaraiolehinteraksimolekulwhitecell
denganendothelialcelldandihambatolehglukokortikoid.
31
Gambar9.EfekGlukokortikoidsebagaiantiinflamasi.
30
2.4.1.2. EfekSamping
Penggunaan jangka panjang atau jangka pendek dengan dosis tinggi dapat
menimbulkan gejala dan tanda Cushing Syndrome yaitu penyakit yang disebabkan
oleh produksi endogen yang berlebihan dari hormone glukokortikoid. Beberapa
gejaladantandanyatermasukpunggungkerbau(punggungbelakangleher),moon
face, kulit berminyak dan jerawat, osteoporosis, garisgaris merah pada perut dan
panggul,kulitgelapdankegemukan.Duakategoridariefektoksikyangdisebabkan
oleh penggunaan terapi kortikosteroid yaitu, disebabkan dari withdrawal terapi
steroid dan pemakaian dalam waktu lama. Efek samping dari kedua kategori
tersebutsangatpotensialmengancamnyawadansangatdianjurkanuntukpenilaian
hatihatiterhadapresikodankeuntungannyapadasetiappasien.
33,34
2.4.2. Farmakokinetik
Semua glukokortikoid merupakan senyawa yang mudah larut dalam lemak
dan mengalami absorbsi di usus kecil menuju ke protein plasma yang kemudian
dimetabolisme di hati. Setelah absorbsi, lebih dari 90 % kortisol dalam plasma
kembalikeproteindalamkeadaannormal.Setelahpenggunaanoral,secarafisiologi
Universitas Sumatera Utara
24
steroid hidrokortison dan kortikosteron dibawa dengan ikatan kuat oleh globulin
plasma ( transcortin ). Pada hal lain glukokortikoid alami dan sintetik di bawa oleh
albumin. Dua protein plasma di perhitungkan untuk hampir semua ikatan steroid,
kortikosteroid binding globulin ( CBG, transcortin ) dan albumin. CBG adalah
globulin yang disekresi oleh hati yang memiliki ikatan kuat dengan steroid dimana
albumin mempunyai ikatan yang rendah.
Kolestiramin
Kontrasepsi
Oral
Hidrokortison
Kortikosteroid
Menurunkanefekhidrokortison
Kortikosteroid
Kortikosteroid
Kortikosteroid
Kortikosteroid
Kortikosteroid
Kortikosteroid
Kortikosteroid
Kolinesterase
Anti Koagulan
oral
Digitalis
Isoniazid
Diuretic boros
Kalium
Salisilat
Somatrem
Teophilin
berantagonispadamiasteniagrafis
Dapatmenyebabkanhipokalemia
2.4.3. PenggunaanKlinis
Glukokortikoid dapat digunakan secara oral maupun parenteral, atau sebagai
terapi local pada kulit, persendian, saluran pernapasan, mata dan telinga. Steroid
intravena sering digunakan pada keadaan darurat seperti shock anafilaksis dan
status asmatikus. Dosis tinggi steroid dapat digunakan secara aman dengan resiko
komplikasi yang tidak berarti pada pasien dengan terapi jangka pendek.
Kerugiannya,steroidintravenatidaklangsungbekerjadanmembutuhkanwaktu36
jamuntukmemberikanefekmaksimum.
30
2.4.4. Kontraindikasi
Glucocorticoid kontraindikasi pada pasien dengan infeksi berat, termasuk
tuberkulosa dan jamur. Penggunaan glukokotikoid harus berhatihati pada pasien
dengan penyakit hati atau ginjal, hipotiroid, kolitis ulseratif, divertikulitis, ulkus
Universitas Sumatera Utara
26
2.5. LIDOKAIN
Obatanestesilocalsintetikpertamaditemukanadalahgolonganester,prokain
diperkenalkan oleh Einhorn pada tahun 1905. Lidokain disintetik sebagai obat
anestesi lokal golongan amida oleh Lofgren pada tahun 1943. Lidokain merupakan
obat yang mula kerja cepat, kuat dan masa kerja lebih panjang dibandingkan
prokain. Tidak seperti prokain, lidokain efektif sebagai obat topical dan memiliki
efektifitastinggisebagaiobatantiaritmia.Karenaalasanini,lidokaindijadikanobat
standarterhadapobatanestesilokallainnya.
Obat anestesi lokal terdiri dari lipofilik dan hidrofilik secara terpisah
dihubungkan oleh rantai hydrocarbon. Perbedaan penting antara golongan ester
dan golongan amida adalah rantai penghubung antara lipofilik dan hidrofiliknya,
ester ( CO ) dan amida ( NHC ), berhubungan dengan tempat metabolism dan
potensial terhadap reaksi alergi.
35
Lidokain terdiri dari gugus lipofilik ( biasanya
merupakansuatucincinaromatic)yangdihubungkansuaturantaiperantara(jenis
amide ) dengan suatu gugus yang mudah mengion ( amine tersier ). Anestesi
merupakan basa lemah. Dalam penerapan trapeutik, mereka umumnya disediakan
dalambentukgaramagarlebihmudahlarutdanstabil.
Gambar10.StrukturkimiaLidokain
3
Tabel5.Physicochemicalobatanestesilokal.
3
NamaObat
pKa
Mula
Kerja
Potensi Toksisitas Ikatan
Protein
Lama
kerja
Bupivakain
Tinggi Tinggi
Lama
Levobupivakain
8,1
Tinggi Sedang
Lama
Etidokain
Tinggi Tinggi
Lama
Lidokain
Sedang Rendah
Sedang
Mepivakain
Sedang Rendah
Sedang
Prilokain
Sedang Rendah
Sedang
Ropivakain
Sedang Sedang
Lama
Kokain
Tinggi
Lama
Amethokain
Sedang Sedang
Sedang
Prokain
Rendah Rendah
Pendek
Universitas Sumatera Utara
28
2.5.1. Farmakokinetik
Lidokain efektif bila diberikan secara intra vena. Pada pemberian intra vena
mula kerja 4590 detik. Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 12 menit dan
waktu paruh 30120 menit. Hampir semuanya lidokain dimetabolisme di hepar
menjadi monoethylglcinexcylidide melalui oksidatif dealkylation, kemudian diikuti
dengan hidrolisis menjadi xylidide. Monoethylglcinexcylidide mempunyai aktivitas
sekitar 80 % dari lidokain sebagai antidisritmia sedangkan xylidide hanya
mempunyaiaktivitasantidisritmia10%.Xylididediekskresidalamurinsekitar75%
dalam bentuk 4hydroxy2,6dimethylaliniline. Lidokain dalam plasma 50 % terikat
oleh albumin. Pada penderita payah jantung dan penyakit hepar dosis harus
dikurangikarenawaktuparuhdanvolumdistribusinyaakanmemanjang.
38
2.5.2. MekanismeKerja
Anestesi lokal memblok hantaran syaraf dengan menurunkan atau mencegah
peningkatan permeabilitas membrane terhadap Na
+
di mana secara normal
dihasilkanolehdepolarisasiringanmembrane.Mekanismeinidisebabkanlangsung
oleh interaksi dengan voltase gerbang natrium chanel. Sebagai agen anestesi pada
syaraf, ambang batas untuk rangsangan listrik meningkat secara gradual, aksi
potensial menurun, hantaran impuls menjadi lambat dan hantaran syaraf gagal.
LocalanestesidapatmemblokchanelK
+
dalamkonsentrasitinggi.
34
sehingga konduksi impuls syaraf dalam bentuk penyebaran potensial aksi tidak
dapat terjadi. Hal ini diartikan bahwa ikatan obat anestesi lokal pada sisi yang
spesifikyangterletekpadabagiansebelahdalamsaluranNa
+
sebaikpenghambatan
saluran Na
+
dekat pembukaan eksternalnya mempertahankan saluran ini dalam
keadaantidakdiaktivasitertutup.
18
Gambar11.MekanismeKerjaObatAnalgetik
Universitas Sumatera Utara
30
Bila konsentrasi yang meningkat dari suatu anestesi lokal diterapkan pada
suatu serabut syaraf, maka nilai ambang eksitasi akan meningkat, konduksi impuls
lambat, kecepatan potensial aksi menurun, amplitude potensial berkurang, dan
akhirnya kemampuan untuk membangkitkan potensial aksi akan hilang. Efek
progresif ini diakibatkan oleh adanya ikatan antara anestesi lokal dengan saluran
ionNatriumyangsemakinmeningkat.Padasetiapsaluranion,ikatanmenghasilkan
penghambatan arus ion Natrium. Apabila arus ion Natrium dihambat sepanjang
serabut syaraf maka impuls yang melewati daerah yang dihambat tidak terjadi.
Pada dosis minimum yang diperlukan untuk menghambat impuls, potensial aksi
tidakdipengaruhisecaraberarti.
35
2.5.3. Efekterhadapjantung
Pada kardiovaskular lidokain menekan dan memperpendek periode refrakter
dan lama potensial aksi dari sistem HisPurkinje dan otot ventrikel secara
bermakna, tetapi kurang berefek pada atrium. Lidokain menekan aktivitas listrik
jaringan aritmogenik yang terdepolarisasi , sehingga lidokain sangat efektif untuk
menekan aritmia yang berhubungan dengan depolarisasi, tetapi kurang efektif
terhadap aritmia yang terjadi pada jaringan polarisasi normal ( fibrilasi atrium ).
Efek toksisitas jantung akibat tingginya konsentrasi plasma dapat terjadi karena
lidokain menghambat saluran Natrium jantung. Pada konsentrasi rendah obat
anestesi lokal, efek pada saluran Natrium ini mungkin memperbesar sifat
antidisritmia jantung. Tetapi jika konsentrasi plasma berlebihan, saluran Natrium
jantung cukup dihambat sehingga konduksi dan automatisasi didepresi dan
merugikan. Melambatnya impuls cardiak melalui jantung yang ditunjukkan dengan
pemanjanganintervalPRdancomplekQRSpadaelektrokardiografi.Toksisitaspada
jantungdihubungkanterhadapefeklangsungpadaototjantungyaitukontraktilitas,
Universitas Sumatera Utara
32
CD50 adalah dengan 24 mg/kgBB bolus cepat intra vena. Toksisitas lidokain tidak
akanterjadidengankonsentrasiplasmakurangdari5mcg/ml.
Saat ini dilaporkan dosis bervariasi antara 11,5 mg/kgBB bolus intravena.
Secara umum dosis ini menghasilkan konsentrasi plasma 1,3 3,7 mcg/ml. Pada
dosisinitidakadapeningkatantoksisitaslidokain.
40,41
Tujuan utama dari pengobatan toksisitas lidokain adalah pertahankan jalan
napas dan penanganan terhadap kejang. Penanganan toksisitas lidokain adalah
hentikan segera pemberian obat dan persiapan untuk penanganan reaksi yang
terjadi. Pastikan oksigenasi yang adekuat melalui facemask atau intubasi.
Anticonvulsan seperti benzodiazepin dan barbiturat adalah obat pilihan untuk
mengatasikejangyangterjadi,phenytointidakefektifdansebaiknyadicegah.Pada
reaksi yang berat system kardiovaskular dimonitor dan terapi supportif berupa
cairan intra vena dan vasopressor diperlukan. Asidosis metabolik dapat terjadi
sehinggapenggunaannatriumbikarbonatdapatdipertimbangkan.
40
2.6. KERANGKATEORI
GENERALANESTESI
INTUBASI ENDOTRAKEAL
NYERITENGGOROKAN
DEXAMETHASON
LIDOKAIN
TEKANANCUFF
TRAUMA IRITASITRAKEA
INFLAMASI
Iskemik
Stabilisasimembran
Analgetik
PelepasanMediator
Sitokin,COX2,TNF,PTG
AktifitasNeutropyldan
limfositmeningkat
Eksitasisensorikneuron
Hambatan chanel
Natrium
Hambatan
Descending Pathway
medullaspinalis
Universitas Sumatera Utara
35
2.7. KERANGKAKONSEP
GENERALANESTESI
INTUBASI ENDOTRAKEAL
NYERITENGGOROKAN
LIDOKAIN DEXAMETHASON
Universitas Sumatera Utara