You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional


yang dilaksnakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh . pemberantasan penyakit
menular merupakan salah satu upaya pembangunan dibidang kesehatan yang
berperanan yang sangat penting dalam menurunkan ang kesakitan dan kematian
akibat penyakit infeksi.
Penyakit Tuberkulose sebagai salah satui penyakit menular, sampai saat
ini upaya penanggulangan dan pemberantasannya belum begitu mengembirakan.
Menurut data SKRP Tahun 1995 penyakit Tuberkolosis merupakan penyebab
kematian ketiga terbesar setelah penyakit Kardiosvaskuler dan penyakit saluran
pernapasan, sedangkan menurut laporan WHO, 1999 Indonesia merupakan
penyumbang penderita TB terbesar No.3 di Dunia setelah India dan China, serta
diperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru TB dengan kematian karena
TB sekitar 130.000 atau secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk di
Indonesia terdapat 130 penderita baru TB Paru atau BTA Positif.
Sementara itu sampai saat ini program penanggulangan TB dengan
strategi DOTS belum menjangkau seluruh Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah,
Swasta, dan Unit Pelayanan kesehatan lainnya. Demikian pula penatalaksanaan
penderita dan sistem pencatatan dan pelaporan belum seragam disemua unit
pelayanan kesehatan
Penyakit Tuberkolosis di Sulawesi Selatan masih merupakan
masalah yang cukup serius. Penderita yang berobat jalan di Rumah sakit pada
tahun 1999 sebanyak 289 penderita, sedangkan berdasarkan laporan dari
Puskesmas jumlah penderita TB paru BTA Positif pada tahun 1999 sebanyak
14.388 penderita, profil kesehatan Sul-Sel 2000.
Selama tahun 2005 penyakit TB ada 296 kasus penyakit TB Paru di
Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Penyakit Tuberkolosis di Puskesmas Pattallassang Kab.
Takalar 2004-2006
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pengumpulan data, pengolahan,
dan analisis data penyakit tuberkolosis tahun 2004-2006.
2. Untuk mengetahui distribusi penyakit TB di Puskesmas Pattallassang
menurut tempat tahun 2004-2006.
3. Untuk mengetahui distribusi penyakit TB di Puskesmas Pattallassang
menurut waktu tahun2004-2006.
4. Untuk mengetahui distribusi penyakit TB di Puskesmas Patallassang
menurut orang tahun 2004-2006.

C. Manfaat
Pelaksanaan Surveilans tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Agar Mahasiswa dapat melihat dan mengaplikasikan teori yang didapat di
ruang kuliah dengan keadaan sebenarnya dilapangan
2. Masukan bagi pelaksanaan program untuk pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
dan pengembangan penyakit TB.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum surveilas Epidemiologi

1. Pengertian

Surveilanepidemiologi adalah suatu kegiatan yang bersifat rutin, teratur, tepat


dan menyeluruh, kontinyu dan sistematis berupa pencatatan, pengamatan dan
pelaporan atau recording dan reporting yang lengkap, tepat, teratur dan cermat berupa
frekuensi distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.

2. Tujuan Surveilans Epidemiologi


Tujuan surveilans epidemiologi adalah :
a. Identifikasi, investigasi dan penanggulangan situasi luar biasa atau wabah
yang terjadi dalam masyarakat sedini mungkin.
b. Identifikasi kelompok dengan resiko tinggi atau High Risk
c. Untuk penentuan jenis penyakit karakteristik penyebab dan cara
penanggulangannya.
d. Untuk Bahan evaluasi antara input pada berbagai program kesehatan dengan
hasil luarannya yang berupa insidensi dan prevalensi penyakit dalam
masyarakat
e. Untuk memonitor kecendrungan atau trend perkembangan situasi kesehatan
maupun penyakit dalam masyarakat dan untuk mengetahui prioditas penyakit.

3. Kegiatan Surveilans Epidemiologi


Bentuk kegiatan Surveilans epidemiologi dapat bersifat rutin dan bersifat khusus
a. Bentuk kegiatan yang bersifat rutin mencakup :
1. Laporan rutin penyakit tertentu, baik penyakit menular, maupun penyakit
tidak menular atau berbagai penyakit yang berhubungan dengan kesehatan
secara umum
2. Pencatatan dan pelaporan penyakit tertentu dalam masyarakat yang
biasanya terbatas pada berbagai kejadian yang mungkin mempunyai
dampak yang berat atau yang mempunyai potensi wabah
3. Pelaksanaan dan pencatatan jenis penyakit yang wajib dilaporkan
termasuk penyakit menular tertentu/penyakit karantina serta berbagai
penyakit yang dianggap mempunyai potensi wabah.
4. Surveilans ekologi dan lingkungan yakni surveilans yang khusus
dilakukan terhadap berbagai jenis vektor penyakit menular, pengamatan
terhadap pencemaran lingkungan, tanah, air dan udara serta pengamatan
terhadap keberadaan barang berbahaya lain dari suatu lingkungan.
5. Pengamatan dan pengawasan pemakaian zat-zat tertentu seperti
insektisida, vaksin dsb.
6. Pencatatan dan pelaporan peristiwa vital yang meliputi kelahiran,
perkawinan, perceraian, dan kematian.
b. Bentuk Kegiatan yang bersifat khusus meliputi :
1. Pelaksanaan survei berkala
2. Pengamatan khusus kejadian luar biasa
Pengamatan khusus oleh praktek dokter, praktek swasta, klinik swasta upanya
penyakit menular seksual

4.Komponen surveilans epidemiologi

Komponen utama surveilans epidemiologi mencakup ;


a. pengumpulan/pencacatan kejadian ( data ) yang dapat dipercaya
b. Pengolahan data untuk memberikan keterangan yang berarti.
c. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan.
d. Penyebarluasan data dan keterangan termasuk umpan balik.
e. Hasil evaluasi terhadap system Surveilans
5. Kegunaan sistem Surveilans Epidemologi.
Suatu sisitem surveilans dikatakan berguna bila memenuhi satu dari berbagai hal
berikut :
a. Dapat mendeteksi kecendrungan ( trend ) perubahan kejadian penyakit
tertentu
b. Dapat mendeteksi kejadian luar biasa ( KLB )
c. Dapat memberikan perkiraan tentang besarnya morbiditas dan mortalitas
sehubungan dengan masalah kesehatan yang menjalani surveilans tertentu
d. Dapat merangsang dan mendorong diadakannya penelitian epidemiologis
tentang adanya kemungkinan pencegahan dan penanggulangannya.
e. Dapat mengidentifikasi factor resiko yang berkaitan dengan kejadian penyakit
f. Dapat memperhitungkan kemungkinan tentang adanya pengaruh atau efek
upaya penanggulangan kejadian penyakit/gangguan kesehatan.
Dapat memberikan perbaikan di bidang klinik bagi pelaksana pelayanan kesehatan.

B. Tinjauan Penyakit Tuberkolosis

1. Pengertian
Penyakit Tuberkolosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB ( mikobakterium Tuberkolosis ), sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman ini
berbentuk batang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan. Oleh karena itu disebut juga bacil tahan asam ( BTA ). Kuman Tb
dapat mati dengan sinar matahari langsung.
2. Etiologi
Tuberkolosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mikobakterium Tuberkolosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalamtubuh
manusiamelalui udara pernapasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut
menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah,
system saluran linfe, melalui saluran napas (bronkus) atau ke bagian tubuh
lainnya.
3. Cara Penularan
Sumber penularan penderita Tb BTA Positif Pada waktu batuk atau bersin.
Penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bbentuk droplet ( percikan
dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu
kamar selama beberapa jam. Seseorang dapat terinfeksi jika droplet terhirup ke
dalam pernapasan. Selama kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui
pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh
lainnya, melalui system peredaran darah, system saluran linfe, saluran nafas,
atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya.
4. Mekanisme Patogenesis
Infeksi Primer, terjadi saat seseorang terpapar dengan kuman TB. Infeksi
dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri
di paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran linfe akan
membawa kuman TB ke kelenjar linfe di sekitar hilus parudan ini disebut
sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan
kompleks primer adalah 1-6 minggu.
Tuberkolosis Pasca Primer, biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun
setelah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun karena
terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari Tubercolosis Pasca
Primer adalah kerusakan paru yang luas denganterjadinya efusi pleura.
5. Manifestasi Klinik
Gejala-gejala Tubercolosis :
Batuk terus menerus dan berdahak selama tiga minggu atau lebih. Gejala lain
yang sering dijumpai dahak bercampur darah, batuk darah, sesak napas danrasa
nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam, meriang lebih dari
sebulan.
6. Komplikasi
Komplikasi pada penderita Tubercolosis yang sering terjadipada penderita
stadium lanjut antara lain :
- Hemoktisis berat ( perdarahan dari saluran napas bawah yang dapat
menyebabkan kematian karena syok hipopolemik / tersumbatnya jalan napas)
- Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkheal.
- Pneumotoraks spontan
- Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak tulang, tulang, persendian,ginjal.
Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inap di rumah sakit.

7. Pengobatan dan Pencegahan

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi penderita TBC saat ini
yaitu terapi dan imunisasi. Untuk terapi, WHO merekomendasikan strategi
penyembuhan jangka pendek dengan pengawasan langsung atau dikenal dengan
istilah DOTS. Dalam stategi ini ada tiga tahapan penting yang dilakukan yaitu
- Mendeteksi pasien
- Melakukan pengobatan
- Melakukan Pengawasan langsung
DOTS adalah strategi yang paling efektif untuk menangani pasien TBC saat ini
dengan tingkat kesembuhan 95 %.
Pengotrolan TBC yang kedua adalah imunisasi.
Imunisasi ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC. Imunisasi
ini dilakukan dengan pemberian vaksin TBC yang dikenal dengan nama BCG.
Selain pencegahan dengan imunisasi pencegahan dapat pula dilakukan dengan
perbaikan gizi, pengadaan rumah sehat dengan ventilasi yang memadai, perilaku
hidup bersih dan sehat.
8. Diagnosis
Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukanya
BTA positif. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga
SPS, BTA yang hasilnya positif. Bila hanya satu specimen saja yang positf perlu
diadakan foto roentgen dada atau pemeriksaan Spesimen ulang. Jika hasil
Rontgen mendukug Tb maka penderita didiagnisis sebagai penderita TB BTA
Positif.
9. Diagnosa Banding
a. Pneumoni
b. Ca Paru
c. Abses Paru
d. Asma Bronkeale
10. Klasifikasi Penyakit
Tuberkolosis Paru
a.Tuberkolosis Paru BTA positif
b. Tuberkolosis Paru BTA Negatif
Tuberkolosis Estra Paru
a. TB estra Paru ringan
b. TB Estra Paru berat
11. Tipe Penderita
a. Kasus baru
b. Kambuh
c. Pindahan
d. Default/drop out.
e. Gagal

C . Tinjauan umum Puskesmas Pattallassang


1. Geografis
Puskesmas Pattallassang terletak di KelurahanPattallassang yang merupakan
Ibukota Kabupaten Takalar dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kec. Polombangkeng Utara
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Pattallassang
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kec. Mappakasunggu
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Gowa
Luas wilayah kerja Puskesmas Pattallassang sekitar 25,31 km2 yang terdiri dari
delapan kelurahan, 33 lingkungan, 63 RW dan 114 RT.
2. Demografis
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pattallassang adalah 29.264 jiwa,
jumlah rumah tangga 6491 dengan kepadatan penduduk 1140 orang/km2. Tingkat
kepadatan hunian rata-rata 4 orang/ rumah

Tabel II.B 1 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk


Tiap Kelurahan di Kecamatan Pattallassang Tahun 2004

Kelurahan Penduduk Rumah Tangga Kepadatan Rata-rata


( KM2) ART
Pattallassang 5.335 1.114 2.261 5
Pallantikang 3.885 840 1.299 5
Pappa 2.662 643 602 4
Maradekaya 2.383 549 802 4
Kalabbirang 3.722 790 1.057 5
Sombalabella 5.273 1.157 1.837 5
Bajeng 5.063 1.009 1.122 5
Sabintang 1.623 351 932 5
Jumlah 29.906 6.543 1.181 5
Sumber data : Kecamatan Pattallassang dalam angka 2004

Tabel II.B.2 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin tiap kelurahan di kecamatan
Pattallassang tahun 2004
Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki perempuan
Pattalassang 2551 2784 5335
Pallantikang 1821 2064 3885
Pappa 1331 1309 2622
Maradekaya 1109 1274 2383
Kallabbiring 1818 1904 3722
Sombalabella 2495 2778 5273
Bajeng 2446 2617 5059
Sabintang 774 849 1623
Jumlah 14327 15579 29906
Sumber data: Kecamatan Pattallassang dalam angka 2004
C. Sosial Ekonomi

1. Pendidikan
Sarana Pendidikan yang ada di wilayah Puskesmas Pattallassang yaitu :
a. Taman Kanak-kanak sebanyak 5 unit
b. Sekolah Dasar dan sederajat sebanyak 31 unit
c. SLTP dan sederajat 7 unit
d. SLTA dan sederajat 10 unit

Tabel. Jumlah sarana Pendidikan menurut Kelurahan Tahun 2004


No Kelurahan TK SD/MI SLTP SLTA
1 Pattalassang 1 4 2 4
2 Pallantikang - 5 - -
3 Maradekaya 1 3 - -
4 Pappa - 3 - 1
5 Sombalabella - 5 - -
6 Kalabbirang 3 3 2 -
7 Sabintang - 1 - -
8 Bajeng 2 4 - 1

Jumlah 7 28 4 6
Sumber data: Kecamatang Patallssang dalam angka 2004

2. Mata Pencarian
Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani, yang lainnya bekerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil, Guru, Pedagang dan jasa-jasa lainnya.

Tabel. Penduduk menurut mata pencaharian di Kec. Pattallassang tahun 2004


No Kelurahan Pertanian Pertambangan Industri/Kerajinan Konstruksi Perdagangan
1 Pattallassang 325 - 45 14 311
2 Pallantikang 423 - 318 43 26
3 Pappa 299 - 15 39 70
4 Maradekaya 344 - 36 30 32
5 Kalabbirang 258 - 84 62 96
6 Sombalabella 635 - 20 35 121
7 Bajeng 665 - 12 4 93
8 Sabintang 161 - 28 13 60

Jumlah 3110 558 240 809


Sumber data: Kecamatang Patallssang dalam angka 2004

BAB III
METODE PRAKTEK
A. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek dilaksanakan di Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar dengan
melakukan pengumpulan data.

B. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek dalam rangka observasi lapangan yang dilaksanakan pada hari
Sabtu, Tgl 3 Maret 2007 dan secara keseluruhan pelaksanaan praktek surveilans
penyakit TB Paru di Puskesmas Pattallassang dilaksanakan Selama bulan Maret tahun
2007.

C. Peserta
Pelaksanaan praktek Surveilans di Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar diikuti oleh
Mahasiswa Kelompok V Jurusan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar.

D. Jenis Data
1. Data pimer
Data yang diperlukan untuk mengetahui pelaksanaan pemecahan masalah
surveilans TB Paru, meliputi pelaksanaan masalah dalam observasi,
pengumpulan,analisis, dan interpretasi data, penyebarluasan informasi serta
penggunaan data dalam rencana program penanggulangan TB PAru di wilayah
Puskesmas Pattallassang
2. Data Sekunder
Data diperlukan untuk mengetahui distribusi penyakit TB Paru di wilayah kerja
Puskesmas Pattallassang Tahun 2004-2006.

E. Sumber Data
Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan pemeriksaan dokumen laporan
bulanan dari Kepala Tata Usaha Puskesmas Patallasang.
Data Sekunder diperoleh dari pihak Puskesmas melalui pengamatan dan pencatatan
formulir SP2TP.

F. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui wawancara dan pemeriksaan dokumen laporan bulanan
di Puskesmas Patallassang Tahun 2004-2006

G. Pengolahan Data
Pengelohan data dilakukan secara manual serta bantuan Microsoft Exel,SPSS, Hasil
pengolahan data disajikan dalam bentuk table, grafik, dan narasi

Analisis Data
Data yang telah diolah akan dianalisis secara diskriptif untuk mengetahui gambaran
distribusi dan permasalahan mengenai surveilans TB Paru di Puskesmas Patallassang
Kab. Takalar tahun 2004-2006.

I. Defenisi Operasional
1. Tuberkolosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
mikobakterium Tuberkolosis.
2. Umur adalah lamanya hidup seseorang mulai lahir sampai saat terakhir yang
tercatat pada Puskesmas Patallassang yang dinyatakan dalam tahun.
3. Jenis kelamin adalah jenis kelamin yang dimiliki seseorang yang
membedakan pria dan wanita sebagaimana yang tercatat pada Puskesmas
Patallassang
4. Waktu Kejadian adalah periode kejadian penyakit yang diamati berdasarkan
bulan tahun masehi
5. Tempat adalah wilayah kerja yang ada di Puskesmas Patallassang dalam
memberikan pelayanan kesehatan
6. Prevalensi TB adalah jumlah kasus TB yang baru dan lama dibagi dengan
jumlah penduduklah
7. Tingkat ekonomi adalah keadaan yang menunjukkan status ekonomi keluarga
penderita yang dinyatakan dalam 2 kategori yaitu GAKIN dan NONGAKIN
DAFTAR PUSTAKA

1. Ditjen PPM & PLP Depkes RI, Pedoman Epidemiologi Tuberkolosis

Paru, Tahun 1993

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkolosis. Cetakan ke-7 Tahun 2002

3. Arsip Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar

4. Internet
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ......................................................................................................... 2
C. Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB. II Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Umum surveilans Epidemiologi ................................................. 3
1. Pengertian ............................................................................................. 3
2. Tujuan Surveilans Epidemiologi ......................................................... 3
3. Kegiatan surveilans Epidemiologi ........................................................ 3
4. Komponen Surveilans Epidemiologi .................................................... 4
5. Kegunaan sistem surveilans Epidemilogi ............................................. 5
B. Tinjauan Penyakit Tuberkolosis ................................................................. 5
1. Pengertian ............................................................................................. 5
2. Etiologi ................................................................................................ 5
3. Cara Penularan ...................................................................................... 6
4. Mekanisme patogenesis ......................................................................... 6
5. Manifestasi klinik ................................................................................. 6
6. Komplikasi ............................................................................................ 6
7. Pengobatan dan pencegahan ................................................................. 7
8. Diagnosis ............................................................................................. 7
C. Tinjauan umum Puskesmas Pattallassang ................................................... 8
1. Geografis ............................................................................................. 8
2. Demografis ............................................................................................ 9
3. Sosial Ekonomi ................................................................................... 10
BAB III. METODE PRAKTEK
A. Tempat Pelaksanaan ................................................................................ 12
B. Waktu Pelaksanaan .................................................................................... 12
C. Peserta ....................................................................................................... 12
D. Jenis Data ................................................................................................... 12
E. Sumber Data .............................................................................................. 13
F. Pengumpulan Data .................................................................................... 13
G. Pengolahan Data ....................................................................................... 13
H. Analisis Data ............................................................................................. 13
I. Defenisi Operasional ................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14
D. Sosial Ekonomi

3. Pendidikan
Sarana Pendidikan yang ada di wilayah Puskesmas Pattallassang yaitu :
a. Taman Kanak-kanak sebanyak 5 unit
b. Sekolah Dasar dan sederajat sebanyak 31 unit
c. SLTP dan sederajat 7 Unit
d. SLTA dan sederajat 10 unit

Tabel. Jumlah sarana Pendidikan menurut Kelurahan Tahun 2004


No Kelurahan TK SD/MI SLTP SLTA
1 Pattalassang 1 4 2 4
2 Pallantikang - 5 - -
3 Maradekaya 1 3 - -
4 Pappa - 3 - 1
5 Sombalabella - 5 - -
6 Kalabbirang 3 3 2 -
7 Sabintang - 1 - -
8 Bajeng 2 4 - 1

Jumlah 7 28 4 6
Sumber data: Kecamatang Patallssang dalam angka 2004

4. Mata Pencarian
Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani, yang lainnya bekerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil, Guru, Pedagang dan jasa-jasa lainnya.

Tabel. Penduduk menurut mata pencaharian di Kec. Pattallassang tahun 2004


No Kelurahan Pertanian Pertambangan Industri/Kerajinan Konstruksi Perdagangan
1 Pattallassang 325 - 45 14 311
2 Pallantikang 423 - 318 43 26
3 Pappa 299 - 15 39 70
4 Maradekaya 344 - 36 30 32
5 Kalabbirang 258 - 84 62 96
6 Sombalabella 635 - 20 35 121
7 Bajeng 665 - 12 4 93
8 Sabintang 161 - 28 13 60

Jumlah 3110 558 240 809


Sumber data: Kecamatang Patallssang dalam angka 2004

You might also like