PERMEN ESDM N0MOR 31 TAHUN 2005 TENTANG HEMAT ENERGI Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Barat 2008 OUTLINE Mengapa Harus Hemat Energi ? UU Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi Inpres Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Penghematan Energi Permen ESDM No. 0031 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghematan Energi Contoh Perhitungan Program Konservasi Energi MENGAPA HARUS HEMAT ENERGI ? JENIS ENERGI CADANGAN TOTAL SISA CADANGAN PRODUKSI RASIO (SISA CADANGAN/ PRODUKSI) Minyak Bumi 86.9 Milyar bbl 5 Milyar bbl 500 Juta bbl 10 Tahun Gas Alam 385 TSCF 90 TSCF 2.9 TSCF 30 Tahun Batu Bara 50 Milyar Ton 5 Milyar Ton 100 Juta Ton 50 Tahun INDEKS INTENSITAS ENERGI 2001 (TOE per Juta US$) 260 439 482 164 92.2 0 100 200 300 400 500 600 Jepang OECD Eropa Indonesia Malaysia Amerika Utara AlasanPenghematanEnergi (1) HARGA MINYAK MENTAH APBN 67 US$ Internasional > 98 US$ CADANGAN ENERGI NASIONAL 2003 SASARAN ENERGI MIX NASIONAL 2025 ENERGI MIX NASIONAL TAHUN 2025 (SKENARIO BaU) Minyak bumi 41.7% Gas bumi 20.6% Batubara 34.6% PLTA 1.9% Panas bumi 1.1% PLTMH 0.1% ENERGI MIX NASIONAL TAHUN 2025 (SKENARIO OPTIMALISASI) PLTMH 0.216% Biofuel 1.335% Tenaga surya 0.020% Tenaga angin 0.028% Fuel cell 0.000% Biomassa 0.766% Nuklir 1.993% Gas bumi 30.6% Minyak bumi 26.2% Other 4.4% Panas bumi 3.8% PLTA 2.4% Batubara 32.7% OPTIMALISASI PENGELOLAAN ENERGI ENERGI (PRIMER) MIX NASIONAL TAHUN 2003 Minyak bumi 54.4% Gas bumi 26.5% Batubara 14.1% PLTA 3.4% Panas bumi 1.4% EBT Lainnya 0.2% AlasanPenghematanEnergi (2) Perubahan Sasaran Energi Mix Minyak bumi menjadi 20% (dua puluh persen) Gas bumi menjadi 30% (tiga puluh persen) Batubara menjadi 33% (tiga puluh tiga persen) Biofuel menjadi lebih dari 5% (lima persen) Panas bumi meningkat menjadi 5% (lima persen) Batubara cair menjadi 2% (dua persen) Energi baru dan terbarukan lainnya, khususnya Biomassa, Tenaga Air Skala Kecil, Tenaga Surya, Tenaga Angin dan Nuklir meningkat menjadi lebih dari 5% (lima persen) Oil; 26.2% Natural gas; 30.6% Coal; 32.7% Hydropower; 2.4% Geothermal; 3.8% Other; 4.4% Nuclear; 1.993% Biomass; 0.766% Fuel cell; 0.0001% Wind power; 0.028% Solar energy; 0.0204% Biofuel; 1.335% Mini/micro hydro; 0.216% Other, 7.6% Geothermal, 5% Hydropower, 2.4% Coal, 33% Natural gas, 30% Oil, 20% Nuclear, 1.7% Biomass, 0.6% Fuel cell, 0.0% Wind power, 0.0% Solar energy, 0.0% Biofuel, 5% Mini/micro hydro, 0.2% Blueprint PEN Perpres No 5/2006 Tentang KEN SASARAN ENERGI MIX NASIONAL 2025 UU No. 30 Tahun 2007 TentangEnergi UU No.30 Tahun2007 (1) Penyediaan dan Pemanfaatan : Pasal 20 Penyediaan Energi : J J aminan aminan Pemerintah Pemerintah & & Pemda Pemda dalam dalampenyediaan penyediaan energi energi untuk untuk memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan dalam dalamnegeri negeri ( (energi energi tak tak terbarukan terbarukan dan dan energi energi terbarukan terbarukan) ) Penerapan Penerapan prinsip prinsip diversifikasi diversifikasi, , konservasi konservasi dan dan intensifikasi intensifikasi energi energi Pengutamaan Pengutamaan penggunaan penggunaan energi energi setempat setempat dengan dengan memprioritaskan memprioritaskan sumber sumber energi energi terbarukan terbarukan Kewajiban Kewajiban peningkatan peningkatan penyediaan penyediaan energi energi baru baru dan dan energi energi terbarukan terbarukan Pemerintah Pemerintah dan dan Pemda Pemda mendorong mendorong peningkatan peningkatan peran peran dan dan partisipasi partisipasi masyarakat masyarakat UU No. 30 Tahun 2007 TentangEnergi UU No.30 Tahun2007 (2) Penyediaan dan Pemanfaatan : Pasal 20 Pemanfaatan Energi : Mengatur Mengatur hal hal- -hal hal yang yang perlu perlu diperhatikan diperhatikan dalam dalampemanfaatan pemanfaatan energi energi, , antara antara lain : lain : Potensi Potensi Sumber Sumber Daya Daya Energi, Energi, Cadangan Cadangan Energi, Energi, serta serta Langkah Langkah- -langkah langkah Konservasi Konservasi dan dan Diversifikasi Diversifikasi Energi Energi secara secara berkelanjutan berkelanjutan dalam dalamjangka jangka panjang panjang UU No. 30 Tahun 2007 TentangEnergi UU No.30 Tahun2007 (3) Konservasi Energi : Pasal 25 Pelaksanaan konservasi energi mulai dari sisi hulu sampai sisi hilir Pemberian insentif dan kemudahan bagi produsen peralatan hemat energi dan pelaksanaan konservasi energi Pemberian disinsentif bagi pengguna energi yang tidak melakukan konservasi energi INPRES NO 10 TAHUN 2005 Menginstruksikan kepada : InpresNo. 10Tahun2005 (1) Melakukan langkah-langkah penghematan di instansi masing- masing yang meliputi penerangan, pendingin ruangan, peralatan listrik dan kendaraan dinas Memonitor pelaksanaan penghematan energi dan melaporkannya melalui MESDMsetiap 6 bulan Pimpinan aparatur negara di pusat dan daerah MESDM Mengatur tata cara pelaksanaan penghematan energi Melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pelaksanaan penghematan energi PERMEN ESDM NO. 0031 TAHUN 2005 Berisi Tata Cara Pelaksanaan dan Pelaporan Pelaksanaan Penghematan Energi Meliputi sektor : - Kantor pemerintah - Rumah tangga - Bangunan komersial - Industri - Transportasi - Kegiatan lainnya PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (1) Mengurangi jam operasi peralatan : - AC dihidupkan pada awal jam kerja sampai dengan 1 jam sebelumjam kerja berakhir - Eskalator dimatikan 1 jam sebelum jam tutup kantor - Lift dioperasikan dengan pemberhentian setiap 2 (dua) lantai. Mengatur suhu ruangan ber AC pada suhu minimal 25 0 C. Mengurangi pencahayaan lampu assesoris. KANTOR PEMERINTAH : PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (2) Mengatur suhu ruangan ber AC pada suhu minimal 25 0 C. Mengurangi daya pencahayaan listrik ruangan maksimal 15 Watt/m 2 . Mengurangi jamoperasi peralatan: - AC dan eskalator dimatikan 1 jamsebelumtutup - Lift dioperasikan dengan pemberhentian setiap 2 (dua) lantai. BANGUNAN KOMERSIAL : PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (3) Menggunakan lampu hemat energi. Mengurangi pemakaian listrik minimal 50 Watt saat beban puncak. Mengatur suhu ruangan ber AC di rumah pada suhu minimal 25 0 C. RUMAH TANGGA : INDUSTRI : Melaksanakan audit energi pada industri yang padat energi. Menggunakan produk dan teknologi hemat energi. PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (4) TRANSPORTASI : Tata cara mengemudi Perawatan berkala LAINNYA : Menggunakan sistem penerangan hemat energi untuk penerangan jalan umum, periklanan dan fasilitas lainnya. Mengeliminasi diesel dari komposisi bahan bakar minyak yang disubsidi sehingga hanya jenis PKS (premium, kerosen, dan solar) yang disubsidi. PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (5) KARTU PENGGUNAAN ENERGI PADA BANGUNAN KARTU PENGGUNAAN ENERGI PADA BANGUNAN Departemen/Instansi/Lembaga : ............................... Tahun : ............. Bulan : J anuari s.d. J uni (selama 6 bulan) Luas lantai total = ........ m 2 Luas lantai ber AC = ........ m 2 Luas lantai tanpa AC = ...... m 2 Konsumsi Energi Hasil Perhitungan (kWh) Total Konsumsi Energi (kWh rekening /m 2 ) AC Lampu Peralatan Lainnya Lantai Ber AC Lantai Tanpa AC J anuari Februari Maret April Mei J uni Total Konsumsi Energi (kwh rekening ) Bulan FORMAT PELAPORAN A. GEDUNG KANTOR DAN/ATAU BANGUNAN PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (6) AC Konsumsi energi AC (kWh) = daya nominal AC (kW) x pemakaian dalam sebulan (jam). - Konversi satuan daya nominal AC : 1 PK = 0,7355 kW 1 HP = 0,7459 kW - Untuk pemakai AC sentral, harus diperhitungkan semua daya peralatan lain yang menyertainya, misalnya kompresor, blower, pompa, menara pendingin, dsb LAMPU Konsumsi energi lampu (kWh) = daya nominal lampu (kW) x pemakaian sebulan (jam) PERALATAN ENERGI LAINNYA Konsumsi peralatan energi (kWh) = total konsumsi energi (kWh rekening ) konsumsi energi AC (kWh) konsumsi energi lampu (kWh). TOTAL KONSUMSI ENERGI Total konsumsi energi (kWh rekening ) dapat dilihat pada tagihan rekening listrik PLN. TOTAL KONSUMSI ENERGI LANTAI BER AC ATAU TANPA AC Total konsumsi energi lantai ber AC atau non AC = total konsumsi energi (kWh rekening ) luas lantai ber AC atau tanpa AC (m 2 ) CATATAN Bila pengisian konsumsi energi masing-masing peralatan tidak memungkinkan, maka cukup total konsumsi energi yang diisi. KETERANGAN PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (7) J an Feb Mar Apr Mei J un J ul Agt Sep Okt Nop Des Sangat efisien (4.17 7.92) Cukup efisien (12.09 14.58) Boros (19.18 23.75) Efisien (7,93 12.08) Agak Boros (14.59 19.17) Sangat Boros (23.76 37.27) 32.07 35.17 28.97 25.87 22.77 19.67 16.57 13.47 10.37 7.27 4.17 Sangat Boros Boros Agak Boros Cukup Efisien Efisien Sangat Efisien k W h / m 2 / b u l a n KRITERIA PENGGUNAAN LISTRIK DI BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH BER-AC (PER BULAN) PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (8) KRITERIA PENGGUNAAN LISTRIK DI BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH TIDAK BER-AC (PER BULAN) Efisien (0.84 1.67 Boros (2.5 3.34) Cukup efisien Efisien ( 1.67 2.5) Sangat Boros (3.34 4.17) 4.14 3.84 3.54 3.24 2.94 2.64 2.34 2.04 1.74 1.44 1.14 0.84 k W h / m 2 / b u l a n ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ J an Feb Mar Apr Mei J un J ul Agt Sep Okt Nop Des Sangat Boros Boros Cukup Efisien Efisien PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (10) Desain gedung sesuai standard tatacara perencanaan teknis konservasi energi; Pengoperasian peralatan energi dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen energi Pemeliharaan gedung dan peralatan energi dilakukan sesuai prosedur; Pengelolaan gedung dan peralatan energi dilakukan dengan prinsip-prinsip konservasi energi; Pemeliharaan peralatan energi dilakukan sesuai dengan prosedur Efisiensi penggunaan energi masih mungkin ditingkatkan melalui penerapan sistem manajemen energi terpadu Penggunaan energi cukup efisien namun masih memiliki peluang konservasi energi Perbaikan efisiensi melalui pemeliharaan bangunan dan peralatan energi masih dimungkinkan Pengoperasian dan pemeliharaan gedung belummempertimbangkan prinsip konservasi energi; Audit energi perlu dipertimbangkan untuk menentukan perbaikan efisiensi yang mungkin dilakukan; Desain bangunan maupun pemeliharaan dan pengoperasian gedung belum mempertimbangkan konservasi energi; Audit energi perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan sehingga pemborosan energi dapat dihindari; Instalasi peralatan, desain pengoperasian dan pemeliharaan tidak mengacu pada penghematan energi; Agar dilakukan tinjauan ulang atas semua instalasi/peralatan energi serta penerapan manajemen energi dalampengelolaan bangunan (audit energi adalah langkah awal yang perlu dilakukan). KETERANGAN Agak Boros (14,58 19,17) kWh/m 2 /bln KRITERIA Efisien (7,92-12,08) kWh/m 2 /bln Sangat Efisien (4,17 - 7,92) kWh/m 2 /bln Cukup Efisien (12,8 14,58) kWh/m 2 /bln Boros (19,17 23,75) kWh/m 2 /bln Sangat Boros 23,75 37,5) kWh/m 2 /bln PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (9) Pengelolaan gedung dan peralatan energi dilakukan dengan prinsip-prinsip konservasi energi; Pemeliharaan peralatan energi dilakukan sesuai dengan prosedur; Efisiensi penggunaan energi masih mungkin ditingkatkan melalui penerapan sistemmanajemen energi terpadu Penggunaan energi cukup efisien namun masih memiliki peluang konservasi energi Perbaikan efisiensi melalui pemeliharaan bangunan dan peralatan energi masih dimungkinkan Desain bangunan maupun pemeliharaan dan pengoperasian gedung belummempertimbangkan konservasi energi; Audit energi perlu dilakukan untuk menentukan langkah- langkah perbaikan sehingga pemborosan energi dapat dihindari; Instalasi peralatan, desain pengoperasian dan pemeliharaan tidak mengacu pada penghematan energi; Agar dilakukan tinjauan ulang atas semua instalasi/peralatan energi serta penerapan manajemen energi dalampengelolaan bangunan (audit energi adalah langkah awal yang perlu dilakukan). KETERANGAN KRITERIA Efisien (0,84 - 1,67) kWh/m 2 /bln Cukup Efisien (1,67 2,5) kWh/m 2 /bln Boros (2,5 3,34) kWh/m 2 /bln Sangat Boros (3,35 4,17) kWh/m 2 /bln PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (11) STUDI KASUS PERHI TUNGAN PENGGUNAAN ENERGI DI DI NAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI BULAN J ULI 2008 Luas Lantai Total = 3093,75 m 2 Luas Lantai ber-AC = 1122,48 m 2 Luas Lantai Tanpa AC = 1971,27 m 2 LUAS BANGUNAN GEDUNG : DAYA AC DAN LAMPU TERPASANG : TEMPAT / LANTAI AC (KW) LAMPU (KW) I 13,920 2,336 II 4,045 3,920 III 6,435 3,275 LAB 3,677 1,320 AUDIT 5,884 0,560 GUDANG, DLL 0,920 2,711 TOTAL 34,881 14,122 KONSUMSI ENERGI AC : NO TEMPAT DAYA (KW) HARI/ BLN 13,920 20 20 20 20 1 16 4,045 6,435 3,677 5,884 0,920 1 2 3 4 5 6 TOTAL JAM/ HARI TOTAL (KWH) LANTAI 1 5 1392,00 LANTAI 2 5 404,50 LANTAI 3 5 643,50 LAB 5 367,70 AUDIT 5 29,42 MUSHOLA 2 29,44 2866,56 KONSUMSI ENERGI LAMPU : NO TEMPAT DAYA (KW) HARI/ BLN 0,140 20 20 20 1 Teras 0,160 12 30 57,6 2 Lantai 1 0,200 12 30 72,0 3 R. Proyek 0,160 12 30 57,6 4 R. Audit 0,120 12 30 43,2 5 T. Belakang 0,160 12 30 57,6 30 0,240 0,020 0,040 SIANG HARI 1 2 3 MALAM HARI 6 TOTAL JAM/ HARI TOTAL (KWH) R. Proyek 5 14,0 R. Keuangan 5 24,0 R. Perlengkapan 5 2,0 G. Belakang 12 14,4 342,4 KARTU PENGGUNAAN ENERGI PADA BANGUNAN KARTU PENGGUNAAN ENERGI PADA BANGUNAN Departemen/Instansi/Lembaga : Dinas Pertambangan dan Energi Tahun : 2008 Bulan : J uli s.d. Desember (selama 6 bulan) Luas lantai total = 3.093,75 m 2 Luas lantai ber AC = 1.122,48 m 2 (*1) Luas lantai tanpa AC = 1.971,27 m 2 (*2) Konsumsi Energi Hasil Perhitungan (kWh) Total Konsumsi Energi (kWh rekening /m 2 ) AC Lampu Peralatan Lainnya Lantai Ber AC Lantai Tanpa AC J uli 2.866,56 (*3) 342,40 (*4) 591,04 (*5) 3.800 (*6) 3,38 (*7) 1.92 (*8) Agustus September Oktober November Desember Total Konsumsi Energi (kwh rekening ) Bulan FORMAT PELAPORAN A. GEDUNG KANTOR DAN/ATAU BANGUNAN PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (6) KETERANGAN TAMBAHAN(*) : 1. Luas Lant ai ber -AC 2. Luas Lant ai Tanpa AC 3. Di ambi l dar i Tabel Konsumsi Ener gi AC 4. Di ambi l dar i Tabel Konsumsi Ener gi Lampu 5. Hasi l Pengur angan dar i Tot al Konsumsi Ener gi (Rek eni ng Li st r i k ) dengan Hasi l Per j uml ahan ant ar a Konsumsi Ener gi AC dan Konsumsi Ener gi Lampu. (= * 6 * 3 * 4) 6. Konsumsi Tot al Ener gi Li st r i k (Rek eni ng Li st r i k PLN) 7. Hasi l Bagi Tot al Konsumsi Ener gi Li st r i k dengan Luas Lant ai ber -AC. (= * 6 / * 1) 8. Hasi l Bagi Tot al Konsumsi Ener gi Li st r i k dengan Luas Lant ai Tanpa AC. (= * 6 / * 2) Tot al Konsumsi Ener gi Tot al Konsumsi Ener gi Lant ai Ber AC = 3,38 KWH/M 2 Li hat Tabel Kr i t er i a Penggunaan Li st r i k di Bangunan Kant or Pemer i nt ah Ber AC Sangat Ef i si en Sangat Ef i si en Lant ai Tanpa AC = 1,92 KWH/M 2 Li hat Tabel Kr i t er i a Penggunaan Li st r i k di Bangunan Kant or Pemer i nt ah Ti dak Ber AC Cuk up Ef i si en Cuk up Ef i si en KESIMPULAN: J umlah kendaraan (unit) Pemakaian bahan bakar menurut jenis (dalam kilo liter) Pool Non Pool Total AVI GAS AV TUR PREM IX PREM IUM MINYAK SOLAR (ADO) MINYAK DIESEL (IDO/MDF) M F O Lainnya J umlah 1. Mobil Penumpang 2. Kendaraan serba guna 3. Bus 4. Minibus 5. Truck 6. Pick-Up 7. Sepeda Motor 8. Kendaraan Roda Tiga 9. Perahu Motor (speed boad dsb) 10. Kapal Motor, ferry, hydro foll 11. Pesawat Terbang 12. Helikopter 13. Lainnya Kendaraan bermotor B. KENDARAAN DINAS Departemen/Instansi : J enis dan J umlah Pemakaian BBM Bulan ........ s.d............. (selama 6 bulan) PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (12) Sosialisasi dan kerja sama lintas sektor Demand Side Management (DSM) Program Kemitraan Standarisasi dan Labelisasi Tingkat Hemat Energi Manajer Energi Clearing House PROGRAM KONSERVASI ENERGI Program sosialisasi konservasi energi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, motivasi, kemauan serta gerakan masyarakat guna melakukan penghematan energi Dilakukan secara kontinyu dan meluas antara lain dengan penyebaran informasi melalui media elektronik, media cetak, poster dan stiker, maupun melalui seminar dan diskusi Sektor-sektor yang dijangkau meliputi sektor industri, transportasi, komersial, dan rumah tangga. SOSIALISASI DEMAND SIDE MANAGEMENT (DSM) DSM merupakan program yang dilakukan guna mempengaruhi pola konsumsi energi di sisi konsumen, terutama pada saat beban puncak (waktu pemakaian listrik terbanyak, jam 17.00 22.00). Manfaat DSM : Konsumen : Mengurangi biaya tagihan listrik Produsen Listrik : - Mengurangi beban puncak - Menunda pembangunan pembangkit baru Pemerintah : - Menghemat penggunaan sumber daya alam - Mengurangi laju konsumsi energi nasional Salah satu program DSM dilakukan dengan promosi penggunaan lampu hemat energi. = Lampu Hemat Energi (CFL) = Lampu Boros Energi (Pijar) No Perbandingan Lampu Hemat Energi Lampu Pijar 1 2 3 4 5 6 7 Daya Lampu Umur Lampu J umlah Lampu Harga Lampu / Buah Investasi Tarif Listrik PLN / Kwh Biaya Energi 6000 jam 8 Watt 8000 jam 1 buah Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 600 0.008 x 8000 x 600 = Rp 38.400 40 Watt 1000 jam 8 buah Rp. 3.000 Rp. 24.000 Rp. 600 0.04 x 8000 x 600 = Rp. 192.000 8 Total Biaya Pemakaian 6000 jam(No 5 +No 7) Rp. 58.400 Rp. 216.000 Penghematan Energi = 40 8 = 32 Watt Penghematan Biaya (selama 8000 jam) = Rp. 216.000 Rp. 58.400 = Rp. 157.600,- PERBANDINGAN LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN LAMPU PIJ AR Tujuan : Meningkatkan efisiensi energi rata-rata 20% pada industri dan bangunan padat energi Komitmen dari perusahaan : - Bersedia dilakukan audit penggunaan energinya - Bersedia mengimplementasikan peluang penghematan energi - Turut mendukung sosialisasi hemat energi Audit Energi (Gratis) - Identifikasi peluang penghematan - Rekomendasi peluang penghematan Melaporkan penggunaan energi setiap 6 bulan ke DJ LPE selama 3 tahun Implementasi rekomendasi - High cost - Medium Cost - Low Cost - No Cost PROGRAM KEMITRAAN SNI 03-6389-2000 Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung SNI 03-6390-2000 Konservasi Energi SistemTata Udara pada Bangunan Gedung SNI 03-6196-2000 Prosedur Audit Energi pada Bangunan Gedung SNI 03-6197-2000 Konservasi Energi Sistem Pencahayaan pada Bangunan Gedung PENGGUNAAN ENERGI YANG EFISIEN Perencana, pelaksana, pengawas dan pengelola bangunan PROGRAM STANDARISASI Dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat efisiensi energi peralatan pemanfaat listrik kepada konsumen. Label Tanda Hemat - SNI 04-6958-2003 Semakin banyak bintang, Semakin hemat LABELISASI HEMAT ENERGI Produk hemat energi Produk tidak hemat energi Penyiapan skema penentuan akreditasi manager energi bagi PNS dan Non PNS. Sebagai pengakuan dan penghargaan atas kompetensi manajemen energi pada pelaku di industri dan bangunan. Cakupan : Bangunan komersial (tahap awal) Industri (tahap berikutnya) MANAJ ER ENERGI CLEARING HOUSE Merupakan pusat layanan informasi terpadu bagi upaya pemerintah dalam penyebarluasan program-program konservasi energi kepada masyarakat luas Pelayanan yang disediakan : Informasi umum dan database konservasi energi secara on-line Konsultasi teknis dan ekonomis konservasi energi Demand Side Management Program Kemitraan Brosur dan cetakan mengenai kisah sukses (succses story) penerapan konservasi energi Website : http://www.energiterbarukan.net LAMPIRAN MENGHITUNG J UMLAH LAMPU Dalammenentukan kebutuhan lampu dalamruangan harus diketahui terlebih dahulu fungsi dari ruangan terserbut, apakah untuk kegiatan bekerja, tempat santai, atau fungsi lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan kenyamanan pencahayaan sesuai dengan fungsi ruang ketika ruangan tersebut dipergunakan terutama pada saat lampu dinyalakan. Kenyamanan penerangan ini tentu saja akan mengurangi beberapa masalah pencahayaan seperti silau atau cahaya yang kurang terang. Dalamperencanaan pencahayaan terdapat standar kekuatan pencahayaan yang disebut lux. Minimum nilai lux ini harus terpenuhi untuk mencapai kenyamanan pencahayaan pada ruangan. Selain istilah lux untuk menyebut kekuatan pencahayaan ruangan, juga dikenal istilah Lumen dan Candela. Lumen adalah besarnya arus cahaya, sedangkan Candela adalah kekuatan cahaya lampu. Kekuatan cahaya sebuah lampu disebut candela karena nilainya disetarakan dengan cahaya lilin (Inggris : candle). J adi, jika kekuatan cahaya sebuah lampu listrik dibandingkan dengan 1 batang lilin maka dihitung setara dengan 9/10 atau 0.9 candela. Artinya, jika lampu dengan kekuatan cahaya 40 cahaya lilin maka kekuatan cahayanya 40 x 0,9 candela = 36 candela atau 36 watt STANDAR KEKUATAN PENCAHAYAAN MINIMAL UNTUK RUANGAN Jenis Ruang Rekomendasi Pencahayaan Teras 60 Lux Ruang Tamu 120 250 Lux Ruang Kerja 120 250 Lux Kamar Mandi 250 Lux Dapur 250 Lux Garasi 60 Lux Tempat Ibadah 200 Lux RUMUS PERHITUNGAN J UMLAH LAMPU N = ( E x A ) / ( F x UF x LLF ) Keterangan : N = Jumlah Lampu E = Tingkat lux yang diperlukan ruangan A = Luas ruangan F = flux total (tertera dalam kemasan lampu lumen) UF = faktor penggunaan dari tabel produk (dianggap sebesar 0,7) LLF = faktor kehilangan cahaya, misal pada industri kotor sebesar 0,6; pada industri bersih sebesar 0,7; atau pada kantor sebesar 0,8 CONTOH PERHITUNGAN J UMLAH LAMPU Diketahui : Standar pencahayaan ruang kerja (E) 120 - 250 lux Luas ruang (A) = 3 m x 3 m = 9 m 2 Fluks total lampu CFL 18 W (F lampu) = 1.040 lumen (tertera pada kemasan) UF dianggap 0,7 LLF dianggap 0,8 Jawab : N = (120 x 9) / (1040 x 0,7 x 0,8) = 1,85 buah J adi, jumlah lampu yang diperlukan ruang kerj tersebut idealnya sejumlah : 2 buah lampu CFL 18 W MENGHITUNG KAPASITAS AC Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), kebutuhan pendinginan normal pada saat siang hari adalah 500 BTU/h/m 3 sedangkan pada malamhari 350 BTU/h/m 3 , untuk mencapai temperatur ruang (25 1) o C, yaitu antara 24 26 o C. Dalamperhitungan kebutuhan AC digunakan standar bahwa 5.000 BTU/h/m 3 diasumsikan sama dengan 1 PK untuk tiap ketinggian ruang 3 m. J ika ketinggian ruangan lebih dari 3 m maka dapat diasumsikan dengan kelipatannya. Kebutuhan AC dalamruangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Kapasitas AC = luas ruangan x standar kebutuhan pendinginan normal CONTOH PERHITUNGAN KAPASITAS AC Sebagai contoh, bagaimana menentukan kebutuhan AC pada ruang keluarga yang berukuran 4 m x 5 m dengan tinggi plafon maksimalnya 3 m. Pertama-tama, gunakan standar kebutuhan pendinginan ruangan pada siang hari, yaitu 500 BTU/h/m3. Kemudian tentukan jumlah kebutuhan AC dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Kebutuhan AC ruangan = 4 m x 5 m x 500 BTU = 10.000 BTU/h/m 3 Karena 5.000 BTU diasumsikan 1 PK maka 10.000 BTU dapat diasumsikan 2 PK. Oleh karena itu, pada ruangan tersebut dapat dipasang AC dengan kapasitas 2 PK Apabila pada suatu daerah yang antara suhu siang dan malamnya tidak jauh berbeda maka digunakan standar 300 BTU/h/m 3 . Sedangkan apabila pada suatu daerah yang antara suhu siang dan suhu malamnya sangat berbeda maka digunakan standar 500 BTU/h/m 3 MENGAPA HARUS HEMAT ENERGI ? A. BIAYA PEMAKAIAN LISTRIK YANG SEMAKIN MAHAL Listrik bukanlah sesuatu yang gratis. Di Indonesia, listrik dikelola oleh negara melalui suatu instansi yang bernama Perusahan Listrik Negara (PLN). PLN inilah yang berkewajiban memproduksi listrik untuk bisa dinikmati oleh masyarakat. Listrik diproduksi dengan mengelola beberapa pembangkit tenaga listrik yang kemudian disalurkan ke setiap masyarakat yang membutuhkan Untuk memperoleh listrik dari PLN tersebut masyarakat diharuskan berlangganan. Sebagai kompensasi dari langganan listrik tersebut masyarakat pun diwajibkan membayar rekening listrik yang biasanya ditagih untuk setiap bulannya. Besarnya rekening listrik ini sangat tergantung pada besarnya penggunaan listrik masing-masing konsumen. Konsumen industri atau perkantoran tentunya akan memiliki tagihan rekening yang lebih besar daripada konsumen rumah tangga. Antar konsumen rumah tangga pun bisa jadi memiliki tagihan rekening yang berbeda-beda. Yang sering dikeluhkan saat ini adalah tingginya Tarif Dasar Listrik (TDL) yang dikeluarkan oleh PLN sebagai pedoman dalampenentuan rekening listrik. Semakin mahalnya TDL ini dapat terjadi karena banyak faktor. Faktor paling dominan adalah mahalnya harga bahan bakar fosil / minyak dunia yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Oleh karena itu, PLN pun terpaksa menaikkan nilai TDL yang ujung-ujungnya harus dibebankan kepada konsumen. Tingginya nilai TDL inilah yang menyebabkan listrik menjadi sesuatu yang mahal sehingga penggunaannya harus lebih dihemat. MENGAPA HARUS HEMAT ENERGI ? B. KEBUTUHAN LISTRIK DAN ALAT LISTRIK SEMAKIN MENINGKAT Saat ini hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak bisa dilepaskan dari listrik. Mulai dari penggunaan pompa air untuk mengambil air tanah, sampai dengan hal terkecil seperti mencharge baterai ponsel pun harus dilakukan dengan bantuan listrik. Setiap kegiatan yang dibantu oleh energi listrik menjanjikn suatu kepraktisan dan kemudahan pengoperasian. Bisa dibayangkan, betapa lelahnya jika harus menimba air dari sumur yang dalam atau betapa repotnya jika setiap saat harus membeli baterai baru untuk ponsel jika tidak bisa di charge secara secara praktis dengan energi listrik. Oleh karena itu, berbagai alat listrik pun mulai diproduksi untuk menjawab kebutuhan manusia akan kepraktisan tersebut. Manusia membutuhkan alat-alat listrik dan alat-alat listrik itu pun memerlukan energi listrik untuk bisa beroperasi. Hal itulah yang melatarbelakangi ketergantungan manusia akan listrik dan berbagai alat listrik yang semakin lama semakin meningkat. Meningginya tingkat kebutuhan akan listrik dan juga alat-alat listrik ini sebisa mungkin harus diminimalisasi oleh masyarakat. Hal ini terkait pula dengan semakin meningkatnya biaya pemakaian listrik. Semakin banyak konsumsi listrik serta penggunaan alat-alat listrik semakin tinggi pula tagihan rekening listrik setiap bulannya. Oleh karena itu, penghematan dalampenggunaan listrik perlu dilakukan untuk menghindari hal ini. MENGAPA HARUS HEMAT ENERGI ? C. MENGURANGI RESIKO PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK Energi listrik adalah sebuah energi yang bertegangan tinggi. J ika tidak digunakan secara aman, energi listrik ini akan sangat berbahaya terutama bagi manusia. Beberapa resiko yang sering terjadi adalah adanya beberapa orang yang meninggal dunia akibat tersengat aliran listrik. Selain itu, terdapat pula kasus rumah yang terbakar akibat terjadi hubungan pendek pada arus listrik serta penggunaan listrik yang melampaui batas. Di sisi lain, energi listrik terutama yang dibangkitkan dengan menggunakan bahan bakar batu bara, selain akan menguras sumber daya alamyang tidak dapat diperbaharui, dalamjangka panjang juga akan menimbulkan efek lain berupa pemanasan global. Pemanasan global (global warming) ini sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan perubahan iklim, naiknya permukaan air laut, kekeringan, angin badai, dan sebagainya. Kejadian-kejadian di atas dapat dijadikan refleksi bahwa listrik tidak bisa digunakan dengan sembarangan. Walaupun memberikan keuntungan dalamefisiensi dan efektivitas kerja, listrik ternyata bisa juga menimbulkan kerugian yang tidak ringan. Oleh karena itu, dalampenggunaan listrik haruslah bijak, teliti, cermat, memperhatikan keselamatan pengguna, serta hemat dan tidak berlebihan. MENGAPA HARUS HEMAT ENERGI ? D. PERLUNYA OPTIMALISASI PENGGUNAAN ENERGI ALAMI Listrik sebenarnya hanyala sebuah alat bantu yang memberikan kemudahan dalamaktivitas manusia sehari-hari. Namun, yang terjadi manusia cenderung dimanjakan oleh hal tersebut. Hampir seluruh peralatan rumaah tangganya diganti dengan alat-alat listrik. Alasannya cukup simpel, agar aktivitas dapat terselesaikan tanpa perlu banyak mengelurkan tenaga. Padahal masih ada bentuk energi lain yang sebenarnya bisa dimanfaatkan tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga. Energi alam, inilah bentuk energi alternatif yang bisa dioptimalkan untuk menghemat penggunaan energi listrik. Beberapa bentuk energi alamyang sangat potensial untuk dioptimalkan adalah energi matahari dan energi angin. Kedua bentuk energi tersebut disediakan oleh alamdi mana-mana dan tanpa biaya. Energi matahari dapat dimanfaatkan untuk pencahayaan ruangan, terutama pada siang hari. Sedangkan energi angin pun dapat dimanfaatkan sebagai penghawa ruangan. J ika kedua energi alamtersebut dapat dimanfaatakan secara optimal dengan teknik yang tepat maka penggunaan lampu listrik untuk pencahayaan siang hari atau kipas angin dan AC untuk pengudaraan buatan menjadi tidak diperlukanlagi. Penggunaan listrik pun bisa menjadi lebih hemat.