You are on page 1of 51

IMPLEMENTASI

INPRES NOMOR 10 TAHUN 2005


PERMEN ESDM N0MOR 31 TAHUN 2005
TENTANG HEMAT ENERGI
Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Kalimantan Barat
2008
OUTLINE
Mengapa Harus Hemat Energi ?
UU Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi
Inpres Nomor 10 Tahun 2005 Tentang
Penghematan Energi
Permen ESDM No. 0031 Tahun 2005 Tentang Tata
Cara Pelaksanaan Penghematan Energi
Contoh Perhitungan
Program Konservasi Energi
MENGAPA HARUS HEMAT ENERGI ?
JENIS ENERGI
CADANGAN
TOTAL
SISA CADANGAN PRODUKSI
RASIO
(SISA CADANGAN/
PRODUKSI)
Minyak Bumi 86.9 Milyar bbl 5 Milyar bbl 500 Juta bbl 10 Tahun
Gas Alam 385 TSCF 90 TSCF 2.9 TSCF 30 Tahun
Batu Bara 50 Milyar Ton 5 Milyar Ton 100 Juta Ton
50 Tahun
INDEKS INTENSITAS ENERGI 2001
(TOE per Juta US$)
260
439
482
164
92.2
0
100
200
300
400
500
600
Jepang OECD Eropa Indonesia Malaysia Amerika
Utara
AlasanPenghematanEnergi (1)
HARGA MINYAK MENTAH
APBN
67 US$
Internasional
> 98 US$
CADANGAN ENERGI NASIONAL 2003
SASARAN ENERGI MIX NASIONAL 2025
ENERGI MIX NASIONAL TAHUN 2025
(SKENARIO BaU)
Minyak bumi
41.7%
Gas bumi
20.6%
Batubara
34.6%
PLTA
1.9%
Panas bumi
1.1%
PLTMH
0.1%
ENERGI MIX NASIONAL TAHUN 2025
(SKENARIO OPTIMALISASI)
PLTMH 0.216%
Biofuel 1.335%
Tenaga surya 0.020%
Tenaga angin 0.028%
Fuel cell 0.000%
Biomassa 0.766%
Nuklir 1.993%
Gas bumi 30.6%
Minyak bumi 26.2%
Other 4.4%
Panas bumi 3.8%
PLTA 2.4%
Batubara 32.7%
OPTIMALISASI
PENGELOLAAN
ENERGI
ENERGI (PRIMER) MIX NASIONAL TAHUN 2003
Minyak bumi
54.4%
Gas bumi
26.5%
Batubara
14.1%
PLTA
3.4%
Panas bumi
1.4%
EBT Lainnya
0.2%
AlasanPenghematanEnergi (2)
Perubahan Sasaran Energi Mix
Minyak bumi menjadi 20% (dua puluh persen)
Gas bumi menjadi 30% (tiga puluh persen)
Batubara menjadi 33% (tiga puluh tiga persen)
Biofuel menjadi lebih dari 5% (lima persen)
Panas bumi meningkat menjadi 5% (lima persen)
Batubara cair menjadi 2% (dua persen)
Energi baru dan terbarukan lainnya, khususnya
Biomassa, Tenaga Air Skala Kecil, Tenaga Surya,
Tenaga Angin dan Nuklir meningkat menjadi lebih dari
5% (lima persen)
Oil; 26.2%
Natural gas; 30.6%
Coal; 32.7%
Hydropower; 2.4%
Geothermal; 3.8%
Other; 4.4%
Nuclear; 1.993%
Biomass; 0.766%
Fuel cell; 0.0001%
Wind power; 0.028%
Solar energy; 0.0204%
Biofuel; 1.335%
Mini/micro hydro; 0.216%
Other, 7.6%
Geothermal, 5%
Hydropower, 2.4%
Coal, 33%
Natural gas, 30%
Oil, 20%
Nuclear, 1.7%
Biomass, 0.6%
Fuel cell, 0.0%
Wind power, 0.0%
Solar energy, 0.0%
Biofuel, 5%
Mini/micro hydro, 0.2%
Blueprint PEN
Perpres No 5/2006 Tentang KEN
SASARAN ENERGI MIX NASIONAL 2025
UU No. 30 Tahun 2007 TentangEnergi
UU No.30 Tahun2007 (1)
Penyediaan dan Pemanfaatan : Pasal 20
Penyediaan Energi :
J J aminan aminan Pemerintah Pemerintah & & Pemda Pemda dalam dalampenyediaan penyediaan energi energi untuk untuk
memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan dalam dalamnegeri negeri ( (energi energi tak tak terbarukan terbarukan dan dan energi energi
terbarukan terbarukan) )
Penerapan Penerapan prinsip prinsip diversifikasi diversifikasi, , konservasi konservasi dan dan intensifikasi intensifikasi energi energi
Pengutamaan Pengutamaan penggunaan penggunaan energi energi setempat setempat dengan dengan memprioritaskan memprioritaskan
sumber sumber energi energi terbarukan terbarukan
Kewajiban Kewajiban peningkatan peningkatan penyediaan penyediaan energi energi baru baru dan dan energi energi terbarukan terbarukan
Pemerintah Pemerintah dan dan Pemda Pemda mendorong mendorong peningkatan peningkatan peran peran dan dan partisipasi partisipasi
masyarakat masyarakat
UU No. 30 Tahun 2007 TentangEnergi
UU No.30 Tahun2007 (2)
Penyediaan dan Pemanfaatan : Pasal 20
Pemanfaatan Energi :
Mengatur Mengatur hal hal- -hal hal yang yang perlu perlu diperhatikan diperhatikan dalam dalampemanfaatan pemanfaatan
energi energi, , antara antara lain : lain : Potensi Potensi Sumber Sumber Daya Daya Energi, Energi, Cadangan Cadangan
Energi, Energi, serta serta Langkah Langkah- -langkah langkah Konservasi Konservasi dan dan Diversifikasi Diversifikasi
Energi Energi secara secara berkelanjutan berkelanjutan dalam dalamjangka jangka panjang panjang
UU No. 30 Tahun 2007 TentangEnergi
UU No.30 Tahun2007 (3)
Konservasi Energi : Pasal 25
Pelaksanaan konservasi energi mulai dari sisi hulu sampai sisi hilir
Pemberian insentif dan kemudahan bagi produsen peralatan hemat
energi dan pelaksanaan konservasi energi
Pemberian disinsentif bagi pengguna energi yang tidak melakukan
konservasi energi
INPRES NO 10 TAHUN 2005
Menginstruksikan kepada :
InpresNo. 10Tahun2005 (1)
Melakukan langkah-langkah penghematan di instansi masing-
masing yang meliputi penerangan, pendingin ruangan,
peralatan listrik dan kendaraan dinas
Memonitor pelaksanaan penghematan energi dan
melaporkannya melalui MESDMsetiap 6 bulan
Pimpinan aparatur negara di pusat dan daerah
MESDM
Mengatur tata cara pelaksanaan penghematan energi
Melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pelaksanaan
penghematan energi
PERMEN ESDM NO. 0031 TAHUN 2005
Berisi Tata Cara Pelaksanaan dan Pelaporan
Pelaksanaan Penghematan Energi
Meliputi sektor :
- Kantor pemerintah - Rumah tangga
- Bangunan komersial - Industri
- Transportasi - Kegiatan lainnya
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (1)
Mengurangi jam operasi peralatan :
- AC dihidupkan pada awal jam kerja sampai dengan
1 jam sebelumjam kerja berakhir
- Eskalator dimatikan 1 jam sebelum jam tutup kantor
- Lift dioperasikan dengan pemberhentian setiap 2
(dua) lantai.
Mengatur suhu ruangan ber AC pada suhu minimal 25
0
C.
Mengurangi pencahayaan lampu assesoris.
KANTOR PEMERINTAH :
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (2)
Mengatur suhu ruangan ber AC pada suhu minimal 25
0
C.
Mengurangi daya pencahayaan listrik ruangan maksimal
15 Watt/m
2
.
Mengurangi jamoperasi peralatan:
- AC dan eskalator dimatikan 1 jamsebelumtutup
- Lift dioperasikan dengan pemberhentian setiap 2 (dua)
lantai.
BANGUNAN KOMERSIAL :
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (3)
Menggunakan lampu hemat energi.
Mengurangi pemakaian listrik minimal 50 Watt saat
beban puncak.
Mengatur suhu ruangan ber AC di rumah pada suhu
minimal 25
0
C.
RUMAH TANGGA :
INDUSTRI :
Melaksanakan audit energi pada industri yang padat
energi.
Menggunakan produk dan teknologi hemat energi.
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (4)
TRANSPORTASI :
Tata cara mengemudi
Perawatan berkala
LAINNYA :
Menggunakan sistem penerangan hemat energi untuk
penerangan jalan umum, periklanan dan fasilitas
lainnya.
Mengeliminasi diesel dari komposisi bahan bakar
minyak yang disubsidi sehingga hanya jenis PKS
(premium, kerosen, dan solar) yang disubsidi.
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (5)
KARTU PENGGUNAAN ENERGI PADA BANGUNAN KARTU PENGGUNAAN ENERGI PADA BANGUNAN
Departemen/Instansi/Lembaga : ...............................
Tahun : ............. Bulan : J anuari s.d. J uni (selama 6 bulan)
Luas lantai total = ........ m
2
Luas lantai ber AC = ........ m
2
Luas lantai tanpa AC = ...... m
2
Konsumsi Energi
Hasil Perhitungan (kWh)
Total Konsumsi
Energi
(kWh
rekening
/m
2
)
AC Lampu
Peralatan
Lainnya
Lantai
Ber AC
Lantai
Tanpa
AC
J anuari
Februari
Maret
April
Mei
J uni
Total
Konsumsi
Energi
(kwh
rekening
)
Bulan
FORMAT PELAPORAN
A. GEDUNG KANTOR DAN/ATAU BANGUNAN
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (6)
AC
Konsumsi energi AC (kWh) = daya nominal AC (kW) x pemakaian dalam sebulan (jam).
- Konversi satuan daya nominal AC : 1 PK = 0,7355 kW 1 HP = 0,7459 kW
- Untuk pemakai AC sentral, harus diperhitungkan semua daya peralatan lain yang
menyertainya, misalnya kompresor, blower, pompa, menara pendingin, dsb
LAMPU
Konsumsi energi lampu (kWh) = daya nominal lampu (kW) x pemakaian sebulan (jam)
PERALATAN ENERGI LAINNYA
Konsumsi peralatan energi (kWh) = total konsumsi energi (kWh
rekening
) konsumsi energi
AC (kWh) konsumsi energi lampu (kWh).
TOTAL KONSUMSI ENERGI
Total konsumsi energi (kWh
rekening
) dapat dilihat pada tagihan rekening listrik PLN.
TOTAL KONSUMSI ENERGI LANTAI BER AC ATAU TANPA AC
Total konsumsi energi lantai ber AC atau non AC = total konsumsi energi (kWh
rekening
)
luas lantai ber AC atau tanpa AC (m
2
)
CATATAN
Bila pengisian konsumsi energi masing-masing peralatan tidak memungkinkan, maka
cukup total konsumsi energi yang diisi.
KETERANGAN
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (7)
J an Feb Mar Apr Mei J un J ul Agt Sep Okt Nop Des
Sangat efisien (4.17 7.92)
Cukup efisien (12.09 14.58)
Boros (19.18 23.75)
Efisien (7,93 12.08)
Agak Boros (14.59 19.17)
Sangat Boros (23.76 37.27)
32.07
35.17
28.97
25.87
22.77
19.67
16.57
13.47
10.37
7.27
4.17
Sangat Boros
Boros
Agak Boros
Cukup Efisien
Efisien
Sangat Efisien
k
W
h
/
m
2
/
b
u
l
a
n
KRITERIA PENGGUNAAN LISTRIK
DI BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH BER-AC (PER BULAN)
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (8)
KRITERIA PENGGUNAAN LISTRIK
DI BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH TIDAK BER-AC (PER BULAN)
Efisien (0.84 1.67
Boros (2.5 3.34)
Cukup efisien Efisien ( 1.67 2.5)
Sangat Boros (3.34 4.17)
4.14
3.84
3.54
3.24
2.94
2.64
2.34
2.04
1.74
1.44
1.14
0.84
k
W
h
/
m
2
/
b
u
l
a
n
___
___
___
___
___
___
___
___
___
___
___
___
J an Feb Mar Apr Mei J un J ul Agt Sep Okt Nop Des
Sangat Boros
Boros
Cukup Efisien
Efisien
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (10)
Desain gedung sesuai standard tatacara perencanaan teknis konservasi energi;
Pengoperasian peralatan energi dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen
energi
Pemeliharaan gedung dan peralatan energi dilakukan sesuai prosedur;
Pengelolaan gedung dan peralatan energi dilakukan dengan prinsip-prinsip konservasi
energi;
Pemeliharaan peralatan energi dilakukan sesuai dengan prosedur
Efisiensi penggunaan energi masih mungkin ditingkatkan melalui penerapan sistem
manajemen energi terpadu
Penggunaan energi cukup efisien namun masih memiliki peluang konservasi energi
Perbaikan efisiensi melalui pemeliharaan bangunan dan peralatan energi masih
dimungkinkan
Pengoperasian dan pemeliharaan gedung belummempertimbangkan prinsip konservasi
energi;
Audit energi perlu dipertimbangkan untuk menentukan perbaikan efisiensi yang mungkin
dilakukan;
Desain bangunan maupun pemeliharaan dan pengoperasian gedung belum
mempertimbangkan konservasi energi;
Audit energi perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan sehingga
pemborosan energi dapat dihindari;
Instalasi peralatan, desain pengoperasian dan pemeliharaan tidak mengacu pada
penghematan energi;
Agar dilakukan tinjauan ulang atas semua instalasi/peralatan energi serta penerapan
manajemen energi dalampengelolaan bangunan (audit energi adalah langkah awal yang
perlu dilakukan).
KETERANGAN
Agak Boros
(14,58 19,17) kWh/m
2
/bln
KRITERIA
Efisien
(7,92-12,08) kWh/m
2
/bln
Sangat Efisien
(4,17 - 7,92) kWh/m
2
/bln
Cukup Efisien
(12,8 14,58) kWh/m
2
/bln
Boros
(19,17 23,75) kWh/m
2
/bln
Sangat Boros
23,75 37,5) kWh/m
2
/bln
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (9)
Pengelolaan gedung dan peralatan energi dilakukan dengan
prinsip-prinsip konservasi energi;
Pemeliharaan peralatan energi dilakukan sesuai dengan
prosedur;
Efisiensi penggunaan energi masih mungkin ditingkatkan
melalui penerapan sistemmanajemen energi terpadu
Penggunaan energi cukup efisien namun masih memiliki
peluang konservasi energi
Perbaikan efisiensi melalui pemeliharaan bangunan dan
peralatan energi masih dimungkinkan
Desain bangunan maupun pemeliharaan dan pengoperasian
gedung belummempertimbangkan konservasi energi;
Audit energi perlu dilakukan untuk menentukan langkah-
langkah perbaikan sehingga pemborosan energi dapat
dihindari;
Instalasi peralatan, desain pengoperasian dan pemeliharaan
tidak mengacu pada penghematan energi;
Agar dilakukan tinjauan ulang atas semua instalasi/peralatan
energi serta penerapan manajemen energi dalampengelolaan
bangunan (audit energi adalah langkah awal yang perlu
dilakukan).
KETERANGAN
KRITERIA
Efisien
(0,84 - 1,67) kWh/m
2
/bln
Cukup Efisien
(1,67 2,5) kWh/m
2
/bln
Boros
(2,5 3,34) kWh/m
2
/bln
Sangat Boros
(3,35 4,17) kWh/m
2
/bln
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (11)
STUDI KASUS
PERHI TUNGAN PENGGUNAAN ENERGI
DI DI NAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI
BULAN J ULI 2008
Luas Lantai Total = 3093,75 m
2
Luas Lantai ber-AC = 1122,48 m
2
Luas Lantai Tanpa AC = 1971,27 m
2
LUAS BANGUNAN GEDUNG :
DAYA AC DAN LAMPU TERPASANG :
TEMPAT /
LANTAI
AC
(KW)
LAMPU
(KW)
I 13,920 2,336
II 4,045 3,920
III 6,435 3,275
LAB 3,677 1,320
AUDIT 5,884 0,560
GUDANG, DLL 0,920 2,711
TOTAL 34,881 14,122
KONSUMSI ENERGI AC :
NO TEMPAT
DAYA
(KW)
HARI/
BLN
13,920 20
20
20
20
1
16
4,045
6,435
3,677
5,884
0,920
1
2
3
4
5
6
TOTAL
JAM/
HARI
TOTAL
(KWH)
LANTAI 1 5 1392,00
LANTAI 2 5 404,50
LANTAI 3 5 643,50
LAB 5 367,70
AUDIT 5 29,42
MUSHOLA 2 29,44
2866,56
KONSUMSI ENERGI LAMPU :
NO TEMPAT
DAYA
(KW)
HARI/
BLN
0,140 20
20
20
1 Teras 0,160 12 30 57,6
2 Lantai 1 0,200 12 30 72,0
3 R. Proyek 0,160 12 30 57,6
4 R. Audit 0,120 12 30 43,2
5 T. Belakang 0,160 12 30 57,6
30
0,240
0,020
0,040
SIANG HARI
1
2
3
MALAM HARI
6
TOTAL
JAM/
HARI
TOTAL
(KWH)
R. Proyek 5 14,0
R. Keuangan 5 24,0
R. Perlengkapan 5 2,0
G. Belakang 12 14,4
342,4
KARTU PENGGUNAAN ENERGI PADA BANGUNAN KARTU PENGGUNAAN ENERGI PADA BANGUNAN
Departemen/Instansi/Lembaga : Dinas Pertambangan dan Energi
Tahun : 2008 Bulan : J uli s.d. Desember (selama 6 bulan)
Luas lantai total = 3.093,75 m
2
Luas lantai ber AC = 1.122,48 m
2 (*1)
Luas lantai tanpa AC = 1.971,27 m
2 (*2)
Konsumsi Energi
Hasil Perhitungan (kWh)
Total Konsumsi
Energi
(kWh
rekening
/m
2
)
AC Lampu
Peralatan
Lainnya
Lantai
Ber AC
Lantai
Tanpa
AC
J uli 2.866,56
(*3)
342,40
(*4)
591,04
(*5)
3.800
(*6)
3,38
(*7)
1.92
(*8)
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Konsumsi
Energi
(kwh
rekening
)
Bulan
FORMAT PELAPORAN
A. GEDUNG KANTOR DAN/ATAU BANGUNAN
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (6)
KETERANGAN TAMBAHAN(*) :
1. Luas Lant ai ber -AC
2. Luas Lant ai Tanpa AC
3. Di ambi l dar i Tabel Konsumsi Ener gi AC
4. Di ambi l dar i Tabel Konsumsi Ener gi Lampu
5. Hasi l Pengur angan dar i Tot al Konsumsi Ener gi
(Rek eni ng Li st r i k ) dengan Hasi l Per j uml ahan ant ar a
Konsumsi Ener gi AC dan Konsumsi Ener gi Lampu.
(= * 6 * 3 * 4)
6. Konsumsi Tot al Ener gi Li st r i k (Rek eni ng Li st r i k PLN)
7. Hasi l Bagi Tot al Konsumsi Ener gi Li st r i k dengan Luas
Lant ai ber -AC. (= * 6 / * 1)
8. Hasi l Bagi Tot al Konsumsi Ener gi Li st r i k dengan Luas
Lant ai Tanpa AC. (= * 6 / * 2)
Tot al Konsumsi Ener gi
Tot al Konsumsi Ener gi
Lant ai Ber AC = 3,38 KWH/M
2
Li hat Tabel Kr i t er i a Penggunaan Li st r i k di Bangunan Kant or
Pemer i nt ah Ber AC
Sangat Ef i si en
Sangat Ef i si en
Lant ai Tanpa AC = 1,92 KWH/M
2
Li hat Tabel Kr i t er i a Penggunaan Li st r i k di Bangunan Kant or
Pemer i nt ah Ti dak Ber AC
Cuk up Ef i si en
Cuk up Ef i si en
KESIMPULAN:
J umlah kendaraan
(unit)
Pemakaian bahan bakar menurut jenis (dalam kilo liter)
Pool Non
Pool
Total AVI
GAS
AV
TUR
PREM
IX
PREM
IUM
MINYAK
SOLAR
(ADO)
MINYAK
DIESEL
(IDO/MDF)
M F O Lainnya J umlah
1. Mobil
Penumpang
2. Kendaraan
serba guna
3. Bus
4. Minibus
5. Truck
6. Pick-Up
7. Sepeda Motor
8. Kendaraan
Roda Tiga
9. Perahu Motor
(speed boad
dsb)
10. Kapal Motor,
ferry, hydro foll
11. Pesawat
Terbang
12. Helikopter
13. Lainnya
Kendaraan
bermotor
B. KENDARAAN DINAS
Departemen/Instansi :
J enis dan J umlah Pemakaian BBM Bulan ........ s.d............. (selama 6 bulan)
PermenESDM No. 0031 Tahun2005 (12)
Sosialisasi dan kerja sama lintas sektor
Demand Side Management (DSM)
Program Kemitraan
Standarisasi dan Labelisasi Tingkat Hemat Energi
Manajer Energi
Clearing House
PROGRAM KONSERVASI ENERGI
Program sosialisasi konservasi energi bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, motivasi, kemauan serta gerakan
masyarakat guna melakukan penghematan energi
Dilakukan secara kontinyu dan meluas antara lain dengan
penyebaran informasi melalui media elektronik, media cetak,
poster dan stiker, maupun melalui seminar dan diskusi
Sektor-sektor yang dijangkau meliputi sektor industri,
transportasi, komersial, dan rumah tangga.
SOSIALISASI
DEMAND SIDE MANAGEMENT (DSM)
DSM merupakan program yang dilakukan guna mempengaruhi pola
konsumsi energi di sisi konsumen, terutama pada saat beban puncak
(waktu pemakaian listrik terbanyak, jam 17.00 22.00).
Manfaat DSM :
Konsumen : Mengurangi biaya tagihan listrik
Produsen Listrik : - Mengurangi beban puncak
- Menunda pembangunan pembangkit baru
Pemerintah : - Menghemat penggunaan sumber daya alam
- Mengurangi laju konsumsi energi nasional
Salah satu program DSM dilakukan dengan promosi penggunaan lampu
hemat energi.
= Lampu Hemat Energi
(CFL)
= Lampu Boros Energi
(Pijar)
No Perbandingan
Lampu
Hemat Energi
Lampu Pijar
1
2
3
4
5
6
7
Daya Lampu
Umur Lampu
J umlah Lampu
Harga Lampu / Buah
Investasi
Tarif Listrik PLN / Kwh
Biaya Energi 6000 jam
8 Watt
8000 jam
1 buah
Rp. 20.000
Rp. 20.000
Rp. 600
0.008 x 8000 x 600
= Rp 38.400
40 Watt
1000 jam
8 buah
Rp. 3.000
Rp. 24.000
Rp. 600
0.04 x 8000 x 600
= Rp. 192.000
8 Total Biaya Pemakaian 6000
jam(No 5 +No 7)
Rp. 58.400 Rp. 216.000
Penghematan Energi = 40 8 = 32 Watt
Penghematan Biaya (selama 8000 jam) = Rp. 216.000 Rp. 58.400
= Rp. 157.600,-
PERBANDINGAN LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN LAMPU PIJ AR
Tujuan : Meningkatkan efisiensi energi rata-rata 20% pada industri dan
bangunan padat energi
Komitmen dari perusahaan :
- Bersedia dilakukan audit penggunaan energinya
- Bersedia mengimplementasikan peluang penghematan energi
- Turut mendukung sosialisasi hemat energi
Audit Energi (Gratis)
- Identifikasi peluang penghematan
- Rekomendasi peluang penghematan
Melaporkan
penggunaan energi
setiap 6 bulan ke
DJ LPE selama 3 tahun
Implementasi rekomendasi
- High cost
- Medium Cost
- Low Cost
- No Cost
PROGRAM KEMITRAAN
SNI 03-6389-2000
Konservasi Energi Selubung Bangunan
pada Bangunan Gedung
SNI 03-6390-2000
Konservasi Energi SistemTata Udara
pada Bangunan Gedung
SNI 03-6196-2000
Prosedur Audit Energi pada Bangunan
Gedung
SNI 03-6197-2000
Konservasi Energi Sistem Pencahayaan
pada Bangunan Gedung
PENGGUNAAN
ENERGI YANG
EFISIEN
Perencana,
pelaksana,
pengawas dan
pengelola
bangunan
PROGRAM STANDARISASI
Dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat efisiensi energi
peralatan pemanfaat listrik kepada konsumen.
Label Tanda Hemat - SNI 04-6958-2003
Semakin banyak bintang, Semakin hemat
LABELISASI HEMAT ENERGI
Produk hemat energi
Produk tidak hemat energi
Penyiapan skema penentuan akreditasi manager energi bagi
PNS dan Non PNS.
Sebagai pengakuan dan penghargaan atas kompetensi
manajemen energi pada pelaku di industri dan bangunan.
Cakupan :
Bangunan komersial (tahap awal)
Industri (tahap berikutnya)
MANAJ ER ENERGI
CLEARING HOUSE
Merupakan pusat layanan informasi terpadu bagi upaya
pemerintah dalam penyebarluasan program-program konservasi
energi kepada masyarakat luas
Pelayanan yang disediakan :
Informasi umum dan database konservasi energi secara on-line
Konsultasi teknis dan ekonomis konservasi energi
Demand Side Management Program Kemitraan
Brosur dan cetakan mengenai kisah sukses (succses story)
penerapan konservasi energi
Website : http://www.energiterbarukan.net
LAMPIRAN
MENGHITUNG J UMLAH LAMPU
Dalammenentukan kebutuhan lampu dalamruangan harus diketahui terlebih
dahulu fungsi dari ruangan terserbut, apakah untuk kegiatan bekerja, tempat
santai, atau fungsi lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan kenyamanan
pencahayaan sesuai dengan fungsi ruang ketika ruangan tersebut dipergunakan
terutama pada saat lampu dinyalakan. Kenyamanan penerangan ini tentu saja
akan mengurangi beberapa masalah pencahayaan seperti silau atau cahaya
yang kurang terang.
Dalamperencanaan pencahayaan terdapat standar kekuatan pencahayaan yang
disebut lux. Minimum nilai lux ini harus terpenuhi untuk mencapai kenyamanan
pencahayaan pada ruangan.
Selain istilah lux untuk menyebut kekuatan pencahayaan ruangan, juga dikenal
istilah Lumen dan Candela. Lumen adalah besarnya arus cahaya, sedangkan
Candela adalah kekuatan cahaya lampu.
Kekuatan cahaya sebuah lampu disebut candela karena nilainya disetarakan
dengan cahaya lilin (Inggris : candle). J adi, jika kekuatan cahaya sebuah lampu
listrik dibandingkan dengan 1 batang lilin maka dihitung setara dengan 9/10 atau
0.9 candela. Artinya, jika lampu dengan kekuatan cahaya 40 cahaya lilin maka
kekuatan cahayanya 40 x 0,9 candela = 36 candela atau 36 watt
STANDAR KEKUATAN PENCAHAYAAN MINIMAL
UNTUK RUANGAN
Jenis Ruang Rekomendasi Pencahayaan
Teras 60 Lux
Ruang Tamu 120 250 Lux
Ruang Kerja 120 250 Lux
Kamar Mandi 250 Lux
Dapur 250 Lux
Garasi 60 Lux
Tempat Ibadah 200 Lux
RUMUS PERHITUNGAN J UMLAH LAMPU
N = ( E x A ) / ( F x UF x LLF )
Keterangan :
N = Jumlah Lampu
E = Tingkat lux yang diperlukan ruangan
A = Luas ruangan
F = flux total (tertera dalam kemasan lampu lumen)
UF = faktor penggunaan dari tabel produk (dianggap sebesar 0,7)
LLF = faktor kehilangan cahaya, misal pada industri kotor sebesar 0,6; pada
industri bersih sebesar 0,7; atau pada kantor sebesar 0,8
CONTOH PERHITUNGAN J UMLAH LAMPU
Diketahui :
Standar pencahayaan ruang kerja (E) 120 - 250 lux
Luas ruang (A) = 3 m x 3 m = 9 m
2
Fluks total lampu CFL 18 W (F lampu) = 1.040 lumen (tertera pada
kemasan)
UF dianggap 0,7
LLF dianggap 0,8
Jawab :
N = (120 x 9) / (1040 x 0,7 x 0,8) = 1,85 buah
J adi, jumlah lampu yang diperlukan ruang kerj tersebut idealnya sejumlah :
2 buah lampu CFL 18 W
MENGHITUNG KAPASITAS AC
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), kebutuhan pendinginan normal
pada saat siang hari adalah 500 BTU/h/m
3
sedangkan pada malamhari 350
BTU/h/m
3
, untuk mencapai temperatur ruang (25 1)
o
C, yaitu antara 24 26
o
C. Dalamperhitungan kebutuhan AC digunakan standar bahwa 5.000 BTU/h/m
3
diasumsikan sama dengan 1 PK untuk tiap ketinggian ruang 3 m. J ika ketinggian
ruangan lebih dari 3 m maka dapat diasumsikan dengan kelipatannya.
Kebutuhan AC dalamruangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :
Kapasitas AC = luas ruangan x standar kebutuhan pendinginan normal
CONTOH PERHITUNGAN KAPASITAS AC
Sebagai contoh, bagaimana menentukan kebutuhan AC pada ruang keluarga
yang berukuran 4 m x 5 m dengan tinggi plafon maksimalnya 3 m.
Pertama-tama, gunakan standar kebutuhan pendinginan ruangan pada siang
hari, yaitu 500 BTU/h/m3. Kemudian tentukan jumlah kebutuhan AC dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Kebutuhan AC ruangan = 4 m x 5 m x 500 BTU = 10.000 BTU/h/m
3
Karena 5.000 BTU diasumsikan 1 PK maka 10.000 BTU dapat diasumsikan 2
PK. Oleh karena itu, pada ruangan tersebut dapat dipasang AC dengan
kapasitas 2 PK
Apabila pada suatu daerah yang antara suhu siang dan malamnya tidak jauh
berbeda maka digunakan standar 300 BTU/h/m
3
. Sedangkan apabila pada
suatu daerah yang antara suhu siang dan suhu malamnya sangat berbeda
maka digunakan standar 500 BTU/h/m
3
MENGAPA HARUS HEMAT ENERGI ?
A. BIAYA PEMAKAIAN LISTRIK YANG SEMAKIN MAHAL
Listrik bukanlah sesuatu yang gratis. Di Indonesia, listrik dikelola oleh negara melalui suatu instansi
yang bernama Perusahan Listrik Negara (PLN). PLN inilah yang berkewajiban memproduksi listrik
untuk bisa dinikmati oleh masyarakat. Listrik diproduksi dengan mengelola beberapa pembangkit
tenaga listrik yang kemudian disalurkan ke setiap masyarakat yang membutuhkan
Untuk memperoleh listrik dari PLN tersebut masyarakat diharuskan berlangganan. Sebagai
kompensasi dari langganan listrik tersebut masyarakat pun diwajibkan membayar rekening listrik
yang biasanya ditagih untuk setiap bulannya. Besarnya rekening listrik ini sangat tergantung pada
besarnya penggunaan listrik masing-masing konsumen. Konsumen industri atau perkantoran
tentunya akan memiliki tagihan rekening yang lebih besar daripada konsumen rumah tangga. Antar
konsumen rumah tangga pun bisa jadi memiliki tagihan rekening yang berbeda-beda.
Yang sering dikeluhkan saat ini adalah tingginya Tarif Dasar Listrik (TDL) yang dikeluarkan oleh
PLN sebagai pedoman dalampenentuan rekening listrik. Semakin mahalnya TDL ini dapat terjadi
karena banyak faktor. Faktor paling dominan adalah mahalnya harga bahan bakar fosil / minyak
dunia yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Oleh karena itu, PLN pun terpaksa
menaikkan nilai TDL yang ujung-ujungnya harus dibebankan kepada konsumen. Tingginya nilai
TDL inilah yang menyebabkan listrik menjadi sesuatu yang mahal sehingga penggunaannya harus
lebih dihemat.
MENGAPA HARUS HEMAT ENERGI ?
B. KEBUTUHAN LISTRIK DAN ALAT LISTRIK SEMAKIN MENINGKAT
Saat ini hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak bisa dilepaskan dari listrik. Mulai
dari penggunaan pompa air untuk mengambil air tanah, sampai dengan hal terkecil seperti
mencharge baterai ponsel pun harus dilakukan dengan bantuan listrik.
Setiap kegiatan yang dibantu oleh energi listrik menjanjikn suatu kepraktisan dan kemudahan
pengoperasian. Bisa dibayangkan, betapa lelahnya jika harus menimba air dari sumur yang dalam
atau betapa repotnya jika setiap saat harus membeli baterai baru untuk ponsel jika tidak bisa di
charge secara secara praktis dengan energi listrik. Oleh karena itu, berbagai alat listrik pun mulai
diproduksi untuk menjawab kebutuhan manusia akan kepraktisan tersebut.
Manusia membutuhkan alat-alat listrik dan alat-alat listrik itu pun memerlukan energi listrik untuk
bisa beroperasi. Hal itulah yang melatarbelakangi ketergantungan manusia akan listrik dan
berbagai alat listrik yang semakin lama semakin meningkat.
Meningginya tingkat kebutuhan akan listrik dan juga alat-alat listrik ini sebisa mungkin harus
diminimalisasi oleh masyarakat. Hal ini terkait pula dengan semakin meningkatnya biaya
pemakaian listrik. Semakin banyak konsumsi listrik serta penggunaan alat-alat listrik semakin tinggi
pula tagihan rekening listrik setiap bulannya. Oleh karena itu, penghematan dalampenggunaan
listrik perlu dilakukan untuk menghindari hal ini.
MENGAPA HARUS HEMAT ENERGI ?
C. MENGURANGI RESIKO PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK
Energi listrik adalah sebuah energi yang bertegangan tinggi. J ika tidak digunakan secara aman,
energi listrik ini akan sangat berbahaya terutama bagi manusia. Beberapa resiko yang sering terjadi
adalah adanya beberapa orang yang meninggal dunia akibat tersengat aliran listrik. Selain itu,
terdapat pula kasus rumah yang terbakar akibat terjadi hubungan pendek pada arus listrik serta
penggunaan listrik yang melampaui batas.
Di sisi lain, energi listrik terutama yang dibangkitkan dengan menggunakan bahan bakar batu bara,
selain akan menguras sumber daya alamyang tidak dapat diperbaharui, dalamjangka panjang
juga akan menimbulkan efek lain berupa pemanasan global. Pemanasan global (global warming)
ini sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan perubahan iklim, naiknya permukaan air laut,
kekeringan, angin badai, dan sebagainya.
Kejadian-kejadian di atas dapat dijadikan refleksi bahwa listrik tidak bisa digunakan dengan
sembarangan. Walaupun memberikan keuntungan dalamefisiensi dan efektivitas kerja, listrik
ternyata bisa juga menimbulkan kerugian yang tidak ringan.
Oleh karena itu, dalampenggunaan listrik haruslah bijak, teliti, cermat, memperhatikan
keselamatan pengguna, serta hemat dan tidak berlebihan.
MENGAPA HARUS HEMAT ENERGI ?
D. PERLUNYA OPTIMALISASI PENGGUNAAN ENERGI ALAMI
Listrik sebenarnya hanyala sebuah alat bantu yang memberikan kemudahan dalamaktivitas
manusia sehari-hari. Namun, yang terjadi manusia cenderung dimanjakan oleh hal tersebut.
Hampir seluruh peralatan rumaah tangganya diganti dengan alat-alat listrik. Alasannya cukup
simpel, agar aktivitas dapat terselesaikan tanpa perlu banyak mengelurkan tenaga. Padahal masih
ada bentuk energi lain yang sebenarnya bisa dimanfaatkan tanpa harus mengeluarkan banyak
tenaga.
Energi alam, inilah bentuk energi alternatif yang bisa dioptimalkan untuk menghemat penggunaan
energi listrik. Beberapa bentuk energi alamyang sangat potensial untuk dioptimalkan adalah energi
matahari dan energi angin. Kedua bentuk energi tersebut disediakan oleh alamdi mana-mana dan
tanpa biaya. Energi matahari dapat dimanfaatkan untuk pencahayaan ruangan, terutama pada
siang hari. Sedangkan energi angin pun dapat dimanfaatkan sebagai penghawa ruangan.
J ika kedua energi alamtersebut dapat dimanfaatakan secara optimal dengan teknik yang tepat
maka penggunaan lampu listrik untuk pencahayaan siang hari atau kipas angin dan AC untuk
pengudaraan buatan menjadi tidak diperlukanlagi. Penggunaan listrik pun bisa menjadi lebih
hemat.

You might also like