You are on page 1of 29

PERDARAHAN SALURAN

CERNA
Pembimbing : dr. Adjunias Maifa, Sp.PD


Oleh : Asrina Rery Kahowi S. ked

SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA
CENDANA/RSUD PROF DR.WZ JOHANNES KUPANG
Definisi
Definisi
Setiap perdarahan dari saluran cerna (dari
mulut sampai anus), yang dapat timbul
sebagai hemetemesis, melema, hematokezia
dan HB menurun.
Perdarahan saluran cerna atas
Perdarahan saluran cerna bawah
Perdarahan saluran cerna bagian
atas (SCBA)

Definisi kehilangan darah dalam lumen saluran
cerna, dimana saja, mulai dari esofagus
sampai dengan duodenum (dengan batas
anatomik di ligamentum treitz).



Manisfestasi Klinik Perdarahan SCBA
(3)

Hematemesis
Melena
HB menurun

Etiologi Perdarahan SCBA


Sobekan daerah esofagus-gastric jungtion (mallory
weiss syndrome)
Pecahnya varises esofagus, gaster dan duodenum
Robekan esofagus (boerhaaves syndrome)
Tukak esofagus, gaster dan duodenum
Tukak dan anastomosis
Gastritis erosiva
Dieulafoys lesion (pecahnya arteri mukosa)
Keganasan SCBA
Hemobilia
Fistula vaskular-enterik
Epidemiologi Perdarahan SCBA
Prevalensi sekitar 75 - 80 % dari seluruh kasus perdarahan
akut saluran cerna.
Peptic ulcers 40 % dari seluruh kasus.
Gastrictis erosif (15 - 25 % dari kasus),
Varises oesophagus (5 -25 % dari kasus),
Mallory-Weiss Tear (5 - 15 % dari kasus).
Penggunaan aspirin ataupun NSAIDs memiliki prevalensi
sekitar 45- 60 % dari keseluruhan kasus perdarahan akut.
Negara maju: 10 % di dominasi perdarahan karena tukak
peptik
Di Indonesia : Didominasi varises oesophagus
Tukak Peptik
(1)

Definisi : keadaan terputusnya kontiunitas
mukosa yang meluas dibawah epitel atau
kerusakan jaringan mukosa, submukosa hingga
lapisan otot dari daerah saluran cerna yang
langsung berhubungan dengan asam/pepsin
lambung.
Epidemiologi
Tukak di duodenum 5 kali lebih sering
dibandingkan lambung. Tukak di lambung 60%
ada di antrum, 25% di kulvatura minor.

Etiologi tukak peptik

OAINS
Infeksi kronik H pilory
Kondisi hipersekresi asam
seperti pada zollinger
elison syndrome

Gambaran klinis tukak peptik

Riwayat nyeri epigastrium
Gejala bersifat ritmik dan
periodik
Riwayat konsumsi OAINS


Gambaran endoskopi pada pasien
duodenal ulcer dengan test H.Pylori positif
tetapi tidak ada riwayat penggunaan
NSAIDs (Vakil, N., 2010)
Perdarahan Varises oesophagus
(2)

Definisi : Ruptur varises oesophagus yang merupakan
vena collateral yang berkembang sebagai hasil dari
hipertensi sistemik ataupun hipertensi portal
komplikasi dari sirosis hepatis.
(2)

Epidemiologi :
Terjadi pada 25-20% pasien sirosis hepatis,ketahanan
hidup paska perdarahan rendah
(5)

Etiologi
(2)
:
pre hepatik
intra hepatik
Post hepatik

Gastritif Erosif
(3)

Definisi : Mukosa gaster dicederai oleh berbagai
macam agen atau faktor yang tidak menghasilkan
infiltrat peradangan yang signifikant.
Epidemiologi
Gastritis erosif (15 - 25 % dari kasus).
Etiologi :
Aspirin dalam dosis rendah , OAINS inhibisi COX
1, pemberian bifosfonat, obat kemoterapi intensif
merkuri .




Mallory-Weiss Tear
(4)

Definisi :
laserasi mukosa gaster atau esofagus dekat
esophago-gastric junction. Terjadi proses
muntah atau retching.
(4)

Epidemiologi
Mallory-Weiss Tear (5 - 15 % dari kasus).
Etiologi
hiatal hernia
Gambaran endoskopi pada pasien Mallory-
Weiss Tear (Savides, T.J., et al., 2010)
Tahapan diagnosis

Perdarahan SCBA
1.Cari penyebab perdarahan untuk menentukan
modalitas defenitifnya Prioritas 1 menilai dan
mengatasi gangguan hemodinamik yang terjadi.
2. Anamnesis .
3. Pemeriksaan fisik.
4. Pemasangan NGT.
5. Lab.
6. Endoskopi diagnostik.
7. Endoskopi terapeutik.
8. Radiologi scaning.
9. Penilaian faktor risiko.

Pedoman Umum Tatalaksana Perdarahan SCBA
Penilaian keadaan awal
Pertahankan
Hemodinamik tidak
stabil
Stabilkan hemodinamik
pasang infus IV
Hemodinamik stabil
Tatalaksana diagnostik
Tatalaksana terapi
Varises oesophagus
Non vasises
oesophagus
Obat obat anti
sekresi asam
lambung (gol
PPI)
Somatostatin
dan analognya
oktreotid
Perdarahan Saluran Cerna Bawah
(SCBB)
Definisi :
Perdarahan yang berasal dari saluran cerna
bawah yang berasal dari distal ligamentum
Treits.


Etiologi Perdarahan

SCBB
Hemoroid
Divertikulosis
Kolon iskemik
Kolitis
Angiodisplasia
Penyakit perianal/ fisura
Keganasan rektum dan kolon
Post polipektomi
Fistula vaskular enterik
Divertikulum mekel
Epidemiologi Perdarahan SCBB
Hampir sama dengan perdarahan saluran cerna
atas. Sekitar 80% perdarahan dapat berhenti
spontan.
Secara umum anggka mortalitas sekitar 2-4 %.
Divertikulosis adalah penyeban tersering
perdarahan SCBB terutama usia lanjut.
Perdarahan masif terjadi 3-5 % kasus.
penyebab utama perdarahan 40-50% perdarahan
saluran cerna bagian bawah
80% orang dewasa

Diverticulosis
(1)

Definisi divertikular (atau diverticulosis)
merupakan keadaan di mana terdapat banyak
penonjolan mukosa yang menyerupai kantong
(divertikula) yang tumbuh dalam usus besar,
khususnya kolon sigmoid tanpa adanya inflamasi.
Peradangan akut dari divertikulum menyebabkan
divertikuliti
Epidemiologi : penyebab utama perdarahan 40-
50% perdarahan saluran cerna bagian bawah
Etiologi Diverticulosis

Tidak diketahui
Teori yang paling banyak diterima adalah
tentang kurangnya dietary fiber yang
menghasilkan volume feses yang kecil,
sehingga membutuhkan tekanan intraluminal
yang tinggi dan regangan dinding colon yang
tinggi untuk propulsi.
Hemoroid
(2)


Definisi :
penonjolan hemoroid ke dalam kanalis anus.
Epidemiologi :
80% orang dewasa
Etiologi :
Degenerasi jaringan penunjang bantalan anus
sehingga terjadi desendi, bendungan, edema,
iskemia, dan inflamasi non-infeksi.
Prosedur diagnosis

Perdarahan
SCBB

1. Gejala dan tanda
2. Pemeriksaan fisik
3. Laboratorium
4. Anoskopi
5. Sigmonoskopi dan kolonoskopi
6. Barium enema
7. Scan sel darah merah
8. angiografi

Tatalaksana umum

Perdarahan SCBB


Penilaian klinis
hemodinamik

lab dasar
Hemodinamik stabil
Hemodinamik tidak stabil
Pemasangan NGT
Ekplorasi penyebab
perdarahan
Pemeriksaan anoskopi,
sigmoidoskopi atau
koloinoskopi
operasi eksploratif
Stabilkan
Perbedaan Perdarahan Saluran
Cerna Bagian Atas atau Bawah
(4)


Perdarahan SCBA Perdarahan SCBB
Manifestasi klinik pada
umumnya
Aspirasi Nasogastrik Tube
Rasio (BUN/kreatinin)
Auskultasi Usus
Hematemesis dan melena

Berdarah
Meningkat >35
hiperaktif
Hematokezia

Jernih
<35
normal
Daftar pustaka
1. Safitri A. et the glance ilmu bedah ed 3. surabaya 2006 : Penerbit
Erlangga
2. Rani A, Simadibrata M, Syam A F. Buku ajar Gastroenterologi. Jakarta
2004 : Internal Publishing.
3. Ponijan A. Proporsi Dan Karakteristik Penyebab Perdarahan Saluran
Cerna Bahagian Atas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Endoskopi Di Rsup
H. Adam Malik Medan Tahun 2010 . (SKRIPSI) Universitas Sumatra Utara
2010.
4. Sudoyo W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, setiati S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam jilid III edisi V. Jakarta 2009 : Internal Publishing
5. http://www.scribd.com/doc/210416285/divertikulosis di akses pada
tanggal 1 mei 2014
6. Isselbacher, braunwald, Wilson, Martin, Fauci dan Kasper. Harrison
Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam vol 1 edisi 13. Jakarta 1999: Penerbit
ECG.

You might also like