You are on page 1of 2

Nama :Bagus Andrianto

NIM :115040207111014
Diversifikasi Pangan Menuju Kebutuhan Pangan Nasional
Selama ini yang terjadi pada ketahanan pangan kita adalah masih
rendahnya tingkat diversifikasi pangan, sebagian besar masyarakat kita masih
menggantungkan beras sebagai sumber pangan utamanya. Padahal, dalam
ketahanan pangan, adanya diversifikasi pangan merupakan salah satu syarat untuk
mencapai ketahanan pangan yang tangguh. Diversifikasi pangan dipilih sebagai
langkah utama selain waktu yang diperlukan lebih pendek jika dibandingkan
dengan program lain seperti ekstensifikasi dan intensifikasi. Hal ini juga untuk
mendorong masyarakat lebih kreatif dalam memanfaatkan lahan yang ada dengan
menanam tanaman yang dapat menjadi bahan makanan pokok selain padi seperti
jagung, ketela, dan umbi-umbian lainnya.
Selain itu, melalui pola konsumsi yang tidak tergantung pada satu sumber
pangan, memungkinkan masyarakat dapat menetapkan pangan pilihan sendiri,
menaikkan pamor pangan lokal untuk menggantikan atau setidak-tidaknya
berdampingan dengan beras menjadi menu utama, dan membangkitkan ketahanan
pangan keluarga masing-masing, yang berujung pada peningkatan ketahanan
pangan nasional. Selain konsumsi yang beragam juga pola produksinya akan ikut
beragam. Dengan demikian, jika suatu saat terjadi permasalahan salah satu bahan
pangan pokok (beras) kita tidak akan kerepotan, misal repot impor beras. Lebih
jauh, ditinjau dari potensi sumberdaya lokal wilayah, sumberdaya alam kita
memiliki potensi ketersediaan pangan yang beranekaragam, baik pangan untuk
sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Sebenarnya, program diversifikasi pangan telah ada sejak tahun 1974.
Diversifikasi pangan diartikan sebagai upaya yang sangat erat kaitannya dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan pertanian di bidang
pangan dan perbaikan gizi masyarakat, yang mencakup aspek produksi, konsumsi,
pemasaran, dan distribusi. Diversifikasi pangan adalah kegiatan dan atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menghargai keragaman budaya
pangan, termasuk pola pangan, dan penghargaan atas keragaman sumber daya
pangan. Dengan demikian, diversifikasi tidak hanya sekadar mengubah pola
pangan dan meningkatkan kualitas konsumsi pangan, tetapi juga mencakup aspek-
aspek penghargaan terhadap keragaman budaya nusantara. Diversifikasi
diselenggarakan untuk memaksimalkan pemanfaatan keragaman sumber daya
pangan, kelembagaan dan budaya lokal serta untuk meningkatkan kualitas
konsumsi masyarakat. Para ahli gizi sependapat bahwa konsumsi yang berlebihan
kepada serealia penghasil karbohidrat akan menyebabkan kegemukan dan
diversifikasi juga dapat dipandang sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
generasi penerus.
Selera masyarakat terhadap pangan berubah seiring dengan semakin
maraknya jenis pangan olahan yang siap saji dan praktis, serta dapat diperoleh
dengan mudah. Perubahan gaya hidup masyarakat berpengaruh pula pada gaya
makan. Mungkin orang akan gengsi mengkonsumsi jagung dan ubikayu.
Masyarakat mengalihkan fungsi jagung dan ubikayu, tidak lagi sebagai makanan
pokok tetapi sebagai makanan selingan atau snack, sehingga jumlah yang
dikonsumsi juga sangat terbatas. Dari keragaan data tersebut menunjukkan bahwa
pangan lokal seperti jagung dan ubikayu telah ditinggalkan oleh masyarakat, dan
pangan global seperti mie semakin digemari oleh masyarakat.
Upaya menurunkan peranan beras, dan menggantikannya dengan jenis
pangan lain menjadi penting dilakukan dalam rangka menjaga ketahanan pangan
dalam jangka panjang. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan
bahan pangan alternatif pengganti beras yang berharga murah dan memiliki
kandungan gizi yang tidak jauh berbeda dengan beras. Beberapa karakter yang
seharusnya dimiliki oleh pangan pengganti beras adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kandungan energi dan protein yang cukup tinggi, sehingga apabila
harga bahan pangan tersebut dihitung dalam kalori atau harga protein nabati,
maka perbedaannya tidak terlalu jauh dengan kalori yang berasal dari beras.
2. Memiliki peluang yang besar untuk dikonsumsi dalam kuantitas yang relatif
tinggi, sehingga apabila terjadi penggatian konsumsi beras dengan bahan
tersebut maka pengurangan kuantitas kalori dan protein nabati yang berasal
dari beras dapat dipenuhi dari bahan pangan alternatif yang dikonsumsi.
3. Bahan baku untuk pembuatan bahan pangan alternatif cukup tersedia di daerah
sekitarnya.
4. Dari segi selera, bahan pangan alternatif memiliki peluang cukup besar untuk
dikonsumsi secara luas oleh rumah tangga konsumen.
Dengan mengetahui pentingnya diversifikasi pangan, diharapkan program
diversifikasi pangan akan mudah dilaksanakan pada semua tingkatan. Setidaknya
kita dapat mengurangi tingkat ketergantungan masyarakat pada komoditas beras
dan memperbaiki pola konsumsinya. Masyarakat juga dapat menetapkan pangan
pilihan sendiri serta menciptakan ketahanan pangan di tingkat keluarga yang
akhirnya berujung pada peningkatan ketahanan pangan secara regional dan
nasional.

You might also like