You are on page 1of 11

D

I
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA : ALPIA SIREGAR
NPM : 1001080004
SEMESTER : VII (TUJUH)
JURUSAN : PENDIDIKAN KIMIA
MATA KULIAH : KIMIA FISIKA III





FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN
PADANGSIDIMPUAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat terlepas dari larutan karena
larutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Seperti halnya dalam
cairan tubuh. Cairan tubuh berkaitan erat dengan mineral yang terlarut di dalamnya.
Semua proses kehidupan berlangsung di dalam cairan tubuh. Tubuh manusia dapat
bertahan selama berminggu minggu tanpa makan, tapi hanya beberapa hari tanpa
air. Hal itu karena air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh yaitu 55% -
66% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa lemak.
Kandungan air dalam tubuh relatif berbeda antar manusia, bergantung pada proporsi
jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh manusia juga mengandung elektrolit yang
digunakan untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh. Pemeliharaan keseimbangan
elektrolit dapat dilakukan dengan menggunakan mineral dengan konsentrasi dalam
batas batas normal. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro ( Na, Cl, Ca, K,
Fosfor, Mg, dan S) dan mineral mikro (Fe, Zn, I, dan Se).
Secara normal, tubuh mampu mempertahankan diri dari ketidak seimbangan
cairan dan elektrolit. Namun, ada kalanya tubuh tidak mampu mengatasinya. Dalam
keadaan ini elektrolit pertama yang hilang adalah natrium dan klorida, karena
keduanya merupakan elektrolit ekstraselular utama dalam tubuh. aktivitas yang
dilakuakn sehari- hari akan menyebabkan tubuh kehilangan cairan tubuh dan tubuh
akan mengalami dehidrasi. Cairan cairan tubuh yang hilang dalah berupa ion ion
dalam tubuh. Hilangnya ion ion dala tubuh akan membuat terasa lemas dan tidak
bertenaga. Untuk mengembalikan ion- ion yang hilang, biasanya masyarakat
meminum cairan isotonik.
Banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi cairan isotonik untuk
memulihkan cairan tubuh yang hilang membuat minuman isotonik ini menarik untuk
diteliti mengenai kandungan, manfaat dan bahaya yang ditimbulkan jika
mengkonsumsi secara berlebihan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LARUTAN
Larutan merupakan campuran yang homogeny (serba sama) antara dua zat
atau lebih. Larutan tersusun dari zat pelarut dan zat terlarut. Antara zat terlarut dan
pelarut dalam suatu larutan tidak dapat dibedakan lagi. Zat terlarut dalam larutan
jumlahnya lebih sedikit daripada pelarutnya. Ketika larutan terbentuk, zat terlarut
terurai dan bercampur sempurna dengan pelarutnya.

B. PENGERTIAN ELEKTROLIT
Elektrolit merupakan suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Suatu larutan dapat
dikatakan sebagai larutan elektrolit jika zat tersebut mampu menghantarkan listrik.
Mengapa zat elektrolit dapat menghantarkan listrik? Ini erat kaitannya dengan ion-ion
yang dihasilkan oleh larutan elektrolit (baik positif maupun negative). Suatu zat dapat
menghantarkan listrik karena zat tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas di
dalam larutan tersebut. ion-ion inilah yang nantinya akan menjadi penghantar.
Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin baik pula larutan tersebut
menghantarkan listrik.
Elektrolit umumnya ada sebagai solusi dari asam, basa atau garam. Selain itu,
beberapa gas dapat bertindak sebagai elektrolit pada kondisi suhu tinggi atau tekanan
rendah. Larutan elektrolit juga dapat hasil dari pembubaran beberapa polimer biologis
(misalnya, DNA, polipeptida) dan sintetis (misalnya, sulfonat polistirena),
polielektrolit disebut, yang mengandung dibebankan kelompok fungsional.
Larutan elektrolit biasanya terbentuk ketika sebuah garam ditempatkan dalam
pelarut seperti air dan memisahkan komponen individu karena interaksi antara
molekul pelarut termodinamika dan zat terlarut, dalam proses yang disebut solvasi.
Misalnya, ketika garam meja, NaCl, ditempatkan dalam air, garam (solid) larut
menjadi elemen-elemen komponen, menurut reaksi disosiasi :
Persamaan ini menyatakan bahwa semua natrium klorida yang masuk
kedalam larutan akan menjadi ion ion Na
+
dan Cl
-
, tidaka ada satupun unit NaCl
yang tidak terdisosiasi dalam larutan (disosiasi adalah penguraian senyawa menjadi
kationdan anion).
Air merupakan pelarut yang sangat efektif untuk senywa senyawa ionic.
Walaupun air merupakan molekul yang bermuatan netral, namun memiliki ujung
positif (atom H) dan ujung negative (atom O), atau kutub positif dan negative,
karena itulah air sering di anggap pelarut (polar). Ketika senyawa ionic seperti
natrium klorida larut dalam air, jaringan tiga dimensi dari ion ion dalam padatan
akan rusak, dan ion ion Na
+
dan Cl
-
terpisahkan satu sama lain. Dalam larutan, setiap
ion Na
+
di kelilingi oleh sejumlah molekul air yang mengarahkan ujung negatife nya
kea rah kation. Hal serupa terjadi pada ion Cl
-
di kelilingi oleh molekul air yang
ujung posifnya di arahkan pada anion. Proses dimana ion di kelilingi oleh molekul air
yang tersusun dalam keadaan tertentu di sebut hidrasi (hydration).

C. BERBAGAI JENIS LARUTAN ELEKTROLIT
Larutan apa saja yang dapat menghantarkan listrik? Terdapat berbagai jenis
larutan yang bisa menghantarkan listrik. Pembagian zat tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Berdasarkan jenis larutan
a. Larutan asam (zat yang melepas ion H
+
jika dilarutkan dalam air), contohnya
adalah:
1. Asam klorida/asam lambung : HCl
2. Asam florida : HF
3. Asam sulfat/air aki : H
2
SO
4

4. Asam asetat/cuka : CH
3
COOH
5. Asam sianida : HCN
6. Asam nitrat : HNO
3

7. Asam posfat : H
3
PO
4

8. Asam askorbat/Vit C
b. Larutan basa (zat yang melepas ion OH
-
jika dilarutkan dalam air), contohnya
adalah:
1. Natrium hidroksida/soda kaustik : NaOH
2. Calcium hidroksida : Ca(OH)
2

3. Litium hidroksida : LiOH
4. Kalium hidroksida : KOH
5. Barium hidroksida : Ba(OH)
2

6. Magnesium hidroksida : Mg(OH)
2

7. Aluminium hidroksida : Al(OH)
3

8. Besi (II) hidroksida : Fe(OH)
2

9. Besi (III) hidroksida : Fe(OH)
3

10. Amonium hirdoksida : NH
4
OH
c. Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa), contohnya
adalah:
1. Natrium klorida/garam dapur : NaCl
2. Ammonium clorida : NH
4
Cl
3. Ammonium sulfat : (NH4)
2
SO
4

4. Calcium diklorida : CaCl
2

2. Berdasarkan jenis ikatan:
a) Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya adalah:
NaCl, CaCl
2
, AlCl
3
, MgF
2
, LiF (sebagian besar berasal dari garam)
b) Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat
polar/memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar antar atom), contohnya
adalah: HCl, NaOH, H
2
SO
4
, H
3
PO
4
, HNO
3
, Ba(OH)
2
(berasal dari asam dan basa)

D. PEMBAGIAN LARUTAN ELEKTROLIT
Terdapat dua jenis larutan elektrolit, yaitu sebagai berikut :
1. Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
a. Menghasilkan banyak ion
b. Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
c. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
d. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak,
lampu menyala
e. Penghantar listrik yang baik
f. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
g. Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H
2
SO
4
, H
3
PO
4
, HNO
3
, HClO
4
); basa kuat
(NaOH, Ca(OH)
2
, Ba(OH)
2
, LiOH), garam NaCl

2. Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
a. Menghasilkan sedikit ion
b. Molekul netral dalam larutan banyak
c. Terionisasi hanya sebagian kecil
d. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit,
lampu tidak menyala
e. Penghantar listrik yang buruk
f. Derajat ionisasi mendekati 0
g. Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah
[Al(OH)
3
, NH
4
OH, Mg(OH)
2
, Be(OH)
2
]; garam NH
4
CN
Secara garis besar perbedaan antara elektrolit kuat dengan elektrolit lemah
antara lain :

No Larutan Elektrolit Kuat Larutan Elektrolit Lemah
1. a = 1 a = 0 < a < 1
2. Terionisasi Sempurna Terionisasi Sebagian
3. Daya Hantar Listriknya Baik (Kuat) Daya hantar Listriknya Kurang Baik
(Lemah)
4. Jumlah Ion nya banyak Jumlah Ion nya sedikit
5. Jika di tes dengan alat Elektrolit
tester, maka akan menghasilkan
Gelembung gas dan lampu menyala
dengan terang
Jika di tes dengan alat Elektrolit tester,
maka akan menghasilkan Gelembung
gas tetapi lampu redup/tidak menyala

E. KEKUATAN LARUTAN ELEKTROLIT
Kekuatan larutan elektrolit erat kaitannya dengan derajat ionisasi/disosiasi .
Derajat ionisasi/disosiasi adalah perbandingan antara jumlah ion yang dihasilkan
dengan jumlah zat mula-mula. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Derajat ionisasi memiliki rentang antara 0 sampai 1.
Jika derajat ionsisasi suatu larutan mendekati 1 atau sama dengan 1, ini
mengindikasikan bahwa zat tersebut tergolong larutan elektrolit kuat. Artinya adalah
sebagian besar/semua zat tersebut terionisasi membentuk ion positif dan ion negative.
Hanya sebagian kecil/tidak ada zat tersebut dalam bentuk molekul netral.
Jika derajat ionsisasi suatu larutan mendekati 0, ini mengindikasikan zat
tersebut tergolong larutan elektrolit lemah. Artinya adalah hanya sebagian kecil zat
tersebut yang terionsisasi menghasilkan ion positif dan ion negative. Sisanya masih
berupa molekul netral.
Jika derajat ionisasi suatu larutan sama dengan 0, ini mengindikasikan zat
tersebut tergolong larutan non elektrolit. Artinya adalah zat tersebut tidak mengalami
ionisasi/tidak menghasilkan ion positif dan ion negative, semuanya dalam bentuk
molekul netral.




F. PENGERTIAN NON ELEKTROLIT
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik atau atau semua zat bila dilarutkan dalam air tidak mengalami ionisasi dan
menghasilkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik serta dan tidak
menimbulkan gelembung gas (dalam eksperimen). Pada larutan non elektrolit,
molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang
bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.
Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak
dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion ( tidak terionisasi ). Dalam larutan,
mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan
non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pembuktian sifat larutan non
elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui
eksperimen.
larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Tidak menghasilkan ion
2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3. Tidak terionisasi
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan
lampu tidak menyala
5. Derajat ionisasi = 0
6. Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin, larutan urea.
Beberapa contoh larutan yang bersifat nonelekrolit diantaranya :
Larutan urea (CO(NH
2
)
2
)
Larutan etanol
Larutan glukosa (C
6
H
12
O
6
)
Larutan gula (C
12
H
22
O
11
)

G. PERBEDAAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Perbedaan keduanya dapat dilihat dari tabel berikut ini,
No Elektrolit Elektrolit Non-elektrolit

Lemah Kuat

1 Kurang dapat
menghantarkan listrik
dengan baik
Dapat menghantarkan listrik
dengan sangat baik
Tidak dapat
menghantarkan
listrik
2 Terjadi proses ionisasi
(terurai menjadi ion-
ion) yang tidak
sempurna
Lampu menyala redup
atau
Terjadi proses ionisasi
(terurai menjadi ion-ion) dengan
sempurna
Tidak terjadi proses
ionisasi
3 ada gelembung gas
(sedikit)
Lampu menyala terang dan ada
banyak gelembung gas
Lampu tidak
menyala dan tidak
ada gelembung gas
4 Berupa larutan asam
basa lemah
Berupa larutan asam basa kuat Berupa larutan gula,
alkohol dan urea


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kekuatan larutan elektrolit erat kaitannya dengan derajat ionisasi/disosiasi .
Derajat ionisasi/disosiasi adalah perbandingan antara jumlah ion yang dihasilkan
dengan jumlah zat mula-mula. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik atau atau semua zat bila dilarutkan dalam air tidak
mengalami ionisasi dan menghasilkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik serta dan tidak menimbulkan gelembung gas (dalam eksperimen).

DAFTAR PUSTAKA

http://chemistryacademicblog.blogspot.com/2012/12/membedakan-larutan-elektrolit-
dan.html
http://www.news-medical.net/health/What-is-an-Electrolyte-%28Indonesian%29.aspx
http://www.jejaringkimia.web.id/2011/01/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.html
Keenan, kleinfelter, wood, (1984). Kimia Untuk Universitas eds.Keenam jilid 1.
Jakarta : Erlangga.

You might also like